Disusun oleh:
KELOMPOK III
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
akuntansi keuangan lanjutan II tentang “Mengidentifikasi laporan segmen”
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan
informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan,
yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat,
penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan
untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang
harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya
pada saat audit.
3
Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan
dan dalam segala aspek lain auditnya, auditor menggunakan informasi yang
diterima dari kliennya atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kliennya,
bahwa auditor akan merahasiakan informasi tersebut. Tanpa kepercayaan
demikian, auditor akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, tanpa izin
kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang tidak diharupkan
untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelaporan segmen?
2. Bagaimana definisi segmen usaha dan segmen geografis ?
3. Bagaimana definisi asset dan kewajiban segmen ?
4. Bagaimana kebijakan akuntansi segmen ?
5. Bagaimana penyajian laporan keuangan interim ?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi laporan segmen.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelaporan Segmen
5
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tarkait atau tidaknya produk
atau jasa, meliputi :
Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha
dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh
karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.
6
pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total
pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan
eksternal.
b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah
tersebut dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya
berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis
yang ada.
c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh
aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu
periode (aset tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset,
jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset
segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen
geografis.
2. Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi
operasi yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, bentuk
primer pelaporan segmen ialah segmen geografis dan informasi sekundernya
dilaporkan berdasarkan kelompok produk dan jasa diantaranya adalah :
a. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap
segmen usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya
berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan
kepada seluruh pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang
aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua
segmen usaha, yaitu :
1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
2. Jumlah nilai tercatat aset segmen
3. Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset
segen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode
(aset tetap dan aset tidak berwujud)
4. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
5. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk
memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama
7
lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut
lokasi aset.
8
sebagai hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat
langsung ditriibusikan pada suatu segmen tetapi terdapat dasar
alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat
dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak
tersebut.Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban
kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing
segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian
rupa sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak
bermanfaat.
b. Aktiva dan Kewajiban Segmen
9
dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan
ke segmen tersebut secara rasional.
10
perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai
segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut.
Sebagai contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan
secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu
mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji dan
demografis segmen tersebut.
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus
dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban
terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
11
tersebut. Sebagai contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika
penyusutan atau amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil
segmen.
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo
laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup
periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan interim harus menggolongkan
aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai
kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan
tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan
aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
Contoh kasus :
Uji Pendapatan
14
Produk beton dan 150.000 200.000 > 67.000 Ya
batu
170.000 50.000 > 67.000 Ya
konstruksi
40.000 < 67.000 Tidak
produk kayu
60.000 > 67.000 ya
bahan bangunan
Total 420.000 250.000
Uji aktiva
Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolut laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan
15
10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha
yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan semua usaha yang merugi.
Uji pendapatan
Segmen produk kayu tidak memenuhi criteria 10% untuk semua jenis pengujian
penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sedangkan segmen yang perlu
dilaporkan adalah produk beton dan kayu, konstruksi, dan bahan bangunan. Selain
itu segmen yang perlu dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan
konsolidasi.
Pendapatan eksternal dari segmen produk beton dan kayu, konstruksi, dan bahan
bangunan adalah Rp 380.000 sedangkan nilai ujinya adalah Rp 315.000 didapat
dari Rp 420.000 x 75%. Karena Rp 380.000 lebih besar dari 75% Rp 420.000,
maka tidak ada tambahan segmen yang perlu dilaporkan.
16