Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PENGGANTI UJIAN FINAL

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pemerintahan Desa

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Hasanuddin Mustari, M.Si

OLEH :
ENDANG LESTARI
B40119214

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
PENDAHULUAN

Salah satu persoalan mendasar dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa adalah
bagaimana membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat mengemban
misinya dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan. Pemerintah harus
melaksanakan pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat, dan memberikan pelayanan
publik dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dinyatakan oleh (Solekhan, 2012:13) bahwa
hakekat keberadaan pemerintahan dan birokrasi adalah dalam rangka menjalankan tugas
memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Pemerintahan desa sebagai unit lembaga pemerintah yang paling berdekatan dengan
masyarakat, posisi dan kedudukan hukumnya seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 yang berimplikasi pada perubahan tata hubungan desa dengan relasi kekuasaan
antar kekuatan politik di level desa. Perubahan kearah interaksi yang demokratik itu terlihat dari
beberapa fenomena, diantaranya: (1) Dominasi peran birokrasi mengalami pergeseran digantikan
dengan menguatnya peran institusi adat dalam penyelenggaraan pemerintahan sehari-sehari; (2)
Semangat mengadopsi demokrasi delegatif-liberatif cukup besar dalam Undang-Undang yang
baru tentang Badan Permusyawaratan Desa berperan sebagai pengayom adat-istiadat, membuat
Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa dan (3) semangat
partisipasi masyarakat sengat ditonjolkan artinya proses politik, pemerintahan dan pembangunan
di desa yang tidak merata.
TINJAUAN TEORITIK
Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang digunakan peneliti untuk menjelaskan
persoalan penelitian. Di bawah ini akan dijelaskan apa yang dimaksudkan.
A. Perencanaan Program Pembangunan Desa
Menurut Alexander (2005 : 27) perencanaan berasal dari kata rencana,
yang berarti rancangan atau rangka sesuatu yang akan dikerjakan. Dari pengertian
tersebut dapat diuraikan komponen penting, yaitu tujuan (apa yang hendak
dicapai), kegiatan (tindakan-tindakan apa yang dilakukan untuk merealisasi
tujuan), dan waktu (kapan kegiatan tersebut hendak dilakukan).

Menurut Undang – undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,dalam


Pasal 80 ayat 3, bahwa dalam perencanaan Pembangunan Desa menetapkan
prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), swadaya masyarakat Desa,
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

Prioritas, program, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa


sebagaimana dimaksud pada ayat dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap
kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi :
a. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar
b. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia
c. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif
d. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan
ekonomi dan
e. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa
berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa.

B. Pengelolaan Keuangan Desa


Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa menyatakan:
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Sumber
keuangan desa pada umumnya berasal dari Pendapatan Asli Desa (PAD),
dana dari Pemerintah, dan hasil dari BUMDes. Adapun pelaksanaan
urusan pemerintah daerah oleh pemerintah desa akan didanai dari APBD,
sedangkan pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang diselenggarakan
oleh pemerintah desa didanai oleh APBN.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014


menjelaskan bahwa:
Pengelolaan keuangan desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa. Untuk dapat melakukan pengelolaan
lebih baik maka tahapan atau siklus Pengelolaan Keuangan Desa bisa
dimulai dari perencanaan, kemudian diikuti dengan penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan
pengawasan.

C. Analisis Potensi Keuangan Desa


Todaro dan Smith (2012) berpendapat pembangunan yang direncanakan sebagai
surest and direct route to economic growth. Pada beberapa negara perencanaan
dilaksanakan secara top down, yaitu semua perencanaan pembangunan ekonomi
dibebankan kepada pemerintah pusat. Peran pemerintah dalam hal ini adalah
mempersiapkan program pembangunan ekonomi nasional atau roadmap yang sesuai
dengan kondisi dan karateristik negaranya. Dengan sistem terpusat, pembangunan
ekonomi lebih terkendali hanya saja banyak kebijakan yang kurang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat atau daerah.
Ada juga yang berpendapat bahwa konsep perencanaan pembangunan suatu
negara harus berorientasi pada prinsip keadilan atau equity. Konsep keadilan menurut
pandangan ini adalah dengan lebih mendengarkan aspirasi masyarakat. Sehingga
diharapkan dengan didengarnya aspirasi masyarkat dapat menghilangkan rasa
ketidakadilan atas pelakasanaan kebijakan pemerintah karena kebijakan pembangunan
sudah selaras dengan kebutuhan dan sumberdaya yang dimiliki (Al-Zawahreh and
AlMadi 2012, Hatfield et al. 2012).

D. Efektivitas Pengawan Pembangunan Desa


1. Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan.

Menurut Gibson et.al (Bungkaes,2013:46) pengertian efektivitas adalah


penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan
organisasi. Semakin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang
diharapkan (standar), maka mereka dinilai semakin efektif.

2. pelaksanaan
Menurut G.R Terry “Pelaksanaan adalah kegiatan meliputi menentukan,
mengelompokan, mencapai tujuan, penugasan orang-orang dengan
memperhatikan lingkungan fisik, sesuai dengan kewenangan yang
dilimpahkan terhadap setiap individu untuk melaksanakan kegiatan tersebut”.

3. Pembangunan Desa
Menurut Siagian dalam Yunarto (2013:4) pembangunan adalah suatu
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana
yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.

Pembangunan terdiri dari pembangunan fisik dan non fisik.


Pembangunan fisik adalah pembangunan yang dapat di rasakan langsung
oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata (Kuncoro,
2010:20) pembangunan fisik misalnya berupa Infrastruktur, bangunan,
fasilitas umum. Sedangkan pembangunan non fisik adalah jenis
pembangunan yang tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan
memiliki jangka waktu yang lama (Wresniwiro,2012) contoh dari
pembangunan non fisik adalah berupa peningkatan perekonomian rakyat
desa, peningkatan kesehatan masyarakat (Wresniwiro, 2012).
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program Pembangunan Desa


Perencanaan pembangunan desa merupakan proses tahapan kegiatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian
sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa yang berkelanjutan.

Pogram bagi desa demi kesejahteraan masyarakat desa.


1. Program Desa Mandiri BPJS
Sudah bukan rahasia lagi jika BPJS jadi andalan warga untuk meringankan biaya
kesehatan. Akan tetapi, tidak semua warga memilikinya karena kendala teknis ataupun
tidak mempunyai keinginan membuatnya. Hal ini disadari oleh pemerintah Desa Kuripan
Selatan, Kuripan, Lombok Barat. Sehingga, pemerintah pun melakukan inisiatif merintis
kebijakan agar biaya perawatan warga bisa terbantu.
Jadi, pemerintah melakukan program desa terbaik, yakni, BPJS mandiri. Dimana
pengelolanya adalah Organisasi Kesehatan Masyarakat (OKM) di desa tersebut. Dengan
BPJS mandiri, maka warga pun diharapkan bisa melakukan gotong royong untuk
kebaikan. Sebab, iuran BPJS pemerintah besarannya kerap jadi kendala tersendiri bagi
warga kurang mampu.

2. Teknologi Sumur untuk Persediaan Air di Desa


Pastinya, kamu harus belajar dari kejadian 2007 lalu. Dimana Indonesia pernah
mengalami kemarau yang panjang. Sehingga, banyak daerah yang harus mengalami
kekeringan. Air bersih pun menjadi lebih sulit didapatkan. Untuk mengantisipasinya,
maka program Teknologi Sumur dilakukan. Program ini terlaksana karena bantuan
tenaga profesional dari Himpunan Pendudukan pemakai Air Pam (HIPPAM). Tenaga ahli
membantu pembuatan sumur submersible dengan kedalaman sekitar 60 meter. 

3. Mengubah Limbah Minyak Jadi PAD


Salah satu jenis limbah yang kerap mengkontaminasi lingkungan desa yang asri adalah
minyak goreng. Sudah selayaknya, pihak desa melakukan suatu tindakan terhadap fakta
ini.  BUMDes di salah satu desa sudah melakukan kerja sama dengan PT Tirta Investama.
Dimana limbah tersebut akan dijadikan sebagai produk campuran bahan bakar. Sehingga,
sungai pun menjadi tercemar. Selain menyelamatkan lingkungan, pihak BUMDes
bersama warga pun memeroleh penghasilan yang besar. Sehingga, kesejahteraan warga
juga ikut terangkat.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro


Untuk mendukung fasilitas penerangan sebaik di kota, maka desa harus mampu
melakukan inovasi sendiri. Dimana salah satu solusinya adalah dengan menggunakan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.
5. Program Penyusunan Informasi Tanah Milik Warga
Jika penduduk yang ada di desamu banyak yang mempunyai sertifikat tanah yang rusak
atau buram, maka sudah selayaknya dilakukan program desa terbaik yang satu ini. Hal
tersebut bukan tidak mungkin terjadi, pasalnya, sejak 1940, belum terdapat pergantian
maupun perbaikan sertifikat tanah.
Tujuan diadakannya program penyusunan ulang informasi kepemilikan tanah adalah agar
terhindar konflik dan sengketa. Sebab, kepemilikan tanah jadi perkara yang sensitif di
antara warga. Program ini juga disertai dengan adanya edukasi mengenai pentingnya
mempunyai sertifikat tanah oleh tenaga profesional.

6. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu


Desa Ngabab di Malang punya inovasi yang dapat membantu alam. Desa ini mengolah
sampah untuk dijadikan pupuk alami dan produk bernilai jual lebih tinggi. Tempat
mengolah sampah ini diberinama Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

7. Budidaya Ikan di Irigasi


Irigasi itu saluran air yang digunakan untuk mengairi sawah, kegunaannya hanya itu saja.
Tapi itu dulu, di Desa Limok Manai, Kecamatan Keliling Danau, irigasi dijadikan tempat
budidaya ikan. Dengan memanfaatkan irigasi yang ada, sekarang perkembangannya
cukup bagus. Bahkan, inovasi desa ini masuk ke Bursa Inovasi Desa tingkat nasional.

B. Pengelolaan Keuangan Desa


Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

Pengelolaan keuangan desa dilakukan dengan Tahap-tahap berikut :


 Perencanaan
 Pelaksanaan
 Pelaporan
Yang pembinaan nya dan pengawasannya di lakukan oleh :
 Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran
Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari
Kabupaten/Kota kepada Desa.
 Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa.

C. Analisis Potensi Keuangan Desa


Berikut analisis potensi keuangan yang diperoleh desa :
1. Potensi sektor wisata
Setiap desa memiliki keunikan yang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi desa tersebut.
Daya tarik setiap desa dapat terlihat secara langsung atau membutuhkan upaya untuk
menggali kembali. Daya tarik wisata bisa berupa potensi alam seperti gunung, danau,
sungai, pantai, laut, atau potensi budaya seperti adat-istiadat, museum, benteng, situs
peninggalan sejarah, dan lain-lain, juga potensi buatan manusia. Suatu wilayah wisata
pasti memiliki daya tarik yang berbeda satu sama lain. Setiap desa bisa menjadi sebuah
tempat wisata jika masyarakat, organisasi, dan pemerintah dapat mengolah potensi yang
dimiliki oleh desa.

2. Potensi sektor peternakan


Usaha ternak di desa memiliki prospek yang baik. Harga yang ditawarkan bisa bersaing
oleh karena biaya produksi pada usaha peternakan di desa relatif lebih rendah. Untuk
memulai usaha peternakan di desa, misalnya dalam pembuatan kandang ternak,
memerlukan biaya yang lebih murah karena bahan-bahannya dapat diperoleh lebih
mudah. Selanjutnya dengan kemajuan teknologi informasi, terdapat berbagai kemudahan
agar produk peternakan yang dihasilkan dapat dikenal di pasaran. Internet sudah dapat
diakses hingga pedesaan, daerah pegunungan, dan wilayah terpencil. Perkembangan
media sosial juga memberikan kemudahan agar produk-produk peternakan dapat
dipasarkan ke berbagai wilayah. Ditambah lagi dengan akses jalan raya yang semakin
baik untuk mengangkut hasil-hasil peternakan. Pada pasar lokal di desa, hasil produk
peternakan dapat meningkatkan konsumsi protein masyarakat di desa. Dengan demikian,
konsumsi proten hewani nasional bisa meningkat yang berimplikasi pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia. Potensi sumber daya yang tersedia di
desa dapat dioptimalkan dalam upaya pengembangan komoditas peternakan. Jenis
komoditas yang dipilih dapat disesuian dengan kondisi alam dan infrastruktur yang
tersedia di masing-masing desa.

3. Potensi sektor UMKM


Potensi Usaha Mikro,kecil dan menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis
dalam pengembangan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan.Hal ini terjadi karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil
bumi di dalamnya, akan tetapi meskipun potensi sektor Usaha Mikro,kecil dan menengah
(UMKM) sangat menjanjikan namun masih banyak di daerah yang masih belum
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Hal tersebut menyebabkan sektor Usaha
Mikro,kecil dan menengah (UMKM) yang seharusnya menjadikan potensi daerah
tersebut masih belum maksimal pada proses pengelolaannya.

D. Efektivitas Pengawan Pembangunan Desa


Konsep Pengawasan
Dengan demikian pengawasan pada hakekatnya merupakan Tindakan membandingkan
antara hasil dalam kenyataan (dassein) dengan hasil yang diinginkan (das sollen). Hal ini
disebabkan karena antara kedua hal tersebut sering terjadi penyimpangan, maka tugas
pengawasan adalah melakukan koreksi atas penyimpangan tersebut.
Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah:
“Proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya.” Ciri terpenting dari konsep yang dikemukan oleh Siagian
ini adalah bahwa pengawasan hanya dapat diterapkan bagi pekerjaan yang sedang
berjalan dan tidak dapat diterapkan untuk pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan.

Konsep Efektivitas
Efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang
terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan. efektifitas menurut Hidayat
(1986:49) yang menjelaskan bahwa :“Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. Adapun pengertian
efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984:31), “Efektifitas adalah seberapa besar
tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah
input“. Efektivitas kerja pegawai yaitu suatu keadaan tercapainya tujuan yang diharapkan
atau dikehendaki melalui penyelesaian pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.

Konsep Pembangunan
Pendekatan pembangunan ke wilayah pedesaan harus dilakukan tidak hanya kegiatan
fisik saja (infrastruktur), melainkan yang lebih penting sebagai entry pointnya adalah
kegiatan ekonomi (non fisik) berdasarkan pada potensi unggulan dimasing-masing
wilayah, sehingga kesejahteraan rakyat pedesaan dapat segera terwujud.Sebab kunci dari
pembangunan yaitu kurangnya masyarakat yang masih tergolong kurang sejahtera
dibidang perekonomian, dimana hal itu dikategorikan sebagai rakyat miskin.
Dikarenakan prekenomian rakyat yang tidak memenuhi kebutuhan hidup dari segi
sandang, pangan, papan. Dimana sebagaian orang terkadang pembangunan diartikan
adanya gedung megah. Padahal pembangunan itu ada dua segi yaitu pembangunan fisik
dan non fisik.

KESIMPULAN

 Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang


diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) dan unsur masyarakat secara partisipatif guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan desa. Program Perencanan pembangunan desa dilaksanakan dengan
prinsip sekaligus syarat, yaitu sebagai berikut: Pemberdayaan. Partisipatif.
Berpihak pada Masyarakat, Terbuka. Akuntabel., Selektif. Efisien dan Efektif.
Keberlanjutan. Dan Cermat. Proses Berulang.
 Keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa, APBD,dan
APBN. Pemerintah desa wajib mengelola keuangan desa secara
transparan,akuntabel,partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin.
Transparan artinya dikelola secara terbuka ; akuntabel artinya dipertanggung
jawabkan secara legal; dan partisiptif artinya melibatkan masyarakat dalam
penyusunannya.
 UMKM memiliki peranan penting dalam pembangunan nasional, yaitu
penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi
pedesaan, peningkatan ekspor nonmigas, serta peningkatan Produk Domestik
Bruto (PDB). Permasalahan yang sering dialami oleh pelaku usaha UMKM
adalah keterbatasan modal kerja, kapasistas sumberdaya manusia yang sangat
rendah dan minimnnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang secara
umum berdampak pada prospek usaha yang tidak jelas. Maka diberikannya
sosialisasi pada UMKM agar usaha yang dijalankan mampu bertahan di pasar dan
semakin berkembang lebih baik lagi dengan memperhatikan product, place,
promotion, dan price dari produk yang ditawarkan, potensi yang ada dalam desa
wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai
pelaku langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian kami dalam
menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata diwilayah masing-
masing desa. Sub sektor peternakan memegang peran yang strategis dalam
perekonomian yang digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui
penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, pakan, bioenergi,
penyerapan tenaga kerja, pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
sumber devisa negara, sumber pendapatan bagi sebagian besar mayarakat di
perdesaan dan pelestarian lingkungan.
 Efektivitas pengawasan pembangunan desa yaitu  menilai tingkat proses
penyusunan rencana pembangunan yaitu RPJMDesa dan RKP Desa dalam
mencapai target pembangunan Desa, memantau pelaksanaan pembangunan
desa dan menilai hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai