TINJAUAN PUSTAKA
8
9
bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan ketika tidak tersedianya pada saat
dibutuhkan. Ketepatan waktu atas informasi ini mengandung pengertian
bahwa informasi tersebut tersedia sebelum kehilangan kemampuannya dalam
mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan.
Informasi ini harus disampaikan sedini mungkin agar dapat digunakan
sebagai dasar dalam membantu pengambilan keputusan ekonomi dan mampu
menghindari tertundanya pengambilan keputusan.
Audit delay dapat mempengaruhi ketepatan waktu dalam
mempublikasikan atau pelaporan terhadap laporan keuangan. Ketentuan
dalam penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam Lampiran
Keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Nomor /POJK.04 tentang penyampaian laporan keuangan
bahwa laporan keuangan tengah tahunan wajib disampaikan kepada Otoritas
Jasa Keuangan paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal akhir
periode sedangkan untuk penyampaian laporan keuangan tahunan wajib
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 90 (sembilan
puluh hari sejak tanggal akhir tahun buku.
Sanksi tersebut tertuang dengan jelas dalam Ketentuan II.6.1
Peraturan No. 1-H yang menyatakan peringatan Tertulis I akan diberikan
kepada perusahaan atau emiten yamg terlambat sampai 30 (tiga puluh) hari
terhiting sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan akhir
tahun. Ketentuan II.6.2 Peraturan No. 1-H, Peringatan Tertulis II dan denda
sebesar Rp.50.000.000 akan diberikan perusahaan atau emiten yang tercatat
tetap harus mematuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan mulai hari
kalender ke-31 hingga hari ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian
laporan keuangan. Ketentuan II.6.3 peraturan No. 1-H, yang menyatakan
pernyataan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp.150.000.000 akan
diberikan kepada perusahaan atau emiten apabila mulai hari ke-61 hingga hari
ke-90 sejak lampaunya batas penyampaian laporan keuangan, perusahaan
atau emiten tersebut tetap tercatat tidak menyampaikan kewajiban lapiran
10
2.1.2.3 Solvabilitas
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Sample dan Variabel dan
Penelitian dan
No Periode Metode Hasil
Tahun
Penelitian Analisis
1. Gustinah Barkah Perusahaan Variabel Ukuran Perusahaan
dan Hadi Pranomo Manufaktur Dependen: dan Profitabilitas
(2016) yang terdaftar di Audit Delay tidak berpengaruh
BEI 2010-2012 Variabel signifikan terhadap
Independen Audit Delay.
Ukuran Sedangkan
Perusahaan Solvabilitas
Profitabilitas berpengaruh
Solvabilitas signifikan terhadap
Audit Delay.
2. I Gusti Ayu Puspita Perusahaan Variabel Ukuran Perusahaan
Sari N dan Ni Luh Manufaktur Dependen : dan laba operasi
Sari W (2015) yang terdaftar di Audit Delay berpengaruh
BEI 2011-2013 Variabel negatif terhadap
Independen Audit Delay.
Ukuran Sedangkan
Perusahaan Solvabilitas
Laba Operasi berpengaruh positif
Solvabilitas terhadap Audit
Komite Audit Delay, dan komite
audit tidak
berpengaruh
terhadap Audit
Delay.
3. Yelma Yunita dan Perusahaan Variabel Menyatakan bahwa
15
dengan kapasitas sumber daya manusia yang handal dan kualitas pekerjaan
audit yang efektif membuktikan bahwa dapat menyelesaikan audit lebih
cepat dibandingkan dengan KAP non big four. Berdasarkan uraian teoritis
diatas maka hipotesis alternatif yang disusun sebagai berikut:
H4 : Reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap audit
delay
Ukuran Perusahaan
(X1)
Profitabilitas
(X2)
Audit Delay
(Y)
Solvabilitas
(X3)
Reputasi KAP
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN
19
20
2. Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya
tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan auditnya akan
lebih pendek. Dalam penelitian ini, profitabilitas dapat diukur dengan
return on assets (ROA). penggunaan metode ini sesuai dengan penelitian
Prameswari dan Yustrianthe (2015), Yunita dan Syofyan (2017), serta
Barkah dan Pranomo (2016).
Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Profitabilitas = Laba setelah pajak / Total Aktiva x 100%
3. Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
semua hutang - hutangnya, baik hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang. Solvabilitas dapat diukur menggunakan total debt to
equity rasio yaitu dengan membandingkan jumlah jumlah ekuitas (total
equity) dengan jumlah hutang (total debt) baik hutang jangka pendek
ataupun jangka panjang.
Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Solvabilitas = Total Utang / Total Ekuitas x 100%
Keterangan :
α : Konstanta
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Solvabilitas
X4 : Reputasi KAP
β1 – β5 : Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
е : Error term
Tabel 4.1
Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan
No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 240
periode 2020-2022
2. Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten (45)
mempublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek
Indonesia setiap tahunnya dari tahun 2020-2022
3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan (21)
dengan tanggal tutup buku 31 Desember pada tahun
2020-2022
4. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata (27)
uang rupiah (IDR) dalam laporan keuangannya
5. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap mengenai (31)
variabel yang terkait secara konsisten periode 2020-2022
Jumlah perusahaan sampel penelitian 116
Jumlah sampel penelitian dari tahun 2020-2022 (116x3) 348
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2023
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode
purposive sampling, maka proses seleksi sampel diperoleh 116 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2020
sampai dengan tahun 2022 yang dijadikan sampel. Berikut nama - nama
perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini:
30
31
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2 SMCB Solusi Bangun Indonesia Tbk
3 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
4 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
5 CAKK Cahayaputra Asa Keramik Tbk
6 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
7 MLIA Mulia Industrindo Tbk
8 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
9 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
10 BAJA Saranacentral Bajatama Tbk
11 BTON Betonjaya Manunggal Tbk
12 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
13 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
14 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
15 JKSW Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
16 LION Lion Metal Works Tbk
17 LMSH Lionmesh Prima Tbk
18 AGII Aneka Gas Industri Tbk
19 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
20 EKAD Ekadharma International Tbk
21 INCI Intan Wijaya International Tbk
22 MOLI Madusari Murni Indah Tbk
23 SAMF Saraswanti Anugerah Makmur Tbk
24 SRSN Indo Acitama Tbk
25 MDKI Emdeki Utama Tbk
26 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
27 APLI Asiaplast Industries Tbk
32
1. Audit Delay
Audit Delay yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan tahun
buku sampai dengan tanggal ditandatanganinya laporan auditor
independen. Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari. Audit
Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan. Variabel
Audit Delay diketahui bahwa sampel yang digunakan berjumlah 348
observasi. Dari tabel 4.2.1.1 menunjukkan bahwa nilai audit delay adalah
antara 36 hari sampai 151 hari dengan mean 91,3 hari dan standart
deviation 21,125. Tampak bahwa rata-rata audit delay perusahaan sampel
diatas 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh
BAPEPAM dalam menyampaikan laporan keuangan atau tanggal 31
Maret pada tiap tahunnya.
Perusahaan yang memiliki nilai Audit Delay terendah dalam
penelitian ini adalah PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk tahun 2021,
sedangkan perusahaan dengan nilai Audit Delay tertinggi adalah PT
Indomobil Sukses Internasional Tbk tahun 2020 dan PT Martina Berto
Tbk tahun 2020.
2. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan biasanya dilihat dengan totalasset untuk
menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan. Hasil analisis
deskriptif variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai tertinggi (max)
sebesar log 32,13 dan nilai terendah (min) sebesar 24,85 dengan rata-rata
(mean) sebesar log 28,1361 dan standar deviasi sebesar 1,48092. Tampak
bahwa terdapat fluktuasi yang relatif tinggi dalam hal ukuran perusahaan
pada perusahaan sampel yang diukur dengan total aktiva perusahaan.
Perusahaan yang memiliki nilai Ukuran Perusahaan tertinggi dalam
penelitian ini adalah PT Gudang Garam Tbk tahun 2021, sedangkan
perusahaan dengan nilai ukuran perusahaan terendah adalah PT Boston
Furniture Industries tahun 2022.
37
3. Profitabilitas
Tingkat profitabilitas merupakan perbandingan antara laba bersih
dan total aset. Tingkat profitabilitas diperoleh nilai tertinggi (max) sebesar
0,27 dan nilai terendah (min) sebesar -0,22 dengan rata-rata (mean) 0,0379
dan standar deviasi sebesar 0,07365. Nilai negatif berarti perusahaan
mengalami kerugian sehingga terdapat perusahaan yang mengalami
kerugian hingga 22% dibandingkan dengan total aktivanya. Rata-rata
sampel mendapatkan profitabilitas sampai dengan 3,79% dibandingkan
total aktiva perusahaan seperti terlihat dalam tabel 4.2.1.
Rasio Profitabilitas tertinggi sebesar 0,27 dimiliki oleh PT Multi
Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2022, sementara rasio terendah terjadi
tahun 2022 pada PT Sentra Food Indonesia Tbk.
4. Solvabilitas
Tingkat solvabilitas merupakan perbandingan antara jumlah hutang
dengan jumlah ekuitas. Hasil analisis deskriptif pada tabel 4.2.1. variabel
ukuran perusahaan diperoleh nilai tertinggi (max) sebesar 5,98 dan nilai
terendah (min) sebesar -2,64 dengan rata-rata (mean) sebesar 0,9495 dan
standar deviasi sebesar 0,98934. Tampak bahwa pada umumnya
perusahaan mempuyai hutang sebesar 94,95% dibandingkan total ekuitas
perusahaan.
Perusahaan yang memiliki nilai solvabilitas tertinggi dalam
penelitian ini adalah PT Ricky Putra Globalindo Tbk tahun 2022,
sedangkan perusahaan dengan nilai solvabilitas terendah adalah PT Jakarta
Kyoei Steel Works Tbk tahun 2021.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas : Histogram
Sumber : Output SPSS
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas : P-Plots
Sumber : Output SPSS
40
Maka hasil diatas dapat dijelaskan dengan hasil analisis grafik yaitu grafik
Scatterplot yang dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
44
Gambar 4.3
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS, 2023
Berdasarkan gambar scatterplot diatas dapat dilihat bahwa penyebaran
titik-titik data tidak berpola dengan jelas, titik-titik data tidak mengumpul hanya
di atas atau di bawah saja tetapi titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Size ,756 1,323
Profitabilitas ,834 1,199
Solvabilitas ,901 1,109
Reputasi KAP ,770 1,298
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Tabel 4.8 hasil uji Multikolinearitas memperlihatkan bahwa:
1. Variabel Size (X1) memiliki nilai tolerance sebesar 0,756 di mana nilai
tersebut lebih besar dari 0,10 dan Size (X1) memiliki nilai VIF sebesar
1,323 di mana nilai tersebut lebih kecil dari 10. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel Size (X1) terbebas dari masalah
Multikolinearitas.
2. Variabel Profitabilitas (X2) memiliki nilai tolerance sebesar 0,834 di
mana nilai tersebut lebih besar dari 0,10 dan Profitabilitas (X2)
memiliki nilai VIF sebesar 1,199 di mana nilai tersebut lebih kecil dari
10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas (X2)
terbebas dari masalah Multikolinearitas
3. Variabel Solvabilitas (X3) memiliki nilai tolerance sebesar 0,901 di
mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,10 dan Solvabilitas memiliki nilai
VIF sebesar 1,109 di mana nilai tersebut lebih kecil dari 10. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel Solvabilitas (X3) terbebas dari
masalah Multikolinearitas.
46
Tabel 4.10
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 16365,231 4 4091,308 10,133 ,000b
Residual 138488,731 343 403,757
Total 154853,963 347
a. Dependent Variable: Audit Delay
b. Predictors: (Constant), Reputasi KAP, Solvabilitas, Profitabilitas, Size
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan tabel diatas hasil uji F menunjukkan bahwa nilai sig sebesar
0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa secara simultan atau bersamaan terdapat
pengaruh signifikansi antara ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,
dan reputasi KAP terhadap audit delay.
48
Tabel 4.11
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 155,173 23,076 6,724 ,000
Size -2,158 ,838 -,151 -2,575 ,010
Profitabilitas -59,987 16,041 -,209 -3,740 ,000
Solvabilitas ,025 1,148 ,001 ,021 ,983
Reputasi KAP -3,502 2,783 -,073 -1,258 ,209
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Dari tabel diatas maka dibuat persamaan regresi sebagai berikut :
Audit Delay : 155,173 – 2,158SIZE – 59,987ROA + 0,025DER – 3,502KAP + e
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koefisien sebesar 155,173 berarti bahwa jika ukuran perusahaan,
profitabilitas, solvabilitas dan reputasi KAP bernilai 0, maka audit delay
bernilai 155,173.
49
4.2 Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai koefisien -2,158, maka
semakin tinggi ukuran perusahaan maka akan semakin rendah pula audit delay.
Uji statistik t untuk variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai t hitung -2,575
bertanda negatif, dan nilai sig sebesar 0,010 < 0,05. Dengan demikian ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
H1 diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Ani Yulianti (2011) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay karena perusahaan besar cenderung
memiliki ketersediaan sumber daya yang besar, tenaga kerja yang kompeten,
peralatan teknologi yang canggih, dan pengendalian internal yang lebih baik
sehingga hal tersebut dapat mengurangi audit delay. Oleh karena itu, ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
50
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2008), Prameswari dan Yustrianthe (2015) serta Efi Susanti (2021)
yang menemukan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Puspita dan Sari (2010) serta Desy Fitriyani (2019) yang membuktikan bahwa
solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya,
dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengtahui pengaruh dari Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik
(KAP) terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2020–2022. Maka dari itu hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020-2022.
2. Profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020-2022.
3. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020-2022.
4. Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak berpengaruh terhadap audit
delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2020-2022.
5. Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Reputasi KAP secara bersama-sama atau
simultan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2020-2022.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran-saran
yang diajukan adalah:
1. Bagi Auditor
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai rata-rata Audit
Delay perusahaan manufaktur dan faktor-faktor yang dominan mempengaruhi
lamanya audit delay. Dari hasil penelitian ini faktor-faktor yang paling
berpengaruh terhadap audit delay yaitu Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas.
52
53
Oleh karena itu, auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan
sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan
auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur dan
standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia sehingga dapat
dipublikasikan tepat waktu.
2. Bagi Perusahaan
Perusahaan sebaiknya terus bekerja secara profesional dan melakukan
evaluasi berkala terhadap kinerja maing-masing agar dapat mengendalikan faktor-
faktor yang dominan mempengaruhi lamanya audit delay. Selain itu pihak
perusahaan sebaiknya dapat menyediakan data-data yang dibutuhkan auditor
dengan lengkap sehingga auditor tidak kesulitan dalam pemeriksaan, perusahaan
tidak mempersulit auditor selama pemeriksaan laporan keuangan, dan perusahaan
memberikan kebebasan bagi auditor selama pemeriksaan sehingga tidak
menimbulkan keterlambatan pelaporan oleh auditor yang bisa menyebabkan audit
delay bagi perusahaan.
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2008). Auditing dan jasa
Assurance. Jakarta: Erlangga.
54
55
Dyer, J.D., & A. J Mc. Hugh. (1975). The Timeliness of the Australian Annual
Report, Journal of Acoounting Research, Autumn, 204-219.
peringatan-tertulis-i-imbas-telat-rilis-laporan-keuangan-2021). Diakses
tanggal 07 Maret 2023.
Nurjani, Aris. (2023). Telat Setor Laporan Keuangan, 61 Emiten Kena Sanksi
dan Denda Rp 50 Juta. Jakarta (https://investasi.kontan.co.id/news/telat-
setor-laporan-keuangan-61-emiten-kena-sanksi-dan-denda-rp-50-
juta#google_vignette) . Diakses tanggal 13 Mei 2023.
Ramli, R. R. (2023). Daftar 32 Emiten yang Didenda Rp 150 Juta karena Belum
Sampaikan Laporan Keuangan. Jakarta
(https://money.kompas.com/read/2023/02/10/183000526/daftar-32-
emiten-yang-didenda-rp-150-juta-karena-belum-sampaikan-laporan).
Diakses tanggal 07 Maret 2023.
57