Anda di halaman 1dari 19

MAKNA YANG TERKANDUNG DALAM SILA-SILA PANCASILA

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Salah Satu Tugas Dari Mata Kuliah
Pancasila
DI SUSUN OLEH :
GEOFANA DAMAYANTI
D10121481

DOSEN PENGAMPU :
ANDI DEWI

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022

1
Kata Pengantar

Puji dan Syukur Saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini Saya membahas mengenai “MAKNA YANG
TERKANDUNG DALAM SILA-SILA PANCASILA”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya sadar makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Saya
harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palu, Desamber 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................2


Daftar Isi ...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................4
B. Rumusan Masalah .......................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Pancasila .........................................................5
B. Pengertian Pancasila ....................................................6
C. Pancasila Sebagai Dasar Negara, Pandangan Hidup,
dan Cita-cita Bangsa .....................................................8
D. Konsep Dasar Pancasila ...............................................11
E. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem
Filsafat ...........................................................................11
F. Makna Nilai-nilai Setiap Sila-sila Pancasila ................13
G. Nilai-nilai yang Terkandung di dalam Pancasila ........15
H. Pengamalan Pancasila .................................................16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................19
B. Saran .............................................................................19
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan suatu sistem filsafat yang melandasi tata
kehidupan masyarakat bangsa dan negara Indonesia.
Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting dan bersifat imperatif, baik imperatif
moral maupun politis-ideologis bagi bangsa Indonesia dalam menata, mengatur, serta
menyelesaikan masalah-masalah sosial, kebangsaan dan kenegaraan termasuk juga masalah
hukum. Sebagai dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai pemersatu bangsa dan
negara Indonesia. Sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia maka sudah semestinya
bahwa Pancasila dalam dirinya sendiri sebagai suatu kesatuan.
Pancasila sudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sarana pemersatu, artinya
sebagai suatu kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung didalam sila-sila
Pancasila disetujui sebagai milik bersama.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apakah kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat?
2.      Apakah makna nilai-nilai setiap sila-sila Pancasila?
3.      Apakah nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila?
4.      Bagaimana pengamalan Pancasila?

C. Tujuan
1. Mengetahui makna nilai-nilai setiap sila-sila Pancasila
2. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
3. Mengetahui pengalaman Pancasila

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pancasila
Secara kausalitas teori asal mula Pancasila dibedakanmenjadi dua macam, yaitu asal mula
langsung dan asal mula tak langsung

1. Teori Asal Mula Pancasila secara langsung Menurut Notonegoro rincian asal mula
Pancasila secara langsung adalah sebagai berikut:
a. Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, terdapat
dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
b. Causa formalis (asal mula bentuk atau bangun) dimaksudkan bagaimana Pancasila itu
dibentuk rumusannya sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam hal ini BPUPKI memiliki peran yang sangat menentukan.
c. Causa efisien (asal mula karya) ialah asal mula yang meningkatkan Pancasila dari calon
dasar negara menjadi Pancasila yang sah sebagai dasar negara. Asal mula karya dalam hal ini
adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang kemudian mengesahkan dan menjadikan
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara setelah melalui pembahasan dalam sidang-sidangnya.
d. Causa finalis (asal mula tujuan) adalah tujuan dari perumusan dan pembahasan Pancasila
yakni hendak dijadikan sebagai dasar negara. Untuk sampai kepada kausan finalis tersebut
diperlukan kausa atau asal mula sambungan.

2. Teori Asal Mula Pancasila secara tidak langsung


Asal Mula Pancasila secara tidak langsung pada hakekatnya adalah nilai-nilai Pancasila yang
telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sejak dahulu
sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hal ini sering disebut kausa materialis atau
sebagai asal mula tidak langsung nilai Pancasila. Dengan demikian, latar belakang Pancasila
yang dijadikan sebagai ideologi bangsa adalah sebagai berikut:

a. Proses sejarah bangsa


b. Nilai-nilai Pancasila telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia sejak dahulu sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

5
c. Ideologi Pancasila mengemban tugas masa depan dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila

Pancasila sebenarnya secara budaya merupakan kristalisasi nilai-nilai yang baik-baik yang
digali dari bangsa Indonesia. Disebut sebagai kristalisasi nilai-nilai yang baik. Adapun kelima
sila dalam Pancasila merupakan serangkaian unsur-unsur tidak boleh terputus satu dengan
yang lainnya. Namun demikian terkadang ada pengaruh dari luar yang menyebabkan
diskontinuitas antara hasil keputusan tindakan konkret dengan nilai budaya.

B. Pengertian Pancasila
1. Secara Etimologis
Pancasila berasal dari Bahasa India yakni Bahasa Sansekerta, bahasa kasta brahmana. Sedang
bahasa rakyat jelata adalah prakerta. Menurut Prof. H. Moh. Yamin Pancasila ada dua macam
arti yaitu :

1) Panca : artinya lima


2) Sila : dengan satu i, artinya batu sendi, alas atau dasar
Siila : dengan dua i, artinya peraturan yang penting, baik, atu senonoh Dari kata sila ini dalam
Bahasa Indonesia menjadi susila artinya hal yang baik. Dengan demikian maka perkataan
Pancasila berarti batu sendi yang lima, berdasarkan yang lima, atau lima dasar Sedang
Pancasila berarti lima aturan hal yang penting, baik atau senonoh.

2. Secara Historis
Secara historis istilah Pancasila mula-mula dipergunakan oleh masyarakat India yang
memeluk Agama Budha. Pancasila berarti lima aturan (Five moral principles) yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh para penganut biasa/awam Agama Budha, yang dalam bahasa
aslinya yaitu Bahasa Pali. Pancasila yang berisikan lima pantangan yang bunyinya menurut
ensiklopedia atau kamus Budhisme :

1) Panatipata veramani sikkhapadam samadiyami Jangan mencabut nyawa setiap yang hidup.
Maksudnya dilarang membunuh.
2) Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami Janganlah mengambil barang yang tidak
diberikan. Maksudnya dilarang mencuri

6
3) Kameshu micchacara veramani sikkhapadam samadiyami Janganlah berhubungan kelamin
yang tidak sah dengan perempuan. Maksudnya dilarang berzina.
4) Musawada veramani sikkhapadam samadiyami Janganlah berkata palsu. Maksudnya
dilarang berdusta.
5) Sura meraya-majja pamadattha veramani sikkhapadam samadiyami Janganlah meminum
minuman yang menghilangkan pikiran. Maksudnya dilarang minum minuman keras.
Selanjutnya istilah Pancasila masuk dalam kasanah kesusastraan Jawa kuno pada zaman
Majapahit di bawah Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.

Istilah pancasila terdapat dalam buku keropak Negara Kertagama yang berupa syair pujian
ditulis oleh pujangga istana bernama Mpu Prapanca selesai pada tahun 1365, yakni pada
sarga 53 bait 2 yang berbunyi sebagai berikut :
- Yatnanggegwani pancasyila kertasangska rabhi sakakakrama artinya : Raja menjalankan
dengan setia kelima pantangan (pancasila) itu begitu pula upacara-upacara adat dan
penobatan-penobatan.

Selain terdapat dalam buku Negara Kertagama yang masih dalam jaman Majapahit istilah
pancasila juga terdapat dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular. Dalam buku Sutasoma
ini istilah pancasila disamping mempunyai arti berbatu sendi yang lima (dalam bahasa
sansekerta) juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima, pancasila krama, yaitu :
1) Tidak boleh melakukan kekerasan
2) Tidak boleh mencuri
3) Tidak boleh berjiwa dengki
4) Tidak boleh berbohong
5) Tidak boleh mabuk minum minuman keras

Demikianlah perkembangan istilah Pancasila dari bahasa sansekerta menjadi Bahasa Jawa
kuno yang artinya tetap sama dengan yang terdapat di jaman Majapahit.
3. Secara Terminologis
Secara terminologis, yaitu dimulai sejang sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Pancasila
dipergunakan oleh Bung Karno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar Negara
Indonesia yang diusulkanya. Sedang istilah tersebut diberikan dari temannya yang pada
waktu itu duduk di samping Bung Karno.

7
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka, keesokan harinya 18 Agustus 1945
disahkanlah UUD '45 yang sebelumnya masih merupakan rencana di mana dalam
pembukaanya memuat rumusan lima Dasar Negara Republik Indonesia yang diberi nama
Pancasila. Artinya lima dasar yang dimaksud ialah dasar falsafah Negara Republik Indonesia
yang isinya sebagaimana tertera dalam alinea IV bagian akhir pembukaan UUD '45.
Selanjutnya istilah Pancasila dalam Bahasa Indonesia dan secara yuridis yang dimaksudkan
adalah 5 sila Pancasila yang kita anut saat ini.

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara, Pandangan Hidup, dan Cita-cita Bangsa


1. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati atau lenyap, maka
pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang menentukan arah
Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam kedudukannya
sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang
menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang merupakan
penguat dasar Negara.5Negara merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh, mekar dan dapat mati
atau lenyap, maka pengertian dasar Negara meliputi arti: basis atau fundament, tujuan yang
menentukan arah Negara, pedoman yang menentukan dan mencapai tujuan Negara. Dalam
kedudukannya sebagai dasar Negara, pancasila menetukan bahwa Negara Indonesia adalah
Negara yang menjadi pendukung antara Tuhan, manusia, persatuan, rakyat serta adil yang
merupakan penguat dasar Negara.1 Pancasila sebagai dasar Negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada Negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai
pancasila. Artinya, pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau power yang menjiwai
kegiatan dalam membentuk Negara. Konsep pancasila sebagai dasar
Negara dianjurkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan pancasila sebagai dasar Negara
falsafah Negara atau filosophische gromdslag bagi Negara Indonesia merdeka. Usulan
tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Sejak saat itu pancasila sebagai
dasar Negara yang mempunyai kedudukan sebagai berikut:
 Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
 Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
 Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.

1
Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, (Jakarta: Bumi Aksara,1996),hlm.,52.

8
 Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
 Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan perintah
maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti luhur. 2

Pancasila sebagai ideology juga mengandung system nilai yang bersifat menyuruh. Pancasila
merupakan dasar kehidupan dasar sehari-hari, baik berdasarkan realita kehidupan
masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, masyarakat harus lebih dahulu
memahami dasar falsafah dan ideologi negara itu, yang selanjutnyaakan mendorong perilaku
warga negara, rakyat maupun penyelenggara negara dalam suasana realitas. Pancasila juga
merupakan ideology terbuka. Artinya, yang dikandung oleh sila-sila pancasila hanyalah
terbatas pada nilai-nilai dasar dan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.3

2. Pancasila Sebagai pandangan Hidup Bangsa


Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua aktivitas
kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila. Adapun fungsi
Pancasila sebagai pandangan hidup adalah:
Pertama, pancasila dijadikan petunjuk untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang
terjadi di masyarakat. Baik itu permasalahan yang terjadi di Indonesia atau bahkan di
masyarakat dunia.
Kedua, pancasila bisa menjadi cara untuk menyelesaikan persoalan budaya, sosial, ekonomi,
dan politik agar negara kita semakin maju..
Ketiga, warga negara Indonesia jadi memiliki acuan untuk membangun dirinya berdasarkan
apa yang menjadi cita-cita bangsa.
Keempat, pancasila sebagai pandangan hidup bisa mempersatukan masyarakat yang memiliki
latar belakang yang berbeda-beda.

Pancasila harus dijadikan sebagai pandangan hidup oleh seluruh warga negara Indonesia.
Pengertian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa akan dibagi dalam masing-masing
butir pancasila sebagai berikut:

2
Notonagoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, (Jakarta: Bumi Aksara,1996),hlm.,52.

3
Fachruddin Pohan, Op.Cit, hlm.,87-90.

9
 Ketuhanan yang Maha Esa
Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia
mempercayai dan bertakwa pada Tuhan, yang disesuaikan dengan agama dan
kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing orang. Karena itu makna dari sila ini
juga berarti kita perlu saling menghormati antar umat beragama sehingga tercipta
kehidupan yang rukun.

 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila kedua ini kita sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap
manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling menyayangi satu
sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran
dan keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian negara kita.

 Persatuan Indonesia
Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan
negara dari kepentingan masing-masing. Kita harus mempunyai kepribadian yang rela
berkorban demi negara Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta
bangga pada negara.

 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Khidmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan
Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain
dan mengutamakan kepentingan negara dan orang lain.Terkadang kita akan
menemukan perbedaan pendapat dan cara pandang. Namun, kita harus
menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah atau berdiskusi.

 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Makna dari sila ini berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan cara
kekeluargaan dan gotong royong, selalu bersikap adil. Selain itu kita harus seimbang
antara hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak orang lain.

3. Pancasila Sebagai Cita-cita Bangsa

10
Bagi bangsa Indonesia, sikap hdup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut berasal dari budaya
masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu, Pancasila sebagai inti dari nilai-nilai
budaya Indonesia maka Pancasila dapat disebut sebagai cita-cita moral bangsa Indonesia.
Cita-cita moral inilah yang kemudian memberikan pedoman, pegangan atau kekuatan
rohaniah kepada bangsa Indonesia di dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

D. Konsep Dasar Pancasila


Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar, sendi ,asas, ata
peraturan tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian pancasila merupakan lima
dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila
dapat kita artikan sebagai lma dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup
bangsa. Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat
dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa
pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing
dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.

E. Kesatuan Sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat


Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis
serta dasar aksiologis dari sila-sila Pancasila.

1.      Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila


Pancasila sebagai suatu kesatuan filsafat tidak hanya kesatuan yang menyangkut sila-
silanya saja melainkan juga meliputi hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Pancasila yang
terdiri atas lima sila, setiap sila bukanlah asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan
memiliki satu kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah
manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, oleh karena itu hakikat dasar ini juga
disebut sebagai dasar antropologis. Subyek pendukung pokok sila-sila Pancasila adalah
manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut : bahwa yang berketuhanan yang Maha Esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta yang
berkeadilan sosial, pada hakikatnya adalah manusia.

11
2.      Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila4
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi5
6
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa
dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia menyelesaikan masalah
yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila juga telah menjadi cita-cita atau
keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praksis, karena dijadikan sebagai landasan bagi
cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.
Dasar epistemologis Pancasila pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologisnya. Terdapat tiga persoalan yang mendasar dalam epistemologis, yaitu: tentang
sumber pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, serta tentang
watak pengetahuan manusia.

3.      Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila


Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya
sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu
kesatuan.

F.    Makna Nilai-nilai Setiap Sila-sila Pancasila


Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai,
oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun
dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya
namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Oleh karena itu,
segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan, penyelenggaraan dan pembangunan negara
untuk menciptakan kesejahteraan rakyat bahkan moral negara, moral penyelenggara negara,
politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undangan negara,

4
Kaelan MS.1991.Edisi reformasi.Fakultas filsafat UGM. Hlm 34-38
5
2
62
Kaelan MS.1991.Filsafat pancasila.Yogyakarta.Fakultas Filsafat UGM.hlm 10-15

12
kebebasan dan hak asasi warga negara harus dengan memenuhi perintah Tuhan dan menjiwai
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

2.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan,
kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis
antropologis bahwa hakikat manusia adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) dan raga, sifat
kodrat individu dan makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri dan
sebagai makhluk Tuhan.
Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Oleh karena itu dalam
kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan negara harus
mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak
kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-
undangan negara.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri,
terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya. Nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral
dan beragama.
Dalam kehidupan bersama dalam negara, nilai kemanusiaan harus dijiwai karena
untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu
kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama sehingga
negara kita akan kuat persatuan dan kesatuannya. Nilai kemanusiaan juga menjunjung tinggi
untuk berbuat adil. Adil terhadap Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi
manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, ras, keturunan,
status sosial maupun agama.

3.      Sila Persatuan Indonesia


Negara Indonesia adalah negara yang beraneka ragam tetapi harus tetap satu, seperti
sembohyang negara kita Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan bukan alasan untuk diruncingkan

13
menjadi suatu konflik dan permusuhan, melainkan diarahkan untuk menghasilkan suatu yang
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama.
Bangsa ini bersatu karena didorong untuk mencapai kehidupan kebangsaan yang bebas
dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

4.      Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan berarti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya melalui
sistem perwakilan dari keputusan-keputusannya diambil dengan jalan musyawarah yang
dipimpin oleh pikiran yang sehat serta penuh tanggung jawab, baik kepada Tuhan Yang
Maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya. Sila keempat ini merupakan sendi yang
penting untuk asas kekeluargaan masyarakat dan asas tata pemerintahan Republik Indonesia
yang didasarkan atas kedaulatan rakyat.

5.      Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila kelima ini berarti bahwa setiap orang Indonesia mendapat perlakuan yang adil
dalam segala bidang.
Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam hidup bersama, yaitu:
1)      Keadilan distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara negara terhadap warganya.
2)      Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu suatu hubungan keadilan antara warga negara
teradap negara.
3)      Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya
secara timbal balik.

G.     Nilai-nilai yang Terkandung di dalam Pancasila


Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila, yaitu :

1.      Dalam sila I : Ketuhanan Yang Maha Esa


a.       Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang sempurna.
b.      Ketakwaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa.

2.      Dalam sila II : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

14
a.       Pengakuan terhadap adanya martabat manusia.7
b.      Perlakuannya yang adil terhadap sesama manusia.8
c.       Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan.

3.      Dalam sila III : Persatuan Indonesia


a.       Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
b.      Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia.
c.       Persatuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku bangsa (etis) dan
kebudayaan bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah
dalam pembinaan persatuan bangsa Indonesia.

4.      Dalam sila IV : Kerakyatan yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a.       Kedaulatan negara adalah di tangan rakyat.
b.      Pimpinan kerakyatan adalah hikamat kebijaksanaan yang di landasi akal sehat.
c.       Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
d.      Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.

5.      Dalam sila V : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a.       Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat Indonesia.
b.      Keadilan dalam kehidupan sosial.
c.       Cita-cita masyarakat adil dan makmur material dan spiritual yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.
d.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang lain.

H.     Pengamalan Pancasila

7
Salam Burhanuddin.1998.Filsafat Pancasilisme.Jakarta.Bina Aksara hlm 38-40
83
Noor MS Bakri.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Pustaka Pelajar. Hlm 10-15

15
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978, yang juga dinamakan “Ekaprasetia
Pancakarsa”, memberi petunjuk-petunjuk nyata dan jelas. Wujud pengamalan kelima sila
Pancasila adalah sebagai berikut:

1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


a.       Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
c.       Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d.      Tidak memaksakan sesuatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

2.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a.       Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia.
b.      Saling mencintai sesama manusia.
c.       Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d.      Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e.       Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3.      Sila Persatuan Indonesia


a.       Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b.      Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c.       Cinta tanah air dan bangsa.
d.      Kemajuan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhineka
Tunggal Ika.

4.      Sila Kerakyatan yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
a.       Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
b.      Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
c.       Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.9
9
Winarno.2007.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua.Jakarta.PT Bumi Aksara

16
d.      Keputusan yang di ambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5.      Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a.       Mengembangkan perilaku-perilaku yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
b.      Bersikap adil.
c.       Menghormati hak-hak orang lain.
d.      Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
e.       Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

17
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pancasila adalah dasar filsafat dan pandangan hidup negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Pancasila memiliki kedudukan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia dalam menata,
mengatur, serta menyelesaikan masalah-masalah sosial, kebangsaan dan kenegaraan termasuk
juga masalah hukum. Sebagai dasar filsafat, maka Pancasila merupakan sebagai pemersatu
bangsa dan negara Indonesia.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang dengan sendirinya
memiliki kebudayaan dan adat-istiadat yang berbeda-beda pula. Namun demikian bahwa
perbedaan itu harus disadari sebagai sesuatu yang memang senantiasa ada pada setiap
manusia (suku bangsa) sebagai makhluk pribadi, dan dalam masalah ini bersifat biasa.
Namun demikian dengan adanya kesatuan asas kerokhanian yang kita miliki, maka perbedaan
itu harus dibina ke arah suatu kerjasama dalam memperoleh kebahagiaan bersama.

B.     Saran
    Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa, bukanlah hanya
merupakan rangkaian kata-kata yang indah namun harus diwujudkan dan diaktualisasikan
dalam berbagai bidang dalam kehidupan bangsa.
   Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila hendaknya harus mewarnai setiap
prosedur dalam penyelesaian konflik yang ada didalam masyarakat.
    Hendaknya masyarakat bangsa Indonesia harus mengamalkan sila-sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan MS.1991.Filsafat pancasila.Yogyakarta.Fakultas Filsafat UGM.

Salam Burhanuddin.1998.Filsafat Pancasilisme.Jakarta.Bina Aksara.

Noor MS Bakri.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta.Pustaka Pelajar.

Winarno.2007.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Edisi Kedua.Jakarta.PT Bumi


Aksara

19

Anda mungkin juga menyukai