DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PRODI HUKUM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "IMPLEMENTASI
PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI"
dengan tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Rindra, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Makalah ini sendiri disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang Pancasila Sebagai Dasar Negara bagi para pembaca dan juga kami sendiri.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunannya, bahasa maupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan bagi kami dalam
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa membawa manfaat kepada para pembacanya baik dalam segi
pengembangan, penambahan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
III
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan 1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Pancasila?
2. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara?
3. Apa saja fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara?
4. Menyebutkan penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari
5. Apa saja permasalahan yang terjadi terkait pancasila sebagai Dasar Negara dan
bagaimana cara menyelesaikannya?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila
2. Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai dasar negara
3. Dapat menyebutkan fungsi pancasila sebagai dasar negara
4. Untuk mengetahui penerapan pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari
5. Dapat menyebutkan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi terkait
pancasila sebagai dasar negara.
1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan kepada pembaca maupun
penyusun mengenai Pancasila Sebagai dasar negara dan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari secara menyeluruh.
Pendidikan Kewarganegaraan 2
BAB II
ISI
Pendidikan Kewarganegaraan 3
Selain mempunyai lima sendi utama Pancasila juga memiliki unsur-unsur yang termuat
dalam “Tri Prakara”yaitu sebagai berikut:
1. Unsur-unsur Pancasila sebelum disahkan secara yuridis sudah dimiliki oleh bangsa
Insonesia sebagai adat-istiadat dan kebudayaan (Pancasila asas kebudayaan);
2. Unsur-unsur Pancasila telah terdapat pada bahasa bangsa sebagai asas dalam
agama-agama (Pancasila asas religius); dan
3. Unsur-unsur tersebut kemudian diolah, dibahas, dan dirumuskan, oleh pendiri
negara yang kemudian disahkan sebagai asas kenegaraan (Pancasila asas
kenegaraan)
Pendidikan Kewarganegaraan 4
Muh. Yamin yang menyampaikan pertama kali pada sidang ke-1 yang mengemukakan
lima asas yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Keadilan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Kemudian pada tanggal 31 Mei Mr. Soepomo mengajukan dasar-dasar negara yaitu
1. Kekeluargaan
2. Keseimbangan lahir batin
3. Musyawarah
4. Keadilan rakyat
Pada tanggal 1 Juni Soekarno berpidato dan mengahkiri sidang 1. Rumusan Soekarno
yang paling diterima oleh anggota yang lain dari beberapa rumusan. Isi rumusannya yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang Maha Esa
Kelima prinsip ini disebut dengan Pancasila, pidatonya beliau juga dikenal dengan
sebutan Lahirnya Pancasila. Dihari yang sama, BPUPKI membentuk panitia delapan
Dibawah pimpinan Soekarno. Tugas panitian delapan adalah menampung dan
mengidentifikasi rumusan dasar negara pada sidang pertama. Setelah sidang pertama selesai
diadakan kegiatan di luar masa sidang (masa reses).
Pada masa reses, Panitia delapan mengadakan pertemuan di Gedung Jawa Hokokai
untuk membahas dan merancang UUD, mengelompokan usulan, dan membentuk panitia
Sembilan untuk Menyusun rumusan dasar negara yang masih diketuai oleh Soekarno dan
wakilnya adalah Mohammad Hatta. Pertemuan kedua diadakan dikediaman Soekarno, Jalan
Pegangsaan Timur, Jakarta. Pertemuan itu membuahkan hasil yang dikenal dengan Piagam
Jakarta ( Jakarta Charter ) yang didalamnya termuat rumusan kolektif yaitu :
Pendidikan Kewarganegaraan 5
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada sidang ke-2 tepatnya pada tanggal 10 Juli 1945 Sidang kedua BPUPKI
diselenggarakan. Ir.Soekarno menyampaikan laporan hasil kerja pada masa reses yaitu
membahas bentuk negara bagi Indonesia Merdeka dan perumusan terakhir draft dasar negara
melalui sistem voting yang diikuti oleh 65 peserta,55 peserta memilih bentuk negara
republik,6 peserta memilih bentuk kerajaan,2 peserta memilih bentuk lain,dan 1 peserta tidak
memilih.Dengan itu ditetapkan bentuk negara republik bagi Indonesia merdeka.
Kemudian pada tanggal 11 Juli 1945 diadakan sidang hari kedua yang menghasilkan
1. Penyampaian keberatan terhadap sila pertama “Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syari’at isla bagi pemeluk-pemeluknya” oleh J.Latuharhary karena
berakibat besar terhadap umat agama lain.
2. Dibentuknya panitia kecil perancang perundang-undangan yang diketuai oleh
Prof.Dr.Mr. Soepomo bertugas merancang perundang-undangan dengan
memperhatikan pendapat dari rapat besar maupun kecil.
Kemudian pada tanggal 13 juli 1945 Prof. Dr. Mr.Soepomo menyampaikan hasil
kerjanya.Sekaligus hasil panitia kecil yang diketuai nya disempirnakan bahasanya oleh
sebuah “Panitia Penghalus Bahasa” yang terdiri dari Hoesein Djajaningrat,Agus Salim, dan
Prof. Dr. Mr Soepomo.
Pada tanggal 14 juli 1945 diadakan rapat yang membicarakan hasil kerja Panitia
Perancang Undang-undang tentang Indonesia merdeka,pembukaan undang-undang
dasar,serta batang tubuh undang-undang dasar.
Menurut Soekarno agar menyingkat prosedur penyelesaian pekerjaan,jika ada anggota
yang kurang setuju bolehlah mengusulkan perubahan kata-kata dan akan berunding untuk
memperbaiki kata-kata tersebut. Pada akhirnya Sidang BPUPKI menerima pembukaan UUD
dengan suara bulat dengan sedikit perubahan kata-kata.
Pendidikan Kewarganegaraan 6
Pada tanggal 15 juli 1945 melanjutkan rancangan UUD hingga akhir sidang,tidak
menghasilkan keputusan apapun.Kemudian pada hari berikutnya tepatnya pada tanggal 16
juli 1945 rapat menghasilkan kesepakatan menerima rancangan UUD yang didalamnya
termuat dasar negara Indonesia Merdeka.
Kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan
PPKI(Dokurtsu Junbi Inkai) dengan Soekarno ditunjuk sebagai ketuaPPKI dan Mohammad
Hatta sebagai wakilnya.Anggota PPKI dipilih langsung oleh Jendral Besar Terauci yang
merupakan penguasa tertinggi di seluruh Asia Tenggara.
Masa Proklamasi dilaksanakan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan susunan
acara proklamasi sebagai berikut :
1. Upacara Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pukul 10.00 WIB dirumah Soekarno
Jalan Pegangsang Timur,No.56 Jakarta dengan pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan
dan rakyat Indonesia sebagai saksinya.
2. Pada sore hari, Drs Mohhamad Hatta mengetahui adanya keberatan bagi wilayah
Indonesia Timur terhadap sila pertama dasar negara yang termuat dalam rancangan
pembukaan UUD “Ketuhanan dengan kewajiban menjalani syari’at islam bagi pemeluk-
pemeluknya” dari seorang perwira Kigun (angkatan laut jepang)
Oleh karena hal tersebut pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan sidang pertama PPKI
untuk membahas sila pertama dasar negara yang termuat dalam rancangan pembukaan UUD
yaitu sebagai berikut :
1. Sidang PPKI pertama dilaksanakan di bekas gedung Volksraad,Pejambon Jakarta Puasat.
2. Sebelum sidang dimulai Soekarno-Hatta meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wahid
Hasyim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Teuku Mohammad Hassan untuk membahas
kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-
pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan Yang Maha Esa”,
3. Pukul 11.30 WIB sidang PPKI dibuka dengan dihadiri 27 anggota.Sidang ini menetapkan
Piagam Jakarta sebagai pembukaan UUD 1945 yang didalamnya termuat Pancasila
sebagai dasar negara dengan rumusan yang disepakati yaitu :
Pendidikan Kewarganegaraan 7
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah masa kemerdekaan Indonesia pada tahun 1964 Presiden Soekarno menuntut
tindak acara peringatan hari lahirnya Panacasila,karena nilai Pancasila sudah mulai luntur di
kalangan masyarakat dan pada 1 juni untuk pertama kaliny, diadakan upacara di Istana
Merdeka untuk memperingati hari lahirnya Pancasila.Sejak saat itu di tetapkan pada tanggal
1 juni merupakan hari lahirnya Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan 8
2.4. Penerapan Pancasila dalam kehidupan Sehari-hari
A. Sila Pancsila Pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa
Contoh pengamalan sila ke – 1 :
1. Saling menghormati antar manusia
2. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain
3. Mengembangkan toleransi agama sejak dini
4. Membina kerukunan hidup antar umat beragama
B. Sila pancasila kdua berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Contoh pengamalan sila ke – 2 :
1. Tidak membeda – bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat
ekonomi maupun tingkat pendidikan
2. Menjaga hal dan kewajiban diri sendiri dan orang lain
3. Tidak melakukan diskriminasi dengan orang – orang yang dijumpai baik di
lingkungan sekitar maupun tempat lainnya
4. Tidak melecehkan seseorang karena alasan apapun
5. Membela kebenaran
C. Sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia
Contoh pengamalan Sila ke - 3
1. Cinta anah air dan bangsa dengan membeli prroduk dalam negeri
2. Cinta tanah air dengan mengahrumkan nama bangsa lewat prestasi di berbagai bidang
akademiuk maupun non akademik
3. Tidak merendahkan suku adat dan budaya lain
4. Mengutamakan kerukunan bangsa Indonesia dibandingkan kepentingan kelompok,
pribadi dan golongan
D. Sila keempat yang berbunyi Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
Contoh pengamalan sila ke – 4
1. Mengedepankan musyawarah,diskusi atau bertukar pendapat untuk mencapai mufakat
atau kesepakatan dalam menyelesaikan masalah
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Ikut serta dalam pemillihan umum
Pendidikan Kewarganegaraan 9
4. Melaksanakan hasil keputusan yang berdasarkan musyawarah dengan niatan dan
perbuatan baik dengan rasa tanggung jawab
E. Sila kelima berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Contoh pengamalan sila ke – 5
1. Berbuat adil pada siapapun tanpa pilih kasih
2. Menghargai hasil karya orang lain
3. Tidak membedakan seseorang karena status dan kondisi ekonominya
4. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
5. Menghormati hak asasi orang lain beserta kewajibannya
6. Tidak menyusahkan orang lain
Pendidikan Kewarganegaraan 10
Permasalahan korupsi yang terkait dalam kelima sila :
1. Sila ketuhanan yang maha esa
Sebagai makhluk yang beragama, tidak ada satupun agama yang mengajarkan untuk
merugikan orang lain. Untuk itu sebagai masyarakat yang berideologi pancasila maka
bentuk dalam pembelaan negara ialah salah satunya dengan cara melawan dan
memberantas perbuatan korupsi yang dapat merugikan masa depan negara.
Korupsi sendiri merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, dimana Indonesia
berkembang 6 agama resmi yang semuanya menolak perbuatan korupsi. Yang
dikarenakan perbuatan korupsi sangat belawanann dengan semangat manusia sebagai
makhluk tuhan yang maha Esa. Dengan sengaja para koruptor mencerminkan rindakan
yang merugikan orang lain dan juga perbuatan dosa yang akan dipertanggung jawabkan
dengan Tuhannya.
Tindakan korupsi juga membuat seolah-olah pelakunya menjadi buta dan melupakan
akan hakikat bahwa Tuhan yang maha Esa itu maha melihat segala perbuatan yang
dilakukan hamba-Nya.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradap
Perilaku korupsi sudah jelas mengingkari butir-butir pancasila dan mengabaikan
adanya pengakuan persamaan derajat, harkat dan martabat manusia, saling mencintai
sesama manusia, bersikap tenggang rasa dengan sesama, serta membela kebenaran dan
keadilan.
Sudah barang mesti seorang koruptor ridak memiliki perasaan keadaban. Hal ini
terbukti dengan perilaku mereka yang merampas hak-hak yang seharusnya milik rakyat
diambil secara sepihak untuk kepentingan pribadi mereka..
3. Sila persatuan Indonesia
Seorang koruptor lebih mementingkan nafsu dan kepuasan dirinya sendiri tanpa
berfikir jauh kedepan tentang dampak apa yang terjadi kedepannya atas perilaku yang
mereka lakukan. Seperti merusak sendi kehidupan perekonomian, pembangunan sosial,
melemahkan budaya positif di masyarakat dan melunturkan rasa kecintaan kepada bangsa
dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan 11
Untuk itu perbuatan mereka akan berdampak pada masyarakat Indonesia yang
tidak dapat merasakan kenikmatan dan hasil pembangunan di Indonesia
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn
perwakilan.
Perilaku koruptif yang muncul dikalangan parlemen jelas melanggar sila keempat
pancasila. Perbuatan mereka akan menimbulkan lunturnya kepercayaan masyarakat
khususnya kepada parlemen. Padahal amanah sistem demokrasi mereka dititipkan kepada
para wakil rakyat.
Namun, justru wakil rakyat sendiri sibuk untuk menguras dan menumpuk
kekayaan mereka dengann cara mengguras anggaran negara. Maka secara singkatnya
mereka telah melakukan pelanggaran terhadap sila keempat dan juga mengundang
sinisme masyarakat bahwa gedung wakil rakyat dan parlemen tak ayal hanyalah tempat
pertemuan para koruptor saja.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tidak akan mungkin ada keadilan sosial apabila kesenjangan sosial sendiri malah
semakin lebar dan meluas disebabkan oleh anggaran negra yang dinilai tidak lagi pro
rakyat. Kepentingan umum terganggu yang menyebabkan semua aspek dinegara menjadi
terhambat khusunya sektor pembangunan, dimana uang yang seharusnya dialokasikan
untuk itu malah tetahan ditangan para koruptor.
Program pemerintah yang ingin memeratakan pembangunan dan memajukannya
hanya akan menjadi angan belaka dan tidak akan berjalan sesuai harapan apabila masih
banyak koruptor yang ada di negara ini.
Implementasi pancasila dapat dikembangkan di berbagai bidang kehidupan dan
nantinya juga akan melibatkan banyak pihak dalam menjaga keutuhan pancasila dan
mengamalkan nilai nilai yang tergantung didalamnya. Untuk persoalan mengatasi korupsi,
implementasi pancasila dapat dimulai dari tingkat terkecil yakni keluarga,dengan cara
menanamkan norma dan ajaran agama sejak dini untuk membangun moralitas dan menilai
mana perbuatan yang baik dan buruk maupun benar atau salah kelak dimata Tuhan yang
maha Esa.
Pendidikan Kewarganegaraan 12
Implementasi sila kesatu sampai kelima dapat menggunakan banyak unsur dalam
peri kehidupan seperti tingkat keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara serta instuti
pendidikan. Semua tingkat peri kehidupan ini akan bersinergi dan bekerja sama dalam
mencegah dan menindak tegas perilaku korupsi di tengah kehidupan masyarakat
diberbagai bidang. Selain itu apresiasi pada perseorangan maupun lembaga yang
mendukung tindakan anti korupsi akan menjadi teladan untuk generasi diberbagai elemen
di Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan 13
BAB III
PENUTUP
1.5. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara negara Republik Indonesia dan sebagai
pedoman bagi seluruh rakyat indonesia dalam segala aspek, Pancasila itu sendiri terdiri
atas lima sila yang mengandung beragam nilai didalamnya. Bermacam-macam nilai yang
terkandung di dalam pancasila dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
karena itu pancasila sering disebut sebagai dasar negara maupun pedoman hidup bangsa
indonesia.
Seiring dengan kemajuan zaman banyak nilai2 pancasila yang sering dilanggar
maupun memudar ditengah-tengah masyarakat, padahal pancasila itu sendiri merupakan
warisan bangsa yang mempunyai sejarah tersendiri dalam bangsa indonesia dan
mempunyai kedudukan yang tinggi dalam bangsa indonesia. Sangat disayangkan jika
nilai-nilai yang ada dipancasila mulai luntur oleh perkembangan waktu sehingga
Pancasila tidak mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga
meliputi para generasi muda Indonesia.
Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan membawa perubahan
yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada Pancasila, akan tetapi para
pemuda saat ini kian jauh dari nilai-nilai Pancasila.
Kita sebagai pemuda indonesia seharusnya menjaga nilai-nilai pancasila tersebut
agar tidak disalah gunakan oleh orang yang salah dan jika terjadi pelanggaran pada
penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari hari cukup dijadikan pembelajaran
dan tidak patut untuk diikuti. Kita adalah penerus bangsa sehingga kita harus menjunjung
tinggi pancasila sebagai dasar negara agar tidak semakin luntur pada generasi yang akan
datang.
Pendidikan Kewarganegaraan 14
3.2. Saran
Pancasila sebagai dasar negara secara tidak langsung berpengaruh dalam segala aspek
kehidupan. Oleh karena itu penyusun berharap agar pembaca maupun masyarakat indonesia
lebih memahami akan hal tersebut. Saran yang dapat penyusum berikan salah satunya
adalah selalu menanamkan jiwa pancasila dalam diri masing-masing agar tidak terjadi hal-
hal yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain seperti pelanggaran nilai-nilai
didalam pancasila itu sendiri. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih kokoh dan
tangguh jika rakyatnya berpegang teguh pada dasar negara yaitu pancasila.
Penyusun juga sangat mengharapkan kritik dan saran para pembaca guna membuat
makalah ini menjadi sumber pembelajaran yang lebih baik untuk kedepannya.
Pendidikan Kewarganegaraan 15
DAFTAR PUSTAKA
1. Irwan Gesmi dan Yun Hendri. 2018 Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo:Uwais
Inspirasi Indonesia
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=3aNtDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR4&
dq=pengertian+pancasila&ots=PJRwJNc4Fv&sig=qx5YUQmm0bzpqt_zEo0GvClTjsk
&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20pancasila&f=false
2. Pembukaan UUD 1945
3. Instruksi Presiden No. 12/1968
4. Syamsir, dkk, 2017. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Palembang
https://bpmku.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Buku-Ajar-Bersama-BKS-MK-
Pendidikan-Pancasila.pdf
Pendidikan Kewarganegaraan 16