Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampuh : Bpk. Kusdibyo SE , MM

KETERIKATAN PANCASILA

Disusun oleh :

1. Moh Indra Adi Pratama (181904127)


2. M. Rosyidin Ilham (181904126)
3. M. Nurman Yassin (181904135)
4. M. Zikri Farhan (181904150)
5. Naufal Ahmad Fauzan (181904155)
6. Naufal Ellen Yunus (181904156)

MANAJEMEN TRANSPORTASI

SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPORT

‘AMNI’ SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala karena berkat
rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Keterikatan
Pancasila“. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
Program Studi Manajemen Transport.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk. Kusdibyo SE , MM selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah
membimbing kami.
2. Rekan-rekan jurusan Manajemen Transport yang telah memberikan dukungan moril
maupun materil.
3. Dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan taruna
STIMART ‘AMNI’ SEMARANG serta bagi penulis khususnya, sehingga dapat memberikan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi semua pembaca.

Semarang, 28 oktober 2018


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

 Latar Belakang...................................................................................................1
 Permasalahan......................................................................................................2
 Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

 Pengertian Pancasila...........................................................................................3
 Asal Usul Pancasila............................................................................................4
 Pancasila Sebagai Dasar Negara........................................................................6
 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara................................................7
 Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Dan Tertutup............................................9

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

 Kesimpulan.......................................................................................................10
 Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dan dasar Negara Indonesia yang telah dianut oleh Bangsa

Indonesia sejak awal proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tujuan pancasila

dijadikan dasar Negara dan ideologi adalah memperkuat nasionalisme dan menghapuskan

sifat kesukuan yang telah mengakar pada rakyat Indonesia.

Rakyat Indonesia seharusnya mengetahui bagaimana sejarah Pancasila itu dibentuk

menjadi Dasar Negara Indonesia.Dengan begitu dalam diri setiap orang akan terbentuk

karakter yang sesuai dengan Pancasila.Karena Pancasila tidak hanya dipahami maknanya tapi

juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tapi banyak juga orang yang kurang memahami arti Pancasila sesungguhnya.Perlu

pembaharuan pengajaran agar konsep Pancasila sebagai Dasar Negara,Pancasila sebagai

Pandangan Hidup Bangsa,Pancasila sebagai sumber dari Segala Sumber Hukum,Pancasila

sebagai Pandangan Hidup Bangsa bisa terealisasikan sesuai dengan cita-cita dan tujuan

Bangsa Indonesia.

Generasi muda merupakan aset berharga bangasa ini sebab mereka adalah calon

penerus bangsa Indonesia, baik buruknya masadepan Negara Indonesia berada ditangan

mereka. Oleh sebab itu, melalui materi pancasila ini diharapkan perubahan dalam sikap

mereka. Walaupun itu hanya perubahan kecil, namun akan sangat berarti sebab semua hal-

hal yang besar terbentuk dari hal-hal kecil. Sehingga masadepan Indonesia menjadi cerah

dan baik.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pancasila?


2. Bagaimana sejarah asal-usul pancasila?
3. Bagaimana fungsi pancasila sebagai dasar Negara?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun untuk menjelaskan pengertian, asal-usul sejarah, dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara serta untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Istilah Pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia mempunyai arti sebagai aturan
dalam penyelenggaraan suatu pemerintahan Negara yang berkedudukan sebagai sumbernya
hukum.Jika ditinjau dari segi etimologi atau bahasa istilah pancasila terdiri dari kata ‘ Panca’
dan ‘sila’ yang berarti, kata panca artinya lima dan kata sila artinya sandi, dasar,atau asas.

Istilah pancasila tidak semata-mata mengambil asal kata saja, namun mempunyai
sumber yang jelas yakni diambil dari kitab sutasoma karangan Empu Tantular yang ditulis
dalam bahasa Sansakerta yang berarti ‘berbatu sendi lima’, namun jika ditilik dari histori
makna pancasila sebenarnya telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit, pada abad-14
disaat kerajaan majapahit ini dikisahkan sebagai kerajaan besar di pulau jawa Empu
Prapanca pun menerangkan dalam kitab Nagarakertagama bahwa istilah pancasila diartikan
sebagai pelaksanaan kesusilaan yang lima, disebut sebagai pancasila krama, yang berisi:

 · Tidak boleh melakukan kekerasan


 · Tidak boleh mencuri
 · Tidak boleh berbuat dengki
 · Tidak boleh berbohong
 · Tidak boleh mabuk dan meminum minuman keras

Kesepakatan yang dituliskan tersebut merupakan sebuah aktualisasi sikap


kemanusiaan yang harus ada pada diri individu yang tinggal di masa itu, tetapi tidak hanya
sebatas kesepakatan yang menjadi aturan saja namun justru dijadikan sebagai pedoman atau
tuntunan tingkah laku (akhlak) pada saat itu yang mayoritas rakyatnya beragama budha

Ini menjadi nilai tambah bagi bangsa Indonesia yang kaya akan kebudayaan dan agama yang
bermacam-macam bisa dipersatukan dengan Pancasila.

Jika diartikan secara harfiah sila mempunyai makna adab,kelakuan,tingkah laku, tutur
kata,kesopanan,dll.Sedangkan menurut Kuncoroningrat jika kesusilaan telah menjadi hal
yang umum dalam masyarakat , maka mereka dikatakan sebagai social ethic. Dari pengertian
tersebut dapat dinyatakan bahwa pancasila dijadikan sebagai nilai etik yang didalamnya
terdapat aturan tatanan kehidupan.

B. Asal-Usul Pancasila

Istilah pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada sidang I Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai tepatnya pada tanggal 1 Juni 1945. Dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Soekarno
ada lima dasar negara, yakni kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan
ketuhanan. Pada awalnya lima dasar tersebut dinamakan Panca Dharma, namun Ir. Soekarno
kurang sependapat karena Dharma mempunyai arti kewajiban, sedangkan disini yang dibahas
adalah tentang dasar Negara bukan kewajiban Negara.

Dalam pidatonya, bung Karno berharap lima dasar tersebut dapat didirikan negara
Indonesia yang kekal dan abadi. Namun Ir.Soekarno juga memberikan pilihan kepada pihak-
pihak yang tidak suka pada bilangan lima, Ir. Soekarno menjadikan tiga asas, yakni socio-
nasionalisme, socio-demokratie, dan Ketuhanan. Ir. Soekarno juga memberikan pilihan
kepada pihak-pihak yang kurang setuju dengan tiga dasar tesebut, dan menggantinya dengan
satu dasar yakni “gotong royong”. Menurut Ir. Soekarno gotong royong adalah suatu faham
yang identik dengan kekeluargaan, dan kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi
gotong royong adalah menggambarkan suatu usaha, satu amal pekerjaan, satu karya dan satu
pekerjaan yang dilaksanakan bersama-sama.

Dari sidang pertama ini muncullah bebrapa konsep dan berbagai pandangan
sehubungan dengan dasar negara dan kemerdekaan Negara Indonesia. Empat puluh anggota
memberikan usulnya dan menurut Ir. Soekarno dari unsur-unsur tersebut dapat
dikelompokkan kedalam:

 Usul Indonesia merdeka selekas-lekasnya,


 Usul mengenai dasar negara,
 Usul mengenai unifikasi atau federasi,
 Usul mengenai bentuk negara dan kepala negara,
 Usul mengenai warga negara
 Usul mengenai daerah negara,
 Usul mengenai soal agama dan negara,
 Usul mengenai pembelaan,
 Usul mengenai soal keuangan.

Usul-usul yang berkenaan dengan dasar negara yang banyak dikenal sekarang adalah
usul-usul dari Prof. Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan usul dari Ir. Soekarno. Dan
berdasarkan catatan yang ada, M. Yamin mendapat kesempatan menyampaikan usulnya pada
tanggal 29 Mei 1945. Lima dasar yang diusulkan oleh M. Yamin yaitu:

I.Peri Kebangsaan
II. Peri Kemanusiaan
III. Peri Ketuhanan
IV. Peri Kerakyatan
 Permusyawaratan
 Perwakilan
 Kebijaksanaan
V. Kesejahteraan rakyat(Keadilan Sosial).

Usul dasar negara yang disampaikan kepada Badan penyelidik secara tertulis
tercantum adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan-Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dalam menyampaikan usulnya, M. Yamin tidak memberikan nama atas dasar negara
yang telah beliau usulkan. Pada tanggal 30 Mei 1945 beberapa tokoh Islam yang berbicara
pada sidang BPUPKI I antara lain K.H. Wachid Hayim, Ki Bagoes Hadikoesoemo, dan
K.H.A. Kahar Muzakir yang mengusulkan agar dasar negara yang digunakan adalah
berdasarkan Islam. Hal ini didasarkan atas banyaknya rakyat Indonesia yang memeluk agama
Islam. Namun Bung Hattatidak sependapat dengan usul tersebut, Bung Hatta mengusulkan
agar negara ini dibentuk atas dasar persatuan nasional, bukan berdasarkan agama tetentu.
Pada tanggal 31 Mei dr. Soepomo mengajukan usulnya tentang dasar negara, yaitu:
1. Dasar Persatuan dan Kekeluargaan

2. Dasar Ketuhanan

3. Dasar Kerakyatan/Permusyawaratan

4. Dasar Koperasi dalam Sistem Ekonomi

Dan mengenai hubungan antar bangsa, Mr. Soepomo menganjurkan bahwa Indonesia bersifat
sebagai negara Asia Timur Raya sehingga sedikit ada hubungannya dengan Jepang.

Pada hari selanjutnya, Bung Karno mendapat kesempatan untuk memberikan usulnya,
lima dasar negara yang diusulkan oleh Bung Karno adalah:

1. Nasionalisme-Kebangsaan Indonesia,

2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan,

3. Mufakat atau Demokrasi,

4. Kesejahteraan Sosial,

5. Ketuhanan.

Jadi pada dasarnya setiap usul yang dikemukakan oleh setiap tokoh merupakan usul
perseorangan, dengan demikian istilah pancasila pada waktu itu merupakan suatu nama bagi
lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Soekarno kepada Badan Penyelidik.

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
pencasila menjadi pedoaman atau dasar bagi penyelenggaraan negara. Nilai dasar pancasila
bersifat abstrak dan normatis. Konsekuensi sebagai dasar negara mengakibatkan bahwa
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus mengacu dan memiliki tolak ukur yang
dilandaskan pada pancasila. Tidak boleh menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, maupun nilai keadilan.Sebagai dasar negara,
pancasila mengandung makna bahwa pancasila sendiri harus diletakkan keutuhannya dengan
pembukaan UUD 1945, yang dieksplorasikan pada dimensi yang melekat, meliputi :
1. Dimensi realita.

Nilai yang terkandung di dalamnya dinyatakan sebagai cerminan objektif yang


tumbuh berkembang pada masyarakat.

2. Dimensi idealitas.

Pancasila bukan hanyalah sekedar otopi tanpa makna, namun diartikan sebagai kata
kerja bagi masyarakat terutama para penyelenggara negara, untuk menuju hari esok yang
lebih baik.

3. Dimensi fleksibilitas.

Pancasila bukanlah barang beku atau dogmatis dan sudah selesai, tetapi pancasila selalu
terbuka dengan tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan kemajuan zaman. Sehingga pancasila
tidak kehilangan nilai dasar yang hakiki tetap aktual, relevan, dan fungsional sebagai tiang
penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan secara tegas dinyatakan dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kalimat “... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu susunan Undang Undang Dasar Indonesia yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,dengan berdasar kepada
: Ketuhanan Yang Maha Esa...”

Memang kata Pancasila tidak disebutkan dalam Pembukaan UUD 1945 maupun
Batang Tubuh UUD,namun secara harfiah dan cukup jelas bahwa yang dimaksud dengan
Pancasila sebagai Dasar Negara adalah lima dasar negara yang perumusannya terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945.

D. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA


1. Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah pancasila sebagai cita-cita negara atau cita-cita
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR
tentang P4. Ditegaskan bahwa pancasila adalah dasar NKRI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila sebagai ideologi negara.

Pengertian ideologi-ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu iden yang berarti melihat, atau
idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti ajaran,
dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas (Marsudi, 2001). Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat di
rumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan
seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan
sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

Menurut pendapat Harol H.Titus defenisi dari ideologi adalah suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial
yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang
dijalankan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat.

1. Ciri-ciri ideologi adalah sebagai berikut :


 Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan
 Mewujudkan suatu asaz kerohanian, pandangan-pandangan hidup,
pegangan hidup yang dipelihara diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
2. Fungsi ideologi menurut pakar dibidangnya :
 Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan manusia
secara individual (cahyono,1986).
 Sebagai jembatan pergeseran kendali kekuasaan dari generasi tua dengan
generasi muda, (setiardja,2001).
 Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu,
masyarakat,dan bangsa untuk menjalani kehidupan dalam mencapai
tujuan. (hidayat,2001).
E. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA DAN TERTUTUP

Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka.
Ciri-ciri ideologi terbuka dan ideologi tertutup adalah:

1. Ideologi Terbuka
 Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat
 Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam
masyarakat sendiri.
 Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat.
 Bersifat dinamis dan reformasi.
2. Ideologi Tertutup
 Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam
masyarakat
 Bukan berupa nilai dan cita-cita
 Kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku
 Terdiri atas tuntutan kongkrit dan operational yang diajukan
secara mutlak

Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka:

1. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila


2. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi,
sasaran serta lembaga pelaksanaannya
3. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
dalam suatu realisasi pengalaman yang bersipat nyata, dalam
kehidupan sehari-hari dalam masyarakat,berbangsa dan bernegara.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat diketahui bahwa perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara bukanlah hal yang
mudah.Dari mulai pemilihan kata,gagasan-gagasan yang diusulkan butuh kesepakatan untuk
menjadi suatu dasar yang dapat mencakup asas-asas dan karakter bangsa Indonesia.Pancasila
merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia yang harus dijunjung tinggi bersama.Dengan
demikian sejak saat bangsa Indonesia bersepakat untuk mengatur sendiri kehidupannya yang
berdasar Pancasila,setiap warga negara Indonesia seharusnya merasa dirinya berada dalam
keterikatan dan merasa bertanggung jawab pada asas-asas yang telah disepakati
bersama,yaitu kelima sila dalam Pancasila.

Pancasila tidak hanya untuk dipahami artinya saja namun juga diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pribadi,dalam tata pergaulan hidup dengan masyarakat,dan
dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Pancasila juga harus terwujud dalam
pembangunan sosial,ekonomi,pendidikan maupun dalam hal politik. Selain menghayati dan
mengamalkan semua sila dengan sebaik-baiknya,setiap warga negara juga harus
mengamankan dan menyelamatkan Pancasila dari setiap usaha yang hendak merongrong atau
menggantinya.Jika setiap warga negara bersikap seperti itu tidaklah mustahil jika negara
Indonesia bisa menjadi negara yang kuat dan berani.Yang terpenting disetiap generasi akan
selalu menghasilkan generasi yang dapat memajukan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

B. SARAN
Makalah yang kami susun semoga bisa membantu kita lebih memahami tentang
pancasila sebagai ideologi negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya
jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik bahasa maupun
pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa manusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA

Daman,Rozikin.1995.Pancasila Dasar Filsafah Negara.Jakarta : PT Raja Grafido Persada.

Aning,Floriberta.2006.Lahirnya Pancasila : Kumpulan Pidato BPUPKI.Yogyakarta : Media


Pressindo.

Wiharno.2007.Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta : Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai