Anda di halaman 1dari 105

MAKALAH PANCASILA

Disusun Oleh :
MARYANI ELISABET SITORUS
212411042

PROGRAM STUDI D3-METROLOGI DAN INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah
dengan judul “PANCASILA”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Tugas ini saya buat untuk memberikan ringkasan tentang
mengenal makna pancasila lebih dalam .Mudah-mudahan makalah yang saya
buat ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai makna pancasila.
Dalam menyelesaikan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang saya miliki.Namun berkat dari
berbagai pihak dan sumber sumber dari internet saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh dosen.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.Roy Fachraby
Ginting,SH,M.Hum selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Saya sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu,saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan
datang.Harapan saya,semoga makalah yang sederhana ini,dapat menambah
pengetahuan kita tentang makna pancasila lebih dalam.

Medan, 7 November 2022

Maryani E.Sitorus
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………....
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………………………
2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara………………………………………………………………………………….
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi………………………………………………………………………………………….
2.3 Pancasila Sebagai Filsafat…………………………………………………………………………………………...
2.4 Pancasila Sebagai Etika……………………………………………………………………………………………….
2.5 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia………………………………………………
2.6 Pancasila Sebagai Negara…………………………………………………………………………………………..
2.7 Pancasila Sebagai Konstitusi dan UUD 1945……………………………………………………………….
2.8 Pancasila Sebagai Demokrasi……………………………………………………………………………………..
2.9 Pancasila Sebagai Negara Hukum………………………………………………………………………………
2.10 Pancasila Sebagai Geopolitik dan Geostrategi………………………………………………………………..
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………

3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pancasila selain sebagai dasar Negara, juga merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Sejarah telah mengungkapkan bahwa pancasila adalah jwa
dari seluruh bangsa Indonesia yang mampu memberi kekuatan hidup kepada
bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir
batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur.

Pancasila yang diterima dan ditetapkan sabagai dasar Negara seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa. Pembelajaran
pancasila menjadi sangat penting, karena mengingat pancasila merupakan
jiwa dari seluruh rakyat Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa di dalam
pancasila mengandung jiwa yang luhur, nilai-nilai yang luhur dan sarat dengan
ajaran moralitas.

Kadang kala nilai-nilai luhur yang ada dalam pancasila yang merupakan
perjelmaan dari seluruh bangsa Indonesia tidak dipraktekan dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi diabaikan sehingga akibat dari itu nilai-nila luhur tersebut
dengan sendirinya akan hilang. Menyadari bahwa untuk kelestarian nilai-nilai
pancasila itu perlu diusahakan secara nyata dan terusmenerus pengahayatan
dan pengamalan nila-nilai kitur yang terkandung di dalamnya, oleh
sebab itu setiap warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di
daerah harus sama-sama mengamalkan nilai-nilai pancasila demi
kelestarianya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Dasar
Negara?
2. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Ideologi?
3. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Filsafat?
4. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Etika?
5. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Pandangan
hidup Bangsa Indonesia?
6. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Negara?
7. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Konstitusi
dan UUD 1945 ?
8. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Demokrasi?
9. Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai Negara
Hukum?
10 Apa yang dimaksud dengan pancasila sebagai
Geopolitik dan Geostrategi?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Dasar Negara
Mengapa Pancasila dijadikan sebagai dasar negaraselain
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa, Pancasila juga
memiliki peran vital sebagai pedoman dalam setiap aktivitas di
berbagai bidang masyarakat Indonesia. Dikarenakan
kefleksibelannya dalam mengikuti perkembangan zaman, serta
kemampuannya dalam mencakup semua jajaran lini masyarakat.
Sehingga dijadikanlah Pancasila sebagai dasar negara
Republik
Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan Pembukaan UUD 1945,
khususnya alinea keempat yang berbunyi, "...maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang
Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia".
Pancasila memiliki fungsi dan peran sebagai dasar Negara yang
merupakan fungsi pokok.
Fungsi Pancasila lainnya di antaranya yaitu sebagai ideologi
bangsa,
pandangan hidup, jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa,
sumber dari segala sumber hukum, sebagai perjanjian luhur dan
lain-lain. Sedangkan yang
berkaitan dengan kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila juga
berperan penting dalam tatanan
Negara serta dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Berikut ini adalah penjabaran dan penjelasan secara lengkapnya
tentang fungsi dan peran Pancasilayang wajib kamu ketahui.
1.Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sebagai Dasar Negara Pancasila Berfungsi memiliki beberapafungsi
di antaranya adalah:
1.Sumber dari segala sumber hukum Indonesia, dengan demikian
pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia,
2.Suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar,

3.Cita-cita hukum bagi hukumdasar negara,

4.Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945,


penyelengggaran negara. pelaksana pemerintahan, MPR dengan
ketetapanNo.XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara RI,

5.Norma-norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar


mengandung isiyang mewajibkan pemerintah dan lain-lain
penyelenggara negara memegangteguh cita-cita moral rakyat yang
luhur.

6.FungsiPancasila Sebagai Pandangan Hidup

2.Fungsi Pancasila sebagai pandangan


memiliki nilai-nilai yang dipergunakan sebagai arahan dalam
kehidupan sehari-hari,dan memiliki arti yang luas jika dibandingkan
dengan fungsi pancasila sebagai dasar negara.Fungs ipancasila
sebagai
pandangan hidup mencakup seluruh dan aktivitas masyarakat
bangsa indonesia serta penyelenggara negara harus sesuai dengan
nilai-nilai pancasila.

3.FungsiPancasilaSebagai Ideologi Bangsa


Ideologi secara umum dapat diartikan sebagai kumpulan gagasan,
keyakinan-keyakinan, ide-ide, kepercayaan-
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang berkaitan dengan
peraturan tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam
berbagai bidang kehidupan, di antaranya yaitu :
●Bidang sosial
●Bidang kebudayaan
●Bidang politik ( termasuk bidang pertahanan dan keamanan)
●Bidang keagamaan
Dalam fungsi Pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat dua
bentuk ideologi, yaitu ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi
tertutup yaitu ide atau pemikiran berasal dari luar
diri masyarakat, sehingga keberadaannya dipaksakan dan
masyarakat tidak merasa memiliki. Sedangkan ideologi terbuka
yaitu:
Pancasila adalah kristalisasi dari ide-ide, keyakinan-keyakinan,
cita-cita masyarakat indonesia sendiri sehingga masyarakat telah
memilikinya. Ide-ide atau cita-cita atau nilai-nilai dari Pancasila
bersifat tetap keberadaannya, namun juga bersifat dinamis dalam
perwujudannya.
Dalam ideologi terbuka ini terdapat tiga unsur di antaranya yaitu:
●Nilai dasar,
●Nilai Instrumental,
●Nilai Praksis.

4.FungsiPancasilaSebagai Sumber dari segala sumber Hukum


Memiliki arti bahwasegala peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia bersumber dariPancasilaatau tidak boleh
bertentangan denganPancasila.Pancasilasebagai
sumber dari segala sumber hukum di atur dalam Undang-Undang
Pasal 2 Nomor 10 Tahun 2004 Tentang pembentukan Perundang-
undangan yang berbunyi

5.FungsiPancasila Sebagai Jiwa Bangsa IndonesiaMenurut A.G.


PringgodigdoPancasila telah ada sejak adanya Negara
Indonesia.Pancasila memiliki ciri khas yang tidak dapat dipisahkan dari
bangsa Indonesia.Pancasilamenjadi pembeda antara Bangsa Indonesia
dengan bangsa lainnya. SedangkanmenurutFrierich Carl von Savigny,
setiap bangsa memilikivulgeist(jiwa bangsa/jiwa rakyat) masing-
masing,Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
lahirnyaPancasilabersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
6.FungsiPancasilaSebagai Identitas NasionalIdentitas nasional
adalah tanda, ciri, atau jati diri yang melekat pada bangsa Indonesia
sehingga membedakan bangsa Indonesia dan bangsa lainnya.Salah satu
identitas nasional adalahPancasila sebagaidasar
negara.Pancasilamencakup unsur-unsur pembentuk identitas nasional
yakni agama, suku bangsa bahasa dan kebudayaan yang sangat
beragam danmajemuk.Prinsip-prinsip dasar tersebut ditemukan oleh
para pendiri bangsa Indonesia yang diangkat dari filsafat negara.
7.Fungsi Pancasila sebagai dasar Filsafat
Negara Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Pancasila mampu
mencari kebenaran yang substansi tantang hakikat, ide serta tujuan
negara. Pancasila sebagai filsafat memiliki karakteristik sistem
filsafat tersendiri yang berbeda dengan filsafat yang lainnya, di
antaranya yaitu:
●katnya, sebagai suatu kenyataan hidup bangsa, yang tumbuh
berkembang dan hidup dalam SilaPancasilamerupakan satu kesatuan
sistem yang bulat dan utuh,
●Pancasilasebagai suatu substansi, artinya unsur
permanen/asli/primer Pancasila, sebagai suatu yang mandiri unsur-
unsurnya bersumber dari dirinya sendiri (Pancasila),
●Pancasilasebagai suatu realita, yang artinyaPancasila ada di dalam diri
manusia Indonesia dan masyarakehidupan sehari-hari.
8. FungsiPancasila Sebagai Cita-cita dan Tujuan BangsaCita-cita bangsa
telah tercantum di dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
alenia II yang bunyinya, "Kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."Dan tujuan negara yang
tercantum di dalam alenia IV yaitu berbunyai,"Melindungi segenap
bangsa indonesia dan seluruh tumbuh darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial."Untuk mewujudkan cita-cita
dan tujuan bangsa maka disusun negara Republik Indonesia yang
berdasarkan pada Pancasila. Maka dari ituPancasilamenjadi intisari
dari cita-cita dan tujuan bangsa yang terdapat dalam sila-silaPancasila.
9.FungsiPancasila Sebagai Falsafah
Hidup Bangsa Pancasila mengandung wawasan dengan hakikat,
tujuan, asal, nilai dan arti dunia seisinya khususnya manusia dan
kehidupannya.Falsafah hidup mencerminkan konsep yang
menyeluruh dengan menempatkan harkat dan martabat manusia
sebagai faktor sentral dalam kehidupan yang fungsional terhadap
segala sesuatu yang ada.Hal tersebut dapat diartikan bahwa nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila diharapkan agar tertanam dalam
hati sanubari masyarakat dan diterapkan melalui kebiasaan, kegiatan
serta perilaku masyarakat.Kelima sila yang tercantum dalam Pancasila
memberikan makna hidup dan dapat dijadikan tuntunan dan
tujuan hidup.Pancasila sebagai falsafah hidup merupakaninti pokok
semangat bersama secara nyata yang ada di negara
Indonesia.Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia tersimpul dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Hal
ini juga didasarkan pada sisi historis (sejarah) sebagaimana ditentukan
oleh BPUPKI bahwa dasar negara Indonesia itu disebut dengan istilah
Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis (hukum)
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, Ketetapan No. XX/MPRS/1966
(Jo Ketetapan MPR) No.V/MPR/1973 dan Ketetapan
No.IX/MPR/1978). Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
bersifat tetap, kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun,
termasuk oleh MPR maupun DPR.Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dapat diuraikan sebagai berikut: Pancasila sebagai dasar
negara merupakan sumber tertib hukum Indonesia yang dijelaskan
lebih lanjut kedalam empat pokok pikiran dalam pembukaan UUD
1945. Meliputi suasana dari Undang-Undang dasar 1945, yaitu hal-
hal yang menjiwai pada waktu proses penyusunan Undang-
Undang Dasar 1945. Artinya nilai-nilai keutuhan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan tercermin dalam pasal-pasal.
Mewujudkan cita-cita hukum dari hukum dasar negara (baik hukum
tertulis maupun hukum tidak tertulis). Mengandung norma yang
mengharuskan Undang-Undang Dasar yang berisikan mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk para
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur. Hal ini sebagaimana tercantum dalam
pokok pikiran keempat yang berbunyi “...Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan dan adil dan
beradab..”. Merupakan sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar
1945, bagi penyelenggara negara dan para pelaksana pemerintah. Hal
ini dapat dipahami karena penting bagi penyelenggara atau
pelaksana negara. Maka dari itu, masyarakat dan negara Indonesia
senantiasa tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan
zaman dan dinamika masyarakat. Dengan semangat yang bersumber
dari asas kerohanian negara sebagai pandangan hidup bangsa,
dinamika masyarakat dan negara akan tetap diliputi dan diarahkan atas
kerohanian negara.
Secara luas,makna Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila
digunakan sebagai dasar oleh negara dalam mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti Pancasila
sebagai dasar negara juga dapat dimaknai dengan dijadikannya
Pancasila sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan.KBBI
mendefinisikan Pancasila sebagai dasar negara serta falsafah
bangsa dan negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila,
yaitu
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa,
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab,
(3) Persatuan Indonesia,
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Terkait kedudukan
Pancasila sebagai dasar negara, diterangkan M.Syamsudin dkk.
dalamPendidikan Pancasila: Menempatkan Pancasila dalam
Konteks Keislaman dan Keindonesiaan,kedudukan atau fungsi
Pancasila sebagai dasar negara dapat ditinjau dari berbagai aspek, yakni
aspek historis, kultural, yuridis, dan filosofis.
Secara historis, Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai
sebagai dasar negara Indonesia Merdeka. Dalam prosesnya, segala
perumusan Pancasila sebagai dasar negara ini digali dan didasarkan
dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat Indonesia dan
dituangkan menjadi kesatuan sebagai pandangan hidup bangsa.
Secara kultural,Pancasila sebagai Dasar Negaramerupakan sebuah hasil
budaya bangsa. Oleh karenanya, Pancasila haruslah diwariskan
kepada generasi muda melalui pendidikan. Jika tidak diwariskan,
negara dan bangsa akan kehilangan kultur yang penting. Penting untuk
diingat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki
kepedulian kepada pewarisan budaya luhur bangsanya.
Secara yuridis, Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Sehubungan dengan itu, Pancasila memiliki
kekuatan yang mengikat. Seluruh tatanan hidup bernegara yang
bertentangan dengan Pancasila dinyatakan tidak berlaku dan harus
dicabut.
Secara filosofis, nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Tatanan nilai initidak lain merupakan ajaran tentang
berbagai bidang kehidupan yang dipengaruhi oleh potensi, kondisi
bangsa, alam, dan cita-cita masyarakat. Lebih lanjut, dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila diakui sebagai filsafat
hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia.Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsasering disebut juga sebagai way of life,
Weltanschauung, petunjuk hidup, pedoman hidup, atau pegangan
hidup. Apa yang terjadi jika suatu bangsa tidak memiliki pandangan
atau pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara? Jika suatu
bangsatidakmemiliki pandangan hidup, maka bangsa tersebut akan
mudah terombang-ambing, karena tidak memiliki arah, tujuan atau
cita-cita yang jelas.Tidak adanya pandangan hidup juga dapat
menyebabkan suatu bangsa mudah terpecah belah, karena tidak
adanya pedoman atau petunjuk hidup dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa.Karena itu pandangan hidup suatu bangsa
memiliki arti yang sangat penting. Dengan pandangan hidup, suatu
bangsa memiliki pedoman atau petunjuk hidup yang dijadikan acuan.
Pancasila sebagai pandangan hidup dipergunakan sebagai pedoman
tingkah laku sehari-hari, pedoman dalam menyelesaikan
permasalahan yang timbul dalam kehidupan bersama, baik
dalam bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Pancasila
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia di segala
bidang. Tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia harus
dijiwai dan memancarkan nilai-nilai Pancasila sebagai satu kesatuan
yang utuh.Sikap dan perbuatan manusia Indonesia harus
memancarkan jiwakeagamaan(sebagaiperwujudan sila pertama); jiwa
yang berperikemanusiaan (sebagai perwujudan sila kedua) jiwa
kebangsaan, nasionalisme (sebagai perwujudan sila ketiga); jiwa
kerakyatan atau demokrasi (sebagaiperwujudan sila keempat); dan
jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial (sebagai perwujudan sila
kelima).Sikap dan perbuatan yang memancarkan nilai-nilai
Pancasila,niscaya menjaga keselarasan dan keseimbangan antara hak
dan kewajiban. Karena dimana ada hak, di situ pula melekat kewajiban
yang harus dipenuhi. Seseorang yang hanya menuntut hak namun
mengabaikan kewajiban, bukanlah orang yang memancarkan nilai-nilai
Pancasila. Itulah antara lain ciri-ciri sikap dan perbuatan yang dijiwaidan
memancarkan nilai-nilai Pancasila.Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa juga digunakan sebagai pedoman dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi oleh negara dalam mengatur kehidupan
masyarakat maupun ketatanegaraan. Baik untuk permasalahan yang
menyangkut urusan dalam negeri maupun urusan luar negeri.

2.2 Pancasila Sebagai Ideologi


Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,
Louis Althuser
Ideologi adalah suatu gagasan yang spekulatif namun tetapi ideologi
tersebut bukan gagasan palsu dikarenakan gagasan spekulatif itu bukan
dimaksudkan untuk menggambarkan suatu realitas melainkan untuk
dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana semestinya
manusia itu dapat menjalani hidupnya.
Dr. Alfian
Ideologi adalah pandangan atau juga sistem nilai yang menyeluruh
serta
juga mendalam mengenai bagaimana cara yang tepat, yakni secara
moral dianggap benar serta juga adil, mengatur adanya tingkah laku
bersama didalam berbagai segi kehidupan.
Soerjanto Poespowardoyo
Ideologi ialah sebagai kompleks pengetahuan serta juga macam-macam
nilai, yang secara universal menjadi landasan bagi seseorang atau juga
masyarakat untuk dapat memahami jagat raya serta juga bumi seisinya
dan juga menentukan sikap dasar untuk dapat mengolahnya. Dengan
berdasarkan pemahaman yang diyakini itu, seseorang menangkap apa
yang dilihat baik serta juga tidak baik.
M.Sastra Prateja
Ideologi ialah sebagai seperangkat gagasan atau juga pemikiran yang
berorientasi pada suatu tindakan yang diorganisir dan menjadi suatu
sistem yang teratur. Dalam hal tersebut , ideologi ini mengandung
beberapa unsur, yakni :
a. Adanya suatu penafsiran atau juga suatu pemahaman terhadap
kenyataan.
b. Tiap Ideologi memuat seperangkat nilai atau juga suatu persepsi
moral.
c. Ideologi adalah suatu pedoman kegiatan atau aktivitas untuk dapat
mewujudkan nilai-nilai di dalamnya.
Napoleon
Ideologi adalah keseluruhan pemikiran politik serta juga rival-rivalnya.
Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi bangsa dan Negara.
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
kesatuan republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai
ideology nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu
Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural bond) yang berkembangan
secara alami dalam kehidupanmasyarakat Indonesia bukan secara
paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat
bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan masyarakat
tergantung daya tahan dari ideologi itu. Alfian mengatakan bahwa
kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tigadimensi yang dimiliki
oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, danfleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut :
a. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat
dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling
tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada
awal kelahirannya.
b. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang
terkandung dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada
berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa depan
yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktikkehidupan bersama
sehari-hari.
c. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai
proses perkembangan zamantanpa menghilangkan jati diri
ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi
berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran –tafsiran
terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita
baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga
pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila
sebagai ideologi Negara, yaitu :
a. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk.
b. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan
menggerakkan serta membimbing bangsa Indonesia dalam
melaksanakan pembangunan.
c. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
d. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan
bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan
akan perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut
bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip
dasar di dalamnya,yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan,
kepribadian dan prestasi.Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar
paling sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan
personal-personal di dalamnya. Menata sebuah negara itu
membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu lintas
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akanmemberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan
aturan main yang telah
disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah
konsensus,maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata
nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan
sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila
juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan
menentukan apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi atau
berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya
“The End of Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilainilai
sejarah bangsa Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara
kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu religius monotheis, humanis
universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang
berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari
ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan
rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan Pancasila sebagai
ideology tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan
para pendukungnya.Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai
ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya
tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel.
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa
Indonesia dengan keterbukaannya tersebut. Pada akhirnya, semoga
seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai
ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam
badai globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus,
marilahkita menjaga Indonesia dan Pancasila agar saling
berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai
penerus kelangsungan negara ini.
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
1. Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan.
Pancasila sebagai Ideologi dalam kehidupan ketatanegaraan Bangsa
Indonesia sebagai suatu kelompok manusia, maka ia membentuk ideide
dasar dalam segala hal dalam aspek kehidupan manusia yang
dicitacitakan. Kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar tersebut
secara ketatanegaraan disebut ideologi. Dan ini berupa seperangkat
tata nilai yang dicita-citakan akan direalisir dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Indonesia). Ideologi ini akan
memberikan stabilitas arah sekaligus memberikan dinamika gerak
menuju yang dicita-citakan. Dan perkembangan tumbuhnya ideologi
bangsa Indonesia dimulai semenjak 18 Agustus 1945 adalah Pancasila.
Negara di dalam cara pandang Indonesia, tidak akan memiliki
kepentingan sendiri (kepentingan pemerintah) terlepas atau bahkan
bertentangan kepentingan orang seorang rakyatnya.di dalam cara
pandang integralistik Indonesia, maka di dalam negara semua pihak
mempunyai fungsi masing-masing dalam suatu kesatuan yang utuh.
Negara Republik Indonesia lahir pada jam 10.00 tanggal 17 Agustus
1945 dan tidak ada satupun warga negara Indonesia yang
menyangkalnya. Menurut alenia II pembukaan UUD 1945 terjadinya
negara Indonesia melalui rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan. Rincian tahap-tahap itu
sebagai berikut:
a. Perjuangan kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Pembenaran adanya negara Republik Indonesia
Alasannya dapat kita jumpai dalam alenia pertama pembukaan UUD
1945,bahwa Negara Republik Indonesia perlu ada karena kemerdekaan
hak segala bangsa sehingga penjajahan yang bertentangan dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan harus kita hapuskan.Demikian pula
negara Republik Indonesia dalam hal ini kepentingan umum bangsa
Indonesia secara ketatanegaraan adalah terwujudnya masyarakat adil
dan makmur berdasarkan Pancasila menurut alenia keempat
pembukaan UUD 1945 adalah:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia (wilayah)
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
perdamaian abadi, kemerdekaan dan keadilan sosial.
Secara ketatanegaraan, tata organisasi merupakan hal yang
fundamental
dari kehidupan ketatanegaraan
1. Bentuk negara
Bangsa Indonesia memilih bentuk (organisasi) negara yang dinamakan
Republik, yang merupakan suatu pola yang mengutamakan pencapaian
kepentingan umum atau kesejahteraan yang ingin dicapai dalam hidup
berkelompok. Dilhat dari segi susunannya atau segi penggabungan
bagianbagian negara maka bentuk organisasi negara dibedakan
menjadi Negara kesatuan atau negara serikat (federal). Dan pilihan
bangsa Indonesia di dalam hal bentuk negaranya yaitu kesatuan dan
Republik. Kemudian di dalam teori kenegaraan berkembang
pembedaan lain yaitu pembedaan demokrasi dan diktator. Pola
demokrasi yang di inginkan bangsa Indonesia membentuk tata nilai
tentang tatanan kenegaraan yang di inginkan bangsa Indonesia ini
dirumuskan di dalam UUD 1945. Ia merupakan demokrasi politik
Indonesia atau demokrasi Pancasila.
2. Bentuk pemerintahan
Bentuk pemerintahan ialah pola yang menentukan hubungan antara
lembagalembaga negara dalam menentukan gerak kenegaraan, sistem
pemerintahan negara yang dipilih bangsa Indonesia sebagai berikut:
a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum
b. Pemerintahan atas sistem konstitusi tidak bersifat absolute
c. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945
d. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan
menurut UUD
e. Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan
diberhentikan oleh presiden
f. Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR
g. DPR mempunyai fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan
3. Unsur-unsur negara
Unsur wilayah negara dirumuskan dengan istilah” seluruh tumpah
darah Indonesia” cara pandang integralistik tentang rumusan
pemerintah negara. Oleh karena itu jika konsisten dengan cara pandang
ini seharusnya kita sebutkan adanya:
a. Penyelenggara negara di bidang pembentukan peraturan
perundangan (legislatif)
b. Penyelenggara negara di bidang penerapan hukum (eksekutif)
c. Penyelenggara negara di bidang penegakan hukum (yudikatif)
d. Penyelenggara negara di bidang kepenasehatan dan sebagainya
4. Sendi pemerintahan
Sendi pemerintahan adalah suatu prinsip untuk dapat menjalankan
pemerintahan dengan baik dimana ada anggapan bahwa pemerintah
dengan baik adalah membagi negara di dalam beberapa wilayah. Untuk
masalah ini UUD 1945 setelah amandemen yang ke 2 dalam pasal 18 di
atur sebagai berikut:
a. Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan
daerah, yang diatur dengan UU.
b. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kebupaten dan kota mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
c. Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota itu memiliki
dewan perwakilan rakyat daerah yang anggota-anggotanya dipilih
melalui pemilihan umum

2.1 Pancasila Sebagai Filsafat


Dalam mempelajari filsafat Pancasila ada dua hal yang lebih dahulu kita
pelajari yaitu Pancasila dan Filsafat memeplajari Pancasila melalui
pendekatan sejarah supaya akan dapat mengetahui berbagai peristiwa
yang terjadi dari waktu ke waktu di tanah air kita Indonesia peristiwa –
peristiwa yang saya maksudkan adalah yang ada sangkut pautnya
dengan Pancasila. Melalui pendekatan kami berharap untuk
mendapatkan data obyektif dapat menghasilkan kesimpulan yang
obyektif pula oleh karena manusia tidak mungkin menghilangkan sikap
obyektif sebagai salah satu bawaan kodrat, maka kami bersyukur bila
mendapatkan kesimpulan yang obyektif mungkin inter obyektif.
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri karena itu dalam tulisan ini kami mencoba mulai
dari masa kejayaan bahwa Indonesia merdeka yang kemidian
mengalami penderitaan akibat ulah kolonialisme sehingga timbul
perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme tersebut kemudian
bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan kemerdekaan dan berhasil
juga menjawab tanatangan tersebut serta mengisi kemerdekaannya itu
dengan pembangunnan. Dalam seluruh peristiwa tersebut Pancasila
mempunyai peranan penting.
Mengingat hal tersebut pertama tama secara runtun kai kemukakan
peristwa penyususnan dan perumusan Pancasila agar mengetahui
bagaimana duduk persoalan yang sesungguhnya sehingga masing –
masing mendapat nilai yang wajar dan tidak I lupakan. Disamping itu
hal kedua yang kami anggap penting adalah pengamalan Pancasila.
Kami mengkonstatir bahwa pengmalan Pancasila telah dilakukan pada
masa – masa sebelum kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 bahkan
juga sebelum masa tersebut.
Istilah filsafat sudah tidak asing lagi di dengarnya istilah ini
dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu
filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang
singkat ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa
filsafat adalah suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua
orang di samping itu saya menghrapkan agar kita tak beranggapan
filsafat sebagai suatu hasil potensi belaka dan tidak berpijak realita
dengan cara ini saya mengharapkan dapat menggunakan sebagai modal
untuk memepelajari pancasila dari sudut pandang filsafat.
Dan kita menganal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya
diantara bangsa – bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang
akhirnya dapat memegang peran sebagai penjajah yang benar – benar
yang menghancurkan rakyat Indonesia mengingat keadaan perjuangan
bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan sebelum tahun
1900
Sebenarnya sejak waktu itu pula mempertahankan kemerdekaan
dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat Indonesia untuk
menemtang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat. Akan
tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama
melelui organisasi yang teratur dan kita harus mengetahui unsur –
unsur pancasila yang menjiwai perlawanan terhadap kolonialisme jika
pejuangan bangsa Indonesia mengetahui dan teliti dengan seksama
maka unsur – unsur pancasila merupakan semangat dan jiwa
perjuangan.

Pengetian Filsafat
Dalam hal ini ada beberapa pendapat yang antara lain mengatakan
bahwa pada hakekatnya sukar sekali memberikan definisi mengenai
filsafat, karena tidak ada definisi yang definitif. Sebenarnya pendapat
yang demikian ini tidak hanya mengenai filsafat saja akan tetapi juga
menganai definisi lain. Terhadap berbagai kata berikut ini misalnya
ekonomi, hukum, politik kebudayaan negara masyarakat manusia , juga
terdapat definisi itupun bermacam-macam pula.
Pengertian menurut arti katanya, kata filsafat dalam Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Yunani terdiri dari kata Philein artinya Cinta dan
Sophia artinya Kebijaksanaan. Filsafat berarti Cinta Kebijaksanaan, cinta
artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-
sungguh. Kebijaksanaan artinya Kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Filsafat berarti Hasrat atau Keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati.
Pengertian umum dari pengertian menurut kata-katanya tersebut di
atas filsafat secara umum dapat diberi pengertian sebagai ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakekat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran hakekat atau inti atau esensi segala sesuatu
dengan cara ini jawaban yang akan diberikan berupa keterangan yang
hakiki. Hal-hal mana sesuai dengan arti filsafat menurut kata-katanya.
Pengertian khusus, karena filsafat telah mengalami perkembangan yang
cukup lama tentu dipengaruhi oleh berbagai factor, mislanya ruang,
waktu, keadaan dan orangnya. Itulah sebabnya maka timbul berbagai
pendapat mengenai pengertian filsafat yang mempunyai
kekhususannya masing-masing.
Ada berbagai aliran didalam filsafat ada suatu bukti bahwa bemacam-
macam pendapat yang khusus yang berbeda satu sama lain, misalnya:
 Rationalisme mengagunggkan akal
 Materialisme mengagungkan materi
 Idealisme mengagungkan idea
 Hedonisme mengagungkan kesenangan
 Stoicisme mengagungkan tabiat salah
Aliran – aliran tersebut mempunyai kekhususan masing-masing dengan
menekankan kepada sesuatu yang dianggap merupakan inti dan harus
diberi tempat yang tinggi , misalnya kesenangan, kesolehan,
kebendaan, akal dan idea.

a.Pengertian Filsafat menurut para Ahli


Beberapa ahli/filsuf memberikan gambaran mengenai ilmu filsafat
secara berbeda-beda. Tokoh filsuf dunia Plato (427–348 SM)
mengatakan “filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli”. Sedangkan Aristoteles (382-322 SM)
mencoba mendefinisikan filsafat secara lebih komprehensif sebagai
“ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik dan estitika”.
Immanuel Kant (1724-1804) mengatakan “filsafat ialah ilmu
pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan
yanf didalamnya mencakup empat pertanyaan: (1) apa yang dapat
diketahui; (2) Apa yang seharusnya kita kerjakan; (3) Sampai dimanakah
harapan kita; (4) Apakah yang dinanamakan manusia ?”
Sementara Drs. Hasbulah Bakry, filsuf dari tanah air mengatakan “ilmu
filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang sebagaimana sikap manusia itu
sesungguhnya setelah mencapai pengetahuan itu”. Sedangkan Prof.
Mohamad Yamin mendefinisikan filsafat “adalah pemusatan pemikiran,
sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya dalam
kepribadiannya itu dialaminya kesungguhan”.
Kegunaan Filsafat
Berdasarkan sejara kelahirannya filsafat mula-mula berfungsi sebagai
induk atau ibu ilmu pengetahuan. Pada waktu itu belum ada ilmu
pengetahuan lain sehingga filsafat harus menjawab segala macam hal,
soal manusia filsafat yang membicarakannya, demikian pula soal
masyarakat, soal ekonomi, soal negara, soal kesehatan dan sebagainya.
Kemudian karena berkembang keadaan dari masyarakat banyak
problem yang tidak dapat dijawab lagim oleh filsafat. Lahirnya ilmu
pengetahuan sanggup memberikan jawaban terhadap problem-
problem tersebut, misalnya ilmu pengetahuan alam, Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Kedokteran, Ilmu Pengetahuan
Manusia, Pengetahuan Ekonomi dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan tersebut lalu berpecah-pecah lagi menjadi lebih
khusus. Demikianlah lahirnya berbagai disiplin ilmu yang sangat banyak
dengan kekhususannya masin-masing.
Spesialisasi terjadi sedemikian rupa sehingga hubungan antara cabang
dan ranting ilmu pengetahuan sangat kompleks. Hubungan-hubungan
tersebut ada yang masih dekat tetapi ada pula yang telah jauh. Bahkan
ada yang seolah-oleh tidak mempunyai hubungan. Jika ilmu-ilmu
pengetahuan tersebutterus bersusaha memperdalam dirinya akhirnya
sampai juga pada filsafat. Sehubungan dengan keadaan tersebut diatas
filsafat dapat berfungsi sebagai interdisipliner sistim. Filsafat dapat
berfungsi menghubungkan ilmu-ilmu pengetauhuan yang telah
kompleks tersebut. Filsapat dapat berfungsi sebagai tempat
bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan .
Cara ini dapat pula di gunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Cara ini dapat saya gambarkan sepertiorang sedang meneliti sebuah
pohon wajib meneliti ke seluruh pohon tersebut, ia tidak hanya
meperhatikan daunnya, pohonnnya akarnya, bunganya, buahnya dan
sebagian lagi, akan tetapi keseluruhannya dalam menghadapi suatu
masalah diharapkan menggunakan berbaga disiplin untuk
mengatasinya. Misalnya ada problem sosial tentang kenaikan tngkat
kejahatan. Hal ini belum dapat di selesaikan dengan tuntas jika hanya
menghukum para pelangarnya saja. Di samping itu perlu di cari sebab
pokok. Langkah ini mungkin dapat menemukan berbagai sebab yang
saling berkaiatan satu sama lain, misalnya adanya tuna karya, tuna
wisma, urbanisasi, kelenbihan penduduk, kurangnya lapangan kerja dan
sebagainya. Dari penemuan ini dapat kita ketahui bahwa masalah
kejahatan menyangkut berbagai disiplin. Oleh karena itu untuk
mengatasi hal tersebut harus dilakukan pula oleh berbagai disiplin
Berdasarkan atas uraian diatas, filsafat mempunyai kegunaan sebagai
berikut:
1)Melatih diri untuk berfkir kritik dan runtuk dan menyusun hasil
pikiran tersebut secara sistematik
2)Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak
berfikir dan bersifat sempit dan tertutup.
3)Melatih diri melakukan peneltian, pengkajian dan memutuskan atau
mengabil kesipulan mengenai suatu hal secara mendalam dan
komprehensif.
4)Menjadikan diri bersifat dinamik dan terbuka dalam menghadapi
berbagai problem
Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa
Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentngan
prbadinya maupun dalam hubungan dengan orang lain
5)Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun
hubungan dengan orang lain alam sekitar dan tuhan yang maha esa.

Pancasila sebagai filsafat keterangan oleh UUD 1945


Filsafat Indonesia adalah sebutan umum untuk tradisi kefilsafatan yang
dilakukan oleh penduduk yang mendiami wilayah yang belakangan
disebut Indonesia. Filsafat Indonesia diungkap dalam pelbagai bahasa
yang hidup dan masih dituturkan di Indonesia (sekitar 587 bahasa) dan
'bahasa persatuan' Bahasa Indonesia, meliputi aneka mazhab pemikiran
yang menerima pengaruh Timur dan Barat, disamping tema-tema
filosofisnya yang asli.
Istilah Filsafat Indonesia berasal dari judul sebuah buku yang ditulis
oleh M. Nasroen, seorang Guru Besar Luar-biasa bidang Filsafat di
Universitas Indonesia, yang di dalamnya ia menelusuri unsur-unsur
filsafar itu sendiri.
Para pengkaji Filsafat Indonesia mendefinisikan kata 'Filsafat Indonesia'
secara berbeda, dan itu menyebabkan perbedaan dalam lingkup kajian
Filsafat Indonesia. M. Nasroen tidak pernah menjelaskan definisi kata
itu. Ia hanya menyatakan bahwa 'Filsafat Indonesia' adalah bukan Barat
dan bukan Timur, sebagaimana terlihat dalam konsep-konsep dan
praktek-praktek asli dari mupakat, pantun-pantun, Pancasila, hukum
adat, gotong-royong, dan kekeluargaan (Nasroen 1967:14, 24, 25, 33,
dan 38). Sunoto mendefinisikan 'Filsafat Indonesia' sebagai ...kekayaan
budaya bangsa kita sendiri...yang terkandung di dalam kebudayaan
sendiri (Sunoto 1987:ii), sementara Parmono mendefinisikannya
sebagai ...pemikiran-pemikiran...yang tersimpul di dalam adat istiadat
serta kebudayaan daerah (Parmono 1985:iii). Sumardjo mendefinisikan
kata 'Filsafat Indonesia' sebagai ...pemikiran primordial... atau pola pikir
dasar yang menstruktur seluruh bangunan karya budaya... (Jakob
Sumardjo 2003:116). Keempat penulis tersebut memahami filsafat
sebagai bagian dari kebudayaan dan tidak membedakannya dengan
kajian-kajian budaya dan antropologi. Secara kebetulan, Bahasa
Indonesia sejak awal memang tidak memiliki kata 'filsafat' sebagai
entitas yang terpisah dari teologi, seni, dan sains. Sebaliknya, orang
Indonesia memiliki kata generik, yakni, budaya atau kebudayaan, yang
meliputi seluruh manifestasi kehidupan dari suatu masyarakat. Filsafat,
sains, teologi, agama, seni, dan teknologi semuanya merupakan wujud
kehidupan suatu masyarakat, yang tercakup dalam makna kata budaya
tadi. Biasanya orang Indonesia memanggil filsuf-filsuf mereka dengan
sebutan budayawan (Alisjahbana 1977:6-7). Karena itu, menurut para
penulis tersebut, lingkup Filsafat Indonesia terbatas pada pandangan-
pandangan asli dari kekayaan budaya Indonesia saja. Hal ini dipahami
oleh pengkaji lain, Ferry Hidayat, seorang lektur pada Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) 'Veteran' Jakarta, sebagai 'kemiskinan
filsafat'. Jika Filsafat Indonesia hanya meliputi filsafat-filsafat etnik asli,
maka tradisi kefilsafatan itu sangatlah miskin. Ia memperluas cakupan
Filsafat Indonesia sehingga meliputi filsafat yang telah diadaptasi dan
yang telah 'dipribumikan', yang menerima pengaruh dari tradisi filosofis
asing. Artikel ini menggunakan definisi penulis yang terakhir.

