Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, ROA DAN DER TERHADAP AUDIT

DELAY PADA PERUSAHAAN SEKTOR BARANG KONSUMEN SEKUNDER


YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2020

Nurul Fatimah1 dan Tutik Siswanti2


1
Mahasiswi dan 2Dosen Prodi Akuntansi Unsurya
1
nurfat919@gmail.com dan 2tutysis12@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA dan DER terhadap
Audit Delay. Objek dalam penelitian ini yaitu perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2020. Data dalam penelitian ini berupa Laporan Keuangan. Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 122 perusahaan. Metode penentuan sampel dengan purposive sampling, sampel
dalam penelitian ini terdiri dari 7 perusahaan selama 5 tahun sehingga sampel terdiri dari 35 laporan keuangan.
Metode analisis data yaitu deskriptif kuantitatif dengan analisis statistik yaitu regresi linear berganda, uji
hipotesis parsial, uji hipotesis simultan dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan, Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio
(DER) tidak berpengaruh siginifikan secara parsial maupun secara simultan terhadap Audit Delay. Kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat lemah yaitu sebesar 10,5% dari hasil koefisien determinasi.

Kata Kunci : Ukuran Perusahaan, Return on Asset(ROA), Debt to Equity Ratio(DER) dan Audit Delay.

PENDAHULUAN
Dunia investasi di Indonesia semakin lama semakin membaik, hal itu ditandai
dengan meningkatnya jumlah investasi dalam negeri. Menurut data dari Badan Pusat
Statistik (bps.go.id), jumlah investasi dalam negeri terus meningkat selama tiga tahun
terakhir. Hal penting dalam pengambilan keptusan investasi adalah sebuah informasi. Salah
satu informasi yang dibutuhkan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi
adalah informasi yang disajikan didalam laporan keuangan auditan. Investor membutuhkan
informasi yang disajikan didalam laporan keuangan adalah untuk mengetahui dan meyakini
tingkat keamanan investasinya dan deviden yang diharapkan. Sedangkan kreditor untuk
memprediksi tingkat pengembalian angsuran dan pembayaran bunga pinjaman dimasa yang
akan datang. Agar informasi keuangan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya, maka
informasi keuangan harus memenuhi karakteristik tertentu.
Menurut Winwin dan Abdulloh, (2017:23) Badan Standar Akuntansi International
menetapkan karakteristik kualitatif informasi keuangan, dalam Bab Tiga “Qualitatif
Characteristics of Useful Financial Information”, menyebutkan salah satu faktor kualitas
laporan keuangan adalah harus tersedia tepat pada waktu yang dibutuhkan agar informasi
yang disampaikan relevan dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Ketepatan waktu
pelaporan keuangan dipengaruhi oleh kesiapan laporan keuangan yang sudah diaudit.
Laporan keuangan yang sudah diaudit, diasumsikan sudah memiliki kebenaran dan
ketepatan dalam proses penyusunan, penyajian, pengukuran dan pengakuan laporan
keuangan karena sudah ada surat pernyataan dari auditor. Keterlambatan melaporkan
laporan keuangan akan menimbulkan reaksi negatif dari pihak yang membutuhkan karena
informasi penting mengenai kinerja perusahaan yang digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT
Bursa Efek Indonesia nomor Kep-00015/BEI/01-2021, batas waktu penyampaian laporan
keuangan auditan tahunan paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan auditan tahunan.
Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada
masyarakat umum tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan
auditnya. Proses audit laporan keuangan membutuhkan waktu yang cukup lama karena
banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan transaksi dan pengendalian internal yang
kurang baik, sehingga dapat menyebabkan Audit Delay semakin panjang (Nurahman, 2017).
Audit Delay merupakan jumlah hari antara tahun fisikal laporan keuangan hingga
diterbitkannya laporan audit independen (Zacky, 2020:34). Semakin panjang proses audit
maka akan semakin panjang juga Audit Delay nya dan hal tersebut akan membuat semakin
besar kemungkinan perusahaan terlambat melaporkan laporan keuangannya. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi Audit Delay. Dalam konteks penelitian ini, peneliti hanya akan
mengambil beberapa faktor saja meliputi profitabilitas (ROA), solvabilitas (DER) dan
ukuran perusahaan.
Faktor pertama adalah ukuran perusahaan. Alasan ukuran perusahaan menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi Audit Delay adalah karena semakin besar perusahaan maka
akan semakin lama proses audit. Hasil penelitian Saskya Clarisa dan Sonny Pangerapan
(2019) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay.
Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin banyak prosedur
audit yang akan dilakukan dan akan semakin banyak akun-akun yang harus diperiksa.
Faktor kedua adalah Return on Assets atau dapat disingkat ROA. Semakin tinggi roa
yang dihasilkan, maka semakin tinggi perusahaan menghasilkan laba. Hasil penelitian Desi
Setiana Pratiwi (2018) menunjukkan bahwa profitabilitas yang diukur oleh ROA
berpengaruh negatif terhadap Audit Delay. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba mempunyai pengaruh terhadap jangka waktu penyampaian laporan
keuangan auditan. Jika perusahaan menghasilkan laba yang tinggi maka lamanya waktu
penyampaian laporan keuangan akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan perusahaan ingin
secepatnya menyampaikan kabar baik.
Faktor ketiga adalah Debt to Equity Ratio atau dapat disingkat DER. Hasil penelitian
yang dilakukan Amelia dan Widyaningsih (2021) menunjukkan bahwa semakin kecil hasil
rasio maka akan semakin bagus kemampuan perusahaan dalam hal melunasi utangnya.
Selain itu, KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam
melakukan proses audit jika porsi hutang yang dimiliki perusahaan besar. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang memiliki proporsi hutang yang besar cenderung lebih lama dalam
proses pelaporan keuangan audit nya.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak diSektor
Barang Konsumen Sekunder. Alasan peneliti mengambil perusahaan yang bergerak diSektor
Barang Konsumen Sekunder sebagai objek penelitian adalah karena Sektor Barang
Konsumen Sekunder selalu berada di tiga besar sektor yang mengalami Audit Delay selama
lima tahun terakhir. Adapun data perusahaan yang mengalami Audit Delay dan lamanya
Audit Delay dari semua sektor usaha yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan
pengumuman Bursa Efek Indonesia dari tahun 2017 sampai tahun 2021.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA
dan DER terhadap Audit Delay secara parsial maupun simultan pada perusahaan sektor
barang konsumen sekunder yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020.

TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
PSAK no. 1 (2021) mengenai penyajian laporan keuangan, menyatakan bahwa
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Bedasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah sebuah
catatan tertulis dari kegiatan seluruh transaki keuangan yang terjadi didalam suatu
perusahaan. Catatan tertulis tersebut berisi informasi yang menyampaikan mengenai kondisi
keuangan perusahaan dan dapat digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan. Informasi
yang ada di dalam laporan keuangan tersebut juga bisa digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Audit
Menurut Arrens et al dalam buku Rida (2019:7), Audit adalah akumulasi dan evaluasi
bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara
informasi dan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten
dan independent.
Bedasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa audit adalah suatu proses
pemeriksaan yang dilaksanakan oleh pihak independen secara sistematis dan kritis terhadap
hal-hal yang disusun oleh manajemen, baik itu pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya
serta pemeriksaan terhadap bukti yang berhubungan dengan tindakan dan kejadian ekonomi
dalam rangka menetukan tingkat kepatuhan perusahaan.
Audit Delay
Pengertian Audit Delay
Audit Delay merupakan jumlah hari antara tahun fisikal laporan keuangan hingga
diterbitkannya laporan audit independen. Semakin lama auditor dalam mengerjakan
pekerjaan auditnya maka berpengaruh pada semakin panjang Audit Delay (Zaky
Machmuddah, 2020:34).
Maka dapat disimpulkan bahwa Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian
audit laporan keuangan yang di ukur dari tanggal berakhirnya tahun tutup buku sampai
dengan tanggal laporan audit selesai. Laporan keuangan yang sudah diaudit diyakini sudah
memiliki kualitas yang baik. Namun, jika perusahaan mengalami Audit Delay yang panjang,
maka kemungkinan perusahaan akan terlambat melaporkan laporan keuangannya.
Dampak Audit Delay
Menurut Ratrynda Ulfa (2017) Audit Delay akan berdampak pada keakuratan
informasi yang akan dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat
ketidakpastian keputusan yang berdasarkan informasi yang dipublikasikan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dampak Audit Delay akan
berakibat pada kualitas laporan keuangan, jika terlambat melaporkan laporan keuangannya
maka manfaat yang ada di dalam laporan keuangan akan berkurang. Hal tersebut akan
berdampak kepada keputusan yang akan diambil oleh para investor. Dampak negatif nya,
para investor akan menarik saham yang telah ditanamkan di suatu perusahaan yang
mengalami keterlambatan laporan keuangan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Menurut Astuti dkk (2021:41), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
ketepatan waktu pelaporan keuangan, diantaranya leverage, profitabilitas, skala atau ukuran
perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik.
Berdasarkan data diatas maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Audit Delay
diantaranya adalah ukuran perusahaan, ukuran KAP, profitabilitas, opini auditor,
solvabilitas, komite audit dan reputasi KAP.
Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan merupakan besar kecilnya perusahaan yang diukur dari total
asset neraca pada akhir tahun yang diukur dengan Logaritma normal (Ln) dari total aktiva
(Lela Nurlaela, 2019:32). Ukuran Perusahaan dapat diketahui menggunakan rumus berikut:

Return on Asset (ROA)


Return on Asset merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan menggunakan total asetnya yang disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
asetnya tersebut (Francis Hutabarat, 2020:83). ROA dapat diketahui menggunakan rumus:

Debt to Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio atau DER adalah rasio utang terhadap ekuitas atau rasio
keuangan yang membandingkan jumlah utang dengan ekuitas (Ida Ayu Dinda Priyanka
Maharani dkk, 2021:108). DER dapat diketahui menggunkan rumus berikut:

Audit Delay
Audit Delay merupakan rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan
yang diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan audit
independen atas audit laporan keuangan tahunan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu
per 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen
(Astuti dkk, 2021:41). Audit Delay dapat diketahui menggunakan rumus berikut:

Kerangka Pemikiran
Diduga semakin besar perusahaan maka akan semakin banyak transaksi yang terjadi
didalam perusahaan. Semakin banyak transaksi yang terjadi maka diduga proses audit akan
semakin lama karena transaksi yang harus diaudit lebih banyak apalagi jika banyak transaksi
yang tidak biasa atau rumit. Namun, jika perusahaan mempunyai kualitas sistem akuntansi
yang baik maka proses audit akan lebih cepat. Lalu, didukung dengan auditor yang berasal
dari KAP big four sehingga proses audit bisa lebih cepat.
Diduga semakin besar ROA maka perusahaan bagus dalam mengelola aktivanya
untuk menghasilkan laba. Bagi perusahaan laba yang meningkat adalah sebuah kabar baik
yang harus segera disampaikan kepada pemakai laporan keuangan. Selain itu, perusahaan
yang memiliki laba mempunyai kemampuan untuk membayar audit fee yang lebih tinggi,
sehingga perusahaan dapat menentukan KAP yang dapat melakukan penyelesaian audit
lebih cepat. Namun, proses audit perusahaan yang memiliki tingkat ROA rendah tidak
berbeda dengan proses audit perusahaan yang memiliki tingkat ROA tinggi, karena proses
audit pada perusahaan dilakukan karena memang akuntan bekerja secara profesional sesuai
dengan rencana penyelesaian laporan audit dan tidak tergantung pada hasil ROA.
Diduga semakin kecil hasil rasio maka akan semakin bagus kemampuan perusahaan
dalam hal melunasi utangnya. Sama halnya dengan meningkatnya laba perusahaan yang
merupakan kabar baik bagi perusahaan, maka menurunnya hasil dari perhitungan DER juga
merupakan kabar baik bagi perusahaan. Namun, sama halnya dengan ROA, proses audit
dengan hasil DER rendah dan tinggi tidak berbeda. Besarnya utang tidak akan menjadi
kendala dalam penyampaian laporan keuangan suatu perusahaan. Karena auditor yang
ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan jangka waktu untuk
menyelesaikan proses pengauditan utang. Lalu, tingkat DER yang tinggi tidak selalu
berdampak negatif apabila perusahaan dapat mengelola hutangnya dengan baik.

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


Keterangan Gambar 1:
--------- : Berpengaruh secara simultan
: Berpengaruh secara parial
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka hipotesis ini yaitu :
Hipotesis 1
Hο1 : Diduga Tidak ada pengaruh antara Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay pada
perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Ha1 : Diduga Ada pengaruh antara Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay pada
perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Hipotesis 2
Ho2 : Diduga Tidak ada pengaruh antara Return on Asset terhadap Audit Delay pada
perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Ha2 : Diduga Ada pengaruh antara Return on Asset terhadap Audit Delay pada perusahaan
sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Hipotesis 3
Ho3 : Diduga Tidak ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay pada
perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Ha3 : Diduga Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Audit Delay pada
perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-2020.
Hipotesis 4
Ho4 : Diduga Tidak ada pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Return on Asset dan Debt to
Equity Ratio terhadap Audit Delay pada perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder
tahun 2016-2020.
Ha4 : Diduga Ada pengaruh antara Ukuran Perusahaan, Return on Asset dan Debt to Equity
Ratio terhadap Audit Delay pada perusahaan sektor Barang Konsumen Sekunder tahun 2016-
2020.

METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Waktu Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
disektor barang konsumen sekunder yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun
2016-2020. Dengan demikian, peneliti menggunakan data-data laporan keuangan dari
perusahaan terkait yang diperoleh melalui website resmi www.idx.co.id. Adapun target
waktu yang digunakan dalam penelitian ini lima belas bulan yaitu bulan Oktober 2021
sampai dengan bulan Desember 2022.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor barang konsumen sekunder
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2020. Teknik penelitian sampel pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling, maka sampel penelitian ini menjadi 7
sampel perusahaan selama 5 tahun sehingga menjadi 7x5 = 35 data laporan keuangan.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber
data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
berdasarkan data tidak langsung, melalui media perantara yaitu laporan keuangan dan
laporan auditor independen yang sudah dipublikasikan.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Adapun variabel independen dalam penelitian ini ada 3 variabel yaitu Ukuran
Perusahaan, Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER). Sedangkan dalam
penelitian ini variabel dependennya adalah Audit Delay.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode dokumentasi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini
diperoleh dari dokumen yang berupa laporan keuangan yang sudah diaudit dan laporan
auditor independen. Data didapatkan dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan
sektor barang konsumen sekunder yang ada di website www.idx.ac.id.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis data
deskriptif kuantitatif dengan analisis statistik. Sebab datanya kuantitatif, maka teknik
analisis datanya menggunakan teknik statistik dapat diuji dengan Uji Asumsi Dasar, Analisis
Regresi Linier, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi (R Square).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Analisis Deskriptif Statistik
Berdasarkan hasil dari analisis deskriptif pada tabel maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan (X1) memiliki nilai minimum sebesar 27,2470 yaitu pada GEMA
Tahun 2016, nilai maksimum sebesar 30,1710 yaitu pada ERAA Tahun 2018, sedangkan
nilai rata-rata sebesar 28,807286 dan Standar Deviasi sebesar 0,9053239.
2. Return on Asset (ROA)
Return on Assets (X2) memiliki nilai minimum sebesar 0,0020 yaitu pada GEMA Tahun
2020, nilai maksimum sebesar 0,2270 yaitu pada SMSM Tahun 2017, sedangkan nilai rata-
rata sebesar 0,082029 dan standar deviasi sebesar 0,0747661.
3. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (X3) memiliki nilai minimum sebesar 0,2240 yaitu pada ACES Tahun
2016, nilai maksimum sebesar 2,7090 yaitu pada CSAP Tahun 2020, sedangkan nilai rata-
rata sebesar 0,917486 dan standar deviasi sebesar 0,7000368 .
4. Audit Delay
Audit Delay (Y) memiliki nilai minimum sebesar 57,0000 yaitu pada TURI Tahun 2020,
nilai maksimum sebesar 136,0000 yaitu pada CSAP Tbk Tahun 2019, sedangkan nilai rata-
rata sebesar 88,628571 dan standar deviasi sebesar 20,6441641.
Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil output diatas, maka dapat dibuat persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Audit Delay = 164,012 – 3,365 (UP) + 97,411 (ROA) + 13,684 (DER)
Berdasarkan persamaan prediksi diatas, maka dapat di interprestasikan koefisien regresi dari
masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 164,012 menunjukkan bahwa jika variabel Ukuran Perusahaan, ROA
dan DER konstan atau 0 (nol) maka Audit Delay akan bernilai 164,012.
2. Koefisien X1 sebesar (-3,365) hal ini berarti Ukuran Perusahaan memiliki hubungan
negatif terhadap Audit Delay. Jika nilai Ukuran Perusahaan naik sebesar 1 satuan, maka
akan menurunkan Audit Delay sebesar 3,365 dan sebaliknya dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan.
3. Koefisien X2 sebesar (+97,411) hal ini berarti ROA memiliki hubungan positif terhadap
Audit Delay. Jikai nilai ROA naik sebesar 1%, maka akan menaikkan Audit Delay sebesar
97,411 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
4. Koefisien X3 sebesar (+13,684) hal ini berarti DER memiliki hubungan positif terhadap
Audit Delay. Jika nilai DER naik sebesar 1%, maka akan menaikkan Audit Delay sebesar
13,684 dan sebaliknya dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Berdasarkan hasil diatas untuk menentukan nilai t tabel dengan melihat jumlah sampel (n)
sebanyak 35 maka dapat ditentukan nilai t tabel (N1) = 4-1 = 3, 35 – 4 = 31
Berdasarkan hasil dari t tabel, nilai t tabel sebesar 1.69389. Berikut adalah hasil uji hipotesis
parsial dapat ditentukan pengaruhnya dan dapat dijelaskan dibawah ini:
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Nilai t hitung -0,781 < t tabel 2,03951 dan nilai signifikansi 0,441 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit Delay
2. Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Audit Delay
Nilai t hitung 1,469 < t tabel 2,03951 dan nilai signifikansi 0,152 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap Audit Delay
3. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Audit Delay
Nilai t hitung 1,897 < t tabel 2,03951 dan nilai signifikansi 0,067 > 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap Audit Delay
Uji Hipotesis Simultan (Uji f)

Berdasarkan tabel F, diketahui nilai F sebesar 2,91. Hasil dari uji hipotesis simultan nilai F
hitung 1,218 < 2,91 F tabel dan nilai siginifikasi 0,320 > 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa Ukuran Perusahaan, ROA dan DER secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap Audit Delay.
Koefisien Determinasi (R Square)

Hasil dari koefisien determinasi (R Square) menunjukan nilai sebesar 0,105 atau 10,5%.
Nilai tersebut menunjukan bahwa konstribusi variabel Ukuran Perusahaan (X1), Return on
Assets (X2) dan Debt to Equity Ratio (X3) terhadap Audit Delay (Y) sebesar 10,5%
sedangkan sisanya 89,5% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya. Nilai koefisien
determinasi (R Square) adalah sebesar 10,5% yang berarti kd mendekati null (0), maka
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) lemah.

PEMBAHASAN
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay
Dari hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara
parsial terhadap Audit Delay pada perusahaan sektor barang konsumen sekunder yang
terdaftar di BEI tahun 2016-2020 yang ditunjukkan dengan nilai t hitung -0,781 < t tabel
2,03951. Hal ini terjadi karena sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang sudah go
public atau perusahaan yang sudah terdaftar di BEI. Perusahaan yang sudah terdaftar di BEI
mempunyai kewajiban untuk mempublikasikan laporan keuangannya kepada masyarakat,
jadi tentu saja proses penyusunan laporan keuangan dalam skala besar maupun kecil,
perusahaan sudah mengikuti kaidah-kaidah atau peraturan standar akuntansi keuangan.
Lalu, kantor akuntan publik yang digunakan oleh perusahaan pada penelitian ini
kebanyakan menggunakan kantor akuntan publik big four seperti EY dan PWC. KAP big
four dipercaya mempunyai auditor yang kompeten. Sehingga, auditor tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk melakukan proses audit karena auditor yang melakukan audit
berasal dari KAP big four.
Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Audit Delay
Dari hasil penelitian menunjukkan ROA tidak berpengaruh secara parsial terhadap
Audit Delay pada perusahaan sektor barang konsumen sekunder yang ditunjukkan dengan t
hitung 1,469 < t tabel 2,03951. Hal ini terjadi karena sampel perusahaan ini adalah
perusahaan yang melaporkan laba pada laporan keuangan selama lima tahun berturut-turut.
Menurut hasil perhitungan statistik Deskriptif, rata-rata hasil perhitungan ROA adalah
sebesar 8,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan berhasil mengelola aktiva yang
dimiliki dengan baik untuk menghasilkan laba. Jadi perusahaan tidak mempunyai alasan
untuk menahan publikasi laporan keuangan karena perusahaan dalam kondisi ROA yang
baik. Dari sudut pandang auditor baik perusahaan yang memiliki ROA tinggi maupun
rendah, tidak mempengaruhi lamanya Audit Delay karena yang menjadi fokus auditor
adalah menyelesaikan audit dengan hasil opini yang dinyatakan sesuai dengan kondisi
sebenarnya.
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Audit Delay
Dari hasil penelitian menunjukkan DER tidak berpengaruh secara parsial terhadap
Audit Delay pada perusahaan sektor barang konsumen sekunder yang ditunjukkan dengan t
hitung 1,897 < t tabel 2,03951. Menurut tabel statistik deskriptif, menunjukkan bahwa
perusahaan pada penelitian ini mempunyai utang yang lebih besar daripada modal secara
rata-rata, artinya sebagian besar pendanaan perusahaan didanai oleh utang. Hal tersebut
adalah sebuah kabar buruk bagi perusahaan karena utang yang terlalu tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan sedang dalam kondisi yang buruk. Namun, hal tersebut bukanlah sebuah
kabar buruk bagi perusahaan jika perusahaan dapat mengelola utangnya dengan baik.
Memang betul pada penelitian ini perusahaan mempunyai utang yang besar, tetapi
perusahaan pada penelitian ini mampu mengelola utangnya tersebut untuk menghasilkan
laba, dimana pada hasil analisis statistik deskriptif, menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba atau hasil perhitungan ROA adalah sebesar 8,2% secara rata-rata. Selain
itu, hasil opini yang yang tersaji dalam laporan audit independen adalah opini wajar tanpa
pengecualian. Maka artinya perusahaan menyajikan laporan keuangan secara wajar dan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada di Indonesia. Selain itu, opini wajar
tanpa pengecualian membuktikan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Maka dari
itu, walaupun sebagian besar pendanaan perusahaan didanai oleh utang, tetapi pengelolaan
utang yang baik dan hasil opini auditor yang menyatakan opini wajar tanpa pengecualian
maka tidak ada alasan bagi perusahaan untuk menahan publikasi laporan keuangan, maka
DER tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return on Asset (ROA) dan Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Audit Delay
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, ROA dan DER secara
simultan terhadap Audit Delay yang ditunjukkan dengan F hitung 1,218 < 2,91 F. Menurut
tabel statistik deskriptif, lamanya rata-rata perusahaan melakukan Audit Delay adalah
selama 88 hari. Sementara jangka waktu yang diberikan oleh BEI dalam melakukan Audit
Delay adalah selama 3 bulan atau selama 90 hari. Sehingga walaupun rata-rata perusahaan
melakukan Audit Delay, tetapi Audit Delay yang dilakukan tidak lebih dari 90 hari, yaitu
tidak melewati jangka waktu yang berikan oleh BEI. Lalu, pada penelitian ini baik informasi
dari ukuran perusahaan, ROA dan DER menunjukkan perusahaan tidak dalam kondisi yang
buruk, rata-rata perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik. Dari
hasil data yang dikumpulkan rata-rata perusahaan hanya mengalami Audit Delay yaitu dari
satu hari setelah berakhirnya tutup buku, yaitu tanggal 01 Januari sampai dengan waktu
yang diberikan tidak lebih dari 90 hari hanya 88 hari.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit
Delay. Hasil uji hipotesis parsial menunjukkan nilai thitung Ukuran Perusahaan
sebesar -0,781 lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,03951 dan nilai signifikasi
sebesar 0,441 lebih besar dari 0,05, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Karena
penyusunan laporan keuangan yang sudah sesuai dengan kaidah standar akuntansi
keuangan, sistem akuntansi yang meminimalisir kesalahan catat dan didukung juga
dengan auditor yang melakukan audit berasal dari KAP big four, maka besarnya
perusahaan tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.
2. Return on Assets secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit
Delay. Hasil uji hipotesis parsial menunjukkan nilai thitung Return on Asset sebesar
1,469 lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,03951 dan nilai signifikasi sebesar 0,152
lebih besar dari 0,05, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return on
Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Karena laporan keuangan
menunjukkan laba pada laporan keuangan yang merupakan kabar baik dan hasil
perhitungan ROA yang wajar tidak menimbulkan kecurigaan serta yang menjadi
fokus auditor adalah menyelesaikan audit dengan hasil opini yang sesuai dengan
kondisi perusahaan, maka tinggi rendahnya ROA tidak berpengaruh terhadap Audit
Delay.
3. Debt to Equity Ratio secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
Audit Delay. Hasil uji hipotesis parsial menunjukkan nilai thitung Debt to Equity
Ratio sebesar 1,897 lebih kecil dari ttabel yaitu sebesar 2,03951 dan nilai signifikasi
sebesar 0,067 lebih besar dari 0,05, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Karena hasil
opini yang yang tersaji dalam laporan audit independen adalah opini wajar tanpa
pengecualian dan pengelolaan utang yang baik untuk manghasilkan laba sehingga
laba yang dihasilkan dapat menutupi beban bunga yang merupakan kewajiban yang
harus dibayar terhadap utang yang dimiliki dan itu adalah sebuah kabar baik bagi
perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio secara simultan tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Hasil uji hipotesis simultan
menunjukkan nilai fhitung sebesar 1,218 lebih kecil dari ftabel yaitu sebesar 2,91 dan
nilai signifikasi sebesar 0,320 lebih besar dari 0,05, sehingga hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan, Return on Assets, dan Debt to Equity Ratio
secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini
disebabkan karena kondisi ukuran perusahaan, ROA dan DER perusahaan yang
menunnjukan dalam kondisi yang baik dan rata-rata perusahaan mengalami Audit
Delay selama 88 hari yang masih dianggap wajar, maka ukuran perusahaan, ROA
dan DER secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Audit Delay.
5. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan
antara variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, ROA dan DER terhadap variabel
terikat yaitu Audit Delay secara parsial maupun simultan. Namun, hasil uji koefisien
determinasi menunjukkan ada pengaruh yang sangat lemah antara variabel bebas
yaitu ukuran perusahaan, ROA dan DER terhadap variabel terikat yaitu Audit Delay.
Hal tersebut terjadi karena sangat lemahnya pengaruh antara variabel bebas yaitu
ukuran perusahaan, ROA dan DER terhadap variabel terikat yaitu Audit Delay yang
mengakibatkan tidak adanya pengaruh secara signifikan antara variabel bebas
terhadap variabel terikat pada uji hipotesis. Artinya perubahan naik turunnya nominal
yang terjadi pada variabel bebas tetap akan mempengaruhi variabel terikat tetapi
tidak mengakibatkan perubahan yang besar atau signifikan terhadap variabel terikat.

DAFTAR PUSTAKA

Albar Tanjung, A., & Mulyani. (2021). Metodologi Penelitian: Sederhana, Ringkas, Padat
dan Mudah Dipahami (A. Albar Tanjung (ed.)). Scopindo Media Pustaka.

Alther, H. L. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern

Ardianingsih, A. (2018). Audit Laporan Keuangan (B. Sari Fatmawati (ed.)). PT Bumi
Aksara.

Black, K. (2019). Business Statistics: for Contemporary Decision Making (ke-10). Quad
Graphics

Effendi, E., & Dani Ulhaq, R. (2021). Pengaruh Audit Tenur, Reputasi Auditor, Ukuran
Perusahaan dan Komite Audit (Abdul (ed.)). Penerbit Adab

Hery. (2019). Auditing Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi. PT Grasindo.

M. Sianturi, N., & Purba, D. (2021). Analisa Laporan Keuangan Untuk Teknik dan Ekonomi
(L. Purba, M. Rosmeli Lumban Gaol, & A. Tiomaria Situmorang (eds.)). PT. Nasya
Expanding Management.

Nurlaela, L. (2019). Model Corporate Social Responsibility (Momon (ed.)). Myria Publisher

Sufyati, Firmansyah, H., Benarli, D., Ernawati, T., Lily Indarto, S., Indah Fitriana, A., &
Wijaya, K. (2021). Analisis Laporan Keuangan (B. Nugraha Parada Malau & E.
Sudarmanto (eds.)). Penerbit Insania

Anda mungkin juga menyukai