Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 6

1. Yunita Tatto Pallin C 301 18 122


2. Febrianti Saleh Y.S C 301 18 126
3. Halimatu Sa’adiah C 301 18 127
4. Siti Masita C 301 18 130
5. Gabriela Febrylian C 301 18 144
6. Frilly Bunga Melani C 301 18 146
7. Fenny Fitria C 301 18 154
8. Ananda Aulia C 301 18 168

Pertemuan 2

Proses – Proses yang Terjadi Dalam Bisnis dan Kebutuhan


Informasi

A. Aktivitas – Aktivitas Bisnis dan Kebutuhan Informasi


Dalam mencapai tujuan organisasi, perusahaan melakukan aktivitas – aktivitas
bisnisnya. Aktivitas bisnis yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda, oleh
karena itu kebutuhan akan informasi masing-masing perusahaan juga berbeda-
beda pula. Karena informasi yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan berbeda,
maka desain penghasil informasi juga berbeda-beda.
Definisi Bisnis adalah untuk menciptakan hasil yang memiliki nilai (value)
untuk seseorang konsumen yang membutuhkan hasil tersebut.
Proses Bisnis merupakan sekumpulan kegiatan atau aktivitas untuk mencapai
tujuan yang diselesaikan baik secara berurut atau paralel, oleh manusia atau
sistem, baik di luar atau di dalam organisasi. Proses Bisnis merupakan
serangkaian aktivitas dan tugas yang saling terkait, terkoordinasi, dan terstruktur
yang dilakukan oleh orang, komputer atau mesin untuk membantu mencapai
tujuan.
Adapun beberapa karakter proses bisnis yang umum yaitu:
1. Definitif
Sebuah proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, dan output yang
jelas.
2. Urutan
Suatu proses bisnis harus terdiri dari kegiatan berurutan sesuai dengan waktu
dan ruang.
3. Pelanggan
Sebuah penerima harus memiliki hasil proses proses bisnis.
4. Nilai Tambah
Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah
kepada penerima.
5. Keterkaitan
Sebuah proses tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus terkait dalam suatu
struktur organisasi.
6. Fungsi Silang
Sebuah proses pada umumnya, meskipun tidak selalu, termasuk beberapa
fungsi.
Seringkali pemilik proses, orang yang bertanggung jawab atas kinerja dan
pengembangan yang berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai
karakteristik dari proses bisnis.
Adapun karakteristik proses bisnis yang lainnya yaitu:
1. Adanya proses owner, yaitu orang yang ditunjuk langsung oleh manajemen
untuk bertanggung jawab terhadap performansi proses agar efektif dan
efisien.
2. Batasan – batasan yang jelas akan proses bisnis yang ada.
3. Kejelasan hubungan internal dan pertanggung jawabannya.
4. Mengetahui tentang bagaimana langkah selanjutnya agar menjadi lebih
baik.
Fungsi proses bisnis diantaranya :
1. Membantu manajer dalam mengambil keputusan dalam menangani masalah
yang ada selama proses bisnis berlangsung
2. Membantu pelanggan untuk memprediksikan kapan proses bisnis dimulai
dan diakhiri ataupun berkelanjutan
3. Membantu para pekerja perusahaan agar mengerti proses apa yang menjadi
tugasnya dalam menjalankan proses bisnis
Ada tiga jenis proses bisnis
1. Proses manajemen, proses yang mengendalikan pengoperasian sistem.
Contohnya seperti Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yaitu suatu proses yang meliputi bisnis inti dan
menciptakan aliran nilai utama. Contohnya seperti proses pembelian,
manufaktur, iklan dan pemasaran, dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya seperti
akuntansi, perekrutan, pusat bantuan.
Berikut ini terdapat beberapa tahapan proses bisnis, terdiri atas:
1. Analisis Kegiatan Usaha
Dalam tahapan ini manajemen perusahaan bersama pemilik
perusahaan melakukan diskusi dan analisis tentang kegiatan usaha yang akan
dijalankan oleh perusahaan, misalnya usaha dibidang industri, perdagangan
atau jasa. Hal ini dilakukan agar manajemen mengetahui serta menentukan
proses bisnis yang akan digunakan oleh perusahaan.
2. Penentuan Proses Bisnis
Pada tahapan ini manajemen akan membuat atau menentukan bentuk
proses bisnis dari usaha yang telah dipilih oleh perusahaan tersebut, mulai
dari proses bisnis tentang jenis biaya-biaya yang dikeluarkan sampai dengan
proses bisnis memperoleh pendapatan atau penghasilan.
3. Pelaksanaan Proses Bisnis
Tidak kalah pentingnya dari penentuan proses bisnis dari perusahaan
adalah pelaksanaan proses bisnis itu sendiri, karena sebagus apapapun suatu
proses bisnis tetapi tidak dilaksanakan tidak akan bermanfaat bagi
perusahaan. Sehingga sangat penting bagi setiap bagian atau divisi dan
karyawan perusahaan untuk menjalankan dengan benar seluruh proses bisnis
yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan.
4. Evaluasi Proses Bisnis
Untuk mengetahui apakah suatu proses bisnis telah dijalankan oleh
semua karyawan bagian atau divisi dari perusahaan dan apakah proses bisnis
tersebut telah memberikan manfaat bagi perusahaan, maka diperlukan suatu
evaluasi dari pelaksanaan proses bisnis tersebut. Suatu evaluasi dapat
dilakukan setiap bulan, setiap tiga bulan, setiap enam bulan atau setiap
tahun, tergantung kebijakan manajemen perusahaan. Akan tetapi suatu
evaluasi akan lebih efektif apabila dilakukan setiap bulan. Dengan seringnya
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan proses bisnis, maka akan
diperoleh suatu proses bisnis yang paling memberikan manfaat bagi
perusahaan.
Bisnis dapat lebih bersaing dan menghasilkan profit lebih banyak, kenaikan
produktifitas, menyediakan tingkat pelayanan konsumen yang lebih tinggi,
memperoleh fleksibilitas lebih besar dalam penggunaan sumber daya, termasuk
staf, merespon lebih cepat pada pelu teknologi yang lebih baru tanpa hambatan.
Siklus dasar transaksi bisnis:
1. The revenue cycle (Siklus Pendapatan)
Siklus pendapatan mencakup kegiatan penjualan dan penerimaan
dalam bentuk uang tunai
2. The expenditure cycle (Siklus Pengeluaran)
Siklus pengeluaran mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran
dalam bentuk uang tunai
3. The human resources/payroll cycle (Sumber Daya Manusia/Siklus
Penggajian)
Siklus penggajian sumber daya manusia mencakup kegiatan
emngontrak dan menggaji pegawai
4. The production cycle (Siklus Produksi)
Siklus produksi mencakup kegiatan mengubah bahan mentah dan
buruh menjadi produk jadi
5. The financing cycle (Siklus Pembiayaan)
Siklus keuangan mencakup kegiatan untuk mendapatkan dana dari
investor dan kreditor dan membayar mereka kembali.

B. Pemrosesan Transaksi - Dokumen & Prosedur


Pemrosesan data (data processing cycle) terdiri dari:
1. Input Data
Input data adalah pelaksanaan beberapa aktivitas bisnis. Input data
perusahaan kebanyakan menggunakan Dokumen sumber (Source Document)
untuk mengumpulkan data awal tentang aktivitas bisnis dan kemudian
memindah data tersebut kekomputer. Sekarang, sebagian besar data aktivitas
bisnis langsung dicatat oleh komputer melalui tampilan untuk entry data
(Computer data entry screen).
Berikut 3 sisi tiap aktivitas  bisnis yang harus dikumpulkan yaitu :
a. Kegiatan yang menjadi perhatian
b. Sumber daya-sumber daya yang dipengaruhi oleh setiap kegiatan
c. Pelaku yang terlibat dalam kegiatan
Hal yang dilakukan selanjutnya setelah penginputan data dilakukan
proses pembaharuan (updating) informasi. Terdapat 2 cara yaitu:
a. Batch processing adalah Update secara periodik dari data yang disimpan
tentang sumber daya dan pelaku yang terlibat.
b. On-line, real-time processing adalah Update secara langsung setelah
terjadinya transaksi.
2. Penyimpanan Data
Saat data tentang aktivitas bisnis sudah dikumpulkan, langkah
berikutnya biasanya melibatkan proses pembaruan informasi yang sudah
disimpan sebelumnya tentang sumber daya yang dipengaruhi oleh kegiatan
tersebut dan para pelaku yang terlibat di dalam aktivitas tersebut.
File yang digunakan untuk menyimpan informasi kumulatif tentang
sumber daya dan pelaku kegiatan disebut file ledger.
a. Buku besar – rekapitulasi data untuk setiap akun aktiva, kewajiban
ekuitas, pendapatan dan biaya organisasi.
b. Buku pembantu – mencatat data rinci untuk akun buku besar yang
memiliki banyak sub akun yang terpisah.
c. Akun pengendali – akun buku besar yang sesuai dengan buku pembantu.
d. Daftar akun – daftar akun – akun dalam buku besar yang digunakan
dalam organisasi.
e. Struktur daftar akun – adalah salah satu dari aspek – aspek terpenting
sistem informasi akuntansi, karena dapat mempengaruhi persiapan
laporan keuangan.
3. Output Informasi
Jenis keluaran yang dihasilkan dari proses transaksi, antara lain
Laporan keuangan, Laporan Operasional, Dokumen Pengiriman, faktur, dan
Neraca Saldo

C. Penyediakan Informasi Untuk Pengambilan Keputusan


Salah satu fungsi sistem informasi akuntansi yaitu menyediakan informasi bai
pihak manajemen untuk pengambilan keputusan.
Informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam 2
kategori yaitu:
1. Laporan Keuangan
Adapun informasi yang tersedia dalam laporan keuangan yaitu:
a. Menyiapkan neraca saldo, membuat dan menyesuaikan entri
b. Menyiapkan neraca saldo disesuaikan, yang menghasilkan laporan laba
rugi perusahaan
c. Membuat entri penutupan, menghasilkan neraca
d. Menyiapkan laporan arus kas
2. Laporan Manajerial
Laporan manajerial adalah sejenis laporan yang berkaitan dengan
urusan tertentu dalam lingkungan suatu perusahaan atau organisasi formal
yang dibuat untuk keperluan pimpinan organisasi untuk membuat keputusan
dan selanjutnya melakukan tindakan.
Sistem informasi akuntansi merupakan suatu organisasi yang harus
dapat menyediakan informasi operasional terinci tentang kinerja organisasi.
Terdapat 2 jenis laporan manajerial yang penting yaitu:
a. Budget (Laporan Anggaran)
Laporan anggaran merupakan laporan yang sistematis dan terperinci
tentang realisasipelaksanaan anggaran beserta analisis beserta
evaluasinya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
Laporan anggaran tercantum dalam catatan akuntansi yang menunjukan
analisa perbandingan antara angka – angka yang tercantum dalam
budget dengan angka – angka realisasi pelaksanaannya.
b. Performance Report (Laporan Kinerja)
Laporan kinerja merupakan laporan yang umumnya disajikan setiap
bulan dan mengikuti bentuk yang sudah distandarisasi yang dirancang
secara khusus untuk mempermudah manajemen melakukan
pengendalian intern.
Contoh Sistem Informasi Akuntansi sebagai pusat informasi perusahaan:
1. Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk
baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta
laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan
produk baru tersebut
2. Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan
yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh
diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA
untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari
keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem
bisnis modern yaitu:
1. Pentingnya komunikasi antar departemen yang mengarah untuk tercapainya
suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu
departemen lainnya untuk mengambil keputusan.

D. Peran dan Fungsi Pengendalian Internal


Sistem informasi akuntansi sebagai sistem yang terbuka dan tidak bisa
dijamin sebagai suatu sistem yang bebas dari kesalahan maupun kecurangan.
Sistem Pengendalian Internal adalah Suatu perencanaan yang meliputi
struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta
milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian
internal yaitu:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian internal yang baik merupakan cara bagi suatu sistem untuk
melindungi diri dari tindakan – tindakan yang merugikan. Artinya pengendalian
internal hanya dibatasi pada kegiatan pengecekan dan penjumlahan.
Pengendalian internal dibuat untuk mencegah terjadinya inefesiensi yang
tujuannya adalah menjaga asset perusahaan dan memeriksa keakuratan data
akuntansi.
1. Fungsi pengendalian internal
Fungsi pengendalian internal terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Pengendalian untuk pencegahan
Prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk mencegah timbulnya suatu
masalah. Misalnya adanya pemisahan tugas, pembagian wewenang dan
tanggung jawab, mengendalikan akses fisik atas asset, fasilitas dan
informasi.
b. Pengendalian untuk pemeriksaan
Prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk mengungkapkan adanya
masalah atau penyimpangan. Misalnya pemeriksaan salinan atas
perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap
bulan.
c. Pengendalian korektif
Prosedur dan kebijakan yang dibuat untuk memecahkan masalah atau
penyimpangan yang terjadi dapat ditemukan oleh pengendalian
pemeriksaan. Misalnya prosedur yang dibuat untuk identifikasi
penyebab masalah, perbaikan kesalahan dan mengubah sistem agar
masalah dimasa yang akan datang dapat diminimalisasi.
2. Peran pengendalian internal
Peran penting siste pengendalian internal dalam perusahaan yaitu:
a. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan
keberhasilan kegiatan organisasi.
b. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan
keterbatasan personil, serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kesalahan dan kecurangan.
c. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan
audit yang akan diterapkan.
3. Tujuan pengendalian internal sistem informasi akuntansi
Pengendalian internal SIA merupakan bagian integral dari sistem
informasi akuntansi yang merupakan suatu proses yang dijalankan untuk
dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam perusahaan. Adapun
kriteria dari pengendalian internal yaitu :
a. Keandalan  pelaporan keuangan.
b. Efektivitas dan efisiensi operasi.
c. Keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan menetapkan dan menerapkan pengendalian internal, Maka
perusahaan mampu mencapai tujuan dan meminimalkan resiko. Sebagai
hasil dari ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem informasi
akuntansi adalah dihasilkannya akuntansi yang berkualitas dan dapat diaudit.
Sistem pengendalian internal adalah suatu perencanaan yang meliputi
struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan
yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujun menjaga keamanan harta
milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhi kebijakan
manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan pengendalian
internal SIA yaitu:
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
c. Mendorong efisiensi.

E. Hubungan Sistem Pengendalian Internal dengan Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh suatu
perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi
akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam suatu sistem
informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya
sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam
melakukan pengendalian internal, karena informasi yang dihasilkannya akan
dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
aktivitas perusahaan.
Mengingat begitu pentingnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam
suatu perusahaan, maka tidak dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau suatu
perusahaan tidak memiliki sistem informasi akuntansi yang memadai.
Perusahaan tersebut mungkin tidak dapat memproses transaksinya secara jelas,
terinci dan terstruktur. Kemudian perusahaan tersebut mungkin tidak akan
memperoleh informasi yang relevan dan dapat dipercaya yang diperlukannya
untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan yang menyangkut aktivitas
dan kelangsungan hidup perusahaan.
Selanjutnya karena sistem informasi akuntansi didalamnya mengandung unsur
- unsur pengendalian, maka perusahaan mungkin tidak dapat menjalankan
pengendalian-pengendalian yang diterapkannya dengan baik. Karena
pengendalian tidak dijalankan dengan baik, tidak menutup kemungkinan
terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan-kecurangan yang
dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja. Jika penyimpangan dan kecurangan
sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan terancam keselamatannya
dan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai