1. Mengadakan hubungan langsung atau tidak langsung dengan tersangka atau pihak lain
yang ada hubungannya dengan perkara tindak pidana korupsi yang ditangani komisi
pemberantasan korupsi dengan alasan apapun;
2. Menangani perkara tindak pidana korupsi yang pelakunya mempunyai hubungan
keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus keatas atau kebawah sampai derajat
ketiga dengan anggota komisi pemberantasan korupsi yang bersangkutan;
3. Menjabat komisaris atau direksi suatu perseroan, organ yayasan, pengawas atau pengurus
koperasi, dan jabatan profesi lainnya atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
jabatan tersebut.
Pengadilan Tipikor
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi(Pengadilan Tipikor) adalah pengadilan khusus yang
berada di peradilan umum. Pengadilan Tipikor berwewenang untuk memeriksa, mengadili, serta
memutuskan perkara tindak pidana korupsi. Hukum acara yang digunakan dalam pemeriksaan di
sidang Pengadilan Tipikor pada dasarnya dilakukan sesuai dengan hukum acara pidana yang
berlaku, kecuali ditentukan dalam UU. Kekhususan hukum acara tersebut antara lain, mengatur:
1. Penegasan pembagian tugas dan wewenang antara Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan
Tipikor
2. Mengenai komposisi, Majelis Hakim dalam pemeriksaan di sidang pengadilan baik pada
tingkat pertama, banding, maupun kasasi
3. Jangka waktu penyelesaian pemeriksaan perkara tipikor pada setiap tingkatan pemeriksaan
4. Alat bukti yang diajukan di dalam persidangan, termasuk alat bukti yang diperoleh dari hasil
penyadapan harus diperoleh secara sah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Adanya kepaniteraan khusus untuk Pengadilan Tipikor