Oleh :
Risna Nurani
41152025150196
SKRIPSI
untuk memenuhi syarat ujuan skripsi
guna memperoleh gelar sarjana
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi
1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka saya
diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan
Risna Nurani
ii
PENGARUH DESENTRALISASI DAN KARAKTERISTIK
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
(Studi Pada PT. Greentextile Utama Indonesia II Bandung)
Oleh :
Risna Nurani
41152025150196
PROPOSAL SKRIPSI
untuk memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prodi Akuntansi
ini telah disetujui oleh pembimbing pada tanggal
seperti tertera di bawah ini
Bandung, ........................................
(NR. Ayke Nuraliati, S.E., Ak., M.Ak., CA) (Dedy Sudarmadi, S.E., M.M)
iii
ABSTRAK
Revolusi teknologi telah melnda segala aspek kehidipan manusia. Dalam dunia
bisnis khususnya, revolusi teknologi tersebut menyebabkan perubahan yang luar
biasa dalam persaingan, pemasaran dan pengelolan sumber daya manusia.
Perusahaan dituntun untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang
dimiliki agar dapat memenangkan kompetisi dalam persaingan global.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang kepada manajer yang arahnya lebih
rendah. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang
menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik sistem informasi
akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial pada PT. Greentextile Utama
Indonesia II Bandung. Populasi dalam penelitia ini adalah manajer dan jajaran staff
pada PT. Greentextile Utama Indonesia II Bandung yang berjumlah 133 karyawan.
Power analysis dipergunakan dalam menentukan minimum sampel, dengan tingkat
signifikan 5% dan R2=0,25, maka sampel minimum yang diambil adalah 33
responden Manajer dan Suvervisor PT. Greentextile Utama II Bandung. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan teknik pengumpulan data
menggunakan teknik Kuesioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1)
Desentralisasi berpengaruh sigifikan terhadap kinerja manajerial pada PT.
Greentextile Utama Indonesia II Bandung. 2) Karakteristik sistem informasi
akuntansi manajemen yang terdiri dari broad scope, timelines, aggregation, dan
integration berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT.
Greentextile Utama Indonesia II Bandung.
iv
ABSTRACT
The technological revolution has fulfilled all aspects of human life. In the business
world in particular, the technological revolution caused extraordinary changes in
competition, marketing and management of human resources. The company is
guided to make the most of its capabilities so that it can win competition in global
competition. Decentralization is delegation of authority to managers whose
direction is lower. Management accounting information systems are information
systems that produce output using inputs and various processes needed to meet
certain management objectives. This study was conducted to determine the effect
decentralizaton and characteristics of management accounting information system
on managerial performance in PT. Greentextile Utama Indonesia II Bandung. The
population in this study is the manajer and staff at PT. Greentextile Utama
Indonesia II Bandung, totaling 133 employees. Power analysis is used in
determinating the minimum sampel, with significant level of 5% and R2=0,25, the
minimum sampel taken is 33 respondent Manager and Suvervisors of PT.
Greentextile Utama II Bandung. The data used in this study are primary data and
data collection technique using questionnaire techniques.The results of this study
show that 1) Decentralization has a significant effect on managerial performance
at PT. Greentextile Utama Indonesia II Bandung. 2) Characteristics of
management accounting information systems consisting of broad scope, timelines,
aggregation, and integration have a significant effect on managerial performance
at PT. Greentextile Utama Indonesia II Bandung.
v
KATA PENGENTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi,
Universitas Langlangbuana.
bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati
dan rasa hormat, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih atas
segala bantuan yang telah diberikan. dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. R. AR. Harry Anwar, S.H., M.H., selaku rektor Universitas
Langlangbuana.
2. Bapak Dr. Gun Gunawan R, S.E., Ak., MM, CA selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Dr. Wawan Hermawan, S.E., M.Si., selaku Wakil Dekan 1 Fakultas
vi
4. Ibu Nita Kanya, S.E., M.M., selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi Dan
5. Ibu Tanty Sondari, S.E., M.M., Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Langlangbuana.
6. Ibu Mirna Nurwenda, S.E., M.Si., C.A., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
7. Ibu Uswatun Hasanah, S.E., M. M., selaku Sekertaris Program Studi Akuntansi
8. Bapak Dr. H. R. Hidayat E, S.E., Ak., S.IP., M.M., CA., AP., sekalu Dosen
wali.
9. NR. Ayke Nuraliati, S.E., Ak., M.Ak., CA selaku dosen pembimbing I yang
10. Dedy Sudarmadi, S.E., M.M., selaku dosen pembimbing II yang telah
11. Orang tua tercinta yang senantiasa memberikan do’a yang luar biasa dan tak
12. Adik tersayang Ristiawati yang selalu meberikan semangat dan doa dalam
13. Seluruh Pimpinan, Staf dan Karyawan di PT. Greentextile Utama Indonesia II
Bandung yang telah memberi izin untuk memberikan data dan informasi, guna
vii
14. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan support, bimbingan, bantuan,
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang banyak
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga
skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan
Mohon maaf atas kesalahan dalam pembuatan skripsi ini, akhir kata semoga
Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya untuk kita semua.
Penulis,
Risna Nurani
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1
1.2. Rumusan masalah ................................................................ 9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian .......................................... 10
1.3.1. Maksud Penelitian.................................................. 10
1.3.2. Tujuan Penelitian ................................................... 10
1.4. Kegunaan Penelitian .......................................................... 11
1.4.1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ......................... 11
1.4.2. Pemecahan Masalah ............................................... 11
ix
2.1.3.1. Tingkatan Dan Keterampilan Manajemen
............................................................................... 26
2.1.3.2. Fungsi-Fungsi Manajemen .................... 28
2.1.3.3. Pengukuran Kinerja Manajerial ............. 32
2.2. Penelitian Sebelumnya yang Relavan ................................ 33
2.3. Kerangka Pemikiran .......................................................... 35
2.3.1. Pengaruh desentralisasi terhadap kinerja manajerial
35
2.3.2. Pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi
manajemen terhadap kinerja manajerial ................ 37
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................... 40
x
4.1.3.1.1.Analisis Deskriptif Implementasi
Desentralisasi ............................................. 86
4.1.3.1.2.Analisis Deskriftif Implementasi
Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen ................................................. 91
4.1.3.1.3. ...... Analisis Deskriftif Implementas
Kinerja Manajerial ..................................... 97
4.1.3.2. Hasil Penelitian Verifikatif ..................... 105
4.1.3.2.1.Pengaruh Desentralisasi Dan
Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial 105
4.1.3.2.2.Evaluasi Model Pengukuran ..... 109
4.1.3.2.3.Model Pengukukuran Desentralisasi
.................................................................. 109
4.1.3.2.4. ..... Model Pengukuran Karakteristik
Sistem Informasi Akuntansi Manajemen . 111
4.1.3.2.5.Model Pengukuran Kinerja
Manajerial ................................................ 113
4.1.3.2.6.Analisis Model Struktural ......... 116
4.1.3.2.6.1.Pengujian Collienearity
................................................... 116
4.1.3.2.6.2.Evaluasi Model
Struktural ................................... 117
4.1.3.3. Uji Hipotesis ........................................... 118
4.1.3.3.1.Hasil Pengujian Hipotesis 1 ...... 119
4.1.3.3.2.Hasil Pengujian Hipotesis 2 ...... 119
4.2. Pembahasan ..................................................................... 121
4.2.1. Gambaran Unit Analisis Berdasarkan Variabel
Penelitian ............................................................. 121
4.2.2. Pembahasan Hasil Verifikatif .............................. 122
4.2.3.1.Pengaruh Desentralisasi terhadap Kinerja
Manajerial ............................................................ 122
4.2.3.2.Pengaruh Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial
............................................................................. 126
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................... 131
5.2. Saran ..................................................................................... 132
5.2.1. Saran Operasional ........................................................ 132
5.2.2. Saran Pengembangan Ilmu .......................................... 133
DAFTAR PUSTAKA .............................. 134
LAMPIRAN .............................. 139
xii
DAFTAR TABEL
xiii
Tabel 4.19. Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Leading ............................................... 102
Tabel 4.20. Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Coordinating....................................... 103
Tabel 4.21. Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Motivating........................................... 104
Tabel 4.22. Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Directing ............................................. 104
Tabel 4.23. Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Reporting ............................................ 105
Tabel 4.24.Hasil Perhitungan Nilai-Nilai Loading Factor ................................. 107
Tabel 4.25. Hasil Perhitungan Model Pengukuran Desentralisasi ...................... 110
Tabel 4.26. Cross Loading (Konstruk Desentralisasi) ........................................ 111
Tabel 4.27. Hasil Perhitunga Model Pengukuran Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen ........................................................................................ 112
Tabel 4.28. Cross Loading (Konstruk Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen)......................................................................................................... 113
Tabel 4.29.Hasil Perhitungan Model Pengukuran Kinerja Manajerial ............... 114
Tabel 4.30. Cross Loading (Konstruk Kinerja Manajerial) ................................ 116
Tabel 4.31. Penliaian Collinearity ...................................................................... 117
Tabel 4.32. Hasil Pengujian Hipotesisi ............................................................... 119
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
struktur untuk mencapai tujuan bersama. Manajer dan karyawan merupakan pihak
yang sangat bertanggung jawab untuk mencapai tujuan, sasaran serta target
organisasi baik secara individual atau bahkan secara kelompok. Kinerja manajer
baik secara official maupun operative. Untuk mengukur seberapa besar dapat
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan merupakan aspek yang paling
utama dan penting dalam kinerja manajerial dan karyawan (Silalahi, 2015:408).
perusahaan harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat, sebagai
sumber pendapatan untuk perusahaan dan produk tersebut dapat berupa produk non
fisik (jasa) atau bahan mentah atau barang jadi yang siap dikonsumsi. Untuk
saling melengkapi dan menunjang, antara lain sumber daya manusia, sumber daya
modal dan sumberdaya lainnya. Semua sumber daya yang dimiliki diperusahaan
dikelola oleh tenaga profesional yang disebut dengan manajer atau exsekutif
1
2
Pada dasarnya, kinerja merupakan hasil kerja secara total dan berkualitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggungjawab yang telah diberikan. Tanggapan atau komentar yang diberikan oleh
mitra kerja merupakan salah satu sasaran informasi yang digunakan oleh karyawan
untuk mengetahui hasil kinerjanya. Namun, penilaian kinerja yang mengacu pada
suatu sistem informasi yang terstruktur, menilai, dan memengaruhi sifat, berkaitan
dengan pekerjaan, prilaku, dan hasil kerja serta termasuk absensi. Untuk
mengetahui seberapa ptoduktif seorang karyawan dan apakah mampu bekerja sama
atau lebih efektif dimasa yang akan datang merupakan fokus dari pnilain kinerja.
Salah satu hal terpenting dalam akuntansi manajemen adalah pengukuran kinerja
manajer. Dari hasil pengukuran tersebut akan menjadi input (masukan) untuk
Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh dengan cara instan, namun
harus dilakukan dengan kerja keras dan disiplin yang tinggi, baik secara jangka
pendek ataupun jangka panjang. Suatu kinerja yang sinergis tidak akan berjalan
maksimal jika pihak pemegang saham atau para komisaris perusahaan hanya
external yang terjadi diperusahaan, dalam konteks manajemen moderen seperti saat
hukuman bari para karyawan jika tidak mencapai yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Menurutnya para karyawan tidak dapat mencapai target bisa terjadi
karena berbagai faktor diantaranya, target yang ditetapkan oleh perusahaan terlalu
Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pasalnya, tunjangan yang diberikan tidak seiring
dengan perbaikan layanan yang diberikan oleh para abdi neraga tersebut. Ketua
tunjangan kepada PNS, maka harus melihat dulu kinerja yang telah dicapai selama
ini. Sebab kinerja yang ditunjukan PNS selama ini masih jauh dari yang dihaparkan
oleh masyarakat.
perusahaan, termasuk di antaranya lima pabrik kelapa sawit yang ada di Kalimantan
Barat. Dalam beberapa tahun ke belakang, PTPN XIII mencatatkan kinerja yang
terus memburuk.
mengungkapkan bahwa tiga orang buruh dipecat secara sepihak (PHK) oleh
4
peringatan (SP) selain itu surat kontrak kerja selama setahun milik dia juga
upah gaji tidak ada kendala. Malah, sesuai dengan UMR dan tepat waktu. Meskipun
begitu, memang terkadang apabila tidak tercapai target diberlakukan lembur selama
perusahaan, yang pada sistem ini terjadi pemisahan yang jelas dan tegas antara
tingkat menengah dan selanjutnya ke manajer tingkat yang lebih rendah lagi.
Sebagian perusahaan pada saat ini menggunakan hirarki mendatar yang lebih
menekankan kepada kerja tim. Struktur perusahaan tersebut sesuai dengan sistem
perusahaan. Wewenang dan tanggungjawab setiap divisi dapat dilihat dari stuktur
5
evaluasi kinerja manajer yang diberi wewenang untuk mengelola anak perusahaan,
seperti itu disebut dengn desentralisasi. Pendelegasian ini bukanlah tanpa alasan,
mengenai penetapan status tersangka pada gubernur Aceh Irwadi Yusuf dan Bupati
Kabupaten Bener Meriah Rahmadi, yang menambah panjang deretan kepala derah
Desentralisasi yang sedemikian besar itu bisa menciptakan ladang korupsi yang
semakin luas karena tidak dibarengi dengan pengawasan yang kuat. Menurutnya,
lingkungan dan desentralisasi (studi pada usaha ritel Lawson, Jakarta). Menunjukan
bahwa penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa sistem akuntansi manajemen
penerimaan kas, serta akusisi aset. Peristiwa tersebut timbul dari keputusan dan
perusahaan. Sebagian besar transaksi dan peristiwa yang terjadi memiliki nilai uang
atau dapat diukur dan dinyatakan dalam nilai uang, karena memengaruhi operasi
dan posisi perusahaan maka perlu diukur, dicatat, dianalisis dan dilaporkan kepada
merupakan fakta berupa angka, karakter, simbol, gambar, tanda, isyarat, suara, atau
proses yang berkenlanjutan tanpa henti. Tahap awal dimulai dari input data, lalu
7
keputusan yang dijalankan dan apa tindakan korektif yang dibutuhkan. Infomasi
merupakan umpan balik yang dimaksud disini. Untuk memperbaiki tahapan proses
formal yang menjelaskan sifat dari masukan, proses, dan bahkan keluaran. Kriteria
tersebut fleksibel dan lebih berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh
dilakukan oleh perusahhan dalam mencari cara untuk meningkatkan efesiensi dan
tujuan utama dalam sistem informasi akuntansi manajemen yaitu sebagai berikut:
Ketiga tujuan tersebut menunjukan bahwa para manajer dan para pengguna
informasi ini tidak terbatas hanya pada perusahaan manufaktur saja, tetapi juga
dari Aryanto (2016) menyatakan bahwa, bursa efek indoenasi telah memberikan
peringatan tertulis III dan denda Rp. 150 juta kepada perusahaan yang tercatat
Bursa melakukan suspensi apabila mulai hari ke-91 sejak berakhirnya batas waktu
tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 18 emiten yang belum
dengan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
9
penelitian ini penulis merumuskan masalah yang akan menjadi pokok pembahasan,
yaitu:
“Tujuan penelitian adalah capaian akhir yang ingin diraih oleh penelitian
sebagai berikut :
yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan
penelitian juga berguna untuk mengembangkan objek penelitian agar objek tersebut
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna oleh berbagai
pihak yang berkepentingan agar dapat menambah pengetahuan, wawasan yang baru
pemecahan masalah.
masalah adalah sebuah objek yang bertujuan melatih peneliti agar memiliki
12
yang ada.
Dari hasil penelitian ini diharapkan data yang telah tersaji dapat
HIPOTESIS
2.1.1. Desentralisasi
sebagai berikut:
sebuah perusahaan.”
13
14
berikut:
manajer atau karyawan pada tingkat yang lebih rendah. Wewenang dalam bidang:
A) Keunggulan Desentralisasi
(a) Keputusan operasi menjadi lebih cepat karena dilakukan oleh manajer
pelaksan,
(b) Kualitas keputusan menjadi lebih baik karena diambil oleh orang yang paling
mengetahui keadaan,
(c) Manajemen terus dapat lebih berkonsentrasi pada isu-isu kebijakan dan
perencanaan strategik karena keputusan-keputusan harian dilakukan oleh
manajer pelaksan,
(d) Nenotivasi manajer pelaksan untuk mencapai tujuan perusahaan karena
manajer pelaksan yang diberikan kebebasan mengambil keputusan terkait
dengan akibat dari keputusannya,
(e) Kaderisasi bagi para manajer pelaksana untuk mengelola seluruh aspek fungsi
mereka masing-masing,
(f) Menyediakan alat yang baik bagi manajemen terus untuk menilai potensi para
manajer pelaksan untuk naik ke jenjang manajemen lebih tinggi.
B) Kelemahan Desentralisasi
1) Delegasi
organisasi. Otoritas dan tanggung jawab hendaknya sejajar karena tidaklah masuk
akal meminta seorang manajer atas apa yang tidak berwenang terhadapnya. Selain
itu, tanggung jawab tidak pernah didelegasikan karena tanggungjawab akhir atas
2) Wewenang
keputusan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang diemban. Wewenang yang
secara benar dan tepat waktu. Akibatnya sebagian besar perusahaan telah menganut
3) Tanggung Jawab
4) Akuntabilitas
ukuran seberapa baik pencapaian hasil-hasil, dalam hal ini dipenuhi melalui laporan
sebagai berikut:
berikut:
Dari beberapa pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
tujuan perusahaan.
terdapat tiga kata penting dalam pengertian sistem informasi akuntansi manajemen
1) Input
Input adalah data yang direkam dari peristiwa ekonomi yang terjadi
diperusahaan, contoh dari data yang diinput kedalam sistem informasi
akuntansi manajemen adalah jenis bahan, harga bahan, tarif upah, jam kerja,
jam lembur, jem mesin, pemakaian listrik, dan harga jual.
2) Proses
Proses adalah pengubahan data menjadi informasi. Contoh dari proses ini
adalah mengidentifikasi, mengukur, mengkumulasi, Menganalisis, dan
melaporkan. Proses dapat dilakukan baik secara manual maupun menggunakan
komputer.
3) Output
Output adalah infomasi yang dituangkan dalam laporan yang dihasilkan oleh
sistem informasi akuntansi manaemen. Contoh dari ouput laporan, seperi
21
Pengguna
Gambar 2.1.
Model operasi sistem informasi akuntansi manajemen
(Sumber Hansen dan Mowen, 2013)
akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal yaitu, objek informasi
manajer. Oleh karena itu, informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Chanhell dan Morris (Handayani
1) Broad Scope
ekonomi, teknologi, dan pasar). Informasi yang bersifat luas dibutuhkaan sangat
dibutuhkan oleh manajer. Oleh sebab itu, informasi yang memiliki karakteristik
broad scope sangat dibutuhkan oleh manajer. Informasi yang berasal dari dalam
dan luar peruasahaan dimiliki oleh dimensi fokus, infomasi keuangan atau non
keuangan berkaitan dengan simensi kuantifikasi, dan estimasi peristiwa yang akan
terjadi dimasa yang akan datang berkaitan dengan dimensi waktu atau time
horizon.
24
2) Timelines
kemampuan manajer dalam merespon suatu peristiwa atau permasalahan yang ada.
3) Aggregation
Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas akan tetapi tetap
berkaitan dengan keputusan dari unit-unit bisnis lain merupakan dimensi dari
fungsi. Informasi yang telah dikumpulkan dan dihasilkan serta disusun menurut
fungsi dan jangka waktu yang berbeda-beda dapat mengurangi atau menghambat
4) Integration
bagian satu dengan bagian yang lain. Adanya koordinasi antara segmen sub unit
beraneka ragam merupakan salah satu peran dari informasi yang terintegrasi.
mampu berdampak pada bagian atau sub unit lain. Seberapa banyak kebutuhan
tergantung dari seberapa banyak jumlah segmen dan unit bisnis organisasi tersebut.
sebagai berikut:
sumber daya yang dimiliki perusahaan demi memperoleh laba usaha jangka
perusahaan.
yang baik.
2.1.3.2.Fungsi-Fungsi Manajemen
manajemen mengandung arti bahwa dari berbagai elemen dasar yang ada serta
proses manajemen yang menjadi sebuah patokan bagi manajer untuk melaksanakan
1) Forecasting
diperlukan dan pemasukan uang yang diharapkan akan diperoleh dan rangkaian
3) Organizing
yaitu penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit
yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antar
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangan
sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna yang maksimal
kepada organisasi
6) Leading
mangadakan komunikasi agar ada bahasa yang sama antara manajer dan bawahan,
7) Coordinating
terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan
organisasi. Usaha untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan cara
8) Motivating
agar bawahan melakukan kegiatan suka rela, sesuai apa yang dikehendaki oleh
31
atasan. Pemberian inspirasi semangat dan dorongan ini ditujukan agar bawahan
9) Controlling
adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian dan
sekaligus bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang sedang dilakukan
bahwa dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud tercapai tujuan yang
kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan serta
10) Reporting
mengenai segala hal yang berhubungan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
manajemen tingkat atas baik secara lisan maupun tulisan sehingga yang menerima
memberi laporan.
32
Oleh karena itu, para manajer akan memilih ukuran yang terbaik sebagai referensi
kedalam sistem manajemen, dan riview ukuran dan hasil pelaksanaannya. Ukuran
non finansial. Oleh karena itu, ukuran kinerja sebaiknya memenuhi persyaratan
penelitian yang akan dilakukan. Untuk melihat hasil penelitian sebelumnya yang
Tabel 2.1.
Penelitian Sebelumnya Yang Relavan
Nama Penulis
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
dan Tahun
1 Ingkiriwang Pengaruh Desentralisasi Dan Sistem Meneliti pengaruh Lokasi Hasil analisis menunjukan bahwa
(2013) Akuntansi Manajemen Terhadap desentralisasi, penelitian desentralisasi berpengaruh terhadap
Kinerja Manar Dealer di Manado sistem akuntansi berbeda kinerja manajerial sedangkan sistem
Jurnal EMBA, Volume 1, No. 3, Juni manajemen dan akuntansi manajemen tidak
2013 : 818-825, ISSN : 2303-1174 kinerja manajerial berpengaruh signifikan terhadap
kinerja peusahaan.
2 Nainggolan Pengaruh Karakteristik Sistem Meneliti pngaruh Tidak meneliti Hasil penelitian menemukan bahwa
(2015) Informasi Akuntansi karakteristik kinerja karakteristik broad scope,
Manajemen Terhadap Kinerja sistem informasi organisasi, aggregation, integration, dan
Organisasi Dengan Tingkat akuntansi desentralisasi timelines berpengaruh terhadap
Desentralisasi Sebagai Variabel manajemen dan sebagai variabel kinerja organisasi. Namun secara
Moderating desentralisasi moderating dan parsial desentralisasi tidak
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, lokasi penelitian memoderasi hubungan anara
Volume 15, No. 1, Maret 2015, ISSN berbeda karakteristik sistem informasi
: 1693-7597 akuntansi, namin secara simultan
desentralisasi meoderasi pengaruh
sistem informasi akuntansi
manajemen terhadap kinerja
manajerial.
3 Suryani (2013) Pengaruh Penggunaan Informasi Meneliti Tidak meneliti Kualitas informasi akuntansi
Akuntansi Manajemen Dan Desentralisasi dan Penggunaan manajemen dan desentralisasi secara
Desentralisasi Terhadap Kinerja kinerja manajerial informasi simultan berpengaruh terhadap
Manajerial (Survey pada Dealer akuntansi kinerja manajerial di main dealer
Mobil Kota Jambi) manajemen dan mobil di kota Jambi.
e-Jurnak Binar Akuntansi, Volume 2, lokasi penelitian
No.1, Januari 2013, ISSN : 2303-1522 berbeda
34
Nama Penulis
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
dan Tahun
4 Irawati dan Pengaruh Karakteristik Sistem Meneliti mengenai Tidak meneliti Hasil penelitian ini menunjukan
Ardianshah Informasi Akuntansi Manajemen pengaruh mengenai bahwa karakteristik sistem informasi
(2018) Terhadap Kinerja Manajerial Dengan karakteristik desentralisasi akuntansi manajemen berpengaruh
Desentralisasi sebagai variabel sistem informasi sebagai variabel terhadap kinerja manajerial, namun
moderating (Jurnal Akuntansi & akuntansi moderating dan setelah dimoderasi oleh
Keuangan, Volume 9, No. 1, Maret manajemen, lokasi penelitian desentralisasi interaksi antara
2018, ISSN : 2087-2054) desentralisasi dan berbeda karakteristik sistem infromasi
kinerja manajerial akuntansi manajemen, kinerja
manajerial tidak berpengaruh
signifikan.
5 Lempes et al Desentralisasi dan Sistem Akuntansi Meneliti Lokasi Menunjukan hasil bahwa
(2014) Manajemen terhadap Kinerja desentalisasi, penelitian desentralisasi tidak berpengaruh
Manajerial pada PT. Sinar Galesong sistem akuntamsi berbeda terhadap kinerja manajerial
Manado (Jurnal EMBA, Volume 2, manajemen dan sebaliknya sistem akuntansi
No. 1, Maret 2014, ISSN : 2303-1174) kinerja manajerial manajemen berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial
6 Cahyaningrum Pengaruh karakteristik informasi Meneliti mengenai Tidak meneliti Hasil penelitian ini menunjukan
dan Suprapti akuntansi dan Desentralisasi, sistem informasi mengenai bahwa karakteristik informasi
(2016) Terhadap Kinerja Manajerial Studi akuntansi strategi bisnis akuntansi yang relavan, andal,
Pada Palang Merah Indonesia manajemen, dan lokasi lengkap, tepat waktu memiliki
Provinsi Jawa Tengah) (Jurnal Ilmiah desentralisasi dan penelitian dampak yang positif dan signifikan
UNTAG semarang, Volume 5, No. 2, kinerja manajerial berbeda terhadap kinerja manajerial,
2016, ISSN : 2302-2752) sedangkan karakteristik informasi
akuntansi yang dapat dimengerti dan
yang dapat diverifikasi tidak
memengaruhi kinerja manajerial.
Desentralisasi berpengaruh positif
dan signifikan berdampak pada
kinerja manajerial di palang merah
indonesia di provinsi Jawa Tengah.
7 Ayu dan Dahen Pengaruh Karakteristik Sistem Meneliti Tidak meneliti, Hasil penelitian karakteristik sistem
(2014) Informasi Akuntansi Manajemen karakteristik desentralisasi informasi akuntansi manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial (Studi sistem informasi dan lokasi yang terdiri dari broad scope,
pada PT. Bank BPR kabupaten Tanah akuntansi penelitian timelines, aggregation dan
Datar) (Jurnal Of Economic and manajemen dan berbeda integration berpengaruh terhadap
Economc Education Volume 3, No. kinerja manajerial kinerja manajerial.
1 (89-94), ISSN : 2302-1590, E-ISSN
: 2460-190X)
8 Kristianto dan Keterpengaruhi Kinerja manajerial Meneliti mengenai Tidak meneliti Menunjukan hasil bahwa sistem
Setiawan (2018) Oleh Ketidakpastian Lingkungan dan desentralisasi, dan mengenai akuntansi manajemen memediasi
Desentralisasi (Studi pada Usaha kinerja manajerial ketidakpastian efek ketidak pastian lingkungan
Retel Lawson Jakarta) (Journal Of lingkungan dan pada kinerja manajerial dan
Business & Applled Management lokasi penelitian desentralisasi secara langsung
Volume 11, No. 2, 5 September, 2018, berbeda mempengaruhi kinerja manajerial
p-ISSN : 1979-9543, e-ISSN : 2621- tanda mediasi.
2757)
9 Melasari dan Pengaruh Desentralisasi Dan Sistem Meneliti mengenai Lokasi Hasil penelitian ini menunjukan
Handayani (2018) Akuntansi Manajemen Terhadap desentralisasi, penelitian desentralisasi dan sistem akuntansi
Kinerja Manajerial Pada PT. Sinar sistem akuntansi berbeda manajemen secara simultan dan
Mas Kempas Jaya (Jurnal Akuntansi manajemen dan secara parsial berpengaruh
dan Keuangan Volume 7, No. 2, Juli- kinerja manajerial signifikan terhadap kinerja
Desember 2018, E-ISSN : 2598-7372, manajerial
ISSN : 2089-6255)
10 Handayani dan Pengaruh Karakteristik Sistem Meneliti Tidak meneliti Hasil penelitian ini menunjukan
Hariyati (2014) Informasi Akuntansi Manajemen: karakteristik desentralisasi bahwa karakteristik broad scope,
Broad Scope, Timelines, Aggregation informasi dan lokasi timelines, aggregation, dan
dan Integration Terhadap Kinerja akuntansi penelitian integration berpengaruh terhadap
Manajerial UMKM (studi pada manajemen dan berbeda kinerja manajerial.
UMKM didesa Wedoro, Kab. kinerja manajerial
Sidoarjo) (Jurnal Akuntansi Akrual,
Volume 5, No. 2, Maret
2014:204:221, e-ISSN : 2502-6380)
35
manajemen yang lebih rendah ini sangat diperlukan karena semakin kompleksnya
terhadap kinerja manajeial Dealer di Manado. Hasil analisis yang diperoleh melalui
36
sistem akuntansi manajemen yang lingkupnya luas akan lebih efektif untuk
Lebih lanjut penelitian yang telah dilakukan oleh Suryani (2013) yang
yang lebih besar dari aktivitasnya, dan akses lebih besar dari tipe informasi yang
Penelitian yang telah dilakukan oleh Handayani dan Haryati (2014) yang
ketepatan waktu, terintegrasi, dan efek agregat bepengaruh pada Kinerja Manajerial
meskipun UKM adalah tipe bisnis yang tidak hebat, tetapi masih membutuhkan
menentu.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Dehan (2014) yang
terhadap kinerja manajerial studi empiris pada PT. Bank perkreditan rakyat di
akuntansi manajemen yang terdiri dari broad scope, agregation. Timelines, dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar dari broad scope, agreggation, timelines
dan integration. Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif
terhadap kinerja manajerial pada PT. Sinar Galesong Prima Manado. Sampel dalam
penelitian tersebt berjumlah 50 responden dan data yang digunakan asalah data
kualitatif dengan metode analisis regresi linier berganda dan diuji dengan Model A
sistem informaasi akuntansi manajemen yang terdiri dari broad scope, timelines,
1. Cahyaningrum (2016)
Desentralisasi (X1) : 2. Suryani (2013)
3. Ingkiriwang (2013)
1. Prawiranegoro dan 4. Irawati dan Ardianshah
Purwanti (2013)
2. Hansen dan Mowen (2017)
3. Salman dan Farid (2016)
4. Simamora (2013)
5. Sodikin (2015)
Kinerja Manajerial (Y) :
1. Silalahi (2014)
2. Rudianto (2013)
3. Mahoney et al (Nuraida,
2017)
4. Salam (2014)
5. Samryn (2013)
Sistem Informasi Akuntansi 6. Mulyadi dan Johny
Manajemen (X2) : (dalam kristianto dan
Setiawan, 2018)
1. Salman dan Farid (2016) 7. Firmansyah dan
2. Herry (2014) Mahardika (2018)
3. Siregar et al (2013)
4. Hansen dan Mowen (2013)
5. Syahrijal (2017)
1. Chanell dan Morris (Handayani
dan Hariyati, 2014)
2. Ayu dan Dehan (2014)
3. Lempas et al (2014)
4. Handayani dan Haryati (2014)
Gambar 2.2.
Kerangka Pemikin
40
berikut:
METODE PENELITIAN
sebagai berikut:
Desain penelitian adalah sebuah peta jalan bagi seorang peneliti yang
menuntun berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat yang
dimulai dari perancangan, prosedur, penggunaan metode, pelaksanaan
penelitian, hingga pelaporan hasil dan penarikan kesimpulan.
penelitian merupakan strategi yang dipilih oleh penelitian untuk menyatukan secara
menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan sistematis untuk membahas dan
41
42
berikut:
pelaksanaan penelitian.”
penelitian merupakan proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk
43
penelitian.
gunakan dalam penelitian ini , karena adanya variabel-variabel yang akan ditelaah
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suati sistem pemikiran, ataupun
ataupun lukisan serta sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
berikut:
populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesisi yang
telah ditetapkan.”
untuk mengetahui sifat serta hubungan yang telah mendalam antara dua variabel
atau lebih dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk
memperoleh data yang sesuai dengan masalah. Metode deskriptif dan verifikatif
sebagai berikut:
teori namun bersifat operasional, agar variabel tersebut dapat diukur atau
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
adalah :
1) Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2017:39) menjelaskan mengenai variabel indepensen
sebagai berikut:
“Variabel independen atau varabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen atau variabel bebas.”
2) Variabel dependen
Menurut Sugiono (2017:39) menjelaskan mengenai variabel dependen
adalah sebagai berikut:
“Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel independen atau variabel bebas.”
Terdapat tiga variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel
Tabel 3.1.
Operasionalisasi Variabel
mengukur semua variabel. Skala pengukuran ordinal ini tidak memberikan nilai
absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan urutan (ranking) saja terhadap
Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang yang lebih rendah dan atau
sebaliknya, jadi skala ordinal ini memungkinkan pengukuran orang atau
objek sesuai dengan banyak atau kuantitas karakteristik yang dimilikinya.
48
sebagai berikut :
pengukuran ordinal merupakan skala yang mengurutkan tingkat yang paling tinggi
ke tingkat yang paling rendah dengan karakteristik yang dimiliki objek atau
individu tertentu berbeda. Tujuan dari penggunaan pengukuran skala ini adalah
berikut:
“Rating scale adalah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
secara bertingkat. Sugiyono (2017:98) berpendapat bahwa yang paling penting bagi
penyusunan instrumen dengan rating scale harus dapat mengartikan setiap angka
yang diberikan pada alternatif jawaban setiap intrumen. Rating scale ini lebih
fleksibel dan tidak terbatas pengukuran sikap saja tetapi juga bisa mengukur
Tabel 3.2.
Rating Scale Skor
(Sumber Sugiyono)
Skore Kategori
5 Sangat Setuju Sangat Baik Selalu
4 Setuju Baik Sering
3 Ragu-Ragu Cukup Baik Kadang-Kadang
2 Tidak Setuju Kurang Baik Hampir Tidak Pernah
1 Sangat Tidak Setuju Tidak Baik Tidak Pernah
Jika dilihat dari sumber datanya, sumber data dibagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data skunder. Menurut Sugiyono (2017:225)
yang menjelaskan mengenai data primer dan data skunder sebagai berikut:
50
“Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpulan data.”
“Data skunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
Penulis memerlukan data yang relavan dalam penelitian ini untuk dapat
digunakan dalam penelitin ini adalah sumber data primer. Penjelasan mengenai
sumber data yang di ungkapkan oleh Sugiyono di perjelas oleh Nazir (2014:37)
sebagai berikut:
Data primer adalah data yang belum diolah oleh pihak tertentu untuk
kepentingan tertentu, dan juga menunjukan keaslian informasi yang terkandung
dalam data tersebut. Pada umunya data primer bersumber dari sumber primer, yaitu
data berada pada pihak utama yang memiliki data tersebut.
(angket) adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dapat dalam pengumpulan
data. Nazir (2014:137) menjelaskan mengenai ketiga cara tersebut sebagai berikut:
51
(angket), dengan skala pengukuran yang digunakan yaitu rating scale. Penjelasan
mengenai kuesioner yang telah dungkapkan oleh Sogyono diatas dipertegas oleh
Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dipergunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua
3.4.1. Populasi
berikut:
52
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
Bukan hanya orang yang dapat dijadikan populasi tetapi juga objek dan
benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek atau subjek yang diteliti, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang
penulis ambil adalah manajer dan jajaran staff pada PT. Greentextile Utama
3.4.2. Sampel
menentukan sampel penelitian dan teknik sampling yaitu teknik untuk menentukan
berikut:
(SEM) dengan penaksiran Partial Least Square (PLS) untuk menuji hipotesis
kusal antar variabel dan setiap variabelnya tidak teramati. Menurut Hair et al
53
(2017:) ukuran yang dipergunakan untuk sampel minimal dalam SEM-PLS dapat
1) Rule Of Thumb
ukuran sampel harus 10 kali jumlah maksimum panah menunjukan variabel laten
2) Power Anaysis
didasarkan oleh model dengan anak panah yang paling paling banyak. Beberapa
ukuran sampel minimum yang dapat diambil untuk SEM-PLS adalah dengan
dengan asumsi level statistik kekuatan yang umum digunakan adalah 80%, maka
Suvervisor PT. Greentextile Utama II Bandung dan hasil tersebut didapat dari tabel
Gambar 3.1.
Tabel rekomendasi ukuran sampel PLS untuk kekuatan statistik 80%
(Sumber Hair et al, 2017:26)
(2014:117) mengungkapkan bahwa jika uji validitas dan reliabilitas tidak diketahui,
memberikan alasan terhadap hubungan antar variabel. Bahkan secara luas validitas
dan reliabilitas dapat mencakup seluruh proses pengumpulan data sejak konsep
sebagai berikut:
Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian. jika penelitian membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang
terjadi pada objek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid. Uji validitas
menunjukan sejauh mana alat ukur itu dapat mngukur variabel yang akan diukur.
pertanyaan skor total dengan teknik korelasi Product moment dari pearson:
n X i Yi X i Yi
rxy
n X i
2 2
X i n Yi 2 Yi
2
Keterangan :
n = Jumlah responden
ΣX = Jumlah skor X
ΣY = Jumlah skor Y
56
dengan taraf signifikan 5%. Jika rhitung > rtabel maka instrumen penelitian valid, dan
sebaliknya jika rhitung < rtabel maka instrumen penelitian tidak valid.
dengan derajat konsitensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam panangan
positivistic (kuantitatif) suatu data dinyatakan relibel apabila dua atau lebih
penelitian dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau penelilitian
sama dalam waktu yang berbeda tetapi menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data jika dipecah menjadi dua menunjukan data yang tidak berbeda.
ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat penguku.” Untuk mencari
reliabilitas, maka pertama kali dicari korelasi antara kedua hasil ukuran tersebut
2
r
1
Keterangan :
r = koefesien reliabilitas
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan dua
jenis analisis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan dari penelitian
hipotesis.
Model Structural equation model (SEM) ini lebih andal dan kokoh
error pengukuran, korelasi error terms, dan korelasi antar variabel laten yang akan
diukur oleh indikator berganda. SEM juga dapat dipergunakan sebagai alternatif
analisis jalur dan analisis data runtunan watu (time series) yang berbasis konvarian.
yaitu Convariance Based Structural Equation Model (CB-SEM) dan Partial Least
Dalam SEM ada yang dinakan dengan variabel laten, Abdillah dan Jugiyono
dapat berupa variabel eksogen, variabel endogen, variabel moderating dan atau
variabel intervening.
Variabel eksogen merupakan tipe variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel
lain dan disimbolkan dengan ζ dan di baca KSI.
Variabel moderating merupakan tipe variabel yang memperkuat dan atau
meperlemah hubungan antara dua variabel dann disimbolkan dengan μ.
Variabel endogen dan variabel intervening merupakan tipe variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain baik dipengaruhi secara langsung (direct)
ataupun dipengaruhi secara tidak langsung (indirect) dan disimbimbolkan
dengan η dan dibaca ETA.
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali
dengan satu atau lebih variabel manifest. Variabel yang memiliki data primer
atau data kualitatif. Contohnya variabel motivasi adalah variabel laten.
Variabel manifes (indikator) adalah variabel yang digunakan untuk
menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten dan dalam satu variabel laten
terdiri dari beberapa variabel manifes.
merupakan variabel yang dapat diukur secara langsung atau variabel yang
menjelaskan variabel laten untuk diukur. Variabel observed juba sering disebut
dengan istilah variabel manifest, indikator, item, atau variabel teramati (tangibles).
terjadi. Untuk lebih jelas berikut merupakan gambar dari contoh variabel laten dan
ROA EPS
komitmen kepuasan
organisasi kerja
Gambar 3.2.
Contoh variabel laten dan variabel observed
(Sumber Ghozali, 2017)
terdiri dari dua sub model yaitu modep pengukuran (Measurment model) atau
sering disebut juga dengan outer model dan model stuctural (Structural model) atau
Model ini menunjukan hubungan atau kekuatan estimasi antar variabel laten
dan validitas item indikator yang membentuk konstruk. Sedangkan untuk struktural
model dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antar variabel atau konstruk dalam
model persamaan. Dalam SEM terdapat beberapa tahapan prosedur dan tahapan-
1) Spesifikasi model
sebagai berikut:
laten yang ada didalam penelitian ini yaitu: Desentralisasi (DS), Karakteristik
reflektif pada order pertama yang terdiri dari Delegation (DELEG), Authority
X 1 11 * 1 1
X 2 21 * 1 2
X 3 31 * 1 3
X 4 41 * 1 4
Dimana :
ζ1 = Variabel Desentralisasi
X1 = Dimensi Delegation
62
X2 = Dimendi Authority
X3 = Dimensi Responsibility
X4 = Dimensi Accountability
δ = Kekeliruan Pengukuran
λ = Loading Factor
dengan model pengukuran berbentuk relatif pada order pertama yang terdiri dari
berikut:
X 5 62 * 2 5
X 6 72 * 2 6
X 7 82 * 2 7
X 8 92* 2 8
Dimana :
X6 = Dimensi Timelines
X7 = Dimensi Aggregation
X8 = Dimensi Integration
δ = Kekeliruan Pengukuran
λ = Loading Factor
63
reflektif pada order pertama yang tersiri dari Forecasting (FOREC), Planning
Y1 y11 * 1 1
Y2 y 21 * 1 2
Y3 y 31 * 1 3
Y4 y 41 * 1 4
Y5 y 51 * 1 5
Y6 y 61 * 1 6
Y7 y 71 * 1 7
Y8 y 81 * 1 8
Y9 y 91 * 1 9
Y10 y101 * 1 10
Dimana :
Y1 = Dimensi Forecasting
Y3 = Dimensi Organizing
Y6 = Dimensi Leading
64
Y7 = Dimensi Coordinating
Y8 = Dimensi Motivating
Y9 = Dimensi Controlling
ζ = Kekeliruan Pengukuran
λy = Loading Factor
Inner model atau yang bisa disebut juga dengan inner relation structural
model dan substantive theory yaitu menggambarkan hubungan antara variabel laten
berdasarkan pada substantive theory. Dalam penelitian ini model struktural (inner
model), yang dipakai untuk menguji hipotesis dapat dijabarkan sebagai berikut
(Hair et al 2017:63):
berikut:
11 * 1 12 * 2 1
Dimana :
ζ1 = Variabel Desentralisasi
δ = Kekeliruan Pengukuran
(3) Gambar path diagram dari model spesifikasi diatas yang merupakan kombinasi
FOREC (Y )
1
DELEG (X ) PLANBDG (Y )
1 2
AUTHO (X ) ORGAN (Y )
2 3
DS
RESPON (X ) STAFF(Y )
3
4
ACOUNTA (X )
4 DIREC(Y )
5
KM LEAD (Y )
6
BRSC (X )
5
COORD (Y )
7
TMLNS (X )
6
KSIAM MOTIV (Y )
8
AGGRT (X )
7
CONTROL (Y )
9
INTGR (X )
8
REPORT (Y )
10
Gambar 3.3.
Diagram Jalur
Dimana :
ζ1 = Variabel Desentralisasi
X1 = Dimensi Delegation
X2 = Dimendi Authority
X3 = Dimensi Responsibility
X4 = Dimensi Accountability
X6 = Dimensi Timelines
X7 = Dimensi Aggregation
X8 = Dimensi Integration
Y1 = Dimensi Forecasting
66
Y3 = Dimensi Organizing
Y6 = Dimensi Leading
Y7 = Dimensi Coordinating
Y8 = Dimensi Motivating
Y9 = Dimensi Controlling
untuk dimensi tersebut merupakan skor variabel laten yang dihitung berdasarkan
2) Estimasi (Estimation)
Dalam model ini, terdapat dua pendekatan yang sering dipergunakan yaitu
LISREL dan PLS. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan PLS
karena sampel dalam penelitian ini relatif kecil yaitu berjumlah 33 responden
Manajer dan Suvervisor yang ada di PT. Greentrxtile Utama Indonesia II.
sebagai beriku:
(4) Ketika skor sudah diperoleh, taksir koefesien-koefisien model inner melalui
Alogaritma
Ulangi tahapan ke-2 sampai tahapan ke-4 dampai diperoleh Wjk yang
konvergen.
Ada tiga pilihan untuk memdapatkan bobot inner model (eij) adalah sebagai
berikut:
(ordinary least square) selanjutnya loading didapat dari skor variabel laten.
3) Evaluasi model
dari variabel-variabel dependen dan nilai taksiran oleh model dalam persamaan.
Evaluasi hasil model pengukuran dan struktural dalam SEM-PLS ditempuh melalui
meliputi dua tahapan yaitu evaluasi model pengukuran dan evaluasi model
struktural.
Evaluasi model ini ditempuh melalui evaluasi reliabilitas dan validitas dari
diukur secara reflektif dan formatif. Kedua pendekatan tersebut dilandasi oleh
konsep yang berbeda. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan dari ukuran-ukuran
reliabilitas berdasarkan evaluasi item tes terhadap konstruk yang sama. Untuk
pc
l i i
2
l var e
i i
2
i i
diperoleh dua instrumen yang mengukur konsep sama, atau mengukur konsep
2017:112):
2
AVE
I
V var
2
I I i
lalu dibandingkan dengan nilai AVE dengan kuadrat nilai korelasi antar konstruk.
konstruknya dan juga konstruk dari blok lain. Jika korelasi antara indikator dengan
konstraknya lebih tinggi dari korelasi dan blok mereka lebih baik blok lainnya.
Ukuran discriminant validity lainnya adalah bahwa nilai akar AVE harus lebih
tinggi dari korelasi antara konstrak dengan konstrak lainnya atau nilai AVE lebih
tinggi dari pada kuadrat korrelasi antara konstrak (Hair et al, 2017:115).
a) Collinearity assesment
model structural berlandaskan pada regresi OLS dari setiap variabel laten endogen
berganda, estimasi koefisiensi jalur akan bisa bila terdapat tingkat collinearity yang
inflation factor (VIF), dalam konteks PLS-SEM, nilai toleransi 0,02 atau kurang
yang mewakili hubungan hipotesis antar konstruk. Koefesien jalur memiliki nilai
hubungan yang kuat, positif dan sigifikan secara statistik, begitu juga sebaliknya
jika nilai koefesien jalur mendekati – 1 maka mempunyai hubungan yang negatif
dan tidak signifikan. Semakin dekat perkiraan koefesien mendekati 0 maka semakin
lemah hubungan kinstruk. Estimasi dari nilai koefesiensi path bisa menggunakan
Nilai kritis yang umumnyadigunakan untuk penguji dua sisi atau two tailed
manajerial dan diuji menggunakan pengujian hipotesis yang termasuk dalam model
struktural. Dalam penelitian ini terdapat dua hipotesis dan diuji menggunakan
statistik uji t – student. Kriteria pengujiannya adalah H0 ditolak jika p – value lebih
Hipotesis 1
11
t
Se 11
Hipotesis 2
manjerial
12
t
Se 12
koefesiensi determinasi ( nilai R2). Koefesien ini merupakan ukuran dari akurasi
model prediksi dan dihitung sebagai kuadrat korelasi antara endogen konstruk
aktual dan nilai-nilai prediksi. Nilai R2 berkisar dari 0 sampai 1, dengan tingkat
lebih tinggi menunjukan bahwa akurasi prediksi yang lebih tinggi juga. Rule of
0,75 = Substancial
0,50 = Moderate
0,25 = Week
substantive pada kontruks endogen. Langkah tersebut disebut dengan effect size (f2)
R 2 included R 2 excluded
f
2
1 R 2 included
Adapun rule of thumb untuk effect size adalah f2 0,02 , 0,15 dan 0,35 menunjukan
masing-masing efek konstruk kecil, sedang atau besar pada konstruk endogen
(PT. GIU II Bandung) merupakan perusahaan yang telah berdiri sejak bulan
Februari 2014 merupakan cabang kedua yang telah didirikan di Indonesia yang
terletak di Bandung Selatan tepatnya berdada di JL. Raya Banjaran Km 16.5 Desa
Batukarut. Cabang pertama yang telah berdiri sejak tahun 2011 silam yaitu PT.
(KBN) Bekasi. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
Massimo Duti, Forever 21, Target, Jack Nicklaus merupakan beberapa brand
pakaian ternama yang di produksi di PT. GIU II Bandung ini. Semua brand pakaian
yang di produksi di PT. GIU II Bandung. Untuk dapat menghasilkan produk yang
berkualitas tentunya perusahaan ini juga didukung oleh teknologi yang canggih
termasuk mesin-mesin produksi yang di impor langsung dari negara seperti Korea
dan Jepang.
PT. GIU II Bandung telah mengalami kemajuan dari awal didirikan sampai
saat ini tetap menjadi main buyer brand-brand tersebut yang mampu
karyawan telah bergabung menjadi bagian dari perusahaan ini. Perusahaan ini juga
73
74
pekerjaan serta memberikan penghasilan bagi warga sekitar dengan sebagian warga
yang telah di pekerjakan oleh PT. GIU II Bandung dan juga warga lainnya bisa
berjualan disekitar jalan area menuju pabrik. Namun, untuk dapat bekerja di PT.
GIU II Bandung ini harus melewati beberapa tahapan seleksi, karena pihak
bidang garment. Proses seleksi ini dinilai tidak hanya dari segi pendidikan saja akan
tetapi juga kemapuan yang dimiliki calon karyawan pun juga diperhitungkan untuk
dapat bergabung dengan perusahaan. Maka dari itu banyak yang beranggapan
bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup maju di daerah Bandung
Selatan.
pesaing yang sangat kuat. Perusahaan ini juga memiliki pangsa pasar yang luas
pengiriman atau jadwal expor yang teratur kebeberapa negara tersebut sesuai
dengan Explant order yang telah dibuat oleh markering penjualan keberbagai
Kami percaya
Inovasi dan ide yang merupakan bahan bakar utama untuk pertumbuhan
Bandung
Presiden Direktur
General Manajer
Iinformation and
Technology
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Indonesia II Bandung
1) Presiden Direktur
(c) Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan
77
luar perusahaan
perusahaan
2) Direktur
perusahaan
dengan maksimal
dan optimal
(j) Membuat keputusan penting dalam hal investasi, integrasi, aliansi dan
divestasi
3) General Manager
(a) Menetukan arah tujuan perusahaan dalam jangka panjang pada bidang
jangka pendek
4) Marketing Manajer
dibagian pemasaran
mengambil keputusan
5) Manajer Produksi
(b) Mengawasi proses produksi agar kualitas, kuantitas dan waktunya sesuai
(c) Bertanggung jawab mengatur manajemen gudang agar tidak terjadi kelebihan
(d) Bertanggung jawab mengatur manajemen alat agar fasilitas produksi berfungsi
(g) Memberikan penilaian dan sanksi jika karyawan di bawah tanggung jawabnya
6) Suvervisor
produksi
(c) Bertanggung jawab pada dalam pencapaian target produksi dan kualitas
(e) Memimpin dan mengawasi proses pelaksanaan produksi agar sesuai dengan
standar perusahaan
80
7) HRD
(a) Bertugas membantu proses seleksi penerimaan karyawan dimulai dari proses
(b) Merekap laporan hitungan absen staf dan karyawan setiap hasinya untuk
(c) Menerima seluruh laporan atau comeplain dari karyawan dan membantu
8) Accounting
(a) Bertugas mencatat seluruh kegiatan keuangan masuk dan keluar setiap
direktur perusahaan.
(b) Melakukan proses pembayaran terhadap supplier bahan dan acsesoris dan
(c) Membantu untuk merekap data gaji karyawan untuk disetorkan melalui bank
9) Inventory
(a) Mengecek stok awal barang, barang datang, barang retur, barang yang terjual,
(b) Mengecek tertib administrasi, seperti kelengkapan surat jalan dan surat retur
perbaikan jika ada yang rusak, memastikan semua hardware dan komputer
11) Marketing
(b) Mengecek lapangan untuk melihat dan memeriksa hasil produksi dan
(c) Melakukan kontroling setiap hari kepada adm untuk mendapatkan laporan
mengenai seluruh proses produksi agar terhindar dari masalah yang tidak
12) Purchasing
perusahaan.
13) Exim
(a) Melakukan proses administrasi kepada bea cukai terhadap barang datang dan
keluar
(b) Setiap leader peline melakukan technical meeting pagi sebelum masuk dan
karyawan
(a) Memberikan laporan harian setiap kegiatan dimulai dari potong bahan, jahit
dan proses packing barang khususnya kepada leader dan manajer produksi
(b) Mencatat proses permintaan masuk dan keluaran barang didalam perusahaan
(c) Memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh line produksi seperti bahan dan
aksesoris.
16) Produksi
(a) Melakukan pekerjaan yang diinstruksikan oleh leader dan manajer produksi
83
(b) Melakukan pekerjaan dengan teliti dan harus memenuhi target yang
(c) Diharuskan bekerjasama baik dengan team perline agar mencapai target yang
harus dicapai, karena jika target perhari tercapai maka setiap minggu akan
Greentextile Utama Indonesia II Bandung yang telah terpilih menjadi sampel yang
telah dijelaskna pada bab metode penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
oleh peneliti.
diberikan kepada Staff PT Greentextile Utama Indonesia Utama II, maka dapat
terakhir, dan masa jabatan yang akan diuraikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.1.
Demografi Profil Perusahaan
Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin :
Laki-Laki 12 36,36%
Perempuan 21 63,64%
Total 33 100%
Umur :
<30 Tahun 21 63,64%
84
Frekuensi Persentase
31-40 Tahun 11 33,33%
41-50 Tahun 1 3,03%
>50 Tahun
Total 33 100%
Pendidikan Terakhir :
SMA 7 21,21%
D3 11 33,33%
S1 14 42,42%
S2 1 3,03%
Total 33 100%
Masa Kerja :
<1 Tahun 3 9,09%
1-3 Tahun 18 54,55%
>4 Tahun 12 36,36%
Total 33 100%
(<30) tahun sekitar 21 responden atau dengan jumlah persentase sebesar 63.64%.
responden memiliki masa kerja antara rentang waktu 1 – 3 tahun masa kerja dengan
dapat diketahui bagaimana kondisi dari setiap variabel indikator yang sedang
interval , yaitu berdasarkan jumlah skor maksimum dan skor minimum dibagi
dengan jumlah kategori atau kelas yang diinginkan dapat dihitung menggunakan
Tabel 4.2.
Pedoman Kategori Rata-rata Skor Tanggapan Responden
Tabel 4.3.
Rekapitulasi Rata-rata Skor Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II
Bandung pada Desentralisasi
Berdasarkan tabel 4.3. diatas dapat dilihat bahwa hasil dari perhitungan total
skor rata-rata secara keseluruhan (Grand mean) dari variabel desentralisasi sebesar
4,23 berada antara interval 4,21 – 5,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
87
sangat baik.
dengan prosedur yang telah diditerapkan oleh perusahaan tersebut. Tetapi apabila
menghadapi kendala. Gap antara skor ideal 100% dengan skor aktual 84,62%
menunjukan nilai sebesar 14,38% (100% - 84,62%). Seharusnya gap ini dapat
ini berada pada level 100% yaitu skor optimal desentralisasi. Kendala yang
desentralisasi ini dikarenakan masih ada step approval yang panjang dalam
pengambilan suatu keputusan. Gap ini merupakan bentuk kuantifikasi atas kondisi
tercapai kondisi ideal yang diharapkan yaitu desentralisasi sangat memadai (semua
1) Dimensi Delegation
Tabel 4.4.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Delegaion
2) Dimensi Aouthority
Tabel 4.5.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Aouthority
keputusan yang berkaitan dengan perusahaan, hal ini dibuktikan oleh sebagian
3) Dimensi Responsibility/tanggungjawab
Tabel 4.6.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Responsibility
tersebut. Namun masih terdapat gap sebesar 13,94% (100% - 86,06%) dalam
penerapannya.
Tabel 4.7.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Accountability
rekapitulasi distribusi tanggapan diatas (tabel 4.7.) dapat diketahui bahwa sebagian
tingkat pencapaian hasil ditentukan oleh pelaporan kinerja atau evaluasi staf secara
mereka sering mendapatkan respon yang lebih cepat, tepat dan efektif dalam
(69,70%) sering mendapatkan informasi yang baik, dan akan membantu pembuatan
keputusan yang optimis/ meyakinkan, namun masih terdapat gap sebesar 18,79%
menyatakan setuju dengan adanya tanggung jawab, akan meningkatkan kinerja dan
memotivasi untuk lebih baik dalam bekerja dan masih memiliki kendala sebesar
Akuntansi Manajemen
Tabel 4.8.
Rekapitulasi Rata-rata Skor Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II
Bandung pada Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan skor total
informasi akuntansi manajemen sebesar 4,13 berada antara interval 3,41 - 4,20.
dikategorikan baik.
Indonesia Utama II Bandung sudah berjalan dengan baik yang didukung oleh broad
oleh perusahaan. Tetapi apabila dibandingkan dengan skor ideal (100%) ternyata
Gap antara skor ideal dengan skor aktual menujukan nilai sebesar 82,60%
menunjukan nilai sebesar 17,40% (100% - 82,60%). Seharusnya gap ini dapat
sistem informasi akuntansi manajemen ini berada pada level 100% yaitu skor
oleh para karyawan. Gap ini merupakan bentuk kuantifikasi atas kondisi aktual
berkurang agar tercapai kondisi ideal yang diharapkan yaitu karakteristik sistem
informasi akuntansi manajemen sangat baik (semua responden menjawab skala 5).
Tabel 4.9.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Broad Scope
Informasi yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Namun
masih terdapat gap sebesar 15.76% (100% - 84,24%) dalam penerapan pernyataan
informasi yang dibutuhkan baik berupa laporan keuangan ataupun non keuangan
selalu tersedia seperti laporan harian, mingguan, dan bulanan. Meskipun masih
sering mancakup informasi yang berkenaan dengan rencana dan peristiwa yang
akan terjadi dimasa yang akan datang dan terdapat gap sebesar 18,18% (100% -
2) Dimensi Timelines
Tabel 4.10.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Timelines
waktu dan memberikan tenggang waktu bila laporan beum selesai sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Namun terdapat gap sebesar 17,58%
waktu. Akan tetapi masih terdapat sebesar 15,76% (100% - 84,24%) kendala dalam
3) Dimensi Aggregation
Tabel 4.11.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Aggregation
secara lengkap dan mudah untuk dipahami. Namun masih terdapat gap sebesar
16,36% (100% - 83,64%) dalam pelaporan ini dikarenakan masih ada laporan yang
bahwa Informasi yang disajikan perusahaan selama ini sering meliputi berbagai
informasi dari beberapa divisi pendukung seperti informasi dari bagian keuangan,
operasional, dan SDM. Akan tetapi masih terdapat gap sebesar 16,97% (100% -
pengambilan keputusan, dan masih terdapat gap sebesar 15,76% (100% - 84,24%)
dalam penerapannya.
4) Dimensi Integration
Tabel 4.12.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Integration
dengan bagian yang lainnya. Namun terdapat gap sebesar 17,58% (100% - 82,42%)
terintegrasi (pembauran informasi dari setiap unit sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh) dan mampu dijadikan sebagai alat koordinasi dalam pengambilan
keputusan. Akan tetapi masih terdapat kendala sebesar 21,21% (100% - 78,79%)
dalam penerapannya.
97
Tabel 4.13.
Rekapitulasi Rata-rata Skor Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II
Bandung pada Kinerja Manajerial
3 Menetukan perencanaan biaya yang akan 45,45% 36,36% 18,18% 0,00% 0,00% 4,27 Sanga Baik
diperlukan oleh perusahaan
Total 4,24 Sangat Baik
Dimensi Organizing
Mengatur dan mengarahkan tugas setiap
4 27,27% 51,52% 21,21% 0,00% 0,00% 4,06 Baik
karyawan sesuai dengan struktur organisasi
Total 4,06 Baik
Dimensi Staffing
Ikut berperan dalam menghitung kebutuhan
pegawai; merekrut, mewawancarai, dan
5 42,42% 42,42% 15,15% 0,00% 0,00% 4, 27 Sangat Baik
memilih pegawai baru;menempatkan,
mempromosikan dan memutasi pegawai.
Total 4,27 Sangat Baik
Dimensi Directing
Ikut berperan dalam memberi bimbingan,
6 saran perintah atau intruksi kepada karyawan 36,36% 48,48% 15,15% 0,00% 0,00% 4,21 Sangat Baik
dalam melaksanakan tugasnya
Mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai
bagian/divisi perusahaan agar dapat efektif
7 36,36% 36,36% 27,27% 0,00% 0,00% 4,09 Baik
dalam merealisasikan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya
Total 4,15 Sangat Baik
Dimensi Leading
Memberikan pengarahan kepada karyawan
8 agar memiliki kreatifitas dan inovasi 54,55% 24,24% 21,21% 0,00% 0,00% 4,33 Sangat Baik
Melakukan komunikasi dengan karyawan
9 untuk menyelaraskan visi dan misi yang dingin 45,45% 24,24% 30,30% 0,00% 0,00% 4,15 Baik
dicapai bersama.
Total 4,24 Sangat Baik
Dimensi Coordinating
Berperan dalam berkoordinasi dengan divisi
lain, untuk menyesuaikan program kerja
10 sehingga laporan yang dibuat bermanfaat bagi 33,33% 51,52% 15,15% 0,00% 0,00% 4,18 Baik
perusahaan.
98
Berdasarkan tabel (4.13) diatas dapat dilihat bahwa perhitungan total skor
rata-rata secara keseluruhan (grand mean) dari variabel kinerja manajerial sebesar
4,19 berada pada interval 3,41 – 4,20. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa
baik.
Grand mean sebesar 4,19 ekuivalen dengan 83,85%. Artinya bahwa kinerja
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh PT. Greentextile Indonesia Utama II
Bandung. Tetapi apabila dibandingkan dengan skor ideal (100%) ternyata kinerja
manajerial masih menghadapi kendala. Gap antara skor ideal (100%) dengan skor
kinerja manajerial berada pada level 100% yaitu skor optimal kinerja manajerial.
Gap ini merupakan bentuk kuantifikasi atas kondisi aktual kinerja manajerial,
sehingga diharapkan bisa berkurang agar tecapai kondisi ideal yang diharapkan
yaitu kinerja manajerial sangat baik (semua reponden menjawab skala 5).
1) Dimensi Forecasting
Tabel 4.14.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Forecasting
yang akan terjadi sebelum suatu rancangan yang lebih pasti dilakukan sudah sesuai
dengan prosedur yang ada, akan tetapi masih terdapat kendala sebesar 16,36%
Tabel 4.15.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung
Untuk Setiap Butir Pernyataan Dimensi Planning termasuk Budgeting
Hasil Kategori Mean % Score
Pernyataan Gap Kategori
SS S RR KK TP Score Aktual
Menetapkan tujuan perusahaan F 14 12 7 0 0
dan menetapkan peraturan serta
1 pedoman pelaksanaan tugas serta 4,21 84,24% 15,76% Sangat Baik
urutan pelaksanaan yang harus di % 42,42% 36,36% 21,21% 0,00% 0,00%
taati oleh karyawan
Menetukan perencanaan biaya F 15 12 6 0 0
2 yang akan diperlukan oleh 4,27 85,45% 14,55% Sangat Baik
perusahaan % 45,45% 36,36% 18,18% 0,00% 0,00%
100
pelaksanaan tugas serta urutan pelaksanaan yang harus di taati oleh karyawan.
Namun masih terdapat gap sebesar 15,76% (100% - 84,24%) dalam menetapkan
perencanaan dan peraturan yang harus ditaati oleh karyawan. Selanjutnya sebagain
besar manajer (45,45%) menyatakan sangat setuju bahwa manajer juga menetapkan
perencanaan biaya yang akan diperlukan oleh perusahaan. Akan tetapi masih
3) Dimensi Organizing
Tabel 4.16.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Organizing
manajer (51,52%) dalam mengatur dan mengarahkan tugas setiap karyawan sesuai
dengan struktur organisasi sudah seuai dengan peraturan perusahaan yang telah
4) Dimensi Staffing
Tabel 4.17.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Staffing
memutasi pegawai. Namun masih terdapat gap sebesar 14,55% (100% - 85,45%)
dalam pelaksanaannya.
5) Dimensi Directing
Tabel 4.18.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Directing
(48,48%) manajer ikut serta dalam memberi bimbingan, saran perintah atau intruksi
bagian/divisi perusahaan agar dapat efektif dalam merealisasikan tujuan yang telah
6) Dimensi Leading
Tabel 4.19.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Leading
karyawan agar memiliki kreatifitas dan inovasi. Namun masih terdapat kendala
melakukan komunikasi dengan karyawan untuk menyelaraskan visi dan misi yang
dingin dicapai bersama. Tetapi masih terdapat gap sebesar 16,97% (100% -
7) Dimensi Coordinating
Tabel 4.20.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Coordinating
dengan divisi lain, untuk menyesuaikan program kerja sehingga laporan yang
dibuat bermanfaat bagi perusahaan. Namun terdapat gap sebesar 16,36% (100% -
atau nasehat, dan mengadakan coaching dan teguran kepada karyawan. Akan tetapi
8) Dimensi Motivating
Tabel 4.21.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Motivating
semangat dan doromgan kepada karyawan. Namun terdapat gap sebesar 16,36%
karyawan.
9) Dimensi Controlling
Tabel 4.22.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Directing
penilaian dan koreksi terhadap hasil kerja karyawan. Namun terdapat gap sebesar
15,76% (100% - 84,24%) dalam melakukan penilaian dan hasil korekai hasil
kinerja karyawan.
105
Tabel 4.23.
Rekapitulasi Distribusi PT. Greentextile Indonesia Utama II Bandung Untuk
Setiap Butir Pernyataan Dimensi Reporting
perkembangan dan hasil tugas karyawan. Namun terdapat gap sebesar 17,58%
karyawan.
terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji hipotesisi yang
berikut:
hasil kajian mengenai model yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan pada
106
kinerja manajerial, maka dilakukan pengujian hipotesis dan mencari besar pengaruh
kinerja manajerial.
Dalam stuctural equiation modelling (SEM) terdapat dua jenis model yang
indikator (manifest) yang dapat dijelaskan dalam variabel laten. Dengan model
dalam variabel laten. Melalui model ini akan diketahui indikator mana saja
memiliki loading factor kurang dari 0,5 sebaiknya dikeluarkan dari model.
Selain itu t – value diperoleh harus lebih besar dari 1,96 untuk masing-masing
yang baik adalah yang meberikan nilai lebih besar dari 0,7 (CR > 0,7),
sedangkan AVE yang baik adalah yang memberikan nilai lebish besar dari 0,5
equation modelling (SEM) berbasis struktur variance yang disebut sebagai partial
least square path modeling (PLS – PM). Alasan pemilihan PLS karena ukuran
Tabel 4.24 .
Hasil Perhitungan Nilai-Nilai Loading Factor
Variabel
Dimensi Karakteristik Sistem Informasi Kinerja
Desentralisasi
Akuntansi Manajemen Maanajerial
Delegation 0,795
Aoutority 0,861
Responsibility 0,750
Accountability 0,726
Broad Scope 0,753
Timelines 0,844
Aggregation 0,891
108
Variabel
Dimensi Karakteristik Sistem Informasi Kinerja
Desentralisasi
Akuntansi Manajemen Maanajerial
Integration 0,847
Forecesting 0,662
Planning 0,810
Organizing 0,842
Staffing 0,837
Directing 0,613
Leading 0,895
Coordinating 0,582
Motivating 0,561
Controlling 0,571
Reporting 0,912
dilihat bahwa semua indikator memiliki loading factor lebuh dari 0,5 (> 0,5) oleh
karena itu tidak ada dimensi yang dieliminasi dari model pengukuran atau semua
parameter kembali dalam bentuk diagram jalur dan hasilnya dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.2.
Diagram Jalur Loading factor
109
number iteration adalah 300 dan the stop eniteration adalah 10-5 (0,00001) serta
consistency reliability yang dimiliki oleh suatu konstruk, dan convergent validity
yang diukur oleh nilai average varians extrecter (AVE), serta dilengkapi oleh
konstruk lebih tinggi dari pada cross loading dengan konstruk lainnya.
Informasi lain yang akan didapat dari analisis model pengukuran ini adalah
penelitian, dilihat dari dimensi yang memiliki loading factor yang paling besar.
Gambar 4.3.
Diagram Jalur Desentralisasi
Tabel 4.25.
Hasil Perhitungan Model Pengukuran Desentralisasi
nilainya diatas 0,50. Dimensi delegation nilai loading 0,795 dan signifikan (p-value
= 0,000) pada taraf nyata 5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar
0,743. Selanjutnya dimensi authority mempunyai nilai loading 0,861 dan signifikan
(p-value = 0,000) pada taraf 5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability
0,750 dan signifikan (p-value = 0,000). Dimensi ini memiliki indicator reliability
0,743.
reliability yang baik. Dipihak lain nilai AVE sebesar 0,616 berada diatas tingkat
minimum yang diminta yaitu 0,50, maka ukuran-ukuran dari konstruk reflektif ini
uji melalui cross loading (Tabel 4.26.) bahwa keempat dimensi mempinyai loading
Tabel 4.26.
Cross Loading (Konstruk Desentralisasi)
Item DS KSIAM KM
Delegation 0,759 0,016 0,359
Aoutority 0,861 0,216 0,539
Responsibility 0,750 0,117 0,314
Accountability 0,726 0,844 0,669
Manajemen
menggunakan empat dimensi yaitu terdiri dari broad scope, timelines, aggregation
dan integration. Dimensi ini adalah dimensi yang berbentuk reflektif. Hasil dari
berikut ini:
112
Gambar 4.4.
Diagram Jalur Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen
Tabel 4.27.
Hasil Perhitunga Model Pengukuran Karakteristik Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen
akuntansi manajemen semuanya bernilai diatas 0,50. Dimensi broad scope dengan
loading 0,753 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf 0,5%. Dimensi ini
dengan loading 0,844 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf 0,5%. Dimensi ini
dengan loading 0,891 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf 0,5%. Dimensi ini
integration dengan loading 0,847 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf 0,5%.
tingkat internal consistency reliabiliti yang tinggi. Dilain pihak nilai AVE 0,697
berada diatas tingkat minimum yang dimint yaitu sebesar 0,50, maka ukuran-
ukuran dari konstruk reflektif ini mempunyai tingkat convergent validity yang
tinggi. Discriminant validity yang diuji melalui cross loading (Tabel 4.28.)
Tabel 4.28.
Cross Loading (Konstruk Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen)
Item DS KSIAM KM
Broad Scope 0,240 0,753 0,303
Timelines 0,422 0,844 0,375
Aggregation 0,446 0,891 0,579
Integration 0,533 0,847 0,543
motivating, controlling, dan reporting. Dimensi adalah dimensi reflektif. Hasil dari
Gambar 4.5.
Diagram Jalur Kinerja Manajerial
Tabel 4.29.
Hasil Perhitungan Model Pengukuran Kinerja Manajerial
diatas 0,50. Dimensi forecasting dengan loading 0,662 signifikan (p-value = 0,001)
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,634.
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,799.
115
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,818.
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,816.
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,606.
pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,885.
0,000) pada taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,578.
Lalu dimensi motivating dengan loading 0,561 signifikan (p-value = 0,000) pada
taraf 0,5%. Dimensi ini mempunyai indicator reliability sebesar 0,553. Kemudian
dimensi controlling dengan loading 0,571 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf
dimensi reporting dengan loading 0,912 signifikan (p-value = 0,000) pada taraf
reliabiliti yang tinggi. Dilain pihak nilai AVE 0,549 berada diatas tingkat minimum
yang diminta yaitu sebesar 0,50, maka ukuran-ukuran dari konstruk reflektif ini
diuji melalui cross loading (Tabel 4.30.) menunjukan bahwa kesepuluh dimensi
Tabel 4.30.
Cross Loading (Konstruk Kinerja Manajerial)
Item DS KSIAM KM
Forecesting 0,346 0,271 0,662
Planning 0,428 0,544 0,810
Organizing 0,541 0,339 0,842
Staffing 0,426 0,371 0,837
Directing 0,5 0,378 0,613
Leading 0,563 0,463 0,895
Coordinating 0,512 0,708 0,582
Motivating 0,464 0,136 0,561
Controlling 0,297 0,233 0,571
Reporting 0,612 0,466 0,912
4.1.3.2.6.1.Pengujian Collienearity
jalur dalam model struktural berlandaskan kepada regreso OLS dari setiap variabel
regresi berganda, estimasi koefisien-koefisien jalur akan bias jika terdapat tingkat
konteks PLS-SEM, nilai tolerasninya adalah 0,20 atau kurang dan nilai VIF 5 atau
Tabel 4.31.
Penelitian Collinearity
Konstruk VIF
Desentralisasi 1,342
Karakteristik Sistem Informasi
1,342
Akuntansi Manajemen
prediktor untuk variabel laten kinerja manajerial. Hasil perhitungan VIF masing-
manajemen yang disajikan dalam tabel 4.31. Berdasarkan pada tabel tersebut, nilai-
nilai VIF diluar nilai toleransi untuk keberadaan problem collinearity, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat tingkat collinearity yang signifikan antara
kedua variabel prediktor tersebut. Dengan demikian evaluasi model struktural dapat
laten. Dalam penelitian ini model struktural terkait kepada dua hipotesis penelitian
struktural dalam penelitian ini melibatkan dua variabel laten eksogen (desentralisasi
dan karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen) dan satu variabel laten
Gambar 4.6.
Koefesien-Koefesien Standardized Model Structural
4.1.3.3.Uji Hipotesis
1) Hipotesis Statistik 1
2) Hipotesis Statistik 2
Untuk mengiji hipotesis ini digunakan uji t-student seperti yang telah
value lebih kecil dari α = 0,05. Hasil dari pengujian ini dirangkum dalam tebel
berikut imi:
Tabel 4.32.
Hasil Pengujian Hipotesis
desentralisasi (4,292) lebih besar dai tkritis (1,96) yang berarti hasil uji hipotesis 1
f 2 diatas 0,35 (batasan nilai effect size tertinggi) maka dapat dinyatakan effect size
Berdasarkan tabel 4.32. diatas dapat dilihat bahwa nilai tstatistik (0,317) lebih
besar dari tkritis (1,96) yang berarti hasil uji hipotesis 2 adalah H0 ditolak, maka
120
nilai f 2 0,15 diatas (batasan nilai effect size tertinggi) maka dapat dinyatakan effect
adalah koefesien determisasi (R2). Terdapat satu sub model dalam struktural untuk
lain.
121
4.2. Pembahasan
Pada bagian ini akan membahas hasil daru uji empirik untuk setiap rumusan
teori dan hasil penelitian sebelumnya. Selain menggunkan hasil jawaban kuesioner,
dalam menanggapi permasalahan pada penelitian ini, informasi terbuka dari hasil
penjelasan logis dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diuji dengan fakta yang
pemecaham masalah pada kinerja manajerial telah diuji (goodness of fit) secara
statistik baik untuk outer model (keterkaitan variabel manifest dengan variabel lain)
dan untuk inner model (keterkaitan variabel eksogen dan varaibel endogen).
manajemen dan kinerja manajerial ujian kecocokan model ukuran outer model yang
orientasi reflektif menunjukan convergent validity yaitu korelasi antara item score
dengan constuct score menunjukan outer loading pada rentang 0,5 – 0,9. Hal ini
122
dalam merefleksikan variabel latennya. Dan menujukan tstatistik diatas tkritis 1,96.
Untuk discriminant validity yaitu validitas dari konstruk yang terbentuk dilihat
berdasarkan nilai average varianvce extracted (AVE) semua variabel berbeda pada
rentang 0,500 – 0,650 dimana direkomendasikan nilai AVE adalah lebih tinggi dari
dapat dilihat dari nilai composite reliability (CR) dimana nilai composite reliability
lebih tinggi dari 0,70 agar hasil ini sesuai dengan yang diharapkan. Semakin besar
dengan nilai tstatistik diatas nilai tkritis 1,96. Hipotesis telah diuji dan mendukung teori,
sehingga apabila hipotesis yang sama dengan penelitian yang sama teapi dengan
unit analisis sampel yang berbeda konsisten hasilnya dari masa kemasa maupun
dari pengujian ke pengujian teori akan tetap bertahan sampai teori yang lain
kontribusi yang besar dibandingkan dengan dimensi yang lainnya pada besaran
variabelitas desentralisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai loading factor pada
motivasi.
desentralisasi sudah dalam kategori baik tetapi belum 100% hal ini disebabkan
sebagai berikut:
dengan tingkat dan jabatannya sudah berjalan baik namun belum menunjukan
namun belum menunjukan skor ideal 100% dengan skor aktual 84,24%.
kelangsungan perusahaan.
oleh pelaporan kinerja atau evaluasi staf secara berkala sudah berjalan dengan
baik namun belum 100% dengan skor aktual menunjukan 83,64%. Selanjutnya
belum maksimal dalam mendapatkan respon yang cepat, tepat dan efektif
adanya informasi yang baik akan membuat keputusan yang optimis dan
tanggung jawab akan meningkatkan kinerja dan motivasi yang aik dalam
maksimal.
Dari hasil pengujian hipotesis bahwa hasil penelitian ini menyatakan bahwa
mempengaruhi kinerja manajerial. Hal ini sejalan dengan teori-teori dan hasil
dalam bentuk pendistribusian otoritas pada manajemen yang lebih rendah ini sangat
manajemen yang lingkupnya luas akan lebih efektif untuk perbaikan kinerja
tanggung jawab dan kontrol yang lebih besar dari aktivitasnya, dan akses lebih
keputusan (decision making) akan diikuti pula dengan tanggung jawab terhada
Bandung telah dapat mengimplementasikan delegasi ini dengan baik, hal ini dapat
dilihat dari penugasan pekerjaan yang telah disesuaikan dengan jabatannya dan
perusahaan dengan baik yaitu dengan cara melakukan pelaporan kinerha berkala
dan melakukan evaluasi staf untuk mengukur tingkat pencapaian hasil. Hal ini dapat
besar dibandingkan dengan broad scope, timelines, dan integration pada besaran
variabilitas karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen. hal ini bisa dilihat
dari loading factor broad scope sebesar 0,753, timelines sebesar 0,844 dan
secara tepat waktu, setiap laporan beisi berbagai informasi dari bagian lain dan
perusahaan maupun luar perusahaan memiliki skor aktual 84,24% dan belum
laporan harian, mingguan dan bulanan memiliki skor aktiual 82,42% dan
belum menunjukan hasil yang ideal 100%, serta informasi yang dibutuhkan
peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang memiliki skor aktual
81,82%.
tepat waktu dan memberikan jangka waktu apabila laporan belum selesai
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan memiliki skor aktual 82,42%, dan
disajikan masih belum dilaporkan secara lengkap dan mudah dipahami dengan
skore aktual menujukan 83,64%, informasi yang berikan perusahaan selama ini
aktual 83,03% namun belum maksimal dalam pelaksanaanya, dan Selama ini
keputusan memiliki skor aktual sebesar 82,24% dan belum maksimal dalam
penerapannya.
satu dengan bagian yang lainnya dan memiliki skor aktual 82,42% dan Selama
informasi dari setiap unit sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh) dan
pemanfaatan aset. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ayu dan Dehan (2014)
terdiri dari broad scope, agregation. Timelines, dan integration memiliki pengaruh
Terutama dalam proses perencanaan dan pengendalian dalam suatu organisasi. Lalu
kinerja manajerial dan juga sistem akuntansi manajemen secara parsial memiliki
pengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT. Sinar Mas Kempas Jaya.
pekerjaanya hingga dapat mencapai hasil yang diinginkan baik oleh pempinan
maupun perusahaan.
BAB V
5.1. Kesimpulan
belum berjalan baik. Dari setiap dimensi desentralisasi terdapat dimensi yang
lainnya.
oleh broad scope, timelines, aggregation, dan integraion pada PT. Greentextile
131
132
5.2. Saran
diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi kemajuan pihak perusahaan
maupun bagi peneliti selanjutnya dimasa yang akan datang. Adapun saran dari
laporan yang diperlukan oleh perusahaan dan jika selama ini pengambilan
sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan secara tepat dan cepat agar
cakupan yang luas, tepat waktu, aggregasi dan terintegrasi sesuai dengan
manajerial.
133
berdasarkan hasil penelitian ini dengan metode penelitian yang sama, tetapi
pada unit analisis dan sampel yang berbeda agar menunjukan hasil yang sama
dilakukan dan kegunaan penelitian dapat diterima semua pihak dan penelitian
Referensi Buku
Abdillah, W. dan Jogiyanto. 2015. Partial Least Square (PLS) Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Ed.1. Yogyakarta:
ANDI.
Fahmi, I. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta.
Hair, J.F., et al. 2017. A Primer On Partial Least Squares Structural Equation
Modeling (PLS-SEM). United States of America: SAGE.
134
135
Noor, J. 2014. Meteologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
--------. 2017. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana.
Salman, K.R dan Farid, M. 2016. Akuntansi Manajemen: Alat Pengukuran Dan
Pengambilan Keputusan Manajerial. Jakarta: Indeks Jakarta.
Sudaryono. 2015. Meteologi Riset Dibidang Riset TI (Panduan Praktis, Teori, dan
Contoh Kasus). Yogyakarta: Andi Offset.
Sujarweni V.W. 2018. Panduan Mudah Olah Data Stucrural Equation Model
(SEM) Dengan Lisrel. Yogyakarta: Pustaka Baru
Referensi Jurnal
Ayu, G. Dan Dehan, L.D. 2014. Pengaruh Karateristik Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial (studi pada PT. Bank BPR Kab.
Tanah Datar). Jurna Of Economic adn Economic Education. Volume 3. No.
1 (89-94). ISSN : 2302-1590. E-ISSN : 2460-190X. (12 Februari 2019 ;
19.20 – 19.30)
Referensi Berita
Sukamdi. 2018. Kinerja Masih Buruk Pengusaha Tak Setuju PNS Dapat THR.
Liputan6.com (Online).
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3536434/kinerja-masih-buruk-
pengusaha-tak-setuju-pns-dapat-thr. ( 02 Maret 2019 : 18.45 – 18.55 )
Syahri. 2018. Disnaker jabar benarkan PT. JSP kurung buruh yang tak penuhi
target. Posbekasi (Onlpine).
https://posbekasi.com/2018/02/27/disnakertrans-jabar-benarkan-pt-jsp-
kurung-buruh-yang-tak-penuhi-target/. (15 April 2019 : 21.00 – 21.10)
https://sukabumiupdate.com/detail/sukabumi/peristiwa/45616-Buruh-Perusahaan-
Garmen-di-Cicurug-Sukabumi-Ini-Dipecat-Tanpa-Alasan-Jelas. ( 23
Maret 2019 : 19.20 – 19.30
LAMPIRAN
139
166
136