Asep Sugianto
ABSTRAK
Audit delay adalah rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengaudit laporan keuangan
dari tahun fisikal perusahaan sampai tanggal laporan auditan. Keterlambatan laporan
akuntan publik yang berupa opini auditor membuat investor menunda keputusan untuk
berinvestasi. Peraturan BAPEPAM juga mengharuskan perusahaan go publik untuk
mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan laporan audit independen kepada
BAPEPAM selambat-lambatnya 90 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan.
Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti bertujuan untuk meneliti tantang pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas dan reputasi KAP terhadap audit delay
pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dan diperoleh sampel 24 perusahaan. Dari hasil pengolahan Regresi Berganda
pada audit delay diketahui bahwa koefisien determinasi = 0,134 Artinya seluruh variabel
independen (ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan reputasi KAP) hanya
mampu berpengaruh terhadap variabel dependen (Audit delay) adalah sebesar 13,4%.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telaah Pustaka
Laporan keuangan
Auditing
“Proses yang ditempuh oleh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu
entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari
informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah di tetapkan.”
Fase Audit menurut Arens, Elders, dan Beasley (2011: 131-134) dengan alih
Amir Abadi Jusuf juga mengemukakan bahwa terdapat empat fase proses audit laporan
keuangan yang dilakukan oleh auditor, antara lain:
1
Audit delay
Arens, Elders, dan Beasley dalam buku Jasa Audit dan Assurance dengan ahli
bahasa Amir Abadi Jusuf (2011:152) menyatakan dalam pengauditan atas laporan
keuangan, klien biasanya menginginkan pengauditan diselesaikan dalam satu sampai tiga
bulan setelah penutupan periode pembukuan. Bapepam baru-baru ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan publik melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada
Bapepam-LK dalam 60 sampai 90 hari setelah penutupan periode pembukuan.
Menurut Aryati dan Theresia (2005) dalam Iskandar dan Trisnawati (2010:177)
Audit delay adalah rentang waktu pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, di ukur
berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memeperoleh laporan auditor
independen atas audit laporan keungan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun
buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor
independen yang didefinisikan sebagai audti report lag. Hal ini senada dengan pendapat
Subekti dan Widiyanti (2004:996) audit delay yaitu jangka waktu antara tanggal
penutupan tahun buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen.
Dyer and McHugh (1975: 206) dalam Utami (2006: 22) mengungkapkan bahwa
“Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date
a. Ukuran perusahaan
Seperti yang dikemukakan oleh Arrens dan Loebbeck (2003: 227) bahwa :
“Ukuran perusahaan salah satunya dapat dinilai dari seberapa besar aktiva yang
dimiliki perusahaan. Aktiva merupakan sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan baik
yang didanai dengan modal sendiri ataupun dengan utang, yang merupakan hasil dari
peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat di masa yang akan
datang.”
b. Profitabilitas
2
Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2009: 83) profitabilitas yaitu mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham yang tertentu.
Sedangkan menurut Rodoni dan Ali (2010:28) Profitabilitas adalah rasio yang
Laba Bersih
Return On Assets = Total Asset
c. Solvabilitas
Menurut Hanafi dan Halim (2009: 81) rasio solvabilitas mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar daripada total asetnya.
Weston dan Brigham dengan ahli bahasa A.Q Khalid (1991:59) menyebutkan
bahwa :
“Rasio solvabilitas atau leverage rasio memberikan ukuran atas dana yang
disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur perusahaan.
Perusahaan-perusahaan dengan ratio solvabilitas rendah mempunyai risiko kerugian yang
lebih kecil pada saat keadaan perekonomian, tetapi juga mengakibatkan rendahnya
tingkat hasil pengembalian (return) saat perekonomian tinggi.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak ukur
solvabilitas diukur dengan rasio debt ratio yang membandingkan jumlah aktiva (total
assets) dengan jumlah utang (baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang).
Adapun cara untuk menghitung debt ratio adalah sebagai berikut:
3
Tot al Ut ang
Debt ratio =
Tot al Akt i va
d. Reputasi KAP
Menurut Rudyawan dan Badera (2009:8) Reputasi auditor adalah auditor yang
mempunyai nama baik serta dapat menunjukan prestasi dan kepercayaan publik yang
disandang oleh sang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut.
