Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KASUS

AUDITING
PT. HANSON
INTERNASIONAL
KELOMPOK 2

AGNES L I WA R AY A SAFRIL TA N I A

DIMAS EKA S AT R I A D I VA FA I Z I RIDHO


Pengertian Kecurangan (Fraud)
Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang
sengaja dilakukan dan akan menimbulkan
kerugian tanpa disadari oleh pihak yang
dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan
bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya
terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan
penyelewengan atau dorongan untuk
memanfaatkan kesempatan yang ada dan
adanya pembenaran (diterima secara umum)
terhadap tindakan tersebut (Putri 2012).
KLASIFIKASI KECURANGAN (FRAUD)
01
0
0 3 Kecurangan
Laporan Keuangan
0 2
1 02
Penyalahgunaan
KLASIFIKASI Aset
KECURANGAN
03
Korupsi
Pengertian Kecurangan Pada Laporan
Keuangan (Financial Statement Fraud)
Kecurangan pelaporan keuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan
dengan sengaja oleh perusahaan untuk mengecoh dan menyesatkan para
pengguna laporan keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan
menyajikan dan merekayasa nilai material dari laporan keuangan.
Analisis Kecurangan Laporan Keuangan
(Financial Statement Firaud Analysis)
Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan umumnya melibatkan 5 (lima) faktor yang saling berinteraksi
disingkat dengan CRIME yaitu sebagai berikut:

End-
Cooks Incentives
Result

Recipes Monitoring
ANALISIS KECURANGAN LAPORAN
KEUANGAN (LANJ.)
1. COOKS
Hampir semua fraud laporan keuangan terjadi dengan adanya partisipasi,
dorongan, persetujuan dan diketahui oleh tim manajemen puncak, termasuk CEO,
CFO, presiden, bendahara, dan controller. Individu lain yang biasanya terlibat
dengan penipuan laporan keuangan adalah controller, kepala operasi,
anggota board of director, wakil presiden senior lainnya, dan auditor internal dan
eksternal.

2. RECIPES
Kecurangan dapat dilaksanakan dengan bermacam cara yakni penjualan fiktif,
penangguhan pengakuan biaya hingga kecurangan dalam pembayaran hutang
atas pembelian yang tidak pernah dilakukan.
(LANJUTAN ANALISIS KECURANGAN
LK)
4.
3.
MONITORIN
INCENTIVES
Menjelaskan motivasi mengapa G kelola perusahaan yang
Tata
perusahaan melakukan kecurangan. menuntut kualitas yang tinggi
Beberapa motivasi dilakukannya terhadap pelaporan keuangan dan
kecurangan dalam laporan keuangan: tidak mentolerir adanya kesalahan
Mencapai tujuan perusahaan, ingin pada laporan keuangan merupakan
menunjukkan patuh terhadap syarat- mekanisme monitoring utama yang
syarat perjanjian kredit, adanya bonus proaktif dalam mencegah dan
kinerja, dalam rangka mencari mendeteksi kecurangan.
pembiayaan baru dan tax avoidance.
5. End-Result
Hasil akhir dari kecurangan dalam laporan keuangan sangatlah buruk bagi
korporasi, yakni berakhir pada kebangkrutan atau penurunan yang sangat drastis
atas harga saham. Manajemen puncak yang terlibat menderita konsekuensi
pribadi seperti: Kehilangan nilai dari saham kompensasinya, dipecat, dilarang
menjabat sebagai manajemen dalam perusahaan publik lainnya, dan denda uang
hingga dipenjara.

Cooks + Recipes + Incentives + Monitoring (lack of) = End result


CRIME
 

 
KASUS PT. HANSON
INTERNASIONAL
Pada tahun 2016 KAP Purwantono, Sungkoro & Surja dinilai
tak teliti dalam penyajian laporan keuangan PT Hanson
International Tbk (MYRX). OJK menilai KAP ini melakukan
pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam mengaudit laporan
keuangan tahun PT Hanson International Tbk (MYRX) untuk tahun
buku 31 Desember 2016.
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Djustini Septiana
dalam suratnya mengatakan Sherly Jokom dari Kantor Akuntan
Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro dan Surja terbukti melanggar
udang-undang pasar modal dan kode etik profesi akuntan publik
dari Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
(LANJUTAN KASUS)
Sherly terbukti melakukan pelanggaran Pasal 66 UUPM jis.
paragraf A 14 SPAP SA 200 dan Seksi 130 Kode Etik Profesi
Akuntan Publik - Institut Akuntan Publik Indonesia. OJK menilai
KAP ini melakukan pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam
mengaudit laporan keuangan tahun PT Hanson International Tbk
(MYRX) untuk tahun buku 31 Desember 2016.
Kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional
dalam pelaksanaan prosedur audit terkait apakah laporan
keuangan tahunan perusahaan milik Benny Tjokro mengandung
kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas
fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan
diterbitkan.
(LANJUTAN KASUS)
Kesalahan yang dimaksud OJK adalah adanya
kesalahan penyajian (overstatement) dengan nilai
mencapai Rp 613 miliar karena adanya pengakuan
pendapatan dengan metode akrual penuh (full acrual
method) atas transaksi dengan nilai gross Rp732 miliar.
Selain itu, dalam laporan keuangan tersebut juga tak
mengungkapkan adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli
(PPJB) atas kavling siap bangun (KASIBA) tertanggal 14
Juli 2019 yang dilakukan oleh Hanson International
sebagai penjual.
PEMBAHASAN
Analisis Cooks Analisa Monitoring

