Anda di halaman 1dari 24

UNIVERSITAS PATTIMURA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROPOSAL

EVALUASI AKUNTABILITAS PENGELOLAAN DANA DESA DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(STUDI KASUS DI DESA ABUBU KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH)

PROVINSI MALUKU TAHUN 2017-2019

DIAJUKAN OLEH :

VELIA N PEILOUW

2018-30-426

AMBON

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu pemerintahan terdapat lingkup terkecil yaitu pemerintahan

desa. Walaupun demikian, pemerintahan desa mempunyai peran yang cukup

penting dalam membangun desa. Apabila pembangunan di setiap desa bisa

terlaksana dengan baik, sehingga tujuan dari pemerintah pusat dalam

pembangunan yang adil dan pemerataan kesejateraan bisa terwujud. Dalam

penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan pengelolaan dana desa di desa

Abubu sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Tahun 2018 Nomor 20 mengenai

pengelolaan keuangan desa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem

pertanggungjawaban kepala desa dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya,

maka laporan pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja harus dibuat

dengan aturan yang telah ditetapkan, sehingga dapat mengetahui

pertanggungjawaban yang selama ini dilakukan pemerintah desa.

Desa Abubu ini merupakan desa adat atau desa administratif, berdasarkan

Peraturan Bupati Maluku Tengah Tahun 2018 Nomor 18 mengenai petunjuk

teknis penggunaan dana negeri/negeri administratif menyatakan bahwa negeri

administratif ialah kesatuan masyarakat hukum di luar genealogis, yang

mempunyai wewenang melaksanakan urusan pemerintah negeri/negeri

administratif yang diatur undang-undang.

Pendapat lainnya mengenai desa atau desa adat menurut David wijaya

(2018) bahwa “Desa dan desa adat juga mendapatkan perlakuan yang sama dari

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dimana desa ataupun desa adat
mempunyai fungsi pemerintahan, keuangan desa, pembangunan desa, serta

mendapatkan fasilitas dan pembinaan dari pemerintah kabupaten.”1

Pada dasarnya dana desa ialah dana yang sumbernya dari APBN untuk

desa, di Maluku dana desa lebih dikenal dengan sebutan Dana Negeri. Dalam

pengelolaan keuangan desa yang dimaksud untuk mendukung dan menjalankan

program kerja pemerintah yang sudah direncanakan sesuai Permendes PDTT

tahun 2019 no 17 mengenai Pedoman umum pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa diterbitkan untuk pembangunan desa. Dalam pembangunan desa,

pemerintah desa mempunyai rencana keuangan tahunan yang disebut dengan

APBDesa. Alokasi dana dari pemerintah untuk desa wajib digunakan secara

transparan, efektif, efisien, tertib dan taat pada aturan yang belaku serta

memprioritaskan kepentingan masyarakat desa.

Fenomena yang terjadi saat ini bahwa 114 desa di Maluku bermasalah

dengan dana desa, 25 kades masuk penjara, pengelolaan dana desa di Maluku

banyak yang bermasalah, bahkan puluhan kepala desa di Maluku telah masuk

penjara karena menyalahgunakan dana yang bersumber dari APBN tersebut.

Gubernur Maluku, Murad Ismail mengatakan, dari sebanyak 1.198 desa di

Maluku yang mendapat kucuran dana desa, sebanyak 114 desa tak mampu

mengelola anggaran tersebut dengan baik sehingga pengelolaan dana desanya

bermasalah. Ada 114 desa yang tersangkut masalah dana desa dan 25 kepala desa

sudah dipenjara karena menyalahgunakan dana desa. Gubernur Maluku

menuturkan, selain banyak desa yang bermasalah dalam pengelolaan dana

tersebut, penyerapan dana desa di Maluku juga sangat rendah. Banyaknya desa di

Maluku yang bermasalah dengan dana desa dan pentingnya laporan realisasi

pertanggungjawaban DD khususnya Desa Abubu, menjadi motivasi bagi penulis

untuk meneliti tentang “Evaluasi akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam


upaya meningkat pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat di desa

Abubu”.

1
David Wijaya, Akuntansi Desa (Yogyakarta: Gava Media, 2018). Hal.45.

B. Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang penelitian di atas, sehingga bisa dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam upaya

meningkatkan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat di desa

Abubu.

2. Apakah pelaksanaan terhadap pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di

desa Abubu sesuai dengan Permendes PDTT?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai latar belakang, rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian yang

telah dikemukakan, sehingga tujuan penelitian ini yaitu untuk:

1. Mengetahui struktur akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam upaya

meningkatkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di desa Abubu.

2. Mengetahui pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat sudah

sesuai Permendes PDTT.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Masyarakat Desa Abubu

Diharapkan hasil dari penelitian ini bisa sebagai masukan dan pertimbangan

ketika merancang kebijakan dan peraturan mengenai batas waktu

penyampaian laporan realisasi pertanggungjawaban dana desa.

2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai informasi mengenai struktur

akuntabilitas pengelolaan dana desa dalam upaya meningkatkan pembangunan

desa dan pemberdayaan masyarakat desa di desa Abubu, agar pemerintah

lebih mengetahui gamabaran tentang kondisi di desa Abubu.


BAB II

URAIAN

TEORITIS

A. Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory pertama kali diperkenalkan Jensen and Meckling (1976)

yang mengemukakan “teori keagenan adalah sebuah kontrak yang melibatkan

satu atau lebih orang yaitu antara manajer (agents) dan pemilik (principals).”

Supaya hubungan kontraktual tersebut bisa berjalan lancar, pemilik akan

mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada (agents). Selanjutnya

Jensen and Meckling menyatakan “hubungan keagenan adalah suatu kontrak

dimana satu atau beberapa orang (principals) memperkerjakan pihak lain yaitu

(agents) untuk melaksanakan sejumlah kegiatan atas nama (principals) dalam

kapasitasnya sebagai pengambilan keputusan (Jensen dan Meckling 1976).”2

B. Pengertian Desa dan Desa Adat

Desa dan desa adat merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas wilayah yang berwenang mengurus dan mengatur urusan

pemerintah, dan mengutamakan kepentingan masyarakat, hak tradisional, dan hak

asal usul yang diterima dan dihormati di sistem pemerintahan Indonesia.

C. Pengelolaan Dana Desa

Menurut David Wijaya (2017:45): “Siklus pengelolaan keuangan desa

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban dengan periodisasi satu tahun anggaran, terhitung mulai tanggal

1 Januari samapai dengan 31 Desember.”3


2
Jensen, Meckling “ Theory Of The Firm : Managerial Behavior Agency Costs And Ownership
Structure ”, Journal Of Financial Ekonomics 3, 1976, Hal.308.

3 David Wijaya, Akuntansi Desa (Yogyakarta: Gava Media,2018), Hal.45.


D. Pembangunan Desa

Berdasarkan Perbup Maluku Tengah Tahun 2017 No. 34 pasal 16 “dana desa

untuk membiayai pembangunan negeri yang ditujukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat negeri, meningkatkan kualitas hidup manusia, serta

penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan dana negeri.” Dalam

menyusun perencanaan pembangunan desa, sesuai kewenangan pemerintah desa

mengacu rencana pembangunan kabupaten/kota.

E. Pemberdayaan Masyarakat

Sesuai Peraturan Bupati Maluku Tengah Tahun 2017 Nomor 34 pasal 18 dana negeri

dilakukan untuk pembiayaan kegiatan dan program di bidang pemberdayaan

masyarakat negeri yang ditujukan peningkatan kapabilitas dan kapasitas negeri,

melalui pendayagunaan sumber daya secara mandiri, sehingga negeri dapat

menghidupi dirinya secara mandiri.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini ialah pengelolaan dana desa, pembangunan

desa, serta pemberdayaan masyarakat. Berikut ini adalah beberapa definisi

operasional yang penulis gunakan dalam penelitian ini:

1. Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi

perencanaa, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban

keuangan desa.

2. Pembangunan Desa

Pembangunan desa merupakan upaya pemerintah dalam peningkatan

kualitas hidup masyarakat desa, dan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan

kehidupan masyarakat desa.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat desa merupakan upaya pemerintah dalam

mengembangkan kesejahteraan rakyat dan memandirikan rakyat

B. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Jenis data

Jenis data penelitian ini ialah data primer dan sekunder yang

dijelaskan di bawah ini:

a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari objek penelitian

yaitu pemerintah desa Abubu. Kemudian, data yang didapatkan dilakukan

pengolahan mendalam.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari teknik

pengumpulan data yang digunakan untuk menunjang maupun

mendukung data primer . Adapun data sekunder yang penulis gunakan

yakni:

(1) Dokumentasi

(2) Studi kepustakaan

(3) Peraturan perundang-undangan

A. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Model Miles dan Huberman


Miles & Huberman (1984), mengungkapkan bahwa “dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas.” Dalam aktivitas analisis data, yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification sebagai berikut:

a. Data collection/ Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data dengan metode penelitian kualitatif penulis

menggunakan teknik pengamatan langsung dan dokumentasi.

b. Data reduction/ Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum data yang sudah ada dan memilih

hal-hal yang inti, serta mengutamakan hal-hal yang penting dalam

penelitian.

c. Data display/Penyajian data


Penyajian data dapat dilakukan berbentuk bagan dan bentuk uraian singkat.

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Sejarah Desa Abubu

Penelitian ini dilaksanakan di desa Abubu kecamatan Nusalaut

kabupaten Maluku Tengah provinsi Maluku. Negeri Abubu sama dengan

Kakerisa Amapatty, negeri Abubu pada mulanya berasal dari dua negeri

lama di dua pengunungan yaitu haulialo dan henaheru. Negeri abubu

mempunyai delapan soa, di pengunungan haulialo berdiam satu kapitan

yakni kapitan Tabiwakan dari mata rumah Tiahahu dan tiga soa yakni

Hulaputti, Rumalaul, dan Salamaha. Di pengunungan Henaheru berdiam

satu Kapitan yakni Kapitan Sahusala dari mata rumah Lekahena dan lima

soa yakni Sohala, Lousoa, Leasiwal, Leurima dan Penjami.

2. Kondisi Geografis Desa Abubu

Desa Abubu berada di kecamatan Nusalaut kabupaten Maluku

Tengah provinsi Maluku, desa Abubu memiliki luas lahan permukiman

sebesar 14,0 Ha, dengan curah hujan 2500mm dan suhu 25-27 yang

berbatasan dengan beberapa desa.

3. Kependudukan

Berdasarkan data yang didapatkan dari profil desa Abubu, jumlah

penduduk desa sebanyak 653 jiwa, yang terdiri dari 330 laki-laki dan 323

perempuan. Penduduk desa Abubu mayoritas agamanya adalah Kristen


protestan.

4. Struktur Aparatur Desa Abubu

Gambar IV-1 merupakan struktur aparatur pemerintahan di desa

Abubu:

ANGGOTA SANIRI
GAMBAR IV-1 STRUKTUR APARATUR DESA ABUBU
KEPALA PEMERINTAH
KETUA SANIRI

SEKRETARIS BENDAHARA
WAKIL KETUA SANIRI

KEPALA SOA ASAL SOA SEKRETARIS

Dalam pengelolaan keuangan desa, kepala desa merupakan pemegang

kekuasan pengelolaan keuangan desa. Dalam mengawasi kinerja perangkat desa,

pemerintah menempatkan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang biasa

disebut dengan sebutan saniri negeri.

B. Analisis dan Pembahasan Data

Dana desa ialah dana yang sumbernya dari APBN yang diperuntukan bagi desa

yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat serta

pembinaan kemasyarakatan. Pengelola dana desa meliputi perencanaa, pelaksanaan,

penatausahan, pelaporan, serta pertanggungjawaban. Maluku Tengah berdasarkan tahun

anggaran. Pengelolaan dana Negeri dan Negeri administratif dikelola secara tertib,

akuntabel, transparan dan bertanggung jawab dan merupakan bagian dari pengelolaan

keuangan negeri dan negeri administratif dengan mangacu pada Permendagri Tahun
2018 No 20 mengenai Pengelolaan Keuangan Desa dan Perbup Tahun 2015 No 35

tentang Pedoman Pengadaan barang atau jasa di Negeri dan Negeri Administratif dalam

wilayah Kab. Maluku Tengah.

Berikut ini tabel IV-2 adalah jumlah alokasi dana untuk bidang

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat tahun anggaran 2017-2019

sebagai berikut:

TABEL IV-2

JUMLAH ALOKASI DANA DESA UNTUK BIDANG PEMBANGUNAN DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017-2019

Tahun Pembangunan Desa Pemberdayaan Masyarakat

2017 Rp. 626.155.634,00 Rp. 352.497.072,00


2018 Rp. 711.007.152,00 Rp. 326.787.383,00
2019 Rp. 273.007.000,00 Rp. 186.600.500,00

Berdasarkan tabel IV-2 desa abubu memiliki dana yang dialokasikan

untuk bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, dalam penelitian ini

memfokuskan ke dua bidang diatas karena berdasarkan Permendes PDTT bidang

yang diprioritaskan ialah bidang pembangunan desa dan bidang pemberdayaan

masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tengah tentang tata cara

pembagian dan penetapan rincian dana negeri/negeri administratif di kabupaten

Maluku Tengah, rincian dana desa dapat dilihat dalam tabel IV-3 di bawah ini:

TABEL IV-3

JUMLAH PENDAPATAN DESA ABUBU TAHUN 2017-2019

Tahun Jumlah Dana Desa Jumlah Alokasi Jumlah Pendapatan SILPA


Dana Desa
2017 Rp.759.480.149,00 Rp.487.050.128,00 Rp.1.246.530.277,00 Rp.271.918.326,00
2018 Rp.678.805.000,00 Rp.447.652.000,00 Rp.1.398.375.326,00 -
2019 Rp.763.826.000,00 Rp.484.035.000,00 Rp.1.247.861.000,00 -
Sumber : Peraturan Bupati Maluku Tengah

Desa Abubu pada Tahun 2017 mempunyai pendapatan sebesar

Rp.1.246.530.277,00 (satu milyar dua ratus empat puluh enam lima ratus tiga puluh

ribu dua ratus tujuh puluh tujuh rupiah) yang dipakai hanya Rp. 974.613.562,00

(sembilan ratus tujuh puluh empat juta enam ratus tiga belas ribu lima ratus enam

puluh dua rupiah) atau sama dengan 78,1% yang terdiri dari dana desa (DD) dan

alokasi dana desa (ADD). Dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat dana yang digunakan juga diambil dari dana desa dan alokasi dana desa.

Desa Abubu pada Tahun 2017 mendapatkan DD sebesar Rp. 759.480.149,00

(tujuh ratus lima puluh sembilan juta empat ratus delapan puluh ribu setarus empat

puluh sembilan rupiah) dan ADD sebesar Rp. 487.050.128,00 (empat ratus delapan

puluh tujuh juta lima puluh ribu serratus dua puluh delapan rupiah) pemakaian dana

desa sebesar Rp.594.973.460,00 (lima ratus Sembilan puluh empat juta sembilan

ratus tujuh puluh tiga juta empat ratus enam puluh rupiah) dana yang digunakan

dalam bidang pembangunan di Desa Abubu sebesar Rp.626.155.630,00 dan untuk

bidang pemberdayaan masyarakat sebesar Rp.352.497.060,00 (tigas ratus lima puluh

dua juta empat ratus sembilan puluh tujuh ribu enam puluh rupiah) dalam bidang

pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat dana yang digunakan tidak

seluruhnya yang diambil dari dana desa tetapi juga alokasi dana desa.

Tingkat realisasi khususnya dana desa pada tahun 2017 sebesar 78,3% dan

yang tidak dipakai yaitu 21,7% atau sisa dari dana desa sebesar Rp.164.506.689,00

(seratus enam puluh empat juta lima ratus enam ribu enam ratus delapan puluh

sembilan rupiah) ditambah dengan ADD sebesar Rp.107.410.026,00 (seratus tujuh


juta empat ratus sepuluh ribu dua puluh enam rupiah) yang akan digabungkan

menjadi SILPA 2017 atau sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 2017. SILPA 2017

sebesar Rp.271.918.326,00 (dua ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus delapan

belas ribu tiga ratus dua puluh enam rupiah) yang akan digunakan pada tahun

anggaran berikutnya yaitu tahun anggaran 2018. Berdasarkan Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negeri

Abubu Tahun Anggaran 2018 Desa Abubu mendapatkan DD sebesar

Rp.678.805.000,00 (enam ratus tujuh puluh delapan juta delapan ratus lima rupiah)

dan ADD sebesar Rp.447.652.000,00 (empat ratus empat puluh tujuh juta enam ratus

lima puluh dua ribu rupiah) dan sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 2017 sebesar

Rp.271.918.326,00 (dua ratus tujuh puluh satu juta sembilan ratus delapan belas ribu

tiga ratus dua puluh enam rupiah) maka dari itu jumlah pendapatan desa abubu pada

tahun 2018 sebesar Rp.1.398.375.326,00 (satu milyar tiga ratus sembilan puluh

delapan juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu tiga ratus dua puluh enam rupiah). Pada

tahun 2018 rancangan anggaran biaya yang disusun dan disepakati bersama dipakai

semuanya, tingkat realisasinya adalah 100% dimana ini menggambarkan bahwa

pemerintah desa abubu mengelola dana desa dan melakukan pertanggung jawaban

semua kegiatan yang direncanakan dengan baik. Dana yang gunakan untuk bidang

pembangunan desa sebesar Rp.711.007.152,00 (tujuh ratus sebelas juta tujuh ribu

serratus lima puluh dua ribu rupiah) dan untuk bidang pemberdayaan masyarakat

sebesar Rp.326.787.383,00 (tiga ratus dua puluh enam juta tujuh ratus delapan puluh

tujuh ribu tiga ratus delapan puluh tiga rupiah). Pada tahun 2019 desa abubu belum

menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Anggaran dan

Pendapatan Belanja Negeri Abubu, penyampaian laporan yang terlambat ini

menyebabkan pencairan dana desa juga terlambat dari mempunyai dana desa yang
diputuskan berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tengah Tahun 2018 No 62

mengenai Tata Cara Pembagian Dan Penetapan Rincian Dana Negeri Dan Negeri

Administratif Kabupaten Maluku Tengah Tahun Anggaran 2019 menetapkan Desa

Abubu mempunyai DD sebesar Rp.763.826.000,00 Dilihat dari Laporan penyerapan

DD tahap I sebesar Rp.152.600.000,00 (seratus lima puluh dua juta enam ratus ribu

rupiah) dana tahap pertama ini dialokasikan seluruhnya untuk bidang pemberdayaan

masyarakat yaitu bantuan untuk peralatan nelayan, dan tahap II dana desa yang

dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat sebesar Rp.34.000.500,00 (tiga puluh

empat juta lima ratus rupiah) DD yang dialokasikan untuk pembangunan desa sebesar

Rp.273.007.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga juta tujuh ribu rupiah). Dana yang

tersisa untuk pencairan tahap ketiga yang belum memenuhi syarat untuk pencairan

adalah sebesar Rp.304.218.500,00

Analisis pengelolaan dana desa di desa Abubu secara lebih mendalam tahun

2017-2019 yaitu:

1. Analisis Kesesuaian Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa (DD) Dengan

Permendagri No. 20 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Akuntabilitas pengelolaan dana desa dimulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Tahapan dalam

pengelolaan dana desa berpedoman pada asas-asas pengelolaan keuangan desa yakni

transparan, partisipatif, akuntabel, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran

yang ada di dalam Permendagri Tahun 2018 No. 20.

Berikut ini gambar IV-2 adalah gambaran siklus perencanaan pengelolaan

dana desa di desa Abubu sampai pada persetujuan Rancangan Anggaran Biaya

dikeluarkan:

GAMBAR IV-2
SIKLUS PERENCANAAN PENGELOLAAN DANA DESA

Sumber: Pemerintah Desa Abubu

Tahapan perencanaan di desa Abubu sebagai berikut:

1. Musyawarah desa/ Negeri

Musyawarah desa ialah forum permusyawaratan yang diikuti BPD, unsur

masyarakat dan pemerintah desa.

2. Rapat RKP (Rencana Kerja Pemerintah)

Rapat kerja pemerintah ini dibahas dan disusun berdasarkan hasil rapat

di dalam hasil RKP ini bukan hanya kegiatan yang didanai saja tetapi

kegiatan yang tidak didanai juga ada di hasil rapat rencana kerja pemerintah

ini. Hasilnya akan jadi panduan untuk kabupaten sinkronisasi data RKP dan

hasil Musrenbang.

3. Rapat TIM 11

Rapat Tim 11 ini didalam tim ini ada 11 orang yang didalamnya

melibatkan tokoh masyarakat, pemuda, agama, adat, kesehatan, dan

pendidikan yang bertujuan untuk menginformasikan hasil rapat kerja

pemerintah dalam rangka merancang anggaran belanja.


4. Musrenbang Desa

Musrenbang desa yaitu forum musyawarah perencanaan tahunan di tingkat

desa terkait pembahasan dan menyepakati bersama usulan kegiatan

pembangunan hasil musyawarah desa, musrenbang di desa ini dibuka oleh

kepala seksi ekonomi dan pembangunan.

5. Rapat Desa

Rapat desa diadakan dan apa saja yang sudah ditetapkan sebagai skala

prioritas pembangunan di desa ini berdasarkan hasil rancangan pendapatan

dan biaya dan dengan anggaran pendapatan dan biaya desa yang akan di

cairkan nantinya.

Berikut ini adalah hasil analisis tahap perencanaan yang disesuaikan dengan

indikator sebagai berikut:

TABEL IV-4

ANALISIS INDIKATOR KESESUAIAN PERENCANAAN DANA DESA


(DD) DESA ABUBU TAHUN 2017-2019

(S=SESUAI, TS=TIDAK SESUAI)


INDIKATOR 2017 2018 2019
Penyusunan rancangan RAPBDes berdasarkan S S S
RKPDes dilakukan oleh sekretaris desa.
Menyampaikan RAPBDes kepada kepala desa S S S
merupakan tugas dari sekdes.
Kepala desa menyampaikan RAPBDesa kepada S S S
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) agar
menjadi bahan pertimbangan untuk disepakati
bersama dalam musyawarah menjadi APBDesa
dengan mengeluarkan peraturan
desa.
Sumber: Permendagri Nomor 20 tahun 2018

Sesuai indikator di tabel IV-4 pengelolaan dana desa pada tahap perencanaan,

sesuai Permendagri Tahun 2018 No.20 itu berarti menandakan bahwa pemerintah

desa Abubu sudah menerapkan pengelolaan dalam tahap perencanaan dengan baik
dan sesuai standar yang berlaku.

Berikut ini adalah hasil analisis tahap pelaksanaan yang disesuaikan

dengan indikator sebagai berikut:

TABEL IV-5

ANALISIS INDIKATOR KESESUAIAN PELAKSANAAN DANA DESA


(DD) DESA ABUBU TAHUN 2017-2019

(S=SESUAI, TS=TIDAK SESUAI)


INDIKATOR 2017 2018 2019
Semua penerimaan dan pengeluaran terkait S S S
dengan desa dilakukan melalui rekening desa.
Dalam melaksanakan kegiatan masing-masing S S S
pelaksana melakukan penyusunan RAB
kegiatan dan diverifikasi sekdes kemudian
penegsahan oleh kepala desa.
Dalam melaksanakan kegiatan pelaksana S S S
kegiatan bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan
kegiatan.
Pelaksana kegiatan mengajikan surat S S S
permintaan pembayaran untuk kepala desa,
diverifikasi sekertaris desa, dan memberikan
perintah untuk bendara desa melakukan
pembayaran.
Sumber: Permendagri Nomor 20 tahun 2018
Tabel menjelaskan desa Abubu sudah menjalankan pelaksanaan program

sesuai indikator pengelolaan dana desa pada tahap pelaksanaan, berdasarkan

Permendagri No.20 tahun 2018 menandakan bahwa pemerintah desa Abubu sudah

menerapkan pengelolaan dalam tahap perencanaan dengan baik dan melaksanakan

kegiatan sesuai hasil rancangan anggaran dan biaya yang sudah ditetapkan bersama.

Berikut ini adalah hasil analisis tahap penatausahaan yang disesuaikan dengan

indikator sebagai berikut:

TABEL IV-6

ANALISIS INDIKATOR KESESUAIAN PENATAUSAHAAN DANA


DESA (DD) DESA ABUBU TAHUN 2017-2019
(S=SESUAI, TS=TIDAK SESUAI)
INDIKATOR 2017 2018 2019
Penatausahaan dilakukan bendahara S S S
desa.
Pencatatan serta tutup buku setiap akhir tahun S S S
wajib dilakukan oleh
bendahara desa.
Bendahara desa mempertanggung S S S
jawabkan keuangan desa melalui laporan
pertanggungjawaban.
Sumber: Permendagri Tahun 2018 No. 20

Hasil tabel penatausahaan ini menunjukan bahwa desa Abubu

memenuhi indikator dalam tahap penatausahaan, dimana menerangkan

tentang penatausahaan yang dilakukan bendahara juga mencatat pemasukan

dan pengeluaran serta bendahara desa melakukan tutup buku setelah akhir

bulan, dan adapula bendahara desa melakukan pertanggung jawaban uang

melalui laporan pertanggungjawaban.

Berikut ini merupakan hasil analisis tahap pelaporan dan

pertanggungjawaban yang disesuaikan dengan indikator sebagai berikut:

TABEL IV-7
ANALISIS INDIKATOR KESESUAIAN PELAPORAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA (DD) DI DESA ABUBU TAHUN 2017-
2019

(S=SESUAI, TS=TIDAK SESUAI)


INDIKATOR 2017 2018 2019
Setiap tahun kepala desa S S S
melaporkan realisasi pelaksanaan
APBDesa kepada Bupati/Walikota.
Kepala desa melaporkan TS TS TS
pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDesa kepada
bupati setiap akhir tahun anggaran.
Dalam laporan pertanggungjawaban S S S
realisasi pelaksaan APBDesa
memuat tentang pendapatan, belanja
dan pembiayaan.
Laporan pertanggungjawaban selalu TS TS TS
disampaikan ke masyarakat secara
tertulis dan bisa diakses masyarakat.
Sumber: Permendagri Tahun 2018 Nomor 20

Sesuai hasil wawancara dan pengamatan secara langsung, diketahui

pelaporan dan pertanggungjawaban dalam pengelolaan dana desa Abubu

sebagian sesuai dan sebagian tidak sesuai Permendes Tahun 2018 No.20

dikarenakan penyampaian laporan pertanggungjawaban pemakaian APBDesa

kepada walikota/bupati setiap akhir tahun anggaran selalu terlambat dan tidak

tepat waktu. Selain itu pemdes Abubu juga belum melaporkan

pertanggungjawaban terhadap masyarakat melalui media yang bisa diakses

masyarakat maupun secara secara tertulis, tetapi dalam penerapannya di desa

Abubu pemdes Abubu menyampaikan laporan realisasi pertanggungjawaban

dana desa secara lisan dimana desa abubu mengadakan rapat desa yang

didalamnya melibatkan unsur masyarakat dan pemerintah desa Abubu.

A. Analisis Kesesuaian Pedoman Pengelolaan Dana Desa (DD) Dalam

Bidang Pembangunan Desa Dan Pemberdayaan Masyarakat dengan

Permendes PDTT.

Menurut UU Tahun 2014 No. 6 “dana desa secara umum digunakan

untuk 4 bidang yaitu bidang penyelenggaraan pemerintah, pembangunan desa,

pemberdayaan masyarakat, dan pembinaan masyarakat.” Namun, prioritas

pemakaian dana desa realitanya hanya diprioritaskan untuk 2 bidang saja yakni

bidang pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa.

Sesuai laporan pemakaian anggaran dana desa di desa Abubu sudah

sesuai bidang yang ditentukan Permendes yakni bidang pemberdayaan

masyarakat dan pembangunan desa. Pengelolaan keuangan desa wajib sesuai


prinsip yang sudah ditentukan supaya terbentuk pemerintahan desa terbuka,

profesional, tanggung jawab serta efisien dan efektif. Berdasarkan Permendagri

Tahun 2018 No. 20 mengenai pedoman pembangunan desa menyebutkan

bahwa pembangunan desa sebagai upaya menaikkan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat pedesaaan. Dalam pembangunan desa di desa

Abubu dilakukan secara partisipatif dikarenakan melibatkan masyarakat untuk

mencapai tujuan pembangunan dengan mengedepankan, kekeluargaan,

kebersamaan, dan kegotongroyongan. Pembangunan desa mempunyai tujuan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta

menangani kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan

sarana dan prasarana, serta pemanfaatan SDA.


DAFTAR PUSTAKA

BPKP. (2015). Petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konsultasi pengelolaan keuangan


desa. Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP), 1– 119.

Febri Arifiyanto, D., & Kurrohman, T. (2014). AKUNTABILITAS PENGELOLAAN


ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN JEMBER.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan. https://doi.org/10.17509/jrak.v2i3.6598
Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior,

agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–
360. https://doi.org/10.1016/0304-405X(76)90026-X

Kurnia, R., Sebrina, N., & Halmawati. (2019). Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa
(Studi Kasus pada Desa-Desa di Wilayah Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten
Pasaman Barat). Jurnal Eksplorasi Akuntansi, 1(1), 159–180.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis : Handout. A
Sourcebook of New Methods. California; SAGE Publications Inc.

Nafidah, L. N., & Suryaningtyas, M. (2016). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. BISNIS :
Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 3(1), 214.
https://doi.org/10.21043/bisnis.v3i1.1480
Sofiyanto, M., Mardani, R. M., & Salim, M. G. (2017). Pengelolaan Dana Desa Dalam
Upaya Meningkatkan Pembangunan Di Desa Banyuates Kecamatan Banyuates
Kabupaten Sampang. Jurnal Riset Manajemen, November 2016, 124–
135. http://riset.unisma.ac.id/index.php/jrm/issue/view/85
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. In Ke-26. Suharto.
(2018). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DALAM
IMPLEMENTASI UU DESA (Analisis Implementasi UU No.6 Tahun 2014 Tentang
Desa). Senas POLHI, 1, 47–65.
Sujadi, F. (2019). KEUANGAN DESA dan PRIORITAS PENGGUNAAN DANA
DESA TAHUN 2019 Permendagri Nomor 20 Tahun 2018 dan Permendes
PDTT Nomor 16 Tahun 2018. Bee Media Pustaka.

Permatasari, E., Sopanah, & Hasan, K. (2018). PENGELOLAAN ALOKASI DANA


DESA DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.
Wijaya, D. (2018). Akuntansi Desa. Yogyakarta: Gava Media
24

Anda mungkin juga menyukai