Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pemerintahan Desa
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Hasanuddin Mustari, M.Si
OLEH :
ENDANG LESTARI
B40119214
Salah satu persoalan mendasar dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa adalah
bagaimana membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat mengemban
misinya dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan. Pemerintah harus
melaksanakan pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat, dan memberikan pelayanan
publik dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dinyatakan oleh (Solekhan, 2012:13) bahwa
hakekat keberadaan pemerintahan dan birokrasi adalah dalam rangka menjalankan tugas
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Pemerintahan desa sebagai unit lembaga pemerintah yang paling berdekatan dengan
masyarakat, posisi dan kedudukan hukumnya seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 yang berimplikasi pada perubahan tata hubungan desa dengan relasi kekuasaan
antar kekuatan politik di level desa. Perubahan kearah interaksi yang demokratik itu terlihat dari
beberapa fenomena, diantaranya: (1) Dominasi peran birokrasi mengalami pergeseran digantikan
dengan menguatnya peran institusi adat dalam penyelenggaraan pemerintahan sehari-sehari; (2)
Semangat mengadopsi demokrasi delegatif-liberatif cukup besar dalam Undang-Undang yang
baru tentang Badan Permusyawaratan Desa berperan sebagai pengayom adat-istiadat, membuat
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa dan (3) semangat
partisipasi masyarakat sengat ditonjolkan artinya proses politik, pemerintahan dan pembangunan
di desa yang tidak merata.
TINJAUAN TEORITIK
Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang digunakan peneliti untuk menjelaskan
persoalan penelitian. Di bawah ini akan dijelaskan apa yang dimaksudkan.
A. Perencanaan Program Pembangunan Desa
Menurut Alexander (2005 : 27) perencanaan berasal dari kata rencana,
yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian
tersebut dapat diuraikan komponen penting, yaitu tujuan (apa yang hendak
dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan apa yang dilakukan untuk merealisasi
tujuan), dan waktu (kapan kegiatan tersebut hendak dilakukan).
2. pelaksanaan
Menurut G.R Terry “Pelaksanaan adalah kegiatan meliputi menentukan,
mengelompokan, mencapai tujuan, penugasan orang-orang dengan
memperhatikan lingkungan fisik, sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan terhadap setiap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut”.
3. Pembangunan Desa
Menurut Siagian dalam Yunarto (2013:4) pembangunan adalah suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.
Konsep Efektivitas
Efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang
terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan. efektifitas menurut Hidayat
(1986:49) yang menjelaskan bahwa :“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. Adapun pengertian
efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984:31), “Efektifitas adalah seberapa besar
tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah
input“. Efektivitas kerja pegawai yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan
atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
Konsep Pembangunan
Pendekatan pembangunan ke wilayah pedesaan harus dilakukan tidak hanya kegiatan
fisik saja (infrastruktur), melainkan yang lebih penting sebagai entry pointnya adalah
kegiatan ekonomi (non fisik) berdasarkan pada potensi unggulan dimasing-masing
wilayah, sehingga kesejahteraan rakyat pedesaan dapat segera terwujud.Sebab kunci dari
pembangunan yaitu kurangnya masyarakat yang masih tergolong kurang sejahtera
dibidang perekonomian, dimana hal itu dikategorikan sebagai rakyat miskin.
Dikarenakan prekenomian rakyat yang tidak memenuhi kebutuhan hidup dari segi
sandang, pangan, papan. Dimana sebagaian orang terkadang pembangunan diartikan
adanya gedung megah. Padahal pembangunan itu ada dua segi yaitu pembangunan fisik
dan non fisik.
KESIMPULAN