Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER

“SEJARAH TERBENTUKNYA PROVINSI BENGKULU”

DISUSUN OLEH :

SELVIA RANI PUTRI

NPM : (2226010117)

DOSEN PENGAMPUH : Aang S.Effendi Putra, S.E,M.H.

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sejarah Terbentuknya Provinsi
Bengkulu” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pancasila. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang sejarah terbentuknya provinsi Bengkulu bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Makalah ini diselesaikan semata karena penulis menerima banyak bantuan dan dukungan.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Aang S.Effendi Putra, S.E,M.H. selaku dosen mata kuliah pancasila yang
selalu memberikan bimbingan, waktu, dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah.
2. Serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

Bengkulu, 28 november 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5

C. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................5

BAB II.........................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.........................................................................................................................6

A. PENGERTIAN PANCASILA.......................................................................................6

B. SEJARAH PERUMUSAN DAN LAHIRNYA PANCASILA.....................................8

C. FUNGSI PANCASILA.................................................................................................10

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA.......................................................13

E. CIRI – CIRI DARI IDEOLOGI PANCASILA.......................................................14

F. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA.............................................17

G. BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA......................................................19

H. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA 24

I. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN


BERNEGARA..............................................................................................................24

BAB III......................................................................................................................................28

PENUTUP.................................................................................................................................28

A. KESIMPULAN.............................................................................................................28

B. SARAN..........................................................................................................................28

DAFTAR PUSAKA..................................................................................................................29
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jiwa dari seluruh bangsa
Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat
Indonesia yang adil dan makmur.

Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa.
Pembelajaran pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan jiwa
dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam pancasila
mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan ajaran moralitas.

Kadang kala makna nilai-nilai yang ada dalam pancasila yang merupakan penjelmaan dari
seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi diabaikan
sehingga akibat dari itu makna nilai-nilai tersebut dengan sendirinya akan hilang. Menyadari
bahwa untuk kelestarian nilai-nilai pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terus-
menerus pengahayatan dan pengamalan makna nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, oleh
sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga kenegaraan dan
lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-
nilai pancasila demi kelestarianya.

Oleh karena itu sebagai upaya nyata demi menjalankan nilai-nilai pancasila, perlu
ditanamkan dan atau perlu ada pemahaman kepada generasi penerus bangsa, salah satunya lewat
pendidikan pancasila untuk para pelajar mahasiswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian pancasila?
2. Bagaimana Sejarah perumusan dan lahirnya pancasila?
3. Apa saja Fungsi pancasila?
4. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi Negara?
5. Apa Ciri-ciri dari ideologi pancasila?
6. Apa Makna pancasila sebagai dasar Negara?
7. Apa Butir-butir pengamalan pancasila?
8. Bagaimana Kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa?
9. Bagaimana penerapan Nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari pancasila
2. Untuk mengetahui sejarah perumusan dan lahirnya pancasila
3. Untuk mengetahui fungsi pancasila
4. Untuk mengetahui pancasila sebagai ideologi negara
5. Untuk mengetahui ciri-ciri dari ideologi pancasila
6. Untuk mengetahui makna pancasila sebagai dasar negara
7. Untuk mengetahui butir-butir pengamalan pancasila
8. Untuk mengetahui kedudukan pancasila sebagai ideologi bangsa
9. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PANCASILA
1. Etimologis
Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata,
Panca dan Sila.

 Panca berarti lima dan Sila berarti dasar.


 Sila juga diartikan sebagai aturan yang melatar belakangi perilaku seseorang atau
bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.
 Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta perkataan Pancasila memiliki
dua macam arti, yaitu : “ panca” yang artinya “lima “ dan “syila” dengan vokal (i)
pendek yang artinya “batu sendi”, atau “alas”, atau “dasar, dan “syiila” dengan vokal
(i) panjang, yang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”. Jadi pengertian pancasila secara etimologis adalah dasar yang memiliki lima
unsur dan lima aturan tingkah laku yang penting.

Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), Pancasila telah dikenal sejak
zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila terdapat pada buku
Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.

Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi
yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima.
Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara
Indonesia pasca kemerdekaan.

2. Terminologis
Secara terminologi Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip dasar negara. Pasca
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya PPKI mengadakan sidang sebagai
sarana untuk melengkapi alat-alat kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang
tersebut telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal
dengan nama UUD 1945.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan

/ perwakilan

5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh
PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

3. Historis
Sejarah Pancasila dimulai dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada 29 April
1945.

BPUPKI diberi tugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-
lain yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. Badan ini dipimpin KRT Dr
Radjiman Wedyodiningrat.

Pada 29 Mei-1 Juni 1945 Dalam sidang resmi BPUPKI yang pertama, sejumlah tokoh
menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh itu di antaranya M.
Yamin, Soepomo, dan Sukarno.

Pada 1 Juni 1945 Soekarno mengemukakan PancaSila sebagai dasar negara dalam pidato
spontannya yang selanjutnya dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Ir. Sukarno
merumuskan dasar negara:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Selanjutnya BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan lebih
rinci dasar negara yang nantinya tercantum dalam Undang-undang Dasar 1945.

Panitia Sembilan ini beranggotakan:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Ahmad Subardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim

Pada 22 Juni 1945, tercapailah rumusan dasar Negara. Dasar negara inilah yang dikenal
sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang isinya adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pada 18 Agustus 1945, sidang PPKI diantaranya membahas poin pertama piagam Jakarta
yang dinilai belum mewakili aspirasi seluruh umat beragama di Indonesia. Pembahasan
persoalan ini pun melibatkan beberapa tokoh Islam. Hingga akhirnya poin nomor 1 digantikan
menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

B. SEJARAH PERUMUSAN DAN LAHIRNYA PANCASILA


Pada tanggal 1 Maret 1945, dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya, Dr. Radjiman mengajukan pertanyaan kepada
anggota-anggota sidang bahwa apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini.
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Mohammad Yamin merumuskan Lima Dasar saat berpidato pada 29 Mei 1945.
Rumusan tersebut di antaranya: perikebangsaan, perikemanusiaan, periketuhanan,
perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat. Ia mengatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu
berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang
di Indonesia. Namun, Mohammad Hatta, dalam memoarnya, meragukan pidato Yamin tersebut.
Pancasila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato
spontannya yang kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila. Soekarno mengemukakan
gagasan dasar negaranya, yang ia namakan "Pancasila". Gagasan tersebut di antaranya:
kebangsaan Indonesia atau nasionalisme, kemanusiaan atau internasionalisme, mufakat atau
demokrasi, kesejahteraan sosial, serta ketuhanan yang berkebudayaan.[butuh rujukan] Nama
"Pancasila" diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
“Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya
asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi.”
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu panitia kecil untuk merumuskan
kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada
tanggal 1 Juni 1945, serta menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan
Indonesia Merdeka. Dari panitia kecil tersebut, dipilih sembilan orang yang dikenal
dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas tersebut. Rencana mereka disetujui
pada tanggal 22 Juni 1945, yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.

Setelah rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi, beberapa dokumen
penetapannya ialah:

 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945


 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 - tanggal 18 Agustus 1945

 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal 27


Desember 1949

 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal 15


Agustus 1950

 Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan suatu
rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli 1959)
Pada tanggal 1 Juni 2016, presiden Joko Widodo telah menandatangani Keputusan
Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.

C. FUNGSI PANCASILA

1. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Di atas telah dijelaskan bahwa ideologi dalam arti sehari-hari adalah cita-cita yang
merupakan dasar, pandangan, atau paham. Jadi, Pancasila sebagai ideologi negara merupakan
tujuan bersama bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam pembangunan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah negara kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan
rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, dan dinamis serta dalam
lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut sebagai dasar falsafah negara
ataupun sebagai ideologi negara. Hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar
mengatur penyelenggaraan pemerintah.

Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan lagi dengan adanya ketetapan MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang pencabutan P4 dan penetapan tentang penegasan Pancasila sebagai
dasar negara. Pada ketetapan ini dinyatakan bahwa Pancasila sebagaimana dimaksudkan dalam
pembukaan undang-undang dasar 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan republik
Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Dalam penjelasan
ketetapan ini pun dinyatakan bahwa kedudukan Pancasila sebagai dasar negara di dalamnya
mengandung makna sebagai ideologi nasional, cita-cita dan tujuan negara.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai fungsi dan kedudukan sebagai
kaidah negara yang fundamental atau mendasar sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat
diubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan umum. mengubah Pancasila
berarti membubarkan negara kesatuan republik Indonesia yang diproklamirkan tanggal 17
Agustus 1945.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna sebagai berikut.

a. sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan berdaulat.

b. sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan aparatur negara yang bersih dan
berwibawa, sehingga tercapai tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan undang-
undang dasar 1945 alinea ke-4.

c. sebagai dasar, arah dan petunjuk aktivitas perih kehidupan bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila dalam pengertian ini adalah seperti yang dijelaskan dalam teori von savigny
artinya bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut volkgeist, artinya jiwa
rakyat atau jiwa bangsa. Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa
Indonesia yaitu pada zaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat oleh Prof rof. Mr. A.G.
Pringgodigdo dalam tulisan beliau dalam Pancasila. Beliau mengatakan antara lain bahwa
tanggal 1 Juni 1945 adalah hari lahir istilah Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada
sejak adanya bangsa Indonesia.

4. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental.
Sikap mental dan tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan Dengan Bangsa
Lain. Ciri Khas Inilah Yang Dimaksud Dengan Kepribadian.

5. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa atau way of life mengandung makna bahwa
semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila dari
Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan
bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber
dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut yaitu:

a. Nilai Dan Jiwa Ketuhanan-Keagamaan.


b. Nilai Dan Jiwa Kemanusiaan.

c. Nilai Dan Jiwa Persatuan.

d. Nilai Dan Jiwa Kerakyatan-Demokrasi.

e. Nilai Dan Jiwa Keadilan Sosial.

6. Pancasila Sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Atau Sumber Tertib Hukum
Bagi Negara Republik Indonesia

Sumber tertib hukum republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia. Cita-
cita itu meliputi cita-cita mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, peri
kemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian nasional. Cita-cita politik mengenai sifat, bentuk
dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan.

7. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pada saat bangsa Indonesia mendirikan negara atau proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa
Indonesia belum mempunyai undang-undang dasar negara yang tertulis. Pada 18 Agustus 1945
disahkan pembukaan dan batang tubuh undang-undang dasar 1945 oleh PPKI (panitia persiapan
kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan penjelmaan atau wakil-wakil seluruh rakyat
Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu untuk membela Pancasila untuk selama-
lamanya.

8. Pancasila Sebagai Cita-Cita Dan Tujuan Bangsa Indonesia

Cita-cita luhur negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan undang-undang dasar
1945. Karena pembukaan undang-undang dasar 1945 merupakan penuangan jiwa proklamasi
yaitu jiwa Pancasila sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia. Cita-
cita luhur inilah yang akan disampaikan oleh bangsa Indonesia.

9. Pancasila Sebagai Falsafah Hidup Yang Mempersatukan Bangsa


Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan bangsa Indonesia. Karena
Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai
dan norma-norma yang oleh bangsa Indonesia diyakini paling

benar, adil, bijaksana dan tepat bagi bangsa Indonesia untuk mempersatukan rakyat
Indonesia.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Perlunya Ideologi Bagi Suatu Negara

1. Pengertian Ideologi

Nama ideologi berasal dari kata ideas dan logos. Ideas berarti gagasan, konsep, sedangkan
logos berarti ilmu. pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan keagamaan.

Puswowardoyo: 1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks


pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayati, seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan
tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pandangan Harol H. Titus, definisi dari ideologi adalah: A term used for any
group of ideas concerning various political and economic issues and social philosophies often
applied to a sistematic scheme of ideas held by group or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-
cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

Ideologis berarti suatu gagasan berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan


merupakan hasil pemikiran filsafat.
Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori atau ilmu yang diyakini kebenarannya dan disusun
secara sistematis serta diberi petunjuk pelaksanaannya dalam menanggapi dan menyelesaikan
masalah yang timbul dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ideologi adalah seperangkat nilai, ide, dan cita-cita beserta pedoman dan metode dalam
melaksanakan atau mewujudkannya.

Ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik
yang menjadi pedoman seseorang atau sekelompok orang.

Ideologi juga berarti seperangkat gagasan dan keyakinan yang dapat menjadi pegangan
dalam kehidupan manusia.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian ideologi adalah gagasan yang disusun secara
sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam kehidupan. Dalam ideologi
terkandung konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, dasar pikiran yang
terdalam, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Pada akhirnya ideologi,
suatu negara adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki, diyakini kebenarannya, dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Jadi, ideologi didasarkan pada filsafat negara.
Ideologi disertai penggunaan kekuatan (power) guna mewujudkan maka ideologi dekat dengan
kekuasaan politik.

2. Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Negara

Ideologi menjadi sesuatu yang sangat penting dan vital bagi kelangsungan hidup suatu
kelompok atau sebuah bangsa. Hal itu disebabkan ideologi memberikan kejelasan identitas
nasional, memberi inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan
ideologi yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal
dan memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam
gerak masyarakat yang makin maju.

Fungsi ideologi menurut beberapa pakar di bidangnya sebagai berikut:

a. Menurut (Cahyono, 1986): Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi


kehidupan manusia secara individual.
b. Menurut (Setiardja, 2001): Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari
generasi tua (founding fathers) dengan generasi muda.

c. Menurut (Hidayat,2001): Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan


motivasi individu, masyarakat, dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai
tujuan.

E. CIRI – CIRI DARI IDEOLOGI PANCASILA


Adanya nilai dan dimensi Pancasila mengkerucutkan ciri – ciri ideologi Pancasila sebagai
ideologi terbuka. Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa ciri dari ideologi Pancasila
adalah antara lain:

1. Berasal dari falsafah masyarakat


Pancasila adalah ideologi yang mempunyai pandangan hidup atau idealisme, tujuan, dan
cita-cita masyarakat Indonesia yang berasal dari kekayaan rohani, moral, dan budaya
masyarakat sendiri. Bukan konsep yang dibuat buat untuk masyarakat.

2. Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa


Meskipun mengakui beberapa agama, ideologi Pancasila percaya pada konsep Tuhan
Yang Maha Esa. Dengan mempercayai ketuhanan yang maha esa, negara Indonesia yang
berpegang pada ideologi Pancasila melarang adanya paham atheis di Indonesia.

3. Demokratis
Pemerintahan yang berdasar ideologi Pancasila adalah pemerintahan yang berdasar
persetujuan rakyat. Demokratis sendiri berarti bahwa pemerintahan indonesia memiliki sifat
demokrasi. Dilihat dari asal katanya, demokrasi berasal dari bahasa Latin demo yang berarti
rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Dengan begitu sudah jelas bahwa negara yang
demokratis harus tetap meletakkan kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Pendapat rakyat sangat
penting, dan pemimpin hanya memberikan keputusan.
4. Berdasar hukum
Negara yang berdasar ideologi Pancasila adalah negara yang berdasar hukum. Negara
hukum bisa diartikan sebagai negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya
berdasar pada hukum. Kekuasaan pemerintahan berdasar pada kedaulatan atau supremasi
hukum dan bertujuan untuk menjalankan ketertiban hukum. Negara hukum mempunyai
konstitusi yang jelas. Berbeda dengan ideologi komunis, mereka mempunyai konstitusi, tapi
kekuasaan tertinggi di tangan pemimpin otoriter. Negara dengan ideologi komunis tidak bisa
dikatakan negara hukum.

5. Kreatif dan dinamis


Ideologi ini mempunyai tekad untuk secara kreatif dan dinamis mencapai tujuan nasional.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia menggunakan Pancasila sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan nasional. Dengan mengamalkan nilai – nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan,
masyarakat akan bisa ikut serta dalam usaha mencapai tujuan nasional. Salah satu nilai dalam
ideologi Pancasila yang harus dijunjung tinggi demi tercapainya tujuan nasional adalah nilai
persatuan dan kesatuan.

6. Berdasar pegalaman sejarah bangsa


Bangsa Indonesia mempunyai sejarah yang panjang untuk menjadi sebuah bangsa yang
diakui dunia. Berdasarkan pengalaman sejarah itulah Pancasila dijadikan ideologi yang akan
mendasari berdirinya sebuah bangsa yang kokoh. Dan terbukti, dengan menjunjung tinggi nilai
persatuan dalam ideologi Pancasila, Indonesia berhasil mengusir penjajah dan menyatukan
rakyat yang berbeda wilayah, suku, dan budaya menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai – nilai tersebut juga berhasil membersihkan Indonesia dari sistem politik komunis. Itulah
mengapa ada hari yang memperingati kesaktian Pancasila.
7. Terbentuk dari pikiran rakyat
Pancasila terbentuk atas dasar keinginan bangsa Indonesia, tanpa campur tangan atau
paksaan dari sekelompok orang atau pihak yang berkuasa. Konsep pancasila berasal dari hasil
pemikiran rakyat. Kesamaan pemikiran individu rakyat yang ingin hidup lebih baik lagi
membentuk konsep cita-cita hidup manusia, dan itulah yang menjadi hakikat ideologi. Sebelum
menjadi Pancasila, bangsa Indonesia telah menjunjung tinggi lima nilai dalam kehidupan
berbangsa negara. Kelima nilai tersebut adalah: kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan,
kerakyatan, dan kesejahteraan. Nilai – nilai itulah yang kemudian disempurnakan dalam
Pancasila dan dijadikan ideologi.

8. Isinya tidak operasional.


Nilai pancasila yang tidak operasional bukan berarti bahwa nilai – nilai tersebut tidak bisa
diterapkan. Sifatnya yang tidak operasional justru memungkinkan Pancasila untuk bisa
diuraikan secara lebih eksplisit sesuai dengan kebutuhan. Sifat ideologi yang operasional
memang mudah diterapkan. Akan tetapi itu akan menjadikannya menjadi sangat terbatas dan
tidak memenuhi kebutuhan yang ada.

9. Menginspirasi rakyat
Pancasila sebagai ideologi mempunyai ciri yang membuat Pancasila dapat menginspirasi
masyarakat untuk bertanggungjawab sesuai dengan nilai – nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Rakyat akan terus terinspirasi dan terdorong untuk mengamalkan nilai praktis
Pancasila di semua aspek kehidupan. Dengan begitu nilai Pancasila sebagai ideologi Indonesia
akan terjaga. Hal itu karena sekuat dan sesempurna apapun suatu ideologi, hanya akan menjadi
suatu semboyan apabila tidak diamalkan. selain itu, nilai idealisme Pancasila yang tersebut
diatas membuat Pancasila sangat mengispirasi rakyat untuk mencapai tujuan – tujuan dalam
hidup.

10. Menghargai keberagaman


Dalam sila ketiga Pancasila, disebutkan dengan jelas bahwa Indonesia menjunjung tinggi
nilai persatuan. Hal ini membuat ideologi Pancasila bisa diterima oleh semua kalangan. Seperti
yang kita tahu, Indonesia terdiri dari beberapa komponen yang berbeda – beda. Indonesia
memiliki suku, agama, dan budaya yang berbeda. Dari segi wilayah pun Indonesia sebagai
negara kepulauan terpisah oleh perairan antar pulau di Indonesia. Tidak sedikit pula wilayah
yang justru lebih dekat dengan negara tetangga daripada dengan pusat pemerintahan Indonesia.
Dengan begitu, nilai persatuan dalam keberagaman ini harus terus ditekankan dalam tahap-
tahap pembinaan persatuan dan kesatuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian ciri ideologi Pancasila yang membedakan dengan idologi lain yang ada di
dunia. Hanya Indonesia yang memiliki Pancasila. Oleh karena itu, sebagai warga negara kita
harusnya bangga dan terus menjunjung tinggi serta mengamalkan nilai – nilai ideologi
Pancasila.

F. MAKNA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Secara luas, makna Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila digunakan sebagai
dasar oleh negara dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti
Pancasila sebagai dasar negara juga dapat dimaknai dengan dijadikannya Pancasila sebagai
pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan. Pancasila dibagi menjadi lima sila yang harus
diterapkan oleh setiap masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut kelima sila tersebut beserta maknanya.: 

1. Ketuhanan Yang Maha Esa Ketuhanan Yang Maha Esa

merupakan sila pertama yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai
masyarakat negara Indonesia harus memiliki kepercayaan dan bertakwa kepada Tuhan. Dalam
hal ini tentu saja menyesuaikan dengan agama yang kita anut serta kepercayaan yang dimiliki
oleh setiap orang.

Dengan begitu, pada sila ini juga memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat yang
saling hidup berdampingan harus dapat saling menghormati satu sama lain antar umat beragama
agar terciptanya kesejahteraan dan kehidupan lingkungan yang tentram.

2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan sila kedua yang ada pada Pancasila
memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diminta untuk memiliki
pemahaman dalam diri mengenai kesetaraan derajat pada setiap manusianya, sehingga kita
dapat saling menyayangi dan menghargai satu sama lain antarindividu.

Selain itu, pada sila ini juga kita diajak untuk saling menjaga dan membantu satu sama
lain, membela kebenaran serta keadilan yang ada, dan mampu saling bekerjasama dalam
menciptakan kedamaian di lingkungan sekitar serta negara Indonesia secara keseluruhan.

3. Persatuan Indonesia

Persatuan Indonesia merupakan sila ketiga yang ada pada Pancasila memiliki makna
bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia harus selalu mengedepankan tujuan kesatuan,
persatuan, serta kepentingan bagi negara bersama dibandingkan kepentingan sebagai individu
masing-masing.

Pada sila ketiga ini juga, kita diajak untuk memiliki sifat serta menjadi pribadi yang mau
dan rela berkorban demi mencapai kemerdekaan negara Indonesia, menunjukan rasa cinta pada
bangsa Indonesia sebagai tanah air, serta memiliki kebanggaan terhadap negara Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dan Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan 

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan merupakan sila keempat yang ada pada Pancasila memiliki makna bahwa kita
sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk tidak memaksakan kehendak atau keinginan
yang bersifat pribadi, dan selalu mengedepankan atau mengutamakan kepentingan bersama
ataupun negara.

Dalam mengambil sebuah keputusan di berbagai ruang lingkup, baik pekerjaan maupun
kehidupan sehari-hari kita selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus diambil.

Pada sila ini kita diajak untuk mengambil pilihan yang mengedepankan tujuan bersama
serta menyelesaikan masalah yang ada dengan cara musyawarah maupun berdiskusi.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia merupakan sila kelima yang ada pada
Pancasila memiliki makna bahwa kita sebagai masyarakat negara Indonesia diajak untuk dapat
selalu bersikap dengan adil di segala aktivitas yang dilakukan, dalam pengambilan keputusan
yang harus disepakati bersama dengan melakukan gotong royong.

G. BUTIR-BUTIR PENGAMALAN PANCASILA


Berdasarkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.

c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan


kepercayaan masing-masing.

d. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab


a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.

b. Saling mencintai sesama manusia.

c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

g. Berani membela kebenaran dan keadilan.

h. Mengembangkan sikap menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain, karena
bangsa Indonesia adalah bagian dari seluruh umat manusia.

3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan.

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.

c. Cinta tanah air dan bangsa.

d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan


perwakilan

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

d. Meliputi semangat kekeluargaan untuk mencapai mufakat dalam musyawarah.

e. Menerima dan melaksanakan hasil musyawarah dengan iktikad yang baik dan lapang
dada.
f. Melakukan musyawarah dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong-royong.

b. Bersikap adil.

c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

d. Menghormati hak-hak orang lain.

e. Suka menolong kepada orang lain.

f. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.

g. Tidak bersifat boros.

h. Tidak bergaya hidup mewah dan berfoya-foya.

i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.

j. Suka bekerja keras.

k. Menghargai dan mengapresiasi hasil karya orang lain.

l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social.

BERDASARKAN KETETAPAN MPR NO. I/MPR/2003


1. Sila pertama

a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.

b. Percaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

c. Menghargai dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain dengan kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.

e. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

f. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai


dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

2. Sila kedua
b. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

c. Mengakui persamaan derajat, kewajiban, dan hak asasi setiap manusia tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
kulit, dan sebagainya.

d. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

e. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

f. Tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain.

g. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

h. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

i. Berani membela kebenaran dan keadilan.

j. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

k. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

3. Sila Ketiga
a. Mampu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Sanggup rela berkorban demi kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Sila keempat
a. Sebagai warga dan masyarakat negara Indonesia, setiap manusia memiliki kedudukan,
hak, dan kewajiban yang sama.

b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

d. Menjalankan musyawarah dengan semangat kekeluargaan.

e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

f. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah dengan iktikad baik dan rasa
tanggung jawab.

g. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan dalam


musyawarah.

h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

i. Keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan


Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

j. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dapat dipercayai untuk


melaksanakan pemusyawaratan.

5. Sila kelima
a. Mengembangkan sikap perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan, gaya hidup
mewah, dan berfoya-foya.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
dan pihak umum.
i. Gemar bekerja keras.
j. Mengapresiasi hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
k. Gemar melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

H. KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA INDONESIA


A. Kedudukan Pancasila
Ada tiga kedudukan Pancasila yang sangat krusial bagi Indonesia, yakni sebagai
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan ideologi bangsa.

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan nilai-nilai luhur yang
menjadi tolok ukur dalam hal kebaikan. Tolok ukur ini bersifat mendasar dan abadi dalam
kehidupan manusia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dirumuskan dari pandangan hidup masyarakat
yang kemudian dicerminkan dalam sikap hidup pribadi warga negaranya. Hal ini tercermin
dalam kehidupan negara yaitu pemerintah yang konstitusional.

2. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia

Dalam poin ini, Pancasila berperan sebagai dasar filsafah bangsa (philosofische
gronslag). Pancasila adalah dasar nilai dan norma untuk mengatur pemerintahan negara.
Pancasila memiliki kedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.

3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia


Kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia pada hakikatnya adalah:

 Pancasila merupakan hasil Perenungan seseorang atau kelompok


 Pancasila merupakan nilai yang diangkat dari adat istiadat, kebudayaan, dan religius
bangsa Indonesia.
 Pancasila merupakan causa prima dari pandangan hidup masyarakat Indonesia.

I. NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN


BERNEGARA
Nilai-nilai yang terkadung dalam pancasila yakni sebagai berikut:

1. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai ketuhanan
2. Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
kemanusiaan
3. Sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia mengandung nilai persatuan
4. Sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mengandung nilai kerakyatan
5. Sila kelima Pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai
keadilan
Contoh penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yakni sebagai berikut:

1. Nilai ketuhanan pada sila pertama Pancasila


Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama Pancasila
memiliki lambang bintang emas dengan latar hitam. Sila pertama Pancasila mengandung nilai
ketuhanan.

Contoh-contoh penerapan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Membina kerukunan hidup antara sesama manusia.


2. Tidak melakukan penistaan agama. Penistaan terhadap agama adalah perilaku menghina
atau merendahkan agama, seperti melakukan pembakaran rumah ibadah.
3. Mengembangkan siap saling menghormati dan menjaga kebebasan orang dalam
beribadah sesuai agama dan kepercayaannya.
4. Menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai kebaikan yang diajarkan tuhan dalam agama
dan keyakinan.
5. Tidak memaksakan sebuah agama atau kepercayaan pada orang lain.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati, bekerja sama, dan tolong-menolong tanpa
mendiskriminasi karena agama atau kepercayaan yang dianutnya.
7. Bersikap toleran kepada umat beragama atau berkeyakinan lain.
8. Mempersilakan dan memudahkan umat beragama lain menyelenggarakan hari raya
agama atau keyakinannya.
2. Nilai kemanusiaan dalam sila kedua Pancasila
Sila kedua Pancasila berbunyi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua Pancasila
memiliki lambang rantai emas bermata persegi dan bulat yang berkaitan satu sama lain dengan
latar warna merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai kemanusiaan.

Contoh penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit,
kedudukan sosial, dan lainnya.
2. Sigap membantu orang yang mengalami kesusahan tanpa pilih kasih.
3. Mengembangkan sikap saling mengasihi antara sesama manusia.
4. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
5. Tidak bersikap semena-mena.
6. Mendukung dan aktif dalam kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, membantu
korban bencana alam, berbagi makanan pada yang membutuhkan, membantu panti
asuhan dan panti jompo, dan lainnya.
7. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
8. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.
9. Membela kebenaran.
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila
Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia. Sila ketiga Pancasila memiliki
lambang pohon beringin dengan latar warna putih. Sila kedua Pancasila mengandung nilai
persatuan.

Contoh pengamalan sila ke-3 dalam kehidupan sehari-hari:

1. Mengembangkan sikap saling menghargai keanekaragaman budaya.


2. Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa.
3. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Mengembangkan persatuan asal dasar Bhinneka. Tunggal Ika, yaitu 'berbeda-beda tetapi
satu'.
5. Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
6. Mengembangkan sikap bangga dan cinta. terhadap tanah air dan bangsa.
7. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan.
4. Nilai kerakyatan dalam sila keempat Pancasila
Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Sila keempat Pancasila memiliki lambang kepala banteng
warna hitam dan putih dengan latar warna merah. Sila kedua Pancasila mengandung nilai
kerakyatan.

Contoh pengamalan sila ke-4 Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dalam menyelesaikan


permasalahan.
2. Menghargai hasil musyawarah.
3. Menjalankan hasil musyawarah dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
4. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat pada orang lain.
5. Menghargai masukan orang lain.
6. Berjiwa besar untuk menerima keputusan yang dihasilkan melalui musyawarah.
7. Bekerja sama untuk mempertanggungjawabkan keputusan musyawarah
8. Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
9. Memberikan kepercayaan pada wakil rakyat yang dipilih.
10. Wakil rakyat harus mampu membawa aspirasi rakyat.
11. Menghindari hasil walk out dalam musyawarah.
5. Nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila
Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima
Pancasila memiliki lambang padi dan kapas dengan latar warna putih. Sila kelima Pancasila
mengandung nilai keadilan.

Contoh sikap yang mencerminkan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Tidak bergaya hidup mewah


2. Tidak bersifat boros
3. Bekerja keras
4. Menghormati hak-hak orang lain
5. Peduli dan membantu mengurangi penderitaan yang dialami orang lain
6. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong
7. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum
8. Mendukung kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial, seperti membantu akses
pendidikan bagi siapa saja, dan membantu akses sandang, pangan, dan papan yang
merata.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penulisan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar
Negara, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :

 Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.

 Pentingnya ideologi didalam suatu Negara dapat memberikan kejelasan identitas nasional,
memberi inspirasi akan cita-cita dan pendorong dalam tujuan masyarakatnya. Dengan ideologi
yang jelas, suatu negara akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mengenal dan
memecahkan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam yang timbul dalam gerak
masyarakat yang makin maju.

 Dan terdapat 5 ideologi utama dalam penyusunan pancasila yaitu:


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga negara Indonesia maka tidak
mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud.

B. SARAN
Sehubungan dengan pentingnya nilai pancasila, ideologi bagi Negara dan pengamalan
butir-butir pancasila. Maka penulis menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia untuk
mengamalkan nilai-nilai yang ada pada pancasila mulai dari diri sendiri dengan kesadaran dan
keteladan yang mungkin akan dicontoh oleh orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi
bangsa Indonesia serta mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang terkandung
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

DAFTAR PUSAKA

Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta Timur: PT.Balai Pustaka
(Persero).

https://nasional.okezone.com/read/2021/05/30/337/2417589/hari-lahir-pancasila-ini-pengertian-
pancasila-secara-etimologis-terminologis-dan-historis

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pancasila

https://guruppkn.com/ciri-ideologi-pancasila

https://www.hukumonline.com/berita/a/pancasila-sebagai-dasar-negara-lt61f23142a7e13/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5715673/nilai-nilai-pancasila-pengertian-dan-
contohnya-dalam-kehidupan-sehari-hari

https://kumparan.com/berita-hari-ini/kedudukan-dan-fungsi-pancasila-sebagai-ideologi-bangsa-
indonesia-1yUYr5I2eE5/full

Anda mungkin juga menyukai