Menurut Diantimala, 2010 : 126 “Reputasi auditor merupakan nama baik kantor
akuntan. Kantor akuntan besar (yang berafiliasi dengan Big four) disebutkan memiliki
akuntan yang berperilaku lebih etikal dari pada kantor akuntan lokal atau KAP lokal
dengan reputasi afiliasi tidak diketahui. Auditor Big four lebih memiliki reputasi baik
dalam opini publik. Kantor akuntan yang lebih besar menghasilkan kualitas audit yang
lebih tinggi untuk melindungi reputasinya sebagai akuntan independen dibandingkan
dengan kantor akuntan yang lebih kecil.”
Semenjak adanya kasus Enron, KAP besar (the Big Five) menjadi the Big Four.
Menurut Febrianty (2011: 306) Adapun kategori Kantor Akuntan Publik yang berafilasi
dengan The Big Four di Indonesia, yaitu:
“ 1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang berafiliasi dengan KAP Drs. Hadi Sutanto
& Rekan, Haryanto Sahari & Rekan.
2. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan
KAP Sidharta-Sidharta & Widjaja.
3. KAP Ernst & Young, yang bekerja sama dengan KAP Prasetio, Drs. Sarwoko &
Sanjaja.
4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Hans
Tuanakota & Mustofa.”
4
variabel. Seperti Novice Lianto dan Budi H Kusuma dengan mengambil judul Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Penelitian ini dilakukan dengan
sample penelitian pada perusahaan consumer goods dan multifinance yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 sampai 2008 terhadap 28 perusahaan consumer
goods industry dan 11 perusahaan multifinance, penelitian ini menggunakan variabel
independen Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan dan Jenis
Industri. Hasil penelitian dapat ditarik simpulan profitabilitas, solvabilitas dan umur
perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Sedangkan ukuran perusahaan dan
jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Imam Subekti dan Novi Wulandari Widiyanti dengan mengambil judul Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Di Indonesia. Penelitian ini dilakukan
dengan sampel penelitian pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta pada tahun 2001 dengan sebanyak 72 perusahaan, penelitian ini menggunakan
variabel independen ukuran perusahaan, jenis perusahaan, opini, tingkat profitabilitas,
dan auditor. Hasil pengujian hipotesisnya menunjukan bahwa kelima variabel tingkat
profitabilitas, aktiva (ukuran perusahaan), jenis industri, opini dan auditor (ukuran KAP)
berpengaruh signifikan terhadap variabel audit delay.
Perumusan Hipotesis
Menurut Dyer dan Mc Hugh (1975) seperti yang dikutip oleh Wiwik (2006)
bahwa :
Lianto dan Kusuma (2010: 100) menjelaskan bahwa besar kecilnya perusahaan
dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabel dan intensitas transaksi perusahaan.
Semakin besar nilai aktiva perusahaan maka akan semakin pendek audit report lag dan
sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat
dibandingkan perusahaan kecil. Serta menurut Dyer dan McHug (1975) dalam Kartika
(2009: 4) hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang
5
berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag
dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh para investor,
pengawas permodalan dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap
informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan
yang berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk
mengumumkan audit lebih awal.
Senada dengan pernyataan Givoly dan Palmon (1982) dalam Rachmawati (2008:
2) bahwa :
“Perusahaan yang menghasilkan profit akan memberikan berita yang baik dan
akan segera menginformasikannya sehingga audit delay akan cendrung lebih pendek.
Pendapat tersebut didukung oleh Lestari (2010) yang menyatakan profitabilitas
berpengaruh signifikan pada audit delay yaitu berpengaruh negatif dan hasil yang sama
juga ditemukan oleh Fagbemi dan Uadiale (2011).
6
kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan
kecermatan yang lebih dalam pengauditan.”
menyatakan bahwa :
“Kantor akuntan publik internasional atau yang lebih dikenal The big Four
membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan audit, karena KAP tersebut
dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memilik tingkat fleksibilitas
jadwal yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Selain itu, KAP
besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya
lebih cepat dibandingkan dengan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga
merupakan cara KAP besar untuk mempertahan kan reputasi mereka.
Ukuran Persusahaan
Profitabilitas
Audit Delay
Solvabilitas
Reputasi KAP
Metode Penelitian
7
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
sumber lain yang sudah dipublikasikan berupa laporan tahunan perusahaan-
perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 -
2012. Data sekunder perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI yaitu audit delay,
total assets, profit after taxes, Solvabilitas, ROA, dan reputasi auditor, dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 – 2012 yang berakhir
pada 31 Desember (Semester ke-2).
Populasi sasaran yaitu populasi yang digunakan untuk menjadi sasaran
penelitian. Sesuai dengan penelitian yang akan diteliti yaitu faktor-faktor yang
berpengaruh terhadapaudit delay, maka yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012
dan telah memberi laporan keuangan perusahaan, sehingga diperoleh jumlah
populasi sebanyak 84perusahaan. Teknik nonprobability samplingyang digunakan
dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2013:126) purposive sampling yaitu“teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”. Alasan pemilihan sampel dengan menggunakan
teknik purposive samplingadalah karena tidak semua sampel memiliki kriteria
sesuai dengan yang telah penulis tentukan, oleh karena itu penulis memilih teknik
purposive samplingdengan menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-
kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan dalam
penelitian ini.
Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan – perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangannya
selama lima tahun berturut – turut, tahun 2008-2012, untuk periode yang
berakhir pada 31Desember.
8
Antara variabel independen dan variabel dependen, masing-masing tidak
berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan.Variabel dependen pada penelitian ini
adalah :
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya)
pengujianDurbin-Watson (d2) dengan rumus:
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi adalah apabila nilai Variance
Inflation Factor (VIF), Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF lebih kecil dari
5 (Singgih Santoso, 2002)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi
9
adanya heteroskedastisitas, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot (Singgih Santoso, 2002:210).
Uji Hipotesis
Uji Hipotesis Alternatif Parsial (Uji t)
Dalam pengujian ini dilakukan uji dua sisi dengan derajat kebebasan sebesar
5% agar kemungkinan terjadinya gangguan kecil. Kriteria Pengujian : a. Jika angka
probabilitas < α = 5%, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). b. Jika angka probabilitas > α = 5%, maka tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Statistik Deskriptif
Hasil Analisis Deskriptif yang berisi nilaimaksimum, minimum, rata-rata, dan standar
deviasi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
10
Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa total aset memiliki nilai
minimum 5,623, nilai maksimum 8,803 rata-rata 7,464 dan standar deviasi sebesar
0,6555815. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata menendakan bahwa
nilai taotal aset anatara masing-masing perusahaan tidak beebeda jauh.
Variabel audit delay memiliki nilai minimum 17 nilai maksimum 152, rata-
rata 70,96, dan standar deviasi sebesar 21,198. Nilai standar deviasi yang lebih kecil
dari nilai rata-rata menandakan perbedaan lamanya audit delay antar perusahaan
adalah kecil. Nilai mean sebesar 70,96 menunjukkan bahwa rata-rata audit delay
untuk perusahaan yang diteliti adalah 71 hari yaitu lamanya waktu penyelesaian audit
sdari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov
11
A . Multikolinieritas
Tabel 3
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
1 (Constant)
UK Perusahaan .501 1.996
Ptofitabilitas .519 1.925
Solvabilitas .808 1.238
KAP .372 2.688
a. Dependent Variable: AD
Berdasarkan dari hasil tabel menunjukan tidak adanya korelasi yang cukup
kuat antara sesama variabel bebas, yang disebabkan karena VIF < 10 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel bebas
yang diteliti.
A. Uji Autokoreasi
Untuk menilai ada atau tidaknya autokorelasi, nilai Durbin-Watson
statistik yang didapatkan dari penghitungan pada Tabel, yang menunjukan nilai
sebesar 2,329 dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 24, serta k = 4 (k
adalah jumlah variabel independen) karena 2,329 berada pada 1,65 < DW < 2,35
sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran autokorelasi dalam penelitian ini
menunjukan tidak terjadi autokorelasi.
B. Uji Heteroskedastisitas
12
Dengan melihat tampilan scatteplot di atas, terlihat bahwa titik-titik
tersebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Hal ini
berarti tidak terjadi heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai
karena memenuhi asumsi heterokesatisitas.
Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS 20.0, maka hasil regresi secara simultan adalah sebagai
berikut :
Tabel
Regresi Berganda Faktor-faktor yang berpengaruh
Terhadap Audit Delay
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwan a sebesar 118,228 nilai b1 sebesar -
5,057, nilai b2 sebesar -0,401, nilai b3 sebesar 0,052 dan b4 sebesar -6,863 sehingga
bentuk persamaan regresi berganda adalah sebagi berikut :
13
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis 1
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel ukuran
perusahaan adalah sebesar –2,872< - t tabel (- 1,979) dan nilai probabilitas sebesar
0,005 < 0,05. Hal di atas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Jadi dapat disimpulkan H1 (hipotesis
pertama) diterima.
Hipotesis 2
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel profitabilitas
adalah sebesar -3,194 < -ttabel (-1,997) dan nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05. Hal
di atasmenunjukkan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap audit delay. Jadi dapat disimpulkan H2 (hipotesis kedua) diterima.
Hipotesis 3
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk solvabilitas adalah sebesar
0,263 < t tabel (1,979) dan nilai probabilitas sebesar 0,793 > 0,05. Hal di atas
menunjukkan opini / jenis pendapat akuntan publik mempunyai Tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Jadi dapat disimpulkan H3 (hipotesis
ketiga) ditolak
Hipotesis 4
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel reputasi KAP
adalah sebesar – 4,174 > - t tabel (-1,979) dan nilai probabilitas sebesar 0,00053 <
0,05. Hal di atas menunjukkan bahwa reputasi KAP mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay. Jadi dapat disimpulkan H4 (hipotesis keempat)
diterima.
Tabel 4
Hasil Perhitungan UJI F
ANOVAa
a. Dependent Variable: AD
b. Predictors: (Constant), ReputasiKAP, Solvabilitas, Profitabilitas, UkuranPrsahaan
Dari tabel di atas, diketahui bahwa p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (atau Fhitung sebesar
5,599 lebih besar dari Ftabel = 2,450) maka Ho ditolak, yang berarti secara bersama-sama terdapat
pengaruh yang signifikan antara seluruh variabel independen (Ukuran Perusahaan,Profitabilitas,
Solvabilitas, dan reputasi KAP) terhadap variabel dependen (Audit Delay).
14
Kesimpulan
Saran
a. Sebaiknya untuk penelitian selajutnya dapat menggunakan faktor lain di luar variabel
atau faktor yang diteliti, seperti umur perusahaan, jenis industri, opini auditor, laba
dan rugi perusahaan, penerapan IFRS, perusahaan publik dan non publik, luas audit,
lamanya menjadi klien KAP. Dalam penelitian selanjutnya dapat mencoba sampel
yang lebih heterogen jenisnya tidak dalam lingkup LQ45 saja.
b. Keterbatasan dalam penelitian adalah hanya terdapat 24 sampel perusahaan yang
diteliti, akibatnya hasil penelitian kurang represenattif dan tidak digeneralisir.
Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk memperluas objek
penelitian dan dapat pula menambah periode pengamatan.
c. Karena hanya terdapat 24 sampel perusahaan yang diteliti, hasil penilian untuk rata-
rata setiap variabel yang diteliti tidak dapat digeneralisir dan hanya berlaku untuk 24
sampel perusahan tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hamzah, M.Naisrul Alim dan Iamam Subekti. 2005. Pengujian Empiris
Audit Delay menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time.
Artikel SNA VIII. Hlm. 941-954
Fanny, margaretta dan sylvia saputra (2005), Opini audit going concern: kajian
berdasarkan model Prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan
Reputasi kantor akuntan publik studi pada emiten bursa efek jakarta),
Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VII Solo 15-16 September 2005.
16
efek indonesia, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 3, Desember
2010, hal 175-186.
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal, (2003), Keputusan Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal Nomor Kep-36/PM/2003 peraturan nomor X.K.2 tentang
Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Jakarta
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera (2009), opini audit going
concern: kajian berdasarkan model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan
perusahaan, Leverage, dan reputasi auditor, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis Vil. 4 No.2 2 Juli 2009 Hlm 1-2
17
Shulthoni, Moch, (2012), Determinan Audit delay dan pengaruhnya terhadap
reaksi inevestor (studi empiris pada perusahaan yang listing di BEI Tahun
2007-2008), Jurnal akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol. 1 No. 1 tahun
2012.
Sugiono, Arief dan Edy Untung (2008), Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keuangan Pengetahuan Dasar Bagi Mahasiswa dan Praktisi Perbankan,
Jakarta.
Utami, Wiwik, (2006). Analisis Determinan Audit delay Kajian Empiris Di Bursa
Efek Jakarta, BULLETIN Penelitian No.09 Tahun 2006
Wah Lai, K. and Cheuk L. M. C. (2005). Audit Report Lag, Audit Partner
Rotation and Audit Firm Rotation: Evidence from Australia. Retrieved
August 20, 2008
Wahyu , Listyorini Widati dan Fina Septy (2008). Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian Laporan Keuangan Ke
Publik (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Fokus Ekonomi (FE), Desember,
Vol.7, No. 3, Hal. 173 - 187
18
Sumber lainnya :
http://www.bapepam.go.id
http://www.idx.co.id
http://wwwbisnis.liputan6.com
http:// www.investasi-kotan.co.id
http://www.Ipotnews.com
http://www.rimanews.com
19