Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AUDITING II

KASUS AUDIT PT HANSON INTERNATIONAL TBK

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD ABDUH IPAENIN

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Auditing II dengan judul
“ Kasus Audit PT Hanson International tbk “.

kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang Bagaimana pentingnya Mengatahui Kasus Audit Nasional maupun
International. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang.

Ambon, 9 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kecurangan PT Hanson International Tbk...................................................


2.2 Metode Analisa Crime.................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan adalah informasi tentang data keuangan dan aktivitas operasional yang
ada pada perusahaan sebagai instrumen penting untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang mempunyai kepentingan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2009). Perusahaan akan berusaha maksimal untuk menyiapkan laporan
keuangan secara sempurna, wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum
yang menggambarkan kondisi perusahaan dalam keadaan baik dan menguntungkan perusahaan.
Laporan keuangan yang sempurna sangat susah untuk dicapai oleh para manajemen. Hal tersebut
yang dapat menimbulkan kecurangan (fraud) dilakukan agar laporan keuangan menjadi
sempurna dan menarik investor maupun debitur. Perusahaan seringkali melakukan earning
management dengan berbagai cara agar dapat menarik perhatian investor dan debitur. Earning
management merupakan salah satu cara untuk melakukan financial statement fraud yang
bertujuan agar perusahaan mendapatkan citra positif. Menurut Scott (20011:423) dalam Agustia
(2013) manajemen laba merupakan keputusan dari manajemen untuk memilih kebijakan
akuntansi
PT Hanson International Tbk adalah salah satu perusahaan landbank properti terbesar di
Indonesia yang memiliki lebih dari 4.900 hektar lahan untuk dikembangkan di area Jakarta dan
sekitarnya. Hanson didirikan pada tahun 1971 sebagai perusahaan tekstil dan sejak saat itu
menjadi menjadi pemain di berbagai industri di Indonesia. Hanson mulai menggeluti bisnis
properti di tahun 2013 setelah mengakuisisi 3.000 hektar lahan. Sejak itu Hanson terus
berkembang menjadi perusahaan developer properti yang unggul dan menjadi salah satu
developer terbesar yang menyediakan rumah dengan harga kepemilikan yang terjangkau di
kalangan real-estate Indonesia. Hanson berkomitmen untuk membangun negeri melalui
pembangunan rumah yang berkelanjutan. Kami tidak hanya memastikan kualitas dan harga
rumah yang terjangkau, namun juga kami memastikan bahwa komunitas yang ada dapat
terbangun selaras dengan penyediaan fasilitas transportasi umum, pendidikan, kesehatan
danrekreasi secara terpadu. Tujuan kami adalah membangun perumahan yang
terjangkau dan nyaman bagi komunitas sehingga layak disebut sebagai "rumah".Didalam
penyajian laporan keuangan PT Hanson International Tbk. juga memerlukan jasa auditing
untuk menilai keabsahan isi laporan keuangan tersebut. Namun berikut ini adalah beberapa
contoh kasus mengenai kekeliruan tugas Kantor Akuntan Publik.
Analisa Metode Crime
1. Cook
2. Recipe
3. Intensif
4. Monitoring
5. End result

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah PT Hanson International benar melakukan kecurangan Laporan Keuangan ?
2.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apakah PT Hanson International Melakukan Kecurangan
2. Mengetahui Analisa Metode Crime pada kasus PT Hanson International tbk
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan mampu menambah pengetahuan serta wawasan penulis terhadap
masalah yang di tulis
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surjadi nilai tak teliti dalam penyajian laporan
keuangan PT Hanson International Tbk (MYRX). OJK menilai KAP ini melakukan
pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam mengaudit laporan keuangan tahun PT
Hanson International Tbk. (MYRX) untuk tahun buku 31 Desember 2016.Deputi
Komisioner Pengawas Pasar Modal I Djustini Septiana dalam suratnya mengatakan Sherly
Jokom dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan Surja terbukti melanggar
udang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik dari Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI).Sherly terbukti melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis. paragraf A
14 SPAP SA 200 dan Seksi 130 Kode Etik Profesi Akuntan Publik -Institut Akuntan
Publik Indonesia. OJK menilai KAP ini melakukan pelanggaran karena tak cermat dan
teliti dalam mengaudit laporan keuangan tahun PT Hanson International Tbk. (MYRX)
untuk tahun buku 31 Desember 2016.Kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak
profesional dalam pelaksanaan prosedur audit terkait apakah laporan keuangan tahunan
perusahaan milik Benny Tjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan
atau tidak atas fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan.Kesalahan
yang dimaksud OJK adalah adanya kesalahan penyajian (overstatement) dengan
nilai mencapai Rp 613 miliar karena adanya pengakuan pendapatan dengan metode akrual
penuh (full acrual method) atas transaksi dengannilai gross Rp732 miliar. Selain itu, dalam
laporan keuangan tersebut juga tak mengungkapkan adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(PPJB) atas kavling siap bangun (KASIBA) tertanggal 14 Juli 2019 yang dilakukan oleh Hanson
International sebagai penjual.

ANALISA CRIME
A.COOKS (siapa yang melakukan kecurangan)Dalam kasus ini pihak yang melakukan
kecurangan adalah dari pihak Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dan
juga PT Hanson International Tbk. , KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dinilai tidak teliti
dalam menyajikan laporan keuangan PT Hanson International Tbk (MYRX). yang melakukan
audit atas LKT PT Hanson Internasional Tbk per 31 Desember 2016 adalah Sherly Jokom
Sedangkan kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional dalam pelaksanaan
prosedur audit terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan milik Benny Tjokro
mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas fakta yang
diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan.
B.RECIPE ( Penilaian & Alokasi )
Selain akuntan publik Purwantono, Sungkoro & surja melakukan kesalahan dalam hal
pencatatan laporan keuangan, pihak akuntan PT Hanson International Tbk juga tidak mau
mengungkapkan adanya perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun . Dari hasil
penilaian kami Dari kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan
publik, integritas, objektifitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,
perilaku profesional, dan standar teknis, prinsip-prinsip etika akuntan yang dilanggar antara
lain :
1. Tanggung jawab profesi;Dimana seorang akuntan harus bertanggung jawab secara
professional terhadap semua kegiatan yang dilakukannya. Akuntan Internal PT
Hanson International Tbk. kurang bertanggung jawab karena dia tidak mau
mencantumkan adanya transaksi perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun .
Sehingga laporan keuangan yang dilaporkan bukan laporan posisi keuangan perusahaan
yang sebenarnya.
2. Kepentingan Publik ; Dimana akuntan harus bekerja demi kepentingan publik
atau mereka yang berhubungan dengan perusahaan seperti kreditur, investor, dan lain-
lain. Dalam kasus ini akuntan PT Hanson International Tbk. diduga tidak bekerja
demi kepentingan publik karena diduga tidak transparan dalam melaporkan transaksi
transaksi . Adanya kesalahan penyajian (overstatement) dengan nilai mencapai Rp
613 miliar karena adanya pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh (full
acrual method) atas transaksi dengan nilai gross Rp 732 miliar yang dilakukan
oleh PT. Hanson International Tbk . hal ini dapat merugikan investor karena
pihak investor tidak mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
3. Integritas; Dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang tinggi.
Dalam kasus ini akuntan PT Hanson International Tbk. tidak menjaga integritasnya,
karena diduga telah melakukan manipulasi laporan keuangan .
4. Objektifitas; Dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap independen atau
tidak memihak siapapun. Dalam kasus ini akuntan PT. Hanson International Tbk diduga
tidak obyektif karena diduga telah memanipulasi laporan keuangan sehingga
menyebabkan kesalahan laporan keuangan PT Hanson International Tbk.
5. Kompetensi dan kehati-hatianprofessional; Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta
mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan
profesionalnya pada tingkat yang diperlukan. Dalam kasus ini, akuntan Kantor
Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja tidak melaksanakan kehati-hatian
profesional sehingga terjadi kesalahan pencatatan .
6. Perilaku profesional;Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya. Dalam kasus ini pihak PT Hanson International Tbk tidak
koperatif dalam menyampaikan laporan sehingga menyebabkan akuntan KAP
Purwantono, Sungkoro & Surjakeliru dalam melakukan pencatatan laporan keuangan,
dan hal ini dapat mendiskreditkan (mencoreng nama baik) profesinya
C.INSENTIF ( Motivasi Melakukan Kecurangan )
PT Hanson International Tbk melakukan kecurangan agar laba yang dihasilkan sedikit dan juga
agar terbebas dari pajak atas perjanjian pengikatan jual beli kavling siap bangun.Juga dari
pihak Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja , yang tidak mengetahui secara
pasti kondisi PT Hanson International Tbk.
D.MONITORING ( Pengawasan)
Dikarenakan kurangnya teliti dalam pengawasan, PT Hanson Internasional terbukti
melakukan pelanggran karena tidak mengungkapkan perjanjian pengikatan jual beli kavling
siap bangun. Selain itu OJK juga menetapkan direktur utama PT Hanson Internasional
lantaran terbukti melakukan pelanggaran pasal 107 UUPM dan bertanggung jawab atas
kesalahan laporan keuangan tahunan. Selain itu Kantor Akuntan Publik Purwanto, Sungkono
dan Surja selaku yang melakukan audit LKT PT Hanson Internasional melakukan pelanggaran
pasal 66 UUPM jis. Jadi karena kurangnya pengawasan tersebut menjadikan PT
tersebut mengalami kesalahan-kesalahn atas laporan keuangan yang banyak salahnya.
E.END-RESULT (Hasil Akhir atau Sanksi)
Dengan memperhatikan pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak itu OJK menjatuhkan sankai
berupa denda kepada semua pihak itu. Berikut daftar dendanya.
1. PT Hanson International Tbk dikenakan:Sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 500
juta dan perintah tertulis untuk melakukan perbaikan dan penyajian kembali atas LKT PT
Hanson International Tbk per 31 Desember 2016 paling lambat 14 (empat belas) hari setelah
ditetapkannya surat sanksi.
2. Benny Tjokrosaputro (Pemilik Perusahaan PT Hanson International Tbk.)dikenakan sanksi
administratif berupa denda sebesar sebesarRp 5 miliar
3. Adnan Tabrani (Direktur PT Hanson International Tbk.) dikenakan sanksi administratif berupa
denda sebesar Rp 100 juta
4. Sherly Jokom (Auditor KAP Purwantono, Sungkoro & Surja) selaku Akuntan Publik yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan dikenakan sanksi administratif berupa Pembekuan STTD
selama 1 (satu) tahun terhitung setelah ditetapkannya surat sanksi.

Anda mungkin juga menyukai