Unsur Pancasila Menjiwai Perlawanan pada Masa Kolonialisme


Jika pejuang bangsa Indonesia itu kita teliti dengan seksama maka
unsur – unsur Pancasila merupakan semangat dan jiwa perjuangan
tersebut diantaranya
1)Unsur Ketuhanan. Pada hakikatnya penjajahan bertentangan dengan
ajaran tuhan. Karena penjaahan tidak mengenal cinta kash dan sayang
sebagai mana di ajarkan oleh tuhan. Oleh karena itu perlawanan
terhadap kolonialisme ada yang di dorong oleh keyakinan
melaksanakan tugas – tugas agama
2)Unsur Kemanusiaan. Penjajahan tidak mengenal peri kemanusiaan.
Penjajahan pada hakikatnya adalah hendak menemukan kembali nilai –
nilai kemanusiaan yang telah di hancurkan oleh penjajah
3)Unsur Persatuan. Di dalam kenyataan memang bangsa Indonesia I
pecah- pecah oleh penjajah. Meskipun demikian bangsa Indonesia
menyadari bahwa perpecahan akan mengakibatkan keruntuhan
sebagaimana semboyan yang berbunyi bersatu kita teguh bercerai kita

runtuh. Oleh karena itu bagaimanpun juga persatuan sebagai senjata


ampuh tidak hancur sama sekali
4)Unsur Kerakyatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesua denga
peri peri keadilan penjajahan bertentangan dengan kemerdekaan dan
kebebasan
5)Unsur Keadilan. Iatas sudah di sebutkan bahwa penjajahan tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Hal ini terbukti pada
pengalaman bangsa Indonesia yang selama I jaah tidak pernah di
perlakukan adil. Apalagi untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana
mestinya sangat di persulit.

Pelaksanaan unsur-unsur Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia


Pancasila yang unsur – unsurnya digali dari bangsa Indonesia sendiri
kemudian di terima bulat oleh bangsa Indonesia menjadi Dasar Filsafat
Negara Republik Indonesia harus di laksanakan
Pelaksanaan Pancasila ada dua macam yaitu:

A Pelaksanaan Obyektif
Pelaksanaan obyektif adalah pelaksanaan Pancasila di dalam semua
peraturan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu Undang - Undang
Dasar 1945 dan peraturan –peraturan hukum yang ada di bawahnya.
Seluruh kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan serta segala tertib
hukum di Indonesia harus di dasarkan atas Pancasila.

B Pelaksanaan Subyektif
Pelaksanaan subyektif adalah pelaksanaan di dalam diri setiap orang
Indonesia yaitu penguasa, warga negara dan setiap orang yang
berhubungan dengan Indonesia

2.4 Pancasila Sebagai Etika


Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan
karena sama-sama mengajarkan tentang nilai-nilai yang mengandung
kebaikan. Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan
penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
nilai keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya
apabila tidak bertentanan dengan nilai-nilai Pancasila tersebut,
tetapi bagaimana meniggikan nilai-nilai yang ada menjadi suatu hal
yang lebih memberikan manfaat kepada yang lain. Mengacu kepada
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat
menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak
hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif. Nilai-nilai
Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada dalam cita-cita
bangsa Indonesiayang harus diwujudkan dalam realitas kehidupan.
Nilai-nilai Pancasila apabila benar-benar dipahami, dihayati dan
diamalkan, tentu mampu menurunkan tingkat kejahatan dan
pelanggaran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.Pancasila adalah suatu sistem nilai yang merupakan
kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral
besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan dijadikan landasan moril dan diaplikasikan dalam
seluruh lehidupan berbangsa dan bernegara. Penanaman nilai
sebagaimana tersebut di atas paling efektif adalah melalui
pendidikan dan media. Pendidikan informal di keluarga harus menjadi
landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan formal di
sekolah dan nonformal di masyarakat. Media harus memiliki visi dan
misi mendidik bangsa dan membangun karakter masyarakat
yang maju, namun tetap berkepribadian Indonesia. Pancasila telah
menjadi kesepakatan nasional bangsa Indonesia sebagai dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia, meskipun dalam upaya
implementasinya mengalami berbagai hambatan. Gerakan
reformasi yang digulirkan sejak tumbangnya kekuasaan pemerintahan
presiden Soeharto, pada hakikatnya merupakan tuntutan untuk
melaksanakan demokratisasi di segala bidang, menegakkan hukum dan
keadilan, menegakkan hak asasi manusia (HAM), memberantas
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), melaksanakan otonomi daerah
dan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah,
serta menata kembali peran dan kedudukan TNI dan POLRI. Dalam
perkembangannya, gerakan reformasi yang sebenarnya memang
amat diperlukan, namun sebagian masyarakat seperti lepas
kendali dan tergelincir ke dalam perilaku yang anarkis, timbul
berbagaikonflik sosial yang tidak kunjung teratasi, dan bahkan di
berbagai daerah timbul gerakan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan NKRI. Bangsa Indonesia sedang
dilanda krisis multidimensional di segenap aspek kehidupan
masyarakat dan bangsa, bahkan menurut beberapa pakar dan
pemuka masyarakat, yang sangat serius ialah krisis moral, masyarakat
dan bangsa sedang mengalami demoralisasi. Hal ini sebenarnya
dapat dihindari apabila setiap anggota masyarakat, utamanya para
penyelenggara negara dan para elit politik, dalam melaksanakan
gerakan reformasi secara konsekuen, mewujudkan Masa Depan
Indonesia yang dicita-citakan, senantiasa berdasarkan pada kesadaran
dan komitmen yang kuat terhadap Pembukaan UUD 1945, yang
di dalamnya mengandung nilai-nilai Pancasila yang harus dijadikan
pedoman.Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus
merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai
cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar
tentang ajaran dan pandangan moral. Etikasebagai cabang ilmu
membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
moral tertentu.Etika sosial meliputi cabang etika yang lebih khusus
seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan,
etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan
etika politik.Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi pedoman
hidup bagi bangsa Indonesia.Nilai-nilai dasar itu kemudian
melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang harus di jadikan
pedoman dalam pembangunan hukum. Hukum Indonesia harus
bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial
maupun ideologis. Pancasila sebagai hukum dasar, harusnya mampu
menjadi acuan bagi aturan-aturan hukum lainnya.Pancasila
memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang
baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk menerapkan perilaku etika, seperti tercantum pada
sila kedua Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” yang
mana tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam
membangun etika bangsa ini sungguh sangat diperlukan Pancasila
berasal dari dua kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima,
sedangkan sila artinya dasar atau peraturan tingkah laku yang
baik, yang penting atau senonoh. Jadi, Pancasila adalah lima dasar
yang dijadikan acuan dalam bersikap dan bertingkah laku.Sistem
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi
atau energi untuk mencapai suatu tujuan.Sistem nilia dalam
pancasila adalah satu kesatuan nilai-nilai yang ada dalam
pamcasila yang saling berkaitan satu sama lain, tidak dapat
dipisahkan ataupun ditukar tempatkan karena saling berkaitan
antara satu dengan yang lain. Nilai-nilai yang dimaksud
ialah :Pertama, Nilai Ketuhanan: Secara hierarkis, nilai ini bisa
dikatakan sebagai nilai yang tertinggi karena menyangkut nilai
yang bersifat mutlak. Seluruh nilai kebaikan diturunkan dari nilai
ini (nilai ketuhanan). Suatu perbuatan dikatakan baik apabila
tidak bertentangan dengan nilai, kaidah, dan hukum Tuhan.
Pandangan demikian secara empiris bisa dibuktikan bahwa setiap
perbuatan yang melanggar nilai, kaidah, dan hukum Tuhan, baik
itu kaitannya dengan hubungan kasih sayang antarsesama, akan
menghasilkan konflik dan permusuhan. Dari nilai ketuhanan
menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. (Ngadino
Surip, dkk, 2015: 180)Kedua, NilaiKemanusiaan: Suatu perbuatan
dikatakan baik apabila sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Prinsip
pokok dalam nilai kemanusiaan Pancasila adalah keadilan dan
keadaban. Keadilan mensyaratkan keseimbangan, antara lahir dan
batin, jasmani dan rohani, individu dan sosial, makhluk bebas mandiri
dan makhluk Tuhan yang terikat hukum-hukum Tuhan.
Keadaban mengindikasikan keunggulan manusia dibanding dengan
makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, dan benda tak hidup.
Karena itu, suatu perbuatan dikatakan baik apabila sesuai dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang didasarkan pada konsep keadilan dan
keadaban. Dari nilai kemanusiaan menghasilkan nilai kesusilaan
contohnya seperti tolong menolong, penghargaan, penghormatan,
kerja sama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
180)Ketiga, Nilai Persatuan: Suatu perbuatan dikatakan baik
apabila dapat memperkuat persatuan dan kesatuan. Sikap egois
dan menang sendiri merupakan perbuatan yang tidak baik,
demikian pula sikap yang memecah belah persatuan. Sangat
mungkin seseorang seakan-akan mendasarkan perbuatannya atas
nama agama (sila ke-1), namun apabila perbuatan tersebut dapat
memecah persatuan dan kesatuan maka menurut pandangan etika
Pancasila bukan merupakan perbuatan baik. Dari nilai persatuan
menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan, dan lain-lain. (Ibid,
Ngadino Surip, dkk, 2015: 180)Keempat, Nilai Kerakyatan: Dalam
kaitannya dengan kerakyatan, terkandung nilai lain yang sangat
penting, yaitu nilai hikmat atau kebijaksanaan dan
permusyawaratan. Kata hikmatatau kebijaksanaan berorientasi pada
tindakan yang mengandung nilai kebaikan tertinggi. Atas nama
mencari kebaikan, pandangan minoritas belum tentu kalah
dibandingkan dengan pandangan mayoritas. Pelajaran yang sangat
baik misalnya pada peristiwa penghapusan tujuh kata dalam sila
pertama Piagam Jakarta. Sebagian besar anggota PPKI menyetujui
tujuh kata tersebut, namun memerhatikan kelompok yang sedikit
(dari wilayah Timur) yang secara argumentatif dan realistis bisa
diterima, maka pandangan minoritas ‘dimenangkan’ atas pandangan
mayoritas. Dengan demikian, perbuatan belum tentu baik apabila
disetujui atau bermanfaat untuk orang banyak, namun perbuatan itu
baik jika atas dasar musyawarah yang didasarkan pada konsep
hikmah atau kebijaksanaan. Dari nilai kerakyatan menghasilkan
nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino
Surip, dkk, 2015: 181)Kelima, Nilai Keadilan: Apabila dalam sila
kedua disebutkan kata adil, maka kata tersebut dilihat dalam
konteks manusia selaku individu. Adapun nilai keadilan pada
sila kelima lebih diarahkan pada konteks sosial. Suatu perbutan
dikatakan baik apabila sesuai dengan prinsip keadilan masyarakat
banyak. Menurut Kohlberg (1995: 37), keadilan merupakan kebajikan
utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. Keadilan mengandaikan
sesama sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya dengan
orang lain. Dari nilai ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Untuk itu dikembangkan sikap adil
terhadapsesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
serta menghormati hak-hak orang lain. Dari nilai keadilan juga
menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan
bersama, dan lain-lain. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015: 181)Memilik
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka Pancasila dapat
menjadi sistem etika yang sangat kuat, nilai-nilai yang ada tidak
hanya bersifat mendasar, namun juga realistis dan aplikatif. Nilai-
nilai Pancasila merupakan nilai-nilai ideal yang sudah ada
dalamcita-cita bangsa Indonesiayang harus diwujudkan dalam
realitas kehidupan. Nilai-nilai Pancasila apabila benar-benar
dipahami, dihayati dan diamalkan, tentu mampu menurunkan
angka kasus korupsi.Penanaman satu sila saja, yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, apabila bangsa Indonesia menyadari jati dirinya
sebagai makhluk Allah, tentu tidak akan mudah menjatuhkan
martabat dirinya ke dalam kehinaan dengan melakukan korupsi.
Kebahagiaan material dianggap segala-galanya dibandingkan dengan
kebahagiaan spritual yang lebih agung, mendalam dan jangka
panjang.Keinginan mendapatkan kekayaan dan kedudukan secara
cepat menjadikannya nilai-nilai agama dikesampingkan. Buah dari
penanaman dan penghayatan nilai ketuhanan ini adalah kerelaan
untuk diatur Allah, melakukan yang diperintahkan dan
meninggalkan larangan-Nya. (Ibid, Ngadino Surip, dkk, 2015:
182)Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang
tidak bisa dalam konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila
merupakan kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lain. Dengan demikian, akan menjadi kekuatan
moral besar manakala keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan dijadikan landasan moril dan
diejawantahkan dalam seluruh lehidupan berbangsa dan bernegara,
terutama dalam pemberantasan korupsi. Penanaman nilai
sebagaimana tersebut di atas paling efektif adalah melalui
pendidikan dan media. Pendidikan informal di keluarga harus
menjadi landasan utama dan kemudian didukung oleh pendidikan
formal di sekolah dan nonformal di masyarakat. Media harus
memiliki visi dan misi mendidik bangsa dan membangun karakter
masyarakat yang maju, namun tetap berkepribadian Indonesia. (Ibid,
Ngadino Surip, dkk, 2015: 183)
Etika adalahilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq), kumpulan asas atau
nilai yang berkenaan dengan akhlaq, nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan masyarakat. Secara garis besar etika
dikelompokkan menjadi :
1)Etika Umum, mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi
setiap tindakan manusia.
2)Etika Khusus, membahas prinsip-prinsip tersebut di atas
dalam hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik
sebagai individu (etika individual) maupun makhluk sosial (etika
sosial)
Pancasila Sebagai Dasar Etika Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara.Sebagaimana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah
merupakan suatu sistem nilai, artinya setiap sila memang
mempunyai nilai akan tetapi sila –sila tersebut saling berhubungan,
saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila
dengan sila lainnya memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam
kaitannya dengan nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila
merupakan sekumpulan nilai yang diangkat dari prinsip nilai yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Nilai-nilai tersebut berupa
nilai religius, nilai adat istiadat, kebudayaan dan setelah disahkan
menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya nilai kenegaraan. Dalam
kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai
pancasila harus dijabarkan dalam suatu norma yang merupakan
pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan kenegaraan,
bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan. Terdapat dua macam
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu norma
hukum dan norma moral atau etika. Sebagaimana diketahui sebagai
suatu norma hukum positif, maka pancasila dijabarkan dalam
suatu peraturan perundang-undangan yang ekplisit, hal itu secara
kongkrit dijabarkan dalam tertib hukum Indonesia. Namun, dalam
pelaksanaannya memerlukan suatu norma moral yang merupakan
dasar pijak pelaksanaan tertib hukum di Indonesia.Bagaimanapun
baiknya suatu peraturan perundang-undangan kalau tidak dilandasi
oleh moral yang luhur dalam pelaksanaannya dan penyelenggaraan
negara, maka tentu saja hukum tidak akan mencapai suatu
keadilan bagi kehidupan kemanusian. Selain itu, secara kausalitas
bahwa nilai-nilai pancasila adalah berifat objektif dan subjektif.
Artinya esensi nilai-nilai pancasila adalah universal yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Sehingga memungkinkan dapat diterapkan pada Negara lain yang
mungkin saja namanya bukan pancasila. Artinya jika suatu Negara
menggunakan prinsip filosofi bahwa negara berketuhanan,
berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan, maka
negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari
nilai sila-sila pancasila.Nilai-nilai pancasila bersifat objektif dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1)Rumusan dari sila-sila pancasila itu sendiri sebenarnya hakikat
yang terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat umum universal dan
abstrak, karena merupakan suatu nilai.
2)Inti dari nilai-nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa
dalam kehidupan bangsa Indonesia dan mungkin juga pada bangsa
lain baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan, maupun
dalam kehidupan keagamaan.
3)Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945,
menurut ilmu hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah
fundamental negara sehingga merupakan suatu sumber hukum
positif di Indonesia. Oleh karena itu dalam hirarki suatu tertib
hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi.
2.5 Pancasila Sebagai Padangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki fungsi
sebagai pegangan atau acuan bagi manusia Indonesia dalam bersikap
dan bertingkah laku, berkaitan dengan sistem nilai, tentang baik dan
buruk, adil, jujur, bohong, dan sebagainya. Dengan demikian
membahas pancasila sebagai pandangan hidup akan memasuki domein
etika, masalah moral yang menjadi kepedulian manusia sepanjang
masa, membahas hal ihwal yang selayaknya dikerjakan dan yang
selayaknya dihindari. Di era globalisasi ini sebagian besar rakyat
Indonesia tidak mengetahui makna dari Pancasila, padahal perumusan
pancasila terbentuk dalam jangka waktu yang panjang dan penuh
dengan pengorbanan. Dan perlu kita ketahui bahwa dalam pancasila
terdapat nilai-nilai luhur yang harus kita jadikan pedoman hidup agar
hidup kita bias berlandaskan Pancasila dan menjadi warga Negara yang
memiliki sikap Patriotisme, Nasionalisme, dan memiliki sifat yang
Pancasilaisme. Dengan begitu pancasila akan dijadikan pedoman hidup
bangsa karena memiliki nilai-nilai yang bermakna bagi kehidupan.
Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil
perenungan atau
pemikiran sekelompok orang seperti ideology lainnya, namun pancasila
diambil dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan, dan nilai
religi yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Dengan kata lain unsur-unsur yang terkandung dalam pancasila berasal
dari pandangan hidup masyarakat Indonesia itu sendiri. Karena berasal
dari pandangan hidup masyarakat, banyak sebagian masyarakat pula
yang menyebutkan makna pancasila sebagai jiwa bangsa, kepribadian
bangsa dan sebagai sumber hukum Negara. Walaupun banyak
pendapat tentang makna Pancasila, Pancasila itu tetap sebagai dasar
Negara dan menjadi pandangan hidup bangsa. Agar Pancasila tetap
menjadi dasar Negara dan menjadi pandangan bangsa maka, kita selaku
generasi penerus bangsa sudah selayaknya menjaga dan mengamalkan
pancasila sebagaimana mestinya. Agar hidup kenegaraan kita dapat
sesuai dengan Pancasila. Dan dapat bersikap sesuai dengan nilai-nilai,
norma-norma yang berlaku dan sesuai dengan Pancasila. Setiap
manusia memiliki pandangan hidup yang bersifat kodrat
dengantingkatannya yang berbeda-beda untuk menentukan masa
depan seseorang. Artipandangan hidup itu sendiri adalah pemikiran
atau pendapat yang dijadikan pedoman,pegangan atau sebagai arahan
yang mencerminkan citra diri seseorang, karenapandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita dan aspirasinya. Pandangan hidup
memilikifungsi sebagai acuan untuk menata hubungan manusia
dengan sesamanya,lingkungannya dan dengan Tuhan. pandangan
hidup masyarakat berproses secaradinamis sehingga menghasilkan
pandangan hidup bangsa. Pandangan hidup adalah pendapat atau
pertimbangan yang dijadikan pegangan,pedoman, arahan, petunjuk
hidup didunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasilpemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan
tempathidupnya.Klasifikasi pandangan hidup berdasarkan asalnya ada
beberapa macam, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan
yang mutlakkebenarannya.
2.Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan
kebudayaan dannorma yang ada.
3.Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan yang relative
kebenarannya.
Pandangan hidup bangsa merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu
bangsa yangdiyakini kebenarannya sehingga menumbuhkan tekad
untuk mewujudkannya.Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah
Pancasila. Pancasila sebagai pandanganhidup bangsa Indonesia dinilai
sangat penting bagi masyarakat Indonesia sendiri karenaPancasila
dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi masyarakat Indonesia
dalamsegala kegiatan manusia. Manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dalam perjuanganuntuk mencapai kehidupan yang
sempurna memerlukan nilai-nilai luhur yangdijunjungnya sebagai
suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur merupakan suatu tolak ukur
yang berkenaan dengan hal-hal yang sifatnya mendasar dalam hidup
manusia,seperti cita-cita yang hendak dicapai.Pandangan hidup yang
terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatuwawasan
yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup
berfungsisebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan diri pribadi,
antar manusia lainnya,serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk sosial
manusia tak dapat hidup sendiri danmemerlukan bantuan oranglain.
Manusia hidup sebagai bagian dari lingkungan sosialyang lebih luas
secara berturut-turut dari lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat,lingkungan bangsa dan lingkungan negara yang
merupakan lembaga-lembagamasyarakat yang utama yang dapat
mewujudkan pandangan hidupnya. dengan demikiandalam kehidupan
bersama dalam suatu negara membutuhkan suatu tekad
kebersamaan,cita-cita yang ingin dicapainya bersumber pada
pandangan hidupnya.Dalam proses perumusan pandangan hidup
masyarakat dituangkan menjadipandangan hidup bangsa dan
selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan menjadipandangan
hidup Negara. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai
ideologyNegara. Dalam kehidupan modern antara pandangan
hidup masyarakat denganpandangan hidup bangsa memiliki
hubungan yang bersifat timbale balik. Pandanganhidup bangsa
diproyeksikan kembali kepada pandangan hidup masyarakat
sertatercermin dalam sikap hidup pribadi warganya. Dalam negara
Pancasila pandanganhidup masyarakat tercermin dalam kehidupan
negara yaitu pemerintah terikat olehkewajiban konstitusional, yaitu
kewajiban pemerintah dan lain-lain penyelenggaraNegara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
teguhcita-cita moral rakyat yang luhur. Transformasi pandangan hidup
masyarakat menjadi pandangan hidup bangsa danakhirnya menjadi
dasar negara juga terjadi pada pandangan hidup pancasila.
Sebelumpancasila dirumuskan menjadi dasar Negara dan ideology
negara, nilai-nilainya sudahterdapat dalam bangsa Indonesia dalam
adat istiadat, dalam budaya serta dalam agamasebagai pandangan
hidup masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia dalam hidupbernegara
telah memiliki suatu pandangan hidup bersama yang bersumber pada
akarbudaya dan nilai-nilai religi. Dengan suatu pandangan hidup yang
diyakininya bangsaIndonesia akan mampu memandang dan
memecahkan segala persoalan yangdihadapinya dalam segala aspek
seperti masalah politik, sosial budaya, ekonomi, hukum,hankam dan
persoalan lainnya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut
terkandung didalamnyakonsepsi dasar mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Oleh karena Pancasila sebagaipandangan hidup bangsa
merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup
dalammasyarakat Indonesia maka pandangan hidup tersebut dijunjung
tinggi oleh warganyakarena pandangan hidup Pancasila berakar
pada budaya dan pandangan hidupmasyarakat. Dengan demikian,
pandangan hidup pancasila bagi bangsa Indonesia yangBhinneka
Tunggal Ika tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa sehingga
tidakboleh mematikan keanekaragaman. Sebagai intisari dari nilai
budaya masyarakatIndonesia, maka pancasila merupakan cita-cita
moral bangsa yang memberikan pedomandan kekuatan rohaniah bagi
bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan sehari-haridalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai suatu filsafat
Negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistemnilai, pada
hakikatnya sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan. Setiap
silaterkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan
yang lainnya namunkesemuanya merupakan suatu kesatuan yang
sistematis. Nilai-nilai dasar dari pancasilatersebut adalah nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang adil danBeradab,
nilai persatuan Indonesia nilai kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmatkebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan, dan nilai
keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia

2.6 Pancasila Sebagai Negara


Pancasila adalah dasar negara dan ideologi nasional, hal ini membawa
konsekuensi logis bahwa nilai nilai pancasila dijadikan sebagai landasan
pokok, dan landasan fundamental bagi penyelenggaraan negara
Indonesia.Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima
nilai dasar yang fundamental. Nilai nilai dasar dari pancasila tersebut
adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab, nilai PersatuanIndonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan. Pancasila juga dapat di artikan
sebagai ideologi dari negara Indonesia atau sering di sebut rumusan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penerapan pancasila sebagai dasar negara memberikan pengertian
bahwa negara indonesia merupakan Negara pancasila. Negara
pancasila merupakan suatu negara yang didirikan dan dipertahankan
serta dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak hak semua warga negara
indonesia, agar semua rakyat dapat hidup layak sebagai manusia,
menggembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya sebaik
mungkin, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa (keadilan sosial). Implementasi pancasila dapat
menjadi media dan sarana interaksi yang efektif, guna merumuskan
konsep sosialisasi dan implementasi pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sasaran dan metodologi menjadi begitu
penting mengingat realisasi dan dinamika kehidupan yang ada saat ini
sangat diwarnai oleh berkembangnya nilai nilai demokrasi dalam proses
demokratisasi yang terus berkelanjutakan. Pada saat era reformasi
sampai sekarang perubahan terjadi serta terus menerus dengan begitu
cepat dan menghasilkan dampak positif dan negative serta sangat
berpengaruh dalam sistem pemerintahan negara indonesia. Pancasila
adalah dasar negara dan hukum utama di Indonesia. Pancasila terdiri
dari dua jenis kata yaitu "pantja"dan "sila". Pantja berarti lima, dan sila
berarti asas atau sendi. Pancasila berisi lima asas yang meliputi aspek,
ketuhanan,kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan sosial.
Teks Pancasila Menurut piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.
Menurut UUD 1945 :
1.Ketuhanan yang maha esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmatkebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dasar negara merupakan landasan dalam suatu negara guna
menjalankan dan melaksanakan kehidupan masyarakat diberbagai
bidang. Dasar Negara juga mempunyai makna sebagai pedoman dasar
dan cita cita bangsa dalam mengatur kehidupan ketatanegaraan yang
mencakup segala kehidupan bermasyarakat. Negara Indonesia memiliki
dasar negara yaitu Pancasila. Merupakan hasil gagasan dari Ir. Soekarno
pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila sendiri memiliki makna sangat
dalam bagi bangsa Indonesia, selain sebagai cita cita bangsa, pancasila
juga berfungsi sebagai pemersatu antar umat bangsa dan sebagai
pedoman rakyatnya dalam menjalankan aktivitas sehari hari diberbagai
bidang. Secara singkatnya, dasar Negara merupakan landasan dalam
suatu Negara guna menjalankan dan melaksanakan kehidupan
bermasyarakat di berbagai bidang dasar negara juga bermakna sebagai
pedoman dasar dan cita cita bangsa dalam mengatur kehidupan
ketatanegaraan yang mencakup segala
kehidupan bermasyarakat. Pancasila mempunyai arti lima dasar atau 5
asas yaitu nama dari dasar Negara kirta, negara republik indonesia.
Istilah pancasila ini, sudah dikenal sejak zaman majapatih pada abad
XIV yang terdapat dalam buku “Nagara Kertagama” karangan Mpu
Tantular, dalam buku sutasoma tersebut, selain mempunyai arti
“berbatu sendi yang lima” (dari bahasa sansekerta) pancasila juga
mempunyai arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima”,
diantaranya, yaitu sebagai berikut :
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong,
5. Tidak boleh mabuk mabukan dan
meminum minuman keras / obat obatan terlarang.
Pancasila merupakan sebuah landasan dan pedoman utama bagi
Pancasila merupakan sebuah landasan dan pedoman utama bagi
masyarakat Indonesia dalam melaksanakan segala kegiatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Nurgiansah, 2021). Pancasila
juga menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang
memiliki nilai nilai khas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila
Sebagai Dasar Negara artinya adalah Sebagai Pondasi negara dan
Pegangan Bangsa yang kuat sehingga bangsa indonesia memiliki
Ideologi sendiri dan mampu berdiri menjadi bangsa yang kokoh tanpa
dipengaruhi oleh bangsa bangsa lainnya. Makna Makna Pancasila
diantaranya sebagai berikut, diantaranya yaitu :
Sebagai dasar negara: Pancasila merupakan sebuah landasan dan
pedoman utama bagi masyarakat Indonesia dalam melaksanakan
segala kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila
juga menjadi sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang
memiliki nilai nilai khas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
pandangan hidup: Pancasila merupakan sebuah landasan fundamental
sebagai suatu petunjuk yang digunakan masyarakat Indonesia dalam
melaksanakan berbagai bidang aktifitas dengan mencakup nilai- nilai
moral, religius dan kebudayaan untuk menyelesaikan segala
permasalahan secara tepat. Landasan Hukum Pancasila; Sidang PPKI 18
Agustus 1945 Sidang PPKI pertama memabahas tentang pengesahan
UUD NRI 1945. Tepatnya ada di dalam pembukaan UUD NRI 1945
terdapat tulisan pancasila dalam alinea ke 4.Berita Republik Indonesia
No. 7 Tahun 1946. Pancasila dalam UUD NRI 1945 disebutkan pada
berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bertanggal 15 Februari 1946
disertai batang tubuh UUD NRI 1945. Instruksi Presiden (Inpres) No. 12
Tahun 1968. Dalam Inpres tercantum pancasila yang sah sesuai dengan
pancasila di alinea ke 4 pembukaan UUD NRI 1945. Hal ini disampaikan
dalam inpres No. 12 Tahun 1968 bertanggal 13 April 1968. Ketetapan
MPR No. XVIII/MPR/1998 Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998
merupakan penegasan tentang kedudukan pancasila sebagai dasar
negara Indonesia. Setiap negara pasti mempunyai dasar negara. Dasar
negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan negara.
Kuatnya fundamen sebuah negara akan menguatkan berdirinya negara
itu. Sedangkan kerapuhan fundamen suatu negara yaitu disebabkan
oleh lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara indonesia,
pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische
gronslad dari negara), dan staats fundamentele norm, weltanschauug
dapat diartikan sebagai ideologi negara (staatsidee). Negara indonesia
ini, dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara sangat
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen suatu negara
harus tetap kuat dan kokoh serta tidak memungkinkan untuk diubah.
Mengubah fundamen, dasar, atau ideologi berarti mengubah eksistensi
dan sifat suatu negara. Keutuhan suatu negara dan bangsa bertolak dari
sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar
negaranya. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara berarti
pancasaila sebagai dasar dari suatu penyelenggaraan kehidupan
bernegara bagi negara indonesia. Kedudukan pancasila sebagai dasar
negara tersebut sesuai dengan yang tersusun dalam UUD 1945 alinea
ke 4. Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, maka dalam proses
penyelenggaraan kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat juga.
Pasal pasal dalam UUD 1945 menggariskan ketentuan ketentuan yang
menunjukkan fungsi pancasila dalam proses pelaksanaan kehidupan
bernegara. Dibawah ini dikemukakan ketentuan ketentuan yang
menunjukan fungsi dari masing masing sila dalam proses pelaksanaan
kehidupan bernegara. Ketentuan yang menunjukan fungsi dari sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu: kehidupan bernegara bagi bangsa
indonesia berdasarkan pada ketuhanan yang maha esa. Negara
menjamin setiap warganya untuk memeluk agama dan beribadah
sesuai agamanya masing masing, serta memberikan toleransi dari
setiap umat beragama. Dan negara juga memberikan kebabasan untuk
setiap agama yang dianut oleh warga negaranya. Selanjutnya,
ketentuan yang menunjukkan fungsi dari sila Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, yaitu : pengakuan oleh negara terhadap hak bagi setiap
bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri, negara mengkehendaki
agar warga negara indonesia tidak melakukan tindakan yang
sewenangnya kepada sesama manusia sebagai manisfestasi sifat
bangsa yang berbudaya tinggi. Jaminan kedudukan yang sama dalam
hukum dan pemerintahan serta berkewajiban untuk menjunjung tinggi
hukum dan pemerintahan yang ada bagi setiap warga negaranya.
Ketentuan yang menunjukkan fungsi dari sila ke 3, atau Persatuan
Indonesia, yaitu : perlindungan negara terhadap segenap bangsa
indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketretiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, negara mengatasi segala paham
golongan dan segala paham perseorangan, serta pengakuan negara
terhadap kebhineka tunggal ika-an dari bangsa indonesia dan
neagaranya. Ketentuan yang menunjukkan fungsi dari sila ke 4, atau
Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan, yaitu : penerapan kedaulatan dalam
bernegara yang berada di tangan rakyat dan dilakukan oleh MPR,
penerapan asas musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan segala
keputusan dalam negara indonesia, dan baru bisa menggunakan
pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak dapat dilakukan dan
dilaksanakan. jaminan bahwa setiap warga negara bisa memperoleh
keadilan yang sama, sebagai formulasi negara hukum, dan bukan
berdasarkan pada kekuasaan, serta penyelenggaraan kehidupanyang
didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat absolute. Terakhir, ada
ketentuan yang menunjukkan fungsi dari sila ke 5, atau Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu : negara menghebdaki agar
perekonomian indonesia berdasarkan atas asas kekeluargaan,
penguasaan cabang cabang produksi yang penting bagi negara serta
menguasai hajat hidup orang banyak oleh negara,negara
mengkehendaki agar kekayaan alam yang ada dalam indonesia bisa
digunakan untuk kemakmuran semua rakyatnya.negara indonesia juga
mengkehendaki agar setiap warga negaranya mendapatkan perlakuan
yang sangat adil di segala kehidupan, baik itu secara material maupun
spiritual. Indonesia juga mengkehendaki agar warga negaranya
memperoleh pendidikan dan pengajaran secara maksimal dan
menyeluruh. Negara indonesia juga mengusahakan dan
menyelenggrakan suatu sistem pengajaran nasional yang
pelaksanaannya diatur oleh undang undang, bahwa pemerataan
pendidikan agar dapat diperoleh oleh semua warga negara, dan negara
berusaha membentuk warga negara indonesia yang seutuhnya dab
kompeten, hingga bisa bersaing dengan negara negara lain. Sebagai
dasar negara, Pancasila diuji kembali ketahanannya dalam era
reformasi sekarang ini. Pada bulan juni 1945, tepatnya 64 tahun yang
lalu, lahirnya konsepsi kenegaraan yang sangat bersejarah bagi negara
indonesia, yaitu ditandai dengan lahirnya pancasila. Sebagai falsafah
negara tentunya pancasila merupakan karunia terbesarbagi segenap
bangsa dan negara indonesia. Pancasila sudah ada dalam segala bentuk
kehidupan rakyat indonesia. Pancasila lahir pada tanggal 1 juni 1945,
dan ditetapkan pada tanggal 18 agustus 1945, bersamaan dengan UUD
1945. Bunyi dan ucapan pancasila yang benar berdasarkan inpres
Nomor 12 tahun 1968, diantaranya yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4.
Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawarat Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Dalam sejarah indonesia, telah mencatat bahwa diantara
tokoh tokoh perumus pancasila itu diantaranya adalah Mr. Mohammad
Yamin, Prof. Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Maka, dapat dikemukakan
mengapa pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan
kisruh politik di negara indonesia ini, yaitu yang pertama adalah karena
secara intrinsik dalam pancasila itu mengandung toleransi, dan barang
siapa yang menentang pancasila, maka ia menentang toleransi. Karena
itu, pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, dimana dapat
meambung atau mencangkup paham paham positif yang dianut oleh
negara indonesia. Selanjutnya, karena sila sila dalam pancasila itu
terdiri dari nilai nilai serta norma norma yang positif dan sesuai dengan
pandangan hidup bangsa negara indonesia, sedangkan nilai dan norma
yang bertentangan dengan pancasila, pasti akan di tolak. Contohnya
seperti atheisme. Karena, pancasila itu benar dan tidak bertentangan
dengan keyakinan serta agamanya. Pancasila sebagai dasar negara
didapat dari pembukaan uud 1945 alinea ke 4 dan tertuang dalam
memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang menandakan pancasila sebagai
pandangan hidup yang telah didapatkan dan dimurnikan oleh ppki, atas
nama rakyat indonesia menjadi dasar negara republik indonesia.
Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan ketetapan
No. XX/MPRS/1966. ketetapan MPR No.V/MPR/1978 yang menegaskan
kedudukan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumbeer dari tertib hukum di indonesia. Dasar pancasila yang pertama
dan utama, yaitu sebagai dasar negara indonesia. Penerapan pancasila
sebagai dasar negara memberikan pengertian bahwa negara indonesia
itu merupakan negara pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa
negara harus tunduk padanya, membela serta melaksanakan seluruh
perundang undangan. Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan negara
pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan, dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat serta hak hak asasi semua warga negara indonesia. Agar
semua warga negara indonesia dapat hidup dengan layak di indonesia.
Pandangan tersebut melikiskan pancasila secara integral (utuh dan
menyeluruh) sehingga menjadikan penopang yang kokoh dan kuat
terhadap negara yang didirikan diatasnya, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan
martabat dari hak hak asasi semua warga indonesia ini. Perlindungan
dan pengembangan martabat serta hak hak asasi semua warga negara,
perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu
merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua
talis, manusia adalah manusia sesuai dengan principium identitasnya.
Dengan demikian maka dapat kita ringkas bahwa pancasila sebagai
dasar negara itu, sesungguhnya berisi: Ketuhanan yang maha esa, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan indonesia,
dan berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmad, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /peradilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berketuhanan yang maha esa, yang berpersatuan indonesia, yang
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia. Persatuan Indonesia, yang berketuhanan yang maha
esa, dan berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, yang berketuhanan yang
maha esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang
berpersatuan indonesia, dan berkerakyatanyang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan. Pancasila
berkaitan erat dengan pendidikan pada umumnya, dan secaea khusus
pada pendidikan pancasila serta kewarganegaraan (ppkn). (Hidayatillah,
2014). Mengartikan pancasila kedalam implementasinya, untuk
membangun karakter bangsa merupakan upaya merevitalisasi pancasila
kedalam bentuk fungsional dalam membentuk karakter bangsa
indonesia. Secara kultural dasar pemikiran tentang pancasila dan nilai
nilai pancasila muncul pada nilai kebudayaan dan nilai religius yang
dimiliki indonesia sendiri. (kaelan,2011:8). Nilai pancasila merupakan
das sollen bagi bangsa indonesia, sehingga seluruh derivasi normatif
serta praktis berbasis pada nilai nilai pancasila (Kaelan,2007:10).
Integrasi pancasila sebagai sistem filsafat menjadi asas kerohanian
bangsa harus dijadikan basis dan inti dalam membangun karakter
bangsa yang sinergi dengan pembangunan sistem nasional.

2.7 Pancasila Sebagai Konstitusi dan UUD 1945


Dengan disyahkannya Undang Undang Dasar 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, di
balik yang tersurat dalam teks Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
itu, jiwa yang menjadi pemberi hidup dan oleh karena itu ibarat roh
kebangsaan ialah “falsafah” yang berdiam dan berperan sebagai statika
perjuangan perebutan kebebasan, tetapi juga sebagai penggerak dalam
dinamika lebih lanjutpengisian kemerdekaan. Kata Soekarno sebagai
“meja statis” dan “leitsar dinamis”. Dan roh yang kita maksudkan
sebagai pemberi asas hidup bangsa itu tidak lain adalah Pancasila.3
Sebagai leitsar dinamis yang akan mengarahkan dan menggerakkan
bangsa Indonesia di dalam mewujudkan cita-citanya melalui kehidupan
bersama dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Di bagian
Pembukaan pada alinea II itu perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia menyatakan cita-citanya untuk mendirikan negara yang
memiliki lima sifat yaitu: merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Negara yang memiliki lima sifat itu adalah negara yang
menganut dasar filsafat Pancasila. Dari kutipan yang ada dalam alinea
IV Pembukaan UUD 1945 tercantum kalimat yang mengisyaratkan
adanya hasrat dan tekad bangsa Indonesia untuk membangun Negara
Indonesia itu suatu negara yang berdasarkan atas hukum (rechsstraat).
Hal ini merupakan landasan pemikiran bahwa adanya perintah agar
dibentuk suatu undang-undang dasar negara sebagai hukum dasar yang
tertulis. Menurut Notonagoro, asas politik negara adalah republik yang
berkedaulatan rakyat, sedangkan bentuk
negara adalah republik, dan asas kerokhanian negara adalah
Pancasila. Negara Indonesia adalah negara berdasar atas hukum, selain
hal itu dapat pula disimpulkan dari alinea IV Pembukaan UUD 1945,
didapati pula ketentuan yang merupakan penegasan secara eksplisit
yaitu di dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum
(rechsstraat) bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtsstaat).
Sebagai bangsa yang merdeka, dan sedari awal telah menyatakan diri
sebagai negara hukum (rechtstaat) sebagaimana tegas dinyatakan
dalam Pembukaan UUD 1945, kita berkepentingan untuk meninggalkan
sistem hukum kolonial dan selanjutnya membangun sistem hukum yang
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Upaya ini pada suatu sisi merupakan
pekerjaan yang amat mulia, namun pada sisi lain sungguh mengandung
konsekuensi yang sangat berat. Dikatakan sebagai pekerjaan berat
karena pembangunan sistem hukum Pancasila itu bukan sekedar
merombak secara fundamental struktur dan substansi hukum
peninggalan kolonial saja, melainkan termasuk membangun budaya
hukum yang khas Indonesia. Dalam budaya pembangunan hukum inilah
kita harus secara cermat dan hati-hati memilih nilainilai luhur yang
memadai dengan sistem nilai yang hidup dan diyakini kebenarannya
oleh bangsa Indonesia. Sikap hati-hati dalam pembangunan budaya
hukum tersebut dipandang perlu mengingat budaya hukum senantiasa
memegang peranan penting dan menentukan bagi bekerjanya sistem
hukum secara keseluruhan. Katakanlah, walaupun dijumpai adanya
berbagai kelemahan pada struktur hukum maupun substansi hukum,
akan tetapi berbagai kelemahan tersebut akan segera dapat teratasi
manakala didukung oleh budaya hukum yang baik, yaitu budaya hukum
yang berisi nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya oleh segenap
komponen bangsa. Bagi bangsa Indonesia, nilainilai luhur tersebut tidak
lain adalah nilainilai Pancasila itu sendiri.4 Antara Pancasila sebagai
dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan, sebagai
dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau
tidak dapat dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah
rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah raganya. Pancasila merupakan
unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma
hukum dasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Melansir dari
buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis NilaiNilai (2020) karya
Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945 berarti Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya
tidak dapat tergantikan.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, artinya setiap hal dalam konteks
penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk
peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan
lainnya. Maka dapat disimpulkan jika hubungan antara Pancasila
dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya
formal, artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan
negara, serta sebagai norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang
kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945
berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi. Selain itu, Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya UUD
1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh
unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat
dikatakan jika Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.
Pancasila diletakkan sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka
setiap aturan hukum yang memiliki posisi di bawah Pancasila sebagai
groundnorm harus mendasarkan rasio logisnya pada Pancasila dan
tidak boleh bertentangan dengannya.6 Makna substansial Pancasila
sebagai dasar negara berarti Pancasila menjadi sumber dari segala
sumber hukum, adalah bahwa Pancasila merupakan hukum tertinggi di
Indonesia yang harus dijadikan sumber dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan.7 Notonagoro menegaskan bahwa Undang-
Undang Dasar tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi. Di
atasnya, masih ada dasar-dasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang
dinamakan pokok kaidah negara yang fundamental
(staatsfundamentalnorm). Lebih lanjut, Notonagoro menjelaskan
bahwa secara ilmiah kaidah negara yang fundamental mengandung
beberapa unsur mutlak, yang dapat dilihat dari dua segi. Pandangan
Notonagoro tentang unsur mutlak tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai
staatsfundamentalnorm. Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan
merupakan peraturan hukum yang tertinggi di atas Undang-Undang
Dasar. Implikasinya, semua peraturan perundang-undangan dimulai
dari pasal-pasal dalam UUD 1945 sampai dengan Peraturan Daerah
harus sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.
2. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945
sebagai staats fundamental norm. Secara ilmiah-akademis, Pembukaan
UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm mempunyai hakikat
kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah bagi negara yang
dibentuk, dengan perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah.
Penempatan Pancasila sebagai staatsfundamentalnorm pertama kali
disampaikan oleh Notonagoro. Pancasila dilihat sebagai cita hukum
(recht side) merupakan bintang pemandu. Posisi ini mengharuskan
pembentukan hukum positif adalah untuk mencapai ide-ide dalam
pancasila, serta dapat untuk menguji hukum positif. Sebagai norma
dasar (gruondnorm) secara implisit telah mendasari berbagai norma
positif di Indonesia dengan berbagai karakter produk hukum.
Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945
sebagai staatsfundamentalnorm. Apabila disederhanakan, maka pola
pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD
2. Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.
Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila itu, tentunya sumber
hukum nasional bersumber dari hukum-hukum yang berasal dari
Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, kewajiban bagi setiap
penyelenggaraan negara untuk menegakkan keadilan dan kebenaran
berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan pedoman peraturan
peraturan pelaksanaan merupakan sebuah keniscayaan dan kewajiban
oleh aparat penegak hukum. Di samping itu, sifat hukum berakar pada
kepribadian bangsa dan bagi Indonesia sebagai negara hukum yang
berdasarkan Pancasila, hukum mempunyai fungsi pengayoman agar
cita-cita luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara. 12 Dalam
kaitan itu, silakan disimak ketentuan dalam Pasal 37 ayat (1) sampai
ayat (5) UUD 1945 pasca amandemen ke-4, dalam Pasal 37 tersebut
hanya memuat ketentuan perubahan pasal-pasal dalam UUD 1945,
tidak memuat ketentuan untuk mengubah Pembukaan UUD 1945. Hal
ini dapat dipahami karena wakil-wakil bangsa Indonesia yang tergabung
dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat memahami kaidah ilmiah,
terkait kedudukan Pembukaan UUD 1945 yang sifatnya permanen
sehingga mereka mengartikulasikan kehendak rakyat yang tidak
berkehendak mengubah Pembukaan UUD 1945. Pengaturan lebih tegas
yang menetapkan Pancasila sebagai sumber hukum diatur dalam Pasal
2 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan
perundang-undangan bahwa “Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum”. Ketentuan tersebut sebagai implementasi dari Pasal 1
ayat (3) UUD 1945 sebagai landasan Konstitusional dalam bernegara,
bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Adapun makna
substansial Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, bahwa
Pancasila merupakan hukum tertinggi di Indonesia yang harus dijadikan
sumber dalam pembentukan peraturan perundang-undangan,
sebagaimana dijelaskan pada fungsi Pancasila sebagai:
1. Norma Dasar
2. Norma Fundamental Negara (Staats Fundamental Norm)
3. Norma Pertama
4. Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
5. Cita Hukum (Rechtsidee) Dengan demikian, Pancasila adalah ideologi
dasar bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nama tersebut terdiri atas dua kata bahasa Sanskerta yaitu “Panca
berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas”. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Intinya, Pancasila adalah
Dasar Negara (Fondasi Negara) Indonesia yang terpatri dalam Alinea Ke
empat pembukaan UUD 1945. Mengenai istilah “Empat Pilar Berbangsa
dan Benegara” yang disosialisasikan MPR sudah dinyatakan oleh
Mahkamah Konstitusi dalam putusannya Nomor 100/PUU-XI/2014 yang
dibacakan pada hari Kamis 3 Maret 2014 tidak memiliki kekuatan
hukum yang mengikat. Putusan tersebut didasarkan pada permohonan
uji materi (judicial review) terhadap muatan undang-undang terhadap
UUD 1945. Muatan materi undang-undang yang dimohonkan uji materi
ke Mahkamah Konstitusi, adalah Pasal 34 Ayat (3b) huruf -a UU Nomor
2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik (UU Partai Politik), yang menyatakan bahwa:
“Pendidikan Politik sebagaimana dimaksud pada Ayat (3a) berkaitan
dengan kegiatan: a. Pendalaman mengenai empat pilar berbangsa dan
bernegara yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam pertimbangan hukum Majelis
Hakim Mahkamah Konstitusi menegaskan, bahwa “frasa Empat Pilar
Bebangsa dan Bernegara dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf-a UU Partai
Politik bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat”. Pengujian UU Partai Politik diajukan oleh sejumlah
warga negara yang tergabung dalam Masyarakat pengawal Pancasila
Jogjakarta, Solo, dan Semarang (MPP Joglosemar). Para pemohon uji
materi merasa keberatan masuknya Pancasila sebagai salah satu pilar
kebangsaan. Mahkamah Konstitusi menilai bahwa pasal tersebut
“menimbulkan ketidakpastian hukum karena menempatkan Pancasila
sebagai salah satu pilar kebangsaan yang sejajar dengan ketiga pilar
lainnya”. Penempatan Pancasila sebagai pilar dianggap kesalahan fatal
karena Pancasila yang ada dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD
1945, telah disepakati para pendiri negara sebagai Dasar Negara, serta
merupakan sumber segala sumber hukum. Mahkamah Konstitusi
berpendapat bahwa menempatkan keempat pilar yang berarti tiang
penguat, dasar pokok, atau induk dalam posisi sejajar dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dari perspektif konstitusional tidaklah tepat.
Sebab, keempat materi dalam pendidikan politik seluruhnya sudah
tercakup dalam UUD 1945 yakni Pancasila, meski dalam Pembukaan
UUD 1945 tidak disebutkan secara eksplisit. Meskipun Penjelasan UUD
1945 sudah bukan merupakan hukum positif, tetapi penjelasan yang
bersifat normatif sudah dimuat dalam pasal-pasal UUD 1945. Selain itu,
dalam tataran tertentu penjelasan UUD 1945 dapat menjadi inspirasi
dalam kehidupan bernegara bagi warga negara. Terkait dengan
penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945, dapat kita simak
bunyi penjelasan UUD 1945, sebagai berikut. Pokok-pokok pikiran
tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum
(rechtsidee) yang menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang
tertulis (Undang- Undang Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam
pasal-pasalnya.”Pola pemikiran dalam pokok-pokok pikiran Penjelasan
UUD 1945 tersebut, merupakan penjelmaan dari Pembukaan UUD
1945, Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945
sebagai staatsfundamentalnorm. Apabila disederhanakan, maka pola
pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945
sebagai staats fundamental norm.
2. Pembukaan UUD 1945 dikristalisasikan dalam wujud Pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
terjelma dalam pasal-pasal UUD 1945.
Dalam kaitannya dengan penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD
1945, perlu di ingat bahwa Pancasila merupakan nilai dasar yang
sifatnya permanen dalam arti secara ilmiah-akademis, terutama
menurut ilmu hukum, tidak dapat diubah karena merupakan asas
kerohanian atau nilai inti dari Pembukaan UUD 1945 sebagai kaidah
negara yang fundamental. Untuk mengimplementasikan nilai-nilai
dasar Pancasila dalam kehidupan praksis bernegara, diperlukan nilai-
nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat untuk mewujudkan nilai
dasar. Adapun nilai instrumental dari Pancasila sebagai nilai dasar
adalah pasal-pasal dalam UUD 1945. Oleh karena itu, kedudukan pasal-
pasal berbeda dengan kedudukan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Implikasinya pasal-pasal dalam UUD 1945 tidak bersifat permanen,
artinya dapat diubah berdasarkan ketentuan dalam Pasal 37 ayat (1)
sampai dengan ayat (5) UUD 1945. Perlu juga di pahami bahwa setiap
pasal dalam UUD 1945 tidak sepenuhnya mengejawantahkan nilai dari
suatu sila dalam Pancasila secara utuh. Di sisi lain, suatu pasal dalam
UUD 1945 dapat mencerminkan sebagian nilai yang terkait dengan
beberapa sila dalam Pancasila. Hal tersebut dapat dipahami karena
pasalpasal UUD 1945 sebagai nilai instrumental dapat terkait dengan
satu bidang kehidupan atau terkait dengan beberapa bidang kehidupan
bangsa secara integral.13 Di sisi lain, nilai-nilai Pancasila antara nilai sila
1 dengan nilai sila lainnya tidak terpisah-pisah, melainkan merupakan
suatu kesatuan yang utuh dan harmonis.Beberapa contoh penjabaran
nilai Pancasila dalam UUD. 14 Nilai Sila ke 1 dijabarkan antara lain
dalam Pasal 28E ayat (1), Pasal 29. Nilai sila ke 2 dijabarkan antara lain
dalam Pasal 1 ayat (3), Pasal 26 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 27 ayat (1)
dan ayat (2), Pasal 28A, 28B, 28C,28D, 28F, 28J. Nilai sila ke 3 dijabarkan
antara lain dalam Pasal 25A, Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1)
sampai dengan ayat (5). Nilai sila ke 4 dijabarkan antara lain dalam
Pasal 1 ayat (1) dan ayat (2), Pasal2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 7, Pasal 19,
Pasal 22C dan Pasal 22E. Nilai sila ke 5 dijabarkan antara lain dalam
Pasal 23, Pasal 28H, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34.

2.8 Pancasila Sebagai Demokrasi


Demokrasi sebagai suatu sistem telah menjadikan alternatif dalam
berbagai tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa
negara. Alasan menjadikan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat
dan bernegara dikarenakan hampir semua negara di dunia ini telah
menjadikan demokrasi sebagai asas fundamental. Selain demokrasi
dijadikan sebagai asas kenegaraan, secara esensial telah memberikan
arah bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai
organisasi tertingginya, sehingga diperlukan pengetahuan dan
pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang demokrasi.
Demokrasi dalam sejarah peradaban dianggap sudah mulai muncul
sejak zaman Yunani Kuno. Capaian praktis dari sejak Demokrasi Yunani
adalah munculnya apa yang disebut “negara kota (polis)”. Polis adalah
bentuk demokrasi pertama. Pericles dalam bukunya yang terkenal,
Funeral Oration, menyatakan bahwa pemerintahan Athena disebut
demokrasi karena administrasinya berada di tangan banyak pihak.
Demikian pula ahli drama Aeschylus menyimpulkan bahwa tidak ada
pemerintahan di Athena karena rakyat adalah pemerintah.1 Demokrasi
berasal dari bahasa Latin demos (rakyat) dan kratos (pemerintahan),
selalu diartikan sebagai pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.
Istilah demokratia mulai dipakai di Athena sekitar pertengahan abad ke-
5 M. Pada abad ke-7 dan ke-6 SM, demos tidak mencakup massa
rakyat. Namun, setelah pertengahan abad ke-5 SM, demokratia
tampaknya telah digunakan pada umumnya dengan pengertian yang
telah dimilikinya sampai sekarang ini, yaitu dengan pengertian
“pemerintahan oleh rakyat”.2 Abraham Lincoln (1808-1865) adalah
Presiden Amerika Serikat (AS) yang ke-16, yang pernah mengatakan
bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Demokrasi diakui banyak orang dan negara sebagai
sebuah sistem nilai kemanusiaan yang paling menjanjikan masa depan
umat manusia yang lebih baik dari saat ini. Meskipun demikian,
penolakan terhadap domokrasi juga tak sedikit jumlahnya. Demokrasi
dalam arti formal yaitu demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan
atau sistem politik dimana kedaulatan rakyat tidak dilaksanakan sendiri
oleh rakyat, tetapi melalui wakil-wakil yang dipilihnya di lembaga
perwakilan. Sedangkan demokrasi dalam arti material dapat disebut
sebagai demokrasi sebagai asas, yang dipengaruhi oleh kultur, historis
suatu bangsa, sehingga dikenal demokrasi konstitusional, demokrasi
rakyat dan demokrasi Pancasila Demokrasi memiliki makna yang
variatif, karena bersifat interpretatif. Setiap penguasa negara berhak
mengklaim negaranya sebagai demokratis meskipun nilai yang dianut
atau praktik politik kekuasaannya amat jauh dari prinsip-prinsip dasar
demokrasi. Karena sifatnya yang interpretatif itu, dikenal berbagai
tipologi demokrasi, yaitu: Demokrasi Langsung, Demokrasi
Konstitusional, Demokrasi Borjuis, Demokrasi Rakyat (Proletar),
Demokrasi Perwakilan Liberal. Pertama; Demokrasi Langsung.
Demokrasi langsung adalah suatu kondisi ketika keseluruhan warga
negara dengan nyata ikut serta dalam permusyawaratan untuk
menentukan kebijaksanaan umum atau undang-undang, seperti yang
dilaksanakan di zaman Yunani kuno. Demokrasi tidak langsung
dilaksanakan dengan sistem perwakilan. Tipe demokrasi ideal
diwujudkan dalam derajat yang berbeda-beda melalui konstitusi yang
berbeda-beda pula. Demokrasi langsung adalah demokrasi dengan
derajat relatif paling tinggi. Demokrasi langsung ditandai dengan fakta
pembuatan Undang-Undang (UU), dan juga fungsi eksekutif dan
yudikatif yang utama, dijalankan oleh rakyat di dalam pertemuan akbar
atau rapat umum. Pengorganisasian semacam ini hanya dapat
dilakukan dalam masyarakat masyarakat kecil dan di bawah kondisi-
kondisi sosial yang sederhana. 4 Di dalam demokrasi langsung, seperti
pada suku-suku bangsa Jerman dan Romawi Kuno, prinsip demokrasi
sangat terbatas. Tidak semua warga masyarakat mempunyai hak untuk
turut serta dalam pembahasan dan keputusan-keputusan dari majelis
rakyat. Anakanak, kaum wanita, dan budak (apabila ada perbudakan)
tidak memiliki hak politis. Saat ini hanya konstitusi-konstitusi dari
sejumlah daerah bagian Swiss yang kecil-kecil yang memiliki karakter
demokrasi langsung. Aristoteles dipandang sebagai penyokong
pemerintahan (kratos) oleh demos atau rakyat banyak. Akan tetapi,
Plato mengkritik pandangan ini, karena sistem demokrasi mengabaikan
mereka yang terdidik. Plato lebih mendukung suatu pemerintahan yang
dipimpin oleh kelompak kecil penguasa dengan persetujuan banyak
orang. Sedikit orang yang berkuasa menurutnya harus pandai,
berpendidikan, dan kaya. Negara kota Athena, yang diperintah oleh
gubernur tidak membedakan antara negara dan masyarakat. Warga
negara mempunyai fungsi sekaligus sebagai subjek dari kekuasaan
politik dan pembuat peraturan dan regulasi. Rakyat (demos) terlibat
dalam fungsi-fungsi legislatif dan yudikatif karena rakyat berpartisipasi
secara langsung dalam urusan negara. Syarat utama sistem ini antara
lain adalah komitmen terhadap prinsip civic virtue, yaitu dedikasi
terhadap negara kota republik dan penundukan kehidupan pribadi
pada kepentingan umum dan masyarakat. Warga dapat memenuhi
kebutuhannya dan hidup secara terhormat hanya di dalam dan melalui
polis. Kelemahan dari sistem ini adalah masih adanya sebagian rakyat
yang disingkirkan, seperti kaum wanita dan para budak. Sistem ini
diberlakukan karena jumlah masyarakatnya kecil atau disebut
masyarakat yang bisa saling tatap muka dan masih memiliki budaya
berbicara (bukan budaya tulis). Namun, model ini mengalami
kemunduran terutama karena kemunculan rezim militer dan oligarkhi
Roma yang kuat, yang terbukti lebih bertahan lama. Kemerosotan itu
juga dilihat karena civic virtue yang dianggap menopang sistem itu
ternyata sangat rentan terhadap manipulasi dan bergantung hanya
pada keterlibatan salah satu dari kelompok utama saat itu, yaitu rakyat,
aristokrasi, atau monarki. Kedua; Demokrasi Konstitusional. Demokrasi
konstitusional merupakan demokrasi yang terbatasi oleh aturan atau
konstitusi. Pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang
terbatasi kekuasaannya dan tidak dibenarkan untuk bertindak
sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Konstitusi memberikan
batasan-batasan terhadap posisi dan peran atau wewenang
pemerintah. Oleh karenanya, sering dinamakan pula sebagai
“pemerintahan yang berdasarkan konstitusi”. Jadi, constitutional
government sama dengan limited government atau restrained
government.
Kewibawaan demokrasi konstitusional tergantung pada bagaimana
konstitusi dihormati, terutama oleh pemerintah dan lembaga-lembaga
pemerintahan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Jika pemerintahan
tak mematuhi hukum, demokrasi akan dilanggar dan terancam akan
dilecehkan oleh masyarakat karena pemerintah tak mampu memberi
contoh. Ketika konstitusi tidak ditegakkan oleh pemerintah, masyarakat
juga tidak patuh pada aturan hukum sehingga demokrasi ditegakkan
tanpa aturan di kalangan rakyat dengan cara menyalurkan tuntutan
melalui tindakantindakan anarkis. Hal ini menguatkan pandangan
politik legalistis bahwa pusat dari bersatunya umat manusia dalam
bentuk suatu negara adalah karena negara diatur oleh hukum yang
memiliki daya ikat untuk menjadi rambu-rambu bersama. Demokrasi
konstitusional akan menjadi masalah ketika berubah menjadi
demokrasi yang bersifat liberal. Karena peran pemerintah dalam politik
terbatas, hal ini memungkinkan kekuatan masyarakat sipil menguat.
Ketiga; Demokrasi Borjuis. Demokrasi Borjuis sebagaimana demokrasi
rakyat merupakan bentuk demokrasi yang memuat cara pandang kelas.
Demokrasi borjuis didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat
produksi, yang terkonsentrasi di tangan sedikit orang saja. Sehingga
terjadi ketimpangan sosial di masyarakat. Demokrasi model ini
menyelubungi karakter kelas masyarakat kapitalis. Artinya secara
formal, semua orang diakui mempunyai hak yang sama, sedangkan
rakyat secara nyata tidak memiliki. Dampaknya, krisis sosial pun makin
tajam dan demokrasi borjuis dikecam. Kekuasaan kapital monopoli
sangat kuat dan selalu tegar menghadapi tuntutan kelas buruh. Bahkan,
hak-hak yang telah diperjuangkan dengan susah payah (misalnya,
kenaikan upah minimum) malah diinjak-injak lagi. Dari situasi seperti ini
melahirkan sistem kediktatoran (fasis). Namun, hal ini tidak terjadi di
negaranegara penganut demokrasi borjuis, karena kelas pekerja dapat
mengorganisasi serta mewakili kepentingan (interest) mereka.
Keempat; Demokrasi Rakyat (Proletar). Demokrasi rakyat ini disebut
juga demokrasi proletar, marxis-komunis, atau demokrasi Soviet. Tokoh
aliran ini adalah Karl Marx. Masyarakat yang dicita-citakan adalah
komunis, masyarakat yang tidak memiliki kelas sosial. Manusia
dibebaskan dari keterikatan kepada kepemilikan pribadi. Negara dalam
hal ini bukanlah lembaga di atas masyarakat yang mengatur masyarakat
tanpa pamrih, melainkan alat dalam tangan kelas-kelas atas untuk
mengamankan kekuasaan mereka.6 Untuk mencapai masyarakat itu,
perlu jalan paksaan dari jalan kekuasaan. Menurut Kranenburg yang
dikutip Miriam Budiardjo,
dalam demokrasi Soviet ini terdapat perilaku mendewa-dewakan
pimpinan. Menurut Miriam Budiardjo, komunis tidak hanya merupakan
sistem politik, tetapi juga mencerminkan gaya hidup yang berdasarkan
nilai-nilai tertentu, seperti gagasan monoisme menolak adanya
golongan-golongan; gagasan persatuan berakibat adanya kesadaran
mau dipaksa dan oposisi ditindas; gagasan menjadikan negara sebagai
alat untuk mencapai komunisme; kekerasan dipandang sebagai alat
yang sah.8 Akan tetapi, ada perbedaan antara demokrasi sosialis dan
demokrasi komunis. Kaum sosialis (sosialisme demokrasi) tidak
menginginkan demokrasi satu partai seperti kaum komunis. Namun,
kesamaannya adalah bahwa kaum sosialis juga menegaskan pentingnya
demokrasi ekonomi, ketika alatalat produksi dan sumber-sumber
ekonomi tak boleh dikuasai sedikit orang dan negara juga harus
berperan dalam mengatur ekonomi rakyatnya, mengontrol, dan
membatasi peran swasta (kapitalis) dalam perekonomian. Jadi, dalam
demokrasi sosialistik, alat-alat produksi merupakan milik bersama.
Maka interest pribadi kemudian sama dengan interest negara. Akan
tetapi, tak perlu partai politik hanya satu, untuk menciptakan
keseimbangan kekuatan dan menjamin kebebasan politik dan
pluralisme kebudayaan. Sedangkan, dalam demokrasi komunis, dalam
rangka memperkuat dukungan massa untuk menghancurkan pengisap
lama, pimpinan partai marxis-leninis atau marxismaois yang sadar kelas
membentuk diktator proletariat. Demokrasi komunis dianggap sebagai
demokrasi untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Demokrasi ini
dibentuk berdasarkan undang-undang, yang mengawali tercapainya
masyarakat tanpa kelas. Seluruh kegiatan sosial dan keharmonisan
masyarakat merupakan realitas sosial. Dengan kata lain, dalam
demokrasi realis, semua rakyat diajak, baik dalam proses perencanaan,
pengaturan, maupun pelaksanaan – yang bertujuan agar kepribadian
rakyat dapat berkembang optimal. Kelima; Demokrasi Perwakilan
Liberal. Ciri demokrasi tidak langsung atau perwakilan adalah suatu
demokrasi ketika fungsi legislatif dijalankan oleh sebuah parlemen yang
dipilih oleh rakyat, dan fungsi eksekutif dan yudikatif dijalankan oleh
pejabat-pejabat yang juga dipilih melalui pemilihan umum (pemilu).
Banyak konstitusi demokratis secara tegas menetapkan kebebasan para
wakil dan para pemilihnya. Kebebasan para wakil dari pemilihnya ini
adalah ciri khas demokrasi modern. Kebebasan hukum yang dimiliki
orang yang dipilih dari pemilihnya tidak sama dengan perwakilan
hukum. Pernyataan bahwa rakyat diwakili oleh parlemen berarti rakyat
tidak dapat melaksanakan kekuasaan legislatif secara langsung atau
kekuasaan dijalankan melalui wakilnya. Perkembangan sistem
demokrasi Athena dan Roma menunjukkan apakah partisipasi yang luas
dari seluruh warga ataukah suatu sistem perwakilan lebih penting.
Dalam perkembangannya, teori-teori demokrasi liberal dengan
kedaulatan negara mendapat tempat yang kuat, dan pada saat yang
sama juga berkembang pembatasan terhadap kekuasaan. Demokrasi
murni yang berarti masyarakat dengan jumlah penduduk kecil
mengatur dan mengelola pemerintahan selalu tidak toleran, tidak adil,
dan tidak stabil. Sebaliknya, pemerintahan perwakilan mengatasi ekses
demokrasi murni ini karena pemilihan yang akan teratur memaksa
adanya penjelasan terhadap isu-isu masyarakat dan mereka yang
terpilih dan yang bertahan dalam proses politik boleh jadi merupakan
orang yang sangat kompeten dan mampu menjelaskan serta
menghasilkan kepentingan sesungguhnya dari negara mereka.9 Negara
perwakilan menurut Madison sebagaimana dikutip David Held10
mempunyai mekanisme untuk mengagregasi kepentingankepentingan
individu dan melindungi hakhak mereka. Dalam negara yang demikian,
dia percaya keamanan individu dan propertinya akan dijaga dan politik
dapat dibuat sesuai dengan tuntutan dan ambisi negara-negara besar
yang memiliki pola perdagangan, ekonomi, dan hubungan internasional
yang kompleks. Sejalan dengan Madison, Bentham mendukung
demokrasi perwakilan yang dapat mengamankan anggotanya dari
penindasan beberapa fungsionaris yang berkuasa. Pemerintahan
demokratis menurutnya melindungi warga negara dari penggunaan
kekuasaan secara despotik, baik oleh monarki aristokrasi, ataupun
kelompok-kelompok lain.11 Negara perwakilan menjadi wasit ketika
para individu memperjuangkan kepentingan mereka dengan mengikuti
aturan kompetisi ekonomi dan pertukaran bebas. Pemilihan bebas dan
pasar bebas keduanya penting berdasarkan asumsi dasar bahwa barang
kolektif dapat diwujudkan secara memadai dalam kehidupan hanya jika
individu-individu berinteraksi melalui pertukaran kompetitif dengan
intervensi negara yang minimal. Akan tetapi, jika balik peran “negara
minimal” ini, yaitu wilayah dan kekuasaannya perlu dibatasi dengan
ketat, masih ada komitmen kuat bagi perlunya intervensi negara pada
bidang-bidang tertentu, yaitu untuk mengatur perilaku pembangkang
dan membentuk kembali hubungan sosial dan lembaga-lembaga bila
terjadi kegagalan dalam persaingan laissez-fairu, ketika kebahagiaan
terbesar dari orang banyak tidak tercapai.12 Teori demokrasi
perwakilan ini mengubah secara mendasar referensi pemikiran
demokrasi ketika perdebatan tentang jumlah warga yang harus terlibat
dalam demokrasi terpecahkan dan demokrasi perwakilan dianggap
pemerintahan yang layak dan bertanggung jawab, dan stabil untuk
negara-negara bangsa yang bermunculan. Dari kelima tipologi
demokrasi tadi, negara Indonesia lebih mengadopsi demokrasi tidak
langsung atau perwakilan. Tetapi model demokrasi yang digunakan
lebih didasarkan kepada kultur dan budaya masyarakat Indonesia yang
bergantung pada ideologi Pancasila, sehingga demokrasi yang dikenal
adalah Demokrasi Pancasila.
Demokrasi Pancasila dalam Konsep dan Teori Bernegara Indonesia
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang didasarkan pada asas
kekeluargaan dan kegotongroyongan yang ditujukan kepada
kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran
religius, kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadianIndonesia dan berkesinambungan.13 Dalam demokrasi
Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat.14 Kebebasan individu dalam
demokrasi pancasila tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan
dengan tanggung jawab sosial.15 Keuniversalan cita-cita demokrasi
dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh
semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau
minoritas.16 Demokrasi Pancasila pada hakikatnya merupakan norma
yang mengatur penyelenggaraan kedaulatan rakyat dan
penyelenggaraan pemerintahan negara, dalam kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan, bagi setiap warga
negara Republik Indonesia, organisasi kekuatan sosial politik, organisasi
kemasyarakatan, dan lembaga kemasyarakatan lainnya serta lembaga-
lembaga negara baik di pusat maupun di daerah. Demokasi Pancasila17
memiliki prinsipprinsip yang berlaku, seperti:
1) Kebebasan atau persamaan (Freedom/ Equality).
Kebebasan/persamaan adalah dasar demokrasi. Kebebasan dianggap
sebagai sarana mencapai kemajuan dan memberikan hasil maksimal
dari usaha orang tanpa pembatasan dari penguasa. Dengan prinsip
persamaan semua orang dianggap sama, tanpa dibedabedakan dan
memperoleh akses dan kesempatan bersama untuk mengembangkan
diri sesuai dengan potensinya. Kebebasan yang dikandung dalam
demokrasi Pancasila ini tidak berarti Free Fight Liberalism yang tumbuh
di Barat, tapi kebebasan yang tidak mengganggu hak dan kebebasan
orang lain.
2) Kedaulatan Rakyat (people’s Sovereignty). Dengan konsep
kedaulatan rakyat, hakikat kebijakan yang dibuat adalah kehendak
rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Mekanisme semacam ini akan
mencapai dua hal; yaitu, kemungkinan terjadinya penyalahgunaan
kekuasaan sangatlah kecil, dan kepentingan rakyat dalam tugas-tugas
pemerintahan lebih terjamin. Perwujudan lain dari konsep kedaulatan
adalah adanya pengawasan oleh rakyat. Pengawasan dilakukan karena
demokrasi tidak mempercayai kebaikan hati penguasa.
3) Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab yang memiliki
prinsipprinsip
a) Dewan Perwakilan Rakyat yang representatif.
b) Badan kehakiman/peradilan yang bebas dan merdeka.
c) Pers yang bebas,
d) Prinsip Negara hukum,
e) Sistem dwi partai atau multi partai.
f) Pemilihan umum yang demokratis.
g) Prinsip mayoritas.
h) Jaminan akan hak-hak dasar dan hak-hak minoritas.
Di Indonesia, prinsip-prinsip demokrasi telah disusun sesuai dengan
nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat, meski harus dikatakan baru
sebatas demokrasi prosedural, dalam proses pengambilan keputusan
lebih mengedepankan voting ketimbang musyawarah untuk mufakat,
yang sejatinya merupakan azas asli demokrasi Indonesia. (bukankah
voting itu asas asli demokrasi liberal, jadi apa tidak berkebalikan).
Praktek demokrasi ini tanpa dilandasi mental state yang berakar dari
nilainilai luhur bangsa merupakan gerakan omong kosong belaka. Ada
beberapa unsur demokrasi yang dikemukakan oleh para Ahli di
antaranya adalah:
1) Menurut Sargen, Lyman Tower (1987), unsur demokrasi meliputi
keterlibatan rakyat dalam mengambil keputusan politik, tingkat
persamaan hak antarmanusia, tingkat kebebasan dan kemerdekaan
yang dimiliki oleh warga Negara, sistem perwakilan dan sistem
pemilihan ketentuan mayoritas.
2). Afan Gaffar (1999), unsur demokrasi meliputi akuntabilitas, rotasi
kekuasaan, rekruitmen politik yang terbuka, pemilihan umum, dan hak-
hak dasar.
3) Menurut Marriam Budiardjo (1977), terdapat beberapa unsur
demokrasi, yaitu perlunya dibentuk lembaga-lembaga demokrasi untuk
melaksanakan nilainilai demokrasi, yaitu pemerintahan yang
bertanggung jawab, Dewan Perwakilan Rakyat, organisasi politik, pers
dan media massa, serta peradilan yang bebas. 4) Menurut Frans Magnis
Suseno(1997), menyebutkan ada lima gugus ciri hakiki Negara
demokrasi. Kelima gugus demokrasi tersebut adalah negara hukum,
pemerintahan di bawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum
yang bebas, prinsip mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak
demokrasi.
2.9 Pancasila Sebagai Negara Hukum
Sebagai negara hukum (rechtsstaat) Indonesia banyak dipengaruhi
oleh keragaman suku, agama, adat istiadat, budaya, dan
bahasa. Misalnya dari keragaman suku dan budaya melahirkan
Hukum Adat. Dari segi agama kita kenal dengan Hukum Islam. Dan
juga ada hukum yang berlaku yang dipengaruhi oleh negara barat.
Kita ketahui bersama hukum yang berlaku di Indonesia antaralain
hukum adat, hukum Islam, civil lawdan common law.Dengan
berlakuknya lebih dari satu hukum di Indonesia (pluralisme hukum)
tidak menutup kemungkinan terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaannya. Dengan terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksanaannya tersebut sulit kiranya mewujudkan kepastian
hukum. Sering kita jumpai Hukum Adat bersinggungan dengan
Hukum Islam, atau Hukum Pidana atau Perdata atau mungkin juga
bertentangan dengan Hukum internasional atau sebaliknya. Hal
tersebut pengaruh dari pluralisme hukum.Hukum adat merupakan
hukum asli yang lahir dari kebudayaan dan hidup ditengah -tengah
masyarakat Indonesia. Menurut Van Vollenhoven dalam bukunya yang
berjudul Het Adatrecht van Nederlandsch, hukum adat
merupakan keseluruhan aturan -aturan tingkah laku yang berlaku
bagi orang -orang bumi putera dan orang -orang timur asing yang
mempunyai pemaksa dan sanksi, lagi pula tidak terkodifikasi.10Di
Indonesia dikenal juga hukum Islam, karena mayoritas warna
negara Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Banyaknya pemeluk
agama Islam tersebut membuat pertumbuhan hukum Islam di
Indonesia sangat pesat. Semisal saja, dalam urusan perkawinan,
perceraian, waris dan banyak urusan lain yang menggunakan dasar
hukum Islam untuk mengaturnya. Dan sudah menjadi aturan baku
hukum di Indonesia.11Hukum sipil (civil law) adalah hukum peninggalan
bangsa Belanda. Karena Belanda menjajah Indonesia dalam kurun
waktu yang lama, yaitu sekira 350 tahun maka hukum di Indonesia
banyak dipengaruhi oleh hukum sipil (civil law). Hal ini bisa dilihat di
bidang hukum pidana, hukum perdata, dan hukum dagang banyak
dipengaruhi oleh hukum sipil (civil law).Penerapan common lawpada
hukum di Indonesia bisa kita lihat melalui perjanjian –perjanjian
internasional yang Indonesia menjadi salah satu anggotanya. Hal ini
dipengaruhi oleh sarjana hukum yang mendapatkan pendidikan di
negara –negara anglo saxonseperti Amerika dan Australia.12Selain
sebagai negara hukum (rechtsstaat), di Indonesia sendiri memiliki
dasar negara yang sudah tertanam di masyarakat Indonesia yaitu
Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara berakar dari nilai –nilai
budaya masyarakat dan bangsa Indonesia yang digali dari pandangan
hidup bangsa yang merupakan jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, berasal dari
buah pikiran para pendiri bangsa yang disepakati oleh segenap rakyat
Indonesia yang merupakan dasar dari Negara Indonesia itu
sendiri.Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dikarenakan
pancasila dipandang sudah sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia
sendiri. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada saat sidang BPUPKI yang menyatakan
bahwa13:“Dalam mengadakan negara Indonesia merdekan itu harus
dapat meletakkan negara itu diatas suatu meja statis yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus
mempunyai tuntunan dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat,
bangsa dan negara ini”, lebih lanjut beliau mengatakan bahwa: “saya
beri uraian itu tadi agar saudara –saudara mengerti bahwa bagi
republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi
dasar statis dan yang bisa menjadi leitstar(bintang pimpinan)
dinamis, kalau kita mencari satu dasar yang statis yang dapat
mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitstar dinamis
yang dapat menjadi arah perjalanan, kita harus menggali sedalam –
dalamnya di dalam jiwa masyarakat kita sendiri. kalau kita mau
memasukkan elemen –elemen yang tidak ada di dalam jiwa Indonesia,
tidak mungkin dijadikan dasar untuk duduk diatasnya”. 14Dalam
pidato tersebut bila kita resapi dan kita ambil inti sarinya adalah,
negara Indonesia harus mempunyai dasar statis (kuat) dan dinamis
(hidup dan berkembang di masyarakat) dan dasar tersebut harus
lahir dari negara Indonesia sendiri bukan mengambil dari luar negara
indonesia. Kemudian para pendiri negara ini saling bertukar pikiran
kemudian menyetujui Pancasila sebagai dasar berdirinya negara
Indonesia.Pancasila sebagai dasar negara memperoleh pengesahan
secara normatif setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada saat
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.Untuk memahami
nilai –nilai yang terkandung dalam sila –sila Pancasila dikutip oleh
Soejadi adalah 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.Dalam sila Ketuhanan
Yang Maha Esa terkandung nilai –nilai religius, yang
meliputi:a.Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa
sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat –sifat yang sempurna
dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha
Bijaksana, dan sebagainya;b.Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, yakni menjelaskan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.Dalam sila
kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung nilai kemanusiaan yang
meliputi:a.Pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia
dengan segala hak dan wajib asasinya;b.Perlakuan yang adil dan
beradap sesama manusia, terhadap diri sendiri, alam sekitar dan
terhadap Tuhan;c.Manusia sebagai makhluk beradab dan berbudaya
yang memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan.3. Sila Persatuan
Indonesia.Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai
persatuan bangsa yang meliputi:16a.Pengakuan terhadap kebhinekaan
tunggal ikaan suku bangsa (etnis), agama, adat, istiadat dan
kebudayaan;b.Pengakuan terhadap persatuan bangsa dan wilayah –
wilayah Indonesia serta wajib membela dan menjunjung tinggi
(patriotisme);c.Cinta dan bangga akan bangsa dan negara Indonesia
(nasionalisme).4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.Dalam sila
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai kerakyatan yang
meliputi:a.Negara adalah untuk kepentingan seluruh rakyat;
b.Kedaulatan adalah ditangan rakyat;c.Manusia Indonesia sebagai
warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama;d.pimpinan kerakyatan adalah hikmat
kebijaksanaan yang dilandasi akalsehat;e.Keputusan diambil
berdasarakan musyawarah untuk mufakat oleh wakil –wakil rakyat.5.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Dalam sila keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan sosial
yang meliputi:17a.Perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan
terutama dibidang politik, ekonomi, dan sosial budaya;b.Perwujudan
keadilan sosial itu meliputi seluruh rakyat Indonesia;c.Keseimbangan
antara hak dan kewajiban;d.Menghormati hak milik orang lain;e.Cita –
cita masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
bagi seluruh rakyat Indonesia;f.Cinta akan kemajuan dan
pembangunan.Dari kelima sila tersebut dapat kita lihat bahwa cita
–cita luhur bangsa Indonesia sudah terangkum di dalam Pancasila. Dan
juga Pancasila bisa menjadi penuntun generasi –generasi berikutnya
untuk melanjutkan cita –cita pendiri negara Indonesia.Hal ini penting
mengingat banyaknya pengaruh negara asing yang masuk ke Indonesia.
Bangsa Indonesia harus mempunyai pandangan hidup (way of life) yang
jelas. Dan pandangan itu akan mempermudah kita untuk tetap pada rel
yang benar sesuai dengan cita -cita para founding fathers (pendiri
bangsa) dan tidak terombang -ambing dengan pengaruh negara
lain.2.Konsep Negara HukumSeperti penjelasan diatas bahwa lahirnya
konsep negara hukum antara satu negara dengan negara lain
tentunya memiliki perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh ideologi, sosial,
budaya antara satu negara dengan negara lain yang mempunyai
perbedaan. Konsep negara hukum barat, baik rechtsstaatmaupun
rule of lawlahir dikarenakan adanya pergulatan sosial yang
menentang adanya absolutisme yang dilakukan oleh para raja pada
waktu itu. Sedangkan Negara Hukum Indonesia lahir bukan karena
adanya pergulatan sosial melawan absolutisme sebagaimana yang
terjadi di negara rechtsstaatmaupun rule of law.Negara hukum
Indonesia lahir dengan semangat yang berbeda, bukan semangat
untuk menentang absolutisme para raja, melainkan karena adanya
dorongan dari seluruh elemen bangsa Indonesia untuk merdekadari
penjajahan kolonialisme yang dilakukan oleh Belanda.18Mengenai hal
tersebut diatas, Marjene Termorshuizen mengatakan:The Indonesian
concept negara hukum has been derived from the western conceptions
of rechtsstaat during first period after their independence (1945), wich
influenced by european than by american type. The reason therefor is
that cosequence of long lasting former colonialization law in the middle
of twentieth century was still much affected by european (ducht) than
American (common law)19.terjemahan: Konsep negara hukum
Indonesia berasal dari konsepsi barat rechtsstaat selama periode
pertama setelah kemerdekaan Indonesia (1945), yang dipengaruhi oleh
tipe Eropa daripada tipe Amerika. Hal ini disebabkan adanya
konsekuensi dari hukum bekas kolonilisasi yang berlangsung lama
dalam abad pertengahan yang masih banyak pengaruh Eropa
(Belanda) daripada Amerika (doktrin common law).20Selain hal
tersebut, menurut Philipus Hadjon perbedaan antara konsep negara
hukum Indonesia dengan rechtsstaat maupunrule of law adalah
penekanannya terhadap pengakuan dan perlindungan hak asasi
manusia (HAM) yang bersifat individual. Untuk melindungi hak asasi
manusi (HAM), konsep rule of law menitik beratkan kepada asas
rechmatigheid. Sedangkan dalam negara hukum Indonesia (pada
waktu sidang BPUPKI) tidak menghendaki adanya perlindungan
terhadap dalam UUD 1945 pra dan pasca amandemen adalah
sebagai berikut:1. Asas legalitas atau due process of law, dalam arti
bahwa setiap tindakan pemerintah didasarkan pada hukum atau
peraturan perundang –undangan.2. Adanya pembatasan kekuasaan
negara (baik dalam arti pemisahan kekuasaan maupun pembagian
kekuasaan).3. Adanya penghormatan terhadap HAM.4. Adanya
peradilan tata usaha negara dalam perselisihan antara pemerintah
dengan warga negara (onrechtmatige overheidsdaad). Sementara itu
unsur –unsur rule of law yang tercantum dalam UUD 1945 pra dan
pasca amandemen adalah:1. Supremasi hukum (supremacy of law).2.
Adanya persamaan di depanhukum (equality before the law).3.
Kekuasaan kehakiman bebas dan merdeka. Berdasarkan uraian
tersebut, konsep negara hukum yang diterapkan di Indonesia adalah
konsep negara hukum yang mempunyai ciri khas Indonesia yang
didasarkan pada nilai –nilai yang terkandung dalam Pancasila.Dalam
pembentukan negara hukum di Indonesia didasarkan pada Pancasila,
dikarenakan Pancasila merupakan dasar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa Negara Hukum
Indonesia adalah Negara Hukum Pancasila
Karakteristik Negara Hukum Pancasila
Negara hukum Pancasila adalah suatu negara hukum yang
bercirikan atau berlandaskan pada nilai –nilai luhur serta
berlandaskan pada identitas dan karakteristik yang terdapat pada
Pancasila. Nilai –nilai yang menjadi landasan bagi negara hukum
Pancasila yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarahan perwakilan.
5. Keadilan sosial.Karakteristik yang dimaksud yang terdapat di
dalam Nagara Hukum Pancasila adalah Ketuhanan, kekeluargaan,
gotong royong, dan kerukunan. Pertama dalam hal Ketuhanan,
negara hukum Pancasila mengakui adanya keberadaan dan
kemahakuasaan Tuhan. Hal tersebut tertuang dalam pembukaan
maupun pasal 29 UUD 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 negara
Indonesia mengakui bahwa negara Indonesia lahir karena adanya
campur tangan dan kemahakuasaan Tuhan.Perlu diingat bahwa
kemerdekaan Negara Indonesia didapatkan dari karunia Tuhan Yang
Maha Esa, bukan atas pemberian penjajah Belanda atau negara lain.
Kemerdekaan Indonesia tidak mungkin terjadi bila Tuhan Yang
Maha Esa tidak menghendakinya.Pada pembukaan UUD 1945 alinea III
yang menyebutkan bahwa, “Atas berkat rahmat Allah YangMaha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.Berdasarkan pengakuan atas
keberadaan Tuhan dan kemahakuasaan Tuhan tersebut, negara
hukum Pancasila wajib menjamin adanya kebebasan beragama
(freedom of religion). Hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 29 UUD
1945 yang menyatakan:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Negara
menjamin kemerdekaan tiap –tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing –masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.Kedua, negara hukum Pancasila mempunyai
karakter kekeluargaan dan gotong royong. Asas kekeluargaan dalam
negara hukum Pancasila tidak dapat dipisahkan dari paham negara
integralistik sebagaimana dinyatakan oleh Soepomo. Menurutnya kalau
hendak membicarakan mengenai dasar pemerintahan Indonesia yang
hendak dibangun, maka hendaknya sistem pemerintahan tersebut
harus didasarkan pada staatsideebangsa Indonesia. Selanjutnya
menurut Soepomo, sistem pemerintahan Indonesia harus didasarkan
pada asas kekeluargaan atau yang disebut dengan negara
integralistik.Asas kekeluargaan dalam pandangan falsafah Pancasila
menunjukkan suatu pandangan dan sikap hidup bangsa Indonesia yang
menentang pandangan dan sikap bangsa barat yang individualis dan
liberalis. Jadi antar warga negara Indonesia hendaklah saling hormat
menghormati dan saling saying menyayangi layaknya satu keluarga.
Keluarga besar yang bernam Indonesia yang terdiri dari bermacam -
macam suku, adat, budaya, dan agama. Tidak patut bila antara
sesame anggota keluarga ada sebuah permusuhan. Hendaknya bila
ada suatu permasalahan yang terjadi hendaklah bisa diselesaikan
secara kekeluargaan.Asas kekeluargaan diartikan bahwa Indonesia
sebagai negara persatuan yang melindungi dan meliputi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini sebagaimana
yang diatur dalam penjelasan umum UUD 1945, yang
menyebutkan bahwa:“Negara melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara
persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa
seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham golongan,
mengatasi segala paham perorangan. Negara menurut pengertian
“pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa
Indonesia seluruhnya.Sampai dengan era tahun 1970 an, ketika orang
Indonesia (Jawa khususnya) dihadapkan pada konflik maka akan
dipilih cara –cara penyelesaian dengan menonjolkan solidaritas
sosial. Kompromi, musayawarah (conciliation) serta pendekatan
lunak selalu dipandang sebagai cara terbaik untuk menyelesaikan
konflik sekaligus mengembalikan suasana kehidupan harminis.
Bahkan dapat dinyatakan bahwa musyawarah itu merupakan
karakteristik utama dari budaya hukum Indonesia22Ketiga asas
gotong royong, dalam asas ini memberikan arti bahwa Negara
Pancasila mengakui gotong royong sebagai salah satusifat masyarakat
Indonesia. Gotong royong sendiri adalah saling tolong menolong
dalam berbagai hal untuk mewujudkan kepentingan bersama.Gotong
royong sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sebagai contoh gotong royong masyarakat Indonesia dalam
membuat jembatan, membangun jalan atau menjaga kebersihan
lingkungan dan masih banyak contoh yang lainnya.Tidak berhenti
hanya dalam tatanan bermasyarakat, gotong royong dalam
menyumbangkan pikiran untuk kemajuan bangsa Indonesia bisa
dilihat dari keterwakilan suara rakyat oleh MPR, DPR, dan DPRD
dalam membuat suatu produk hukum berupa undang -undang.
Indonesia diharapkan bisa menjadi bangsa yang modern, akan tetapi
tidak meninggalkan nilai -nilai Pancasila

2.10 Pancasila Sebagai Geopolitik dan Geostrategi


A. GEOPOLITIK 1) PENGERTIAN GEOPOLITIK Geopolitik berasal dari kata
geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa
yunani politeia berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan
teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia politik dalam arti politics
mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara,
dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki. Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-
peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang
didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial
dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil
akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada
geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi
sosial (hukum geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi
geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik
geografi suatu Negara. Secara umum geopolitik adalah cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud
negara kepulauan berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar
1945. Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai
system kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada
landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar
1945.dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari
pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik
lingkungan regional maupun internasional. Dalam hal ini bangsa
Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar
tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional
untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.Salah satu pedoman
bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan
nusantara.Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia
adalah upaya menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan
segenap aspek kehidupan nasionalnya.Karena hanya dengan upaya
inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat
melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang dicita-citakan. Oleh
karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia.Hal ini
dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara
terkandung konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini
berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam
pengertian secara keseluruhan. 2) PENGERTIAN WAWASAN
NUSANTARA Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti
pandangan, tinjauan, atau penglihatan indrawi. Akar kata ini
membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang, meninjau, atau
melihat, atau cara melihat.sedangkan istilah nusantara berasal dari kata
‘nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Istilah nusantara dipakai
untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-
pulau Indonesia yang terletak diantara samudra Pasifik dan samudra
Indonesia, serta diantara benua Asia dan benua Australia. Secara umum
wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa
itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan wawasan
nusantara memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai
kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. 3)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Nusantara a. Wilayah
(Geografi) 1. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle) Kata ‘Archipelago’
dan ‘Archipelagic’ berasal dari kata Italia ‘Archipelagos’. Akar katanya
adalah ‘archi’ yang berarti terpenting, terutama, dan ‘pelagos’ berarti
laut atau wilayah lautan. Jadi, ‘Archipelago’ berarti lautan terpenting.
Istilah ‘Archipelago’ adalah wilayah lautan dengan pulau-pulau di
dalamnya. Arti ini kemudian menjadi pulau-pulau saja tanpa menyebut
unsur lautnya sebagai akibat penyerapan bahasa barat, sehingga
Archipelago selalu diartikan kepulauan atau kumpulan pulau. Lahirnya
asas Archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut
selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsure perairan atau
lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan
bukan unsur pemisah. Asas dan wawasan kepulauan ini dijumpai dalam
pengertian the Indian Archipelago. Kata Archipelago pertama kali
dipakai oleh Johan Crawford dalam bukunya the history of Indian
Archipelago (1820). Kata Indian Archipelago diterjemahkan kedalam
bahasa Belanda Indische Archipel yang semula ditafsirkan sebagai
wilayah Kepulauan Andaman sampai Marshanai. 2. Kepulauan
Indonesia Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda
dinamakan Nederlandsch oostindishe Archipelago. Itulah wilayah
jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah Negara Republik
Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah banyak nama
yang dipakai, yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli,
‘nusantara’. ‘indonesia’ dan ‘Hindia Belanda’ (Nederlandsch-Indie) pada
masa penjajahan Belanda. Bangsa Indonesia sangat mencintai nama
‘Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya sendiri, tetapi ciptaan
orang barat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan Indonesia.Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan
‘nesos’ berarti pulau.Indonesia mengandung makna spiritual yang
didalamnya terasa ada jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, Negara
kesatuan, kemerdekaan dan kebebasan. 3. Konsepsi tentang Wilayah
Indonesia Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal
beberapa konsepsi mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut
sebagai berikut : 1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada
yang memilikinya. 2. res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah
milik masyarakat dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-
m,asing Negara 3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut
adalah bebas untuk semua bangsa 4. Mare Clausum (the right and
dominion of the sea), menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai
saja yang dimiliki oleh suatu Negara sejauh yang dapat dikuasai dari
darat (waktu itu kira-kira sejauh tiga mil) 5. Archipelagic State Pinciples
(Asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar konvensi PBB tentang
hokum laut. Saat ini Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United Nation
Convention on the Law of the sea UNCLOS) mengakui adanya keinginan
untuk membentuk tertib hukum laut dan samudra yang dapat
memudahkan komunikasi internasional dan memajukan penggunaan
laut dan samudra secara damai.Di samping itu ada keinginan pula untuk
mendayagunakan kekayaan alamnya secara adil dan efesien, konservasi
dan pengkajian hayatinya, serta perlindungan lingkungan laut. Sesuai
dengan hukum laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai
Negara kepulauan memiliki Teritorial, Perairan Pedalaman, Zona
Ekonomi Eksklusif, dan Landasan Kontinental. Masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut : 1. Negara kepulauan adalah suatu Negara
yang seluruhnya terdiri atas satu atau lebih kepulauan dapat mencakup
pulau-pulau lain. Pengertian kepulauan adalah gugusan pulau,
termasuk bagian pulau, perairan diantaranya dan lain-lain wujud
alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga
pulau-pulau perairan dan wujud alamiah lainnya merupakan satu
kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau yang secara
histories dianggap demikian. 2. laut teritorial adalah salah satu wilayah
laut yang lebarnya tidak melebihi 12 nil laut diukur dari garis pangkal,
sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang
pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa
garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan
batasanbatasan tertentu sesuai konvensi ini. Kedaulatan suatu Negara
pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan laut territorial
tersebut. 3. perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan
atau sebelah dalam dari garis pangkal. 4. zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE
Negara yang bersangkutan memiliki hak berdaulat untuk keperluan
eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam
hayati dari perairan. 5. landasan kontinen suatu Negara berpantai
meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya yang terletak di luar laut
teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah
daratannya. Jarak 200 mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari
itu dengan tidak melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari
garis batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m. 4. Karakteristik
Wilayah Nusantara Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang
terletak diantara benua Asia dan benua Australia dan diantara samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau besar
maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044
buah. Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi
sebagai berikut : Utara : 60 08’ LU Selatan : 110 15’ LS Barat : 940 45’ BT
Timur : 1410 05’ BT Jarak utara selatan sekitar 1.888 km, sedangkan
jarak barat timur sekitar 5.110 km. bila diproyeksikan pada peta benua
Eropa, maka jarak barat timur tersebut sama dengan jarak antara
London dengan Ankara, Turki. Bila diproyeksikan pada peta Amerika
Serikat, maka jarak teresbut sama dengan jarak antara pantai barat dan
pantai timur Amerika Serikat. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah
5.193.250 km2, yang terdiri atas daratan seluas 2.027.087 km2 dan
perairan 127.166.163 km2.luas wilayah daratan Indonesia jika
dibandingkan dengan Negara-negara Asia Tenggara merupakan yang
terluas. B.Geopolitik dan Geostrategi 1. Geopolitik ▪ Asal Istilah
Geopolitik Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederic Ratzel (1844-
1904) sebagai ilmu bumi politik (Political Geogrephy). Istilah ini
kemudian dikembangkan dan diperluas oleh sarjaan ilmu politik
Swedia, Rudolph Kjellen (1864-1922) dan Karl Haushofer (1869-
1964)dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat Geopolitik.
Perbedaan dari dau istilah di atas terletak pada titik perhatian dan
tekanannya, apakah pada bidang geografi ataukah politik.Ilmu bumi
politik (Political Geography) mempelajari fenomena geografi dari aspek
politik, sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geography. ▪ Geopolitik bangsa Indonesia Pandangan geopolitik bangsa
Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan
yang luhur dengan jelas tertuang di dalam Pembukaan UUD
1945.bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih
cinta kemerdeklaan. Bangsa Indonesia menolak segala bentuk
penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan. Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga menolak paham
ekspansionisme dan adu kekuatan yang berkembang di Barat. Bangsa
Indonesia juga menolak paham rasialisme, karena semua manusia
mempunyai martabat yang sama, dan semua bangsa memiliki hak dan
kewajiban yang sama berdasarkan nilainilai Ketuhanan dan
Kemanusiaan yang universal. 2. Geostrategi Strategi adalah politik
dalam pelaksaan, yaitu upaya bagaimana mencapai tujuan atau sasaran
yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.Karena strategi
merupakan upaya pelaksaan, maka strategi pada hakikatnya
merupakan suatu seni yang implementasinya didasari oleh intuisi,
perasaan dan hasil pengalaman.Strategi juga dapat merupakan ilmu
yang langkahlanglkahnya selalu berkaitan dengan data atau fakta yang
ada.Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola
sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan. b.
Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya 1. Sejak 17-8-
1995 sampai dengan 13-12-1957 Wilayah Republik Indonesia ketika
merdeka meliputi wilayah bekas Hindia Belanda berdasarkan ketentuan
dalam “territoriale zee en Maritieme Kringen Ordonatie” tahun 1939
tentang batas wilayah laut teritorial Indonesia. Ordonasi tahun 1939
tersebut menetapkan batas wilayah laut teritorial sejauh 3 mil dari garis
pantai ketika surut, dengan asas pulau demi pulau secara terpisah-
pisah. Pada masa tersebut wilayah negara Republik Indonesia
bertumpu pada wilayah daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh
perairan atau selat diantara pulau-pulau itu.Wilayah laut teritorial
masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah
perairan sejauh 3 mil di sekelilingnya.Sebagaian besar wilayah perairan
dalam pulau-pulau merupakan perairan bebas.Hal ini tentu tidak sesuai
dengan kepentingan keselamatan dan keamanan negara kesatuan RI. 2.
Dari Deklarasi Juanda (13-12-1957) sampai dengan 17-2-1969 Pada
tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang
dinyatakan sebagai pengganti Ordonasi tahun 1939 dengan tujuan
sebagai berikut: 1) Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang utuh dan bulat. 2) Penentuan batas-batas
wilayah Negara Indonesia di sesuaikan dengan asas negara kepulauan.
3) Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara Republin Indonesia. Deklarasi
Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang-Undang No. 4/Prp/1960
tanggal 17 februari 1960.Tentang perairan Indonesia. Sejak itu terjadi
perubahan bentuk wilayah nasional dan cara perhitungannya. Laut
teritorial diukur sejauh 12 mil dari titik-titik pulau terluar yang saling
dihubungkan. 3. Dari 17-2-1969 (Deklarasi Landas Kontinen) sampai
sekarang Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan
konsep politik yang berdasarkan konsep wilayah.Deklarasi ini
dipandang pula sebagai upaya untuk mengesahkan Wawasan
Nusantara. Asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi tentang landas
kontinen adalah sebagai berikut: 1) Segala sumber kekayaan alam yang
terdapat dalam landas kontinen Indonesia adalah milik eksekutif RI. 2)
Memerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas
kontinen dengan negara-negara tetangga melalui perundingan. 3) Jika
tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang
ditarik ditengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah
terluar negara tetangga. 4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat
serta status dari perairan diatas landang kontinen Indonesia maupun
udara diatasnya. 4. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Pengunguman
pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada 21
Maret1980.Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis
dasar laut wilayah Indonesia. Alasan-alasan yang mendorong
Pemerintah mengumumkan ZEE adalah: 1) Persediaan ikan yang
semakin tebatas. 2) Kebutuhan untuk membangun nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional. c. Unsur-Unsur Dasar
Wawasan Nusantara 1. Wadah (Contour) Wadah kehidupan
bermayarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh wilayah
Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam
dan penduduk serta aneka budaya ialah bangsa Indonesia. 2. Isi
(Content) Isi adalah inspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat
dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945. 3. Tata Laku (Conduct) Tata laku merupakan hasil interaksi
antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata laku batiniah dan lahiriah.
Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia, sedangkan Tata laku lahiriah tercermin
dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia. d. Isi
Wawasan Nusantara ▪ Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan politik ▪ Perwujudan kepualaun Nusantara sebagai kesatuan
ekonomi ▪ Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan
sosial dan budaya ▪ Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu
kesatuan pertahanan keamanan e. Penerapan Geopolitik (Wawasan
Nusantara) Salah satu manfaat paling nyata dari penerapan wawasan
Nusantara, khususnya, di bidang wilayah, adalah diterimanya konsepsi
Nusantara diforum internasional, sehingga terjaminlah integritas
wilayah teriterorial Indonesia. Penerapan wawasan nusantara dalam
pemabangunan Negara di berbagai bidang tampak pada berbagai
proyekpembangunan sarana dan prasarana komunikasi dan
transportasi. Penerapan di bidang sosial budaya terlihat pada kebijakan
untuk menjadikan bangsa Indonesia yang Bhineka Tungga Ika tetap
merasa sebangsa dan setanah air, senasib sepenanggunan dengan asas
pancasila. Penerapan Wawasan Nusantara di bidang pertahanan
keamanan terlihat pada kesiapan dan kewaspadaan seluruh rakyat
melalui Sistem Pertahan keamanan Rakyat semesta untuk menghadapi
berbagai ancaman bangsa dan Negara. C.GEOSTRATEGI 1) PENGERTIAN
GEOSTRATEGI Geostrategi berasal dari kata “Geo” dan
“Strategi”.Geografi merujuk pada ruang hidup nasional wadah atau
tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia.Strategi diartikan
sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun
damai. Dengan demikian, geostrategi adalah perumusan strategi
nasional denganmemperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi
sebagai faktor utamanya.Geostrategi Indonesia merupakan strategi
dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk
menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan
nasional Indonesia. 2)Ketahanan Nasional Sebagai Perwujudan
Geostrategi Indonesia
1) Gagasan Tannas oleh Seskoad tahun 1960-an.Tannas adalah
pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat.
2) G\ agasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1963-an.Tannas adalah
keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala kekuatan,
baik yang datang dari luar maupun dan dalam yang langsung ataupun
tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
3) Gagasan Tannas oleh Lemhanas tahun 1969-an. Tannas adalah
keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi segala ancaman,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung ataupun
tidak langsung membahayakan kelangsungan negara dan bangsa
Indonesia.
4) Gagasan Tannas berdasar SK Menhankam/Pangab
No.SKEP/1382/XG/1974.Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi
dinamis suatu bangsa berisi keuletan dan. ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, dan tantangan,
baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang langsung ataupun
tidak langsung, membahayakan integritas, identitas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara, serta perjuangan nasional.
5) Gagasan Tannas menurut GBHN 1978-1997.Tannas adalah kondisi
dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan
bangsa dan negara. 3)Kedudukan Dan Fungsi Ketahanan Nasional
Kedudukan dan fungsi ketahanan nasional dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kedudukan Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan
cara terbaik yang perlu di implementasikan secara berlanjut dalam
rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin diwujudkan,
wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal
dan UUD sebagai landasan konstisional dalam paradigma
pembangunan nasional. b. Fungsi Ketahanan nasional dalam fungsinya
sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap
terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja dalam
menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah),
inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu
supaya tidak ada cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu
alasan adalah bahwa bila penyimpangan terjadi, maka akan timbul
pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam
cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola dasar
pembangunan nasional.Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman
dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan
sektor pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan
rancangan program.
Sifat-sifat Ketahanan Nasiona
l a) Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur
aduk melainkan serasi, seimbang dan harmonis.
b) Mawas ke dalam artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat
nasional.
c) Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan
negara sebagai daya pencegah dan penangkalan.
d) Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis
atau berubah sesuai dengan fungsi dan waktu.
e) Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f) Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).
g) Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan
nasional dikembangkan atas dasar kemampuan diri sendiri.
Konsep Dasar Ketahanan Nasional
a. Model Astagatra Model Astagatra merupakan perangkat hubungan
bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung diatas bumi
degan memanfaatkan segala kekayaan alam. Terdiri 8 aspek kehidupan
nasional : 1. Tiga aspek (tri gatra) kehidupan alamiah, yaitu :
a) Gatra letak dan kedudukan geografi. Unsur atau Gatra Wilayah
Wilayah turut menentukan kekuatan nasional negara, meliputi:
1) Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara
kepulauan atau negara continental.
2) Luas wilayah negara.
3) Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara.
4) Daya dukung wilayah Negara, ada wilayah yang habitable, dan ada
yang unhabitable.
b) Gatra keadaan dan kekayaan alam Unsur atau Gatra Sumber Daya
AlamMeliputi:
1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup
sumber daya alam hewani, nabati, dan tambang.
2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam.
3) Pemanfaatan sumber daya dengan memperhitungkan masa depan
dan lingkungan hidup.
4) Kontrol atas sumber daya alam
c) Gatra keadaan dan kemampuan penduduk Unsur atau Gatra
Penduduk Penduduk suatu Negara menetukan kekuatan atau
ketahanan nasional Negara yang bersangkutan. Faktor yang berkaitan
dengn penduduk Negara meliputi dua hal:
1) Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos
kerja, dan kepribadian.
2) Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan,
persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk ditiap wilayah
negara. 2. Lima aspek (panca gatra) kehidupan social, yaitu : a) Gatra
ideologiUnsur atau Gatra dibidang Ideologi Ideologi adalah seperangkat
gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat tentang kebaikan bersama
yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.Fungi pokok Ideologi dalam
mendukung ketahanan nasional: 1) Sebagai tujuan atau cita-cita dari
kelompok masyarakat yang bersangkutan. 2) Sebagai sarana pemersatu
dari masyarakat yang bersangkutan. b) Gatra PolitikUnsur atau Gatra di
bidang Politik Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu: 1) Sistem politik yang dipakai yaitu apakah system
demokrasi atau non demokrasi. 2) Sistem pemerintahan yang
dijalankan apakah system presidensil atau parlementer. 3) Bentuk
pemerintahan yang dipilih apakah republic atau kerajaan. 4) Susunan
Negara yang dibentuk apakah sebagai Negara kesatuan atau Negara
serikat c) Gatra ekonomiUnsur atau Gatra dibidang Ekonomi Suatu
Negara dapat pula mengembangkan sisitem ekonomi yang dianggap
sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan. d)
Gatra sosial budayaUnsur atau Gatra dibidang Ekonomi Suatu Negara
dapat pula mengembangkan sisitem ekonomi yang dianggap sebagai
cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan. e) Gatra
pertahanan dan keamanan.Unsur atau Gatra dibidang Ekonomi Suatu
Negara dapat pula mengembangkan sisitem ekonomi yang dianggap
sebagai cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan. b.
Model Morgenthau Model Morgenthau bersifat deskriptif kualitatif
diturunkan secara analitis atas tata kehidupan nasional secara makro
sehingga ketahanan masyarakat bangsa terwujud sebagai kekuatan. c.
Model AT Mahan Model AT Mahan merupakan kekuatan nasional yang
meliputi : 1. Letak geografi 2. Bentuk dan wujud bumi 3. Luas wilayah 4.
Jumlah penduduk 5. Watak nasional dan bangsa 6. Sifat pemerintahan
d. Model Cline Model Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh Negara lain. Baginya hubungan antar Negara pada
hakekatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara terhadap
Negara lainnya, termasuk didalamnya persepsi atas sistem penangkalan
dari Negara lainnya. C. Hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional Diantara kedua hal tersebut terdapat suatu keterkaitan antara
satu dengan yang lain. Wawasan nusantara yang merupakan suatu
kesamaan pandangan suatu bangsa mengenai diri dan lingkungannya
yang menjadi dasar pemikiran seluruh warga Negara Indonesia,
tujuannya adalah agar dapat terbentuk ketahanan nasional yang kuat
pada bangsa tersebut yang didasari kesamaan jati diri bangsa dan
lingkungannya. Kemudian dari ketahanan nasional yang kuat otomatis
akan memiliki kekuatan politik yang kuat. Dengan adanya politik yang
kuat maka bangsa tersebut telah memiliki suatu pandangan yang jelas
mengenai perencanaan, pengembangan, pemeliharaan serta
penggunaan potensi nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Pandangan ini mempengaruhi terhadap cara atau yang disebut sebagai
suatu strategi nasional untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan
(tujuan nasional bangsa Indonesia). Selain itu bangsa tersebut akan
diakui oleh masyarakat internasional sebagai bangsa yang kuat dan
kompak. Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan
nusantara yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan
nasional menuju tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional
merupakan kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian
tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan
karakteristik bangsa Indonesia.Dengan adanya wawasan nusantara, kita
harus dapat memiliki sikap dan perilaku yang sesuai kejuangan, cinta
tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.Dalam kaitannya
dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap
wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Jadi dari paparan
diatas secara singkat dapat dikatakan bahwa hubungan wawasan
nusantara dengan ketahanan nasional sangat berkaitan antara yang
satu dengan yang lainnya. Dimana wawasan nusantara adalah
merupakan dasar atau pedoman bagi seluruh warga negara indonesia
untuk mewujudkan suatu ketahanan nasional yang kuat dan tangguh
guna menjaga, mempertahankan, mengembangkan dan mencapai cita-
cita bangsa indonesia sesuai dengan UUD 1945. D.Hubungan antara
Geopolitik dan Geostrategi Sebagai satu kesatuan negara kepulauan,
secara konseptual, geopolitik indonesia dituangkan dalam salah satu
doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar
negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi indonesia diwujudkan
melalui konsep ketahanan nasional yang bertumbuh pada perwujudan
kesatuan ideologi, politil, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.

BAB lll KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 kesimpulan
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa memiliki fungsi utama
sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian
Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional
dalam tata hukum di Indonesia. Pancasila perlu dimplementasikan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar terciptanya
keseimbangan keadilan dan keselarasan dalam negara tersebut.
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang
pengertian pengertian dasar. Ideologi secara fungsional merupakan
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.Karakteristik ideology
Pancasila merupakan ciri khas yang membedakannya dengan ideologi
yang lain. Karakteristik tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha
Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan
sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Kedua adalah
penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan
bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ketiga
adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat
adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara
berdasarkan atas sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan sila ke
empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan Kelima adalah Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di
dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Masyarakat,
Kewarganegaraan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan sebuah urgensi yang harus
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai sistem
filsafat, yang berarti refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar Negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan
menyeluruh Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila. Oleh karena itu Pancasila sebagai sistem filsafat
sangat perlu diperhatikan dan diamalkan. Tidak hanya menjadi sebuah
sistem namun bisa menjadi pandangan dan pemikiran bagi tiap segi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Periya Pancasila sebagai sistem
etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
bertujuan a. Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen
bangsa dan menjalankan kehidupan berbangsa dalam berbagai aspek b.
Menetapkan prinsip-prinsip etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat. Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi
pelaksaan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan hasil penulisan makalah
tentang Pancasila Sebagai Pandangan hidup Indonesia, maka Perlis
dapat menyimpulkan bahwa Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bemegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Apabila nilai-nilai pancasila diamalkan oleh seluruh warga
negara Indonesia maka tidak mustahil cita-cita negara Indonesia yaitu
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dapat terwujud.
3.2 Saran
1. Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi
ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus berlandasan
pada nilai-nilas Pancasila. Artinya Pancasila harus senantiasa menjadi
ruh atau kekuatan yang menjiwai kegiatan dalam membentuk negara.
Oleh karena itu, dituliskannya makalah ini dapat membant pembaca
dalam memahami pentingnya pancasila sebagai dasar negara dan ikut
mengimplementasikannya dalam kehidupan. Makalali ini jauh dari
kesempumaan. harapan kami pembaca memberikan kritik dan saran
untuk memperbaiki beberapa kesalahan kami untuk dijadikan pelajaran
saat membuat makalah kami lebih baik lagi.
2. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai Bangsa Indonesia harus
memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, terutama sebagai
sistem filsafat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi
keberlangsungan hidup bangsa dimasa depan serta sehingga Pancasila
akan selalu hidup dan melekat sebagai jati diri bangsa Indonesia di
masa sekarang maupun nanti di masa depan.
3. Sehubungan dengan pentingnya pengamalan butir-butir pancasila,
maka penulis menyarankan kepada seluruh warga negara Indonesia
untuk mengamalkan nilai-nilai luhur pancasila mulai dari din sendin
dengan kesadaran dan keteladan yang mungkin akan dicontoh oleh
orang lain dan menjadi budaya yang positif bagi bangsa Indonesia serta
mampu mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa sesuai yang
terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

DAFTAR PUSTAKA
Ananda Rivaldo Pondiu Unggul,Dewanda Tisna Ajati, Riski
Wahyu Saputra, Riska Andi Fitriono.2022. PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA. )Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
D.Triwahyuni.2011.Pancasila Sebagai Filsafat.Universitas Komunikasi

I PUTU ARI ASATAWA.2017. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA. FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA.

Sri Rahayu Amir.2018.Pancasila Sebagai Sistem Etika.Yayasan AKBID


Muhammadiyah Palopo.

Maria Friska Tilasanti.2019.Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Bangsa.Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Puji Ayu Handayani,Dinie Anggraeni Dewi.2021.Implementasi Pancasila


Sebagai Dasar Negara.Universitas Pendidikan Indonesia:Jurnal
Kewarganegaraan

MUHAMMAD TAUFIQ , PRAMONO SUKO LEGOWO.2022. PANCASILA


SEBAGAI SUMBER HUKUM DAN PENJABARANNYA DALAM UNDANG-
UNDANG DASAR 1945.Jurnal Idea Hukum.Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman.

Nur Rohim Yunus.2015. AKTUALISASI DEMOKRASI PANCASILA DALAM


KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA. Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta

Widiatama,Hadi Mahmud,Suparwi.2020. I
DEOLOGI PANCASILA SEBAGAI DASAR MEMBANGUN
NEGARA HUKUM INDONESIA.
Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,Fakultas Hukum
Universitas Islam Batik Surakarta

Surya Esra Pati Br.Sinaga. 2019.GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI.Politeknik


Kesehatan Medan.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Maryani Elisabet Sitorus
Nim : 212411042
Jurusan : DIII - Metrologi dan Instrumentasi
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Semester : (III) Tiga
Tahun ajaran : 2022/2023
Tanggal lahir : 07 Agustus 2002
Tempat lahir : Jakarta
Kewarganegaraan : WNI
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Simpang tiga,Parsambilan
Riwayat Pendidikan : SD, SMP, SMA, Kuliah
Riwayat pekerjaan : -
Nama orang tua
Ayah : Osmar B. Sitorus
Ibu : Tinaria Siagian
Pekerjaan Orang tua
a. Ayah : Petani
b. Ibu :Petani

Anda mungkin juga menyukai