Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : PUTRI MAWAR SARY

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044214389

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4340/Administrasi Pemerintahan Desa

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ UT PANGKAL PINANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Organisasi pelayanan merupakan sebuah organisasi yang berfungsi melaksanakan
pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah desa sebagai organisasi pelayanan yang
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat desa yang terdiri
dari transparansi , akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian, dan kesetaraan.
Oleh karena itu, pemerintah desa memiliki keterkaitan yang erat dengan organisasi pelayanan
karena tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat desa. Pemerintah
desa harus memastikan bahwa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat desa harus efektif
dan efisien.
(B) Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Singkatnya desa merupakan kesatuan wilayah yang ditempati oleh
masyarakat yang mempunyai sistem pemerintahannya sendiri
Desa berbeda dengan kota yang dinilai lebih maju dan berkembang. desa memiliki
permasalahan yang lebih besar. Mulai dari kemiskinan yang lebih tinggi, kesehatan yang
rendah, konsumsi masyarakat rendah, SDM rendah, sarana dan prasarana yang lebih sulit
dibandingkan kota, dan tingkat pendidikan rendah. Saat ini di Indonesia terdapat 5.559
(7,55%) Desa Mandiri, 54.879 (74,49%) Desa Berkembang, dan 13.232 (17,96%) Desa
Tertinggal[3]. Permasalahan yang ada saat ini dapat diatasi dengan adanya pembangunan di
desa. Pembangunan yang dilakukan seharusnya tidak hanya terletak pada kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat, namun harus lebih dari itu.

Konsep pembangunan berkelanjutan tampaknya menjadi hal yang menjanjikan. Dalam


pembangunan berkelanjutan, aspek pembangunan bukan hanya mengarah pada masyarakat
masa kini melainkan juga masyarakat di masa depan. Pembangunan berkelanjutan idealnya
dapat mencakup berbagai aspek yang ada di masyarakat juga masyarakat desa. Berdasarkan
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 78 (1), pembangunan desa, yaitu peningkatan
pelayanan dasar, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan,
pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif, pengembangan dan pemanfaatan
teknologi tepat guna, dan peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat desa.
Contoh desa yang menjadi desa percontohan berdasarkan Kementerian Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, yaitu Desa Karanglo, Kabupaten Klaten yang berinovasi
dengan menggunakan bahan sampah daur ulang menjadi berbagai model tas. Dengan inovasi
yang dilakukan oleh masyarakat, bukan hanya meningkatkan pendapatan dari desa saja,
melainkan juga berdampak baik pada lingkungan. Contoh lainnya yaitu Kampung Sira, di
Kabupaten Sorong. Masyarakat Kampung Sira, melalui program air bersih dan penerangan
tenaga surya yang didampingi oleh GreenPeace berhasil meningkatkan pendapatan
masyarakat. Penerapan dengan menggunakan tenaga surya merupakan salah satu cara untuk
mengurangi penggunaan minyak bumi dan batu bara yang tidak baik untuk lingkungan.

Desa merupakan bagian dari pemerintahan Negara Republik Indonesia. Dengan jumlah desa
yang mencapai 73.670 di tahun 2019, sangat wajar jika pembangunan yang terjadi di desa
merupakan dasar dari pembangunan nasional. Berbagai program pembangunan berkelanjutan
dengan dasar SDGs juga sudah terbukti manfaatnya bagi desa. Desa bahkan berkontribusi
74% terhadap pencapaian SDGs nasional. Pembangunan desa juga bukan semata-mata untuk
meningkatkan pendapatan masyarakatnya saja, tetapi juga meningkat kualitas pendidikan,
kesehatan, lingkungan, sumber daya masyarakat desa, atau berbagai poin dalam SDGs
Nasional. (SDPA)

2. (A) Desentralisasi Fiskal adalah penyerahan kewenangan fiskal dari pemerintah pusat kepada
pemerintahan daerah. Desentralisasi merupakan pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah
dalam suatu struktur organisasi.

(B) desentralisasi fiscal antara pemerintah dan pusat daerah yang dilanjutkan sengan
desentralisasi fiscal tersebut harus disukung oleh manajmen keuangan yang handal. Karena
keuangan merupakan factor yang sangat penting dalam kegiatan pemerintahan. Oleh kaarena
itu diperlukan keberanian dan program local dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkemampuan dalam pengelolaan keuangan. Bentuknya dapat berupa penambahan
pengetahuan melalui pelatihan manajmen keuangan atau Pendidikan berstrata dengan
konsentrasi pada manajmen keuangan.
Djaenuri membedakan desentralisasi fiscal berdasarkan pada tata hubungan pemerintah pusat
dan daerah, sementara implikasi langsung dari kewenangan atau fungsi yang diserahkan
kepada daerah adalah kebutuhan dana yang cukup besar.
Pelaksanaan kepanjangan konsep desentralisasi fiscal ditingkat daerah sampai ke tingkat desa
harus sejalan dengan pengembangan system perencanaan partisipasif. Tanpa adanya sinergi
antara desentralisasi fiscal dengan perencanaan partisipasif maka tujuan penyediaan barang
dan jasa public serta peningkatan manfaat yang diterima masyarakat desa tidak terwujud.

3. (A) 1. Struktur fasilitas


Struktur fasilitas yang dipilih oleh suatu perusahaan adalah fundamental bagi hasil
akhir logistiknya
2. transportasi
Dalam suatu jaringan fasilitas, transportasi merupakan mata rantai penghubung
3. Pengadaan persediaan
Pengadaan persediaan diperhitungkan berdasarkan besarnya permintaan atau demand
pelanggan.
4. Komunikasi
Komunikasi sering kali diabaikan dalam system logistic. Kekurangan dalam mutu
informasi dapat menimbulkan banyak masalah
5. penanganan danpenyimpanan
Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan meliputi pergerakan, pengepakan dan
pengemasan
6. pemeliharaan informasi
Mengumpulkan informasi, menyimpan dan memanipulasi, melakukan Analisa data dan
menetapkan prosedur pengendalian
(B) Yang harus menjadi fokus perhatian pemerintah supradesa pada meningkatkan kapasitas
terhadap pemerintah desa adalah dengan cara melakukan survei tentang potensi apa yang ada
pada desa tersebut. Dengan melakukan pengembangan potensi itu akan dapat memberikan
kehidupan desa yang baik.
Berdasar dari Permendagri no 4 terkait pengelolaan desa pada lima asas yang menjadi acuan
dalam pengelolaan kekayaan desa, salah satunya adalah asas fungsional ialah dengan
melakukan pengelolaan kas desa. Dengan pengelolaan kas desa maka desa akan maju.
Pengelolaan Aset Desa mengikuti prinsip fungsional, kepastian hukum, transparansi dan
keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan keamanan nilai. Pemerintah desa yang otonom harus
memiliki pengelolaan dan ketersediaan aset desa yang optimal dalam rangka membangun
masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Asas operasi adalah asas bahwa suatu perintah
kepentingan umum harus diserahkan kepada seorang ahlu untuk dilaksanakan. Kemampuan
mengelola lahan keuangan desa untuk masyarakat. Pengelolaan aset desa dipimpin oleh
kepala desa dan didukung oleh kepala desa. Aturan Pengelolaan Aset Desa: Aset desa berupa
tanah harus disewakan dengan persetujuan tertulis dari Bupati/Walikota. Aset desa berupa
tanah didaftarkan atas nama pemerintah desa.

4. (A) Menurut Harold Koontz pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara dengan baik. istilah pemerintah mengandung
arti kekuasaan memerintah atau badan yang memerintah, sedangkan pemerintahan
mengandung arti perbuatan memerintah. Mariun dalam Siswanto(2001) menjelaskan
perbedaan pengertian pemerintah dan pemerintahan, dimana istilah pemerintahan menunjuk
kepada bidang tugas pekerjaan atau fungsi, sedangkan istilah pemerintah menunjuk kepada
badan, organ atau alat perlengkapan yang menjalankan fungsi atau bidang tugas pekerjaan itu.

(B) Seiring berlakukannya otonomi daerah, perubahan terjadi dalam sistem pemerintahan
desa. Didalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan didalam pengelolaaan dana desa
kepala desa harus menyampaikan pertanggung jawaban baik pada Pemerintah Kabupaten,
maupun Kecamatan serta kepada Badan Permusyawaratan Desa, sesuai dengan aturan
yangberlaku namun demikian dalam menyampaikan pertanggung jawaban tersebut banyak
kendala yang ditemukan,dan dalam pertanggung jawaban kepala desa ini Badan
Permusyawaratan desa mempunyai peran yang cukup penting,dan kendala yang terbesar
dalam pertanggung jawaban Kepala desa dalam penggunaan dana desa adalah penyeleweng
penggunaan dana desa, sehingga Pertanggungjawaban dana desa tidak bisa diterima. Hal
Penting yang perlu mendapat perhatian segenap pelaku demokratisasi dan desentralisasi
adalah adanya Badan Permusuawaratan Desa dalam struktur kelembagaan Pemerintah desa
yang diatur dalam Undang Undang nomor 6 Tahun 2014 pasal 55 , tentang pemerintahan
desa. Oleh karena itu,sangat bijak apabila Badan Permusyawaratan Desa memiliki fokus
program dalam penguatan proses demokratisasi an disentralisasi Menuju terciptanya
masyarakat dan pemerintahan yang baik dengan melaksanakan fungsi Pengawasannya.
Menurut pasal 1 ayat 2 Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintah desa, Pemerintahan
desa bisa diartikan Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia. Pengertian di atas bahwa
desa sebagai pemerintahan terbawah yang hak mengatur dan dan mengurus rumah tangga
sendiri Perkataan lain, desa adalah sebuah daerah otonom. Tetapi Dengan daerah otonom
tingkat I dan II, Otonomi desa tidak berasal dari pusat atau pemerintah daerah yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai