Judul :
Kelompok : 11
Indah Nurul Gina C.1710054
Muhammad Ulfaz C.1710591
Muhammad Taufik C.1710005
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Teori Akuntansi dengan judul “Analisis Pengungkapan kecurangan
laporan keuangan PT Hanson Internasional Tbk”.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami sangat berharap akan masukan dan saran yang
akan diberikan untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik lagi sehingga
dapat lebih bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI i
i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
2.2.2.1 Pengertian.......................................................................................9
BAB III..................................................................................................................19
3.1 Hasil.............................................................................................................19
3.2 Pembahasan..................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
4.1 Simpulan......................................................................................................23
4.2 Saran.............................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
melanggar kepercayaan (IIA, 2009:8-6). Fraud dilakukan oleh suatu pihak dan
organisasi untuk mendapatkan kekayaan, menghindari pembayaran atau kerugian
dalam keuangan, menyembunyikan kondisi perusahaan yang tidak stabil, atau
untuk melindungi keuntungan pribadi atau bisnis. Kecurangan yang dilakukan
telah menyimpang dari tujuan pengungkapan laporan keuangan organisasi.
Kecurangan yang melibatkan pemalsuan laporan keuangan organisasi disebut
sebagai kecurangan dalam laporan keuangan atau financial statement fraud (IIA,
2009:8-8).
Kasus-kasus kecurangan pada laporan keuangan menjadi semakin sulit
terdeteksi. Skandal akuntansi yang terjadi pada tahun 1992 yakni kasus Phar-Mor,
Inc. di Amerika Serikat menjadi tindakan kecurangan yang melegenda di kalangan
auditor keuangan. Chief Executive Officer (CEO) Phar-Mor, Inc. dengan sengaja
membuat dua laporan ganda untuk mendapatkan keuntungan finansial dan
menyimpan sebagai harta pribadi pada jajaran top manajemen perusahaan
(Hartopo, 2011).
Skandal akuntansi yang baru-baru ini terjadi Pt. Hanson Internasional Tbk
yang merupakan perusahaan properti. Bisnisnya juga masuk ke ranah
pertambangan, khususnya batu bara. Perusahaan ini berdiri pada 1971 dengan
usaha tekstil. Kendati demikian, pada tahun 2008, perusahaan mengumumkan
banting setir dengan fokus menggarap bisnis tambang. Dilansir dalam
Money.kompas.com Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam pemeriksaan, PT
Hanson International pernah terbukti melakukan manipulasi penyajian laporan
keuangan tahunan (LKT) untuk tahun 2016. OJK pun menjatuhkan sanksi, baik
untuk perusahaan maupun direktur utamanya, Benny Tjokro.
Berdasarkan fenomena tersebut penulis tertarik untuk membahas mengenai
pengungkapan laporan keungan Pt. Hanson Internasional Tbk.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
keuangan, Dengan tidak siginifikannya pengaruh DER terhadap pengungkapan
mengindikasikan bahwa pengungkapan laporan keuangan dengan penjelasannya
tidak menekankan pada informasi hutang perusahaan. Dengan kata lain penyajian
informasi penjelas dari hutang disajikan secara normal dengan tidak
memperhatikan besarnya perubahan hutang yang terjadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiners
(ACFE) (2016) menemukan bahwa 36,8% pelaku fraud adalah manajemen.
Manajemen memegang peranan penting dalam laporan keuangan sehingga
berpotensi melakukan kecurangan dalam laporan keuangan. Dalam suatu periode
tertentu, terdapat kemungkinan bahwa manajemen tidak dapat memenuhi target
kinerja yang telah ditentukan. Laporan keuangan yang tidak sesuai harapan akan
berdampak terhadap pengambilan keputusan investor atau kreditur.
Penelitian yang dilakukan Dechow, Sloan, dan Sweeney (1996, dalam
Marfuah, 2015) bahwa kecurangan paling tinggi terjadi pada tata kelola
perusahaan (Corporate Governance) yang lemah, seperti perusahaan yang lebih
didominasi orang dalam dan cenderung tidak memiliki komite audit.
II.2 Tinjauan Teori
II.2.1 Laporan Keuangan
2.2.1.1 Definisi Laporan Keuangan
5
melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil
keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut (M. Sadeli, 2002:2).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa laporan
keuangan mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu yang
menghasilkan baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi
pemilik modal. Oleh karena itu laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015. Entitas menerapkan penyesuaian
6
paragraf 128 dan secara prospektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2015.
2.2.2.1 Pengertian
7
tampaknya sejalan dengan gagasan FASB dalam rerangka konseptualnya sebagai
berikut (SFAC no.1,prg.5):
“Although financial reporting and fianncial statement have essentially the
same objectives, some useful information is better provided by financial statement
and some is better provided, or can only be provided, by means of financial
reporting other than financial statements.”
Pengertian pengungkapan dalam laporan keuangan menurut Stice (2000)
dalam Sidharta dan Sherly Christianti (2007), pengungkapan dalam laporan
keuangan adalah pelaporan rinci sebuah transaksi dalam catatan pada laporan
keuangan. Hendriksen (2002:429) mengatakan secara sederhana, pengungkapan
dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi (the release of information).
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian
(release) informasi. Sedangkan menurut para akuntan memberi pengertian secara
terbatas yaitu penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di
dalam laporan keuangan biasanya laporan tahunan. Pengungkapan informasi
dalam Laporan Keuangan dilakukan untuk melindungi hak pemegang saham yang
cenderung terabaikan akibat terpisahnya pihak manajemen yang mengelola
perusahaan dan pemegang saham yang memiliki modal. Informasi dalam Laporan
Keuangan harus disajikan dengan memadai untuk memungkinkan dilakukannya
sebuah prediksi kondisi keuangan, arus kas, dan profitabilitas perusahaan di masa
depan.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pengungkapan (disclosure) adalah informasi yang diberikan oleh perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai keadaan perusahaan. Didalam
pengungkapan semua informasi harus diungkapkan termasuk informasi kuantitatif
(seperti komponen persediaan dalam nilai mata uang), dan komponen kualitatif
(seperti tuntutan hukum).
8
berdasarkan historical cost. Adapun jenis pengungkapan yang digunakan
perusahaan untuk memberikan informasi kepada stakeholders berupa :
1. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan ini merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan
oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini peraturan dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam), namun sebelum dikeluarkan keputusan Ketua
Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 mengenai laporan tahunan
bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah meliputi semua
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan. Pengungkapan wajib adalah
informasi yang harus diungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar
modal suatu negara.
Publik diatur dalam peraturan nomor X.K.6. Laporan tahunan wajib
memuat ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan dewan
direksi, profit perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen, tata kelola
perusahaan, tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan
yang telah diaudit. Ikhtisar data keuangan penting meliputi sekurang-kurangnya:
Tabel 1:
A. Penjualan / pendapatan L. Jumlah investasi;
usaha;
B. Laba (rugi) kotor M Jumlah kewajiban;
C. Laba (rugi) usaha; N. Jumlah ekuitas;
D. Laba (rugi) bersih; O. Rasio laba (rugi) terhadap jumlah
aktiva;
E. Jumlah saham yang beredar P. Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas;
F. Laba (rugi) bersih per Q. Rasio lancar;
saham;
G. Proforma penjualan / pend R. Rasio kewajiban terhadap ekuitas;
apatan usaha (jika ada)
H. Proforma laba (rugi) bersih S. Rasio kewajiban terhadap jumlah
(jika ada) aktiva;
I. Proforma laba (rugi) bersih T. Rasio kredit yang diberikan terhadap
per saham (jika ada) jumlah simpanan (khusus untuk
perbankan);
J. Modal kerja bersih U. Rasio kecukupan modal (khusus untuk
perbankan); dan
K. Jumlah aktiva V. Informasi keuangan perbandingan
lainnya yang relevan dengan
perusahaan.
9
2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi yang dilakukan
secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku
atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban
pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-
praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan
mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan
akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk
perusahaan di depan berbagai pihak.
Dengan adanya pengungkapan sukarela ini maka upaya untuk
berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak
adanya standar akuntansi di pelaporan yang diterima secara internasional.
Pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara meningkatkan
kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu investor dalam
memahami strategi bisnis perusahaan (Healy, Palepu, 1993 dalam Sotomo, 2004).
Dalam konteks pengungkapan sukarela manajemen perusahaan bebas memilih
untuk memberikan informasi akuntansi lainnya yang dianggap relevan dalam
mendukung pengambilan keputusan oleh pemakai laporan tahunan (Meek, Gary
K, Clare B. Robert dan Sidney J. Gray, 1995 dalam Sutomo, 2004).
Pertimbangan manajemen untuk mengungkapkan informasi secara
sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan
mengungkapkan informasi secara sukarela jika manfaat yang diperoleh lebih besar
daripada biayanya. Manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan
sukarela adalah biaya modal yang rendah (Elliot, Robert K. dan Jacobson, Peter
D, 1994 dalam Sutomo, 1994). Pengungkapan informasi oleh perusahaan
diharapkan akan membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi.
Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan ke
dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung
adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan
10
menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya
pemrosesan, biaya pengauditan dan biaya penyebaran informasi. Biaya
pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat
diungkapkannya atau tidak diungkapkannya informsi. Biaya-biaya tersebut
meliputi biaya litigasi dan proprietary cost (biaya competitive disadvantage dan
biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak
mencukupi atau pengungkapan informasi yang menyesatkan. Biaya politik terjadi
bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi oleh pemerintah.
Kerugian persaingan dari pengungkapan informasi terjadi bila informasi yang
diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan karena informasi tersebut
digunakan pesaing untuk memperkuat daya saing mereka.
Manajer menyediakan item-item pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan perusahaan karena mereka mempersepsikan bahwa item-item tersebut
penting untuk diungkap. Ada beberapa kelompok user yang masing-masing
memiliki persepsi berkenaan dengan item-item pengungkapan sukarela. Satu
kelompok user mungkin mempersepsikan item A lebih penting daripada item B.
Sebaliknya mungkin kelompok user lain mempersepsikan item B lebih penting
daripada item A. Perbedaan persepsi ini di antara group users mungkin
disebabkan oleh perbedaan kebutuhan informasi untuk memenuhi tujuan spesifik
mereka. Situasi ini memunculkan penelitian yang bertujuan:
a) Mengidentifikasi item-item pengungkapan sukarela yang biasanya
disajikan dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di bursa efek.
b) Menentukan item-item pengungkapan sukarela yang penting dari
persepsi users dan prepares (penyedia laporan keuangan).
c) Menentukan tingkat konsensus antara users dan prepares atas
pengungkapan sukarela yang penting.
11
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Setelah disinggung
bahwa investor dan kreditor tidak homogen, tetapi bervariasi dalam hal
kecanggihannya (sophistication) karena pasar modal merupakan sarana utama
pemenuhan dana dari masyarakat, pengungkapan dapat diwajibkan untuk tujuan
melindungi (protective), informatif (informative), atau melayani kebutuhan
khusus (differential).
1. Tujuan Melindungi
Tujuan melindungi dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua pemakai
cukup canggih sehingga pemakai yang naif perlu dilindungi dengan
mengungkapkan informasi yang mereka tidak mungkin memperolehnya atau tidak
mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomi yang
melandasi suatu pos statemen keuangan. Dengan kata lain, pengungkapan
dimaksudkan untuk melindungi perlakuan manajemen yang mungkin kurang adil
dan terbuka (unfair). Dengan tujuan ini, tingkat dan volume pengungkapan akan
menjadi tinggi.
2. Tujuan Informatif
Tujuan informatif dilandasi oleh gagasan bahwa pemakai yang dituju
sudah jelas dengan tingkat kecanggihan tertentu. Dengan demikian,
pengungkapan diarahkan untuk menyediakan informasi yang dapat membantu
keefektifan pengambilan keputusan pemakai tersebut.
3. Tujuan Kebutuhan Khusus
Tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan perlindungan publik dan
tujuan informatif. Apa yang harus diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa
yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju sementara untuk tujuan
pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan pengawas
berdasarkan peraturan melalui formulir-formulir yang menuntut pengungkapan
secara rinci.
Di sisi lain,dalam buku Accounting Theory, Riahi dan Belkaoui (2006)
menjelaskan bahwa tujuan dari pengungkapan diantaranya:
12
a. Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor
menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.
b. Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi
mereka.
Tujuan pengungkapan dalam laporan keuangan menurut (Chariri, Anis dan
Ghozali 2007:382), mengungkapkan bahwa tujuan pengungkapan dalam laporan
keuangan adalah:
a. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan
pemakai lainnya dalam mengambil keputusan secara rasional.
b. Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor dan pemakai
lainnya menilai jumlah, pengakuan tentang penerimaan kas bersih.
c. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu
perusahaan.
d. Menyediakan informasi tentang hasil usaha (performance keuangan)
suatu perusahaan selama 1 periode.
e. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur
sesuai kepentingan pemilik.
f. Untuk membandingkan antar perusahaan dan antar tahun. Untuk
menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan kas keluar dimasa
mendatang.
g. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan investasinya.
13
Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan
informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang
besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.
Perusahaan besar berkemungkinan memperoleh keuntungan-keuntungan
dengan mengungkapkan informasi yang memadai dalam laporan tahunan,
misalnya kemudahan untuk memasarkan saham dan kemudahan memperoleh dana
dari pasar modal. Sedangkan perusahaan kecil umumnya sulit untuk mendapatkan
dana dari pasar modal, mengingat pembatasan ukuran aset bila terjun ke bursa,
sehingga perusahaan kecil tidak dapat menikmati keuntungan dari pengungkapan
informasi yang memadai.
Kerangka konseptual telah menetapkan bahwa investor dan kreditor
merupakan pihak yang dituju oleh pelaporan keuangan sehingga pengungkapan
ditujukan terutama untuk mereka. Namun, pengungkapan yang dilakukan
perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi para
pemangku kepentingan, seperti investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan
pihak-pihak lain yang terkait. FASB misalnya menetapkan tingkat kecanggihan
para investor dan kreditor cukup tinggi sehingga pengungkapan yang diwajibkan
dapat dikatakan lebih sedikit dibandingkan yang dituntut oleh SEC. SEC
menuntut lebih banyak pengungkapan karena pelaporan keuangan mempunyai
aspek sosial dan publik (public interest). Oleh karena itu, pengungkapan menuntut
lebih dari sekedar pelaporan keuangan tetapi meliputi pula penyampaian informasi
kualitatif maupun kuantitatif. Karena beragam pihak yang dituju lebih luas dan
model pengambilan keputusannya yang kurang dapat diidentifikasi,
pengungkapan cenderung untuk meluas dan jarang menjadi sempit (spesifik).
Telah disebutkan bahwa pengungkapan meliputi statemen keuangan itu
sendiri dan semua informasi pelengkap. Penyusun standar dan badan pengawas
seperti SEC dan BAPEPAM mengeluarkan ketentuan tentang apa yang harus
diungkapkan. SEC mewajibkan perusahaan publik untuk menyusun dua laporan
tahunan, satu laporan tahunan harus diserahkan ke SEC untuk memenuhi
ketentuan dan satu laporan tahunan harus disusun untuk keperluan pemegang
saham dan pihak eksternal lainnya.
14
2.2.3 Kecurangan Pengungkapan Laporan Keuangan
15
Tidak hanya manajemen yang menjadi pelaku kecurangan, ACFE (2016)
menemukan bahwa 18,9% kasus fraud yang terjadi dilakukan oleh pemilik
perusahaan atau dewan direksi. Tingkat persentase tersebut memang tidak terlalu
besar secara keseluruhan, namun memiliki dampak kerugian paling tinggi yakni
sebesar 67%. Pada banyak kasus, tindakan ini dilakukan dengan tujuan
mendapatkan laba yang sebesar-besarnya atau untuk menyembunyikan kondisi
perusahaan yang sesungguhnya. Kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik
dalam suatu periode, sering kali menjadi penyebab yang mengakibatkan pemilik
perusahaan melakukan financial statement fraud.
16
BAB III
III.1 Hasil
17
Tabel 2:
PT. Hanson International Tbk menempatkan dana nasabah dengan nominal yang
besar dalam investasi saham dan investasi lewat pembelian medium term note
(MTN) atau surat berharga berjenis hutang, selain itu dalam catatan otoritas jasa
keuangan (OJK) ada bukti bahwa PT. Hanson International Tbk melakukan
manipulasi penyajian laporan keuangan tahunan untuk tahun 2016.
Maka kami dapat menyimpulkan hasil ini bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi kecurangan dalam pelaporan keuangan pada PT. Hason
International Tbk adalah :
a. Tekanan (Unshareable pressure/ incentive).
Merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Motivasi
melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (iri/cemburu,
balas dendam, kekuasaan, gengsi), nilai (values) dan apa pula karena dorongan
keserakahan. Menurut SAS no. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum
terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Kondisi tersebut
adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial
targets.
b. Adanya kesempatan / peluang (Perceived Opportunity).
Yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau
menutupi tindakan tidak jujur. Biasanya hal ini dapat terjadi karena adanya
18
internal control perusahaan yang lemah kurangnya pengawasan, dan/atau
penyalahgunaan wewenang. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity
merupakan elemen yang paling memungkinkan untuk diminimalisir melalui
penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
c. Rasionalisasi (Rationalization).
Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud, dimana pelaku mencari
pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan tindakan
tersebut. Rasionalisasi diperlukan agar si pelaku dapat mencerna perilakunya yang
illegal untuk tetap mempertahankan jati dirinya sebagai orang yang dipercaya,
tetapi setelah kejahatan dilakukan, rasionalisasi ini ditinggalkan karena sudah
tidak dibutuhkan lagi. Rasionalisai atau sikap (attitude), yang paling banyak
digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) asset yang dicuri dan alasan
bahwa tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya.
III.2 Pembahasan
19
Kecurangan yang terjadi pada PT. Hanson International Tbk merupakan
kecurangan yang dilakukan oleh suatu pihak dan organisasi untuk mendapatkan
kekayaan, menghindari pembayaran atau kerugian dalam keuangan,
menyembunyikan kondisi perusahaan yang tidak stabil, atau untuk melindungi
keuntungan pribadi atau bisnis. Kecurangan yang dilakukan telah menyimpang
dari tujuan pengungkapan laporan keuangan organisasi. Kecurangan yang
melibatkan pemalsuan laporan keuangan organisasi disebut sebagai kecurangan
dalam laporan keuangan (financial statement fraud) (IIA, 2009:8-8).
20
BAB IV
IV.1 Simpulan
21
DAFTAR PUSTAKA
22
dan Pembangunan (JAKTABANGUN) STIE Lhokseumawe, 3(2), 94-
106.
23