Anda di halaman 1dari 145

PENGARUH PELATIHAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP

KINERJA KARYAWAN DIVISI OPERASIONAL


PT. JAKARTA MEDIKATAMA INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Menyelesaikan Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Disusun Oleh :
INDAH MARIYANA
181075025

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Indah Mariyana

Nomor Pokok Mahasiswa : 181075025

Fakultas / Program Studi : Ekonomi / Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan Divisi Operasional di PT. Jakarta
Medikatama Indonesia

Dosen Pembimbing : Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M

Telah disetujui untuk diajukan dalam Sidang Skripsi sebagai ujian akhir Strata

Satu (S-1) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Dirgantara

Marsekal Suryadarma.

Jakarta, 02 September 2022

Dosen Pembimbing

Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M

ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Indah Mariyana

Nomor Pokok Mahasiswa : 181075025

Fakultas/Program Studi : Ekonomi/Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia

Telah dipertahankan dalam Sidang Ujian Skripsi Sebagai Ujian Akhir Program
Studi Strata Satu (S-1) Manajemen, dihadapan Tim Dosen Penguji Fakultas
Ekonomi Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma dan telah dinyatakan
LULUS pada:

Tanggal, 02 September 2022

Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan

Ir. Bambang B. Sulistiyono, S,Sos,


Ketua / Penguji I
MAP, PhD

Anggota I /Penguji II Dr. Juhaeti, SE, MM

Anggota II Atik Budi Paryanti, S.Pd, MM

Disahkan Oleh :

Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen


Dekan Ketua

Tutik Siswanti, SE, M.Si Rita Intan Permatasari, S.TP, MM

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Indah Mariyana

Nomor Pokok Mahasiswa : 181075025

Fakultas / Program Studi : Ekonomi / Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul :

Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Divisi Operasional

di PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat

dari skripsi orang lain. Apabila kemudian hari Saya tidak benar, maka Saya

bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan

gelar kesarjanaannya).

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat

dipergunakan bilamana diperlukan.

Jakarta, 02 September 2022


Pembuat Pernyataan,

Indah Mariyana

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh

Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Divisi Operasional di PT. Jakarta

Medikatama Indonesia”, guna untuk memenuhi salah satu persyaratan

menyelesaikan studi serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-

1) pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Dirgantara

Marsekal Suryadarma.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Marsekal Muda TNI (Purn) Dr. Potler Gultom, S.H, M.M selaku

Rektor Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma yang telah

memberikan dukungan dalam proses penyusunan penelitian ini.

2. Ibu Tutik Siswanti, S.E, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Dirgantara Marsekal Suryadarma memberikan pengarahan mengenai

penelitian ini.

3. Ibu Rita Intan Permatasari, S.TP, MM selaku Ketua Program Studi

Manajemen yang memberikan dukungan penuh dalam penyusunan

penelitian ini.

4. Ibu Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M selaku dosen pembimbing yang

senantiasa membimbing dan memberikan bantuan sehingga

terselesaikannya penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama ini.

v
6. Ayahanda, Ibunda, dan suami tercinta yang telah memberikan dukungan

penuh dan mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian

moril maupun materil, agar tetap selalu semangat mengejar gelar Strata Satu

(S-1) dengan menyelesaikan penelitian ini.

7. Seluruh teman-teman Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma yang tidak dapat saya

sebutkan satu-persatu.

Besar harapan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini masih banyak terdapat

kesalahan. Maka dari itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang

bersifat membangun. Terima kasih dan semoga akan bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya.

Jakarta, 02 September 2022

Peneliti

Indah Mariyana

vi
ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA


DIVISI OPERASIONAL DI PT. JAKARTA
MEDIKATAMA INDONESIA

Oleh :

Indah Mariyana 181075025


Dosen Pembimbing : Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan beban kerja
terhadap kinerja divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif asosiatif. Populasi penelitian 68 perawat
dengan teknik pengambilan sampel jenuh dengan jumlah 68 sampel.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis menggunakan
analisis regresi linier berganda dengan SPSS versi 24. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) Pelatihan secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja sebesar 57,3%; 2) Beban kerja secara parsial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja sebesar 51,3%; 3) Pelatihan
dan beban kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia. Pengaruh
positif dan signifikan secara simultan pelatihan dan beban kerja terhadap kinerja
sebesar 51,2%, sedangkan sebesar 48,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini. Persamaan regresi linear berganda Y=65,337 +
0,480X1 - 0,414X2.

Kata Kunci : pelatihan, beban kerja, kinerja

vii
ABSTRACT

THE EFFECT OF TRAINING AND WORKLOAD ON THE


PERFORMANCE IN THE OPERATIONS DIVISION
AT PT. JAKARTA MEDIKATAMA INDONESIA

By :

Indah Mariyana 181075025


Supervisor Lecture : Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M
Management Study Program, Faculty of Economics
Dirgantara Marsekal Suryadarma University

This research aims to determine the effect of training and workload on the
performance of the operational division of PT. Jakarta Medikatama Indonesia.
This research uses associative quantitative method. The research population was
68 nurses with saturated sampling technique with a total of 68 samples.
Collecting data using a questionnaire. The method of analysis used multiple
linear regression analysis with SPSS version 24. The results showed that: 1)
Training partially had a positive and significant effect on performance of 57.3%;
2) Workload partially has a negative and significant effect on performance by
51.3%; 3) Training and workload simultaneously have a positive and significant
effect on the performance of employees of the operational division of PT. Jakarta
Medikatama Indonesia. The positive and significant effect of simultaneously
training and workload on performance is 51.2%, while 48.8% is influenced by
other variables not discussed in this research. Multiple linear regression equation
Y=65,337 + 0.480X1 - 0.414X2.

Keywords: training, workload, performance

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2 Batasan Masalah ........................................................................................8

1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................9

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................9

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................10

1.6 Sistematika Penulisan ..............................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

2.1 Landasan Teori.........................................................................................12

2.1.1 Kinerja ............................................................................................12

2.1.2 Dimensi Kinerja..............................................................................13

2.1.3 Indikator Kinerja ............................................................................14

ix
2.2.1 Pelatihan .........................................................................................16

2.2.2 Dimensi Pelatihan ...........................................................................17

2.2.3 Indikator Pelatihan..........................................................................18

2.3.1 Beban Kerja ....................................................................................20

2.3.2 Dimensi Beban Kerja .....................................................................22

2.3.3 Indikator Beban Kerja ....................................................................22

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................24

2.3 Kerangka Pemikiran.................................................................................26

2.3.1 Pengaruh Pelatihan (X1) terhadap Kinerja (Y) ...............................26

2.3.2 Pengaruh Beban Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y) ..........................27

2.3.3 Pengaruh Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2) terhadap Kinerja

(Y) ............................................................................................28

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................32

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................33

3.2.1 Populasi ..........................................................................................33

3.2.2 Sampel ............................................................................................34

3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................................34

3.3.1 Jenis Data........................................................................................34

3.3.2 Sumber Data ...................................................................................35

3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................35

3.4.1 Definisi Konseptual Variabel .........................................................36

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ........................................................37

x
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................................................................38

3.6 Metode Pengumpulan Data ......................................................................40

3.7 Metode Analisis Data ...............................................................................41

3.7.1 Uji Instrumen ..................................................................................42

3.7.1.1 Uji Validitas....................................................................... 42

3.7.1.2 Uji Reliabilitas ................................................................... 43

3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif ...........................................................43

3.7.3 Uji Asumsi Dasar ...........................................................................44

3.7.3.1 Uji Normalitas ................................................................... 44

3.7.3.2 Uji Linearitas ..................................................................... 44

3.7.4 Uji Asumsi Klasik ..........................................................................45

3.7.4.1 Uji Multikolinearitas ......................................................... 45

3.7.4.2 Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 45

3.7.5 Regresi Linier Berganda ................................................................46

3.7.6 Uji Hipotesis ..................................................................................47

3.7.6.1 Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t) ................................... 47

3.7.6.2 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F) .............................. 48

3.7.6.3 Koefisien Determinasi (R²)............................................... 49

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 50

4.1 Gambaran Objek Penelitian PT. Jakarta Medikatama Indonesia .............50

4.1.1 Profil Singkat PT. Jakarta Medikatama Indonesia .........................50

4.1.2 Visi dan Misi PT. Jakarta Medikatama Indonesia ..........................50

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Jakarta Medikatama Indonesia .................51

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden..........................................................52

xi
4.2.1 Karakteristik Usia ...........................................................................53

4.2.2 Karakteristik Jenis Kelamin ...........................................................53

4.2.3 Karakteristik Pendidikan ................................................................54

4.3 Deskripsi Data Penelitian .........................................................................55

4.3.1 Kinerja (Y)......................................................................................55

4.3.2 Pelatihan (X1) .................................................................................59

4.3.3 Beban Kerja (X2) ...........................................................................62

4.4 Hasil Analisis Penelitian ..........................................................................66

4.4.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................................66

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas ............................................................. 66

4.4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................... 69

4.4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................70

4.4.3 Hasil Uji Asumsi Dasar ..................................................................72

4.4.3.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................... 72

4.4.3.2 Hasil Uji Linearitas............................................................ 73

4.4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................74

4.4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................ 74

4.4.4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................. 75

4.4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .........................................77

4.4.6 Hasil Uji Hipotesis .........................................................................78

4.4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ...................................... 78

4.4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ................................. 80

4.4.7 Hasil Koefisien Determinasi (R²) ...................................................81

4.5 Pembahasan..............................................................................................82

xii
4.5.1 Pengaruh Pelatihan (X1) Secara Parsial terhadap Kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia 82

4.5.2 Pengaruh Beban Kerja (X2) Secara Parsial Terhadap Kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia 84

4.5.3 Pengaruh Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2) Secara Simultan

Terhadap Kinerja (Y) Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia....................................................................86

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 89

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................89

5.2 Saran ........................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95

LAMPIRAN ......................................................................................................... 98

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Rata-Rata Rating Scale Kinerja Karyawan Divisi Operasional


PT. Jakarta Medikatama Indonesia Periode Januari-Juni 2021 .............3
Tabel 1. 2 Pelatihan Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia Periode Januari-Juni 2021 .............5
Tabel 1. 3 Jam Kerja Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia ........................................................7
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................25
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian ................................................................................. 33
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................................ 39
Tabel 3. 3 Skala Likert ......................................................................................... 41
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Usia............................................................. 53
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 54
Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Pendidikan .................................................. 54
Tabel 4. 4 Kuesioner Responden Kinerja (Y) ...................................................... 56
Tabel 4. 5 Kuesioner Responden Pelatihan (X1) .................................................. 60
Tabel 4. 6 Kuesioner Responden Beban Kerja (X2) ............................................ 63
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Kinerja (Y) ........................................................... 66
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Pelatihan (X1) ....................................................... 67
Tabel 4. 9 Hasil Uji Validitas Beban Kerja (X2) .................................................. 68
Tabel 4. 10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 69
Tabel 4. 11 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 71
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 72
Tabel 4. 13 Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 74
Tabel 4. 14 Hasil Uji Multikolinearitas................................................................. 75
Tabel 4. 15 Persamaan Regresi Linear Berganda ................................................. 77
Tabel 4. 16 Hasil Uji t ........................................................................................... 79
Tabel 4. 17 Hasil Uji F .......................................................................................... 81
Tabel 4. 18 Hasil Koefisien Determinasi (R²)....................................................... 82

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Permasalahan Kinerja Karyawan Divisi Operasional


PT. Jakarta Medikatama Indonesia .....................................................2

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir .............................................................................30


Gambar 4. 1 Struktur Organisasi........................................................................... 51
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 76

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Kuesioner / Angket Penelitian

Lampiran 4 Hasil Kuesioner / Angket Penelitian

Lampiran 5 Hasil SPSS

Lampiran 6 R Tabel, T Tabel, F Tabel

Lampiran 7 Surat Keterangan Persetujuan Penelitian

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya menjadi peran yang sangat penting guna tercapainya sasaran

organisasinya masing-masing. Sumber daya manusia itu sendiri merupakan faktor

yang paling dibutuhkan sebuah organisasi di segala bidang. Sumber daya manusia

atau faktor manusia dapat dikatakan sebagai aset dari suatu organisasi yang

memiliki nilai paling tinggi daripada aset lainnya dikarenakan faktor manusia

inilah yang menggerakkan roda operasional suatu entitasi dalam bisnis. Menurut

Willson & Hikmah (2020:76), “Pihak manajeman sumber daya manusia pada

sebuah organisasi wajib melakukan pengelolaan secara ideal, berkesinambungan,

dan diperhatikan sebaik mungkin terlebih lagi dari segi pemenuhan hak-hak yang

seharusnya diterima dikarenakan sumber daya manusia ialah garda terdepan yang

mampu memenuhi harapan terbentuknya suatu organisasi”.

Demi mencapai suatu tujuan organisasi, maka sumber daya manusia perlu

diperhatikan agar bisa terus berkontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi

tersebut. Dalam hal ini, PT. Jakarta Medikatama Indonesia merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dalam pertolongan darurat dengan melakukan evakuasi

medis darurat yang dirancang untuk memahami situasi kesulitan medis karena

letak geografis Indonesia agar lebih cepat dan tanggap saat kasus medis

membutuhkan pertolongan pertama baik udara, laut, ataupun darat. Sehingga

untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan evakuasi tersebut, PT. Jakarta

Medikatama Indonesia selalu berusaha meningkat kinerja karyawan khususnya

1
2

divisi operasional yang bertugas menangani pasien secara langsung di lapangan

dengan keadaan yang sangat darurat. Dalam hal ini, penilaian kinerja terhadap

karyawan penting untuk dilakukan agar pelayanan tetap terjaga dan semakin

meningkat. Namun permasalahan terkait dengan rendahnya kinerja karyawan pada

divisi operasional masih ditemukan. Penilaian kinerja pada bulan Januari-Juni

2021 yang diukur dari segi Key Behavioral Indicator dan Key Performance

Indicator sesuai dengan aturan penilaian kinerja yang berlaku dalam internal

perusahaan menunjukkan hasil masih banyak karyawan yang berada di bawah

rating scale yang dapat dilihat pada gambar 1.1 ini.

60 44
36 39
40 31 32
25
20

0
Januari Februari Maret April Mei Juni
< Rating Scale 25 31 32 36 39 44

Sumber : Human Resource Development. 2021

Gambar 1. 1
Permasalahan Kinerja Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Jika dilihat dari gambar 1.1 maka terjadi peningkatan jumlah kinerja

individu yang menurun artinya setiap bulan terjadi penurunan kinerja pada divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia. Dari total 68 karyawan divisi

operasional, ternyata masih banyak karyawan yang berada di bawah rating scale
3

dari Key Behavioral Indicator dan Key Performance Indicator sejak bulan Januari

sebanyak 25 karyawan, Februari sebanyak 31 karyawan, Maret sebanyak 32

karyawan, April sebanyak 36 karyawan, Mei sebanyak 39 karyawan, dan Juni

sebanyak 44 karyawan. Penilaian karyawan di bawah rating scale yang semakin

meningkat menunjukkan bahwa semakin menurunnya kinerja karyawan divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia. Penilaian tersebut didasarkan

pada indikator-indikator sebagai berikut.

Tabel 1. 1
Rata-Rata Rating Scale Kinerja Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia
Periode Januari-Juni 2021

Indikator Jan Feb Mar Apr Mei


Nilai Jun Target
Rata-Rata
Rating
Scale
Efisien 75% 73% 70% 69% 65% 64% 69% 100%

Keahlian 70% 69% 67% 61% 63% 62% 65% 100%


Hasil Kerja 78% 77% 74% 67% 66% 65% 71% 100%
Keberhasilan 73% 70% 69% 72% 68% 67% 70% 100%
Tertib 78% 72% 71% 67% 61% 60% 68% 100%
Taat 70% 70% 67% 66% 62% 58% 66% 100%
Partisipasi 79% 77% 78% 75% 74% 60% 74% 100%
Komunikasi 76% 74% 72% 71% 67% 62% 70% 100%
Gagasan/Ide 75% 75% 70% 70% 70% 69% 72% 100%
Conflict 74% 73% 72% 69% 69% 57% 69% 100%
Handling
Sumber : Human Resource Development. 2022

Terkait dengan tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa hasil nilai rata-rata

rating scale karyawan divisi operasional sangat jauh kurang dari nilai target

100%. Klasifikasi nilai rating scale dikategorikan “sangat baik” jika berada pada

nilai 93-100%, nilai rating scale dikategorikan “baik” jika berada pada nilai 84-

92%, nilai rating scale dikategorikan “cukup” jika berada pada nilai 75-83%, dan
4

nilai rating scale dikategorikan “kurang” jika berada di bawah nilai 75%.

Berdasarkan klasifikasi nilai rating scale pada beberapa indikator kinerja

karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia diperoleh bahwa

indikator yang mendapat klasifikasi nilai “kurang” pada bulan Januari terletak

pada indikator keahlian, keberhasilan, taat, dan conflict handling; sementara pada

bulan Februari nilai “kurang” terletak pada indikator efisien, keahlian,

keberhasilan, tertib, taat, komunikasi, dan conflict handling; sedangkan pada

bulan Maret dan April nilai “kurang” terletak pada efisien, keahlian, hasil kerja,

keberhasilan, tertib, taat, komunikasi, gagasan/ide, dan conflict handling;

sementara pada bulan Mei hingga Juni nilai “kurang” terletak pada semua

komponen indikator.

Semua indikator ini menjadi penentu nilai Key Behavioral Indicator dan

Key Performance Indicator yang menyebabkan semakin banyaknya karyawan

yang berada pada nilai kurang. Nilai kinerja yang diperoleh karyawan divisi

operasional kurang dari nilai target, dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor yang

mempengaruhinya antara lain kurangnya pelatihan karyawan dan beban kerja

berat yang dipikul karyawan divisi operasional karena harus mampu melakukan

evakuasi medis darurat kapanpun dan dimanapun.

Faktor yang mampu meningkatkan kinerja karyawan adalah pelatihan.

Pelatihan merupakan salah satu intervensi pengembangan sumber daya manusia

yang paling sering digunakan dan merupakan pilar serta tahapan yang ada di

program pemberdayaan karyawan. Program pelatihan untuk meningkatkan

keterampilan karyawan merupakan salah satu langkah yang diambil dalam rangka

mencapai tujuan utama perusahaan. Tanpa pelatihan yang tepat, karyawan tidak
5

menerima informasi dan pengembangan keterampilan ke potensi maksimal yang

digunakan untuk menyelesaikan tugas.

Pelatihan sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di bidang

evakuasi medis darurat seperti pada PT. Jakarta Medikatama Indonesia dimana

tenaga medis wajib memiliki keahlian dan kemampuan secara cepat dan tepat

demi menyelamatkan pasien. Tuntutan inilah yang membuat betapa penting

adanya pelatihan-pelatihan khususnya bagi divisi operasional agar semua kendala

di lapangan mampu dihadapi dengan baik. Permasalahan pelatihan terdapat pada

kualitas pelatih/instruktur yang dihadirkan tidak menyampaikan isi materi dengan

interaktif sehingga karyawan sulit memahami materi yang disampaikan dan juga

permasalahan kedua terkait pelatihan perusahaan yang kurang konsisten dan tegas

dalam menetapkan aturan bahwa karyawan wajib mengikuti pelatihan yang

diadakan oleh perusahaan, sehingga hal ini menyebabkan sedikitnya peserta yang

mengikuti pelatihan yang rutin diadakan oleh perusahaan.

Tabel 1. 2
Pelatihan Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia
Periode Januari-Juni 2021

Pelatihan Kualitas Pelatih/ Target


Instruktur
Pelatihan 1 79% 100%

Pelatihan 2 74% 100%

Sumber : Human Resource Development. 2022

Berdasarkan tabel 1.2 menjelaskan selama periode Januari hingga Juni

2021 dalam kurun waktu 6 bulan PT. Jakarta Medikatama Indonesia telah

mengadakan sebanyak 2 kali pelatihan. Pelatihan pertama yang dilakukan hanya


6

diikuti oleh 42 peserta atau sebesar 62% dari total 68 karyawan divisi operasional

dan pada pelatihan kedua yang dilakukan hanya diikuti oleh 38 peserta atau

sebesar 56% dari total 68 karyawan divisi operasional. Peserta yang mengikuti

pelatihan pertama dan kedua masih berada di bawah target sasaran dimana

perusahaan memiliki target 80% karyawan yang ikut dalam pelatihan tersebut. Di

samping itu, kualitas yang dimiliki oleh pelatih/instruktur pada pelatihan pertama

hanya 79% sedangkan pada pelatihan kedua kualitas pelatih/instruktur sebesar

74%, penilaian tersebut didasarkan atas penilaian daya serap dan kemampuan

pelatih/instruktur dalam menyampaikan materi pelatihan. Selain pelatihan

karyawan yang perlu ditingkatkan, beban kerja berat yang dipikul oleh karyawan

divisi operasional juga mempengaruhi kinerja.

Beban kerja menurut Tilaar (2020:128) merupakan “sekumpulan atau

sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi dalam waktu

yang ditentukan”. Banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada

seorang karyawan menyebabkan hasil yang dicapai menjadi kurang maksimal

karena karyawan hanya mempunyai waktu yang sedikit untuk menyelesaikan

banyak tugas. Apabila hal ini sering terjadi, maka akan berdampak pada kinerja

karyawan itu sendiri. Beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan

antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus

dihadapi. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-

masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan

yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi

overstress, sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu rendah memungkinkan

rasa bosan dan kejenuhan atau understress. Oleh karena itu perlu diupayakan
7

tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada di antara kedua batas yang

ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Beban kerja yang berat dirasakan oleh karyawan divisi operasional bidang

evakuasi medis darurat pada PT. Jakarta Medikatama Indonesia karena di

samping jam kerja normal namun juga sebagai karyawan divisi operasional harus

selalu siap bekerja 24 jam, karena evakuasi medis darurat tidak mengenal tempat

dimanapun dan waktu bisa saja kapanpun dibutuhkan, sehingga harus siap dan

tanggap terhadap evakuasi medis darurat ini. Jadwal kerja berupa 3 shift

menyebabkan beban kerja karyawan semakin berat. Berikut jam kerja karyawan

divisi operasional.

Tabel 1. 3
Jam Kerja Karyawan Divisi Operasional
PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Hari Team A Team B Team C


Senin 1 2 3
Selasa 1 2 3
Rabu 1 2 3
Kamis 1 2 3
Jumat 1 2 3
Sabtu 1 2 3
Minggu Libur Libur Libur
Sumber : Human Resource Development. 2022

Keterangan :
shift 1 : pukul 07.00-15.00 WIB
shift 2 : pukul 15.00-23.00 WIB
shift 3 : pukul 23.00-07.00 WIB

Berdasarkan tabel 1.3 di atas menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan

perusahaan nomor 56/SK-JMI/I/2022 yang menyatakan jam kerja karyawan

dibagi menjadi 3 team, antara lain team A, team B, dan team C. Jadwal kerja

dibagi menjadi 3 shift perhari, dengan pengaturan shift 1 bekerja pada pukul
8

07.00-15.00 WIB, shift 2 bekerja dari pukul 15.00-23.00 WIB, dan shift 3 bekerja

dari pukul 23.00-07.00 WIB. Berdasarkan jadwal jam kerja shift 3 memiliki

beban kerja paling berat karena harus bekerja pada malam hari hingga pagi yang

menyebabkan karyawan lebih terbebani dengan pembagian shift yang tidak

merata. Meskipun masing-masing shift melaksanakan pekerjaannya selama 8

jam/hari atau 48 jam/minggu untuk 6 hari kerja. Namun di luar jam kerja yang

ditentukan Senin-Sabtu, karyawan harus selalu siap 24 jam jika ada panggilan

evakuasi medis darurat yang dibutuhkan. Jika dilihat jam kerja normal yang telah

diatur Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 77

ayat 1 mengatur ketentuan jam kerja karyawan untuk bekerja sebanyak 40 jam

kerja dalam 1 minggu. Maka dari itu, dapat disimpulkan beban kerja di atas batas

ketentuan kerja 40 jam kerja. Beban kerja dengan pembebanan yang terlalu tinggi

memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi overstress karena

jadwal kerja yang padat dengan jam kerja yang tinggi dengan tekanan pekerjaan

membuat kinerja karyawan tidak maksimal.

Permasalahan kinerja karyawan divisi operasional tidak mencapai target

dipengaruhi kurangnya pelatihan dan beban kerja tinggi sangat penting dan perlu

dikaji secara mendalam. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian

secara mendalam dengan judul: “Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja terhadap

Kinerja Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia”.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka perlu adanya batasan masalah

sebagai berikut:
9

1. Penelitian ini dibatasi pada tiga variabel, yaitu kinerja, pelatihan, dan

beban kerja.

2. Populasi penelitian ini dibatasi hanya karyawan divisi operasional sebagai

perawat yang melakukan evakuasi medis darurat di lapangan sebanyak 68

karyawan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini dapat di

rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pelatihan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan

divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia?

2. Apakah beban kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan

divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia?

3. Apakah pelatihan dan beban kerja secara simultan berpengaruh terhadap

kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan secara parsial

terhadap kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh beban kerja secara parsial

terhadap kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia.
10

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelatihan dan beban kerja

secara simultan terhadap kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan secara praktis,

sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu manajemen sumber

daya manusia dan sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya

mengenai kinerja, pelatihan, dan beban kerja.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi HRD PT.

Jakarta Medikatama Indonesia untuk memperbaiki kondisi rendahnya

kinerja karyawan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab, dengan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi uraian pendahuluan meliputi latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.
11

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi uraian tinjauan pustaka meliputi landasan teori, penelitian

terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi uraian metodologi penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian,

populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data penelitian, variabel

penelitian (terdiri dari definisi konseptual dan definisi operasional), kisi-

kisi instrumen, metode penelitan, dan metode analisis data .

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi uraian analisis dan pembahasan meliputi gambaran umum obyek

penelitian, deskripsi data penelitian, analisis data, dan pembahasan hasil

penelitian.

BAB V : PENUTUP

Berisi uraian kesimpulan dari seluruh naskah, keterbatasan dan saran-

saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja

Kinerja menurut Wibowo (2017:39) dipandang sebagai “suatu proses

tentang bagaimana pekerjaan berlangsung untuk mencapai hasil kerja”. Namun,

hasil pekerjaan itu sendiri juga menunjukkan kinerja. Perilaku kerja terlihat dari

cara kerja yang penuh semangat, disiplin, bertanggung jawab, melaksanakan tugas

sesuai standar yang ditetapkan, memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang

tinggi dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan hasil kerja

merupakan proses akhir dari suatu kegiatan yang dilakukan anggota organisasi

dalam mencapai sasaran.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2017:9) berpendapat bahwa “kinerja

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat tercapai oleh seseorang

karyawan dalam kemampuan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan tanggung

jawab yang telah diberikan oleh atasan kepadanya”.

Sementara itu menurut pendapat Sinambela (2018:237) kinerja

didefinisikan sebagai “kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu keahlian

tertentu, kinerja sangatlah penting sebab dengan kinerja ini akan diketahui

seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang dibebankan

kepadanya. Untuk itu, diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur, serta

ditetapkan secara bersama-sama untuk dijadikan sebagai acuan”.

12
13

Kinerja menurut Afandi (2018:83) yaitu sebagai “hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian

tujuan organisasi secara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan

dengan moral dan etika”.

Pendapat lain dari Robbins & Coulter (2016:260) mendefinisikan kinerja

adalah “suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam pekerjaanya menurut

kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan”.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang kinerja di atas, dapat

disimpulkan bahwa kinerja merupakan proses akhir dari suatu kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang telah diberikan oleh atasan kepadanya dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

2.1.2 Dimensi Kinerja

Mangkunegara (2017:9) juga mengemukakan beberapa dimensi dari

kinerja antara lain sebagai berikut.

1. Kualitas Kerja

Kerapihan, ketelitian, keterkaitan hasil kerja dengan mengabaikan volume

pekerjaan. Adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat

kesalahan, dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang dapat bermanfaat

bagi kemajuan organisasi.


14

2. Kuantitas Kerja

Banyaknya jumlah jenis pekerjaan yang dilakukan dalam suatu waktu

sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tujuan

organisasi.

3. Tanggung Jawab

Seberapa besar karyawan dalam menerima dan melaksanakan

pekerjaannya, mempertanggungjawabkan hasil kerja serta sarana dan

prasarana yang digunakan dan perilaku kerjanya setiap hari.

4. Kerjasama

Kesediaan karyawan untuk berpartisipasi dengan karyawan yang lain

secara vertikal dan horizontal baik di dalam maupun diluar pekerjaannya

sehingga pekerjaan akan semakin baik

5. Inisiatif

Adanya inisiatif dalam diri anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan

serta mengantisipasi masalah dalam pekerjaan tanpa menunggu perintah.

2.1.3 Indikator Kinerja

Mangkunegara (2017:9) menjelaskan terdapat sepuluh indikator yang

berasal dari lima dimensi kinerja adalah sebagai berikut.

1. Kualitas Kerja

a. Efisien

Suatu aktifitas meminimalisir pemborosan serta kerugian sumber

daya untuk melaksanakan dan menghasilkan sesuatu.


15

b. Keahlian

Suatu kemahiran seseorang dalam suatu bidang pekerjaan.

2. Kuantitas Kerja

a. Hasil Kerja

Hasil keluaran yang dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan

perannya.

b. Keberhasilan

Suatu pencapaian terhadap keinginan yang telah direncanakan untuk

dicapai melalui satu kegagalan ke kegagalan berikutnya hingga

mencapai tujuan.

3. Tanggung Jawab

a. Tertib

Melakukan sesuatu sesuai urutan dan prosedur.

b. Taat

Sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang ada dalam suatu

aturan berlaku.

4. Kerjasama

a. Partisipasi

Keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan yang dilakukan secara

rutin.

b. Komunikasi

Proses menyampaikan informasi kepada seseorang/kelompok sebagai

suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana seseorang berusaha

memperoleh tanggapan/respon yang diinginkan.


16

5. Inisiatif

a. Gagasan/ide

Hasil pemikiran atau usulan yang muncul dalam diri seseorang

tentang suatu hal.

b. Conflict handling

Sikap yang dilakukan oleh seseorang untuk mencari jalan keluar dari

suatu masalah yang dihadapi.

2.2.1 Pelatihan

Pelatihan menurut Widodo (2018:82) merupakan “serangkaian aktivitas

individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis

sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan

adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan

pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar”.

Selain itu, pelatihan menurut Siagian (2016:48) adalah “suatu bentuk

investasi jangka pendek untuk membantu meningkatkan kemampuan para

pegawai dalam melaksanakan tugasnya”.

Pendapat lain berdasarkan Simamora (2015:342) mengatakan bahwa

pelatihan (training) merupakan “proses pembelajaran yang melibatkan perolehan

keahlian, konsep, peraturan, atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan”.

Sementara pelatihan menurut Hasibuan (2016:23) adalah “bagian dari

pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan

meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu


17

yang relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan pelatihan dari pada

teori”.

Pelatihan menurut Rozalena & Dewi (2016:108) merupakan “kegiatan

yang dilakukan untuk memperbaiki penguasan berbagai keterampilan dan teknik

pelaksanaan kinerja tertentu, terinci dan rutin. Proses pelatihan difokuskan pada

pelaksanaan pekerjaan dan penerapan pemahaman serta pengetahuan sehingga

hasil yang diinginkan adalah penguasaan atau peningkatan keterampilan”.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang pelatihan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pelatihan merupakan sebuah proses untuk meningkatkan

kompetensi karyawan dan dapat melatih kemampuan, keterampilan, keahilan dan

pengetahuan karyawan guna melaksanakan pekerjaan secara efektivitas dan

efisien untuk mencapai tujuan di suatu perusahaan.

2.2.2 Dimensi Pelatihan

Rivai (2016:324) menjelaskan terdapat lima dimensi yang digunakan

sebagai alat ukur pelatihan yaitu sebagai berikut:

1. Materi Pelatihan

Dengan mengetahui kebutuhan akan pelatihan, sebagai hasil dari langkah

pertama dapat ditentukan materi pelatihan yang harus diberikan.

2. Metode Pelatihan

Sesuai dengan materi pelatihan yang diberikan, maka ditentukanlah

metode atau cara penyajian yang paling tepat. Penentuan atau pemilihan

metode pelatihan tersebut didasarkan atas materi yang akan disajikan.


18

3. Pelatih (Instruktur)

Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya untuk

mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta pelatihan.

4. Peserta Pelatihan

Agar program pelatihan dapat mencapai sasaran hendaknya para peserta

dipilih yang benar-benar “siap dilatih” artinya mereka tenaga kerja yang

diikutsertakan dalam pelatihan adalah mereka yang secara mental telah

dipersiapkan untuk mengikuti program tersebut. Pada langkah ini harus

selalu dijaga agar pelaksanaan kegiatan pelatihan benar-benar mengikuti

program yang telah ditetapkan.

5. Sarana Pelatihan

Semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya

pelatihan seperti gudang atau ruangan, alat tulis kantor, alat peraga,

konsumsi, dukungan keuangan, dan sebagainya, hendaknya dipersiapkan

secara teliti.

2.2.3 Indikator Pelatihan

Rivai (2016:324) menjelaskan dari dimensi dijabarkan menjadi sepuluh

indikator alat ukur pelatihan yaitu sebagai berikut:

1. Materi Pelatihan, dengan indikator :

a. Relevansi

Materi yang disajikan cocok dan sesuai isi pembelajaran dengan

kebutuhan dalam pelatihan yang akan diberikan kepada peserta.


19

b. Tepat

Materi pelatihan yang harus diberikan tepat dengan sasaran tujuan

pelatihan.

2. Metode Pelatihan

a. Fleksibel

Cara penyajian harus sesuai dengan jenis materi dan komponen

peserta pelatihan agar dapat menyesuaikan dengan kondisi pada saat

proses pelatihan berlangsung.

b. Menarik

Cara penyampaian materi harus bersifat efektif dan inovatif bagi

peserta agar lebih menarik dan diminati.

3. Pelatih (Instruktur)

a. Kompeten

Pelatih harus memiliki kompetensi dasar pada bidang pelatihan.

b. Berwawasan

Pelatih harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya untuk

mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta pelatihan.

4. Peserta Pelatihan

a. Minat

Pelatihan dapat mencapai sasaran jika para peserta dipilih yang benar-

benar siap untuk dilatih dan berminat diikutsertakan dalam pelatihan

baik secara mental maupun jasmani.


20

b. Semangat

Pelatihan dapat berjalan dengan baik jika para peserta memiliki

semangat yang tinggi untuk berpartisipasi dalam pelatihan.

5. Sarana Pelatihan

a. Tempat

Semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya

pelatihan seperti gudang atau ruangan.

b. Perlengkapan/Alat

Semua fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya

pelatihan seperti alat tulis kantor, alat peraga, konsumsi, dukungan

keuangan, dan sebagainya, hendaknya dipersiapkan secara teliti.

2.3.1 Beban Kerja

Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dalam Chandra &

Adriansyah (2017:671) bahwa beban kerja adalah “besaran pekerjaan yang harus

dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah

pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu

perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal”.

Permendagri Nomor 12 tahun 2008 dalam Chandra & Adriansyah

(2017:671) adalah “besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit

organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan normal waktu”.
21

Siswanto (2017:38) berpendapat beban kerja adalah “sejumlah kegiatan

yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan secara

sistematis dengan menggunakan teknis analisis jabatan, teknik analisis beban

kerja, atau teknik manajemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk

mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit

organisasi”.

Irawati & Carollina (2017:52) mengemukakan bahwa beban kerja

merupakan “suatu proses analisa terhadap waktu yang digunakan oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan

(jabatan) atau kelompok jabatan (unit kerja) yang dilaksanakan dalam

keadaan/kondisi normal”.

Munandar (2016:20) juga menyampaikan beban kerja adalah “tugas-tugas

yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu

tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja”.

Koesomowidjojo (2017:21) berpendapat bahwa beban kerja merupakan

“suatu proses menetapkan jumlah jam kerja sumber daya manusia yang bekerja,

digunakan, dan dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan untuk kurun

waktu tertentu”.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tentang beban kerja di atas, dapat

disimpulkan bahwa beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus dipikul

oleh suatu jabatan/unit organisasi berupa tugas-tugas yang diberikan pada tenaga

kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan

keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.


22

2.3.2 Dimensi Beban Kerja

Menurut Koesomowidjojo (2017:33) dimensi beban kerja di antaranya :

1. Kondisi Pekerjaan

Kondisi pekerjaan yang dimaksud adalah bagaimana seorang karyawan

memahami pekerjaan tersebut dengan baik.

2. Penggunaan Waktu Kerja

Waktu kerja yang sesuai dengan SOP dapat meminimalisir beban kerja

karyawan.

3. Target yang Harus Dicapai

Target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan tentunya secara langsung

akan memengaruhi beban kerja yang diterima oleh karyawan. Semakin

sempit waktu yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu atau

tidak seimbangnya antara waktu penyelesaian target pelaksanaan dan

volume kerja yang diberikan, akan semakin besar beban kerja yang

diterima dan dirasakan oleh karyawan.

2.3.3 Indikator Beban Kerja

Menurut Koesomowidjojo (2017:33) indikator beban kerja di antaranya :

1. Kondisi Pekerjaan

a. Lingkungan Kerja

Kondisi pekerjaan yang berhubungan dengan penerangan, suhu udara,

suara kebisingan, penggunaan warna, musik, kelembaban dan ruang

gerak yang diperlukan oleh karyawan sehingga membuat nyaman saat

bekerja.
23

b. Prosedur Kerja

Kondisi pekerjaan yang berhubungan dengan kemampuan dan

pemahaman karyawan dalam penguasaan peraturan yang berlaku

dalam internal untuk membantu mencapai target yang telah

ditetapkan sesuai SOP (Standard Operating Procedur).

c. Risiko Kerja

Kondisi pekerjaan yang berhubungan dengan semua unsur di dalam

suatu perusahaan yang memiliki risiko kecelakaan dan keselamatan

kerja yang tinggi.

2. Penggunaan Waktu Kerja

a. Jam Kerja

Jumlah waktu untuk melakukan pekerjaan yang berkontribusi

terhadap tuntutan kerja, yang merupakan salah satu faktor penyebab

stres di lingkungan kerja yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan

tubuh seseorang. Jam kerja yang sesuai dengan SOP dapat

meminimalisir beban kerja karyawan. Namun, banyak organisasi

tidak memiliki SOP atau tidak konsisten dalam melaksanakan SOP,

penggunaan waktu kerja yang diberlakukan kepada karyawan

cenderung berlebihan atau sangat sempit

b. Tekanan Waktu (Time Pressure)

Tekanan waktu dalam hal tertentu waktu akhir (dead line) justru

dapat meningkatkan motivasi dan menghasilkan prestasi kerja yang

tinggi, namun desakan waktu juga dapat menjadi beban kerja


24

berlebihan kuantitatif ketika hal ini mengakibatkan munculnya

banyak kesalahan atau kondisi kesehatan seseorang berkurang.

3. Target yang Harus Dicapai

a. Volume Kerja

Pencapaian yang harus dikerjakan oleh karyawan dengan penetapan

waktu baku/dasar dalam menyelesaikan volume pekerjaan tertentu

yang jumlahnya tentu berbeda satu sama lain yang akan membuat

semakin besar beban kerja yang diterima dan dirasakan oleh

karyawan.

b. Tujuan Kerja

Tujuan pekerjaan yang ditetapkan oleh perusahaan tentunya secara

langsung akan mempengaruhi beban kerja yang diterima oleh

karyawan. Semakin sempit waktu yang disediakan untuk

melaksanakan pekerjaan tertentu atau tidak seimbangnya antara

waktu penyelesaian target pencapaian tujuan diberikan, akan semakin

besar beban kerja yang diterima dan dirasakan oleh karyawan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan salah satu referensi dasar ketika

melaksanakan sebuah penelitian. Karena penelitian terdahulu memiliki fungsi

untuk memperluas dan memperdalam teori yang akan dipakai dalam kajian

penelitian. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

dapat ditunjukan pada tabel berikut.


25

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Sumber Hasil

Arie Fajriani Pengaruh Beban Jurnal Akuntansi, Beban kerja


& Dovi Pekerjaan terhadap Ekonomi dan berpengaruh positif
Septiari Kinerja Karyawan: Manajemen Bisnis, dan signifikan
(2015) Efek Mediasi Burnout Vol.3, No.1, terhadap kinerja
Hal.74-79, ISSN : secara parsial.
2337-7887

Jeky K. R. Pengaruh Beban Jurnal Administrasi Beban kerja


Rolos, Sofia Kerja Terhadap Bisnis, Vol. 6, No. berpengaruh negatif
A. P. Sambul, Kinerja Karyawan 4 dan signifikan
& Wehelmina Pada PT. Asuransi ISSN : 2338 - 9605 terhadap kinerja
Rumawas Jiwasraya Cabang secara parsial.
(2018) Manado Kota

Nurul Pengaruh Pelatihan Jurnal Ilmiah Pelatihan berpengaruh


Khastelia Terhadap Kinerja Manajemen, positif dan signifikan
Hartomo & Karyawan Kantor Ekonomi, dan terhadap kinerja
Bachruddin Pusat PT. Pos Akuntansi secara parsial.
Saleh Indonesia (Persero) (JIMEA), Vol.4,
Luturlean Bandung No.1,
(2020) p-ISSN: 2541-5255
e-ISSN: 2621-5306

Ni Wayan Pengaruh Pelatihan Jurnal Pendidikan Pelatihan berpengaruh


Eka Sri Terhadap Kinerja Ekonomi positif dan signifikan
Anggereni Karyawan Pada Undiksha, Vol. 10, terhadap kinerja
(2018) Lembaga Perkreditan No. 2, secara parsial.
Desa (LPD) p-ISSN : 2599-
Kabupaten Buleleng 1418
e-ISSN : 2599-
1426

Andy Pengaruh Pelatihan Jurnal Gentiaras a. Parsial:


Fitriyadi dan Beban Kerja Manajemen dan Pelatihan
Dharma Terhadap Kinerja Akuntasi Vol. 12, berpengaruh positif
Tilaar (2020) Pokja di Lingkungan No. 2, Hal. 125- dan signifikan
Biro Pengadaan 137, terhadap kinerja
Barang dan Jasa p-ISSN : 2086- Beban kerja
Pemerintah Provinsi 9592 berpengaruh negatif
Lampung e-ISSN : 2721- dan signifikan
5490 terhadap kinerja
26

b. Simultan :
Pelatihan dan beban
kerja berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja

Sumber : Jurnal Penelitian Terdahulu. 2022

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting (Sugiyono, 2017:60). Kerangka pemikiran yang baik akan

menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara

teoritis, perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan variabel

dependen. Dalam paradigma penelitian ini terdapat dua variabel (X 1 dan X2) yaitu

pelatihan dan beban kerja dan satu variabel terikat atau dependen (Y) yaitu

kinerja.

2.3.1 Pengaruh Pelatihan (X1) terhadap Kinerja (Y)

Kinerja dipandang sebagai suatu proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga

menunjukkan kinerja. Perilaku kerja terlihat dari cara kerja yang penuh semangat,

disiplin, bertanggung jawab, melaksanakan tugas sesuai standar yang ditetapkan,

memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang tinggi dan terarah pada pencapaian

tujuan organisasi. Sedangkan hasil kerja merupakan proses akhir dari suatu

kegiatan yang dilakukan anggota organisasi dalam mencapai sasaran (Wibowo,

2017:39). Hal ini tentunya sesuai dengan pendapat dari Robbins & Coulter
27

(2016:260) mendefinisikan kinerja adalah “suatu hasil yang dicapai oleh

karyawan dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu

pekerjaan”.

Kinerja dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu pelatihan. Hal relevan

dengan pendapat Widodo (2018:82) yang menyatakan pelatihan merupakan

“serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan

secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di

bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan karyawan

melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar”.

Semakin sering pelatihan yang diberikan terhadap karyawan suatu

organisasi sesuai bidang pekerjaan atau tujuan yang diinginkan, maka akan

berimbas pada meningkatnya kinerja karyawan tersebut. Hal ini mendukung

peneltian terdahulu yaitu penelitian Nurul Khastelia Hartomo & Bachruddin

Saleh Luturlean (2020) dan Ni Wayan Eka Sri Anggereni (2018) yang

menghasilkan bahwa secara parsial pelatihan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan merupakan

prediktor kuat yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai pengaruh

positif berarti semakin tinggi pelatihan kerja maka semakin tinggi pula kinerja

karyawan.

2.3.2 Pengaruh Beban Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)

Kinerja didefinisikan sebagai “kemampuan seseorang dalam melakukan

sesuatu keahlian tertentu, kinerja sangatlah penting sebab dengan kinerja ini akan

diketahui seberapa jauh kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas yang


28

dibebankan kepadanya. Untuk itu, diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan

terukur, serta ditetapkan secara bersama-sama untuk dijadikan sebagai acuan”,

(Sinambela, 2018:237).

Kinerja dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu beban kerja. Hal relevan

dengan Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dalam Chandra &

Adriansyah (2017:671) yang menjelaskan bahwa beban kerja adalah besaran

pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan

hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja

secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di

sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja,

beban kerja dan lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja

yang optimal.

Semakin rendah beban kerja yang diterima oleh karyawan suatu

organisasi maka akan berimbas pada meningkatnya kinerja karyawan tersebut.

Hal ini mendukung peneltian terdahulu yaitu penelitian Jeky K. R. Rolos, Sofia

A. P. Sambul, & Wehelmina Rumawas (2018) yang menghasilkan bahwa secara

parsial beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa beban kerja merupakan prediktor

kuat yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai pengaruh negatif berarti

semakin rendah beban kerja maka semakin tinggi kinerja karyawan.

2.3.3 Pengaruh Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)

Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pelatihan dan beban kerja. Hal

relevan dengan pendapat Rozalena & Dewi (2016:108) yang menyatakatan


29

bahwa pelatihan merupakan “kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki

penguasan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kinerja tertentu, terinci

dan rutin. Proses pelatihan difokuskan pada pelaksanaan pekerjaan dan penerapan

pemahaman serta pengetahuan sehingga hasil yang diinginkan adalah penguasaan

atau peningkatan keterampilan”. Serta pernyataan dalam Siswanto (2017:38)

berpendapat beban kerja adalah “sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh

suatu unit organisasi atau pemegang jabatan secara sistematis dengan

menggunakan teknis analisis jabatan, teknik analisis beban kerja, atau teknik

manajemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan informasi

tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi”.

Semakin sering pelatihan kerja dan semakin rendah beban kerja yang

diterima oleh karyawan suatu organisasi maka akan berimbas pada meningkatnya

kinerja karyawan tersebut. Hal ini mendukung peneltian terdahulu yaitu

penelitian Andy Fitriyadi Dharma Tilaar (2020) yang menghasilkan bahwa secara

simultan pelatihan kerja dan beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan. Nilai pengaruh positif berarti semakin tinggi pelatihan kerja maka

semakin tinggi pula kinerja karyawan, sementara nilai pengaruh negatif berarti

semakin rendah beban kerja, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pelatihan kerja dan beban kerja merupakan prediktor kuat

yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan faktor-faktor yang diindikasikan berpengaruh terhadap

kinerja, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini ditunjukkan oleh gambar

berikut.
30

Pelatihan
(X1)
H1
H3 Kinerja
(Y)
Beban Kerja H2
(X2)

Gambar 2. 1
Kerangka Berpikir

Keterangan :

Secara parsial
Secara simultan

Gambar kerangka berpikir di atas menjelaskan bahwa jika pelatihan (X1)

dan beban kerja (X2) secara parsial diproksikan berpengaruh terhadap kinerja (Y)

serta pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) secara simultan berpengaruh langsung

terhadap kinerja (Y).

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang

sedang diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis

adalah instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara

empiris (Hikmawati, 2017:16). Rumusan dalam hipotesis pernyataannya harus

sesuai pencerminan adanya hubungan antara dua variabel. Hipotesis dalam

penelitian ini adalah:


31

Hipotesis 1 Pengaruh Secara Parsial Pelatihan (X1) terhadap Kinerja (Y)

H01: Pelatihan (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Ha1 : Pelatihan (X1) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Hipotesis 2 Pengaruh Secara Parsial Beban Kerja(X2) terhadap Kinerja(Y)

H02 : Beban kerja (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

(Y) Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia.

Ha2: Beban kerja (X2) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Hipotesis 3 Pengaruh Secara Simultan Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2)

terhadap Kinerja (Y)

H03: Pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) tidak berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja (Y) Karyawan Divisi Operasional PT.

Jakarta Medikatama Indonesia.

Ha3: Pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja (Y) Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

asosiatif. Metode asosiatif menurut Sugiyono (2017:21) adalah metode penelitian

yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini

menggunakan asosiatif karena penelitian ini bersifat menghubungkan dua variabel

independen terhadap satu variabel dependen yang dianalisis dengan menggunakan

angka-angka dalam perhitungan statistik. Dalam penelitian ini terdapat adanya

tiga variabel yang terdiri dari variabel dependen berupa Kinerja (Y) dan variabel

independen berupa Pelatihan (X₁) dan Beban Kerja (X₂).

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Jakarta Medikatama Indonesia yang

beralamat di Jalan Kramat Asem No. 20, Utan Kayu Selatan, Matraman, RT 003

RW 012, Utan Kayu Selatan, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 13120. PT. Jakarta Medikatama Indonesia lebih dikenal dengan

sebutan 221 Assist “Medical Evacuation Services”.

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus 2021 sampai

dengan bulan September 2022. Waktu penelitian tersebut digunakan untuk

melakukan penyusunan proposal hingga penggandaan skripsi penelitian. Adapun

agenda waktu kegiatan penelitian sebagaimana berikut.

32
33

Tabel 3. 1
Waktu Penelitian

Agenda 2021 2022


Kegiatan Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep

Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Penyempurnaan
Proposal
Pengumpulan
Data
Pengolahan
Data
Analisis Data
Sidang Skripsi
Penyempurnaan
Skripsi
Penggandaan
Skripsi

Sumber : Data diolah peneliti. 2022

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017:80) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan populasi menurut Djarwanto & Pangestu Subagyo

dalam Sujarweni (2015:223) adalah jumlah dari keseluruhan objek (satu-

satuan/individu) yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian

ini adalah 68 karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia yang
34

merupakan perawat dalam evakuasi medis di lapangan yang memiliki keahlian

khusus dalam bidang tersebut.

3.2.2 Sampel

Sampel menurut Silaen (2018:87) adalah sebagian dari populasi yang

diambil dengan cara-cara tertentu untuk diukur atau diamati karakteristiknya.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Sampling

Jenuh menurut Sugiyono (2017:122) adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila

jumlah populasi relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat generalisasi

dengan kesalahan yang sangat kecil atau dengan kata lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Jumlah sampel dalam

penelitian adalah 68 karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia yang merupakan perawat dalam evakuasi medis di lapangan yang

memiliki keahlian khusus dalam bidang tersebut. Pada penelitian ini seluruh

anggota populasi diambil agar sampel yang diambil bisa betul-betul representatif

dan mewakili hasil secara menyeluruh.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2017:12) data kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka

dan analisis menggunakan statistik. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif,


35

karena data dalam penelitian ini berupa angka-angka yang menunjukkan jumlah

atau banyaknya sesuatu melalui suatu perhitungan tertentu. Data dalam penelitian

ini akan dioleh menggunakan aplikasi SPSS Versi 24.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sujarweni (2015:89) data primer adalah data yang diperoleh dari

responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil

wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini

harus diolah lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Jenis data primer dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh

secara langsung dari pengumpulan data lapangan melalui melalui pengisian

kuesioner yang terdiri dari dimensi-dimensi yang diproksikan ke dalam indikator-

indikator variabel penelitian yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang disebar

kepada 68 responden. Hasil kuesioner tersebut akan diolah ke dalam pengolahan

data statistik yang akan menunjukkan hasil pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Silaen (2018:69) menjelaskan bahwa variabel

penelitian merupakan konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai atau

mempunyai nilai yang bervariasi, yakni suatu sifat, karakterististik, atau fenomena

yang dapat menunjukan sesuatu untuk dapat diamati atau diukur yang nilainya
36

berbeda-beda atu bervariasi. Variabel dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

variabel dependen dan variabel independen sebagai berikut.

1. Variabel Dependen (Y)

variabel dependen menurut Sugiyono (2017:59) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah : Kinerja (Y).

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen menurut Sugiyono (2017:61) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini

adalah : Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2).

3.4.1 Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual menurut Silaen (2018:77) adalah konsep/teori

variabel-variabel yang terdapat dalam kerangka konsep. Jadi, definisi konseptual

dikatakan sebagai penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara

singkat, jelas, dan tegas. Definisi konseptual dari kinerja, pelatihan, dan beban

kerja sebagai berikut.

1. Kinerja

Proses akhir dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan

oleh atasan kepadanya dalam upaya pencapaian tujuan organisasi menurut

kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.


37

2. Pelatihan

Sebuah proses untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan dapat

melatih kemampuan, keterampilan, keahilan dan pengetahuan karyawan

guna melaksanakan pekerjaan secara efektivitas dan efisien untuk

mencapai tujuan di suatu perusahaan.

3. Beban Kerja

Besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi

berupa tugas-tugas yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk

diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan

potensi dari tenaga kerja.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel menurut Sugiyono (2017:58) adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Definisi operasional variabel dapat dikatakan bahwa sebuah

konsep yang mempunyai penjabaran mengenai variabel penelitian ke dalam sub

variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran yang diterapkan dalam

suatu penelitian sebagai berikut.

1. Kinerja

Kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, kerjasama, dan inisiatif

yang diukur dengan indikator-indikator : efisien, keahlian, hasil kerja,


38

keberhasilan, tertib, taat, partisipasi, komunikasi, gagasan/ide, dan conflict

handling.

2. Pelatihan

Materi pelatihan, metode pelatihan, pelatih (instruktur), peserta pelatihan,

dan sarana pelatihan, yang diukur dengan indikator-indikator: relevansi,

tepat, fleksibel, menarik, kompeten, berwawasan, minat , semangat,

tempat, dan perlengkapan/alat.

3. Beban Kerja

Kondisi pekerjaan, penggunaan waktu kerja, dan target yang harus dicapai,

yang diukur dengan indikator-indikator : lingkungan kerja, prosedur kerja,

risiko kerja, jam kerja, tekanan waktu, volume kerja, dan tujuan kerja.

3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2017:131) “digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat

pengumpulan data yang terdiri dari beberapa daftar pertanyaan atau pernyataan

yang tertuang dalam kuesioner yang disampaikan dan diberikan kepada masing-

masing responden yang menjadi sampel dalam penelitian di lapangan”. Instrumen

penelitian disusun dari kisi-kisi penyusunan yang memuat tiga komponen, yaitu:

variabel penelitian yang akan diukur dan diurai atas sub variabel berupa dimensi

yang menjadi tolak ukur dari variabel penelitian yang dijabarkan menjadi

indikator-indikator yang akan diteliti dalam penelitian ini.


39

Kisi-kisi instrumen dari setiap variabel kinerja, pelatihan, dan beban kerja

akan diukur dengan dimensi dan indikator-indikator terkait variabel masing-

masing yang akan dijabarkan ke dalam 20 pernyataan setiap variabel dalam

kuesioner penelitian antara lain sebagai berikut.

Tabel 3. 2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir


Pernyataan
Kinerja (Y) Kualitas Kerja Efisien 1, 2
Keahlian 3, 4
Kuantitas Kerja Hasil Kerja 5, 6
Keberhasilan 7, 8
Tanggung Jawab Tertib 9, 10
Taat 11, 12
Kerjasama Partisipasi 13, 14
Komunikasi 15, 16
Inisiatif Gagasan/Ide 17, 18
Conflict Handling 19, 20
Pelatihan (X1) Materi Pelatihan Relevansi 1, 2
Tepat 3, 4
Metode Pelatihan Fleksibel 5, 6
Menarik 7, 8
Pelatih (Instruktur) Kompeten 9, 10
Berwawasan 11, 12
Peserta Pelatihan Minat 13, 14
Semangat 15, 16
Sarana Pelatihan Tempat 17, 18
Perlengkapan/Alat 19, 20
Beban Kerja Kondisi Pekerjaan Lingkungan Kerja 1, 2, 3
(X2) Prosedur Kerja 4, 5, 6
Risiko Kerja 7, 8
Penggunaan Waktu Jam Kerja 9, 10, 11
Kerja Tekanan Waktu 12, 13, 14
40

Target Yang Harus Volume Kerja 15, 16, 17


Dicapai Tujuan Kerja 18, 19, 20
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

3.6 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

sebuah penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

yang akurat, sehingga tanpa mengetahui teknik pengumpulan data peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono,

2017:199). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner menurut Sugiyono (2017:199) adalah teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang telah

disebar kepada responden akan dihitung dengan menggunakan Skala Likert.

Menurut Sugiyono (2017:133) Skala Likert merupakan alat untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Maka, dengan Skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian, indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan”.
41

Tabel 3. 3
Skala Likert
Jawaban Score
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Sumber : Sugiyono (2017:133)

Setiap instrumen variabel akan dituangkan ke dalam daftar pernyataan

yang berisi indikator-indikator yang ada dalam setiap variabel. Kuesioner terdiri

dari 30 butir pernyataan. Kuesioner menggunakan skala Likert dengan interval 1

sampai dengan 5. Masing-masing jawaban secara berurutan diberikan skor 5, 4, 3,

2, 1. Alternatif jawaban untuk pernyataan positif yaitu: sangat setuju = 5, setuju =

4, netral = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Analisa dilakukan dengan

skala Likert.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data menurut Sugiyono (2017:147) adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
42

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

perhitungan statistik dari angka-angka hasil kuesioner yang akan diolah

menggunakan aplikasi SPSS Versi 24 menggunakan uji-uji hipotesis yang akan

dianalisis di bab IV. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). SPSS adalah sebuah program

komputer yang digunakan untuk menganalisa statistika.

3.7.1 Uji Instrumen

3.7.1.1 Uji Validitas

Uji validitas menurut Noor (2014:19) digunakan untuk melihat kelayakan

butir-butir pertanyaan dalam kuesioner dapat mendefinisikan suatu variabel.

Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok variabel

tersebut. Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan dengan r

tabel│df=n-k dengan tingkat kesalahan 5%. Uji Validitas dalam penelitian ini

akan menggunakan Korelasi Bevariate Pearson yang akan diolah dengan

menggunakan program SPSS Versi 24. Pengambilan kesimpulan hasil uji validitas

dilihat :

a. Jika nilai rhitung>rtabel, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

b. Jika nilai rhitung <rtabel, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak

valid.
43

3.7.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menurut Noor (2014:25) digunakan untuk menilai

kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner.

Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang

disusun dalam bentuk pertanyaan. Uji reliabilitas dengan menggunakan Alfa

Cronbach dengan program SPSS Versi 24. Uji reliabilitas tersebut akan

menggambarkan nilai koefisien keandalan yang menunjukan seberapa baiknya

item/butir dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain.

Pengambilan kesimpulan hasil uji reliabilitas dilihat:

a. Jika nilai alpha > 0,70, maka dinyatakan reliable.

b. Jika nilai alpha < 0,70, maka dinyatakan tidak reliable.

3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan dalam

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul. Menurut Ghozali (2016:19), analisis ini bertujuan untuk

memberikan gambaran atau mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari

nilai rata-rata (mean), minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik

deskriptif adalah statistika yang digunakan dalam mendeskripsikan data menjadi

informasi yang lebih jelas serta mudah dipahami yang memberikan gambaran

mengenai penelitian hubungan dari variabel-variabel yang diproksikan dengan

kinerja, pelatihan, dan beban kerja.


44

3.7.3 Uji Asumsi Dasar

3.7.3.1 Uji Normalitas

Menurut Sugiyono (2017:192) menggunakan statistic parametris

mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi

normal”. Maka perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu, hal ini

bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Normalitas suatu data dianggap penting karena dengan data yang berdistribusi

normal, maka data tersebut dapat dianggap dapat mewakili suatu populasi. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Klomogorov-

Smirnov diolah dengan SPSS versi 24. Pengambilan kesimpulan hasil uji

normalitas dapat dilihat:.

a. Jika nilai signifikansi>0,05, maka dinyatakan data berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansi<0,05, maka dinyatakan data berdistribusi tidak

normal.

3.7.3.2 Uji Linearitas

Uji linearitas dipergunakan untuk mengetahui apakah regresi yang

diperoleh “berarti” apabila dipergunakan untuk membuat kesimpulan antar

variable yang sedang dianalisis (Siregar, 2015:51). Pengujian linearitas variable

bebas dengan variable terikat dilakukan dengan menggunakan One-Way Anova

program SPSS. Pengujian linearitas menggunakan taraf signifikansi 5% (α=0,05).

Interpretasi data atau pengambilan kesimpulan hasil uji linearitas dapat dilihat:
45

a. Jika nilai signifikansi>0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat

mempunyai hubungan yang linear.

b. Jika nilai signifikansi<0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat

mempunyai hubungan yang tidak linear.

3.7.4 Uji Asumsi Klasik

3.7.4.1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut Siregar (2015:62) digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen.

Multikolinieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen.

Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Collinearity

Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan program SPSS Versi 24.

Pengambilan kesimpulan uji multikolinearitas dapat dilihat dari:

a. Jika nilai Collinearity Tolerance <0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) >10, maka mengindikasikan adanya multikolinieritas.

b. Jika nilai Collinearity Tolerance >0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) <10, maka mengindikasikan tidak adanya multikolinieritas.

3.7.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menurut Ghozali (2016:134) bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
46

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang terdapat heteroskedastisitas atau tidak tejadi heteroskedastisitas.

Cara untuk mengetahui ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan

melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya

(SRESID). Deteksi terhadap heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat

ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y dan sumbu X yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y

prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di- standardized. Dasar analisisnya adalah

sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atasdan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.5 Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda menurut Silaen (2018:213) digunakan apabila

peneliti bertujuan untuk memprediksi perubahaan (naik-turunnya) variabel

dependen (variabel Y) yang dijelaskan/dihubungkan oleh dua atau lebih variabel

independen. Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini

dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel

pelatihan (X₁) dan beban kerja (X₂) secara parsial maupun secara simultan
47

terhadap kinerja (Y). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan

program komputer SPSS versi 24.

Maka persamaan Regresi Berganda dengan rumus :

Y = a + b₁X₁+ b₂X₂+ e

Keterangan :

Y = Kinerja

a = Nilai konstan

b₁, b₂ = Koefisien masing-masing faktor

X₁ = Pelatihan

X₂ = Beban Kerja

e = Variabel lain

3.7.6 Uji Hipotesis

Uji hipotesis menurut Siregar (2015:38) adalah pengujian terhadap

pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya. Tujuannya adalah untuk

mengetahui jawaban atau dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.

Uji hipotesis dilakukan sebagai berikut.

3.7.6.1 Uji Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Uji t menurut Sugiyono (2017:184) merupakan bagian dari statistik

parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif. Uji t dilakukan

untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan


48

berlaku untuk seluruh populasi. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel

dependen. Uji hipotesis parsial dapat disimpulkan :

a. Jika nilai thitung> ttabel dan nilai Sig.<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti variabel independen (X1, X2) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

b. Jika nilai thitung< ttabel dan nilai Sig.>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

berarti variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

3.7.6.2 Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji f) menurut Sugiyono (2017:192) digunakan untuk

menguji apakah variabel bebas (independen) secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh terhadap variabel terikat (dependen). Pengujian hipotesis. Uji

hipotesis simultan dapat disimpulkan :

a. Jika nilai Fhitung>Ftabel dan nilai Sig.<0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

berarti variabel independen (X1, X2) berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

b. Jika nilai Fhitung<Ftabel dan nilai Sig.>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

berarti variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).


49

3.7.6.3 Koefisien Determinasi (R²)

Uji Koefisen Determinasi (R2) menurut Ghozali (2016:97) menjelaskan

bahwa koefisien determinasi adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Jika (R 2) yang diperoleh

mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut

menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika

(R2) makin mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Uji Koefisen Determinasi (R2) untuk analisis data pada

penelitian ini menggunakan SPSS versi 24.


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian PT. Jakarta Medikatama Indonesia

4.1.1 Profil Singkat PT. Jakarta Medikatama Indonesia

PT. Jakarta Medikatama Indonesia yang lebih dikenal dengan 221Assist

dirancang untuk memahami situasi dan selalu belajar keunikan Indonesia.

221Assist telah mengembangkan jaringan koresponden di beberapa kota besar

Indonesia agar lebih cepat dan tanggap saat kasus medis diaktifkan.

221Assist adalah perusahaan bantuan medis Indonesia yang berkembang,

sejak didirikan pada tahun 2009 telah membuktikan konsistensi dalam

memberikan bantuan medis kepada masyarakat lokal dan internasional yang secara

medis membutuhkan perawatan yang lebih baik di fasilitas medis terdekat yang

memadai. Performa kerja yang baik dari 221Assist yang menunjukkan kualitas

tinggi, efisiensi, kesederhanaan, dan biaya yang wajar telah memposisikan

221Assist sebagai mitra yang dapat diandalkan untuk bantuan medis apa pun di

dunia.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Jakarta Medikatama Indonesia

1. Visi

Menjadi pilihan utama perusahaan bantuan medis Indonesia dan

terkemuka di Indonesia.

50
51

2. Misi

Secara konsisten memberikan pelayanan medis yang inovatif,

terpercaya, dan dapat diandalkan.

4.1.3 Struktur Organisasi PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang

mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, dimana

setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki

posisi dan fungsinya masing-masing. Struktur organisasi dibuat untuk

kepentingan perusahaan dengan menempatkan orang-orang yang berkompeten

sesuai dengan bidang dan keahliannya. Berikut tersaji gambar 4.1 yang

merupakan struktur organisasi PT. Jakarta Medikatama Indonesia sebagai berikut.

Komisaris

Sekretaris Direktur Audit Internal

General
Manager

Divisi Divisi Divisi Divisi


HRD Operasional Keuangan Pemasaran

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi
52

Penelitian ini dilakukan terhadap divisi operasional yang memiliki

kewajiban untuk melakukan operasional di lapangan dalam hal ini memberikan

pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk pasien dan masyarakat. Berikut

fungsi dan tugas pokok divisi operasional :

a. Mengoordinasikan dan mengendalikan aktivitas pelayanan dan unit

operasional di lapangan.

b. Berperan aktif dalam perencanaan dan koordinasi penyusunan anggaran

revenue tiap unit operasional secara terukur dan mengendalikan realisasi

anggaran secara efisien dan efektif.

c. Mengoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan sistem dan prosedur

berkaitan dengan penanganan medis darurat.

d. Melakukan analisa kesehatan secara detail di bidang pelayanan medis

darurat.

e. Berpartisipasi dalam mengembangkan SOP unit operasional.

f. Melakukan evaluasi dan memberikan pelatihan pelayanan medis darurat.

g. Mewakili manajemen dalam komunikasi yang konstruktif dengan pasien

berkaitan dengan perawatan dan penanganan medis.

h. Mengevaluasi laporan operasional dan SOP pelayanan medis.

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keadaan atau identitas yang melekat pada responden. Karakteristik responden


53

dalam penelitian ini dilihat dari berbagai aspek yaitu: usia, jenis kelamin, dan

pendidikan.

4.2.1 Karakteristik Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1
Karakteristik Responden Usia

Usia Responden Persentase


<25 Tahun 4 5,88
26-35 Tahun 36 52,95
36-45 Tahun 23 33,82
>46 Tahun 5 7,35
Jumlah 68 100 %
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Karakter responden usia pada tabel 4.1 menjelaskan sebagian besar

responden bekerja pada usia produktif 26-35 tahun dengan jumlah 36 responden

(52,95%). PT. Jakarta Medikatama Indonesia memilih responden yang prima dan

memiliki pengalaman khususnya di bidang pelayanan kesehatan karena divisi

operasional harus melakukan evaluasi di site dengan medan yang sulit.

4.2.2 Karakteristik Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajukan pada tabel

4.2.
54

Tabel 4. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden Persentase


Laki-Laki 37 54,41
Perempuan 31 45,59
Jumlah 68 100 %
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Karakter responden jenis kelamin pada tabel 4.2 menjelaskan sebagian

besar responden bekerja berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 37 responden

(54,41%). PT. Jakarta Medikatama Indonesia tidak melihat jenis kelamit perawat

laki-laki maupun perempuan dianggap sama yang lebih utama dilihat dari

kesigapan dan kecepatan dalam melayani dan merawat pasien.

4.2.3 Karakteristik Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3
Karakteristik Responden Pendidikan

Pendidikan Responden Persentase


D3 28 41,18
S1 33 48,53
S2 7 10,29
Jumlah 68 100 %
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Karakter responden pendidikan pada tabel 4.3 menjelaskan sebagian besar

responden bekerja menempuh pendidikan S1 dengan jumlah 33 responden


55

(48,53%). PT. Jakarta Medikatama Indonesia memilih karyawan dengan

kemampuan bidang keperawatan sesuai kompetensi minimal S1, namun tidak

menutup kemungkinan bagi D3 karena yang diutamakan juga keahlian dan

kecakapan dalam menangani medis darurat.

4.3 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data digunakan untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan

merupakan data mentah yang akan diolah menggunakan teknik statistik. Adapun

yang disajikan dalam deskripsi data ini berupa distribusi frekuensi yang disajikan

per indikator berdasarkan persentase frekuensi dan perolehan skor. Berdasarkan

judul dan permasalahan dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel Kinerja (Y),

Pelatihan (X1), dan Beban Kerja (X2). Adapun deskripsi data berasal dari hasil

jawaban kuesioner/angket terhadap sampel 68 responden yang bekerja sebagai

perawat PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

4.3.1 Kinerja (Y)

Tanggapan responden mengenai variabel kinerja diketahui melalui

jawaban responden pada kuesioner. Dimensi kinerja menurut Mangkunegara

(2017:9) yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, kerjasama, dan

inisiatif yang diukur ke dalam indikator-indikator : efisien, keahlian, hasil kerja,

keberhasilan, tertib, taat, partisipasi, komunikasi, gagasan/ide, dan conflict

handling.
56

Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor terendah tiap butir

pernyataan adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Jika responden sebanyak 68

responden, maka: skor terendah: 68 x 1 = 68, dan skor tertinggi : 68 x 5 = 340.


340−68 272
Skala interval didapat dari perhitungan : = = 54
5 5

Berdasarkan kelas interval nilai ditetapkan sebagai berikut:

1. Skor 68-122 = Tidak Baik

2. Skor 123-177 = Kurang Baik

3. Skor 178-232 = Cukup Baik

4. Skor 233-286 = Baik

5. Skor 287-340 = Sangat Baik

Skor diperoleh dengan rumus : (SSx5) + (Sx4) + (Nx3) + (TSx2) +

(STSx1)

Tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan pada kuesioner dan

perhitungan skor kinerja (Y) secara rinci disajikan pada tabel 4.4

Tabel 4. 4
Kuesioner Responden Kinerja (Y)

No Pernyataan Skala Likert Skor


5 4 3 2 1 ∑ Keterangan
Kualitas Kerja
Efisien
1 Karyawan selalu tepat waktu dalam 8 37 23 0 0 257 Baik
menyelasaikan suatu pekerjaan.
2 Karyawan selalu memanfaatkan 8 37 23 0 0 257 Baik
fasilitas yang ada untuk hasil kerja
yang maksimal.
Keahlian
3 Karyawan memiliki keahlian dan 8 38 15 7 0 251 Baik
kemampuan sesuai dengan standart
perusahaan.
57

4 Karyawan memiliki pengetahuan 8 13 47 0 0 233 Baik


dengan wawasan yang luas tentang
pekerjaan yang dijalani.
Kuantitas Kerja
Hasil Kerja
5 Hasil pekerjaan semua karyawan 2 21 43 0 2 225 Cukup Baik
selalu memenuhi target yang telah
ditetapkan perusahaan.
6 Karyawan mampu menyelesaikan 2 42 22 0 2 246 Baik
pekerjaan di atas rata-rata.
Keberhasilan
7 Karyawan dapat dihandalkan dalam 1 23 38 6 0 223 Cukup Baik
berbagai pekerjaan yang diberikan.
8 Pekerjaan selalu diselesaikan dengan 7 38 21 0 2 252 Baik
tuntas.
Tanggung Jawab
Tertib
9 Karyawan memahami mekanisme 8 14 34 9 3 219 Cukup Baik
kerja peralatan yang disediakan oleh
perusahaan.
10 Karyawan berkomitmen dan 7 16 42 0 3 228 Cukup Baik
bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan yang harus dijalani.
Taat
11 Karyawan patuh terhadap peraturan 1 44 16 7 0 243 Baik
yang berlaku dalam ketentuan
perusahaan.
12 Karyawan selalu datang dan pulang 1 21 33 11 2 212 Cukup Baik
sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Kerjasama
Partisipasi
13 Karyawan bersedia bekerja sama 1 36 24 7 0 235 Baik
dalam team demi tercapainya tujuan
utama perusahaan.
14 Karyawan selalu ikut serta dalam 2 51 2 11 2 244 Baik
kegiatan pelatihan untuk
meningkatkan kinerja.
Komunikasi
15 Karyawan selalu berdiskusi dengan 2 22 37 7 0 223 Cukup Baik
rekan kerja untuk menyelesaikan
pekerjaan.
16 Karyawan menjaga hubungan baik 0 45 10 10 3 233 Baik
dengan rekan kerja maupun kepada
atasan.
58

Inisiatif
Gagasan/Ide
17 Karyawan memiliki persepsi dan 2 21 32 13 0 216 Cukup Baik
pemikiran yang berisi langkah
memajukan perusahaan.
18 Karyawan selalu menciptakan 2 44 9 13 0 239 Baik
gagasan yang menarik bagi atasan
untuk terobosan baru dalam
perkembangan perusahaan.
Conflict Handling
19 Karyawan selalu menyelesaikan 0 35 11 22 0 217 Cukup Baik
masalah tanpa diperintah atasan.
20 Karyawan meminta bantuan rekan 0 35 11 22 0 217 Cukup Baik
kerja untuk membantu mencari solusi
dan mempercepat penyelesaiannya
dengan maksimal
Rata-Rata Interval Kinerja 234 Baik

Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa nilai perhitungan rata-rata

interval variabel Kinerja (Y) menunjukkan angka 234, yang berarti secara

keseluruhan pernyataan dalam kuesioner adalah baik.

Nilai tertinggi pada indikator “efisiensi” sebesar 257 pada kategori “baik”

pada pernyataan nomor 1, yaitu: “Karyawan selalu tepat waktu dalam

menyelasaikan suatu pekerjaan” dan nomor 2 yaitu: “Karyawan selalu

memanfaatkan fasilitas yang ada untuk hasil kerja yang maksimal”. Responden

memiliki kinerja yang ditunjukkan dengan tepat waktu dalam menyelasaikan

suatu pekerjaan dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk hasil kerja yang

maksimal.

Sedangkan nilai terendah pada indikator “taat” sebesar 212 pada kategori

“cukup baik” pada pernyataan nomor 12, yaitu: “Karyawan selalu datang dan
59

pulang sesuai dengan ketentuan perusahaan”. Responden masih banyak yang

datang dan pulang tidak sesuai ketentuan perusahaan.

4.3.2 Pelatihan (X1)

Tanggapan responden mengenai pelatihan diketahui melalui jawaban

responden pada kuesioner. Dimensi pelatihan menurut Rivai (2016:324) : materi

pelatihan, metode pelatihan, pelatih (instruktur), peserta pelatihan, dan sarana

pelatihan, yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator: relevansi, tepat, fleksibel,

menarik, kompeten, berwawasan, minat, semangat, tempat, dan perlengkapan/alat.

Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor terendah tiap butir

pernyataan adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Jika responden sebanyak 68

responden, maka: skor terendah: 68 x 1 = 68, dan skor tertinggi : 68 x 5 = 340.


340−68 272
Skala interval didapat dari perhitungan : = = 54
5 5

Berdasarkan kelas interval nilai ditetapkan sebagai berikut:

1. Skor 68-122 = Tidak Baik

2. Skor 123-177 = Kurang Baik

3. Skor 178-232 = Cukup Baik

4. Skor 233-286 = Baik

5. Skor 287-340 = Sangat Baik

Skor diperoleh dengan rumus : (SSx5) + (Sx4) + (Nx3) + (TSx2) +

(STSx1)
60

Tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan pada kuesioner dan

perhitungan skor pelatihan (X1) secara rinci disajikan pada tabel 4.5

Tabel 4. 5
Kuesioner Responden Pelatihan (X1)

No Pernyataan Skala Likert Skor


5 4 3 2 1 ∑ Keterangan
Materi Pelatihan
Relevansi
1 Materi sesuai dengan topik 6 11 36 15 0 212 Cukup Baik
pelatihan.
2 Materi cocok dan berhubungan erat 4 10 39 15 0 207 Cukup Baik
dengan bidang pekerjaan dan
kebutuhan karyawan.
Tepat
3 Materi berisi daftar masalah 1 12 51 4 0 214 Cukup Baik
perusahaan yang menjadi sasaran
pelatihan.
4 Materi memberikan manfaat tepat 1 32 20 14 1 222 Cukup Baik
untuk menambah wawasan dan
keahlian karyawan.
Metode Pelatihan
Fleksibel
5 Pelatihan dilakukan dengan media 1 34 12 21 0 219 Cukup Baik
pelatihan yang tepat dan sesuai
dengan pola pemikiran peserta.
6 Pelatihan dilakukan dengan waktu 1 32 25 9 1 227 Cukup Baik
yang singkat namun berbobot
sesuai kebutuhan.
Menarik
7 Metode penyampaian materi mudah 2 11 48 6 1 211 Cukup Baik
dipahami dan dimengerti.
8 Metode penyampaian materi 3 30 25 9 1 229 Cukup Baik
interaktif, luwes, humoris, dan tidak
monoton
Pelatih (Instruktur)
Kompeten
9 Pelatih/Instruktur harus menguasai 2 30 29 2 5 226 Cukup Baik
topik pelatihan dan bersikap
profesional dalam proses pelatihan.
10 Pelatih/Instruktur memiliki edukasi 3 29 20 14 2 221 Cukup Baik
yang membangun peserta.
61

Berwawasan
11 Pelatih/Instruktur memiliki 4 33 20 8 3 231 Cukup Baik
referensi yang luas dan kuat terkait
bahan pelatihan dan penyelesaian
masalah karyawan.
12 Pelatih/Instruktur memiliki 2 24 21 19 2 209 Cukup Baik
kemampuan dalam public speaking
dan story tellling yang baik dalam
bidang yang menjadi topik
pelatihan.
Peserta Pelatihan
Minat
13 Peserta memiliki rasa ingin tau 5 21 21 18 3 211 Cukup Baik
yang tinggi terkait topik pelatihan.
14 Peserta dengan suka rela 3 26 18 18 3 212 Cukup Baik
berpartisipasi aktif dengan
meluangkan waktu untuk mengikuti
pelatihan.
Semangat
15 Peserta bersungguh-sungguh dalam 6 29 25 7 1 236 Baik
mengikuti pelatihan.
16 Peserta antusias menyiapkan segala 5 29 29 1 4 234 Baik
kebutuhan pelatihan.
Sarana Pelatihan
Tempat
17 Pelatihan dilakukan di tempat 8 30 11 18 1 230 Cukup Baik
dengan suasana yang kondusif.
18 Tempat yang digunakan pelatihan 6 28 20 12 2 228 Cukup Baik
bersih, nyaman, dan strategis untuk
mendukung adanya pelatihan.
Perlengkapan/Alat
19 Semua perlengkapan/alat yang 8 30 11 16 3 228 Cukup Baik
digunakan tersedia lengkap sesuai
topik pelatihan.
20 Semua perlengkapan/alat dapat 4 28 26 9 1 229 Cukup Baik
berfungsi dengan baik yang
mendukung selama proses pelatihan
berlangsung.
Rata-Rata Interval Pelatihan 222 Cukup Baik

Sumber : Data diolah peneliti. 2022


62

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai perhitungan rata-

rata interval variabel Pelatihan (X1) menunjukkan angka 222, yang berarti secara

keseluruhan pernyataan dalam kuesioner sudah cukup baik.

Nilai tertinggi pada indikator “semangat” sebesar 236 pada kategori “baik”

pada pernyataan nomor 15, yaitu: “Peserta bersungguh-sungguh dalam mengikuti

pelatihan”. Responden merasa bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan

yang diadakan oleh perusahaan.

Sedangkan nilai terendah pada indikator “materi pelatihan” sebesar 207

pada kategori “cukup baik” pada pernyataan nomor 2, yaitu: “Materi cocok dan

berhubungan erat dengan bidang pekerjaan dan kebutuhan karyawan.”.

Responden merasa puas materi tidak cocok dan berhubungan erat dengan bidang

pekerjaan dan kebutuhan para karyawannya.

4.3.3 Beban Kerja (X2)

Tanggapan responden mengenai beban kerja diketahui melalui jawaban

responden pada kuesioner. Dimensi beban kerja menurut Koesomowidjojo

(2017:33) yaitu kondisi pekerjaan, penggunaan waktu kerja, dan target yang harus

dicapai, yang diukur ke dalam indikator-indikator : lingkungan kerja, prosedur

kerja, risiko kerja, jam kerja, tekanan waktu, volume kerja, dan tujuan kerja.

Penelitian ini menggunakan skala Likert dengan skor terendah tiap butir

pernyataan adalah 1 dan skor tertinggi adalah 5. Jika responden sebanyak 68

responden, maka: skor terendah: 68 x 1 = 68, dan skor tertinggi : 68 x 5 = 340.


63

340−68 272
Skala interval didapat dari perhitungan : = = 54
5 5

Berdasarkan kelas interval nilai ditetapkan sebagai berikut:

1. Skor 68-122 = Tidak Baik

2. Skor 123-177 = Kurang Baik

3. Skor 178-232 = Cukup Baik

4. Skor 233-286 = Baik

5. Skor 287-340 = Sangat Baik

Skor diperoleh dengan rumus : (SSx5) + (Sx4) + (Nx3) + (TSx2) +

(STSx1).

Tanggapan responden terhadap pernyataan-pernyataan pada kuesioner dan

perhitungan skor variabel beban kerja (X2) secara rinci disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6
Kuesioner Responden Beban Kerja (X2)

No. Pernyataan Skala Likert Skor


5 4 3 2 1 ∑ Keterangan
Kondisi Pekerjaan
Lingkungan Kerja
1 Karyawan merasa aman saat 11 19 31 7 0 238 Baik
bekerja karena keamanan sudah
terjamin.
2 Kondisi tata letak lingkungan kerja 11 18 32 7 0 237 Baik
yang bersih dan sirkulasi udara
yang baik membuat karyawan
nyaman.
3 Suasana dan hubungan kerja antara 5 17 39 7 0 224 Cukup Baik
rekan kerja/atasan di tempat kerja
sangat kondusif untuk bekerja.
Prosedur Kerja
4 Perusahaan sudah menetapkan 1 36 20 11 0 231 Cukup Baik
prosedur kerja sesuai Standart
Operasional Perusahaan (SOP).
5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 3 36 22 7 0 239 Baik
64

(K3) diterapkan dalam operasional


demi mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja.
6 Karyawan dilengkapi dengan Alat 5 18 42 3 0 229 Cukup Baik
Pelindung Diri (APD) dapat
melindungi tenaga kerja dari cedera
atau bahaya kerja.
Risiko Kerja
7 Karyawan memahami adanya 5 26 30 7 0 233 Baik
potensi bahaya yang ditimbulkan
dari pekerjaan yang dijalani.
8 Jalur evakuasi medis darurat untuk 5 17 43 2 1 227 Cukup Baik
setiap wilayah baik via darat, laut,
dan udara sudah direncanakan dan
dikendalikan dengan baik.
Penggunaan Waktu Kerja
Jam Kerja
9 Karyawan merasa jam kerja yang 6 25 29 7 1 232 Cukup Baik
diberikan sesuai dengan beban kerja
yang seharusnya.
10 Jam kerja yang diberikan tidak 6 15 40 7 0 224 Cukup Baik
melebihi batas jam kerja normal.
11 Karyawan merasa puas dengan 4 17 37 8 2 217 Cukup Baik
pembagian kerja shift yang
diberikan.
Tekanan Waktu
12 Tugas yang diberikan terkadang 3 18 40 7 0 221 Cukup Baik
bersifat mendadak dengan jangka
waktu yang singkat.
13 Karyawan harus bekerja di bawah 5 16 40 5 2 221 Cukup Baik
tekanan dan batas waktu yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
14 Karyawan harus tanggap dengan 5 34 22 7 0 241 Baik
waktu yang terbatas dalam
menangani medis darurat saat
proses evakuasi.
Target yang Harus Dicapai
Volume Kerja
15 Beban kerja yang diberikan kepada 7 9 44 8 0 219 Cukup Baik
masing-masing karyawan sama rata.
16 Target kinerja yang ditetapkan pada 7 15 39 5 2 224 Cukup Baik
karyawan sudah sesuai porsinya.
17 Perusahaan menuntut pekerjaan 5 30 25 8 0 236 Baik
dicapai sebanyak mungkin melebihi
65

target.
Tujuan Kerja
18 Beban pekerjaan yang dibebankan 6 26 25 11 0 231 Cukup Baik
sebanding dengan tuntutan
perusahaan.
19 Karyawan mengerjakan banyak 9 29 16 14 0 237 Baik
pekerjaan setiap harinya yang harus
segera diselesaikan.
20 Target yang harus dicapai oleh 9 26 18 15 0 233 Baik
karyawan dalam pekerjaan terlalu
tinggi dan sulit dicapai.
Rata-Rata Interval Beban Kerja 230 Cukup
Baik
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa nilai perhitungan rata-rata

interval variabel beban kerja (X2) menunjukkan angka 230, yang berarti secara

keseluruhan pernyataan dalam kuesioner adalah cukup baik.

Nilai tertinggi pada indikator “tekanan waktu” sebesar 242 pada kategori

“baik” pada pernyataan nomor 14, yaitu: “Karyawan harus tanggap dengan waktu

yang terbatas dalam menangani medis darurat saat proses evakuasi”. Responden

merasa dalam melaksanakan pekerjaan tanggap dengan waktu yang terbatas

dalam menangani medis darurat saat proses evakuasi.

Sedangkan nilai terendah pada indikator “jam kerja” sebesar 217 pada

kategori “cukup baik” pada pernyataan nomor 11, yaitu: “Karyawan merasa puas

dengan pembagian kerja shift yang diberikan. Responden merasa tidak puas

dengan pembagian kerja shift yang diberikan oleh perusahaan yang membebani

setiap karyawan dalam bekerja.


66

4.4 Hasil Analisis Penelitian

4.4.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur validitas atau derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Bevariate

Pearson yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS versi 24.

1. Uji validitas variabel kinerja (Y) yang telah dilakukan terhadap 30

responden PT. Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi

24. Hasil uji validitas variabel kinerja (Y) disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4. 7
Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)
Pernyataan Nomor Butir r hitung r tabel Keterangan
Pernyataan 1 p1 0,878 0,361 Valid
Pernyataan 2 p2 0,874 0,361 Valid
Pernyataan 3 p3 0,967 0,361 Valid
Pernyataan 4 p4 0,713 0,361 Valid
Pernyataan 5 p5 0,846 0,361 Valid
Pernyataan 6 p6 0,878 0,361 Valid
Pernyataan 7 p7 0,792 0,361 Valid
Pernyataan 8 p8 0,940 0,361 Valid
Pernyataan 9 p9 0,810 0,361 Valid
Pernyataan 10 p10 0,847 0,361 Valid
Pernyataan 11 p11 0,905 0,361 Valid
Pernyataan 12 p12 0,927 0,361 Valid
Pernyataan 13 p13 0,896 0,361 Valid
Pernyataan 14 p14 0,792 0,361 Valid
Pernyataan 15 p15 0,864 0,361 Valid
Pernyataan 16 p16 0,902 0,361 Valid
Pernyataan 17 p17 0,890 0,361 Valid
Pernyataan 18 p18 0,904 0,361 Valid
Pernyataan 19 p19 0,859 0,361 Valid
Pernyataan 20 p20 0,856 0,361 Valid
Sumber : Data diolah peneliti. 2022
67

Berdasarkan rabel 4.7 tentang hasil perhitungan uji validitas variabel

kinerja (Y) diketahui bahwa instrumen yang tersaji dalam 20 pernyataan kuesioner

dinyatakan valid, karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel = 0,361)

sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.

2. Uji validitas variabel pelatihan (X1) dilakukan terhadap 30 responden PT.

Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi 24. Hasil uji

validitas variabel pelatihan (X1) disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4. 8
Hasil Uji Validitas Pelatihan (X1)

Pernyataan Nomor Butir r hitung r tabel Keterangan


Pernyataan 1 p1 0,764 0,361 Valid
Pernyataan 2 p2 0,749 0,361 Valid
Pernyataan 3 p3 0,768 0,361 Valid
Pernyataan 4 p4 0,851 0,361 Valid
Pernyataan 5 p5 0,900 0,361 Valid
Pernyataan 6 p6 0,878 0,361 Valid
Pernyataan 7 p7 0,757 0,361 Valid
Pernyataan 8 p8 0,915 0,361 Valid
Pernyataan 9 p9 0,841 0,361 Valid
Pernyataan 10 p10 0,891 0,361 Valid
Pernyataan 11 p11 0,862 0,361 Valid
Pernyataan 12 p12 0,869 0,361 Valid
Pernyataan 13 p13 0,814 0,361 Valid
Pernyataan 14 p14 0,839 0,361 Valid
Pernyataan 15 p15 0,623 0,361 Valid
Pernyataan 16 p16 0,609 0,361 Valid
Pernyataan 17 p17 0,714 0,361 Valid
Pernyataan 18 p18 0,592 0,361 Valid
Pernyataan 19 p19 0,674 0,361 Valid
Pernyataan 20 p20 0,818 0,361 Valid
Sumber : Data diolah peneliti. 2022
68

Berdasarkan tabel 4.8 tentang hasil perhitungan uji validitas variabel

pelatihan (X1) diketahui bahwa instrumen yang tersaji dalam 20 pertanyaan

kuesioner dinyatakan valid, karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rhitung >

rtabel = 0,361) sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.

3. Uji validitas variabel beban kerja (X2) dilakukan terhadap 30 responden

PT. Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi 24. Hasil

uji validitas variabel beban kerja (X2) disajikan pada tabel 4.9

Tabel 4. 9
Hasil Uji Validitas Beban Kerja (X2)

Pernyataan Nomor Butir r hitung r tabel Keterangan


Pernyataan 1 p1 0,812 0,361 Valid
Pernyataan 2 p2 0,856 0,361 Valid
Pernyataan 3 p3 0,877 0,361 Valid
Pernyataan 4 p4 0,866 0,361 Valid
Pernyataan 5 p5 0,836 0,361 Valid
Pernyataan 6 p6 0,762 0,361 Valid
Pernyataan 7 p7 0,833 0,361 Valid
Pernyataan 8 p8 0811 0,361 Valid
Pernyataan 9 p9 0,992 0,361 Valid
Pernyataan 10 p10 0,924 0,361 Valid
Pernyataan 11 p11 0,897 0,361 Valid
Pernyataan 12 p12 0,906 0,361 Valid
Pernyataan 13 p13 0,868 0,361 Valid
Pernyataan 14 p14 0,874 0,361 Valid
Pernyataan 15 p15 0,821 0,361 Valid
Pernyataan 16 p16 0,819 0,361 Valid
Pernyataan 17 p17 0,906 0,361 Valid
Pernyataan 18 p18 0,898 0,361 Valid
Pernyataan 19 p19 0,876 0,361 Valid
Pernyataan 20 p20 0,789 0,361 Valid
Sumber : Data diolah peneliti. 2022
69

Berdasarkan tabel 4.9 tentang hasil perhitungan uji validitas variabel beban

kerja (X2) diketahui bahwa instrumen yang tersaji dalam 20 pernyataan kuesioner

dinyatakan valid, karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (r hitung >r tabel =

0,361) sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya.

4.4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk digunakan untuk menilai kestabilan ukuran

dan konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Uji reliabilitas dengan

menggunakan Alfa Cronbach dengan program SPSS versi 24 disajikan pada tabel

4.10.

Tabel 4. 10
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Kriteria Keterangan

Kinerja (Y) 0,981 > 0,70 Reliable

Pelatihan (X1) 0,965 > 0,70 Reliable

Beban Kerja (X2) 0,980 > 0,70 Reliable

Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa hasil uji reliabilitas

menunjukkan :

1. Uji reliabilitas variabel kinerja (Y) dilakukan terhadap 30 responden PT.

Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi 24. Hasil

perhitungan uji reliabilitas variabel kinerja (Y) diketahui bahwa instrumen


70

yang tersaji dalam 20 pernyataan kuesioner dinyatakan reliable, karena

nilai alpha sebesar 0,981 lebih besar dari ketentuan 0,70.

2. Uji reliabilitas variabel pelatihan (X1) dilakukan terhadap 30 responden PT.

Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi 24. Hasil

perhitungan uji reliabilitas variabel pelatihan (X1) menyatakan bahwa

instrumen yang tersaji dalam 20 pernyataan kuesioner dinyatakan reliable,

nilai alpha sebesar 0,965 lebih besar dari ketentuan 0,70.

3. Uji reliabilitas variabel beban kerja (X2) dilakukan terhadap 30 responden

PT. Jakarta Medikatama Indonesia dengan program SPSS versi 24.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas variebel beban kerja (X2)

menyatakan bahwa instrumen yang tersaji dalam 20 pernyataan kuesioner

dinyatakan reliable, karena nilai alpha sebesar 0,980 lebih besar dari

ketentuan 0,70.

4.4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau

mendeskripsikan data dalam variabel yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

minimum, maksimum dan standar deviasi. Statistik deskriptif adalah statistika

yang digunakan dalam mendeskripsikan data menjadi informasi yang lebih jelas

serta mudah dipahami yang memberikan gambaran mengenai penelitian berupa

hubungan dari variabel-variabel yang diproksikan dengan pelatihan, beban kerja,

dan kinerja. Hasil penelitian analisis statistik deskriptif disajikan pada tabel 4.11.
71

Tabel 4. 11
Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pelatihan 68 27,00 96,00 65,2353 13,22607
Beban Kerja 68 35,00 95,00 67,5588 13,78771
Kinerja 68 35,00 93,00 68,6765 13,15061
Valid N (listwise) 68
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas diketahui bahwa N atau jumlah data setiap

variabel yang valid berjumlah 68 dengan hasil :

1. Variabel kinerja (Y) dari 68 data sampel diketahui bahwa nilai minimum

sebesar 35,00, nilai maksimum sebesar 93,00 diketahui nilai mean sebesar

68,6765 serta nilai standar deviasi sebesar 13,15061 yang artinya nilai mean

lebih besar dari nilai standar deviasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa

indikasi penyimpangan data kinerja rendah maka penyebaran data kinerja

nilainya merata.

2. Variabel pelatihan (X1) dari 68 data sampel diketahui bahwa nilai

minimum sebesar 27,00, nilai maksimum sebesar 96,00 diketahui nilai

mean sebesar 65,2353 serta nilai standar deviasi sebesar 13,22607 yang

artinya nilai mean lebih besar dari nilai standar deviasi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikasi penyimpangan data pelatihan rendah maka

penyebaran data pelatihan nilainya merata.

3. Variabel beban kerja (X2) dari 68 data sampel diketahui bahwa nilai

minimum sebesar 35,00, nilai maksimum sebesar 95,00 diketahui nilai


72

mean sebesar 67,5588 serta nilai standar deviasi sebesar 13,78771 yang

artinya nilai mean lebih besar dari nilai standar deviasi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa indikasi penyimpangan data beban kerja rendah maka

penyebaran data beban kerja nilainya merata.

4.4.3 Hasil Uji Asumsi Dasar

4.4.3.1 Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji

Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov Smirnov program

SPSS Versi 24. Dasar pengambilan kesimpulan hasil uji normalitas dengan

kriteria:

a. Jika nilai signifikansi >0,05, maka dinyatakan data berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansi <0,05, maka dinyatakan data berdistribusi tidak

normal.

Berikut tersaji hasil dari Uji Normalitas pada variabel pelatihan (X1), beban

kerja (X2), dan kinerja (Y).

Tabel 4. 12
Hasil Uji Normalitas

Nilai Signifikansi Kriteria Keterangan

0,200 0,05 Normal


Sumber : Data diolah peneliti. 2022
73

Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa nilai signifikansi uji

normalitas sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 (α>0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa data ketiga variabel yaitu pelatihan (X1), beban kerja (X2),

dan kinerja (Y) yang diuji dinyatakan berdistribusi normal.

4.4.3.2 Hasil Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Uji Linearitas

dalam penelitian ini menggunakan One-Way Anova program SPSS Versi 24.

One-Way Anova digunakan karena pada dasarnya uji linearitas bertujuan untuk

menguji variabel memiliki hubungan yang linear, sementara One-Way Anova

dapat membandingkan nilai dari dua variabel sehingga dengan analisis tersebut

dapat diketahui nilai signifikansi dari tingkat linearitas variabel X terhadap Y nya

dari hasil Deviation from Linearity.

Dasar pengambilan kesimpulan hasil uji linearitas sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi >0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat

mempunyai hubungan yanglinear.

b. Jika nilai signifikansi <0,05, maka variabel bebas dengan variabel terikat

mempunyai hubungan yang tidak linear.

Hasil Uji Linearitas pelatihan (X1), beban kerja (X2), dan kinerja (Y)

disajikan pada Tabel 4.13


74

Tabel 4. 13
Hasil Uji Linearitas

Variabel Nilai Signifikansi Batas Keterangan


Kriteria
Pelatihan (X1) → Kinerja (Y) 0,126 >0,05 Linear

Beban Kerja (X2) → Kinerja (Y) 0,369 >0,05 Linear

Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil Uji Linearitas sebagai berikut:

1. Nilai signifikansi lebih dari 0.05 (α>0,05) yaitu sebesar 0,126 yang berarti

terdapat hubungan yang linear antara pelatihan (X1) dan kinerja (Y).

2. Nilai signifikansi lebih dari 0.05 (α>0,05) yaitu sebesar 0,369 yang berarti

terdapat hubungan yang linear antara beban kerja (X2) dan kinerja (Y).

4.4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi

antara variabel bebas (independent). Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini

menggunakan Collinearity Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

program SPSS Versi 24.

Dasar pengambilan kesimpulan uji multikolinearitas sebagai berikut:

a. Jika nilai Collinearity Tolerance<0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor)>10, maka mengindikasikan adanya multikolinieritas.


75

b. Jika nilai Collinearity Tolerance>0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation

Factor)<10, maka mengindikasikan tidak adanya multikolinieritas.

Hasil Uji Multikolinearitas variabel pelatihan (X1), beban kerja (X2), dan

kinerja (Y) disajikan pada Tabel 4.14.

Tabel 4. 14
Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Collinearity Statistics Keterangan


Tolerance VIF
Hasil Kriteria Hasil Kriteria
Pelatihan (X1) 0,954 >0,10 1,048 <10,00 Tidak
Multikolinearitas
Beban Kerja (X2) 0,954 >0,10 1,048 <10,00 Tidak
Multikolinearitas
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Tabel 4.14 di atas, diketahui hasil uji multikolinearitas sebagai berikut:

Nilai Collinearity Tolerance>0,10 dengan hasil 0,954 dan Statistics VIF<10,00

dengan hasil 1,048 maka dapat diartikan bahwa tidak terjadi adanya

multikolinearitas antara pelatihan (X1) dan kinerja (Y) dan juga antara beban kerja

(X2) dan kinerja (Y).

4.4.4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut
76

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat

heteroskedastisitas atau tidak tejadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas

dalam penelitian ini menggunakan Scatterplot program SPSS Versi 24. Dasar

pengambilan kesimpulan uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari:

a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Berikut tersaji hasil uji heterokedastisitas pada pelatihan (X1), beban kerja

(X2), dan kinerja (Y ).

Gambar 4. 2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
77

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.2 menjelaskan

bahwa jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4.4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua

atau lebih variabel independen (X1, X2,....Xn) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut hasil

output SPSS Regresi Linear Berganda disajikan pada tabel 4.15.

Tabel 4. 15
Persamaan Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 65,337 9,008 7,253 ,000
Pelatihan ,480 ,088 ,483 5,444 ,000
Beban Kerja -,414 ,085 -,434 -4,896 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa hasil persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut: Y=65,337 + 0,480X1 - 0,414X2


78

1. Nilai Constant menunjukkan sebesar 65,337 yang berarti menunjukkan

nilai jika pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) nilainya adalah 0, maka

pengaruh pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) sebesar 65,337.

2. Koefisien β1 pada pelatihan (X1) yaitu 0,480. Nilai koefisien positif

menunjukkan bahwa pelatihan (X1) memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja (Y). Berdasarkan nilai pelatihan (X1) sebesar

0,480 dan signifikansi 0,000<α=0,05 maka apabila pelatihan (X1)

meningkat sebesar 1, maka kinerja (Y) akan meningkat juga dengan nilai

konstanta sebesar 65,337.

3. Koefisien β2 pada beban kerja (X2) yaitu -0,414. Nilai koefisien negatif

menunjukkan bahwa beban kerja (X2) memiliki pengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja (Y). Berdasarkan nilai beban kerja (X2) sebesar

-0,414 dan signifikansi 0,000<α=0,05 maka apabila beban kerja (X2)

meningkat sebesar 1, maka kinerja (Y) dapat menurun dengan nilai

konstanta sebesar 65,337.

4.4.6 Hasil Uji Hipotesis

4.4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Uji t melakukan pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial,

pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara

variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa

variabel independen lain dianggap konstan, hasil perhitungan ini selanjutnya


79

dibandingkan dengan t tabel dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. H0 diterima jika nilai thitung<ttabel dan nilai Sig.>0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan.

b. H0 ditolak jika nilai thitung>ttabel dan nilai Sig.<0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan.

Hasil Uji t variabel pelatihan (X1), beban kerja (X2), dan kinerja (Y)

disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4. 16
Hasil Uji t

Variabel Signifikansi t Keterangan


Hasil Kriteria Hasil t tabel

Pelatihan (X1) → 0,000 <0,05 + 5,723 1,997 Berpengaruh


Kinerja (Y) Positif dan
Signifikan
Beban Kerja (X2) 0,000 <0,05 - 5,181 1,997 Berpengaruh
→ Kinerja (Y) Negatif dan
Signifikan
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas, hasil uji t menunjukkan bahwa:

1. Pelatihan (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja (Y)

dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,723>ttabel 1,997.

Maka H0 ditolak dan Hₐ diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai

thitung yang bernilai positif menunjukkan adanya pengaruh bersifat positif


80

dan signifikan, dimana semakin tinggi pelatihan akan meningkatkan

kinerja.

2. Beban kerja (X2) berpengaruh negatif secara parsial terhadap kinerja (Y)

dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai t hitung sebesar -5,181<ttabel 1,997.

Maka H0 ditolak dan Hₐ diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai

thitung bernilai negatif menunjukkan adanya pengaruh bersifat negatif dan

signifikan, dimana semakin tinggi beban kerja akan menurunkan kinerja.

4.4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara simultan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen

(pelatihan dan beban kerja) yang terdapat di dalam model secara simultan

terhadap variabel dependen (kinerja). Dasar pengambilan kesimpulan uji F pada

pelatihan (X1), beban kerja (X2), dan kinerja (Y) sebagai berikut:

a. Jika nilai Fhitung>Ftabel dan nilai Sig.<0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima, berarti variabel independen (X1, X2) berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen (Y).

b. Jika nilai Fhitung<Ftabel dan nilai Sig.>0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak,

berarti variabel independen (X1, X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y).

Hasil uji F disajikan pada Tabel 4.17.


81

Tabel 4. 17
Hasil Uji F

Variabel Signifikansi F Keterangan


Hasil Kriteria Hasil Kriteria
F tabel
Pelatihan (X1) dan 0,000 <0,05 34,063 >3,138 Berpengaruh
Beban Kerja (X2) → Simultan
Kinerja (Y)
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan Tabel 4.17 Uji F diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000

dan nilai Fhitung sebesar 34,063, maka H0 ditolak dan Hₐ diterima karena nilai

signifikansi<0,05 dan nilai Fhitung>Ftabel (34,063>3,138). Disimpulkan bahwa

pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja

(Y).

4.4.7 Hasil Koefisien Determinasi (R²)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar

variabel independen (X) memiliki dampak terhadap variabel dependen (Y) yang

dinyatakan dalam presentase. Dalam nilai koefisien determinasi berkisar antara 0

sampai 1, apabila nilai koefisien determinasi mendekati 1 artinya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat. Sebaliknya, apabila

nilai koefisien determinasi mendekati 0, maka pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen semakin lemah. Hasil Koefisien Determinasi (R²)

variabel pelatihan (X1), beban kerja (X2), dan kinerja (Y) disajikan pada Tabel

4.18.
82

Tabel 4. 18
Hasil Koefisien Determinasi (R²)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 ,715 ,512 ,497 9,32933
a. Predictors: (Constant), Beban Kerja, Pelatihan
Sumber : Data diolah peneliti. 2022

Berdasarkan Tabel 4.18 tentang hasil Koefisien Determinasi (R²) sebesar

0,512. Nilai Koefisien Determinasi diperoleh dari pengkuadratan nilai Koefisien

Korelasi (R). Besar angka Koefisien Determinasi (R²) 0,512 atau sama dengan

51,2%. Angka tersebut mengandung arti bahwa pelatihan (X1) dan beban kerja

(X2) berpengaruh terhadap kinerja (Y) sebesar 51,2%, sedangkan sebesar 48,8%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Pelatihan (X1) Secara Parsial terhadap Kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Pelatihan (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja (Y)

dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,723. Maka H0 ditolak dan

Hₐ diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai t hitung yang bernilai positif

menunjukkan adanya pengaruh bersifat positif dan signifikan, dimana semakin

tinggi pelatihan akan meningkatkan kinerja.

Pelatihan PT. Jakarta Medikatama Indonesia terbukti berpengaruh secara

parsial terhadap kinerja Divisi Operasional. Hasil analisis hipotesis pertama


83

menghasilkan temuan bahwa pelatihan berpengaruh secara langsung positif dan

signifikan terhadap kinerja. Pengaruh langsung pelatihan terhadap kinerja sebesar

57,3 %. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja

dipengaruhi secara positif oleh pelatihan. Dengan demikian, meningkatnya

pelatihan akan mengakibatkan peningkatan kinerja.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yaitu penelitian Nurul

Khastelia Hartomo & Bachruddin Saleh Luturlean (2020) dan Ni Wayan Eka Sri

Anggereni (2018) yang menyimpulkan bahwa secara parsial pelatihan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja. Dapat dikatakan bahwa pelatihan

merupakan prediktor kuat yang berpengaruh terhadap kinerja. Nilai pengaruh

positif berarti semakin tinggi pelatihan maka semakin tinggi pula kinerjanya.

Sehingga hasil penelitian ini membuktikan kinerja dipengaruhi oleh salah

satu faktor yaitu pelatihan. Hal relevan dengan pendapat Widodo (2018:82) yang

menyatakan “pelatihan merupakan serangkaian aktivitas individu dalam

meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga mampu

memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan adalah proses

pembelajaran yang memungkinkan karyawan melaksanakan pekerjaan yang

sekarang sesuai dengan standar”.

Hal ini membuktikan bahwa teori pelatihan dapat diukur dengan dimensi

pelatihan menurut Rivai (2016:324) yaitu “materi pelatihan, metode pelatihan,

pelatih (instruktur), peserta pelatihan, dan sarana pelatihan, yang dijabarkan ke

dalam indikator-indikator: relevansi, tepat, fleksibel, menarik, kompeten,

berwawasan, minat , semangat, tempat, dan perlengkapan/alat”. Indikator tersebut


84

terbukti membuktikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

4.5.2 Pengaruh Beban Kerja (X2) Secara Parsial Terhadap Kinerja (Y)

Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia

Beban kerja (X2) berpengaruh negatif secara parsial terhadap kinerja (Y)

dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,181. Maka H0 ditolak dan

Hₐ diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai t hitung bernilai negatif

menunjukkan adanya pengaruh bersifat negatif dan signifikan, dimana semakin

tinggi beban kerja akan menurunkan kinerja.

Beban kerja PT. Jakarta Medikatama Indonesia terbukti berpengaruh

secara parsial terhadap kinerja Divisi Operasional. Hasil analisis hipotesis kedua

menghasilkan temuan bahwa beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja sebesar 51,3 %.

Berdasarkan hasil temuan tersebut disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi secara

negatif oleh beban kerja. Dengan demikian, menurunnya beban kerja akan

mengakibatkan peningkatan kinerja.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yaitu penelitian Jeky

K. R. Rolos, Sofia A. P. Sambul, & Wehelmina Rumawas (2018) yang

menghasilkan bahwa secara parsial beban kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan

merupakan prediktor kuat yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai


85

pengaruh negatif berarti semakin rendah beban kerja maka semakin tinggi kinerja

karyawan.

Sehingga hasil penelitian ini membuktikan kinerja dipengaruhi oleh salah

satu faktor yaitu beban kerja. Hal relevan dengan Undang-undang Kesehatan

Nomor 36 tahun 2009 dalam Chandra & Adriansyah (2017:671) yang

menjelaskan bahwa “beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul

oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah

pekerjaan dengan waktu. Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu

perlu dilakukan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja agar, sehingga diperoleh produktivitas kerja yang optimal”.

Hal ini membuktikan bahwa teori beban kerja dapat diukur dengan

dimensi beban kerja menurut Koesomowidjojo (2017:33) “kondisi pekerjaan,

penggunaan waktu kerja, dan target yang harus dicapai, yang dijabarkan ke dalam

indikator-indikator : lingkungan kerja, prosedur kerja, risiko kerja, jam kerja,

tekanan waktu, volume kerja, dan tujuan kerja”. Indikator tersebut terbukti

membuktikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja karyawan divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.


86

4.5.3 Pengaruh Pelatihan (X1) dan Beban Kerja (X2) Secara Simultan

Terhadap Kinerja (Y) Karyawan Divisi Operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia

Pelatihan dan beban kerja PT. Jakarta Medikatama Indonesia terbukti

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja Divisi Operasional. Hasil analisis

hipotesis ketiga menghasilkan temuan bahwa pelatihan dan beban kerja

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Pengaruh secara simultan

pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja (Y) dengan besar angka Koefisien Determinasi (R²) 0,512. Angka tersebut

mengandung arti bahwa pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) berpengaruh

terhadap kinerja (Y) sebesar 51,2%, sedangkan sebesar 48.8% dipengaruhi oleh

variabel lain di luar model regresi ini. Berdasarkan hasil temuan tersebut

disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh pelatihan dan beban kerja. Dengan

demikian, meningkatnya pelatihan dan beban kerja akan mengakibatkan

peningkatan kinerja

Semakin tinggi pelatihan kerja dan semakin rendah beban kerja yang

diterima oleh karyawan suatu organisasi maka akan berimbas pada meningkatnya

kinerja karyawan tersebut. Hal ini mendukung peneltian terdahulu yaitu penelitian

Andy Fitriyadi Dharma Tilaar (2020) yang menghasilkan bahwa secara simultan

pelatihan kerja dan beban kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan. Nilai pengaruh positif berarti semakin tinggi pelatihan kerja maka

semakin tinggi pula kinerja karyawan, sementara nilai pengaruh negatif berarti
87

semakin rendah beban kerja, maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sehingga

dapat dikatakan bahwa pelatihan kerja dan beban kerja merupakan prediktor kuat

yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kinerja dipandang sebagai suatu proses tentang bagaimana pekerjaan

berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu sendiri juga

menunjukkan kinerja. Perilaku kerja terlihat dari cara kerja yang penuh semangat,

disiplin, bertanggung jawab, melaksanakan tugas sesuai standar yang ditetapkan,

memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang tinggi dan terarah pada pencapaian

tujuan organisasi. Sedangkan hasil kerja merupakan proses akhir dari suatu

kegiatan yang dilakukan anggota organisasi dalam mencapai sasaran (Wibowo,

2017:39). Hal ini tentunya sesuai dengan pendapat dari Robbins & Coulter

(2016:260) mendefinisikan kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh karyawan

dalam pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan.

Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pelatihan dan beban kerja. Hal

relevan dengan pendapat Widodo (2018:82) yang menyatakan pelatihan

merupakan “serangkaian aktivitas individu dalam meningkatkan keahlian dan

pengetahuan secara sistematis sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional

di bidangnya. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang memungkinkan

karyawan melaksanakan pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar”. Serta

pernyataan dalam Undang-undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 dalam

Chandra & Adriansyah (2017:671) yang menjelaskan bahwa beban kerja adalah

“besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan

merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu”.


88

Hal ini membuktikan bahwa teori kinerja dapat diukur dengan dimensi

kinerja menurut Mangkunegara (2017:9): kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung

jawab, kerjasama, dan inisiatif yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator :

efisien, keahlian, hasil kerja, keberhasilan, tertib, taat, partisipasi, komunikasi,

gagasan/ide, dan conflict handling. Indikator tersebut terbukti mampu

mempengaruhi secara signifikan terhadap pelatihan dan beban kerja divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian, disimpulkan sebagai berikut:

1. Pelatihan (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan (Y) divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Permasalahan pelatihan terdapat pada kualitas pelatih/instruktur yang

dihadirkan tidak menyampaikan isi materi dengan interaktif sehingga

karyawan sulit memahami materi yang disampaikan dan juga permasalahan

kedua terkait pelatihan perusahaan yang kurang konsisten dan tegas dalam

menetapkan aturan bahwa karyawan wajib mengikuti pelatihan yang

diadakan oleh perusahaan, sehingga hal ini menyebabkan sedikitnya peserta

yang mengikuti pelatihan yang rutin diadakan oleh perusahaan. Pelatihan

kerja yang kurang maksimal menyebabkan kinerja karyawan divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia menurun.

Hal ini membuktikan bahwa teori pelatihan dapat diukur dengan dimensi

pelatihan menurut Rivai (2016:324) yaitu “materi pelatihan, metode

pelatihan, pelatih (instruktur), peserta pelatihan, dan sarana pelatihan, yang

dijabarkan ke dalam indikator-indikator: relevansi, tepat, fleksibel, menarik,

kompeten, berwawasan, minat , semangat, tempat, dan perlengkapan/alat”.

Indikator tersebut terbukti membuktikan berpengaruh positif dan signifikan

89
90

terhadap kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia.

Pelatihan (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja (Y) dengan

nilai signifikansi 0,000 dan nilai thitung sebesar 5,723. Maka H0 ditolak dan Hₐ

diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai t hitung yang bernilai positif

menunjukkan adanya pengaruh bersifat positif dan signifikan, dimana

semakin tinggi pelatihan akan meningkatkan kinerja. Besarnya pengaruh

secara parsial, positif dan signifikan pelatihan terhadap kinerja sebesar

57,3%.

2. Beban kerja (X2) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

karyawan (Y) divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Peraturan perusahaan nomor 56/SK-JMI/I/2022 yang menyatakan jam kerja

karyawan dibagi menjadi 3 team, antara lain team A, team B, dan team C.

Jadwal kerja dibagi menjadi 3 shift perhari, dengan pengaturan shift 1

bekerja pada pukul 07.00-15.00 WIB, shift 2 bekerja dari pukul 15.00-23.00

WIB, dan shift 3 bekerja dari pukul 23.00-07.00 WIB. Berdasarkan jadwal

jam kerja shift 3 memiliki beban kerja paling berat karena harus bekerja pada

malam hari hingga pagi yang menyebabkan karyawan lebih terbebani

dengan pembagian shift yang tidak merata. Meskipun masing-masing shift

melaksanakan pekerjaannya selama 8 jam/hari atau 48 jam/minggu untuk 6

hari kerja. Namun di luar jam kerja yang ditentukan Senin-Sabtu, karyawan

harus selalu siap 24 jam jika ada panggilan evakuasi medis darurat yang

dibutuhkan. Jika dilihat jam kerja normal yang telah diatur Undang-Undang
91

No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Pasal 77 ayat 1 mengatur

ketentuan jam kerja karyawan untuk bekerja sebanyak 40 jam kerja dalam 1

minggu. Maka dari itu, dapat disimpulkan beban kerja di atas batas

ketentuan kerja 40 jam kerja. Beban kerja dengan pembebanan yang terlalu

tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi

overstress karena jadwal kerja yang padat dengan jam kerja yang tinggi

dengan tekanan pekerjaan membuat kinerja karyawan tidak maksimal.

Hal ini membuktikan bahwa teori beban kerja dapat diukur dengan dimensi

beban kerja menurut Koesomowidjojo (2017:33)“kondisi pekerjaan,

penggunaan waktu kerja, dan target yang harus dicapai, yang dijabarkan ke

dalam indikator-indikator : lingkungan kerja, prosedur kerja, risiko kerja,

jam kerja, tekanan waktu, volume kerja, dan tujuan kerja”. Indikator tersebut

terbukti membuktikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Beban kerja (X2) berpengaruh negatif secara parsial terhadap kinerja (Y)

dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai t hitung sebesar 5,181. Maka H0

ditolak dan Hₐ diterima karena nilai signifikansi<0,05 dan nilai t hitung bernilai

negatif menunjukkan adanya pengaruh bersifat negatif dan signifikan,

dimana semakin tinggi beban kerja akan menurunkan kinerja. Besarnya

pengaruh secara parsial, negatif dan signifikan beban kerja terhadap kinerja

sebesar 51,3%.
92

3. Pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap kinerja karyawan (Y) divisi operasional PT. Jakarta Medikatama

Indonesia.

Penilaian kinerja dengan hasil nilai rata-rata rating scale karyawan divisi

operasional sangat jauh kurang dari nilai target 100%. Klasifikasi nilai rating

scale dikategorikan “sangat baik” jika berada pada nilai 93-100%, nilai

rating scale dikategorikan “baik” jika berada pada nilai 84-92%, nilai rating

scale dikategorikan “cukup” jika berada pada nilai 75-83%, dan nilai rating

scale dikategorikan “kurang” jika berada di bawah nilai 75%. Berdasarkan

klasifikasi nilai rating scale pada beberapa indikator kinerja karyawan divisi

operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia diperoleh bahwa indikator

yang mendapat klasifikasi nilai “kurang” pada bulan Januari terletak pada

indikator keahlian, keberhasilan, taat, dan conflict handling; sementara pada

bulan Februari nilai “kurang” terletak pada indikator efisien, keahlian,

keberhasilan, tertib, taat, komunikasi, dan conflict handling; sedangkan pada

bulan Maret dan April nilai “kurang” terletak pada efisien, keahlian, hasil

kerja, keberhasilan, tertib, taat, komunikasi, gagasan/ide, dan conflict

handling; sementara pada bulan Mei hingga Juni nilai “kurang” terletak pada

semua komponen indikator. Semua indikator ini menjadi penentu nilai Key

Behavioral Indicator dan Key Performance Indicator yang menyebabkan

semakin banyaknya karyawan yang berada pada nilai kurang. Nilai kinerja

yang diperoleh karyawan divisi operasional kurang dari nilai target,

dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain


93

kurangnya pelatihan karyawan dan beban kerja berat yang dipikul karyawan

divisi operasional karena harus mampu melakukan evakuasi medis darurat

kapanpun dan dimanapun.

Hal ini membuktikan bahwa teori kinerja dapat diukur dengan dimensi

kinerja menurut Mangkunegara (2017:9): kualitas kerja, kuantitas kerja,

tanggung jawab, kerjasama, dan inisiatif yang dijabarkan ke dalam indikator-

indikator : efisien, keahlian, hasil kerja, keberhasilan, tertib, taat, partisipasi,

komunikasi, gagasan/ide, dan conflict handling. Indikator tersebut terbukti

mampu mempengaruhi secara signifikan terhadap pelatihan dan beban kerja

divisi operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia.

Hasil analisis hipotesis ketiga menghasilkan temuan bahwa pelatihan dan

beban kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. Pengaruh secara

simultan pelatihan (X1) dan beban kerja (X2) berpengaruh secara signifikan

terhadap kinerja (Y) dengan besar angka Koefisien Determinasi (R²) 0,512.

Angka tersebut mengandung arti bahwa pelatihan (X1) dan beban kerja (X2)

berpengaruh terhadap kinerja (Y) sebesar 51,2%, sedangkan sebesar 48.8%

dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini. Berdasarkan hasil

temuan tersebut disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh pelatihan dan

beban kerja. Dengan demikian, meningkatnya pelatihan dan beban kerja

akan mengakibatkan peningkatan kinerja


94

5.2 Saran

Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan divisi operasional PT. Jakarta

Medikatama Indonesia dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Sebaiknya PT. Jakarta Medikatama Indonesia melakukan evaluasi terhadap

pelatih/instruktur yang dihadirkan agar penyampaian isi materi bisa lebih

interaktif sehingga karyawan mudah memahami materi yang disampaikan

dan perusahaan harus tegas dalam menetapkan aturan bahwa karyawan wajib

mengikuti seluruh pelatihan yang diadakan perusahaan sehingga menunjang

kinerja.

2. Sebaiknya PT. Jakarta Medikatama Indonesia menerapkan/merubah jam

kerja shift secara adil karena pada realitanya shift 3 mendapatkan jam kerja

lebih berat dari shift 1 dan 2, sehingga dapat berdampak pada kinerja.
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator).
Riau: Zanafa Publishing.

Anggereni, N. W. E. S. (2018). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada


Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan
Ekonomi Undiksha, 10(2), 606–615.

Chandra, R., & Adriansyah, D. (2017). Pengaruh Beban Kerja dan Stres Kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Mega Auto Central Finance Cabang di
Langsa. Jurnal Manajemen dan Keuangan, 6(1), 670–678.

Fajriani, A., & Septiari, D. (2015). Pengaruh Beban Pekerjaan terhadap Kinerja
Karyawan : Efek Mediasi Burnout. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, 3(1), 74–79.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23


(Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartomo, N. K., & Luturlean, B. S. (2020). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja


Karyawan Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Jurnal Ilmiah
Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi (JIMEA), 4(1), 200–207.

Hasibuan, M. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hikmawati, F. (2017). Metodologi Penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Irawati, R., & Carollina, D. A. (2017). Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Operator Pada PT Giken Precision Indonesia. Jurnal Inovasi
Bisnis, 5(1), 53–58.

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Koesomowidjojo, S. (2017). Panduan Praktis Menyusun Analisis Beban Kerja.


Jakarta: Raih Asa Sukses.

Kumara, I. W. S. E., & Utama, I. W. M. (2016). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja


Karyawan Dengan Mediasi Kepemimpinan Pada Hotel Satriya Cottages Kuta-
Bali. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(3), 1399–1428.

Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

95
96

Munandar, A. S. (2016). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Noor, J. (2014). Analisis Data Penelitian Ekonomi & Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Rivai, V. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori
ke Praktek. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Robbins, S. P., & Coulter, M. (2016). Manajemen Jilid 1 (13th ed.). Jakarta:
Erlangga.

Rolos, J. K. R., Sambul, S. A. P., & Rumawas, W. (2018). Pengaruh Beban Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Cabang Manado
Kota. Jurnal Administrasi Bisnis, 6(4), 19–27.

Rozalena, A., & Dewi, S. K. (2016). Panduan Praktis Menyusun Pengembangan


Karier dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.

Siagian, S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Silaen, S. (2018). Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Bandung: In Media.

Simamora, H. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIEY.

Sinambela, L. P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Siregar, S. (2015). Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi


dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Siswanto. (2017). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni, W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Tarwaka. (2015). Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan


Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press.

Tilaar, A. F. D. (2020). Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Pokja
di Lingkungan Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Provinsi Lampung.
Jurnal Gentiaras Manajemen dan Akuntasi, 12(2), 125–137.
97

Wahyuningsih, S. (2019). Pengaruh Pelatihan Dalam Meningkatkan Produktivitas


Kerja Karyawan. Jurnal Warta Edisi, 60(1), 1–16.

Wibowo. (2017). Manajemen Kinerja. Depok: Raja Grafindo Persada.

Widodo, S. E. (2018). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Willson, C., & Hikmah. (2020). Pengaruh Pelatihan dan Disiplin Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Kinco Prima. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 8(3).
LAMPIRAN

98
LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Indah Mariyana

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Desember 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Alamat : Jl.Nusa Indah 1 , No.43 , Rt.013/Rw.08

Kel.Kebon Pala Kec.Makasar , Jakarta Timur - 13650

Handphone : 0857-1693-0856

B. Data Pendidikan

1. M.I Al-Fatimiyah Lulus Tahun 2008

2. MTS Annasyatul Ilmiah Lulus Tahun 2011

3. SMK Perdana Kusuma Lulus Tahun 2014

Jakarta, 02 September 2022

Indah Mariyana
LAMPIRAN 2
KARTU KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI
YAYASAN ADI UPAYA
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
(UNSURYA)
Jl.Protokol Halim Perdana Kusuma,Komplek Bandara Halim PK-Jakarta 13610
Telp. (021) 8093475 – 8009246 - 8009249 Faks. (021) 8009246
e-mail: sekertariat@universitassuryadarma.ac.id

Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma


Fakultas Ekonomi
Prodi S-1 Manajemen/Akuntansi
KARTU KONSULTASI/MONITOR SKRIPSI

Nama : Indah Mariyana


NPM : 181075025
Konsentrasi : Sumber Daya Manusia (SDM)
Dosen Pembimbing : Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M
Judul Skripsi : Pengaruh Pelatihan dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Divisi Operasional PT. Jakarta Medikatama Indonesia
Tanggal Rekomendasi Paraf Dosen
Pembimbing

Jakarta,
Dosen Pembimbing

Atik Budi Paryanti, S.Pd, M.M


LAMPIRAN 3
KUESIONER/ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PELATIHAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DIVISI OPERASIONAL
PT. JAKARTA MEDIKATAMA INDONESIA

KUESIONER

Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini


merupakan kuesioner yang peneliti susun dalam rangka pelaksanaan penelitian.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan tidak akan mempengaruhi kedudukan maupun
jabatan, mengingat kerahasiaan identitas Bapak/Ibu/Sdr/i akan kami jaga.

IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas diri saudara dengan keadaan yang sebenarnya :
1. No. Responden : ..................................
2. Usia : ..................................
a. 20 s/d 30 tahun
b. 31 s/d 40 tahun
c. 41 s/d 50 tahun
d. > 50 tahun
3. Jenis Kelamin : ..................................
a. Laki-laki
b. Perempuan
4. Pendidikan Terakhir : ....................................
a. D III
b. S1
c. S2
d. Lain-lain

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang Anda pilih sesuai dengan pendapat Anda.
KINERJA
No. Pertanyaan/Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
A. Kualitas Kerja
Efisien
1 Karyawan selalu tepat waktu dalam
menyelasaikan suatu pekerjaan.
2 Karyawan selalu memanfaatkan fasilitas yang
ada untuk hasil kerja yang maksimal.
Keahlian
3 Karyawan memiliki keahlian dan kemampuan
sesuai dengan standart perusahaan.
4 Karyawan memiliki pengetahuan dengan
wawasan yang luas tentang pekerjaan yang
dijalani.
B. Kuantitas Kerja
Hasil Kerja
5 Hasil pekerjaan semua karyawan selalu
memenuhi target yang telah ditetapkan
perusahaan.
6 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan di
atas rata-rata.
Keberhasilan
7 Karyawan dapat dihandalkan dalam berbagai
pekerjaan yang diberikan.
8 Pekerjaan selalu diselesaikan dengan tuntas.
C. Tanggung Jawab
Tertib
9 Karyawan memahami mekanisme kerja
peralatan yang disediakan oleh perusahaan.
10 Karyawan berkomitmen dan bertanggung
jawab penuh atas pekerjaan yang harus dijalani.
Taat
11 Karyawan patuh terhadap peraturan yang
berlaku dalam ketentuan perusahaan.
12 Karyawan selalu datang dan pulang sesuai
dengan ketentuan perusahaan.
D. Kerjasama
Partisipasi
13 Karyawan bersedia bekerja sama dalam team
demi tercapainya tujuan utama perusahaan.
14 Karyawan selalu ikut serta dalam kegiatan
pelatihan untuk meningkatkan kinerja.
Komunikasi
15 Karyawan selalu berdiskusi dengan rekan kerja
untuk menyelesaikan pekerjaan.
16 Karyawan menjaga hubungan baik dengan
rekan kerja maupun kepada atasan.
E. Inisiatif
Gagasan/Ide
17 Karyawan memiliki persepsi dan pemikiran
yang berisi langkah memajukan perusahaan.
18 Karyawan selalu menciptakan gagasan yang
menarik bagi atasan untuk terobosan baru
dalam perkembangan perusahaan.
Conflict Handling
19 Karyawan selalu menyelesaikan masalah tanpa
diperintah atasan.
20 Karyawan meminta bantuan rekan kerja untuk
membantu mencari solusi dan mempercepat
penyelesaiannya dengan maksimal

PELATIHAN

No. Pertanyaan/Pernyataan SS S N TS STS


5 4 3 2 1
A.Materi Pelatihan
Relevansi
1 Materi sesuai dengan topik pelatihan.
2 Materi cocok dan berhubungan erat dengan
bidang pekerjaan dan kebutuhan karyawan.
Tepat
3 Materi berisi daftar masalah perusahaan yang
menjadi sasaran pelatihan.
4 Materi memberikan manfaat tepat untuk
menambah wawasan dan keahlian karyawan.
B. Metode Pelatihan
Fleksibel
5 Pelatihan dilakukan dengan media pelatihan
yang tepat dan sesuai dengan pola pemikiran
peserta.
6 Pelatihan dilakukan dengan waktu yang
singkat namun berbobot sesuai kebutuhan.
Menarik
7 Metode penyampaian materi mudah dipahami
dan dimengerti.
8 Metode penyampaian materi interaktif, luwes,
humoris, dan tidak monoton
C. Pelatih (Instruktur)
Kompeten
9 Pelatih/Instruktur harus menguasai topik
pelatihan dan bersikap profesional dalam
proses pelatihan.
10 Pelatih/Instruktur memiliki edukasi yang
membangun peserta.
Berwawasan
11 Pelatih/Instruktur memiliki referensi yang luas
dan kuat terkait bahan pelatihan dan
penyelesaian masalah karyawan.
12 Pelatih/Instruktur memiliki kemampuan dalam
public speaking dan story tellling yang baik
dalam bidang yang menjadi topik pelatihan.
D. Peserta Pelatihan
Minat
13 Peserta memiliki rasa ingin tau yang tinggi
terkait topik pelatihan.
14 Peserta dengan suka rela berpartisipasi aktif
dengan meluangkan waktu untuk mengikuti
pelatihan.
Semangat
15 Peserta bersungguh-sungguh dalam mengikuti
pelatihan.
16 Peserta antusias menyiapkan segala kebutuhan
pelatihan.
E. Sarana Pelatihan
Tempat
17 Pelatihan dilakukan di tempat dengan suasana
yang kondusif.
18 Tempat yang digunakan pelatihan bersih,
nyaman, dan strategis untuk mendukung
adanya pelatihan.
Perlengkapan/Alat
19 Semua perlengkapan/alat yang digunakan
tersedia lengkap sesuai topik pelatihan.
20 Semua perlengkapan/alat dapat berfungsi
dengan baik yang mendukung selama proses
pelatihan berlangsung.
BEBAN KERJA
No. Pertanyaan/Pernyataan SS S N TS STS
5 4 3 2 1
F. Kondisi Pekerjaan
Lingkungan Kerja
1 Karyawan merasa aman saat bekerja karena
keamanan sudah terjamin.
2 Kondisi tata letak lingkungan kerja yang bersih
dan sirkulasi udara yang baik membuat
karyawan nyaman.
3 Suasana dan hubungan kerja antara rekan
kerja/atasan di tempat kerja sangat kondusif
untuk bekerja.
Prosedur Kerja
4 Perusahaan sudah menetapkan prosedur kerja
sesuai Standart Operasional Perusahaan (SOP).
5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
diterapkan dalam operasional demi mencegah
dan mengurangi kecelakaan kerja.
6 Karyawan dilengkapi dengan Alat Pelindung
Diri (APD) dapat melindungi tenaga kerja dari
cedera atau bahaya kerja.
Risiko Kerja
7 Karyawan memahami adanya potensi bahaya
yang ditimbulkan dari pekerjaan yang dijalani.
8 Jalur evakuasi medis darurat untuk setiap
wilayah baik via darat, laut, dan udara sudah
direncanakan dan dikendalikan dengan baik.
G. Penggunaan Waktu Kerja
Jam Kerja
9 Karyawan merasa jam kerja yang diberikan
sesuai dengan beban kerja yang seharusnya.
10 Jam kerja yang diberikan tidak melebihi batas
jam kerja normal.
11 Karyawan merasa puas dengan pembagian
kerja shift yang diberikan.
Tekanan Waktu
12 Tugas yang diberikan terkadang bersifat
mendadak dengan jangka waktu yang singkat.
13 Karyawan harus bekerja di bawah tekanan dan
batas waktu yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
14 Karyawan harus tanggap dengan waktu yang
terbatas dalam menangani medis darurat saat
proses evakuasi.
H. Target yang Harus Dicapai
Volume Kerja
15 Beban kerja yang diberikan kepada masing-
masing karyawan sama rata.
16 Target kinerja yang ditetapkan pada karyawan
sudah sesuai porsinya.
17 Perusahaan menuntut pekerjaan dicapai
sebanyak mungkin melebihi target.
Tujuan Kerja
18 Beban pekerjaan yang dibebankan sebanding
dengan tuntutan perusahaan.
19 Karyawan mengerjakan banyak pekerjaan
setiap harinya yang harus segera diselesaikan.
20 Target yang harus dicapai oleh karyawan
dalam pekerjaan terlalu tinggi dan sulit dicapai.

TERIMA KASIH
LAMPIRAN 4
HASIL KUESIONER/ANGKET PENELITIAN
KUESIONER/ANGKET PENELITIAN KINERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4
4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
3 3 2 3 1 1 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2
3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2
5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2
4 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
KUESIONER/ANGKET PENELITIAN PELATIHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 3 5 5
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3
3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 5 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 2 2
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 1 2 1 1 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 4
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 5 4 5 5 5 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 1 2 2 1 3
3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 3 2 2 2 5
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3
3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 1 2 2 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4 4 4 3
4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 3 3 2 3 2 3
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3
4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 3 2 3 2 5
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 5 5 5 5 5 3
3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2
3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 2
KUESIONER/ANGKET PENELITIAN BEBAN KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 5 5 3 5 3 3 3 4 4 3 3 3 3 5 5
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 3 5 5
3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
5 3 5 3 3 5 3 5 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4
3 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2
2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4
LAMPIRAN 5
HASIL SPSS
UJI VALIDITAS PELATIHAN (X1)

UJI RELIABILITAS PELATIHAN (X1)


UJI VALIDITAS BEBAN KERJA (X2)

UJI RELIABILITAS BEBAN KERJA (X2)


UJI VALIDITAS KINERJA (Y)

UJI RELIABILITAS KINERJA (Y)


UJI STATISTIK DESKRIPTIF

UJI NORMALITAS
UJI LINEARITAS

UJI MULTIKOLINEARITAS
UJI HETEROSKEDASTISITAS

UJI REGRESI LINEAR BERGANDA


UJI HIPOTESIS T (PARSIAL)

UJI HIPOTESIS F (SIMULTAN)

UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)


LAMPIRAN 6
R TABEL, T TABEL, F TABEL
DF sig= 0.05 sig=0.05 sig=0.05
n-2 t tabel r tabel F tabel, df1=2
1 12,706 0,997 199,500
2 4,303 0,950 19,000
3 3,182 0,878 9,552
4 2,776 0,811 6,944
5 2,571 0,754 5,786
6 2,447 0,707 5,143
7 2,365 0,666 4,737
8 2,306 0,632 4,459
9 2,262 0,602 4,256
10 2,228 0,576 4,103
11 2,201 0,553 3,982
12 2,179 0,532 3,885
13 2,160 0,514 3,806
14 2,145 0,497 3,739
15 2,131 0,482 3,682
16 2,120 0,468 3,634
17 2,110 0,456 3,592
18 2,101 0,444 3,555
19 2,093 0,433 3,522
20 2,086 0,423 3,493
21 2,080 0,413 3,467
22 2,074 0,404 3,443
23 2,069 0,396 3,422
24 2,064 0,388 3,403
25 2,060 0,381 3,385
26 2,056 0,374 3,369
27 2,052 0,367 3,354
28 2,048 0,361 3,340
29 2,045 0,355 3,328
30 2,042 0,349 3,316
31 2,040 0,344 3,305
32 2,037 0,339 3,295
33 2,035 0,334 3,285
34 2,032 0,329 3,276
35 2,030 0,325 3,267
36 2,028 0,320 3,259
37 2,026 0,316 3,252
38 2,024 0,312 3,245
39 2,023 0,308 3,238
40 2,021 0,304 3,232
41 2,020 0,301 3,226
42 2,018 0,297 3,220
43 2,017 0,294 3,214
44 2,015 0,291 3,209
45 2,014 0,288 3,204
46 2,013 0,285 3,200
47 2,012 0,282 3,195
48 2,011 0,279 3,191
49 2,010 0,276 3,187
50 2,009 0,273 3,183
51 2,008 0,271 3,179
52 2,007 0,268 3,175
53 2,006 0,266 3,172
54 2,005 0,263 3,168
55 2,004 0,261 3,165
56 2,003 0,259 3,162
57 2,002 0,256 3,159
58 2,002 0,254 3,156
59 2,001 0,252 3,153
60 2,000 0,250 3,150
61 2,000 0,248 3,148
62 1,999 0,246 3,145
63 1,998 0,244 3,143
64 1,998 0,242 3,140
65 1,997 0,240 3,138
66 1,997 0,239 3,136
67 1,996 0,237 3,134
68 1,995 0,235 3,132
LAMPIRAN 7
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai