Anda di halaman 1dari 41

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN

REPUTASI KAP
TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA SEKTOR
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA TAHUN 2015-2019

Andra Rinaldy
202030044
Metode Penelitian

PRODI AKUNTANSI
KONSENTRASI AUDIT
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamin dan puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya sebagai penulis dapat

menyelesikan Tugas Proposal Penelitian dari Ibu Sufiati, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku dosen

Pengampuh Mata Kuliah Metode Penelitian. Penelitian ini berjudul Pengaruh PENGARUH

UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT REPORT LAG

PADA SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN

2015-2019

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Maka dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

seluruh yang terlibat dalam penyusunan Proposal ini.

Semoga Proposal Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun, pembaca

dan peneliti selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 1 Juli 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................3
BAB I PENDAHALUAN....................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................9
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................................9
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................11
A. Landasan Teori.................................................................................................................11
B. Penelitian Terdahulu........................................................................................................19
BAB III Kerangka Konseptual dan Hipotesis................................................................................22
A. Kerangka Pikir..................................................................................................................22
B. Hipotesis..........................................................................................................................23
BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................................................26
1. Pendekatan penelitian....................................................................................................26
2. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................................26
3. Populasi dan Sampel.......................................................................................................26
4. Metode pengumpulan data............................................................................................34
5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...............................................................34
6. Metode analisis data........................................................................................................35
7. Uji Hipotesis.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................39

3
BAB I
PENDAHALUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kinerja dan kondisi

perusahaan, laporan keuangan menggambarkan pencapaian seluruh kinerja dan

prospek masa depan perusahaan, laporan keuangan perusahaan dijadikan dasar dalam

pengambilan keputusan oleh investor. Oleh karena itu untuk laporan keuangan yang

disampaikan harus memenuhi tujuan kualitatif yang dimana untuk mencapai tujuan itu

dibutuhkan ketepatan waktu dalam melaporankan laporan keuangan. Dalam mencapai

tujuan itu dibutuhkan kerja sama antara auditor dan manajemen perusahaan sehingga

dalam menyampaikan laporan keuangan tidak terjadinya keterlambatan pengambilan

keputusan karena adanya report delay.

Suatu keterlambatan dalam publikasi laporan keuangan dapat

mengindikasikan kemungkinan masalah pada laporan keuangan perusahaan. Laporan

keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan,

dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang

kinerja suatu perusahaan. Sekalipun demikian, masih banyak emiten (perusahaan -

perusahaan go publik) yang tidak mematuhi kewajiban laporan keuangan bagi

publik, berdasarkan hasil pengamatan awal dari data pengumpulan surat-surat

pemberitahuan sanksi oleh IDX pada emiten dari kurun waktu periode 2015 – 2020,

keterlambatan di tahun 2020 ini masih mencapai 29% dari tahun 2019, sedangkan

peningkatan prosentase keterlambatan terbesar terjadi di tahun 2019 lalu.

Apabila laporan keuangan menunjukan nilai positif, maka hal itu dapat

menarik investor untuk menanamkan modal pada perusahaan. Hal ini dikarenakan

pada laporan keuangan berisi laporan laba perusahaan yang sering dijadikan bahan

pertimbangan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan menjual atau


4
membeli kepemilikan saham. Informasi laba dari laporan keuangan yang

dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan dan penurunan harga saham, oleh

karenanya keterlambatan informasi laporan keuangan dapat diartikan oleh investor

sebagai sinyal buruk bagi perusahaan. Setiap perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan dan diaudit secara tepat waktu dan mengatur kepatuhan dengan

persyaratan Indonesia untuk penyampaian laporan keuangan publik tepat waktu dalam

Undang–undang Nomor. 8 tahun 1995 mengatur bahwa jika suatu perusahaan

terlambat menyampaikan laporan keuangannya, maka akan dikenakan sanksi

administratif dan denda sesuai dengan undang-undang. Sanksi dan denda dikenakan

kepada perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan setelah batas waktu yang

ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia, tujuannya agar investor dapat memperoleh

informasi keuangan yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan investasi dengan

lebih cepat.

Menurut peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor Kep/346/BL/2011 tentang kewajiban

penyampaian laporan keuangan tahunan menyatakan bahwa bagi emiten atau

perusahaan go public yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib

menyampaikan laporan keuangan beserta dengan laporan auditor independen

kepada Bapepam dan LK selambat –lambatnya 3 bulan (90 hari) setelah tahun

buku berakhir. Ketepatan waktu (timeliness) dalam penyajian laporan keuangan

tergantung pada waktu auditor dalam melakukan proses pengauditan laporan

keuangan. Dalam proses pengauditan, auditor harus melakukan auditnya dengan

perencanaan yang matang dan mengumpulkan bukti yang cukup memadai. Oleh

karena itu, hal ini dapat menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan

5
hingga publikasi yang diharapkan tepat waktu menjadi terlambat waktunya.

Relevansi laporan keuangan adalah yang disajikan secara tepat waktu, jadi semakin

cepat informasi laporan keuangan di publikasikan maka akan semakin bermanfaat

dalam pengamilan keputusan, dan sebaliknya jika terlambat mempublikasikan

laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut akan kehilangan relevansinya.

Waktu yang digunakan oleh auditor dalam menyelesaikan pengauditan laporan

keuangan diukur berdasarkan lamanya hari sejak tanggal tahun tutup buku per akhir

tahun (31 Desember) sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen,

perbedaan waktu tersebut disebut audit report lag. Semakin lama auditor dalam

menyelesaikan pengauditan laporan keuangan, maka akan semakin panjang audit

report lag. Audit report lag yang lama akan memberikan dampak negatif bagi

perusahaan khususnya para pemegang saham tentu akan menjadi berita buruk (bad

news).

Berdasarkan sanksi peraturan di atas masih ada perusahaan yang terlambat

dalam penyampaian laporan keuangan. Pada tahun 2015 Bursa Efek Indonesia

menyatakan sampai tanggal 29 Juni 2019 terdapat 18 Perusahaan tercatat yang belum

menyampaikan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015 dan/atau belum

melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan

(www.idx.co.id) dan pada tahun 2016 Bursa Efek Indonesia menyatakan hingga tanggal

29 Juni 2017 terdapat 17 Perusahaan yang belum menyampaikan Laporan Keuangan

Auditan per 31 Desember 2016 dan/belum melakukan pembayaran denda atas

keterlambatan penyampaian laporan keuangan (www.idx.co.id) Kemudian pada Tahun

2017 Bursa Efek Indonesia menyatakan hingga tanggal 29 Juni 2018 terdapat 10

Perusahaan yang belum menyampaikan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Auditan

per 31 Desember 2017 dan/belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan

6
penyampaian Laporan dan (www.idx.co.id) Kemudian pada Tahun 2018 Bursa Efek

Indonesia menyatakan hingga tanggal 29 Juni 2019 terdapat 10 Perusahaan yang belum

menyampaikan menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan per 31 Desember 2018

dan/atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian

Laporan Keuangan (www.idx.co.id) Kemudian pada tahun 2019 menyatakan sampai

dengan tanggal 30 Juli 2020 terdapat 26 Perusahaan Tercatat belum menyampaikan

Laporan Keuangan Auditan yang berakhir per 31 Desember 2019 dan/atau melakukan

pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian

LaporanKeuangan(www.cnnindonesia.com).

10

0
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Bursa Efek Indonesia


Gambar 1 . Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan
Pertambangan Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa perusahaan pertambangan

merupakan salah satu industri dengan jumlah perusahaan terbanyak yang melakukan

keterlambatan penyampaian keuangan kepada Bursa Efek Indonesia. Pasalnya,

7
perusahaan pertambangan merupakan salah satu perusahaan terbanyak di Bursa Efek

Indonesia.

Ukuran perusahaan dapat digunakan para investor sebagai pertimbangan

karena banyak perusahaan yang berkembang sangat besar dan juga memiliki berbagai

anak perusahaan dan juga cabang yang tersebar di beberapa wilayah, maka untuk

membuat laporan keuangan telah mengerti dan mempunyai pengalaman dalam

membuat laporan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam aturan bursa efek

indonesia (Artaningrum et al., 2017)

Berbagai penelitian sudah banyak yang melakukan riset yang berkaitan dengan

Audit Report Lag. Beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi audit reporting delay

adalah profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dan berguna dalam menentukan kemampuannya untuk membayar kewajiban jangka

Panjang (Liwe et al., 2018). Berdasarkan (Latifah & Luhur, 2017) profitabilitas adalah

rasio pengukur kemampuan instansi dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan penelitian dari (Widhiasari & Budiartha, 2016) dan (Iskandar &

Trisnawati, 2010) memperoleh informasi tentang auditor yang bereputasi baik, auditor

di Empat Besar Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan kemampuan menyelesaikan audit

tepat waktu dan kualitas audit yang efisien. KAP Big Four juga memiliki teknologi yang

canggih dan canggih serta tenaga ahli yang membuat pelayanan menjadi efisien.

Dari beberapa penelitian terdahulu (Hendrik & Tetty, 2022) mengemukakan

bahwa Terdapat 1 variabel yang memiliki pengaruh terhadap Audit Report Lag yaitu

reputasi KAP, sedangkan profitability, solvability, dan ukuran perusahaan tidak memiliki

pengaruh terhadap Audit Report Lag. Seluruh variabel bebas dalam penelitian ini

berpengaruh terhadap Audit Report Lag secara simultan. Pada penelitian ( Silvia,

Yosevin & Santy 2022 ) mengemukakan bahwa Profabilitas berpengaruh secara negative

8
terhadap audit report lag. Sedangkan untuk ukuran perusahaan dan reputasi KAP tidak

ada pengaruhnya terhadap audit report lag.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas disertai dengan beberapa penelitian

terdahulu, peneliti ingin membuktikan apakah hasil penelitian terdahulu yang

mengatakan bahwa hanya terdapat 1 variabel yang berpengaruh yaitu reputasi KAP dan

salah satu penelitian terdahulu yang mengatakan hanya profabilitas yang berpengaruh

secara negative sedangakn variabel lain tidak ada pengaruhnya terhadap audit report

lag juga sama terhadap perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2015 – 2019. Hal ini yang melatar belakakangi peneliti tertarik

melakukan penelitian Kembali dengan judul PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,

PROFITABILITAS DAN REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA SEKTOR

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2015 –

2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang penelitian di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag pada

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 –

2019?

2. Apakah Profabilitas berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan

tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 – 2019?

3. Apakah Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan

tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 – 2019?

C. Tujuan Penelitian

9
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, adapun tujuan yang ingin dicapai oleh

penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015

– 2019

2. Untuk mengetahui pengaruh profabilitas terhadap audit report lag pada

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015

– 2019

3. Untuk mengetahui pengaruh Reputasi KAP terhadap audit report lag pada

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015

– 2019

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian kali ini sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian kali ini diharapkan akan memberikan baik dalam tambahan

wawasan maupun ilmu pengetahuan dalam bidang auditing tentunya dalam hal

audit report lag atau lebih spesifik mengenai pengaruh ukuran perusahaan,

profabilitas dan ukuran KAP terhadap perusahaan tambang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2015 – 2019

2. Manfaat Praktis.

a. Bagi perusahaan

10
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk

mengetahui apa saja yang berpengaruh terhadap audit report lag sehingga

perusahaan tidak mengalami kendala dalam mempublish laporan keuangan.

b. Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi

terhadap penelitian yang mahasiswa akan lakukan dalam menyelesaikan

skripsinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Signaling theory

Isyarat atau signal adalah Tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan

untuk mengetahui informasi yang lebih lengkap dan akurat mengenai internal

perusahaan dan prospek perusahaan di masa depan (Sari, 2011). Oleh karena itu,

manajer mempunyai kewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

kepada pihak ketiga (stakeholder). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui

pengungkapan informasi akuntansi seperti publikasi laporan keuangan.

Manajer melakukan publikasi laporan keungan untuk memberikan informasi

kepada pasar. Umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu

sinyal good news dan bad news. Sinyal yang diberikan akan mempengaruhi pasar

saham khususnya harga saham perusahaan. Jika sinyal manajemen mengindikasikan

good news, maka dapat meningkatkan harga saham. Namun sebaliknya, jika sinyal

manajemen mengindikasikan bad news dapat mengakibatkan penurunan harga

saham perusahaan. Oleh karena itu, sinyal dari perusahaan merupakan hal yang

penting bagi investor guna pengambilan keputusan. (sulistya, 2014)

11
Hartono (2005) dalam Sutisya (2014) mengungkapkan investor dapat

melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan ekonomi, jika informasi yang

disampaikan oleh manajemen perusahaan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan

yang sebenarnya. Sehingga terjadi asimetris informasi dimana manajer lebih

superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain (stakeholder). Dalam

rangka meminimalisir terjadinya information asymmetry berdasar signaling theory,

pihak manajemen wajib membuat struktur pengendalian internal yang mampu

menjaga harta perusahaan dan menjamin penyusunan laporan keuangan yang dapat

dipercaya.

Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian laporan

keuangan ke publik adalah sinyal dari perusahaan akan adanya informasi yang

bermanfaat dalam kebutuhan untuk pembuatan keputusan dari investor. Semakin

panjang audit delay menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga saham. Investor

dapat mengartikan lamanya audit report lag dikarenakan perusahaan memiliki bad

news sehingga tidak segera mempublikasikan laporan keuangannya, yang kemudian

akan berakibat pada penurunan harga saham perusahaan.

2. Auditing

a. Definisi auditing

Menurut Sukrisno Agoes (2012 ; 4) pengertian pengauditan dapat

diartikan sebagai berikut: “suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan

sistematis, oleh pihak independen, terhadap laporan keuangan yang telah

disusun oleh manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut”.

12
b. Tujuan auditing

Tujuan umum dari suatu audit atas laporan keuangan adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang

bersifat material dan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku

umum. Kewajaran laporan keuangan diukur berdasarkan asersi yang terkandung

dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan yang disebut dengan

asersi manajemen (Mulyadi, 2002).

c. Jenis – Jenis auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu (Mulyadi, 2002 : 28), yaitu :

1.) Auditor independent

Auditor independent adalah auditor yang menyediakan jasanya kepada

masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang

dibuat oleh kliennya. Audit tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan para pemakai informasi keuangan seperti kreditur, investor, calon

kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak)

2.) Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah audit yang bekerja di instansi pemerintah

yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung jawaban keuangan

yang disajikan oleh unit – unit organisasi atau entitas pemerintah

pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan untuk pemerintah.

3.) Audit intern

Audit intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas

pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

13
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan efisiensi dan efektivitas

prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang

dihasilkan oleh berbagai bagian informasi.

3. Audit report lag

Mulyadi (2014: 9) menyatakan bahwa auditing adalah suatu proses sistematik

untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-

pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk

menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan - pernyataan tersebut dengan

kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan.

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan

(examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau

organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan

tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi

keuangan, dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diketahui dari

tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal dikeluarkannya opini auditor

(Mohamad, 2010 dalam Amariyah, dkk.,2017: 258). Perbedaan waktu yang tertera

pada tanggal laporan keuangan dengan tanggal pada laporan auditor independen

mengindikasikan lamanya waktu penyelesaian audit (Azizah dan Kumalasari, 2012:

132). Menurut Kartika (2011) dalam Amariyah, dkk. (2017: 259) audit report lag

adalah lamanya waktu penyelesaian pelaksanaan audit yang dilihat dari tanggal

penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkan laporan audit. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa audit report lag adalah lamanya waktu yang dibutuhkan

oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit terhadap laporan keuangan klien

14
yang dapat diketahui dari tanggal yang tertera pada laporan auditor independent

dalam laporan keuangan yang telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

Dyer dan Mchugh (1975) dalam Widhiasari dan Budiartha (2016:206)

menyebutkan bahwa keterlambatan (lag) ada tiga jenis yakni preliminary lag,

auditor’s signature lag, dan total lag.

a. Preliminary lag didefinisikan sebagai interval antara tanggal berakhirnya

tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan

pendahuluan oleh pasar modal.

b. Auditor’s signature lag didefinisikan sebagai interval antara tanggal

berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal yang tercantum dalam

laporan auditor.

c. Total lag didefinisikan sebagai interval antara tanggal berakhirnya tahun

buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan

publikasi oleh pasar modal.

Knechel dan Payne (2011) dalam Widhiasari dan Budiartha (2016: 206)

membagi komponen audit report lag menjadi tiga, yaitu scheduling lag, fieldwork

lag, dan reporting lag.

a. Scheduling lag diartikan sebagai selisih waktu antara tahun fiscal

perusahaan atau tanggal neraca dengan dimulainya pekerjaan lapangan

auditor.

b. Fieldwork lag diartikan sebagai selisih waktu antara dimulainya pekerjaan

lapangan dengan saat penyelesaiannya.

c. Reporting lag diartikan sebagai selisih waktu antara saat penyelesaian

pekerjaan lapangan dengan tanggal laporan auditor.

15
Scheduling lag menunjukkan bahwa jangka waktu audit report lag dipengaruhi

oleh manajemen. Sedangkan fieldwork lag dan reporting lag menunjukkan bahwa

jangka waktu audit report lag dipengaruhi oleh auditor selaku penanggung jawab

dalam menjalankan pekerjaan lapangan sekaligus sebagai pembuat laporan audit.

Audit report lag termasuk dalam karakteristik kualittaif yang harus dipenuhi

dalam penyajian laporan keuangan yaitu sifat relavan. Laporan keuangan dianggap

relevan apabila disajikan secara tepat waktu sehingga memiliki manfaat bagi para

pengambil keputusan. Hal ini menerangkan bahwa ketepatan waktu penyajian

laporan keuangan merupakan hal yang krusial bagi publik (Widhiasari dan

Budiartha, 2016: 201).

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi audit

report lag. Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total nilai aset,

total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya (Bangun,

dkk., 2009) dalam Putri, (2014). Penelitian ini menggunakan total aset untuk

mengukur besar kecilnya perusahaan. Beberapa penelitian berargumen bahwa

perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak

sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih

canggih, sistem pengendalian yang lebih kuat, adanya pengawasan dari investor,

regulator dan sorotan masyarakat, sehingga memungkinkan perusahaan untuk

lebih cepat melaporkan laporan keuangan auditannya ke publik (Febrianty, 2011).

Berdasarkan UU No. 8 tahun 1997, definisi dari perusahaan ialah seluruh jenis

usaha yang menjalankan aktivitas usahanya yang berkelanjutan dengan tujuan

untuk mendapatkan keuntungan (Raharjo, 2012, hal. 2). Ukuran perusahaan


16
didefinisikan sebagai besar kecilnya perusahaan. Indikator ukuran perusahaan

dapat diketahui dengan logaritma natural jumlah aset yang diperoleh perusahaan

(Effendi & Ulhaq, 2021, hal. 29)

Ukuran perusahaan dijadikan faktor yang mempengaruhi audit report lag

dikarenakan perusahaan besar yang memiliki sumber daya yang cukup cenderung

akan menghindari keterlambatan penyampaian laporan auditnya kepada publik

sedangkan perusahaan kecil yang memiliki keterbatasan sumber daya akan

mengalami keterlambatan dalam penyampaian laporannya kepada publik.

Pengendalian internal yang dimiliki oleh perusahaan besarpun lebih kuat bila

dibandingkan dengan perusahaan kecil, ketika pengendalian internal perusahaan

efektif, maka probabilitas kesalahan atau salah saji dalam laporan keuangan

rendah. Karena kontrol internal yang kuat, auditor akan menghabiskan lebih sedikit

waktu untuk melakukan tes substantif (Carslaw & Kaplan, 1991).

5. Profabilitas

Prastowo (2011: 6) menyatakan bahwa “informasi kinerjaperusahaan,

terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya

ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi

kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) untuk merumuskan

efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya”

Profitabilitas merupakan laba bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan

yang berdampak pada efektivitas pengelolaan perusahaan (Artaningrum, dkk.,

2017: 1082). Profitabilitas suatu perusahaan mencerminkan tingkat efektivitas

yang dicapai oleh suatu operasional perusahaan (Sastrawan dan Latrini, 2016:

317). Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

17
keuntungan selama periode tertentu (Suparsada dan Putri, 2017: 64). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba dari kegiatan operasional usahanya.

Terdapat beberapa cara untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba, yaitu:

a. Return on Assets (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya. Rasio ini penting

bagi pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi

kinerja manajemen dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Semakin

tinggi ROA berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan.

b. Return on equity (ROE)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini

penting untuk para pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan

efisiensi pengelolaan modal sendiri oleh pihak manajemen perusahaan.

Semakin tinggi ROE berarti semakin efisien pengelolaan modal sendiri

oleh manajemen perusahaan.

c. Net profin margin

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

bersih dari penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini

mencerminkan efisiensi seluruh perusahaan, yaitu produksi, sumber daya

manusia, pemasaran, dan keuangan yang ada di dalam perusahaan.

d. Gross profit margin

18
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

kotor dari penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini

menggambarkan efisiensi yang dicapai bagian produksi.

Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat

profitabilitas suatu perusahaan adalah Return on Assets (ROA), yaitu rasio yang

mengukur efektivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Ketika

perusahaan membukukan keuntungan (laba), maka perusahaan akan

cenderung lebih cepat dalam mempublikasikan laporan keuangannya

dibandingkan perusahaan yang membukukan kerugian karena adanya sinyal

positif bagi publik bahwa kondisi perusahaan sedang baik (Pramaharjan, 2015:

18).

6. Reputasi KAP

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik mendefinisikan bahwa Kantor

Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari

Menteri sebagai wadah bagi Akuntan Publik

dalam memberikan jasanya. Dalam hal ini, auditor bertanggung jawab untuk

menilai kualitas laporan keuangan. Reputasi auditor yang baik didasarkan atas

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berafiliasi dengan KAP Big Four. Auditor dari

KAP Big Four dinilai memiliki kualitas audit yang lebih efektif dan efisien dalam

menyelesaikan laporan audit

sehingga dapat mempersingkat audit report lag (Iskandar dan Estralita, 2010

dalam Widhiasari dan Budiartha, 2016: 202).

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bekerja sama dengan big four di Indonesia

adalah :

19
a. KAP Pricewaterhouse Coopers (PwC) berafiliasi dengan KAP Tanudiredja,

Wibisana, Rintis & Rekan

b. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) berafiliasi dengan KAP

Siddharta Widjaja & Rekan.

c. KAP EKAP Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) berafiliasi dengan KAP

d. Satrio Bing Eny & Rekan.rnst & Young (E&Y) berafiliasi dengan KAP

Purwantono, Sungkoro & Surja.

Arens et al. (2015, hal. 28–29) menguraikan, Kantor Akuntan Publik (KAP)

memiliki tugas untuk menawarkan jasa pengauditan atas laporan keuangan dan

jasa atestasi serta assurance lainnya. Jasa non audit lainnya yang ditawarkan,

yaitu jasa pembuatan pembukuan dan akuntansi, perpajakan, serta jasa

penasihat manajemen. Salah satu jenis Kantor Akuntan Publik yang terkenal dan

menyandang reputasi yang baik yaitu Kantor Internasional Empat Besar. Oleh

karena itu, peneliti mengukur reputasi KAP yang didasarkan pada The Big Four

atau Non The Big Four. KAP The Big Four yaitu Deloitte, Ernst & Young,

Pricewaterhousecoopers, dan KPMG.

B. Penelitian Terdahulu

N Peneliti dan judul variabel Populasi dan Analisa data Hasil kesimpulan
o Sampel
1 Desiana  Audit Report Lag Seluruh Perusahaan menggunakan memperoleh hasil
 Ukuran Perusahaan yang terdaftar di LQ metode analisis bahwa terdapat
Wildan Dwi Dermawan  Ptofitabilitas 45 pada tahun 2016- data yang terdiri pengaruh negatif
 Reputasi Kap 2018 secara dari Statistik antara ukuran
2020 berturut turut Deskriptif, Uji perusahaan dengan
Pengaruh Ukuran asumsi klasik dan audit report lag
Perusahaan dan Uji Regresi linier sedangkan
Profabilitas Terhadap berganda profitabilitas tidak
Audit Report Lag berpengaruh
terhadap

20
keterlambatan
pelaporan audit atau
audit report lag.
2 Silvia Gunawan  Audit Report Lag Populasi Menggunakan memperoleh hasil
 Profitabilitas pada penelitian ini metode analisis Profitabilitas
Yosevin Afelia  Ukuran perusahaan adalah perusahaan data yang terdiri berpengaruh secara
 Reputasi KAP manufaktur yang dari regresi Logistik negatif terhadap
Santy Setiawan listing di Bursa Efek audit report lag,
Indonesia. Ukuran perusahaan
2022 Sedangkan untuk tidak mempunyai
Pengaruh Profitabilitas, sampelnya pengaruh terhadap
Ukuran Perusahaan, perusahaan audit report lag dan
dan Reputasi KAP subsektor makanan Reputasi Kantor
Terhadap Audit Report dan Akuntan Publik (KAP)
Lag minuman yang tidak ada
listing di Bursa Efek pengaruhnya
Indonesia pada terhadap audit
tahun 2018-2020 report lag
3 Delia Alvorina  Audit report lag semua perusahaan Menggunakan memperoleh hasil
Kalinggajaya  Profitabilitas manufaktur yang metode statistic profitabilitas tidak
 Solvabilitas terdaftar di Bursa deskriptif yang berpengaruh
2018  Ukuran KAP Efek Indonesia (BEI) terdiri dari uji signifikan terhadap
Pengaruh Profabilitas,  Opini audit yang terdaftar pada asumsi klasik, uji audit report lag,
Solvabilitas, Ukuran  Ukuran perusahaan tahun 2014-2016 autokorelasi, uji Solvabilitas
KAP, Opini Audit, dan heteroskedastisitas, berpengaruh positif
Ukuran Perusahaan uji multikolinearitas terhadap audit
Terhadap Audit Report dan analisis linear report lag, Ukuran
Lag pada Perusahaan berganda KAP tidak
Manufaktur berpengaruh
signifikan terhadap
Audit Report Lag,
Opini audit
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap audit
report lag dan
ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap audit
report lag.
4 Yuliesti Rosalia  Audit Report lag Populasi Menggunakan memperoleh hasil
 Ukuran perusahaan dalam penelitian ini Teknik Analisis data ukuran perusahaan
Kurnia  Profitabilitas adalah Badan Usaha yang terdiri dari dan kepemilikan
 Kepemilikan Milik Negara di analisis linear institusional
Lilis Ardini institusional Bursa Efek Indonesia berganda memberikan
 Komite audit dan sampel yang pengaruh dalam
2019  Reputasi KAP digunakan BUMN menekan terjadinya
berjudul faktor – faktor yang terdaftar di BEI audit report lag, dan
yang mempengaruhi selama tahun 2012- peran reputasi KAP

21
Audit Report Lag 2017 mampu
dengan reputasi KAP memperlemah
sebagai pemoderasi hubungan ukuran
perusahaan
terhadap audit
report lag.
Sedangkan
profitabilitas dan
komite audit tidak
terbukti
berpengaruh
terhadap audit
report lag,
5 Hendrick Yohannes  Audit Report lag Populasi yang Menggunakan memperoleh hasil
Wijaya Tamba  Profitabilitas digunakan metode analisis Terdapat 1 variabel
 Solvabilitas merupakan seluruh linear berganda yang memiliki
Tetty Tiurma Sipahutar  Ukuran perusahaan perusahaan pengaruh terhadap
 Reputasi auditor pertambangan yang Audit Report Lag
2022 terdapat di Bursa yaitu reputasi KAP,
pengaruh profabilitas, Efek Indonesia sedangkan
Solvabilitas, Ukuran profitability,
Perusahaan dan solvability, dan
Reputasi Auditor ukuran perusahaan
terhadap audit report tidak memiliki
lag pada sektor pengaruh terhadap
pertambangan Audit Report Lag.

22
BAB III

Kerangka Konseptual dan Hipotesis

A. Kerangka Pikir

Kerangka konseptual adalah kaitan atau hubungan antara konsep satu dengan konsep

yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep didapatkan dari konsep

ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian (Setiadi, 2013)

Indikator :

jumlah aset yang Ukuran


diperoleh perusahaan Perusahaan
(X1) Audit Report Lag
sumber : (Febrianty,
(Y)
2011)

Indikator :

Return on Assets Profitabilitas


(ROA) (X2)
Sumber :
(Pramaharjan, 2015: Indikator :
18).
Keterlambatan waktu
penyajian laporan
keuangan

Sumber : Widhiasari
dan Budiartha, 2016:
Indikator : 201)
1 : Jika diaudit oleh
Kap Big four Reputasi KAP
(X3)
0 : jika diaudit oleh
KAP non big four

Sumber : (Iskandar
23
B. Hipotesis

Adapun Hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag

Ariyani dan Budiartha (2014), Rosalia, dkk. (2019), serta Natonis dan Tjahjadi

(2019) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh negative atas

audit report lag. Implikasinya adalah perusahaan yang berukuran besar yang dilihat

dari indikator logaritma natural total aset, menyebabkan audit report lag akan

semakin rendah. Oleh karena itu, peran sistem pengendalian internal sangat

dibutuhkan agar penyajian laporan keuangan tepat waktu dan terlepas dari

kesalahan penyajian yang dapat berdampak pada pengambilan keputusan.

Perusahaan dengan skala besar umumnya mengoperasikan sistem pengaturan

internal yang memadai, yang mengakibatkan auditor dalam menjalankan tugasnya

akan menyelesaikannya dalam waktu singkat. Selain itu, peran para pemilik

perusahaan dan investor sangat penting dalam memberikan inspeksi atau

pengawasan yang ketat terhadap finansial perusahaan sehingga tidak terjadi

pelanggaran aspek ketepatwaktuan saat menyampaikan laporan keuangan.

Perusahaan dengan jumlah aset yang melimpah pun berarti tidak mempunyai

permasalahan untuk membayar audit fee sehingga publikasi laporan keuangan juga

akan lancar.

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag

Ariyani dan Budiartha (2014) mengungkapkan, profitabilitas sangat

berpengaruh terhadap audit report lag di mana perusahaan yang meraih kerugian

atau dapat dikatakan mencetak profitabilitas rendah akan memperlambat proses

pengauditan laporan keuangan sehingga menyebabkan laporan auditan melewati

24
batas waktu yang sudah ditentukan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan

membawa kabar buruk (bad news) yaitu dampaknya menyebabkan kinerja

perusahaan turun. Sementara itu, perusahaan yang memperoleh profitabilitas

tinggi akan membawa kabar baik (good news) yaitu kinerja perusahaan akan

semakin meningkat. Tampubolon dan Siagian (2020), menerangkan profitabilitas

yaitu kapabilitas perusahaan yang berkaitan dengan memperoleh profit dalam

suatu periode. Salah satu indikator kinerja perusahaan dikatakan baik jika laba yang

diperoleh tinggi. Dengan adanya kualitas kerja suatu perusahaan yang memuaskan,

maka membawa dampak bagi investor yaitu investor mau memberikan suntikan

dana untuk modal dalam perusahaan tersebut sehingga memunculkan kabar baik

(good news) terhadap para pemakai laporan keuangan.

Ariyani dan Budiartha (2014), Handoyo dan Maulana (2019), Natonis dan

Tjahjadi (2019), serta Tampubolo dan Siagian (2020), mengemukakan profitabilitas

berpengaruh negatif pada audit report lag. Artinya perusahaan yang memperoleh

profitabilitas tinggi memerlukan waktu yang singkat dalam melakukan proses audit

apabila disepadankan dengan perusahaan yang memperoleh tingkat profitabilitas

rendah. Tingkat profitabilitas yang tinggi juga akan mengakibatkan meningkatnya

harga saham secara signifikan karena profitabilitas tersebut merupakan daya tarik

bagi investor. Hal tersebut menandakan apabila perusahaan memperoleh

profitabilitas yang tinggi, maka audit report lag akan semakin ringkas.

H2 : Profitabilitas berpengaruh negative terhadap audit report lag.

3. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit report lag

Novitasari (2018), Handoyo dan Maulana (2019), serta Abbas, dkk. (2019)

mengutarakan, reputasi KAP mempunyai pengaruh negatif atas audit report lag.

Jadi, apabila proses pengauditan laporan keuangan dijalankan oleh KAP Big Four,

25
maka tahapan pemeriksaan akan lebih cepat sehingga dapat mengurangi masalah

audit report lag. Hal ini disebabkan karena KAP Big Four memiliki sumber daya yang

memadai, seperti terdapat kemajuan teknologi informasi dan didukung dengan staf

yang mumpuni. Oleh karena itu, perusahaan biasanya akan menunjuk KAP Big Four

untuk melaksanakan proses pengauditan karena reputasinya dianggap baik.

H3 : Reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh negatif terhadap audit

report lag.

26
BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan penelitian

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan

data yang berupa angka-angka atau data numerik yang kemudian diolah dengan

menggunakan teknik statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

(Sugiyono, 2017). Berdasarkan penjelasan diatas maka penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kuantitatif untuk mengungkapkan pengaruh ukuran perusahaan, profitablitas

dan reputasi KAP terhadap audit report lag pada perusahaan tambang yang terdaftar di

bursa efek Indonesia pada tahun 2015 - 2019

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam melaksanakan Penelitian ini

dilakukan pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar dibursa efek indonesia dengan

memperoleh data digaleri investasi STIEM Bongaya atau dapat diakses melalui website

www.idx.co.id. Galeri investasi Bursa Efek di kampus STIEM Bongaya yang beralamat di jalan

Mappaodang No .28. dijadikan tempat penelitian karena memiliki catatan historis yang

lengkap mengenai perusahaan. Adapun waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang

lebih 2(dua) bulan pada April – Juni 2023.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).

27
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut-

turut dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 yaitu sebanyak 52 perusahaan .

Tabel 4.1 Populasi Penelitian

Daftar Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2019

No. Kode Nama Perusahaan

1 ADRO PT Adaro Energy Tbk

2 ANTM PT Aneka Tambang Tbk

3 APEX PT Apexindo Pratama Duta Tbk

4 ARII PT Atlas Resources Tbk

5 ARTI PT Ratu Prabu Energi Tbk

6 ATPK PT Bara Jaya Internasional Tbk

7 BIPI PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk

8 BORN PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

9 BOSS PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk

10 BRAU PT Berau Coal Energy Tbk

11 BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk

12 BSSR PT Baramulti Suksessarana Tbk

13 BUMI PT Bumi Resources Tbk

14 BYAN PT Bayan Resources Tbk


28
15 CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk

16 CKRA PT Cakra Mineral Tbk

17 CTTH PT Citatah Tbk

18 DEWA PT Darma Henwa Tbk

19 DKFT PT Central Omega Resources Tbk

20 DOID PT Delta Dunia Makmur Tbk

21 DSSA PT Dian Swastika Sentosa Tbk

22 ELSA PT Elnusa Tbk

23 ENRG PT Energi Mega Persada Tbk

24 FIRE PT Alfa Energi Investama Tbk

25 GEMS PT Golden Energy Mines Tbk

26 GTBO PT Garda Tujuh Buana Tbk

27 HRUM PT Harum Energy Tbk

28 IFSH PT Ifishdeco Tbk

29 INCO PT Vale Indonesia Tbk

30 INDY PT Indika Energy Tbk

31 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk

32 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk

33 MBAP PT Mitrabara Adiperdana Tbk

29
34 MDKA PT Merdeka Copper Gold

35 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk

36 MITI PT Mitra Investindo Tbk

37 MTFN PT Capitalinc Investment Tbk

38 MYOH PT Samindo Resource Tbk

39 PKPK PT Perdana Karya Perkasa Tbk

40 PSAB PT J resources Asia Pasifik Tbk

41 PTBA PT Bukit Asam Tbk

42 PTRO PT Petrosea Tbk

43 RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk

44 SMMT PT Golden Eagle Energy Tbk

45 SMRU PT SMR Utama Tbk

46 SURE PT Super Energy Tbk

47 TINS PT Timah Tbk

48 TKGA PT Permata Prima Sakti Tbk

49 TOBA PT Toba Bara Sejahtera Tbk

50 TRAM PT Trada Alam Minera Tbk

51 WOWS PT Ginting Jaya Energi Tbk

52 ZINC PT Kapuas Prima Coal Tbk

30
Sumber : www.idx.co.id (2020)

31
b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2019). Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili). Metode pegambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Menggunakan jenis Non Probability sampling dengan teknik Porposive Sampling .

Menurut Sugiono (2018:136) non probability sampling merupakan Teknik pengambilan

sampel dengan tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama kepada setiap anggota

populasi saat akan dipilih sebagai sampel. Sedangkan teknik purposive sampling Menurut

Sugiyono (2019) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai

dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti.

Adapun kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian

adalah:

1.) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada tahun 2015-

2019

2.) Perusahaan pertambangan yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan

berturut-turut untuk tahun 2015-2019 yang telah diaudit dan disertai dengan

laporan auditor di dalamnya dan terdapat data dan informasi yang dapat digunakan

dalam penelitian ini.

3.) Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode dari tahun 2015-2019.

32
Tabel 4.2

Proses Pemilihan Sampel

No. Kriteria Pemilihan Sampel Jumlah

1 Perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek 52

Indonesia pada tahun 2015-2019

2 Perusahaan pertambangan yang belum menyampaikan (15)

laporan keuangan tahunan berturut-turut untuk tahun

2015-2019 yang telah diaudit dan disertai dengan laporan

auditor di dalamnya dan terdapat data dan informasi yang

dapat digunakan dalam penelitian ini.

3 Perusahaan yang mengalami kerugian selama periode dari (13)

tahun 2015-2019.

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 24

Jumlah Tahun Pengamatan 5

Total Observasi (data) selama 5 tahun (24x5) 120

Sumber : Hasil pengumupulan data di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan kriteria sampel penelitian yang telah diuraikan di atas, maka di peroleh

jumlah sampel sebanyak 24 perusahaan pertambangan dengan total observasi data selama 5 tahun

berturut turut dari periode 2015- 2019 sehingga di peroleh sebanyak 120 laporan keuangan. Daftar

perusahaan yang lolos kriteria dapat dilihat dari table berikut .

33
Tabel 4.3 Sampel Penelitian

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penlitian

No Nama Perushaan Kode

1 PT Adaro Energy Tbk ADRO

2 PT Apexindo Pratama Duta Tbk APEX

3 PT Atlas Resources Tbk ARII

4 PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk BIPI

5 PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk BOSS

6 PT Bumi Resources Minerals Tbk BUMI

7 PT Cita Mineral Investindo Tbk CITA

8 PT Darma Henwa Tbk DEWA

9 PT Central Omega Resources Tbk DKFT

10 PT Dian Swastika Sentosa Tbk DSSA

11 PT Energi Mega Persada Tbk ENRG

12 PT Alfa Energi Investama Tbk FIRE

13 PT Golden Energy Mines Tbk GEMS

14 PT Harum Energy Tbk HRUM

15 PT Vale Indonesia Tbk INCO

16 PT Resource Alam Indonesia Tbk KKGI

17 PT Merdeka Copper Gold MDKA

18 PT Mitra Investindo Tbk MITI

19 PT Perdana Karya Perkasa Tbk PKPK

20 PT Bukit Asam Tbk PTBA

21 PT Golden Eagle Energy Tbk SMMT

34
22 PT Permata Prima Sakti Tbk TKGA

23 PT Ginting Jaya Energi Tbk WOWS

24 PT Ginting Jaya Energi Tbk ZINC

4. Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi. Teknik dokumentasi yang dimaksud disini adalah pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mempelajari dan menelaah laporan keuangan perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini.

5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek,organisasi

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya ( sugiono,2018 )

Pada penelitian kali ini menggunakan 3 variabel independent ( Bebas ) yaitu, ukuran

perusahaan, profitabilitas dan reputasi KAP. Sedangkan variabel dependen ( terikat ) yaitu Audit

Report lag. Definisi operasional dari masing masing variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. Audit report lag

. Audit report lag adalah lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk

menyelesaikan proses audit terhadap laporan keuangan klien yang dapat diketahui dari

tanggal yang tertera pada laporan auditor independent dalam laporan keuangan yang telah

dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia.

b. Ukuran perusahaan

35
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur berdasarkan total nilai aset, total penjualan,

kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja, dan sebagainya (Bangun, dkk., 2009) dalam Putri,

(2014).

c. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perushaan dalam menghasilkan labar dari

penjualan, total aset dan modal.

Menurut (Kasmir, 2018) likuiditas dapat diproksikan:

net profit tax


Return on Assets= x 100 %
total assets

d. Reputasi KAP

Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki tugas untuk menawarkan. jasa pengauditan atas

laporan keuangan dan jasa atestasi serta assurance lainnya.

1 = jika diaudit oleh KAP big four

0 = jika diaudit oleh KAP non big four

6. Metode analisis data

Metode yang akan digunakan dalam menjawab rumusan masalah dan hipotesis

penelitian ini, sehubungan dengan pendekatan penelitian kuantitatif maka analisis yang

digunakan adalah :

a. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat yang digunakan untuk memberikan gambaran

fenomena atau karakteristik dari data, yaitu karakteristik distribusinya. Statistik ini

menyediakan nilai frekuensi, pengukuran tendensi pusat, disperse dan pengukuran

bentuk. Pengukuran tendensi pusat mengukur nilai-nilai mean, median dan mode.

36
Mean merupakan nilai rata-rata dari sejumlah sampel yang menggambarkan

perubahan rata-rata. Standar deviasi merupakan sebaran data dari populasi,

semakin kecil standar deviasi maka semakin kecil sebaran data yang berarti nilai data

semakin sama (Dwi Saputri, 2019:39).

b. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensal adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data

sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini digunakan

model Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua

atau lebih variabel independen (X1 , X2 dan x3) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independent dengan

variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif

atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai

variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi

linear berganda sebagai berikut :

𝐘 = 𝛂 + 𝛃𝟏𝐗𝟏 + 𝛃𝟐𝐗𝟐 + 𝛃3𝐗3 + 𝛆

Keterangan :

𝐘 : Audit report lag

𝛂 : konstanta

𝛃 : Koefisien regresi

𝛆 : tingkat kesalahan atau tingkat gangguan

X1 : ukuran perusahaan

X2 : profitabiltas

X3 : reputasi KAP

37
7. Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi ( R2)

Menurut Sujarweni (2015:164) “Koefisien Determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui

prosentasi perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X)”

1.) Jika R2 semakin besar, maka persentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang

disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi.

2.) Jika R2 semakin kecil, maka, persentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang

disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin rendah.

b. Uji Simultan (Uji Omnibus Test of Model Coefficients)

Uji Simultan F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria

pengambilan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

1.) Jika Fhitung > F table. Dan (P-value) < 0,05 maka Ha ditolak dan H1 diterima, artinya

variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.

2.) jika Fhitung ≤ F table dan (P-value) > 0,05 maka Ha di terima dan H1 ditolak, artimya

variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen

c. Uji Parsial (Uji Wald)

Menurut (Ghozali, 2018 : 99) mengemukakan uji wald (t) pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel

dependen. Untuk mengetahui nilai uji wald (uji t), tingkat signifikan sebesar 5% adapaun

kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1.) Jika thitung > t table. Dan (P-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya salah

satu variabel independen mempengaruhi variabel dependen.

2.) Jika thitung ≤ t table dan (P-value) > 0,05 maka H0 di terima dan H1 ditolak,

38
3.) artinya salah satu variabel independen tidak mempengaruhi variabel

4.) dependen.

39
DAFTAR PUSTAKA

Dwi dermawan Wildan, Desiana. (2020). Pengaruh Ukuran Perushaan dan Profitabilitas terhadap audit

report lag. JAK: Jurnal Akuntansi, 36-43

Ibrahim Yoladia, Dicky Arisudhan. (2021) FAKTOR KEUANGAN DAN FAKTOR NON KEUANGAN YANG

MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PUBLIKASI LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN SEKTOR

PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2015 – 2019. Jurnal

Akuntansi dan keuangan, Vol 10

Vuko, T., & Cular, M. (2014). Finding determinants of audit delay by pooled OLS regression analysis.

Croatian Operational Research Review, 5, 81–91.

Wafa, A.-G., & Mohamed, H. (2011). An Empirical Analysis Of Audit Delays And Timeliness Of Corporate

Financial Reporting In Kuwait. Eurasian Business Review, 1, 73–90.

Sari, A., & Widhiyani, L. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Laba Operasi, Solvabilitas Dan Komite

Audit Pada Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 12(3), 481–495

Nuryanti, & Setyorini, D. (2018). Faktor- Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada

Perusahaan LQ-45 Tahun 2013-2016. Jurnal Profita Kajian Ilmu Akuntansi, 6(6), 1–13.

Latif Fiatmoko, A., & Anisykurlillah, I. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Delay Pada

Perusahaan Perbankan. Accounting Analysis Journal, 4(1), 1– 10.

Lestari, S. Y., & Nuryatno, M. (2018). Factors Affecting the Audit Delay and Its Impact on Abnormal Return

in Indonesia Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance, 10(2), 48.

https://doi.org/10.5539/ijef.v10n2p48

Modugu, P. K., Emmanuel, E., & Ikhatua, O. J. (2012). Determinants of Audit Delay in Nigerian

Companies: Empirical Evidence. Research Journal of Finance and Accounting, 3(6), 46–55.

Putra, I G. A. P. dan Ramantha, I. W. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Kepemilikian

Institusional, Komisaris Independen, dan Komite Audit Pada Ketepatan Waktuan Publikasi

40
Laporan Keuangan Tahunan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10.1: 199-213. ISSN: 2302 –

8578.

Prastyo, Ardian Dwi. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas, Opini Akuntan Publik dan Rasio

Aktivitas Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Journal Riset Mahasiswa

Akuntansi (JRMA), ISSN : 2337-56XX

Sanjaya dan Wirawati. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana. ISSN: 2302-8556.

Sembiring Yan Christin Br. (2016). Pengaruh Rasio Leverage dan Kepemilikan Publik Terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

JRAK. Vol. 2, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2443: 1079.

41

Anda mungkin juga menyukai