Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

“MENGIDENTIFIKASI LAPORAN SEGMEN”

Disusun oleh:
KELOMPOK III

- Venthy Hanna Eli Manafe


- Ivan Imanuel Tahun
- Yuliana Tomico Poety
- Yemima Rini Ndapangadung
- Ayurelia Dagho
- Elisabeth M. Bolang
- Kirana E. M. Tjung
- Petrus Naldi Satur
- Yetty Pian
- Maria Delfiana Tefa

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
akuntansi keuangan lanjutan II tentang “Mengidentifikasi laporan segmen”
ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai


lindung nilai investasi netto perusahaan anak di luar negeri . Semoga
makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan acuan dan bahan
pembelajaran bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh


dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari seluruh pihak selalu penulis harapkan untuk penyempurnaan penulisan
ini.

Akhir kata, penulis menyampaikan limpah terima kasih kepada semua


pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.

Kupang, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 3
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 4
C. TUJUAN ................................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
A. Pelaporan Segmen ................................................................................................... 5
B. Definisi segmen usaha dan segmen geografis......................................................... 5
C. Definisi pendapatan, beban hasil,asset, dan kewajiban segmen ............................. 8
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia, mencakup dimuatnya pengungkapan
informatif yang memadai atas hal-hal material. Hal-hal tersebut mencakup
bentuk, susunan, dan isi laporan keuangan, serta catatan atas laporan keuangan,
yang meliputi, sebagai contoh, istilah yang digunakan, rincian yang dibuat,
penggolongan unsur dalam laporan keuangan, dan dasar-dasar yang digunakan
untuk menghasilkan jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Auditor harus mempertimbangkan apakah masih terdapat hal-hal tertentu yang
harus diungkapkan sehubungan dengan keadaan dan fakta yang diketahuinya
pada saat audit.

Bila manajemen menghilangkan dari laporan keuangan, informasi


yang seharusnya diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, termasuk catatan atas laporan keuangan, auditor harus
memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
karena alasan tersebut dan harus memberikan informasi yang cukup dalam
laporannya, jika memungkinkan atau praktis; kecuali tidak disajikannya
informasi tersebut adalah sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam hubungan ini, istilah
"memungkinkan atau praktis" diartikan bahwa informasi dapat diperoleh secara
wajar dari akun dan catatan manajemen dan bahwa penyajian informasi
demikian dalam laporannya tidak menempatkan auditor sebagai pihak yang
menyusun laporan keuangan. Sebagai contoh, auditor tidak diharapkan untuk
menyusun laporan keuangan pokok atau informasi lain mengenai perusahaan
dan memasukkan informasi tersebut ke dalam laporan auditnya, jika
manajemen tidak menyajikan informasi tersebut.

3
Di dalam mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan
dan dalam segala aspek lain auditnya, auditor menggunakan informasi yang
diterima dari kliennya atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kliennya,
bahwa auditor akan merahasiakan informasi tersebut. Tanpa kepercayaan
demikian, auditor akan sulit untuk memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, tanpa izin
kliennya, auditor tidak boleh mengungkapkan informasi yang tidak diharupkan
untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelaporan segmen?
2. Bagaimana definisi segmen usaha dan segmen geografis ?
3. Bagaimana definisi asset dan kewajiban segmen ?
4. Bagaimana kebijakan akuntansi segmen ?
5. Bagaimana penyajian laporan keuangan interim ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi laporan segmen.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelaporan Segmen

Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa


atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan,
peluang pertumbuhan, prospek, dan risiko berbada. Informasi tentang jenis-
jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di wilayah geografis berbeda
disebut informasi segmen. Informasi ini dibutuhkan untuk menilai risiko dan
imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu
perusahaan multinasional, namun informasi ini tidak mungkin diperoleh dari
data agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang
dipandang perlu untuk memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Terdapat beberapa alternatif untuk menetapkan segmen-segmen suatu
perusahaan guna menghasilkan informasi yang signifikan kepada investor.
Tiga alternatif yang penting adalah:

1. Divisi geografis (segmentasi yang didasarkan pada letak geografis


mungkin sangat informatif bagi perusahaan, terutama dalam
membedakan opersi domestik dan luar negeri).
2. Divisi Lini produk atau industrial (memberikan gambaran yang lebih
jelas mengenai perbedaan profitabilitas, tingkay risiko, dan peluang
pertumbuhan)
3. Divisi berdasarkan struktur intern pengendalian manajemen
(mengumpulkan data akurat yang diperlukan dengan biaya tambahan
terkecil)

B. Definisi segmen usaha dan segmen geografis

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan


dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual
maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen ini memiliki risiko
dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-

5
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan tarkait atau tidaknya produk
atau jasa, meliputi :

1. Karakteristik produk atau jasa


2. Karakteristik proses produksi
3. Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)
4. Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
5. Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan,
asuransi, atau public utilities.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan


dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu
dan komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan pada komponen yang beropersai pada lingkungan (wilayah) ekonmi lain.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen
geografis meliputi :

1. Kesamaan kondisi ekonomi dan politik


2. Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
3. Kedekatan geografis operasi
4. Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
5. Regulasi pengendalian mata uang
6. Risiko mata uang

Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha
dan segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh
karakteristik dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.

1. Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh


perbedaan produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen
ialah segmen usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis
diantaranya adalah :
a. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis
yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada

6
pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total
pendapatan perusahaan yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan
eksternal.
b. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah
tersebut dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya
berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis
yang ada.
c. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh
aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu
periode (aset tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset,
jumlah tersebut dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset
segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset emua segmen
geografis.
2. Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi
operasi yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, bentuk
primer pelaporan segmen ialah segmen geografis dan informasi sekundernya
dilaporkan berdasarkan kelompok produk dan jasa diantaranya adalah :
a. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap
segmen usaha yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya
berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan
kepada seluruh pelanggan eksternal atau untuk tiap segmen usaha yang
aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total aset semua
segmen usaha, yaitu :
1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
2. Jumlah nilai tercatat aset segmen
3. Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset
segen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode
(aset tetap dan aset tidak berwujud)
4. Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
5. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk
memperoleh aset segmen yang diharapkan akan digunakan selama

7
lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tak berwujud) menurut
lokasi aset.

C. Definisi pendapatan, beban hasil,asset, dan kewajiban segmen

a. Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan


laba rugi perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu
segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat
dialokasikan secara rasinal kepada suatau segmen, bak berasal dari
penjualan kepada pelanggan eksternal maupun dari transaksi dengan
segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Pendapatan segman
mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi,
usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang dilaporkan
berdaarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam
pendapatan konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan.
o Beban Segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang
secara langsung dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi
relevan beban yang dapat di alokasikan secara rasiona kepada
segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan
kepada pelanggan eksternal dan beban yang berkaitan dengan
transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.
Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint
venture) dalam beban pada entitas yang dikendalikan bersama yang
dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional
sesuai dengan PSAK No.12 tentang pelaporan keuangan mengenai
bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan asset.
o Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban
segmen dan umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar
yang lain sering lebihcocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk
dalam hasil segmen kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat
finansial. Juga pajak penghasilan, hak minoritas (minority interest)
dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya tidak dimasukkan

8
sebagai hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat
langsung ditriibusikan pada suatu segmen tetapi terdapat dasar
alokasi yang layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat
dialokasikan dengan menggunakan dasar yang layak
tersebut.Beban bersama pada banyak perusahaan seperti beban
kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing
segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian
rupa sehingga alokasi di antara segmen dipandang tidak
bermanfaat.
b. Aktiva dan Kewajiban Segmen

Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi


penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil operasi segmen.Aktiva
semacam itu termasuk semua aktiva berwujud dan tak berwujud yang
dapat diidentifikasi pada segmen tertentu. Aktiva yang dimanfaatkan
oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di antara segmen-
segmen tersebut dengan dasar alokasi yang layak.Kewajiban biasanya
tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan
secara keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil
pembelanjaan dan bukan hasil operasi.

Informasi yang DisajikanUraian kegiatan setiap segmen


industri yang dilaporkan dan indikasi mengenai komposisi setiap
wilayah geografis yang dilaporkan, penjualan atau pendapatan operasi
lainnya, dengan pemisahan antara pendapatan dari pelanggan di luar
perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil segmen, dan aktiva
segmen yang digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah uang atau
sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan.
Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen
individual dan informasi agregat dalam laporan keuangan diperjelas
dengan menyajikan rekonsiliasi. Aset Segmen adalah asset operasi
yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan dapat

9
dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan
ke segmen tersebut secara rasional.

Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan


prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen,
yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi
perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan
dalam :

 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik


 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
 Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai

D. Kebijakan Akuntansi Segmen

Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun


dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan. Kebijakan akuntansi yang
dipilih manajemen untuk menyusun laporan keuangan konsoldasi atau
perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang diyakini manajemen
paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan informasi
segmen ialah untuk membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami
dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan secara
keseluruhan, pernyataan ini mensyaratka bahwa kebijakan akuntansi yang
diterapkan dalam pelaporan informasi segmen sama dengan kebijakan
akuntansi yang telah dipilih manajemen. Meskipun demikian, hal ini tidak
berarti bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau perusahaan diterapkan
kepada segmen dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah entitas
pelaporan terpisah yang berdiri sendiridalam menerapkan suatu kebijakan
akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan mungkin melakukan

10
perhitungan secara terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai
segmen jika terdapat dasar rasional untuk melakukan alokasi tersebut.
Sebagai contoh, biaya manfaat pensiun sering kali dihitung unuk perusahaan
secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk tingkat perusahaan itu
mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji dan
demografis segmen tersebut.

Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas


segmen yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan
untuk laporan keuangan konsolidasian atau perusahaan sepanjang :

 Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang


berwenang dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya
kepada segmen tersebut dan penilaian kinerja segmen tersebut
 Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut
dijelaskan secara memadai

Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus
dialokasikan kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban
terkait juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban


kepada berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti
karakteristik unsur tersebut, aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan
otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi tertentu tidak mungkin atau tidak
tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan. Demikian juga, tidak tepat
apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang secara
bersama berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika
dasar alokasi tersebut ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng
itu, definisi pendapatan segmen, beban segmen, aset segmen, dan kewajiban
segmen saling berkaitan dan alokasi dari unsur-unsur tersebut harus dilakukan
secara konsisten. Dengan demikian, aset yang digunakan bersama
dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika, pendapatan dan beban
yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen

11
tersebut. Sebagai contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen jika
penyusutan atau amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil
segmen.

 Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen


industri dan menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis
yang dilaporkan.
 Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi
keuangan berikut ini harus diungkapkan: penjualan atau pendapatan
operasi lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari
pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain, hasil
segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam jumlah uang
atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar
penetapan harga antar segmen.
 Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-
segmen individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.

E. Penyajian Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo
laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup
periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terakhir yang
dilaporkan (year-to-date).Laporan keuangan interim harus menggolongkan
aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai
kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan
tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan
aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang


memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. Dalam hal ini,
laporan keuangan dan catatan kaki atau materi penjelasan lainnya, harus
memuat semua data yang dianggap sangat penting bagi pembacanya untuk bisa
memahami status keuangan perusahaan. Kriteria untuk pengungkapan yang
memadai, atau pengungkapan penuh seringkali harus didasarkan pada
pertimbangan nilai ketimbang pada fakta objektif.

Laporan keuangan akan lebih bermanfaat bila dicantumkan judul serta


sub-judul, dan dengan menggabungkan pos-pos menurut arti pentingnya.
Misalnya, pembaca laporan tidak memerlukan informasi rinci mengenai
jumlah kas diberbagai dana khusus dan dana umum, jumlah deposito di setiap
bank, dan jumlah yang diinvestasikan dalam surat-surat berharga pemerintah.
Informasi semacam itu, yang dicantumkan dalam neraca justru akan
membingungkan dan bukannya memperjelas. Di pihak lain, bila syarat dalam
perjanjian kredit yang besar mengharuskan adanya jaminan hipotek atas aktiva
perusahaan, maka rincian tersebut harus diungkapkan.

13
Contoh kasus :

1. PT SUMBER UKIR memiliki empat segmen usaha yang ditetapkan


berdasar industry. Berikut adalah informasi keuangan pada setiap segmen
PT SUMBER UKIR :

Pendapatan Pendapatan Aktiva segmen Laba (rugi)


dari antar segmen usaha
pelanggan
eksternal
Produk beton dan 150.000 200.000 200.000 25.000
batu
170.000 50.000 250.000 55.000
konstruksi
40.000 60.000 -10.000
produk kayu
60.000 500.000 50.000
bahan bangunan
Total 420.000 250.000 1.010.000 120.000

Tentukan segmen PT SUMBER UKIR yang perlu dilaporkan berdasarkan uji


pendapatan 10%, aktiva 10%, dan laba usaha 10% serta apakah ada tambahan
segmen laporan dengan menggunakan pengujian pendapatan 75% ?

Uji Pendapatan

Uji pendapatan 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap


segmen industri kemudian membandingkannya dengan 10% dari gabungan
pendapatan seluruh segmen industri.

Pendapatan Pendapatan Nilai uji Perlukah


dari antar segmen dilaporkan
(10% x
pelanggan
Rp670.000)
eksternal

14
Produk beton dan 150.000 200.000 > 67.000 Ya
batu
170.000 50.000 > 67.000 Ya
konstruksi
40.000 < 67.000 Tidak
produk kayu
60.000 > 67.000 ya
bahan bangunan
Total 420.000 250.000

Uji aktiva

Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing


segmen dengan 10% dari total aktiva semua segmen usaha.

Aktiva segmen Nilai uji Perlukah


usaha yang dapat dilaporkan?
(10% x 1.010.000)
diidentifikasi
Produk beton dan 200.000 > 101.000 Ya
batu
250.000 > 101.000 Ya
konstruksi
60.000 < 101.000 Tidak
produk kayu
500.000 > 101.000 ya
bahan bangunan
Total 1.010.000

Uji laba usaha

Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu
dilaporkan, nilai absolut laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan

15
10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha
yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan semua usaha yang merugi.

Laba Rugi operasi Nilai uji Perlukah


operasi segmen dilaporkan ?
(10% x 130.000)
segmen usaha
usaha
Produk beton dan 25.000 10.000 > 13.000 Ya
batu
55.000 > 13.000 Ya
konstruksi
50.000 < 13.000 Tidak
produk kayu
> 13.000 ya
bahan bangunan
Total 130.000 10.000

Uji pendapatan

Segmen produk kayu tidak memenuhi criteria 10% untuk semua jenis pengujian
penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sedangkan segmen yang perlu
dilaporkan adalah produk beton dan kayu, konstruksi, dan bahan bangunan. Selain
itu segmen yang perlu dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan
konsolidasi.

Pendapatan eksternal dari segmen produk beton dan kayu, konstruksi, dan bahan
bangunan adalah Rp 380.000 sedangkan nilai ujinya adalah Rp 315.000 didapat
dari Rp 420.000 x 75%. Karena Rp 380.000 lebih besar dari 75% Rp 420.000,
maka tidak ada tambahan segmen yang perlu dilaporkan.

16

Anda mungkin juga menyukai