Analisa Recipe Analisa End-Result

Analisa Intensif Kesimpulan


Pembahasan 1
COOKS (Siapa Yang
Melakukan
Kecurangan?)
Dalam kasus ini pihak yang melakukan kecurangan adalah dari
pihak Kantor Akuntan Publik KAP Purwantono, Sungkoro & Surja
dan juga PT Hanson International Tbk., KAP Purwantono,
Sungkoro & Surja dinilai tidak teliti dalam menyajikan laporan
keuangan PT Hanson International Tbk (MYRX). Yang melakukan
audit atas LKT PT Hanson Internasional Tbk per 31 Desember 2016
adalah Sherly Jokom. Sedangkan kesalahan yang dilakukan
perusahaan adalah tak profesional dalam pelaksanaan prosedur
audit terkait apakah laporan keuangan tahunan perusahaan milik
Benny Tjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan
perubahan atau tidak atas fakta yang diketahui oleh auditor setelah
laporan keuangan diterbitkan..”
Pembahasan 2
RECIPE
(Penilaian dan Aksi)
Selain KAP Purwantono, Sungkoro & Surja melakukan
kesalahan dalam hal pemeriksaan laporan keuangan,
pihak akuntan PT Hanson International Tbk juga tidak
mau mengungkapkan adanya perjanjian pengikatan
jual beli kavling siap bangun. Dari hasil penilaian kami
kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab
profesi, kepentingan publik, integritas, objektifitas,
kompetensi dan kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis,
prinsip-prinsip etika akuntan yang dilanggar antara
lain:
PRINSIP-PRINSIP AKUNTAN
67 41
% %
Tanggung Kepentingan
Jawab Profesi Publik
Dimana Dimana akuntan harus
seorang akuntan bekerja demi
harus bertanggung kepentingan publik
jawab secara atau mereka yang
professional terhadap berhubungan dengan
semua kegiatan yang perusahaan seperti
dilakukannya. kreditur, investor, dan
lain-lain.
(LANJUTAN PRINSIP
AKUNTAN) Kompetensi &
Kehati-hatian
Integritas Profesional
Akuntan dituntut harus
Dimana akuntan melaksanakan jasa
harus bekerja dengan profesionalnya dengan
profesionalisme yang penuh kehati-hatian,
tinggi kompetensi & ketekunan juga
keterampilan pada tingkat
yang diperlukan
Perilaku
Objektivitas Profesional
Akuntan dituntut untuk
Dimana akuntan harus berperilaku konsisten
bertindak obyektif dan selaras dengan reputasi
bersikap independen profesi yang baik & menjauhi
tindakan yang dapat
merugikan
Pembahasan 3
Insentif (Motivasi
Melakukan
Kecurangan)
PT Hanson International Tbk melakukan
kecurangan agar laba yang dihasilkan
sedikit dan juga agar terbebas dari pajak
atas perjanjian pengikatan jual beli
kavling siap bangun. Juga dari pihak
Kantor Akuntan Publik Purwantono,
Sungkoro, & Surja yang tidak mengetahui
secara pasti kondisi PT Hanson
International Tbk.
Pembahasan 4
Monitoring
(Pengawasan)
Dikarenakan kurangnya ketelitian dalam pengawasan, PT Hanson International
terbukti melakukan pelanggaran karena tidak mengungkapkan perjanjian pengikatan
jual beli kavling siap bangun. Selain itu, OJK juga menetapkan direktur utama PT
Hanson International terbukti melakukan pelanggaran pasal 107 UUPM dan
bertanggung jawab atas kesalahan laporan keuangan tahunan. Disamping itu, Kantor
Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja selaku yang melakukan audit LKT PT
Hanson International melakukan pelanggaran pasal 66 UUPM Jis. Akibat kurangnya
pengawasan, menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kesalahan-kesalahan
atas laporan keuangannya.
Pembahasan 5
End Result (Hasil Akhir/Sanksi)
Dengan memperhatikan pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak itu OJK
menjatuhkan sanksi berupa denda kepada semua pihak itu. Berikut daftar
dendanya.
1. PT Hanson International Tbk dikenakan:
Sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 500 juta dan perintah tertulis
untuk melakukan perbaikan dan penyajian kembali atas LKT PT Hanson
International Tbk per 31 Desember 2016 paling lambat 14 (empat belas) hari
setelah ditetapkannya surat sanksi.
2. Benny Tjokrosaputro (Pemilik Perusahaan PT Hanson International Tbk.)
Dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar sebesar Rp.5M
3. Adnan Tabrani (Direktur PT Hanson International Tbk.)
Dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 100 juta
4. Sherly Jokom (Auditor KAP Purwantono, Sungkoro & Surja)
Dikenakan sanksi administratif berupa Pembekuan STTD selama 1 (satu)
tahun terhitung setelah ditetapkannya surat sanksi.
SESI TANYA
JAWAB
KESIMPULAN
Kecurangan (fraud) merupakan penipuan yang sengaja dilakukan dan
akan menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan
tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. The
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mengklasifikasikan
kecurangan dalam beberapa klasifikasi, yaitu Kecurangan Laporan
Keuangan (Financial Statement Fraud), Penyalahgunaan Aset (Asset
Misappropriation), dan Korupsi (Corruption).
Kecurangan pelaporan keuangan merupakan suatu
usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh perusahaan
untuk mengecoh dan menyesatkan para pengguna
laporan keuangan, terutama investor dan kreditor, dengan
menyajikan dan merekayasa nilai material dari laporan
keuangan. Kasus kecurangan dalam laporan keuangan
bisa dianalisis dengan lima faktor interaktif fraud yang
sering dikenal dengan singkatan CRIME (Cooks, Recipes,
Incentives, Monitoring (lack of), dan End result).

#%//?&%$^%&$
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai