Oleh:
AFIFAH KHAIRUNNISA
BP. 1710533008
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2020
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Dalam rangka menyajikan laporan keuangan yang bersifat relevan dan dapat
diandalkan, maka dalam penyusunannya laporan keuangan tersebut harus
didasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi mengatur
pengakuan, pengukuran, pengungkapan serta penyajian suatu pos dalam laporan
keuangan. Tujuan adanya standar akuntansi ini ialah agar terdapat keseragaman
dalam penyajian laporan keuangan antar perusahaan, sehingga memudahkan
pemakai untuk menangkap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut. Karena itu, standar akuntansi tidak hanya wajib dipahami oleh penyusun
laporan keuangan dan auditor tetapi juga wajib dipahami oleh pemakai laporan
keuangan agar tidak menimbulkan ambiguitas dan salah paham terhadap laporan
keuangan.
5
6
akuntansi terhadap harga atau return saham. Sedangkan menurut Francis dan
Schipper dalam Cahyonowati [5], Relevansi nilai diarahkan untuk menginvestigasi
hubungan empiris antara nilai-nilai pasar saham (stock market values) dengan
berbagai angka akuntansi yang dimaksudkan untuk menilai manfaat angka-angka
akuntansi itu dalam penilaian fundamental perusahaan. Dan Kargin [12]
berpendapat bahwa relevansi nilai adalah kemampuan suatu informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan untuk menggambarkan nilai suatu perusahaan.
Dari ketiga pendapat ahli ini dapat kita simpulkan bahwa relevansi nilai yaitu
kemampuan angka angka akuntansi dalam menggambarkan hubungan antara
informasi keuangan dengan harga saham atau retur saham dan juga
menggambarkan nilai perusahaan.
dan Nurdhiana [17] berpendapat bahwa laba per saham adalah rasio yang berguna
untuk menghitung laba bersih yang diperoleh atas selembar saham, atau berapa
rupiah yang akan diterima investor dalam setiap saham yang dimilikinya. Laba per
saham ini akan berdampak pada harga saham dikarenakan investor mengamati
kondisi perusahaan juga dengan melihat EPS yang dihasilkan, semakin tinggi EPS
yang dihasilkan maka semakin banyak investor yang menyukai saham yang
ditawarkan.
Para calon investor akan tertarik pada laba per saham yang besar, sebab laba
per saham adalah salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Laba per
lembar saham yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang besar pula
dalam menghasilkan taraf kemampuan investor. Hal ini pun akan membuat investor
cenderung menambah jumlah modal yang ditanamkannya pada perusahaan, karena
berharap ia akan memperoleh return yang tinggi pula.
Laporan arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan kas hasil transaksi
penghasilan dan biaya. Aliran kas dari aktivitas operasi bisa menjadi perhatian
penting, sebab dalam rangka keberlangsungan hidup jangka panjang perusahaan,
suatu bisnis harus menghasilkan aliran kas bersih dan positif dari aktivitas
operasinya [19]. Arus kas operasi terdiri dari komponen komponen berikut:
a) Penerimaan kas baikdari penjualan barang maupun jasa
b) Penerimaan kas yang berasal dari royalti, fee, komisi, serta pendapatan lain
c) Penerimaan dan pengeluaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi bisnis
d) Pengeluaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali ketika
diklasifikasikan sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
e) Pengeluaran kas untuk karyawan
f) Pengeluaran kas baik kepada pemasok barang maupun jasa
Informasi atas laporan arus kas operasional dapat menjadi salah satu
indikator yang berpengaruh terhadap harga saham. Analisis dalam memprediksi kas
operasi menambah nilai informasi dalam memprediksi aliran kas masa depan. Hal
ini dikarenakan arus kas operasi merupakan cerminan dari mutasi kas yang terjadi
akibat kegiatan produksi utama perusahaan.
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Zaki Baridwan [21] bahwa
kandungan informasi aliran arus kas tidak sama dengan kandungan informasi
laporan laba rugi sehingga informasi aliran arus kas memberikan nilai tambah
investor. Tingginya tingkat arus kas bersih operasi yang dihasilkan
menggambarkan bahwa perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Perusahaan dapat menggunakan biaya seminimal mungkin demi pencapaian
10
keuntungan yang tinggi. Semakin tinggi tingkat arus kas operasi bersih yang
dihasilkan menggambarkan bahwa perusahaan dinilai mampu memberikan deviden
yang cukup besar bagi pemegang saham, melunasi pinjaman, dan melakukan
investasi baru. Hal ini di karenakan laba yang dihasilkan perusahaan tidak
bergantung pada kegiatan diluar aktivitas utama, atau pendanaan dari pihak luar.
Oleh karena itu arus kas operasi perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu
informasi yang penting yang dapat mempengaruhi keputusan para investasi dalam
berinvestasi.
sesungguhnya. Karena itu, perubahan dari historical cost ke fair value diharapkan
dapat menurunkan praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.
ekonomi yang mendasarinya, walaupun hal sebaliknya bisa terjadi. Pada standar
berbasis prinsip manajer, anggota komite audit, serta auditor juga mungkin untuk
menggunakan judgment profesionalnya agar lebih fokus pada merefleksikan
kejadian atau transaksi ekonomi secara substansial, dan bukan sekedar
melaporkannya sesuai standar.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
[1] Dwi Martani, dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK
(PSAK Konvergensi IFRS) Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
[4] Lev, B. dan P. Zarowin. (1999). “The Boundaries of Financial Reporting and
How to Extend Them.” Journal of Accounting Research.
[5] Cahyonowati, N., & Ratmono, D. (2012). Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai
Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 14(2), 105-115.
[6] Kusumo, Y. B., & Subekti, I. (2014). Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
Sebelum Dan Sesudah Adopsi Ifrs. Jurnal Akuntansi.
[8] Godfrey, et.al. 2010. Accounting Theory (7th ed.). Australia: John Wiley &
Sons Australia, Ltd.
[10] Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE.
[11] Margani Pinasti, 2004. Faktor – Faktor Yang Menjelaskan Variasi Relevansi
– Nilai Informasi Akuntansi : Pengujian Hipotesis Informasi Alternatif.
Simposium Nasional Akuntansi VII, 2-3 Desember 2004 : 738 – 753.
[12] Kargin, S. 2013. The Impact of IFRS on The Value Relevance of Accounting
Information: Evidence from Turkish Firms. International Journal of
Economics and Finance, 5, 71-80.
16
[14] Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi
pertama. Yogyakarta: Kanisius.
[16] Putri Hutami, Rescyana (2012). “Pengaruh Dividend Per Share, Return on
Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri
Manufaktur Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”.
Jurnal Nominal, Volume 1, Nomor 1, 2014.
[17] Mulia, Fredy H. dan Nurdhiana, 2012. “Pengaruh Price Book Value (PBV),
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI 2007-2010”.
[18] Sihombing, Gregorius. 2008. Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham.
Penerbit Indonesia Cerdas, Yogyakarta.
[19] Ferry, dan Wati, Erni Eka, 2004. “Pengaruh Informasi Laba Aliran Kas dan
Komponen Aliran Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur
di Indonesia”, SNA 7.
[22] Cahyati, D.A. (2011). Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS:
Sebuah Tinjauan Teoritis Dan Empiris. JRAK Vol.2 No.1 Januari 2011.