DISUSUN OLEH :
NPM : (2226010117)
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Terbentuknya Provinsi
Bengkulu” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah terbentuknya provinsi Bengkulu bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Makalah ini diselesaikan semata karena penulis menerima banyak bantuan dan dukungan.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Aang S.Effendi Putra, S.E,M.H. selaku dosen mata kuliah pancasila yang
selalu memberikan bimbingan, waktu, dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah.
2. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
A. PENGERTIAN PANCASILA.......................................................................................6
C. FUNGSI PANCASILA.................................................................................................10
BAB III......................................................................................................................................28
PENUTUP.................................................................................................................................28
A. KESIMPULAN.............................................................................................................28
B. SARAN..........................................................................................................................28
DAFTAR PUSAKA..................................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa
Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa.
Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan jiwa
dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila
mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.
Kadang kala makna nilai-nilai yang ada dalam pancasila yang merupakan penjelmaan dari
seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi diabaikan
sehingga akibat dari itu makna nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan hilang. Menyadari
bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-
menerus pengahayatan dan pengamalan makna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, oleh
sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-
nilai pancasila demi kelestarianya.
Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi menjalankan nilai-nilai pancasila, perlu
ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewat
pendidikan pancasila untuk para pelajar mahasiswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian pancasila?
2. Bagaimana Sejarah perumusan dan lahirnya pancasila?
3. Apa saja Fungsi pancasila?
4. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi Negara?
5. Apa Ciri-ciri dari ideologi pancasila?
6. Apa Makna pancasila sebagai dasar Negara?
7. Apa Butir-butir pengamalan pancasila?
8. Bagaimana Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa?
9. Bagaimana penerapan Nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pancasila
2. Untuk mengetahui sejarah perumusan dan lahirnya pancasila
3. Untuk mengetahui fungsi pancasila
4. Untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi negara
5. Untuk mengetahui ciri-ciri dari ideologi pancasila
6. Untuk mengetahui makna pancasila sebagai dasar negara
7. Untuk mengetahui butir-butir pengamalan pancasila
8. Untuk mengetahui kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa
9. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PANCASILA
1. Etimologis
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata,
Panca dan Sila.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), Pancasila telah dikenal sejak
zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku
Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi
yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima.
Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara
Indonesia pasca kemerdekaan.
2. Terminologis
Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara. Pasca
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI mengadakan sidang sebagai
sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang
tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal
dengan nama UUD 1945.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut:
/ perwakilan
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh
PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
3. Historis
Sejarah Pancasila dimulai dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada 29 April
1945.
BPUPKI diberi tugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-
lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Badan ini dipimpin KRT Dr
Radjiman Wedyodiningrat.
Pada 29 Mei-1 Juni 1945 Dalam sidang resmi BPUPKI yang pertama, sejumlah tokoh
menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh itu di antaranya M.
Yamin, Soepomo, dan Sukarno.
Pada 1 Juni 1945 Soekarno mengemukakan PancaSila sebagai dasar negara dalam pidato
spontannya yang selanjutnya dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Ir. Sukarno
merumuskan dasar negara:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Selanjutnya BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih
rinci dasar negara yang nantinya tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945.
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Ahmad Subardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim
Pada 22 Juni 1945, tercapailah rumusan dasar Negara. Dasar negara inilah yang dikenal
sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang isinya adalah sebagai berikut:
Pada 18 Agustus 1945, sidang PPKI diantaranya membahas poin pertama piagam Jakarta
yang dinilai belum mewakili aspirasi seluruh umat beragama di Indonesia. Pembahasan
persoalan ini pun melibatkan beberapa tokoh Islam. Hingga akhirnya poin nomor 1 digantikan
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, beberapa dokumen
penetapannya ialah:
Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
Pada tanggal 1 Juni 2016, presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.
C. FUNGSI PANCASILA
Di atas telah dijelaskan bahwa ideologi dalam arti sehari-hari adalah cita-cita yang
merupakan dasar, pandangan, atau paham. Jadi, Pancasila sebagai ideologi negara merupakan
tujuan bersama bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam pembangunan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah negara kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai dasar falsafah negara
ataupun sebagai ideologi negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar
mengatur penyelenggaraan pemerintah.
Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan lagi dengan adanya ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan penetapan tentang penegasan Pancasila sebagai
dasar negara. Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksudkan dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan republik
Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Dalam penjelasan
ketetapan ini pun dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar negara di dalamnya
mengandung makna sebagai ideologi nasional, cita-cita dan tujuan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai
kaidah negara yang fundamental atau mendasar sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat
diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum. mengubah Pancasila
berarti membubarkan negara kesatuan republik Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17
Agustus 1945.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna sebagai berikut.
b. sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan
berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan undang-
undang dasar 1945 alinea ke-4.
c. sebagai dasar, arah dan petunjuk aktivitas perih kehidupan bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.
Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori von savigny
artinya bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut volkgeist, artinya jiwa
rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof rof. Mr. A.G.
Pringgodigdo dalam tulisan beliau dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara lain bahwa
tanggal 1 Juni 1945 adalah hari lahir istilah Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada
sejak adanya bangsa Indonesia.
Diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental.
Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan Dengan Bangsa
Lain. Ciri Khas Inilah Yang Dimaksud Dengan Kepribadian.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life mengandung makna bahwa
semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari
Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan
bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber
dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut yaitu:
6. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Atau Sumber Tertib Hukum
Bagi Negara Republik Indonesia
Sumber tertib hukum republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia. Cita-
cita itu meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, peri
kemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian nasional. Cita-cita politik mengenai sifat, bentuk
dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan.
Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa
Indonesia belum mempunyai undang-undang dasar negara yang tertulis. Pada 18 Agustus 1945
disahkan pembukaan dan batang tubuh undang-undang dasar 1945 oleh PPKI (panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan penjelmaan atau wakil-wakil seluruh rakyat
Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu untuk membela Pancasila untuk selama-
lamanya.
Cita-cita luhur negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan undang-undang dasar
1945. Karena pembukaan undang-undang dasar 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi
yaitu jiwa Pancasila sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Cita-
cita luhur inilah yang akan disampaikan oleh bangsa Indonesia.
benar, adil, bijaksana dan tepat bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan rakyat
Indonesia.
1. Pengertian Ideologi
Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Ideas berarti gagasan, konsep, sedangkan
logos berarti ilmu. pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan keagamaan.
Menurut pandangan Harol H. Titus, definisi dari ideologi adalah: A term used for any
group of ideas concerning various political and economic issues and social philosophies often
applied to a sistematic scheme of ideas held by group or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-
cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita beserta pedoman dan metode dalam
melaksanakan atau mewujudkannya.
Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik
yang menjadi pedoman seseorang atau sekelompok orang.
Ideologi juga berarti seperangkat gagasan dan keyakinan yang dapat menjadi pegangan
dalam kehidupan manusia.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian ideologi adalah gagasan yang disusun secara
sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Dalam ideologi
terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, dasar pikiran yang
terdalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya ideologi,
suatu negara adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Jadi, ideologi didasarkan pada filsafat negara.
Ideologi disertai penggunaan kekuatan (power) guna mewujudkan maka ideologi dekat dengan
kekuasaan politik.
Ideologi menjadi sesuatu yang sangat penting dan vital bagi kelangsungan hidup suatu
kelompok atau sebuah bangsa. Hal itu disebabkan ideologi memberikan kejelasan identitas
nasional, memberi inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan
ideologi yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal
dan memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam
gerak masyarakat yang makin maju.
3. Demokratis
Pemerintahan yang berdasar ideologi Pancasila adalah pemerintahan yang berdasar
persetujuan rakyat. Demokratis sendiri berarti bahwa pemerintahan indonesia memiliki sifat
demokrasi. Dilihat dari asal katanya, demokrasi berasal dari bahasa Latin demo yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Dengan begitu sudah jelas bahwa negara yang
demokratis harus tetap meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Pendapat rakyat sangat
penting, dan pemimpin hanya memberikan keputusan.
4. Berdasar hukum
Negara yang berdasar ideologi Pancasila adalah negara yang berdasar hukum. Negara
hukum bisa diartikan sebagai negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
berdasar pada hukum. Kekuasaan pemerintahan berdasar pada kedaulatan atau supremasi
hukum dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum. Negara hukum mempunyai
konstitusi yang jelas. Berbeda dengan ideologi komunis, mereka mempunyai konstitusi, tapi
kekuasaan tertinggi di tangan pemimpin otoriter. Negara dengan ideologi komunis tidak bisa
dikatakan negara hukum.
9. Menginspirasi rakyat
Pancasila sebagai ideologi mempunyai ciri yang membuat Pancasila dapat menginspirasi
masyarakat untuk bertanggungjawab sesuai dengan nilai – nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Rakyat akan terus terinspirasi dan terdorong untuk mengamalkan nilai praktis
Pancasila di semua aspek kehidupan. Dengan begitu nilai Pancasila sebagai ideologi Indonesia
akan terjaga. Hal itu karena sekuat dan sesempurna apapun suatu ideologi, hanya akan menjadi
suatu semboyan apabila tidak diamalkan. selain itu, nilai idealisme Pancasila yang tersebut
diatas membuat Pancasila sangat mengispirasi rakyat untuk mencapai tujuan – tujuan dalam
hidup.
merupakan sila pertama yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai
masyarakat negara Indonesia harus memiliki kepercayaan dan bertakwa kepada Tuhan. Dalam
hal ini tentu saja menyesuaikan dengan agama yang kita anut serta kepercayaan yang dimiliki
oleh setiap orang.
Dengan begitu, pada sila ini juga memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat yang
saling hidup berdampingan harus dapat saling menghormati satu sama lain antar umat beragama
agar terciptanya kesejahteraan dan kehidupan lingkungan yang tentram.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan sila kedua yang ada pada Pancasila
memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diminta untuk memiliki
pemahaman dalam diri mengenai kesetaraan derajat pada setiap manusianya, sehingga kita
dapat saling menyayangi dan menghargai satu sama lain antarindividu.
Selain itu, pada sila ini juga kita diajak untuk saling menjaga dan membantu satu sama
lain, membela kebenaran serta keadilan yang ada, dan mampu saling bekerjasama dalam
menciptakan kedamaian di lingkungan sekitar serta negara Indonesia secara keseluruhan.
3. Persatuan Indonesia
Persatuan Indonesia merupakan sila ketiga yang ada pada Pancasila memiliki makna
bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia harus selalu mengedepankan tujuan kesatuan,
persatuan, serta kepentingan bagi negara bersama dibandingkan kepentingan sebagai individu
masing-masing.
Pada sila ketiga ini juga, kita diajak untuk memiliki sifat serta menjadi pribadi yang mau
dan rela berkorban demi mencapai kemerdekaan negara Indonesia, menunjukan rasa cinta pada
bangsa Indonesia sebagai tanah air, serta memiliki kebanggaan terhadap negara Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dan Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Dalam mengambil sebuah keputusan di berbagai ruang lingkup, baik pekerjaan maupun
kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus diambil.
Pada sila ini kita diajak untuk mengambil pilihan yang mengedepankan tujuan bersama
serta menyelesaikan masalah yang ada dengan cara musyawarah maupun berdiskusi.
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan sila kelima yang ada pada
Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk dapat
selalu bersikap dengan adil di segala aktivitas yang dilakukan, dalam pengambilan keputusan
yang harus disepakati bersama dengan melakukan gotong royong.
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
h. Mengembangkan sikap menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain, karena
bangsa Indonesia adalah bagian dari seluruh umat manusia.
3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.
e. Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan iktikad yang baik dan lapang
dada.
f. Melakukan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
b. Bersikap adil.
b. Percaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2. Sila kedua
b. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
c. Mengakui persamaan derajat, kewajiban, dan hak asasi setiap manusia tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit, dan sebagainya.
j. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
k. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila Ketiga
a. Mampu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila keempat
a. Sebagai warga dan masyarakat negara Indonesia, setiap manusia memiliki kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
f. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan iktikad baik dan rasa
tanggung jawab.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
5. Sila kelima
a. Mengembangkan sikap perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan, gaya hidup
mewah, dan berfoya-foya.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
dan pihak umum.
i. Gemar bekerja keras.
j. Mengapresiasi hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
k. Gemar melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai luhur yang
menjadi tolok ukur dalam hal kebaikan. Tolok ukur ini bersifat mendasar dan abadi dalam
kehidupan manusia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dirumuskan dari pandangan hidup masyarakat
yang kemudian dicerminkan dalam sikap hidup pribadi warga negaranya. Hal ini tercermin
dalam kehidupan negara yaitu pemerintah yang konstitusional.
Dalam poin ini, Pancasila berperan sebagai dasar filsafah bangsa (philosofische
gronslag). Pancasila adalah dasar nilai dan norma untuk mengatur pemerintahan negara.
Pancasila memiliki kedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
1. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai ketuhanan
2. Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
kemanusiaan
3. Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan
4. Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengandung nilai kerakyatan
5. Sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai
keadilan
Contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut:
1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit,
kedudukan sosial, dan lainnya.
2. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.
3. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
4. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
5. Tidak bersikap semena-mena.
6. Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, membantu
korban bencana alam, berbagi makanan pada yang membutuhkan, membantu panti
asuhan dan panti jompo, dan lainnya.
7. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
9. Membela kebenaran.
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila
Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ketiga Pancasila memiliki
lambang pohon beringin dengan latar warna putih. Sila kedua Pancasila mengandung nilai
persatuan.
Contoh sikap yang mencerminkan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar
Negara, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pentingnya ideologi didalam suatu Negara dapat memberikan kejelasan identitas nasional,
memberi inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan ideologi
yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan
memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam gerak
masyarakat yang makin maju.
Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga negara Indonesia maka tidak
mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud.
B. SARAN
Sehubungan dengan pentingnya nilai pancasila, ideologi bagi Negara dan pengamalan
butir-butir pancasila. Maka penulis menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk
mengamalkan nilai-nilai yang ada pada pancasila mulai dari diri sendiri dengan kesadaran dan
keteladan yang mungkin akan dicontoh oleh orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi
bangsa Indonesia serta mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
DAFTAR PUSAKA
Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta Timur: PT.Balai Pustaka
(Persero).
https://nasional.okezone.com/read/2021/05/30/337/2417589/hari-lahir-pancasila-ini-pengertian-
pancasila-secara-etimologis-terminologis-dan-historis
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://guruppkn.com/ciri-ideologi-pancasila
https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negara-lt61f23142a7e13/
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-
contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kedudukan-dan-fungsi-pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-
indonesia-1yUYr5I2eE5/full