Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Aset Dan Liabilitas Bank Syariah
OLEH :
FAHIRA ANGGRAINI (18.3.15.0041)
RIANTI DJIHA (18.3.15.0051)
ADMA NIA TIARTI (18.3.15.0043)
SELVIANA (18.3.15.0040)
ERMIN (18.3.15.0063)
0
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Treasury Dalam Perbankan
Syariah”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sadar makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
C. Tujuan..............................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................4
A. PENGERTIAN MANAJEMEN TREASURY.................................................................................4
B. KEGIATAN MANAJEMEN TREASURY.....................................................................................4
C. PERAN TREASURY......................................................................................................................5
D. RISIKO TREASURY......................................................................................................................8
E. UNIT KERJA TREASURY PERBANKAN...................................................................................8
F. SISTEM TREASURY DALAM PERBANKAN SYARIAH..........................................................9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................16
A. Kesimpulan....................................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank pada dasarnya adalah entitas yang melakukan penghimpunan dana dari masyarakat
dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan.
Dalam sistem perbankan di Indonesia terdapat dua macam sistem operasional perbankan, yaitu
bank konvensional dan bank syariah. Selain itu, terdapat juga dua sistem yang memiliki
perbedaan dalam segala hal termasuk pada sistemnya. Bank Konvensional dan Bank Syariah
adalah dua sisi yang berbeda. Perbedaan dari dua sistem ini bisa dilihat dari sisi hukum yang
digunakan, sistem operasional, cara mengelola dana, metode transaksi, kegiatan usaha Bank, cara
pembagian keuntungan, dan hubungan antara nasabah dan bank. Perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan
prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh negara. Bank konvensional akan menerima
segala macam bentuk investasi ke semua bidang usaha asalkan sesuai dengan persyaratan yang
sudah ditetapkan. Bank konvensional hanya berorientasi pada keuntungan, menetapkan bunga
sebagai harga, dan untuk jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya dalam nominal atau presentase tertentu.Pada bank konvensional, kepentingan
pemilik dana adalah memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku
bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. Di lain pihak, kepentingan pemakai dana adalah
memperoleh tingkat bunga.
Lain halnya dengan bank syariah, bank syariah hanya akan melakukan investasiinvestasi yang
sesuai dengan ketentuan islam (investasi yag halal saja), berorientasi pada keuntungan (profit
oriented) dan kemakmuran dan kebahagian dunia akhirat, dan juga menetapkan peraturan dalam
menghimpun dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. Segala
kegiatan pada bank syariah tidak boleh keluar dari ajaran islam.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian manajemen treasury
2. Apa peran treasury dalam perbankan Syariah
3. Bagaimana sistem manajemen treasury dalam perbankan syariah
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Manajemen Treasury
2. Menerangkan Peran Treasury Dalam perbankan Syariah
3. Menerangkan system manajemen treasury dalam perbankan syariah
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lukman dendarijaya, manajemen perbankan, Graha indonesia 2001, hal. 97
4
perkembangan factor-faktor yang mempengaruhi operasi perbankan, baik itu berasal dari luar
ataupun factor struktrural yang berasal dari dalam.
b. Hedging & Servicing The Bank.
Treasury Syariah dapat mencari sumber dana murah atau dana besar dan memaksimalkan
pendapatan bank atas dana berbasis syariah yang tersedia dengan tetap memperhatikan tingkat
risiko yang memadai dan tidak bertentangan dengan prinsip kehati-hatian. Treasury Syariah
bekerja sama dengan cabang, departemen, atau divisi lainnya dalam hal transaksi yang
berhubungan dengan produk Treasury Syariah seperti misalnya Pasar Uang Antar-Bank Syariah
(PUAS), mudharabah interbank time deposit, valuta asing, produk sekuritas (reksadana syariah,
obligasi syariah), dan lain-lain2.
2. Corporate Service.
Treasury Syariah berkewajiban dalam Corporate Service yaitu memenuhi kebutuhan
nasabah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah perlu diciptakan beragam produk yang semakin
maju di pasar dan tingkat kompetisi yang semakin tinggi di antara bank-bank syariah, dengan
demikian keberadaan nasabah semakin diperlukan. Treasury Syariah bertugas dan bertanggung
jawab dalam menangani hal tersebut.
3. Profitability.
Treasury Syariah dalam kapasitasnya sebagai pencari dana besar dan pengelola dana yang
independen, dapat berinisiatif untuk memanfaatkan asset dan sumber dana yang ada untuk
bertransaksi di pasar keuangan syariah guna memperoleh tambahan keuntungan sekaligus
mengantisipasi risiko likuiditas, dan lainnya dalam eksposur aset dan sumber dana tersebut3.
C. PERAN TREASURY
Bagian treasury menempati peran sentral dalam tata kelola keuangan bank syariah
terutama untuk uang berskala besar. Treasury bertanggung jawab untuk menjaga likuiditas
perbankan, yaitu: memastikan bahwa bank memiliki cukup kas untuk memenuhi kebutuhan
operasional bank sewaktu-waktu. Kedengarannya mudah, bukan? Pada kenyataannya tidak.
Untuk benar-benar memenuhi tujuan tersebut, departemen Treasury perlu melakukan peran
berikut ini :
1. Membuat Peramalan Kas (Cash Forecasting)
2
Gandung troy, pengelolaan risiko likuiditas pada bank; badan sertifikasi manajemen risiko; jakarta pusat; 2005,
hal. 46
3
Gandung troy, GM badan sertifikasi manajemen risiko, jakarta pusat , klinik perbankan, karakteristik risiko
treasury
5
Peramalan kas (cash forecasting) adalah awal dari semua peran lainnya yang dijalankan
oleh bagian Treasury. Tidak seperti staf Akunting yang menangani kegiatan penerimaan dan
pembayaran kas setiap hari, staf Treasury yang (biasa disebut ‘treasurer’) bertugas untuk
mengambil data yang telah dimasukan oleh staff Akunting ke dalam sistem (dalam organisasi
termasuk anak perusahaan jika ada), untuk kemudian mengkompilasikannya untuk menghasilkan
perkiraan kas (cash forecast), jangka pendek dan jangka panjang. Perkiraan dan semua
komponen yang terdapat pada peramalan kas diperlukan untuk:
Menentukan apakah bank membutuhkan lebih banyak uang tunai. Jika itu terjadi, maka
mereka bisa membuat rencana pendanaan (financing) baik melalui penggunaan hutang atau
ekuitas.
Membuat rencana investasi, jika hasil ramalan surplus dimana ada kelebihan kas (excess)
yang akan timbul.
Membuat rencana operasi yang dapat melindung nilai tukar mata uang bank dengan mata
uang asing4.
2. Melakukan Tatakelola Modal Kerja (Working Capital Management)
Penggunaan utama dari kas bank adalah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
Modal kerja merupakan komponen kunci dari peramalan kas. Tata kelola di wilayah ini antara
lain melibatkan perubahan tingkat aktiva lancar dan kewajiban lancar sebagai respon atas
capaian penjualan perusahaan. Lain daripada itu Treasurer juga mesti mampu memberikan
masukan bagi manajemen tentang dampak perubahan kebijakan yang diusulkan pada tingkat
modal kerja. Oleh sebab itu, seorang Treasurer harus mengetahuai bagaimana modal kerja
digunakan, apa pengaruh dan kaitannya dengan elemen-elemen keuangan lainnya.
3. Melakukan Tatakelola Kas (Cash Management)
Dengan menggabungkan informasi dalam perkiraan kas dan kegiatan modal kerja
manajemen, staf Treasury harus mampu menjamin ketersediaan dana yang cukup bagi kebutuhan
operasional perusahaan.
4. Tatakelola Investasi (Investment Management)
Ketika peramalan kas menunjukkan adanya kelebihan dana, maka staf treasury
bertanggung jawab untuk menginvestasikannya dengan tepat dan benar. Tiga tujuan utama dari
peran ini adalah: (a) tingkat pengembalian investasi yang maksimal (b) Kecocokan antara
4
Analisis laporan keuangan , jakarta: PT raja grafindo persada
6
tanggal jatuh tempo investasi dengan proyeksi kebutuhan kas perusahaan, dan yang paling
penting adalah (c) tidak menginvetasikan dana pada risiko tinggi.
5. Melakukan Tatakelola Risiko (Risk Management)
Para staf treasury juga bertanggung jawab untuk menciptakan strategi manajemen
risiko dan menerapkan taktik hedging untuk melindung perusahaan dari segalam macam risiko
keuanganterutama sekali dalam rangka mengatisipasi keadaan dimana: (a) suku-bunga pasar
membumbung tinggi melebihi suku bunga obligasi perusahaan terhadap institusi lain; (b) posisi
selisih kurs perusahaan juga bisa beresiko jika kurs tiba-tiba memburuk.
6. Menjaga Hubungan Baik Dengan Bank (Bank Relation)
Hubungan jangka panjang perusahaan dengan pihak banka bisa menjadi sangat
bermanfaat pada saat suatu saat kelak perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Untuk itu
Treasurer hendaknya sering bertemu dengan perwakilan dari setiap bank yang digunakan oleh
perusahaan untuk: membahas kondisi keuangan perusahaan, struktur biaya bank, setiap hutang
yang diberikan oleh bank kepada perusahaan (Jika ada), dan transaksi valuta asing, hedging,
kawat transfer, cash pooling, dan lain sebagainya.
7. Penggalangan Dana (Fund Raising)
Mempertahankan hubungan baik dengan komunitas investasi untuk tujuan
penggalangan dana (biasa disebut fund rising), sangatlah penting. Mulai dari para broker dan
bankir investasi yang menjual utang perusahaan dan mengelola penawaran ekuitas, sampai
dengan para investor, dana pensiun, dan sumber-sumber kas lainnya yang suatu saat tertentu
mungkin dapat membeli utang atau ekuitas perusahaan. Selain peran-peran utama di atas, pada
dasarnya staf Treasury seharusnya juga memonitor kondisi pasar terus-menerus, karena hal itu
diperlukaan pada saat tim manajemen perusahaan meminta informasi tentang suku bunga,
kemampuan perusahaan untuk membayar utang baru, dan keberadaan utang pada saat tertentu.
Jika perusahaan berencana untuk melakukan merger atau akuisisi, maka staf treasury harus
mampu mengintegrasikan sistem treasury perusahaan yang akan diambil alih dengan perusahaan
induk. Peran lainnnya termasuk menjaga dan mengelola berbagai asuransi atas nama
perusahaan5.
5
Kartika,analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank di indonesia,jurnal studi manajemen organisasi,
juli 2006. Vol.3. no.2
7
D. RISIKO TREASURY
Risiko Treasury merupakan suatu risiko kerugian pada aktivitas treasury bank, dan oleh
karenanya bergantung pada fungsi manajemen risiko dari treasury itu sendiri. Tugas treasury
bank adalah bagaimana treasury bank tersebut dapat mengelola risiko suku bunga di banking
book, mengelola risiko likuiditas dan pengelolaan capital management.
Adapun risiko yang akan dihadapi dalam aktivitas Treasury adalah sebagai berikut :
Risiko suku bunga yaitu yang muncul dari adanya perubahan dalam tingkat bunga yang
berlaku dipasar. Risiko tingkat bungan ini merupakan risiko utama yang tidak dapat dihindarkan,
sebab tingkat bunga ini mempunyai pengaruh yang sama terhadap seluruh surat berharga yang
ada.
Risiko pasar yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan adanya kondisi perekonomian
negera yang berubah-rubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain.
Risiko inflasi yaitu risiko yang muncul akibat kenaikan harga-harga secara umum
Risiko Operasional yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena
adanya kesalahan, penyelewengan atau ketidak patuhan terhadap ketentuan yang berlaku.
Risiko kredit yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena pihak lawan
(Counterparty) gagal memenuhi kewajibannya kepada bank sehingga mempengaruhi rentabilitas
bank.
Risiko likuiditas yaitu risiko yang muncul yang diakibatkan Dapat terjadi karena adanya
mismatch atau shortage funding sehingga bank tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran
likuiditas pada waktu yang ditetapkan.
Risiko nilai tukar mata uang yaitu risiko yang timbul karena adanya fluktuasi atau
perubahan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain.
Risiko negara (country risk) yaitu risiko yang timbul karena adanya kebijakan-kebijakan
yang timbul dari pemerintah baik dari segi politik maupun ekonomi serta adanya perubahan-
perubahan dalam deregulasi yang berlaku selama ini6.
E. UNIT KERJA TREASURY PERBANKAN
Aset bagi bank adalah kekayaan bank yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Bila
dikaitkan dengan perbankan, maka pengelolaan aset sebuah bank dilakukan oleh unit kerja
khusus yang dikenal luas dengan unit kerja treasury, yang akan melakukan pengelolaan aset bank
dalam bentuk penanaman dana dengan memperhitungkan sumber dana
(liability/kewajiban). Artikel ini akan menerangkan mengenai arti penting pengelolaan aset bank
6
Kuncoro, manajemen teori perbankan dan aplikasi;yogyakarta; fakultas ekonomi UGM 2002, hal.66
8
lengkap dengan konsep dasarnya hingga menggambarkan fungsi dan peranan bidang treasury
pada suatu bank, unit kerja treasury serta fungsi pengelolaan aset.
Treasury berasal dari kata "trasure" atau harta/kekayaan/aset. Sedangkan, treasury
management berarti pengelolaan aset. Bila dikaitkan dengan dengan perbankan, maka treasury
dalam aktifitas bank adalah tempat pengelolaan aset bank dalam bentuk penanaman dana dengan
memperhitungkan sumber dana (liabilitas/kewajiban).
Penempatan Dana(Aktiva/Aset) Sumber Dana(Passiva/Liabilitas)
- Kas (uang tunai)- Giro pada bank Indonesia-
Giro pada bank lain- Sertifikat bank Indonesia
- Simpanan Pihak ketiga(giro, tabungan ,
(SBI)
deposito)- Pinjaman dari bank lain- Surat
- Penempatan pada bank lain
berharga yang diterbitkan
- Surat berharga (Obligasi)
- Modal
- Kredit yang diberikan)
- Aktiva tetap
- Aktiva lain lain
9
kepada bank lain umumnya berjangka waktu pendek (dibawah 1 tahun) sehingga lebih mudah
pengembaliannya dibandingkan dengan aset bank dalam bentuk kredit yang diberikan. Kredit
yang diberikan oleh bank umumnyaberjangka waktu lebih panjang dan tidak mudah untuk dijual
atau dialihkan kepada pihak lain. Aktiva tetap dan tagihan lainya adalah aset bank yang tidak
mudah untuk dijual atau dijadikan uang. Tingkat likuiditas dari sisi liabilitas/kewajiban bank
adalah kemampuan bank untuk memperoleh dana adalah berupa meningkatkan simpanan dana
pihak ketiga (giro, tabungan, deposito), pinjaman dari bank lain, menerbitkan surat berharga
(obligasi) atau pinjaman dari lembaga pihak ketiga lainnya atau menambah modal bank7.
Hubungan antara sektor keuangan dapat diartikan sebagai peningkatan volume produk
dan jasa perbankan serta lembaga-lembaga intermidiasi lainnya serta transaksi keuangan di
pasar modal dan pertumbuhan ekonomi telah lama menjadi objek penelitian dalam bidang
ilmu ekonomi pembangunan. Perkembangan sektor keuangan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi, begitupula sebaliknya. Jika sektor keuangan mengalami
pertumbuhan yang baik maka akan semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat
dialokasi ke sektor-sektor ekonomi produktif dan pada akhirnya akan menambah
pembangunan modal sektor ekonomi untuk meningkatkan produktivitasnya dalam
menunjang pertumbuhan ekonomi.
Kinerja positif sektor keuangan akan berkorelasi positif terhadap kinerja ekonomi
suatu negara. Sektor keuangan bisa menjadi sumber utama pertumbuhan sektor riil ekonomi.
Semakin banyak alokasi dana pihak ketiga perbankan yang dialokasikan pada sektor-sektor
riil maka akan semakin berkurang tingkat pengangguran dan kemiskinan dalam sebuah
perekonomian. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa sektor perbankan berperan
penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu negara. Saat
ini, hampir semua sektor bisnis khususnya di negara-negara berkembang sangat
tergantung terhadap pembiayaan perbankan sebagai sumber modal pembiayaan.
Pihak yang memiliki kelebihan dana (modal) akan menginvestasikan dananya ke
lembaga keuangan (sebagai lembaga intermediasi) yang selanjutnya akan disalurkan
ke sektor bisnis yang membutuhkan pembiayaan.
A. Tiap bank memiliki sistem atau kinerja yang berbeda-beda. Salah satunya adalah sebagai
7
Loen boy, manajemen aktiva dan passiva bank; jakarta; Ptgrasindo 2008; hal.101
10
berikut :
1. Bank Sentral
Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas sektor
perbankan, dan sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia, fungsi bank sentral
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan
tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga
bidang tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur
dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi
perbankan di Indonesia.
2. Bank Umum
Bank umum melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum dalam artian dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di
seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank).
3. Bank Perkreditan Rakyat
Dalam pandangan syariah perkreditan ini diganti dengan sebutan pembiayaan. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan
giro, kegiatan valas, dan perasuransian8.
Industri keuangan dan perbankan syariah saat ini mengalami peningkatan peminat
khususnya setelah terjadinya krisis keuangan global 2007/2008. Hasilnya, industri
keuangan syariah tidak lagi hanya menjadi sekedar “peripheral” atas sistem
konvensional, akan tetapi sudah berperan menjadi pelengkap yang memiliki potensi
untuk dikembangkan di masa yang akan datang sebagai alternatif terhadap sistem
konvensional yang sudah lama beroperasi. Implementasi strategi pengembangan perbankan
syariah di beberapa negara ada yang menggunakan pendekatan sistem perbankan syariah
secara penuh (full-fledged Islamic banking system) seperti Pakistan, Iran dan Sudan9.
Adapun negara seperti Indonesia, Malaysia, Bahrain, Kuwait dan negara lainnya
menganut sistem dual banking, dimana sistem perbankan syariah beroperasi berdampingan
dengan sistem konvensional dalam sebuah negara.
Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai
8
https://www.zonareferensi.com/jenis-jenis-bank/
9
https://www.kompasiana.com/dendyddm/5af8fd42dd0fa8783e358213/bank-yang-konvensional-atau-syari-ah?
page=all
11
peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas
ekonomi tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan
syariah dalam sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong
perkembangan perekonomian nasional. Perbedaan mendasar antara perbankan
syariah dan konvensional terletak pada prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan dan
operasional.
10
https://www.researchgate.net/publication/295100352_PERBANKAN_SYARIAH_DAN_PERTUMBUHAN_EKONOMI
_INDONESIA
11
https://www.researchgate.net/publication/295100352_PERBANKAN_SYARIAH_DAN_PERTUMBUHAN_EKONOMI
_INDONESIA
12
2. Disisi pasiva sifat alaminya adalah Illiquid atau tidak mudah untuk dicairkan. Karna
bank harus menunggu bertahun-tahun dulu supaya dana ini cair dan financee akan
mengembalikan hutang yang mereka miliki di bank syariah. Hal ini bersebrangan
dengan sifat yang dimiliki pasiva yaitu sangat mudah di conversi kan ke dana tunai.
Maka dari itu aktifa dan pasiva betul-betul harus dikelola dengan baik.
3. Sifat alami yang ketiga adalah pasiva memiliki sifat inflexibility yaitu dia tidak
flexible untuk diambil kapanpun. Karna ini adalah receivables yang bank akan terima
ketika kontrak sudah selesai. Sedangkan disisi pasiva, bank harus selalu sedia dana
dikarnakan sifatnya adalah withdrawal on demand (bisa diambil sesuka nasabah).
4. Sifat alami yang keempat adalah dari sisi aktifa, bank sangat berisiko dimana ketika
terjadi default (gagal bayar) dimana nasabah tidak bisa melaksanakan kewajibannya
dalam pembayaran, maka bank harus menanggung ruginya tanpa harus membebankan
ini kepada nasabahnya yang meletakkan dana mereka di bank tersebut. Dan kerugian
ini tidak bisa dipastikan berapa jumlahnya bisa saja kecil presentasi Non Performance
Financingnya (NPF, kalau di konvensional dikenal dengan istilah Non Performing Loan
NPL) nya, bisa jadi besar.
Disini pasiva, hal ini sangat berbeda sekali, ia memiliki sifat risk free atau
tanpa risiko dimana bank harus mengembalikan dana nasabah kapanpun ia kehendaki
tanpa melihat apakah bank ini mengalami kerugian atau keuntungan. Jikalau di bank
syariah, maka bank tidak berhak memberikan hibah atau keuntungan kepada nasabah
disaat bank mengalami kerugian dalam performa mereka.
Rasional Pengelolaan Aktifa dan Pasiva Ada beberapa alasan kenapa
manajemen aktifa dan pasiva ini sangat urgent dan harus banyak produk yang harus
disediakan di industri perbankan syariah ini sehingga ketika terjadi kekurangan
likuiditas maka bank syariah tidak perlu pusing lagi untuk mencari tempat dimana
mereka harus meminta pembiayaan baik itu sifatnya jangka pendek, menengah
bahkan jangka panjang. Ada beberapa alasan kenapa hal ini sangat penting untuk
diketahui :
1. Untuk mempertahankan likuiditas. Likuiditas ini menjadi bahan penting dalam
perbankan syariah baik ketika harus memenuhi kewajibannya kepada nasabahnya
ataupun memberikan pembiayaan jangka pendek, menengah ataupun jangka panjang.
Jikalau mereka kekurangan likuiditas, harusnya ada tempat dan ruang bagi mereka
untuk meminta pembiayaan.
2. Menghindari permasalahan mismatch. Problem mistmatch terjadi secara alami
dikarnakana sifat alami yang dimiliki oleh balance sheet bank dimana aktifa sifatnya
jangka panjang sedang pasiva jangka pendek, maka dari itu perlu pengelolaan yang
baik untuk mengatur ketidak seimbangan ini sehingga likuiditas untuk sisi pasiva selalu
tersedia.
3. Menghindari Bank Runs. Maksudnya adalah ketika aktifa dan pasiva tidak dikelola
dengan baik, maka hal ini akan menyebabkan nasabah akan berbondong-bondong
menarik dana mereka. Dimana nasabah tidak percaya lagi kepada bank sebagai
pengelola dana mereka.
13
4. Mempertahankan kepercayaan nasabah. Hal ini harus terus diperhatikan dimana
bank sebagai lembaga yang menjual kepercayaan harus siap selalu ketika nasabah ingin
menarik dana mereka kapanpun dan dimanapun. Sehingga nasabah yakin bahwasanya
dana mereka tidak dibawa kabur.
5. Menghindari Insolvency dan Bank gagal. Pengelolaan aktifa dan pasiva yang baik
akan menghindari ketidak mampuan bank untuk memenuhi kebutuhan likuditas di sisi
pasiva dan hal ini akan menyebabkan bank tersebut gagal.
6. Menghindari systemic risk. Yaitu risiko dimana ketika salah satu bank customer
sudah tidak mempercayai satu bank, maka customer lainnya akan ikut untuk tidak
percaya dan hal ini akan menyebabkan bank tersebut gagal dan bangkrut. Ketika satu
bank mengalami hal ini, maka risiko ini akan menimbulkan kepanikan yang sama bagi
nasabah lain.
Di konsep transaksi bank syariah ketika berbicara masalah produk treasury, maka
hal ini termasuk hal yang urgent juga dimana diperlukan kemampuan khusus dalam
mengatur surplus dan deficit bank sehingga tidak menimbulkan masalah. Ketika
terjadi deficit, maka bank syariah harus mencari tempat untuk meminta pembiayaan
sehingga tidak menciptakan masalah mismatch, bank run dan systemic risk. Akan
tetapi ketika terjadi surplus, hal ini harus cepat di investasikan sehingga bank syariah
bisa memperoleh untung dan bisa membesarkan perusahaan. Jika tidak, maka dana
tersebut hanya akan menganggur tanpa menghasilkan apapun dan ini akan membuat
rugi bank syariah karna disisi aktifa mereka harus memberikan hibah kepada para
nasabah mereka (meskipun tidak wajib, tapi hal ini akan berpengaruh pada
kepentingan nasabah).
Produk-Produk Treasury di Perbankan Syariah Di industri keuangan syariah di
Indonesia. Produk treasury sudah bervariasi. Apalagi ditambah dengan komoditi
syariah yang baru saja di luncurkan oleh bursa berjangka (Jakarta Future Exchange)
14
baru baru ini12. Karna kebutuhan atas bank syariah makin tahun terus bertambah hal ini
juga terimplikasi kepada produk dan inovasi di industri perbankan syariah haruslah
variatif dan kompetitif dibandingkan dengan produk konvensional sehingga pangsa
pasar perbankan syariah terus mengalami peningkatan yang bagus
kedepannya. Sampai saat ini, ada beberapa produk yang sudah biasa dikerjakan di
industri perbankan syariah (ALMA) seperti Mudharabah Investment antar bank
syariah, certificate wadiah bank Indonesia, Repo Syariah, dan terakhir adalah
komoditi syariah yang baru saja diluncurkan oleh bursa Berjangka.
12
https://www.kompasiana.com/dendyddm/5af8fd42dd0fa8783e358213/bank-yang-konvensional-atau-syari-ah?
page=all
13
https://www.kompasiana.com/dendyddm/5af8fd42dd0fa8783e358213/bank-yang-konvensional-atau-syari-ah?
page=all
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hasil kajian ini menunjukkan bahwasanya perbankan saling berhubungan antara
satu sama lain. Dimana pihak bank perantara dimana bank pada dasarnya adalah entitas yang
melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk pembiayaan atau dengan kata
lain melaksanakan fungsi intermediasi keuangan. Dimana dalam bank tersebut tempat
bertemunya pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana.
Meskipun hubungan perbankan saling berhubungan tidak dipungkiri bahwasannya
dalam keduanya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Pada ban konvensional
dalam prinsipnya menggunakan sisem riba, berbeda dengan bank syariah dimana pada
transaksinya dilarang yang menggandung unsur riba, gharar, maysir dan dzalim.
B. Saran
Krirtik serta saran yang membangun saya harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah saya dikemudian hari, Terima kasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/295100352_PERBANKAN_SYARIAH_DAN_PERT
UMBUHA
N_EKONOMI_INDONESIA
https://www.kompasiana.com/dendyddm/5af8fd42dd0fa8783e358213/bank-yang-
konvensionalatau-syari-ah?page=all
https://www.zonareferensi.com/jenis-jenis-bank/
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/3167/03abstrak_Dian
%20Firmansyah_
10040009030_skr_2016.pdf?sequence=3&isAllowed=y
http://repository.uinsu.ac.id/149/4/BAB%201%20-%203.pdf
https://www.dream.co.id/dinar/hubungan-bank-syariah-dan-nasabah-tak-sebatas-debitur-
kreditur1811288.html
https://www.mandirisyariah.co.id/business-banking/corporate/treasury
https://www.patrarijaya.co.id/syariah-treasury-management/
17