Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

ANALISIS KASUS FRAUD PT. HANSON (2016)


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Auditing 1

Disusun oleh:

Nama : Ai Nenis Tri Isnita

NIM : 1702020010

Kelas : Akuntansi A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PERJUANGAN
TASIKMALAYA
2019
ANALISIS KASUS FRAUD PT. HANSON (2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi kepada PT Hanson


International Tbk (MYRX), Benny Tjokrosaputro, Adnan Tabrani, dan akuntan
Sherly Jokom. Otoritas Jasa Keuangan mengenakan sanksi administrasi dengan
nilai total RP. 5,6 miliar merupakan emiten yang bergerak di bidang property
akibat kesalahan penyajian laporan keuangan. Sanksi diberikan setelah OJK
merampungkan hasil pemeriksaan atas dugaan pelanggaran yang dilakukan
Hanson International. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I OJK Djustini
Septiana mengatakan, Benny Tjokrosaputro selaku direktur utama Hanson
International terbukti melakukan pelanggaran Pasal 107 Undang-Undang Pasar
Modal (UUPM) dan bertanggung jawab atas kesalahan penyajian Laporan
Keuangan Tahunan (LKT) Hanson International per 31 Desember 2016.
Kesalahan ini mengakibatkan LKT pada periode tersebut mengalami overstated 
dengan nilai material sejumlah Rp 613 miliar.  OJK juga menjatuhkan sanksi
kepada perseroan atas dua pelanggaran yang dinilai berlawanan dengan UU Pasar
Modal. Pertama, pengakuan pendapatan perseroan dengan metode aktual penuh
atas penjualan kavling siap bangun (Kasiba) dengan nilai gross sebesar Rp 732
miliar. Pendapatan tersebut dinilai bertentangan dengan Ketentuan Pasal 69
UUPM tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten.
Kemudian, Hanson International juga dinilai melanggar Pasal 69 UUPM huruf C,
karena perseroan tidak mengungkapkan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Kasiba di
Perumahan Serpong Kencana tertanggal 14 Juli 2016. Selanjutnya, OJK juga
menjatuhkan sanksi kepada Sherly Jokom selaku rekan Kantor Akuntan Publik
Purwantono, Sungkoro dan Surja karena tidak cermat dalam menggunakan
kemahiran profesionalisme terkait pelaksanaan prosedur audit. “Terbukti
melakukan pelanggaran pasal 66 UUPM jis paragraf A 14 Standar Profesional
Akuntan Publik Indonesia seksi 130 tentang Prinsip Kompetensi Serta SIkap
Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional,” ungkap Djustini dalam keterangan
resmi.
Sementara itu, dari hasil temuan tersebut, OJK memutuskan sanksi
administratif berupa denda sebesar Rp 500 juta kepada Hanson International.
Kemudian, secara individu kepada Benny, OJK menjatuhkan denda sebesar Rp 5
miliar. Selain Benny, Direktur Hanson International Adnan Tabrani juga didenda
sebesar Rp 100 juta karena bertanggung jawab atas LKT tahun 2016. Kemudian,
Sherly Jokom selaku rekan KAP Purwantono, Sungkoro dan Surja, turut disanksi
dalam bentuk pembekuan STTD selama satu tahun. Tenggat Waktu Menanggapi
sanksi tersebut,
ANALISIS DAN SARAN KASUS FRAUD PT. HANSON (2016)

PT. Hanson tidak teliti dalam menyusun laporan keuangan sehingga


terdapat kesalahan pelaporan keuangan dan tidak menggunakan standar akuntansi
aktivitas pengembangan real estat sesuai PSAK 44. PT. Hanson pun tidak
melakukan pengungkapan perjanjian pada saat melakukan transaksi jual beli
seharusnya perseroan mengungkapkan perjanjian jual beli supaya transaparan.

Lebih lanjut Benny Tjokrosaputro yang meneken perjanjian pengikatan


jual beli tidak menyampaikan represation letter kepada auditor sehingga
pendapatan perseroan pada tahun buku 2016 menjadi overstated. Seharusnya
Benny menyampaikan segala sesuatu yang berhubungan dengan transaksi yang
dilakukan dengan PT. Hanson.

Adnan Tabrani diberikan sanksi karena merupakan orang yang


bertanggung jawab dalam menyusun Laporan Keuangan Tahunan 2016,
seharusnya para manajemen keuangan teliti atas apa yang terjadi dalam
perusahaan yang menyangkut keuangan. Akuntan PT.Hanson seharusnya lebih
memeriksa apa yang dilaporkan agar laporan keuangan dapat diandalkan dalam
pengambilan keputusan atau pada saat pengauditan oleh auditor jangan berusaha
untuk menonjolkan informasi yang baik dengan tujuan meningkatkan nilai saham.
Dan peran seorang akuntan dalam melakukan penyusunan dan pelaporan
keuanganharus patuh pada kode etik.

Untuk proses audit, Sherly Jokom seharusnya lebih teliti dalam melakukan
tugas karena tugas suditoradalah memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang
berkenaan dengan masalah keuangan dari emiten. Agar dari laporan keuangan
yang diaudit dapatmemberikan informasi yang berguna bagi investor maupun
pengguna keuangan laporan keuangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai