Anda di halaman 1dari 44

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................10
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................10
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................11
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI DAN LANDASAN HIPOTESIS.......................13
2.1 Teori Agensi (Agency Theory).....................................................................13
2.2 Teori Kepatuhan (Compliance Theory).......................................................14
2.2 Audit Delay..................................................................................................14
2.3 Profitabilitas.................................................................................................15
2.4 Opini Auditor...............................................................................................16
2.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan...............................................................19
2.6 Ukuran Perusahaan.......................................................................................19
2.7 Pengembangan Hipotesis.............................................................................20
2.7.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay.......................................20
2.7.2 Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay.....................................20
2.7.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay.....21
2.7.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi.........................................................................21
2.7.5 Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Moderasi.........................................................................22
2.7.6 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay
dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi...............................................22
2.7 Kerangka Konseptual...................................................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................24
3.1 Objek, Populasi dan Sampel.........................................................................24
3.2 Jenis dan Sumber Data.................................................................................25
3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel..........................................25
3.3.1 Variabel Dependen................................................................................26
3.3.2 Variabel Independen..............................................................................26
3.3.3 Variabel Moderasi.................................................................................28
3.4 Metode Analisis Data..................................................................................28
3.4.1 Statistik Deskriptif.................................................................................28
3.4.2 Uji Asumsi Klasik..................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.........................................................................23


DAFTAR TABEL

Tabel1.1 Daftar Perusahaan yang belum Menyampaikan Laporan Keuangan


Auditan yang Berakhir per 31 Desember 2022........................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan yang menawarkan saham kepada publik dikenal dengan

Initial Public Offering (IPO), yang berarti penawaran umum pertama atau

perdana saham kepada publik. Meningkatnya jumlah perusahaan go publik yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menjadi efektif wajib menyampaikan

laporan tahunan kepada Bapepam-LK No. KEP-346/BL/2011 adalah 90 hari dari

tanggal tutup buku tahunan, dan melalui aturan terbaru OJK No.

29/PJOK.04/2016 mengatur bahwa batas waktu penyampaian laporan audit adalah

120 hari sejak tanggal tutup buku tahunan (Vebriani, 2022).

Dengan banyaknya perusahaan go publik tersebut tentunya berdampak

pada meningkatnya permintaan jasa audit pelaporan keuangan. Melakukan audit

pelaporan keuangan untuk menentukan apakah laporan keuangan diajukan

sesuai dengan peraturan yang ditetapkan (Ananda et al., 2021). Hasil audit

memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang signifikan, sekaligus menuntut

auditor untuk bekerja lebih profesional, salah satu standar profesional bagi auditor

adalah menyampaikan laporan keuangan tepat waktu (Irwan Adiraya, 2018)

Syarat utama yang dapat mendongkrak harga pasar saham emiten adalah

ketepatan waktu laporan keuangan dan (timeliness) laporan audit (Togasima &

Christiawan, 2014). Ketepatan waktu pelaporan laporan keuangan perusahaan

sangat bermanfaat bagi investor, semakin lama laporan keuangan diterbitkan,


keandalan dan relevansi laporan keuangan akan dipertanyakan. Kepatuhan

terhadap standar audit selama proses audit, hal ini menyebabkan proses audit

memakan waktu, dimana proses audit membutuhkan identifikasi yang lebih

dalam, jadi itu akan mempengaruhi rilis laporan keuangan yang diaudit.

Perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu akan

dikenakan teguran tertulis, denda, pembatasan atau penghentian kegiatan usaha,

pencabutan izin usaha, pencabutan persetujuan, pembatalan pendaftaran dan

sanksi lainnya (Febisianigrum & Meidiyustiani, 2020).

Selisih waktu antara tanggal laporan keuangan dan tanggal

penandatanganan laporan audit menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan

auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit (Ebang et al., 2020). Semakin lama

auditor mengaudit laporan keuangan maka semakin lama juga audit delay. Hal ini

dapat mempengaruhi keputusan investor berinvestasi di perusahaan go publik dan

akan merugikan perusahaan itu sendiri, serta akan berpengaruh pada pertumbuhan

pasar modal (Sylviana, 2019).

Keterlambatan penyampaian informasi pelaporan keuangan akibat proses

audit yang menyebabkan turunnya tingkat kepercayaan investor serta laporan

keuangan yang selesai diaudit dapat mempengaruhi reputasi perusahaan tersebut.

Audit delay yang melampaui tenggat waktu yang ditetapkan oleh BAPEPAM

tentu saja menyebabkan keterlambatan publikasi laporan keuangan. Situasi ini

mungkin mengindikasikan adanya masalah dengan laporan keuangan dan karena

itu membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan audit. Audit delay

adalah waktu yang dibutuhkan auditor menyelesaikan prosedur audit dihitung dari
selisih antara tanggal tahun keuangan yang berakhir dengan tanggal opini dalam

laporan keuangan (Gariesa & Triani, 2021).

Keterlambatan dapat menunjukkan informasi laba yang buruk yang

diumumkan dalam laporan keuangan, menyebabkan penurunan harga saham

perusahaan. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan audit

dapat menyebabkan para pemangku kepentingan ragu untuk berinvestasi (Bahri

& Amnia, 2020). Dalam beberapa kasus di Eropa, keterlambatan pelaporan audit

dapat mengurangi peluang perusahaan memperoleh investasi. Oleh karena itu, di

negara-negara barat keterlambatan pelaporan keuangan berusaha untuk dikurangi

semaksimal mungkin (Ebang et al., 2020).

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 (2020:3) menyatakan

bahwa tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi

keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian

besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Pelaporan keuangan merupakan hal terpenting bagi perusahaan untuk mendukung

pembangunan berkelanjutan, karena pelaporan keuangan memberikan informasi

tentang kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan investasi, dan berfungsi sebagai media komunikasi yang berguna untuk

menyampaikan informasi pelaporan keuangan (Siswanto & Suhartono, 2022).

Laporan keuangan perusahaan yang disampaikan ke OJK disertai

dengan audit oleh KAP, artinya setelah laporan keuangan selesai, laporan

tersebut akan diaudit oleh auditor independen. Semakin lama proses audit,
semakin lama waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menerbitkan laporan

keuangannya (Rahajaan & Rahim, 2021). Laporan keuangan dapat dikatakan

bermanfaat apabila informasi yang terkandung didalamnya dapat dipercaya.

Informasi dikatakan andal jika penyajiannya benar dan tidak menyesatkan,

informasi yang disampaikan juga harus bebas dari kesalahan material, dan

pengguna dapat menganggapnya sebagai penyajian yang jujur tentang apa yang

seharusnya disajikan atau apa yang seharusnya disajikan secara wajar (Ebang et

al., 2020). Oleh karena itu, ketersediaan informasi yang berkualitas sangat penting

untuk kelancaran investasi di pasar modal (Siswanto & Suhartono, 2022).

Peraturan pelaporan keuangan tahunan telah diperketat oleh OJK, namaun masih

ada perusahaan go publik yang lambat dalam menyerahkan laporan keuangan.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi audit delay perusahaan adalah

profitabilitas, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan dan ukuran

perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan melalui penggunaan sumber-sumber seperti aset, modal atau

penjualan. Keuntungan/laba adalah kabar baik bagi investor, sebaliknya kerugian

merupakan kabar buruk bagi investor (Hiqma, 2021). Perusahaan yang

menghasilkan laba mempublikasikan laporan keuangannya lebih cepat, begitu

pula sebaliknya, perusahaan umumnya cenderung menahan informasi jika

merugi, sehingga proses audit menjadi lebih lama (Hiqma, 2021). Opini auditor

merupakan pernyataan auditor mengenai kewajaran laporan keuangan yang

diaudit. Kewajaran yang dimaksud meliputi arus kas, kondisi keuangan dan

materialitas. Kompleksitas operasi perusahaan adalah jumlah anak perusahaan


yang dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi

lebih banyak yang harus diperiksa dalam setiap tranksaksi dan catatan yang

meyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan

pekerjaan auditnya (Angruningrum & Wirakusuma, 2019). Ukuran perusahaan

adalah skala dimana ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya

suatu perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan melihat dari ukuran

pendapatan, total aset, total modal, dan lain-lain (Vebriani, 2022). Annisa &

Suyatmin, (2021) mengatakan audit delay memprediksi lamanya waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan audit, pengajuan laporan keuangan dan yang

terpenting menjaga kerahasiaan dan disiplin . Hasil laporan keuangan yang

telah diaudit akan disampaikan kepada pasar modal dan otoritas laporan

keuangan sebagai acuan pengambilan keputusan.

Di Indonesia, masih terdapat beberapa perusahaan yang terlambat

menyampaikan laporan keuangannya. Data yang didapat dari

http://katadata.co.id bersumber dari BEI Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1

BEI Adi Pratomo, terdapat beberapa perusahaan yang belum menyampaikan atau

terlambat menyerahkan laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2022 :


Tabel 1. 1Daftar Perusahaan yang belum Menyampaikan Laporan

Keuangan Auditan yang Berakhir per 31 Desember 2022

No Sektor Jumlah

1 Energy 17

2 Basic Materials 15

3 Industrials 10

4 Consumer Non-Cyclicals 14

5 Consumer Cyclicals 28

6 Healthcare 1

7 Financials 10

8 Properti & Real Estate 24

9 Technology 7

10 Infrastructure 12

11 Transportation & Logistic 5

Jumlah 143

Sumber: Hasil olahan data http://katadata.co.id

Berdasarkan fenomena diatas dapat dilihat bahwa masih banyak

perusahaan yang terlambat dalam menyerahkan laporan keuangan. Perusahaan

yang terbukti melanggar peraturan bursa akan mengacu pada ketentuan II.6.1

Peraturan Bursa Nomor 1-H tentang sanksi. Bursa telah memberikan peringatan

tertulis I kepada 143 perusahaan tercatat yang tidak memenuhi kewajiban

penyampaian laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2022

secara tepat waktu.


Pada Tabel 1.1 menunjukan bahwa perusahaan sektor properti & real

estate menjadi sektor ke-2 paling banyak dalam keterlambatan menyampaikan

laporan keuangan, yaitu sebanyak 24 perusahaan yang belum menyampaikan

laporan keuangan auditan yang berakhir per 31 Desember 2022. Peneliti memilih

sektor properti dan real estate karena sektor ini menjadi sektor ke-2 terbanyak

yang mengalami keterlambatan penyampaian laporan keuangan dibandingkan

dengan sektor lainnya. Keterlambatan rilis laporan keuangan dapat menyebabkan

terhentinya perdagangan saham BEI sehingga menyebabkan para pemangku

kepentingan ragu untuk menanamkan modalnya (Alfiani & Nurmala).

Sektor properti dan real estate adalah industri yang bergerak dibidang

pengembangan jasa dengan memfasilitasi pembangunan kawasan-kawasan yang

terpadu daan dinamis.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Devina, (2019), Ebang et al.,

(2020), Tryana, (2020), Febisianigrum & Meidiyustiani, (2020), dan Ananda et

al., (2021) yang membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

audit delay, berbanding terbalik dengan penelitian Irwan Adiraya, (2018),

Cahyati & Anita, (2019), dan Saputra et al., (2020) yang menyatakan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan

penelitia yang dilakukan oleh Pratiwi, (2018) dan A. C. Putra & Wiratmaja,

(2019) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memoderasi pengaruh profitabilitas

terhadap audit delay dan hasil penelitian oleh Cahyati & Anita, (2019),

Febisianigrum & Meidiyustiani, (2020), dan Tri Wibowo & Yahya, (2022)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap audit delay.

Hasil penelitian oleh Sylviana, (2019) menunjukkan bahwa opini auditor

berpengaruh signifikan negatif terhadap audit delay, penelitian ini sejalan dengan

penelitian Cahyati & Anita, (2019), Ananda et al., (2021), dan Komang Mita

Abdina Sari et al., (2021) membuktikan bahwa opini auditor berpengaruh negatif

terhadap audit delay tetapi berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ebang et al., (2020) membuktikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Saat perusahaan mendapatkan opini selain wajar tanpa

pengecualian maka perusahaan akan bernegoisasi dengan auditor terkait

pemberian opini tersebut sehingga mengakibatkan audit delay menjadi lebih

panjang (Sylviana, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh P. G. O. S. Putra &

Putra, (2016), Cahyati & Anita, (2019), dan Asmedi, (2022) menyatakan bahwa

ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit

delay, penelitian ini tidak sejalan dengan Febisianigrum & Meidiyustiani, (2020)

dan Vebriani, (2022) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mampu

memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay.

Menurut Che-Ahmad, (2008) jumlah anak perusahaan yang dimiliki

perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi yang lebih

banyak yang harus diperiksa dalam setiap transaksi, sehingga auditor memerlukan

waktu yang lebih lama untuk melakukan pekerjaan auditnya (Wahyuningtyas,

2019). Dalam penelitian yang dilakuka oleh Komang Mita Abdina Sari et al.,

(2021) dan Hilal Al Ambia et al., (2022) membuktikan bahwa kompleksitas


operasi perusahaan berpengaruh terhdapa audit delay, berbanding terbalik dengan

penelitian Wijayanti & Effriyanti, (2019) dan Fitrianingsih & Triyanto, (2020)

yang menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh

terhadap audit delay. Dalam penelitian Wahyuningtyas, (2019) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh kompleksitas operasi

perusahaan terhadap audit delay, sedangkan penelitia yang dilakukan oleh A. C.

Putra & Wiratmaja, (2019) dan Licodata, (2019) menyatakan bahwa ukuran

perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh kompleksitas operasi perusahaan

terhadap audit delay.

Pada penelitian sebelumnya terdapat beberapa ketidaksamaan hasil

penelitian sebelumnya yang artinya, tidak selalu audit delay dipengaruhi

profitabilitas, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan serta juga

menyimpulkan bahwa tidak selalu ukuran perusahaan mampu memperkuat atau

memperlemah pengaruh profitabilitas, opini auditor, dan kompleksitas operasi

perusahaan terhadap audit delay. Oleh karena itu, dengan adanya beberapa

ketidaksamaan hasil penelitian sebelumnya maka penulis tertarik meneliti

penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Opini Auditor, dan

Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay Dimoderasi oleh

Ukuran Perusahaan”.

Disini peneliti menggunakan variabel ukuran perusahaan yang dijadikan

variabel moderasi. Dimana ukuran perusahaan dianggap mampu memperkuat atau

memperlemah pengaruh variabel profitabilitas, opini audit, dan kompleksitas

operasi perusahaan terhadap audit delay. Perbedan lainnya yaitu pada perusahaan
yang diteliti peneliti meneliti persahaan sektor properti dan real estate serta

mengambil tahun penelitian dari tahun 2018-2022.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay ?

2. Apakah opini auditor berpengaruh terhadap audit delay ?

3. Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh

terhadap audit delay ?

4. Apakah ukuran perusahaan memperkuat hubungan profitabilitas

terhadap audit delay ?

5. Apakah ukuran perusahaan memperkuat hubungan opini auditor

terhadap audit delay ?

6. Apakah ukuran perusahaan memperkuat hubungan kompleksitas

operasi perusahaan terhadap audit delay ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini membuktikan secara empiris :

1. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay

2. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay

3. Pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay

4. Ukuran perusahaan memperkuat hubungan profitabilitas terhadap audit

delay.

5. Ukuran perusahaan memperkuat hubungan opini auditor terhadap


audit delay.

6. Ukuran perusahaan memperkuat hubungan kompleksitas operasi

perusahaan terhadap audit delay.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai evaluasi perusahaan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh profitabilitas, opini auditor, kompleksitas

operasi perusahaan terhadap audit delay.

2. Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay, khususnya bagi perusahaan properti & real estate.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi rujukan, sumber informasi dan bahan

referensi penelitian selanjutnya agar bisa dikembangkan dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai apa yang ada

dalam skripsi, maka dari itu peneliti masing-masing bab dijelaskan sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitin,

manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Bab ini membahas mengenai landasan teori, pengembangan hipotesis

penelitian, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas penelitian yang memuat variabel penelitian dan defenisi

operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan dan metode analisis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang prosedur penentuan sampel, analisis deskriptif,

analisis statistik, penjelasan hasil uji hipotesis, dan penjelasan analisis hasil uji

hipotesis dalam konteks beberapa teori atau kajian pendukung.

BAB V PENUTUP

Merupakan bab akhir dalam penelitian ini, bab ini menjelaskan

kesimpulan hasil pengujian, keterbatasan penelitian serta saran yang tentunya

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN LANDASAN HIPOTESIS

2.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Teori keagenan menjelaskan konflik kepentingan antara agen (manajemen)

dan principal (pemegang saham). Dari pihak principal membuat perjanjian

kontrak dengan memberikan imbalan yang sesuai dengan pihak agen, sedangkan

pihak agen bertanggungjawab menjalankan tugas yang diberikan pihak principal

(Jensen & Meckling, 1976).

Penerapan teori keagenan bisa berbentuk kontrak kerja yang mengatur

dalam pembagian hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang sesuai

dengan bagiannya. Agen berkewajiban untuk bertindak menggunakan cara yang

sesuai dengan kepentingan prinsipal. Audit delay tidak dapat dipisahkan dari teori

keagenan. Keterlambatan audit berkaitan erat dengan ketepatan waktu

pengungkapan laporan keuangan. Salah satu indikasi audit delay bagi suatu

emiten ialah perlunya biaya keagenan untuk mengembalikan kepercayaan

investor, seperti biaya pengungkapan informasi tambahan, karena berkaitan

dengan semakin panjang audit delay atau semakin sering audit delay terjadi maka

akan semakin besar pula biaya agensi yang harus dikeluarkan.

Keterkaitan antara teori keagenan dengan audit delay terjadi karena

ketidakmampuan manajemen perusahaan (agen) untuk meminimalkan audit delay

ketika agen gagal bertindak sesuai dengan kesepakatan pada kontrak kerja. Teori
keagenan diharapkan menjadi dasar analisis untuk membantu mengurangi audit

delay (Vebriani, 2022).

2.2 Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Teori kepatuhan dikembangkan oleh Green dan Kreuters (1991), yang

menurutnya kepatuhan adalah ketaatan melakukan sesuatu yang dianjurkan atau

respons yang diberikan terhadap sesuatu di luar subyek (Muh. Yusri Abadi et al.,

n.d.). Sofwatul, dkk (2022) mengatakan teori kepatuhan dapat mendorong

perusahaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu (Vebriani, 2022).

Menurut Wijasari dan Wirajaya, (2021) teori kepatuhan mendorong

perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan tepat waktu, yang akan sangat

berguna bagi pengguna laporan. Teori kepatuhan berkaitan dengan upaya untuk

mendorong perilaku perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan tepat

waktu, antara lain melalui sosialisasi dan penegakan peraturan yang ketat.

Ketentuan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu atas penyampaian laporan

keuangan tahunan perusahaan publik di indonesia telah tertuang pada peraturan

terbaru yang dikeluarkan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yaitu peraturan

Nomor: 29/POJK.04/2016 tentang Laporan tahunan emiten atau perusahaan

publik (Vebriani, 2022).

2.2 Audit Delay

Audit delay merupakan rentang waktu penyelesaian audit laporan

keuangan tahunan yang dapat diukur dari tanggal penutupan tahun buku sampai
dengan tanggal penerbitan laporan audit (Siswanto & Suhartono, 2022). Menurut

Dyer dan McHugh (1975), terdapat tiga kriteria keterlambatan dalam pelaporan

keuangan, yaitu (1) preliminary lag, yaitu jarak waktu yang dihitung berdasarkan

jumlah dari tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal diterimanya laporan

keuangan oleh pasar modal; (2) auditor signature lag atau audit delay, yaitu jarak

waktu yang dihitung berdasarkan jumlah hari dari tanggal laporan keuangan

sampai dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit oleh auditor; (3) total lag,

yaitu jarak waktu yang dihitung berdasarkan jumlah hari dari tanggal laporan

keuangan sampai dengan tanggal dipublikasikannya laporan keuangan oleh pasar

modal. Dalam penelitian ini, kriteria yang digunakan untuk mengukur audit delay

adalah audit signature lag yang diukur berdasarkan jarak waktu yang dihitung

dari tanggal laporan keuangan hingga tanggal auditor menandatangani laporan

audit.

2.3 Profitabilitas

Menurut Kasmir (2018) profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan

ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan (Erna Atiwi Jaya Esti et

al., 2022). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba dalam suatu periode tertentu (Ruchana & Khikmah, 2020). Estrini (2013)

menyebutkan bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

tingkat profitabilitas yang tinggi (keuntungan) maka semakin tinggi pula tingkat

efektifitas manajemen perusahaan tersebut (Cahyati & Anita, 2019).


Profitablitas adalah ukuran persentase yang berperan dalam menilai

seberapa besar keuntungan suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat

profitabilitas yang tinggi (maksimum) memungkinkan auditor melakukan proses

pengauditan yang lebih cepat karena adanya pertanggungjawaban terhadap

penyampaian laporan keuangan kepada publik sehingga dapat dikatakan bahwa

laporan keuangan perusahaan tersebut memberikan berita yang baik dan

perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan

keuangannya secara tepat waktu guna pengambilan keputusan. Sebaliknya,

perusahaan yang mengalami profitabilitas rendah cenderung menunda publikasi

laporan keuangan auditnya karena merupakan bad news information.

2.4 Opini Auditor

Opini auditor merupakan laporan yang berisikan apakah laporan hasil

kinerja telah disusun secara wajar atau tidak wajar (Saputra et al., 2020). Opini

auditor menjadi hasil akhir pelaksanaan pengauditan. Salah satu poin yag termuat

dalam standar pelaporan audit ialah laporan harus memuat pernyataan pendapat

atas kewajaran laporan keuangan audit yang telah diperiksa oleh auditor. Opini

audit mencerminkan kewajaran atau kelayakan laporan yang telah tersaji dan telah

diperiksa. Jenis-jenis opini akuntan publik yaitu:

1. Wajar tanpa Pengecualian

Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan

hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di

Indonesia jika memenuhi kondisi berikut ini:


1) Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia digunakan untuk

menyusun laporan keuangan.

2) Perubahan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.

3) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan

dijelaskan denga cukup dalam laporan keuangan sesuai dengan akuntansi

yang berlaku umum di Indonesia.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan


(Unqualified Opinion Report with Explanatory Language).

Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan

keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

klien, auditor dapat menambahkan laporan hasil auditnya dengan bahasa

penjelas. Berbagai penyebab paling penting adanya tambahan bahasa penjelas

(Arens, 1995: 50):

1) Adanya ketidakpastian yang material.

2) Adanya keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan.

3) Auditor setuju dengan penyimpangan terhadap prinsip akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor akan mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian jika

terjadi keadaan sebagai berikut:

1) Klien membatasi lingkup audit.


2) Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau auditor tidak

dapat memperoleh informasi yang penting karena kondisi-kondisi tersebut

berada di luar kekuasaan klien maupun auditor.

3) Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang

berlaku di Indonesia.

4) Penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

Auditor akan memberikan pendapat tidak wajar apabila laporan keuangan

klien tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia

akibatnya laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar. Apabila laporan

keuangan diberikan pendapat tidak wajar, maka laporan keuangan tersebut

sama sekali tidak dapat dipercaya sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai

informasi dalam pengambilan keputusan.

Opini auditor merupakan penilaian yang diberikan oleh seorang auditor

pada laporan keuangan yang telah diauditnya. Pendapat auditor sangatlah

penting bagi perusahaan maupun pihak-pihak yang memerlukan informasi

laporan keuangan auditan. Perusahaan yang menerima opini wajar dengan

pengecualian (qualified opinion) akan mengalami audit delay yang semakin

lama, hal ini disebabkan karena proses pemberian audit akan melibatkan

negosiasi dengan klien serta konsultasi dengan partner audit yang lebih senior.
2.5 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas Operasi Perusahaan adalah jumlah anak perusahaan yang

dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi lebih

banyak yang harus diperiksa dalam setiap transaksi dan catatan yang meyertainya,

sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan pekerjaan

auditnya (Angruningrum & Wirakusuma, 2019).

Banyaknya kepemilikan anak perusahaan dapat diartikan perusahaan

mempunyai kegiatan operasi yang kompleks, semakin kompleks operasi

perusahaan menimbulkan efek pada semakin lamanya auditor melakukan

pekerjaan audit (Isnaeni & Nurcahya, 2021). Kompleksitas operasi berdampak

pada tenggat diperlukan pengaudit guna menuntaskan aktivitas auditnya, semakin

banyak cabang yang dioperasikan maka mengakibatkan banyak juga

pengungkapan atas informasi sehingga pelaksanaan audit juga semakin panjang

(Yamashida et al., 2020)

Kompleksitas operasi dapat ditafsirkan dengan menggunakan jumlah

perusahaan anak, posisi anggota operasi anak, diversifikasi produk serta

diversifikasi pasar (Napisah, Lilis Saidah & Lestari, 2020)

2.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala, ukuran, atau variabel yang

mengilustrasikan besar atau kecil perusahaan dengan beberapa ketentuan, seperti

total aktiva, log size, nilai saham, dan penjualan (Siswanto & Suhartono, 2022).

Menurut Dyer dan Mc Hugh, 1975 perusahaan besar seringkali lebih tepat waktu
daripada perusahaan kecil untuk menyampaikan informasi laporan keuangannya.

Efek ini menyebabkan dengan semakin tinggi nilai aset perusahaan, semakin

pendek periode audit delay dan sebaliknya (Vebriani, 2022).

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan

dengan yang profitabilitasnya rendah (Gustini, 2020). Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Ebang et al., (2020), Tryana, (2020) ,Ananda et al., (2021),

Febisianigrum & Meidiyustiani, (2020), dan Devina, (2019) dengan hasil yang

membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 = Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay

2.7.2 Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay

Audit delay yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima

opini selain wajar tanpa pengecualian karena proses pemberian opini tersebut

melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih

senior, dan perluasan lingkup audit sehingga membutuhkan waktu yang lebih

lama dalam pelaksanaan audit dan mengakibatkan memperpanjang waktu audit

(Lumban Gaol & Duha, 2021). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sylviana,

(2019), Cahyati & Anita, (2019), Ananda et al., (2021), dan Komang Mita Abdina
Sari et al., (2021) dengan hasil yang membuktikan bahwa opini auditor

berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H2 = Opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay

2.7.3 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay

Kompleksitas Operasi Perusahaan berdampak pada tenggat diperlukan

pengaudit guna menuntaskan aktivitas auditnya, semakin banyak cabang yang di

operasikan maka mengakibatkan banyak juga pengungkaan atas informasi

sehingga pelaksanaan audit juga semakin panjang (Yamashida et al., 2020).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Komang Mita Abdina Sari et al., (2021),

Hilal Al Ambia et al., (2022) dan Wulandari et al., (2022) melakukan penelitian

dengan hasil yang membuktikan bahwa kompleksitas operasi perusahaan

berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H3 = kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap audit

delay

2.7.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay dengan Ukuran

Perusahaan sebagai Moderasi

Perusahaan skala besar yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi

cenderung memiliki prosedur audit yang rumit sehingga membuat auditor

membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan audit laporan

keuangannya dan mengakibatkan terjadi audit delay (Juan Marcelino dan


Mulyani, 2021). Putra & Wiratmaja, (2019) dan Pratiwi, (2018) melakukan

penelitian yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H4 = Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh

profitabilitas terhadap audit delay

2.7.5 Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay dengan Ukuran

Perusahaan sebagai Moderasi

Perusahaan dengan skala besar yang menerima pendapat unqualified

opinion akan mempercepat penyampaian laporan keuangannya kepada publik,

karena hal ini merupakan berita baik (good news) pada pasar (Fadhillah, dkk,

2022). Dalam penelitian yang dilakukan Cahyati & Anita, (2019), P. G. O. S.

Putra & Putra, (2016) dan Asmedi, (2022) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

mampu memoderasi pengaruh opini auditor terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H5 = Ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh opini auditor

terhadap audit delay

2.7.6 Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan terhadap Audit Delay

dengan Ukuran Perusahaan sebagai Moderasi

Kompleksitas operasi perusahaan merupakan salah satu karakteristik

perusahaan yang dapat meningkatkan suatu tantangan pada audit dan

akuntansi.Organisasi dengan banyak jenis atau jumlah pekerjaan dan unit


menimbulkan masalah manajerial dan organisasi yang lebih rumit karena terjadi

ketergantungan yang semakin kompleks (A. C. Putra & Wiratmaja, 2019).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningtyas, (2019) menyatakan

bahwa ukuran perusahaan mampu memoderasi pengaruh kompleksitas operasi

perusahaan terhadap audit delay.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H6 = Ukuran perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh

kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay

2.8 Kerangka Konseptual

Sesuai dengan penjabaran teori diatas maka dapat dibuat kerangka

konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Profitabilitas (X1)
H1

H2
Opini Auditor (X2) Audit Delay (Y)

H3 H4
Kompleksitas Operasi Perusahaan (X3)
H5

H6

Ukuran Perusahaan (Z)


s

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek, Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiriatas objek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atauobyek itu (Sugiyono,

2022). Populasi penelitian ini menggunakan non manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2022 www.idx.co.id.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2022). Dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteriaya, meliputi;

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun

2018-2022.

2. Perusahaan bergerak pada sektor Properti dan Real Estate. Karena dalam tahun

2022 terdapat beberapa perusahaan sektor Properti dan Real Estate yang

mengalami keterlambatan dalam pelaporan keuangan yang diaudit kepada

Bursa Efek Indonesia.


3. Perusahaan yang tidak mengalami delisting dan supspend selama periode 2018

– 2022.

4. Perusahaan menyediakan informasi data variabel (dependen dan independen)

yang lengkap dibutuhkan untuk penelitian.

5. perusahaan menggunakan mata uang pelaporan rupiah, agar pengukuran pada

penelitian sama.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode kuantitatif

adalah data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat poositivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis

yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2022).

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.

Meurut Sugiyono (2022) data sekunder adalah sumber data yang diperoleh

peneliti melalui perantara. Data penelitian ini bersumber dari Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id) dan Web perusahaan diterbitkan oleh perusahaan non

manufaktur dengan rentang waktu 2018-2022.

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari obyek/kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2022). Dalam penelitian ini variabel


dependennya adalah audit delay. Sedangkan variabel independen yang diteliti

adalah profitabilitas, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan serta

variabel moderasinya adalah ukuran perusahaan.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2022). Dalam penelitian ini variabel

penelitian dependen yang digunakan yaitu audit delay.

3.3.1.1 Audit Delay

Audit delay merupakan rentang waktu penyelesaian yang dibutuhkan oleh

auditor dihitung dari tanggal laporan keuangan hingga laporan tersebut

ditandatangani oleh auditor atau dikenal dengan audit signature lag (Siswanto &

Suhartono, 2022).

Tanggal Laporan Audit


Audit Delay =
Tanggal Laporan Keuangan

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan pada variabel dependen (Sugiyono, 2022). Variabel

independen dalam penelitian ini terdiri dari profitabilitas, opini auditor, dan

kompleksitas operasi perusahaan.

3.3.2.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

dalam suatu periode tertentu baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi,
maupun ekuitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas, suatu perusahaan akan

cenderung mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini

menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

Net Income
ROA= X 100%
Total Assets

3.3.2.2 Opini Auditor

Merupakan laporan yang berisikan pendapat auditor apakah laporan hasil

kinerja telah disusun secara wajar atau tidak wajar sesuai dengan standar audit

(Vebriani, 2022). Variabel ini diukur dengan variabel dummy. Jika auditor

memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) kepada perusahaan

klien, maka diberi nilai 1. Sedangkan jika auditor memberikan opini selain wajar

tanpa pengecualian (unqualified) kepada perusahaan klien, maka diberi nilai 0.

3.3.2.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan

Kompleksitas Operasi Perusahaan adalah jumlah anak perusahaan yang

dimiliki perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan memiliki unit operasi lebih

banyak yang harus diperiksa dalam setiap tranksaksi dan catatan yang

meyertainya, sehingga auditor memerlukan waktu lebih lama untuk melakukan

pekerjaan auditnya (Angruningrum & Wirakusuma, 2019). Dalam penelitian ini,

kompleksitas operasi perusahaan diukur dari jumlah anak perusahaan yang

dimiliki oleh suatu perusahaan.


3.3.3 Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yag memperkuat/memperlemah

hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel moderasi dalam

penelitian ini adalah ukuran perusahaan.

3.3.3.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala, ukuran, atau variabel yang

mengilustrasikan besar atau kecil perusahaan dengan beberapa ketentuan, seperti

total aktiva, log size, nilai saham, dan penjualan (Siswanto & Suhartono, 2022).

Perusahaan-perusahaan besar cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal

yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan

berusaha untuk mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan

lebih tepat waktu. Dapat kita lihat bahwa besar atau kecilnya jumlah aset yang

dimiki oleh perusahaan mempengaruhi panjang atau pendeknya proses

penyusunan laporan keuangan pada perusahaan tersebut (Ebang et al., 2020). Pada

penelitian ini, menggunakan rumus sebagai berikut:

Ukuran perusahaan = Ln (total asset)

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik yang digunaka untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripskan/menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,

2022). Statistik deskriptif adalah mendeskripsikan atau memberikan gambaran


data dari variabel-variabel yang dilihat dari rata-rata, standar deviasi, maksimum

dan minimum. Pengujian menggunakan statistik deskriptif ini memberikan

gambaran suatu data yang mempunyai hubungan dengan pengumpulan, ringkasan

data yang bisa disajikan dalam bentuk tabulasi atau grafik.. (Ghozali, 2018).

Menurut Ghozali (2018) statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, serta skewness (kemencengan

distribusi). Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

digunakan. Nilai maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data

yang digunakan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang

digunakan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata dan untuk mengidentifikasi dengan standar

ukuran setiap variabel.

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis

kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menggambarkan data yang diperoleh

dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan fenomena

atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran tentang pengaruh

antara profitabilitas, opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan terhadap

audit delay dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderasi. Metode analisis

akan dibantu alat analisis IBM SPSS versi 25.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi linier berganda membutuhkan beberapa asumsi agar

model tersebut layak dipergunakan. Asumsi yang dipergunakan dalam penelitian


ini adalah Uji Normalitas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Multikolinearitas dan Uji

Autokorelasi.

3.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat

ditentukan dengan menggunakan analisis uji statistik Kolmogorov-Smirnov

dengan menggunakan exact test Monte Carlo (Ghozali, 2018). Dalam penelitian

ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov exact test Monte Carlo

dengan tingkat confidence level sebesar 95% dan dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika tingkat signifikansi

lebih besar dari 0,05.

3.4.2.2 Uji Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2018) uji multikolinearitas bertujuan untuk memeriksa

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi di

antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel tersebut tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Mendeteksi multikoliniearitas dapat melihat nilai dari tolerance dan variance

inflation factor (VIF) sebagai tolak ukur. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF

≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tersebut tidak terjadi

multikoliniearitas antar variabel.


3.4.2.3 Uji Autokolerasi

Menurut Imam Ghozali (2018), uji autokolerasi bertujuan menguji apakah

ada kolerasi dalam model regresi linear antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi autokolerasi maka dinamakan ada problem autokolerasi. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya fenomena

autokorelasi adalah dengan menggunakan run test. Menurut Ghozali (2018), run

test digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.

Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa

residual adalah acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data

residual terjadi secara random atau tidak. Adapun dasar pengambilan keputusan

dalam pengujian ini yakni dengan melihat signifikansi, jika signifikansi lebih

besar dari 0,05 artinya model regresi terbebas dari autokorelasi atau residual

adalah random, dan jika lebih kecil dari 0,05 maka model regresi terjadi

autokorelasi.

3.4.2.4 Uji Heteroskedastisits

Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam suatu regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah model yang

tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas: (a) melihat grafik plot atau scatterplot, (b) uji glejser,

(c) uji park, (d) uji white, dan (e) uji rank spearman.
Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan uji

glejser yang dapat dilakukan dengan cara meregresi nilai residual terhadap

variabel independen. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam pengujian ini

adalah dengan melihat nilai signifikansi, jika nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 maka model regresi terbebas dari heterokedastisitas, dan jika lebih kecil dari

0,05 maka model regresi terdapat heterokedastisitas.

3.4.3 Pengujian Hipotesis


Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi linier berganda untuk model 1 dan moderated regression analysis untuk

model 2. Model regresi linier berganda sering digunakan untuk menguji pengaruh

dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala

pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Ghozali, 2018).

Sedangkan untuk menguji pengaruh variabel pemoderasi adalah dengan

menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA). Menurut Ghozali (2018)

Moderated Regression Analysis menggunakan pendekatan analitik yang

mempertahankan integritas sample dan memberikan dasar untuk mengontrol

pengaruh variabel moderator. Uji interaksi atau yang lebih umum dikenal sebagai

Moderated Regression Analysis (MRA) adalah aplikasi khusus dari regresi

berganda linear di mana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi

(perkalian dua atau lebih variabel independen). Tujuan dari analisis ini adalah

untuk mengetahui apakah variabel moderasi akan memperkuat atau memperlemah

hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.


Variabel independen yang diteliti pada penelitian ini adalah profitabilitas,

opini auditor, dan kompleksitas operasi perusahaan. Sedangkan variabel

dependennya adalah audit delay serta variabel moderasinya adalah ukuran

perusahaan.model regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

AD = α + β1ROA + β2DOAU + β3KOP + e..........(Model 1)

AD = α + β1ROA + β2DOAU + β3KOP + β4ROA*UP

+ β5DOAU*UP + β6KOP*UP + e..........(Model 2)

Keterangan:

AD = Audit Delay

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

ROA = Profitabilitas

DOAU = Opini Auditor

KOP = Kompleksitas Operasi Perusahaan

UP = Ukuran Perusahaaan

e = Standard error

3.4.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) ialah mengukur seberapa jauh kemampuan

model untuk menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

berkisar antara nol sampai dengan satu. Apabila nilai R2 yang kecil artinya

kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

dependen amat terbatas. Jika nilai mendekati satu artinya variabel-variabel


independen tersebut memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).

3.4.3.2 Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh

secara keseluruhan dan signifikan terhadap variabel dependen. Berpengaruh atau

tidaknya variabel dapat diuji dengan melihat nilai signifikansi sebesar 5%

(Ghozali, 2018).

(a) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen

mempunyai pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel dependen.

(b) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel independen

tidak mempunyai pengaruh secara keseluruhan terhadap variabel

dependen.

3.4.3.3 Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan bahwa seberapa jauh pengaruh masing-masing

suatu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel

dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen dapat diuji dengan melihat pada tingkat

signifikansi sebesar 5% (Ghozali, 2018).

1. Apabila nilai sig-t ≤ α (0,05) H0 ditolak maka, Ha diterima. Artinya

variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel

dependen.
2. Apabila nilai sig-t > α (0,05) H0 diterima maka, Ha ditolak. Artinya

variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, S., Andriyanto, W. A., & Sari, R. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Opini Audit, Profitabilitas, Kompleksitas Operasi, Dan Leverage Terhadap
Audit Delay. Business Management, Economic, and Accounting National
Seminar, 2(1), 298–315.
Angruningrum, S. &, & Wirakusuma, M. G. (2019). Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi Kap Dan Komite Audit Terhadap
Audit Delay. Jurnal Liabilitas, 4(1), 90–108.
https://doi.org/10.54964/liabilitas.v4i1.49
Asmedi, S. (2022). Pengaruh Profitabilitas Dan Opini Audit Terhadap Audit
Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Pemoderasi. Perwira Journal of
Economics & Business, 2(1), 1–11. https://doi.org/10.54199/pjeb.v2i1.50
Bahri, S., & Amnia, R. (2020). Effects of Company Size, Profitability, Solvability
and Audit Opinion on Audit Delay. Journal of Auditing, Finance, and
Forensic Accounting, 8(1), 27–35. https://doi.org/10.21107/jaffa.v8i1.7058
Cahyati, A. D., & Anita, A. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Dan
Opini Auditor Terhadap Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Pemoderasi. Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi (PETA),
4(2), 106–127. https://doi.org/10.51289/peta.v4i2.408
Devina, N. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,Ukuran KAP,
Audit Tenure, dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi, 8(2), 1–17.
Ebang, Y. B. T., Falah, S., & Pangayow, B. J. . (2020). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit Dan Ukuran Kantor
Akuntan Publik Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Daerah, 14(2), 140–
154. https://doi.org/10.52062/jakd.v14i2.1460
Erna Atiwi Jaya Esti, S. E. M. M., Moch Arif Hernawan, A. M. M., Marlinda
Saputri, S. E. M. M. R. M. D. S. E. M. S., Prof. Dr. H. Dedi Mulyadi, S. E.
M. M., Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, S. E. M. M., Dra. Damajanti Sri Lestari,
M. M., Helda Marlin Ala, S. E. M. S. U. S. S. E. M. M., Ery Rosmawati, S.
E. M. M. S. A. R. M. S., Santi Pertiwi Hari Sandi, S. E. M. M., &
Munawarah, S. E. M. S. S. S. E. M. M. (2022). Manajemen Keuangan
(Konsep dan Implementasi). Media Sains Indonesia.
https://books.google.co.id/books?id=OEGFEAAAQBAJ
Febisianigrum, P., & Meidiyustiani, R. (2020). Pengaruh Profitabilitas,
Solvabilitas, dan Opini Audit Terhadap Audit Delay Dimoderasi oleh Ukuran
Perusahaan. AKUNSIKA: Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 1(2), 46–56.
http://jurnal.poliupg.ac.id/index.php/akunsika
Fitrianingsih, A., & Triyanto, D. N. (2020). Pengaruh Kompleksitas Operasi
Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan Dan Kontinjensi Terhadap Audit
Delay (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Besar Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018). E-Proceeding of
Management, 7(1), 810–819.
Gariesa, A. V., & Triani, N. N. A. (2021). The Effect Of Size, Subsidiaries,
Profitability, Leverage, Auditor Type, and Public Ownership On Audit
Delay. ASF-Journal of Accounting, Business, and Economy (AJABE), 1(1),
41–53.
Gustini, E. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas dan
Jenis Industri terhadap Audit Delay pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 11(2), 71.
https://doi.org/10.36982/jiegmk.v11i2.1187
Hilal Al Ambia, Afrizal, & Riski Hernando. (2022). Pengaruh Audit Tenure,
Kompleksitas Operasi, Opini Audit Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik
(KAP) Terhadap Audit Delay. Jurnal Buana Akuntansi, 7(2), 106–121.
https://doi.org/10.36805/akuntansi.v7i2.2383
Hiqma, A. I. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Komite Audit Terhadap
Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2017-2019).
Irwan Adiraya, N. S. (2018). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Solvabilitas, dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay. Jurnal Analisa
Akuntansi Dan Perpajakan, 2(2), 99–109.
Isnaeni, U., & Nurcahya, Y. A. (2021). Pengaruh Manajemen Laba, Kompleksitas
Operasi Perusahaan, Solvabilitas, dan Opini Audit Terhadap Audit Delay
Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi di Indonesia Untuk
Tahun 2017-2019. Jurnal Akuntansi AKUNESA, 10(1), 24–34.
https://doi.org/10.26740/akunesa.v10n1.p24-34
Jensen, M., & Meckling, W. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,
agency costs, and ownership structure. The Economic Nature of the Firm: A
Reader, Third Edition, 283–303.
https://doi.org/10.1017/CBO9780511817410.023
Komang Mita Abdina Sari, N., Sujana, E., & Akuntansi, J. (2021). PENGARUH
REPUTASI KAP, OPINI AUDIT, PROFITABILITAS, DAN
KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT
DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2015-2017). Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, 12(1), 2614–1930.
www.liputan6.com,
Licodata, A. M. (2019). Audit Delay Melalui Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Moderasi: Profitabilitas, Kompleksitas Operasi Dan Leverage.
Journal of Business and Economics (JBE) UPI YPTK, 4(2), 38–43.
https://doi.org/10.35134/jbeupiyptk.v4i2.88
Lumban Gaol, R., & Duha, K. S. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Delay Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 7(1), 64–74.
https://doi.org/10.54367/jrak.v7i1.1157
Muh. Yusri Abadi, S. K. M. M. K., Dian Saputra Marzuki, S. K. M. M. K., Suci
Rahmadani, S. K. M. M. K., Muhammad Al Fajrin, S. K. M. M. K. M.,
Arvina Pebrianti HR, S. K. M., Afiifah, S. K. M., & Rima Eka Juliarti, S. K.
M. (n.d.). EFEKTIVITAS KEPATUHAN TERHADAP PROTOKOL
KESEHATAN COVID-19 PADA PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA
MAKASAR. uwais inspirasi indonesia. https://books.google.co.id/books?
id=7_pMEAAAQBAJ
Napisah, Lilis Saidah & Lestari, A. F. (2020). PENGARUH REPUTASI
KANTOR AKUNTAN PUBLIK, KOMPLEKSITAS OPERASI, DAN
PENERAPAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARDS TERHADAP AUDIT DELAY (Studi.
File:///C:/Users/VERA/Downloads/ASKEP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJ
A_PRINT.Docx, 21(1), 1–9.
Pratiwi, D. S. (2018). Ukuran Perusahaan Memoderasi Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Komite Audit, Dan Komisaris Independen Terhadap Audit Delay.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Methodist, 2(1), 1–13.
Prof. Dr. Sugiyono. (2022). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Alfabeta.
Putra, A. C., & Wiratmaja, I. D. N. (2019). Pengaruh Profitabilitas Dan
Kompleksitas Operasi Pada Audit Delay Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai
Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi, 27, 2351.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27.i03.p26
Putra, P. G. O. S., & Putra, I. M. P. D. (2016). Ukuran Perusahaan Sebagai
Pemoderasi Pengaruh Opini Auditor, Profitabilitas, Dan Debt To Equity
Ratio Terhadap Audit Delay. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana,
14(3), 2278–2306.
Rahajaan, F. N., & Rahim, S. (2021). The Profitability , Company Size and Audit
Committee Effect on Audit Delay with Public Accounting Firms ’
Reputation as Moderator Variables. Journal Economics Resources, 3(2),
123–134.
Ruchana, F., & Khikmah, S. N. (2020). Pengaruh Opini Audit , Pergantian
Auditor , Profitabilitas dan Kompleksitas Laporan Keuangan Terhadap Audit
Delay. Business and Economics Conference in Utilization of Modern
Technology, Hal. 257-269.
Saputra, A. D., Irawan, C. R., & Ginting, W. A. (2020). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Opini Audit, Umur Perusahaan, Profitabilitas dan Solvabilitas
Terhadap Audit Delay. Owner (Riset Dan Jurnal Akuntansi), 4(2), 286.
https://doi.org/10.33395/owner.v4i2.239
Siswanto, F., & Suhartono, S. (2022). Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Reputasi Kantor Akuntan Publik, Spesialisasi Industri Auditor, Profitabilitas,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Di
Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2018-2. Jurnal Akuntansi, 16(2), 192–218.
https://doi.org/10.25170/jak.v16i2.3254
Sylviana, D. B. P. angin. (2019). Pengaruh solvabilitas , pergantian auditor dan
opini auditor terhadap audit delay. Seminar Nasional Teknologi Komputer &
Sains (SAINTEKS), 92–95.
Togasima, C. N., & Christiawan, Y. J. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada Tahun 2012. Business Accounting Review, 2(2), 151–
159.
Tri Wibowo, E., & Yahya, A. (2022). Ukuran Perusahaan Sebagai Moderasi
Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Audit Delay (Company
Size As Moderating the Influence of Profitability and Solvency on Audit
Delay). Jurnal Manajemen Kewirausahaan, 19(01), 1.
http://ejurnal.stieipwija.ac.id/index.php/jmkDOI:http://dx.doi.org/10.33370/
jmk.v19i1.769
Tryana, A. L. (2020). Pengaruh Audit Tenure, Profitabilitas, dan Leverage
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen
Tahun 2015-2019. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, 5(2), 38–40.
file:///C:/Users/user/Downloads/853-Article Text-2482-1-10-20201230.pdf
Vebriani, D. (2022). PENGARUH PROFITABILITAS, OPINI AUDITOR, DAN
REPUTASI KAP TERHADAP AUDIT DELAY DENGAN UKURAN
PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris
Perusahaan pada Sektor Barang Konsumen Non-Primer yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 – 2021) SKR.
Wahyuningtyas, W. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Financial Distress,
Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Kepemilikan Publik Terhadap Audit
Report Lag Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri dan Kimia yang Ter.
STIE Widya Wihaha Yogyakarta, 26–27.
Wijayanti, S., & Effriyanti, E. (2019). Pengaruh Penerapan Ifrs, Audit Effort, Dan
Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay. Akuntabilitas,
13(1), 33–48. https://doi.org/10.29259/ja.v13i1.9479
Wulandari, L. P. E., Suryandari, N. N. A., & Susandya, A. A. P. G. B. A. (2022).
Pengaruh Kompleksitas Operasi Perusahaan, Opini Audit, Reputasi KAP,
Solvabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Delay. Jurnal Karma
(Karya Riset Mahasiswa Akuntansi), 2(1), 2274–2283.
Yamashida, M. A. R., Askandar, N. S., & Sudaryanti, D. (2020). Pengaruh
Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi KAP dan Komite
Audit pada Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2019. E_Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi,
9(05).

Anda mungkin juga menyukai