Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA


PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2017

PROPOSAL

Penulisan Skripsi

Oleh :
INAYATUS SHOLEHA
NIM : 32.15.1886

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
2018
PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT


REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2017

Diajukan Oleh :

INAYATUS SHOLEHA
NIM : 32.15.1886

Telah Disetujui Pembimbing :


Banyuwangi,

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Bambang Wicaksono, SE., MM Indah Wahyu F., SE., MM., BKP


NIDN. 0728127403 NIDN : 0730058001

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Akuntansi

Sari Narulita, SE., M.Acc


NIDN : 0708128503

i
A. JUDUL
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT
LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2017

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fenomena aktivitas pada Bursa Efek Indonesia semakin meningkat, yaitu
dengan berkembangnya perusahaan go public di Indonesia. Adanya
perkembangan perusahaan go public tersebut merupakan bukti bahwa dunia bisnis
berkembang dengan cepat. Cepatnya perkembangan bisnis oleh perusahaan go
public tersebut memungkinkan untuk menimbulkan peningkatan persaingan antar
manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber dana untuk keberlangsungan
operasional perusahaan dengan jalan menjual saham kepada investor.
Informasi akuntansi (Laporan Keuangan) merupakan alat bagi investor
dalam mengambil keputusan. Untuk itu, perusahaan go public wajib
mempublikasikan laporan keuangannya yang telah diaudit oleh auditor
independen sesuai yang telah dinyatakan oleh keputusan Ketua BAPEPAM dan
LK Nomor Kep-431/BL/2012 Tanggal 01 Agustus 2012 “ Emiten atau perusahaan
publik yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib
menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan LK paling lama 4
(Empat) bulan setelah tahun buku berakhir “. Dari pernyataan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa penyampaian laporan keuangan yang telah diauditmerupakan
kewajiban setiap perusahaan go public yang sesuai dengan standar akuntansi
keuangan. Jika laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar maka akan
berpengaruh terhadap hasil kualitas audit, selain itu menjadikan laporan keuangan
handal, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia terdapat empat karakteristik laporan
keuangan yang baik antara lain dapat dipahami (Understandabillity), relevan
(Relevance), keandalan (Reliability), dan dapat diperbandingkan. Untuk
menghasilkan informasi laporan keuangan yang relevan adalah tepat

1
2

waktu/timeliness. Laporan keuangan akan kehilangan relevansinya jika disajikan


terlambat karena tidak tersedia pada saat dibutuhkan oleh para investor sebagai
alat pengambilan keputusan. Selain tepat waktu, informasi laporan keuangan
harus disajikan dengan akurat serta dapat diperbandingkan dengan yang lainnya
agar investor percaya dan tertarik untuk menginvestasikan dananya. Selain itu
perusahaan juga dapat memberikan informasi kepada pasar tentang laporan
keuangan agar mendapat resfon baik atau buruk. Jika mendapat resfon baik maka
dapat meningkatkan harga saham dan begitu sebaliknya jika mendapat resfon
buruk. Akan tetapi tidak semua perusahaan mampu menyampaikan laporan
keuangan dengan tepat waktu sehingga hal tersebut dapat mengurangi
kepercayaan investor dan menyebabkan harga saham tidak stabil dan dapat
menurunkan nilai dari suatu perusahaan dan investor menganggapnya sebagai
audit report lag.
Juanita dan Satwiko (2012:32) mendefinisikan “audit report lag sebagai
rentang waktu dalam menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkan
laporan keuangan”. Audit report lag dapat dihitung melalui lamanya hari yang
dibutuhkan auditor independen dalam memperoleh laporan auditan yaitu sejak 31
Desember sampai dengan tanggal yang ada pada laporan auditor independen.
Tiono dan Jogi (2013:287-288) menyatakan banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya audit report lag. Penyebab pertama berasal dari faktor manajemen
yaitu manajemen cenderung mengulur waktu penyelesaian laporan keuangan
dikarenakan tingkat probabilitas rendah, penyebab kedua karena kurangnya
pengawasan dari pemilik perusahaan, selain itu juga karena faktor eksternal
perusahaan yaitu proses komunikasi panjang antara auditor dengan klien.
Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan auditan akan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana keterlambatan informasi akan
mengakibatkat penilaian negatif dari investor sehingga menurunkan harga saham.
Investor memerlukan informasi laporan keuangan sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk berinvestasi.
Laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi yang diperoleh suatu
perusahaan pada periode tertentu yaitu perbandingan antara pendapatan dan biaya.
3

Para investor lebih tertarik pada perusahaan yang laporan keuangannya


menyajikan laba karena hal tersebut merupakan good news bagi setiap investor.
Ketika perusahaan mendapatkan laba maka pihak manajemen akan sesegera
mungkin untuk mempublikasi laporan keuangannya untuk menarik perhatian para
investor sehingga hal tersebut akan memperpendek audit report lag, begitu
sebaliknya jika perusahaan mengalami kerugian maka laporan keuangan dianggap
bad news oleh investor dan pihak manajemen akan memperpanjang waktu
penerbitan laporan keuangannya.
Debt to equity ratio merupakan rasio untuk menghitung kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajibannya. Jika perusahaan mempunyai hutang
lebih banyak dari ekuitas maka auditor dalam melakukan audit akan lebih berhati-
hati karena harus mengecek tentang kebenaran hutang ke masing-masing kreditur
dengan memberikan surat konfirmasi sehingga hal ini akan memperpanjang waktu
dalam menyelesaikan audit.
Kantor Akuntan Publik merupakan badan usaha jasa yang telah
mendapatkan izin usaha yang diatur oleh UU No 5 tahun 2011. Perusahaan yang
go publiccenderung menggunakan jasa KAP The Big Four karena karena lebih
tepat waktu dalam menyelesaikan audit. Penelitian Ahmad dan Hossain (2010:50)
menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik Big Four merepresentasikan auditor
dengan kualitas yang baik, salah satunya karema memiliki sumberdaya yang luas.
Santoso (2012:93) menyatakan bahwa KAP Big Four telah dipercaya oleh
perusahaan-perusahaan go public untuk menyelesaikan pekerjaan audit dan
laporan keuangan secara tepat waktu yaitu 90 hari setelah tutup buku.
Kompleksitas operasi perusahaan merupakan anak cabang yang dimiliki
oleh perusahaan induk. Menurut Ariyani dan Budiartha (2014) kompleksitas
operasi perusahaan tergantung dari jumlah dari setiap unit operasi (cabang) dan
diversifikasi bisnis. Martius (2012:12) menyatakan bahwa kompleksitas operasi
perusahaan merupakan akibat dari pembentukan pekerjaan yang memiliki fokus
terhadap jumlah unit yang berbeda. Tingkat kompleksitas operasi perusahaan
tergantung pada lokasi operasi dan jumlah operasi, jika lokasi saling berjauhan
dan jumlah operasi banyak maka akan berpengaruh terhadap auditor dalam
4

menyelesaikan pekerjaan auditnya, selain itu juga berpengaruh terhadap ketepatan


penyampaian laporan keuangan.
Perusahaan yang laporan keuangannya mendapatkan opini selain wajar
tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan bad news karena
mengakibatkan penyampaian laporan keuangan diperlambat. Hal tersebut terjadi
karena melibatkan negoisasi dengan klien, konsultasi dengan auditor tentang
opini yang diberikan. Begitu sebaliknya jika laporan keuangan perusahaan
mendapat opini unqualified opinion merupakan good news bagi investor untuk
berinvestasi sehingga penyampaian laporan keuangannya akan dipercepat.
Penelitian mengenai audit report lag telah banyak dilakukan, akan tetapi
terdapat perbedaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag
dari hasil peneliti terdahulu sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut. Penelitian ini menguji tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
menemukan bukti empiris mengenai laba-rugi, debt to equity ratio, ukuran KAP,
kompleksitas operasi perusahaan, opini audit terhadap audit report lag.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang dapat diidentifikai
antara lain :
a. Apakah laba-rugi berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2016-2017?
b. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2017?
c. Apakah KAP berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2017?
d. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit report
lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2016-2017?
5

e. Apakah opini audit berpengruh terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2017?

3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada
faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag yaitu laba-rugi, debt to equity
ratio, ukuran KAP, kompleksitas operasi perusahaan dan opini audit pada
perusahaan manufaktur yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia.

4. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji pengaruh laba-rugi terhadap audit report lag pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2017.
b. Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2017.
c. Untuk menguji pengaruh ukuran KAP terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2017.
d. Untuk menguji pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit
report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2016-2017.
e. Untuk menguji pengaruh opini audit terhadap audit report lag pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2017.

5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
mengembangkan teori mengenai audit report lag serta hasil penelitian ini dapat
6

dijadikan dasar referensi bagi peneliti selanjutnya tentang analisis faktor-faktor


yang mempengaruhi audit report lag.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan luas
tentang masalah yang telah diteliti sehingga dapat mengimplementasikan hasil
penelitiannya.
2. Bagi perusahaan yang diteliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
membantu untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
laporan tepat waktu.
3. Bagi kantor akuntan publik, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan evaluasi dalam mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit
report lag.
4. Bagi peneliti selanjunya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan tambahan wawasan terutama yang tertarik untuk
melakukan penelitian yang sama.
7

C. Tinjauan Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Untuk kepentingan dalam penelitian ini diperlukan beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit
report lag antara lain :
Dikutip dari Penelitian yang dilakukan oleh Ariyani dan Budiartha (2014)
dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi
Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan
Manufaktur”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 162
perusahaan yaitu pada periode 2010-2012 dengan metode purposive sampling.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas,
ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi KAP
berpengaruh terhadap audit report lag. Persamaan penelitian ini dengan peneliti
sebelumnya terletak pada teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan metode
purposive sampling dan menggunakan data sekunder yaitu perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini
dengan peneliti sebelumnya adalah untuk menguji pengaruh laba/rugi, debt to
equity ratio, ukuran KAP, kompleksitas operasi perusahaan dan opini audit
terhadap audit report lag sedangkan peneliti sebelumnya menguji pengaruh
profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi
KAP terhada audit report lag.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Ayushabrina & Raharjo (2014)
dengan judul “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit
Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Non-Financial Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012)”. Total sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 200 perusahaan dengan menggunakan metode stratified
proportional. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Variabel dalam penelitian ini meliputi komite audit, rapat komite audit,
independensi komite audit, kualifikasi komite audit, ukuran perusahaan, kinerja
perusahaan, tipe auditor dan opini audit. Hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa ukuran komite audit,ukuran perusahaan, dan opini audit
8

memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag. Sedangkan rapat komite
audit, independen audit, dan jenis auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
audit report lag. Persamaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya terletak
pada alat analisis data yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini terletak pada metode pengambilan
sampel. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode purposive sampling,
sedangkan peneliti terdahulu menggunakan metode stratified proportional
random sampling.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Sumartini & Widhiyan (2014)
dengan judul “Pengaruh Opini Audit, Solvabilitas, Ukuran KAP, dan Laba Rugi
pada Audit Report Lag”.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 perusahaan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis menggunakan
regresi linier berganda. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
variabel opini audit dan laba-rugi tahun berjalan berpengaruh negatif
terhadapaudit report lag,sedangkan variabel solvabilitas perusahaan dan ukuran
kantor akuntan publik tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Persamaan
penelitian ini dengan peneliti sebelumnya terletak pada metode pengambilan
sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling dan teknik analisis data
menggunakan regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
peneliti sebelumnya adalah data yang digunakan dalam penelitian. Peneliti
sebelumnya menggunakan data laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2012 sedangkan penulis menggunakan tahun 2016-2017.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Hadiprajitno (2017) dengan judul
penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag
(Studi Emoiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2015)”.Variabel dalam penelitian ini meliputi ukuran
perusahaan, kantor akuntan publik, kompleksitas operasi perusahaan, ukuran
dewan komisaris, ukuran komite audit, kepemilikan publik, kepemilikan
terkonsentrasi. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel ukuran
dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan terhadap audit report lag,
sedangkan variabel ukuran perusahaan, kantor akuntan publik, kompleksitas
9

operasi perusahaan, ukuran komite audit, kepemilikan publik, dan kepemilikan


konsentrasi tidak berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Persamaan
penelitian ini dengan peneliti sebelumnya terletak pada metode pengambilan data
yaitu menggunakan metode purposive sampling dengan teknik analisis data
regresi linier berganda serta uji hipotesis menggunakan uji F dan uji T. Sedangkan
perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah periode data laporan
keuangan, peneliti sebelumnya menggunakan data laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 sedangkan
penulis menggunakan tahun 2016-2017. Selain perbedaan tahun data laporan
keuangan, perbedaan lainnya terletak pada tujuan pengujian. Peneliti sebelumnya
bertujuan untuk menguji ukuran perusahaan, status perusahaan, kompleksitas
operasi perusahaan, ukuran dewan, komite audit, kepemilikan terhadap audit
report lag, sedangkan penulis bertujuan untuk menguji pengaruh laba/rugi, debt to
equity ratio, ukuran KAP, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit terhadap
audit report lag.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Putri & Januarti (2014) dengan
judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2012)”. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan teknik pengambilan
sampel menggunakan metode purposivesampling sejumlah 259 perusahaan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ukuran perusahaan,
leverage, dan spesialisasi industri auditor. Metode statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linear berganda pada tingkat signifikan 5% . hasil
dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa faktor ukuran perusahaan,
leverage dan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan terhadap audit
report lag. Persamaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya adalah metode
pengambilan sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling dengan
analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda. Sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah data laporan keuangan,
peneliti sebelumnya menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur
10

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 sedangkan penulis


menggunakan periode 2016-2017.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2016) dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag”. Dimana tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh ukuran
perusahaan, solvabilitas, reputasi audit, kinerja perusahaan, likuiditas, dan umur
perusahaan terhadap audit report lag. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi berganda menggunakan SPSS sehingga hasil penelitian
menunjukkan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh positif terhadap audit report
lag, reputasi audit dan kinerja perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap
audit report lag. Persamaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya terletak
pada alat analisis data yaitu menggunakan analisis regresi linier berganda.
Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada data sekundernya, peneliti
sebelumnya menggunakan data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 sedangkan penulis
menggunakan periode 2016-2017. Selain perbedaan tahun data laporan keuangan,
perbedaan lainnya terletak pada tujuan pengujian. Peneliti sebelumnya bertujuan
untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, solvabilitas, reputasi auditor, kinerja
perusahaan, likuiditas dan umur perusahaan terhadap audit report lag, sedangkan
penulis bertujuan untuk menguji pengaruh laba/rugi, debt to equity ratio, ukuran
KAP, kompleksitas operasi perusahaan dan opini audit terhadap audit report lag.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Angruningrum dan Wirakusuma
(2013) yang menguji profitabilitas, leverage, kompleksitas operasi perusahaan,
reputasi KAP dan komite audit. teknik pengujian pada penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa auditdelay rata-rata terjadi sebesar 74,856 hari
standar deviasi 13,885. Variabel yang berpengaruh terhadap audit delay hanya
variabel leverage, sedangkan variabel profitabilitas, kompleksitas operasi
perusahaan, ukuran KAP, dan komite audit tidak mempengaruhi audit delay.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada alat analisis
data yaitu menggunakan analisis regresi berganda, uji asumsi klasik, dan statistik
11

deskriptif. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah tujuan pengujian,


peneliti terdahulu bertujuan untuk menguji leverage terhadap audit delay
sedangkan penulis menguji debt to equity ratio terghadap audit report lag.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Dewangga dan Laksito (2015)
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan, opini audit, umur perusahaan, spesialisasi industri
auditor terhadap audit report lag. Menggunakan analisis regresi berganda ,
dimana uji asumsi klasik dilakukan sebelum uji hipotesis. Sehingga memperoleh
kesimpulan rata-rata audit report lagpada perusahaan di Bursa Efek Indonesia
2011-2013 adalah 70,24 hari. Model penelitian dinyatakan lolos uji asumsi klasik
yaitu memenuhi asumsi normalis, tidak terdapat gejala heteroskedastisitas,
multikolinearitas, maupun autokorelasi. Kemampuan variabel bebas menjelaskan
varians variabel terikat pada model penelitian sebesar 25,4 persen. Hasil
pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel mempengaruhi audit report
lag adalah ukuran perusahaan,opini audit, dan umur perusahaan. tingkat signifikan
ketiga variabel tersebut sebesar 0,000, 0,030, dan 0,001. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada analisis data yaitu menggunakan
analisis regresi berganda, uji asumsi klasik. Sedangkan perbedaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada tujuan penelitian, dimana peneliti
sebelumnya menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan,
opini audit, umur perusahaan, spesialisasi industri auditor terhadap audit report
lag, sedangkan penulis bertujuan untuk menguji laba/rugi, debt to equity ratio,
ukuran KAP, kompleksitas operasi perusahaan, opini audit terhadap audit report
lag.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Aditya dan Anisyukurlillah(2014)
dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay”. Tujuan
dari penelitin ini untuk menguji pengaruh size, laba, opini audit, dan ukuran KAP
terhadap audit delay. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013 dengan menggunakan
purposive sampling. Hasil penelitian secara parsial variabel laba dan opini
berpengaruh terhadap audit delay. Variabel size, dan ukuran KAP tidak
12

berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan secara simultan, seluruh variabel


penelitian ini berpengaruh sifnifikan terhadap audit delay. Persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada data sekunder yang
digunakan yaitu data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan metode pengambilan sampel menggunakan purposive
sampling. Namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
periode data laporan keuangannya, dimana pada penelitiaan sebelumnya
menggunakan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2013 sedangkan penulis menggunakan periode
2016-2017.
Dikutip dari penelitian yang dilakukan oleh Arifa (2013) yang berjudul
“Pengembangan Model Audit Dengan Audit Report Lag dan Total Lag” yang
bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris tentang perbedaan audit report lag
dengan total lag serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga menghasilkan
121 sampel pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2011. Penelitian ini terdiri dari dua model regresi linear berganda
yaitu model regresi linear audit report lag dan model regresi linear total lag serta
uji beda untuk membandingkan berbedaan antara audit report lag dan total lag.
Hasil penelitian membuktikan bahwa pada kedua model regresi, seluruh variabel
independen berpengaruh baik secara signifikan maupun parsial terhadap audit
report lag maupun total lag. Hasil dari uji beda menunjukkan bahwa terdapat
berbedaan signifikan antara audit report lag dan total lag. Persamaan dari
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode pengambilan
sampel yaitu menggunakan metode purposive sampling dan analisis data
menggunakan analisis regresi linier berganda. Dan yang membedakan penelitian
sebelumnya dengan penelitian ini terdapat uji beda sedangkan dalam penelitian ini
tidak ada uji coba, penulis menggunakan uji F dan uji T.
13

2. Landasan Teori
2.1 Pengauditan (Auditing)
Menurut Mulyadi (2014:9) mendefinisikan auditing adalah :
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
Menurut Agoes (2012:4) mendefinisikan auditing adalah :
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak
yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Dari definisi diatas, maka penulis dapat menyimpulkan pengertian


pengauditan merupakan proses pemeriksaan dan pengevaluasian yang dilakukan
secara sistematis terhadap kegiatan-kegiatan akuntansi dari bukti-bukti akuntansi
hingga laporan keuangan untuk menilai kesesuaian dengan standar yang
dilakukan oleh pihak independen untuk memberikan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan dan mengkomunikasikan hasil pendapat kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

2.2 Standar Profesi Akuntan Publik


Menurut Mulyadi (2014:16) “standar auditing merupakan suatu ukuran
pelaksanaan tindakan yang berisi pedoman umum bagi auditor dalam
melaksanakan audit.”
Menurut penulis, definisi standar auditing merupakan suatu pedoman umum
bagi auditor yang berisi tentang ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan
penugasan audit atas laporan keuangan histroris.
IAPI (2011:150.1-150.2) mengelompokkan standar auditing menjadi tiga
kelompok besar antara lain :
A. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
14

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi


dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
B. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh suntuk
merencakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia
2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidak
konsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar
akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
4. Laporan auditor harus memuat seuatu pernyataan pendapat mengeni
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

2.3 Jenis-Jenis Auditing

Menurut Mulyadi (2014:30) jenis-jenis auditing digolongkan menjadi 3 yaitu :


a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran
laporan keuangan atas dasar kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut
disajikan dalam bentuk tertulis berupa laporan audit, laporan audit ini
dibagikan kepada pemakai informasi keuangan seperti pemegang saham,
kreditur, dan Kantor Pelayanan Pajak.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang bertujuan untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan
15

umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit


kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
c. Audit Operasional
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi,
atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Agoes (2017:13) jenis-jenis auditing dibedakan menjadi :
a. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP
independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan
pada akhir pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat
terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
c. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

Penulis berkesimpulan bahwa jenis-jenis auditing antara lain :


a. Audit Umum yaitu audit yang dilakukan ats laporan keuangan
b. Audit khusus yaitu audit yang dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur
dan aturan telah ditentukan atau tidak
c. Audit operasional yaitu review terhadap audit umum dan khusus dengan
tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

2.4 Audit Report Lag (ARL)


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dao dan Pham (2014) menyatakan
bahwa “audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku
perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit.” Juanita & Satwiko
(2012:32) mendefinisikan “audit report lag sebagai rentang waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit”.
Dari definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa audit report lag
merupakan jarak waktu antara tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan audit.
16

Tiono dan Jogi (2013:287-288) menyatakan bahwa penyebab terjadinya


audit report lag berasal dari faktor manajemen yaitu tingkat probabilitas rendah
yang membuat manajemen cenderung mengulur waktu penyelesaian laporan
keuangan. Faktor penyebab audit report lag ke dua karena berhubungan dengan
kurangnya pengawasan dan monitor dari pemilik perusahaan, selain itu faktor
penyebab audit report lag juga dikarenakan faktor eksternal (auditor) yaitu
muncul karena ada proses komunikasi yang panjang dengan klien.

2.5 Laba-Rugi
Menurut Warren, dkk (2017:17) laporan laba-rugi menyajikan pendapatan dan
beban untuk suatu periode waktu tertentu berdasarkan konsep pengaitan atau
konsep perbandingan antara pendapatan dan beban, Laporan laba-rugi
menyajikan selisih lebih pendapatan terhadap beban yang terjadi. Jika
pendapatan lebih besar dari beban, selisih tersebut disebut laba neto (net
income/net profit) begitu juga sebaliknya jika beban melebihi pendapatan
selisihnya disebut rugi neto (net loss).

Dari definisi diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa laporan laba rugi
menyajikan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dalam periode
tertentu dengan beban yang dikeluarkan pada periode tertentu, dimana dikatakan
laba ketika pendapatan lebih besar dari beban dan rugi ketika beban lebih besar
dari pendapatan yang diperoleh.

2.6 Debt to Equity Ratio


Debt to equit ratio (rasio hutang) merupakan rasio keuangan yang
digunakan analis untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajibannya yaitu membandingkan antara total liabilitydeng total equitas. Dari
perbandingan tersebut jika total liability lebih tinggi, artinya perusahaan tersebut
telah dimodali oleh kreditur bukan berasal dari modal sendiri. Kreditur lebih
memilih perusahaan yang mempunyai tingkat hutang yang rendah karena hal
tersebut untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
Menurut Jumingan (2017:143) debt to equity ratio disebut juga sebagai
rasio leverage yaitu penggunaan dana pinjaman (baik jangka pendek maupun
17

jangka panjang) dengan harapan bahwa baik tingkat imbalan (rate of return) lebih
tinggi dari pada biaya yang harus dikeluarkan

2.7 Ukuran Kantor Akuntan Publik


Agoes (2012:44) mendefinisikan Kantor akuntan publik (KAP) adalah :
“Suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha di bidang
pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik. Perusahaan
dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi akan kinerja
perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk
menggunakan jasa KAP sehingga untuk meningkatkan kredibilitas dari
laporan itu, perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai
reputasi atau nama baik”.

Menurut Yulianti (2011:19) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi


KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. Kantor Akuntan
Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia adalah:
a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.
b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang
bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.
c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerjasama dengan Kantor
Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.
d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama
dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata

Perusahaan yang go public cenderung menggunakan jasa KAP The Big


Four karena karena lebih tepat waktu dalam menyelesaikan audit. Penelitian
Ahmad dan Hossain (2010:50) menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik Big
Four merepresentasikan auditor dengan kualitas yang baik, salah satunya karema
memiliki sumberdaya yang luas. Santoso (2012:93) menyatakan bahwa KAP Big
Four telah dipercaya oleh perusahaan-perusahaan go public untuk menyelesaikan
pekerjaan audit dan laporan keuangan secara tepat waktu yaitu 90 hari setelah
tutup buku.
Dari uraian diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa Kantor Akuntan
Publik merupakan organisasi akuntan publik dalam bidang memberikan jasa
18

profesional audit yang telah mendapat izin sesuai dengan undang-undang yang
terdiri dari the big four dan non the big four.

2.8 Kompleksitas Operasi Perusahaan


Kompleksitas operasi merupakan akibat dari pembentukan departemen dan
pembagian pekerjaan yang memiliki fokus terhadap jumlah unit yang berbeda,
ketergantungan yang semakin kompleks terjadi apabila organisasi dengan
berbagai jenis atau jumlah pekerjaan dan unit menimbulkan masalah manajerial
dan organisasi yang lebih rumit (Martius, 2012:12).
Menurut Ariyani & Budiartha (2014) kompleksitas operasi dalam suatu
perusahaan tergantung jumlah dari setiap unit operasi (cabang) dan diversifikasi
bisnis.
Dari uraian diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa kompleksitas
operasi perusahaan merupakan perusahaan yang mempunyai beberapa unit cabang
untuk membagi pekerjaannya dengan tujuan yang sama.

2.9 Opini Audit


Opini audit merupakan laporan yang diberikan oleh akuntan publik kepada
klien sebagai hasil dari penilaian kewajaran suatu laporan keuangan klien.
Menurut Standar Profesional Akuntan (PSA), opini audit terdiri dari :
a. Opini wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Yaitu pendapat yang diberikan ketika audit telah dilaksanakan sesuai
dengan Standar Auditing (PSAP), auditor tidak menemukan kesalahan
material secara keseluruhan laporan keungan.
b. Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (Modified
Unqulified Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika suatu keadaan tertentu yang tidak
berpengaruh langsung terhadap pendapat wajar. Keadaan tersebut terjadi
ketika:
1) Pendapat auditor sebagian didasarkan atas pendapat auditor independen
lain
2) Karena belum adanya aturan yang jelas maka laporan keuangan dibuat
menyimpang dari SAK
3) Laporan dipengaruhi oleh ketidak pastian peristiwa masa yang akan
datang hasilnya belum dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit
19

4) Terdapat keraguan yang besar terhadap kemampuan suatu usaha dalam


mempertahankan kelangsungan hidupnya
5) Data keuangan tertentu yang diharuskan ada oleh BAPEPAM namun
tidak disajikan.
c. Opini wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Adalah pendapat yang diberikan ketika laporan keuangan dikatakan wajar
dalam hal yang material tetapi terdapat penyimpangan pada pos tertentu
sehingga harus dikecualikan.
d. Opini tidak wajar (Adverse Opinion)
Merupakan pendapat tidak wajar diberikan apabila auditor harus memberi
tambahan paragraf untuk menjelaskan ketidakwajaran atas laporan
keuangan, disertai dengan dampak dari akibat ketidakwajaran tersebut pada
laporan auditnya.
e. Opini tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)
Adalah pendapat diberikan ketika ruang limgkup pemeriksaan yang dibatasi,
sehingga auditor tidak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan oleh IAI.

3. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan penjelasan terhadap sesuatu objek
permasalahan yang ingin diuji. Adapun masalah-masalah yang ingin diuji dari
penelitian ini adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag.
Berdasarkan uraian diatas, maka gambaran umum penelitian yang
mempengaruhi audit report lag adalah sebagai berikut :
20

Laporan Keuangan Sektor Industri


Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

Annual Report Periode 2016-2017

Ukuran Kompleksitas Kualitas


Laba-Rugi DER
Operasi Audit (X5)
(X1) KAP
(X2) Perusahaan
(X3)
(X4)

Audit Report Lag (Y)

Analisis Data

Uji Asumsi Klasik :

1. Uji Normalis
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis :

1. Uji Statistik F
2. Uji Statistik - t
3.
4.
Uji Determinasi (R2)

Uji Regresi Linier Berganda

Hasil Penelitian& Pembahasan

Kesimpulan& Saran

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


21

4. Hipotesis penelitian
A. Pengaruh Laba Perusahaan Terhadap Audit Report Lag
Iskandar dan Estralita (2010) menyatakan bahwa para investor menyukai
perusahaan yang mengumumkan laba dibandingkan rugi karena dipandang good
news sehingga pihak manajemen cenderung melaporkan tepat waktu agar investor
segera mendapatkan good news tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumartini dan Widhiyani (2014)
menyatakan laba-rugi perusahaan dengan nilai mean sebesar 0,809 berarti
perusahaan yang mendapat laba paling banyak muncul dari 68 pengamatan yang
diteliti, sebanyak 55 amatan mendapatkan laba dan 13 amatan mendapatkan rugi.
Penulis berkesimpulan bahwa jika perusahaan mendapatkan laba maka
dapat mempersingkat waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya
seingga pihak manajemen perusahaan akan mempercepat publikasi laporan
keuangan, karena mempublikasikan laporan keuangan tepat waktu dengan kondisi
perusahaan mendapatkan laba akan lebih menarik minat investor dalam
berinvestasi.
Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H1 : Laba-Rugi berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

B. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Audit Report Lag


Menurut Febrianty (2011) debt to equity ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam menentukan liabilinya, apabila perusahaan memiliki rasio yang
tinggi maka rasio kerugian perusahaan tersebut akan bertambah oleh sebab itu,
untuk memperoleh keyakinan akan laporan keuangan perusahaan maka auditor
akan meningkatkan kehati-hatian sehingga rentang audit report lag panjang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Angruningrum dan Wirakusuma
(2013) menyatakan hasil probabilitas signifikan sebesar 0,017<0.05
Menurut penulis, jika sebagian besar modal perusahaan dibiayai oleh
kreditur, maka auditor dalam menyelesaikan audit pekerjaan audit bersikap
skeptis terhadap bukti-bukti yang berhubungan dengan hutang perusahaan.
22

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :


H2: debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap audit report lag

C. Pengaruh Ukuran KAP Terhadap Audit Report Lag


Arens et.al. (2014:46) menyatakan bahwa kantor akuntan publik
bertanggungjawab untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang sahamnya
diperdagangkan secara publik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Firnanti (2016) memiliki nilai
signifikn t sebesar 0,032. Apabila perusahaan diaudit oleh KAP yang tergabung
dalam Big Four, maka semakin pendek waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
menyediakan laporan keuangannya dan semakin pendek audit report lag.
KAP the big four mempunyai keahlian yang lebih profesional dalam
melakukan tugas auditnya, bersifat independen, cermat serta dalam menyelesaikan
tugas auditnya sehingga audit report lag tidak panjang.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka dipotesis yang diajukan adalah :
H3 : ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh negatif terhadap audit report
lag.

D. Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag


Martius (2012;12) menyatakan bahwa kompleksitas operasi merupakan
akibat dari pembentukan departemen dan pembagian pekerjaan yang memiliki
fokus terhadap jumlah unit yang berbeda. Unit operasi yang jumlahnya banyak
dan saling berjauhan akan mempengaruhi waktu auditor dalam menyelesaikan
pekerjaan auditnya ketika auditor membutuhkan data-data dari unit operasi
tersebut. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap waktu penyampaian laporan
keuangan kepada publik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ariyani dan Budiartha (2014) hasil
perthitungan analisis regresi berganda diketahui bahwa hasil estimasi variabel
kompleksitas operasi perusahaan sebesar nilai t=9,491 dan nilai signifikan
0,00<0,05. Nilai signifikan dibawah 0,05 menunjukkan bahwa kompleksitas
operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.
23

Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :


H4: Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report
lag.

E. Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Report Lag


Sulthoni (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang diberikan qualified
opinion atau pendapat wajar dengan pengecualian cenderung mempunyai audit
delay lebih panjang, karena secara logika dapat dikatakan bahwa auditor
membutuhkan waktu dan usaha untuk mencari prosedur audit ketika
mengkonfirmasi kualifikasi audit. ketika auditor menemukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan standar, maka dalam melakukan auditnya auditor akan lebih
berhati-hati sehingga waktu menyelesaikan audit akan lebih lama. Ketika auditor
membutuhkan waktu lama dalam menyelesaikan tugas auditnya maka akan
berpengaruh terhadap waktu penyampaian laporan keuangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Sumartini dan Widhiyani (2014)
menyatakan bahwa opini audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien regresi opini sebesar -24,306.
Perusahaan dengan opini unqualified opinion lebih cepat menyampaikan laporan
keuangannya karena dipandang baik yang harus segera dipublikasikan sedangkan
perusahaan dengan opini selain unqualified opinion dipandang bad news sehingga
akan terjadi negoisasi antara auditor dengan perusahaan.
Berdasarkan uraian teoritis diatas maka hipotesis yang diajukan adalah :
H5: Opini audit berpengaruh positif terhadap audit report lag.
24

D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs BEI di
www.idx.co.id. Penelitian dilakukan pada 10 Januari 2018 di Galeri Investasi
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

2. Populasi dan Sampel


a) Populasi Penelitian
Populasi penelitian merupakan wilayah generalisasi terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai karakteristik dan kualifikasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
b) Sampel Penetilian
Sampel penelitian merupakan sebagian dari subyek yang dapat mewakili
populasinya. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Tujuan pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling adalah untuk memperoleh sampel representatif sesuai dengan
kriteria penelitian. Berikut adalah kriteria sampel dalam penelitian ini :
1. Perusahaan harus terdaftar sebagai perusahaan sektor industri yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016-2017.
2. Perusahaan sektor industri yang melaporkan laporan keuangannya secara
berturut-turut periode 2016-2017.
3. Perusahaan sektor industri yang mempunyai anak perusahaan periode 2016-
2017.
4. Laporan keuangan perusahaan sektor industri yang mendapatkan laba pada
periode 2016-2017.
25

Tabel 1 Kriteria dan Hasil Pemilihan Sampel Perusahaan


No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek 52
Indonesia periode 2016-2017
2. Perusahaan sektor industri yang tidak melaporkan (4)
laporan keuangannya secara berturut-turut periode
2016-2017
3. Perusahaan sektor industri yang tidak mempunyai anak (5)
perusahaan periode 2015-2017
4. Laporan keuangan perusahaan sektor industri yang tidak (12)
mendapatkan laba pada periode 2016-2017
Jumlah Sampel 31
Jumlah Keseluruhan Data Penelitian 62
Sumber : Bursa Efek Indonesia

Tabel 2 Rincian Penentuan Sampel Penelitian

No Populasi Kriteria Keterangan


1 2 3 4
1. ADMG    - Bukan Sampel
2. AKKU    - Bukan Sampel
3. AKPI     Sampel
4. ALDO    - Bukan Sampel
5. AMIN     Sampel
6. APLI     Sampel
7. ARGO    - Bukan Sampel
8. ARNA     Sampel
9. ERTX     Sampel
10. ESTI    - Bukan Sampel
11. FASW   -  Bukan Sampel
12. GDYR   -  Bukan Sampel
13. HDTX    - Bukan Sampel
14. IGAR     Sampel
15. IMAS     Sampel
16. INDR     Sampel
17. INDS     Sampel
26

Lanjutan Tabel Penentuan Sampel


18. INKP     Sampel
19. INTP     Sampel
20. JECC     Sampel
21. KBLI     Sampel
22. KBLM     Sampel
23. KBRI    - Bukan Sampel
24. KIAS    - Bukan Sampel
25. LPIN     Sampel
26. MASA    - Bukan Sampel
27. MLIA    - Bukan Sampel
28. POLY  -   Bukan Sampel
29. PRAS   -  Bukan Sampel
30. PTSN     Sampel
31. RICY     Sampel
32. SCCO     Sampel
33. SMBR  -   Bukan Sampel
34. SMCB     Sampel
35. SMGR     Sampel
36. SMSM     Sampel
37. SRIL     Sampel
38. SSTM    - Bukan Sampel
39. STAR     Sampel
40. TFCO   -  Bukan Sampel
41. TKIM     Sampel
42. TRIS     Sampel
43. UNIT     Sampel
44. VOKS     Sampel
45. WSBP   -  Bukan Sampel
46. WTON  -   Bukan Sampel
47. AMFG     Sampel
48. ASII     Sampel
49. AUTO     Sampel
50. BATA     Sampel
51. BRAM    - Bukan Sampel
52. BIMA  -   Bukan Sampel
Sumber : Bursa Efek Indonesia
27

3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi (sekunder)
yaitu dengan cara mengarsip data-data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesi
www.idx.ac.id dan Galeri Investasi di Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Selain dari situs Bursa Efek Indonesia, data sekunder lainnya dapat diperoleh dari
jurnal peneliti terdahulu dan literatur yang berkaitan.

4. Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka berikut adalah
kerangka konseptual sebagai dasar penyusunan perumusan hipotesis :

Laba- Rugi
X1

Debt to H-
Equity H+
RatioX2

H-
Ukuran KAP Audit Report
X3 LagY

H+
Kompleksitas
Operasi
PerusahaanX4

H+

Opini Audit
X5

Gambar 2 Kerangka Konseptual


28

Keterangan :

X1 : Laba-Rugi

X2 : Debt to Equity Ratio

X3 : Ukuran KAP

X4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan

X5 : Opini Audit

Y : Audit Report Lag

: Pengaruh Laba-Rugi, Debt to Equity Ratio, Ukuran KAP, Kompleksitas


Operasi Perusahaan, Opini Audit Terhadap Audit Report Lag

5. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel


a) Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag.
Audit report lagjarak waktu antara tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan
tanggal diterbitkannya laporan audit. variabel audit report lag dapat diukur
dengan kuantitatif dalam jumlah hari yaitu selisih waktu berakhirnya laporan
keuangan tahunan dengan diterbitkannya laporan audit.
Batas waktu penyampaian paling lambat pada akhir bulan keempat setelah
tahun buku berakhir/120 hari setelah tahun buku berakhir berdasarkan Peraturan
Nomor 29/POJK.04/2016 Bab III, pasal 7, halaman 5 kepada Otoritas Jasa
Keuangan tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan, jika lebih akan
dikenakan sanksi
b) Variabel Independen (X)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Laba-Rugi (X1)
29

laporan laba rugi menyajikan perbandingan antara pendapatan yang


diperoleh dalam periode tertentu dengan beban yang dikeluarkan pada periode
tertentu, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
laba-rugi = Pendapatan – Beban
2. Debt to Equity Ratio (X2)
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan analis dalam
membandingkan total equity perusahaan dengan total liabilities. Atau rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-
kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang.
Maka perhitungan debt to equity ratio dapat dihitung menggunakan rumus :
DER = Total Kewajiban x 100%
Total Ekuitas
3. Ukuran Kantor Akuntan Publik (X3)
Dalam penelitian ini, ukuran Kantor Akuntan Publik digolongkan menjadi 2
yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. Dimana KAP the big four dapat
dipercaya oleh perusahaan go pulic mampu menyelesaikan pekerjaan audit dengan
cepat dibandingkan dengan KAP non the big four.
Menurut Angruningrum dan Wirakusuma (2013) KAP non the big four
diberi kode 0 dan KAP the big four diberi kode 1.
4. Kompleksitas Operasi Perusahaan (X4)
Kompleksitas operasi perusahaan diukur dengan menggunakan variabel
dummy, yaitu dengan menghitung berapa banyak anak perusahaan dan
membandingkan keberadaan anak perusahaan dengan kantor cabang.
Jika perusahaan mempunyai anak perusahaan maka diberi kode 1 dan jika
tidak mempunyai anak perusahaan maka diberi kode 0.
5. Opini Audit (X5)
Opini audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel
dummy yaitu memberi kode 1 jika perusahaan mendapat unqualifiedopinion dan
kode 0 jika mendapat selain unqualified opinion. Serta membandingkan selisih
waktu yang digunakan auditor jika perusahaan mendapatkan unqualified opinion
dengan selain qualified opinion.
30

6. Teknik Analisi Data


A. Statistik Deskriptif
Statistik deskripstif merupakan proses transformasi data penelitian agar
dapat diintrepestasikan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk
menghasilkan karakteristik data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit
report lag. Dalam analisis statistik deskriptif ini dibantu dengan program aplikasi
komputer SPSS. Berdasarkan olahan SPSS menghasilkan laba-rugi, debt to equity
ratio, ukuran KAP, kompleksitas operasi perusahaan, dan opini audit terhadap
audit report lag dapat diketahui nilai maksimul, nilai minimum, rata-rata dan
standar deviasi setiap variabel.

B. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik diperlukan oleh analisis regresi untuk mendapatkan hasil
uji yang dapat dipertanggungjawabkan dan agar uji tidak bias. Uji asumsi klasik
meliputi uji normalis, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing uji asumsi klasik :
1. Uji Normalis
Uji normalis digunakan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi,
variabel pengganggu/residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Maka
rumus uji normalis adalah :

𝐾𝐷 = 1,36 √n1 + 𝑛2 ÷ √𝑛1𝑥𝑛2


Keterangan :
KD : Harga Kolmogorov-Sumirnov yang dicari
N1 : Jumlah sampel yang diperoleh
N2 : Jumlah sampel yang diharapkan

Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa data dikatakan normal jika KD < tabel
KD dengan tarif signifikan 0,05.
31

2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji model regresi terdapat
ketidaksamaan varians dari nilai residual antara satu pengamatan dengan
pengamatan lainnya. Jika nilai varians dari nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut sebagai homokedastisitas sedangkan
jika nilai varians berbeda dari nilai residual antara pengamatan satu dengan
pengamatan lainnya maka disebut sebagai heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji model regresi linier antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1. Uji autokorelasi dalam model regresi linier dapat mengganggu model suatu
model, dimana pada saat menarik kesimpulan menyebabkan bias. Dalam uji
autokorelasi terdapat dua cara untuk menguji ada maupun tidak adanya
autokorelasi diantaranya adalah Uji Durbin Watson (DW-Test) dimana Uji Durbin
Watson didapat dari menghitung nilai DW (d) dan nilai DW tabel (dan).

C. Uji Hipotesis
1. Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk menguji pengaruh variabel X terhadap variabel
Y bersama-sama dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel. Sehingga rumus
yang digunakan adalah :
𝑅2/𝐾
𝐹ℎ =
(1 − 𝑅2/(𝑛 − 𝐾 − 1)
Keterangan :
R : Koefisien korelasi ganda
K : Jumlah variabel independen
N : Jumlah anggota sampel.

Pengambilan kesimpulan Ho diterima atau ditolak ditentukan dengan kriteria


sebagai berikut:
32

a) Tingkat sig F ≤ α = 0,05 maka laba-rugi, debt to equity ratio, ukuran KAP,
kompleksitas operasi perusahaan dan opini audit secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag
b) Tingkat sig F ≥ α = 0,05 maka laba-rugi, debt to equity ratio, ukuran KAP,
kompleksitas operasi perusahaan dan opini audit secara bersama-sama
tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag

2. Uji t
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen secara
individual dalam menjelaskan hasil varians terhadap variabel dependen.
Berikut adalah langkah pengujian melalui uji t :
a. Menentukan fokus Ho dan Hi
Dimana Ho merupakan tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen
Sedangkan Ha merupakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen
b. Menentukan kriteria pengujian
Dimana Ho diterima jika t hitung < t tabel sedangkan Hi diterima jika t
hitung > t tabel.
c. Kesimpulan
Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima karena terdapat pengaruh
signifikan serta positif antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Sedangkan jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima karena
terdapat pengaruh signifikan dan positif antara variabel independen
terhadap variabel dependen.

D. Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan maupun bersama-sama.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah :
𝑌 = 𝛼 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + 𝑏5𝑋5 + 𝜀
33

Keterangan :
Y : Audit report lag
α : Konstanta
b : Koefisien regresi linier berganda
X1 : Laba-rugi
X2 : Debt to equity ratio
X3 : Ukuran Kantor Akuntan Publik
X4 : Kompleksitas Operasi Perusahaan
X5 : Opini Audit
ε : Residual error

E. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga uji koefisien
determinasi dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
: Koefisien korelasi Laba-rugi, Debt ro equity ratio, Ukuran
KAP, Kompeksitar operasi perusahaan, opini audit dengan Audit report lag
α1 : Koefisien prekditor Laba-Rugi
α2 : Koefisien prekditor Debt to equity ratio
α3 : Koefisien prekditor ukuran KAP
α4 : Koefisien prekditor kompleksitas operasi perusahaan
α5 : Koefisien prekditor opini audit
Σ X1Y : Jumlah antara laba-rugi dan audit report lag
Σ X2Y : Jumlah antara debt to equity ratio dan audit report lag
Σ X3Y : Jumlah antara ukuran KAP dan audit report lag

Σ X4Y : Jumlah antara kompleksitas operasi perusahaan dan audit


report lag
Σ X5Y : Jumlah opini audit dan audit report lag
E. Jadwal Penelitian

Bulan
No Keterangan September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei Awal
2 Pengajuan Judul
Penyusunan
3 Proposal
4 Ujian Proposal
Penyusunan
5 Skripsi
6 Ujian Skripsi
Daftar Pustaka

Juanita, Greta dan Rutji, Satwiko. 2012. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan
Publik, Kepemilikan, Laba-Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Audit
Report Lag”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 14 (1):31-40.

Tiono, Ivena dan Yulius, Jogi. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit
Report Lag di Bursa Efek Indonesia”. Business Accounting Review. II:286-297.

Ahmad dan Hossain. 2010. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report


Lag”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 18 (2):50.

Santoso, Felisiane. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit


Delay pada Perusahaan di Sektor Keuangan”. Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi. 1(2).

Ariyani dan Budiartha. 2014. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP Terhadap Audit Report
Lag Pada Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 8
(2):217-230.

Martius. 2012. “Analisis Praktik Akuntansi Manajemen Pada Perusahaan


Manufaktur (Studi Empiris di Kawasan Industri Batam)”. Artikel Program
Magister Sains Akuntansi Pasca Sarjana Universitas Andalas.

Ayushabrina & Raharjo. 2014. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal


Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Non-
Financial Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012)”. Diponegoro
Journal of Accounting. 3 (2):1-12.

Sumartini & Widhiyan. 2014. “Pengaruh Opini Audit, Solvabilitas, Ukuran


KAP, dan Laba Rugi pada Audit Report Lag”. Jurnal Universitas Udayana. 9
(1):392-409.

Hadiprajitno. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit


Report Lag (Studi Emoiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)”. Diponegoro Journal of Accounting.
6 (3):1-12.

Putri & Januarti. 2014. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit


Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2012)”. Diponegoro Journal of Accounting. 3 (2):1-10.

Firnanti. 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag”. Jurnal


Bisnis dan Akuntansi. 18 (2):167-175.

Angruningrum dan Wirakusuma. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage,


Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite Audit Pada Audit
Delay”.Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. 5 (2):251-270.

Dewangga dan Laksito. 2015. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Audit Report Lag”. Diponegoro Journal of Accounting. 4 (3):1.

Aditya dan Anisyukurlillah. 2014. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Audit Delay”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. 3 (3):1-9.

Arifa. 2013. “Pengembangan Model Audit Dengan Audit Report Lag dan Total
Lag” Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2
(2):1-10.

Mulyadi. 2014. Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, Jakarta: PT.


Salemba Empat.

Agoes, Sukrisno. 2014. Auditing. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar professional Akuntansi Publik,


per 1 Maret 2011. Jakarta: Salemba Empat.

Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-346/BI/2011 Tentang


Peraturan Nomor X.K.2: Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau
Perusahaan Publik.

Jumingan. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara.


Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

Iskandar, Meylisa dan Estralita, Trisnawati. 2010. “Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. 12 (3):175-186.

Arens, Alvin., et al. 2014. “Auditing and Assurance Services: An Integrated


Approach. Fifteenth Edition”. London: Pearson Education Limited.

Anda mungkin juga menyukai