Anda di halaman 1dari 13

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulis ...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Karakteristik Dan Lingkungannya Dalam Partai Politik Sebagai
Sebuah Entitas ..................................................................................................................3
2.2 Akuntabilitas Keuangan Partai Politik .......................................................................5
2.3 Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Lingkungan Partai Politik ................................6
2.4 Tinjauan Terhadap PSAK Nomor 45 dan kebutuhan standar akuntansi untuk
Partai Politik.....................................................................................................................7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................10
3.2 Saran ..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................11
ii

KATA PENGANTAR
Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “AKUNTANSI UNTUK ENTITAS PARTAI POLITIK & DANA KAMPANYE:
STUDI PARTAI POLITIK DI INDONESIA” tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”. Makalah ini berisikan
tentang pengertian partai politik sebagai sebuah entitas, akuntabilitas keuangan partai politik,
fungsi akuntansi dalam partai politik, serta tinjauan terhadap PSAK nomor 45 dan kebutuhan
standar akuntansi untuk partai politik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 31 Oktober 2019

KELOMPOK 5
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Modal dasar untuk menciptakan pemerintahan yang solid dan berwibawa dengan dengan
pengawasan efektif dari lembaga legislatif, adalah dengan mewujudkan demokrasi yang
berkredibilitas. Demokrasi berkredibilitas dibangun dengan cara menciptakan partai politik
yang sehat dan kredibel serta proses pemilihan umum yang diselenggarakan secara demokratis,
jujur, dan adil. Demokratis berkredibilitas ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya
transparansi dan mekanisme pertanggungjawaban yang jelas atas kegiatan pembiayaan polirik,
keuangan partai politik, sebagai suatu entitas yang menggunakan dana public yang besar, harus
transparan sehingga pertanggungjawaban yang keuangan merupakan hal yang tidak dapat
ditawar lagi. Transparansi pertanggungjawaban keuangan ini mensyaratkan adanya standar
akuntansi keuangan bagi partai politik, pedoman audit partai politik, dan adanya pedoman
peraturan, dan prosedur pelaporan dana kampanye pada kegiatan pemilihan umum bagi partai
politik (Hafid,2008).
Pertanggungjawaban keuangan yang transparan oleh partai politik merupakan bentuk
kepatuhan terhadap undang-undang partai politik dan undang-undang pemilu.Partai politik
harus mampu dan melaksanakan pertanggungjawaban terhadap seluruh sumber daya keuangan
yang digunakan kepada para konstituennya. Bentuk pertanggungjawaban pengelola keuangan
partai politik serta pemilu adalah penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta
pemilu) serta laporan keuangan (khusus untuk partai politik), yang harus diaudit Kantor
Akuntan Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses public.
Selain menekan potensi keuangan dalam penggalangan dana, standarisasi laporan
keuangan partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk menetapkan pilihan
secara cerdas dan rasional. Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi control atas partai
politik yang ada, warga Negara yang menggunakan hak pilihnya dapat mencermati derajat
sehat-tidaknya sebuah partai politik dari Laporan Keuangan Tahunan yang disampaikannya
secara terbuka kepada public.
Informasi menyangkut keuangan bias menjadi dasar penilaian kemampuan partai politik
untuk melangsungkan aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik secara
berkelanjutan (syaputra,2011a).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, karakteristik dan lingkungan partai politik?
2. Bagaimana akuntabilitas keuangan partai politik?
2

3. Apa peran dan fungsi akuntann dalam lingkungan partai politik?


4. Bagaimana tinjauan terhadap PSAK Nomor 45 dan apa kebutuhan standar
akuntansi untuk partai politik?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk agar pembaca dapat mengetahui apa
itu akuntansi untuk entitas partai politik & dana kampanye: studi partai politik di indonesia.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2 . 1 Pengertian, Karakteristik Dan Lingkungannya Dalam Partai Politik Sebagai


Sebuah Entitas
1) Pengertian
Pengertian Partai Politik disebutkan secara khusus dalam UU Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik, Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan
dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar
kesamaan kehendak dan cita – cita untuk memperjuangkan dan membela
kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa dan Negara serta memelihara
kebutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD
Tahun 1945.
Tujuan umum partai politik adalah sebagai berikut ( Bastian, 2007;Hafild,2008).
1. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam pembukaan UUD Tahun 1945.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Fungsi dan Peran Partai Politik
1) Partai Politik berfungsi untuk mengembangkan kesadaran atas hak dan
kewajiban politik rakyat. Partai Politik berperan sebagai sarana sosialisasi
politik masyarakat dalam rangka melakukan pendidikan politik bagi sakyat.
2) Partai Politik berfungsi menyalurkan kepentingan masyarakat dalam
pembuatan kebijakan N egara. Berperan sebagai sarana komunikasi yang mana
partai politik menyalurkan aneka ragam pendapat, aspirasi, dan kepentingan
masyarakat dalam pembuatan kebijakan Negara.
3) Partai Poliitik berfungsi untuk membina dan mempersiapkan anggota
masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan politik sesuai dengan mekanisme
demokrasi. Partai Politik merupakan juga sebagai sarana untuk melakukan
rekruitmen politik dengan mencari dan mengajak orang berbakat untuk turut
aktif dalam kegiatan politik dalam rangka memperluas partisipasi politik
masyarakat.
4

2) Karakteristik dan lingkungan partai politik


Karakteristik utama aktivitas politik yaitu:
 Memiliki faktor kekuasaan dan berperan dalam mewakili rakyat.
 Setiap keputusan yang dibuat oleh partai politik akan mermiliki dampak yang
sangat luas terhadap harkat hidup orang banyak. Dengan demikian partai
politik harus sangat berhati-hati dalam setiap gerak langkahnya dan harus
memastikan bahwa setiap tindakan yang dilakukan adalah demi masyarakat
banyak, bebas dari politik uang dan pengaruh kelompok kepentingan.
 Dalam pemilu tersebut partai politik memperjuangkan kepentingan baik
anggota, bangsa, dan negara.
Struktur Partai Politik
Organisasi Partai Politik yaitu membentuk:
1) Kepengurusan tingkat pusat yang di sebut dengan Dewan Pengurus Pusat
(DPP) yang berkedudukan di ibukota negara RI
2) Untuk tingkat provinsi disebut dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
yang berkedudukan di ibukota provinsi
3) Untuk kabupaten atau kota disebut dengan Dewan Pengurus Cabang (DPC)
4) Untuk tingkat kecamatan disebut dengan pengurus ranting
5) Untuk tingkat desa atau kelurahan disebut dengan anak ranting.
Seperti halnya dengan organisasi nirlaba, maka partai politik juga memiliki
mekanisme dalam keorganisasian yaitu :
1. Sekretariat yang ada di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
dan desa
2. Rapat-rapat yang diperlukan untuk mengambil keputusan dalam partai
3. Kegiatan pencarian dana melalui sumbangan-sumbangan pribadi dari para
anggotanya, sumbangan yang sah menurut hukum seperti dari perusahaan atau
kegiatan-kegiatan khusus yang dikoordinasi untuk pencarian dana.
4. Kegiatan kampanye antara lain perjalanan kampanye oleh calon legislatif atau
calon presiden, rapat akbar, iklan dimedia massa, pembuatan poster, pembuatan
bendera, dll
5. Kegiatan pendidikan politik dengan melakukan seminar, lokakarya, diskusi-
diskusi atau pelatihan untuk anggotanya
5

6. Kegiatan-kegiatan partai politik diluar kampanye banyak yang spontan


dilakukan, baik calon legislatif maupun calon presiden, anggota dan fungsionaris
di tingkat daerah.
7. Partai membentuk yayasan-yayasan untuk menyebarluaskan ideologi maupun
fungsionaris di tingkat daerah
8. Kekayaan partai dalam bentuk gedung, kantor, kendaraan, alat-alat kantor,dll
Sumber pendanaan partai politik berasal dari :
 Iuran anggota
 Sumbangan dari pihak lain yang sah menurut hukum
 Bantuan keuangan dari anggaran negara atau daerah
2 . 2 Akuntabilitas Keuangan Partai Politik
Pertanggungjawaban keuangan organisasi Partai Politik, sebagai suatu entitas yang
menggunakan dana publik yang besar, harus transparan sehingga pertanggungjawaban
keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi. Sebagai bentuk kepatuhan
terhadap Undang-undang Partai Politik dan UU Pemilu, seluruh sumber daya keuangan
yang digunakan harus dipertanggungjawabkan kepada para konstituennya.
Bentuk pertanggungjawaban pengelola keuangan partai politik serta pemilu adalah
penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta pemilu) serta Laporan
Keuangan (khusus untuk Partai Politik), yang harus diaudit Akuntan Publik, ke KPU
serta terbuka untuk diakses publik.
Selain menekan potensi kecurangan dalam penggalangan dana, standardisasi
laporan keuangan partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk
menetapkan pilihan secara cerdas dan rasional. Di luar kepentingan untuk menjalankan
fungsi kontrol atas Partai Politik yang ada, calon pemilih untuk Pemilu 2009 nanti bisa
mencermati derajat sehat-tidaknya Partai Politik dari Laporan Tahunan yang
disampaikannya secara terbuka ke publik.Pemilih seperti dihadapkan dengan
perusahaan yang dipercaya bisa membawa aspirasinya secara berkesinambungan
(Haryono Umar, 2003).
Informasi menyangkut keuangan bisa menjadi dasar penilaian kemampuan Partai
Politik untuk melangsungkan aktivitasnya dan memperjuangkan kepentingan politik
secara berkelanjutan.
6

Laporan Keuangan yang Dihasilkan


Laporan keuangan yang dibuat oleh Partai Politik adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan dana kampanye. Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai
Politik mengacu pada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang
akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
dan terdiri atas laporan berikut ini:
1) Laporan Posisi Keuangan.
2) Laporan Aktivitas.
3) Laporan Perubahan dalam Aktiva Neto/Ekuitas.
4) Laporan Arus Kas.
5) Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain mengacu pada PSAK No. 45, penyusunan laporan keuangan Partai Politik
juga terikat pada ketentuan yang terdapat dalam perundang-undangan RI mengenai
Partai Politik dan Pemilu, seperti UU No. 31 tahun 2002 tentang Partai Politik dan UU
No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu. Ketentuan teknis tentang pedoman penyusunan
laporan keuangan untuk Partai Politik terdapat dalam SK KPU No. 676 tahun 2003
tentang Tata Administrasi Keuangan dan Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik,
serta Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilihan Umum.
2 . 3 Peran dan Fungsi Akuntansi dalam Lingkungan Partai Politik
Peran dan Fungsi akuntansi dalam lingkungan partai politik dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu bagi pihak internal dan eksternal.
 Pihak Internal :
1. Ketua Partai Politik
Menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan, mengevaluasi
kemajuan yang dicapai dalam usaha memenuhi tujuan dan melakukan tindakan-
tindakan koreksi yang diperlukan.
2. Staf
Berkepentingan dengan informasi mengenai transparansi pelaporan kegaiatan
dan pelaporan keuangan partai politik. Selain itu juga informasi juga digunakan
untuk menilai kemampuan organisasinya dalam melaksanakan administrasi
keuangan di tingkat partai politik sebagai cermin akuntabilitas dan miniatur
pelaksanaan administrasi publik tingkat lokal atau nasional
3. Anggota
7

Adanya perbedaan staf dengan anggota yaitu:


 Staf: merupakan anggota partai politik yang ikut mengurusi operasionalisasi
partai politik; merupakan bagian dari struktur pengurus partai politik
 Anggota : orang yang menjadi bagian dan pendukung partai politik, tetapi
belum tentu masuk menjadi pengurus partai politik
 Staf sudah pasti menjadi anggota partai politik sementara anggota belum
tentu menjadi staf partai politik

 Pihak Eksternal :
1. Donatur
Berkepentingan dengan informasi mengenai keseriusan dan kreditabilitas partai
politik untuk menjalankan program pencerdasan masyarakat secara politik. Para
donatur juga ingin mengetahui laporan keuangan atas dana yang telah diberikan
untuk partai politik.
2. Supplier/Pemasok/Kreditur
Tertarik dengan informasi akuntasi yang memungkinkan untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dapat dibayar oleh partai politik pada saat jatuh
tempo
3. Konstituen/Basis Massa
Adanya laporan keuangan partai politik yang transparan dan akuntabel akan
mengundang simpati masyarakat dan akan dapat menepis isu miring bahwa partai
politik hanya aktif sewaktu pemilu dan setelah pemilu kembali melupakan rakyat
4. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
Berkepentingan untuk memeriksa (mengaudit) laporan pertanggungjawaban partai
politik atas penggunaan dana bantuan keuangan dari pemerintah (pusat dan daerah)
sebagai amanat dari PP Nomor 05 Tahun 2009 Pasal 14 ayat 2
5. Pemerintah (Pusat dan Daerah)
Berkepentingan untuk menerima laporan pertanggungjawaban partai politik yang
telah diaudit oleh BPK atas penggunaan dana bantuan keuangan dari APBN atau
APBD

2 . 4 Tinjauan Terhadap PSAK Nomor 45 dan kebutuhan standar akuntansi untuk


partai poltik
8

Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tujuannya tidak untuk mencari
laba namun untuk memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu perlakuan akuntansi untuk partai
politik serta laporan keuangannya mengacu pada PSAK Nomor 45 tentang Standar
Akuntansi untuk Entitas Nirlaba.
Laporan keuangan tersebut mencakup:
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Aktivitas
3. Laporan Perubahan dalam Aset Neto/Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Namun berdasarkan PP Nomor 05 Tahun 2009 partai politik diharuskan untuk
menyusun dan menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana
bantuan keuangan yang telah di audit oleh BPK, oleh sebab itu ada tiga pendapat yang
terkait dengan adanya peraturan tersebut antara lain:
1. Perlu adanya pedoman untuk pembuatan laporan keuangan atau pedoman audit
keuangan partai politik untuk melengkapi PSAK Nomor 45
2. Adanya modifikasi untuk PSAK Nomor 45
3. Perlu adanya standar laporan keuangan khusus untuk partai politik.
Berikut ini adalah perbedaaan karakteristik antara organisasi nirlaba dengan partai
politik:
Berikut ini adalah perbedaaan karakteristik antara organisasi nirlaba dengan partai politik:

Organisasi Niralaba Partai Politik


Undang- undang yayasan Undang-undang partai politik dan Undang-
Undang pemilu
Tidak ada batasan penyumbang Ada batasan untuk penyumbang
Tidak ada batasan maksimal jumlah Ada batasan maksimum jumlah sumbangan
sumbangan
Tidak ada kewajiban melaporkam daftar Daftar penyumbang wajib dilaporanksn
penyumbang (terutama individu)
Hasil kegiatan berupa jasa pelayanan untuk Hasil kegiatan berupa kekuasaan politik
kepentingan umum
9

Akuntabilitas berupa kegiatan sesuai dengan Akuntabilitas berupa bersih dari politik uang,
tujuan organisasi dan manajemen yang baik kepatuhan pada hukum dan posisi politik
sesuai dengan janji kepada rakyat
Kinerjanya dinilai dari rasio biaya terhadap Kinerjanya dinilai dari rasio biaya dan jumlah
kualitas jasa dan produk sosial yang dihasilkan sura yang didapatkan dalam pemilu
Kecuali untuk ormas pada umumnya organisas Merupakan organisasi publik sehingga
nirlaba bukan merupakan organisasi publik kebutuhan publik untuk menilai kinerja partai
sehingga kebutuhan publik untuk menilai politik lebih besar dibanding organisasi
kinerjanya lebih kecil dibanding partai politik nirlaba lainnya

Akuntansi yang dikhususkan untuk partai politik sangatlah diperlukan, terutama untuk
mencatat pos-pos seperti berikut ini :
1. Dana bantuan pemerintah
Dana bantuan pemerintah ini sepenuhnya berasal dari pemrintah sepenuhnya berlaku
sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (untuk mempertanggungjawabkan dan
penggunaan dana pemilu yang diterima melalui KPU). Karena sumber dana yang
diberikan dari pemerintah cukup besar perannya untuk partai politik, maka perlu adanya
penegasan bahwa prosedur anggaran dan perbendaharaan berlaku penuh dalam
pertanggungjawaban dan penggunaan dana trsebut.
2. Laporan parpol
Laporan parpol harus menyampaikan laporan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, hal ini juga berlaku untuk dana kampanye yang bersumber dari dana APBD
dan APBN melalui KPU. Laporan partai politik juga harus terperinci untuk apa saja
dana bantuan dari pemerintah itu apakah digunakan sesuai dengan kebutuhan parpol.
10

BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Partai politik adalah politik institusi politik yang berupa organisasi nonpemerintahan
yang didirikan untuk memperjuangkan hak dan kewajiban warga negara dalam rangka
mencapai kesejahteraan serta kedaulatan rakyat. Dalam Negara demokrasi,Partai
politik menyelenggarakan beberapa fungsi: Partai Politik Sebagai Komunikasi Politik
yaitu Menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat serta mengaturnya
sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat masyakat
menjadi berkurang;
Penyusunan Laporan keuangan tahunan Partai politik mengacu pada PSAK no.45
tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dan terdiri atas laporan berikut ini: Laporan Posisi Keuangan, Laporan
Aktivitas, Laporan Perubahan dalam aktiva Neto/Ekuitas, Laporan arus kas, Cacatan
atas laporan keuangan. Selain mengacu pada PSAK No.45,Penyusunan Laporan
keuangan Partai politik juga terikat pada ketentuan yang terdapat dalam perundang-
undangan RI mengenai Partai politik dan pemilu seperti UU No.31 Th.2002 tentang
partai politik dan UU No.12 th 2003 tentang pemilu.
3.2 SARAN
Berdasarkan PP Nomor 05 Tahun 2009 partai politik diharuskan untuk menyusun
dan menyerahkan laporan pertanggungjawaban atas penggunaan dana bantuan
keuangan yang telah di audit oleh BPK, kami menyarankan agar pemerintah
mempertimbangkan tiga pendapat di bawah ini
1. Perlu adanya pedoman untuk pembuatan laporan keuangan atau pedoman audit
keuangan partai politik untuk melengkapi PSAK Nomor 45
2. Adanya modifikasi untuk PSAK Nomor 45
3. Perlu adanya standar laporan keuangan khusus untuk partai politik.
11

DAFTAR PUSTAKA
https://keuanganlsm.com/akuntabilitas-partai-politik/
https://www.academia.edu/6642060/Kel_7_paper_asp

Anda mungkin juga menyukai