PENDIDIKAN PANCASILA
Tentang
ASAL-USUL PANCASILA
Disusun oleh :
Nama : Deden Setiawan
Nim : 618110091
Kelas : 1 (satu) C
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2018/2019
KATA PENGANTAR
penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimanakah sejarah lahirnya Pancasila?
4. Apakah arti dari simbol-simbol yang ada dalam Garuda Pancasila?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Dilarang Mateni (Membunuh)
2. Dilarang Maling (Mencuri)
3. Dilarang Madon (Berzina)
4. Dilarang Mabok (Minum-minuman keras)
5. Dilarang Main (Berjudi)
2.2. Asal Mula Pancasila
Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam
bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa
macam asal mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara,
yakni causa materialis, causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis dan
causa finalis, causa efisien atau asal mula.
1. Causa Materialis
Artinya asal mula bahan, yaitu bangsa Indonesia sebagai bahan terdapat
dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agama-agamanya.
2. Causa Formalis
Artinya asal mula bentuk atau bangun dan causa finalis atau asal mula tujuan,
yaitu Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pembentuk negara, BPUPKI adalah
asal mula bentuk atau bangun atau asal mula tujuan Pancasila sebagai calon dasar
filsafat negara.
3. Sebagai Sambungan dari Causa Formalis dan Causa Finalis
Artinya adalah sembilan orang anggota BPUPKI termasuk Bung Karno dan Bung
Hatta, sebagai asal mula sambungan dalam asal mula bentuk maupun asal mula
tujuan Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara. Dengan cara menyusun
rencana pembukaan UUD 1945, yang didalamnya terdapat Pancasila dan juga
BPUPKI menerima rencana tersebut dengan perubahan.
4. Causa Efisien atau Asal Mula Karya
Artinya adalah PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai dasar filsafat negara,
(sebelum ditetapkan PPKI, istilahnya masih calon dasar filsafat negara).
Selanjutnya, dijelaskan bahwa berdasarkan teori causa materialis dapat
digambarkan pada kenyataan, yaitu kondisi sebelum diproklamirkan negara,
perumusan menjadi dasar kerohanian atau dasar filsafat negara RI pada masa
perjuangan kemerdekaan dengan dimulainya sidang-sidang BPUPKI, kemudian
4
melalui penyampaian tokoh-tokoh, diantaranya Mr. Moh. Yamin, Prof. Soepomo
dan Ir. Soekarno pada tanggal 29 Mei, 31 Mei dan 01 Juni 1945
Berdasarkan teori Causa Formalis dan Causa Finalis, digambarkan
sebagaikondisi yang ada pada saat perumusan rancangan-rancangan mukadimah
hukum dasar yang merupakan hasil perumusan tanggal, 22 Juni 1945 dan
kemudian bisa diterima oleh anggota BPUPKI pada tanggal, 10 Juli 1945, saat
sidang terakhir.
Untuk memenuhi teori efisiensi, dapat ditunjukkan melalui kondisi sesudah
masa proklamasi kemerdekaan RI, yang kegiatan lembaga BPUPKI telah beralih
ke lembaga PPKI dengan tugas berbeda, yaitu meletakkan dasar negara,
pembukaan UUD dan UUD RI 1945.
5
BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai).Badan ini beranggota 60 orang,
diketuai dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil ketua Raden Panji Soeroso
serta Ichubangasa (Jepang).
Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Agenda sidang dalam pertemuan ini adalah membicarakan tentang landasan-
landasan bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka. Dalam kesempatan
ini:
Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia merdeka, yaitu: Peri
kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri kerakyatan,
Kesejahteraan rakyat.
Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaituNegara individualistik,
atau negara yang disusun atas dasar kontrak sosial dari warganya dengan
mengutamakan kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H.J
Laski.Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin.
Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu
golongan, tetapi berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam Muller, dan
Hegel).Dalam hal ini Soepomo menolak negara individualistik dan negara
golongan, namun mengusulkan negara integralistik (negara persatuan), yaitu
negara satu untuk semua orang.
Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang dimaksud
adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang sedalam-
dalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka). Dasar yang
diusulkan yaitu: Kebangsaan atau Nasionalisme, Kemanusiaan
(internasionalisme), Musyawarah, mufakat, perwakilan, Kesejahteraan sosial,
Ketuhanan yang berkebudayaan.Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila.
Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi Trisila
(Sosio Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan). Selanjutnya, jika
yang tiga juga tidak disenangi, dapat diperas menjadi Ekasila, yaitu Gotong-
royong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang beranggotakan 8
orang meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim,
6
Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh. Yamin, dan Mr. A.A.
Maramis. Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan mengidentifikasi usulan
anggota BPUPKI. Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan
usulan tentang dasar negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar
syariat Islam, sedang golongan nasionalis menghendaki negara tidak
berdasarkan hukum agama tertentu.
Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9 orang, yang
anggotanya berasal dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu : Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad
Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid Hasyim,
dan H. Agus Salim. Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945,
menghasilkan kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat
rancangan Preambule, yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Isi selengkapnya kesepakatan itu disebut Rancangan Preambule Hukum Dasar.
Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama “Piagam
Jakarta”.
Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan:
Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam
Jakarta.Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang
hadir).Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor
Timur + Malaka (39 suara). Dibentuk tiga panitia kecil :
Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta.
Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso.
Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai)
Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka
mempersiapkan Indonesia Merdeka dan intinya mengesahkan dasar negara dan
UUD 1945, dengan ketua Ir. Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta, jumlah anggota
21 orang.Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang anggota wakil golongan,
7
yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo, Sajuti
Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Soebardjo.
Jadi, PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.
Proklamasi kemerdekaan
Jepang menyerah pada sekutu kemudian Golongan pemuda (Soekarni, Adam
Malik, Kusnaini, Sutan Sjahrir, Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan
meminta Sukarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya,
golongan tua masih banyak berpikir dan pertimbangan. Setelah terjadi
pembicaraan yang alot terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok dan Proklamasi
dilaksanakan hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan Mohammad Hatta di
Jakarta.
Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
Sore hari setelah proklamasi datang opsir Jepang ke rumah Bung Hatta
menyampaikan keberatan wakil Indonesia bagian timur terhadap tujuh kata dalam
sila pertama Piagam Jakarta.Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakil-wakil
Islam, akhirnya disepakati untuk menghilangkan tujuh kata tersebut dengan
mengubahnya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Setelah itu terjadi
pengesahkan UUD 1945. Selanjutnya, menetapkan Ir. Soekarno menjadi Presiden
dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya.Membentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang bertugas mendampingi presiden dan wakil presiden sampai
terbentuk MPR dan DPR.
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Pancasila yang dimaksudkan bangsa Indonesia sekarang adalah Pancasila
dengan vocal i pendek, yakni Dasar yang memiliki 5 unsur.
2. Mengenai asal mula Pancasila, Prof. Dr., Drs. Notonagoro, S.H. dalam
bukunya Pancasila secara Ilmiah Populer (1975) menyebutkan ada beberapa
macam asal mula atau sebab-musabab Pancasila dapat dipakai falsafah negara,
yakni causa materialis, causa formalis, sebagai sambungan dari causa formalis
dan causa finalis, causa efisien atau asal mula.
3. Sejarah lahirnya Pancasila dapat meliputi konteks sejarah bangsa Indonesia
(zaman kuno dan penjajahan), sejarah perumusan Pancasila (pembentukan
BPUPKI dan PPKI).
4. Arti simbol-simbol garuda Pancasila mulai dari arah kepala garuda yang
menoleh kekanan (kebenaran), jumlah bulu burung garuda(tanggal, bulan,
tahun kemerdekaan), perisai (lambang sila-sila pancasila), dan pita putih yang
bertulisan bhineka tunggal ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua).
3.2. Saran
1. Diharapkan pembaca mampu lebih memahami arti dari kata Pancasila itu
sendiri.
2. Diharapkan pembaca mampu memahami asal mula Pancasila.
3. Diharapkan pembaca mampu nantinya menjelaskan dan memahami sejarah
lahirnya Pancasila secara lebih terperinci.
4.Diharapkan pembaca selalu mengingat arti dari simbol-simbol garuda Pancasila.
9
DAFTAR PUSTAKA
10