SEJARAH PERUMUSAN
Nama Kelompok :
1. Hatman Wirayuda Mandan
2. Muhammad Adhi Nugraha
3. Mohammad Arif Hada K
4. Azizah Khusnul Khotimah
5. Trio Anggoro
Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat
pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca sekalian.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menambah referensi keilmuan masyarakat.
Kediri, 14 Maret 2021
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii,iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….2
ii
d. Rumusan IV : BPUPKI……………………………………………………14
e. Rumusan V : PPKI………………………………………………………...15
f. Rumusan VI : Konstitusi RIS……………………………………………..16
g. Rumusan VII : UUD Sementara…………………………………………..17
h. Rumusan VIII : UUD 1945………………………………………………..18
i. Rumusan IX : Versi Berbeda……………………………………………...19
j. Rumusan X : Versi Populer……………………………………………….19
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….20
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebuah ideologi bangsa Indonesia dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara dimana seluruh masyarakat berpedoman kepada pancasila itu
sendiri. Dalam makna pancasila di sebutkan bahwa seluruh komponen dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara mesti mengamalkan amanat dari nilai yang terkandung dalam
pancasila itu sendiri mulai bagaiman cara hidup dalam kontek indvidu sampai kelompok
baik itu dalam hal pemerintahan atau non pemerintahan sesuai dengan tujuan di
bentuknya pancasila oleh para pendiri bangsa.
Pengamalan nilai pancasila adalah kewajiban seluruh rakyat indonesia tak
terkecuali para pemuda sebagai generasi penerus bangsa yang menjadi tumpuan utama
nasib bangsa di masa yang akan datang. Artinya pengamalan nilai-nilai pancasila
dikalangan generasi muda harus lebih mendalam sesuai dengan harapan bangsa kepada
para generasi muda itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa tujuan dan landasan Pendidikan Pancasila ?
2. Bagaimana sejarah rumusan Pancasila ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini supaya :
1. Agar pembaca mengetahui tujuan dan landasan Pendidikan Pancasila.
2. Agar pembaca mengetahui sejarah rumusan Pancasila.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Setiap bangsa mempunyai ideologi dan pandangan hidup berbeda-beda yang diambil
dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pancasila digali dari
bangsa Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa
Indonesia.
Pada masa ini nilai-nilai ketuhanan, seperti kepercayaan kepada Tuhan telah
berkembang dan sikap toleransi juga telah lahir, begitupula nilai kemanusiaan yang adil
dan beradap dan sila lainnya.
b. Landasan Kultural
Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus
diwariskan kegenerasi penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada adat
istiadat, tulisan, bahasa, slogan, kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada
negara Indonesia secara umum.
Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan
hidup adalah bangsa yang tidak mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu
mudah terombang ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya.
c. Landasan Yuridis
Pancasila secara yuridis konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara
sejak dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Didalam UU No.
2 Th 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional digunakan sebagai dasar penyelenggaraan
pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum pada setiap jenis,
jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama,
dan Pendidikan Kewarganegaraan → Kurikulum Bersifat Nasioanal.
3
d. Landasan Filosofis
2. Tujuan Pancasila
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia dan merupakan pedoman
pedoman bagi bangsa ini. Sebelum kita mengetahui tujuan pancasila, kita harus tau isi
yang tertera dari pancasila tersebut. Berikut adalah bunyi atau isi yang tertera pada
pancasila :
Berdasarkan bunyi dari ayat ayat diatas kita sebagai rakyat Indonesia perlu
memahami dan mengamalkan pancasila sebab semua ayat-ayat yang terkandung diatas
4
sangat baik dilakukan sebagai petunjut diri ini untuk melakukan semua kebaikan. Dengan
mempelajari pendidikan pancasila seseorang akan memndapatkan ketenangan hidup yang
mengikuti perkembangan jaman saat ini yang semakin maju dan berkembang. Melalui
Pendidikan Pancasila warga negara Indonesia diharapkan mampu memahami,
menganalisa dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsanya
secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
b. Tujuan Nasional
Tujuan sebagaimana ditegaskan pembukaan tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan
penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar 1945.
5
c. Tujuan pendidikan nasional
Berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
6
menghayati filsafat dan ideology pancasila, serta menjiwai tingkah lakunya selaku warga
negar republik Indonesia dala melaksanakan profesinya.
7
yang tidak disebutkan namanya. Proses Perumusan dasar negara berlangsung dalam
sidang-sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Kemerdekaan, selanjutnya disebut BPUPKI) yang dilanjutkan dalam sidang-sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Organisasi yang beranggotakan 74 orang (67 orang Indonesia, 7 orang Jepang) ini
mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk
merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang,
yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka
bagi dasar negara Indonesia.
8
Sebelum itu pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi
kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa
utusan tersebut adalah sebagai berikut:
Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan
mengubah tujuh kata tersebut menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pengubahan kalimat
ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu
Kasman Singodimejo, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan.
Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan
akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD
1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila pun ditetapkan sebagai
dasar negara Indonesia
Pancasila Sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah
diterima secara luas dan telah bersifat final. Namun walaupun pancasila saat ini telah
dihayati sebagai filsafat hidup bangsa dan dasar negara, yang merupakan perwujudan dari
jiwa bangsa,sikap mental,budaya dan karakteristik bangsa, saat ini asal usul dan kapan di
keluarkan/disampaikannnya Pancasila masih dijadikan kajian yang menimbulkan banyak
sekali penafsiran dan konflik yang belum selesai hingga saat ini.
Namun dibalik itu semua ternyata pancasila memang mempunyai sejarah yang
panjang tentang perumusan-perumusan terbentuknya pancasila, dalam perjalanan ketata
negaraan Indonesia. Sejarah ini begitu sensitif dan salah-salah bisa mengancam keutuhan
Negara Indonesia. Hal ini dikarenakan begitu banyak polemik serta kontroversi yang akut
9
dan berkepanjangan baik mengenai siapa pengusul pertama sampai dengan pencetus
istilah Pancasila.
Dari beberapa sumber, setidaknya ada beberapa rumusan Pancasila yang telah
atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan yang lain ada yang
berbeda namun ada pula yang sama. Secara berturut turut akan dikemukakan rumusan
dari Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil PPKI, Konstitusi RIS,
UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi Berbeda, dan Versi
populer yang berkembang di masyarakat.
Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni
1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-
bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan
didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh. Yamin menyampaikan usul dasar negara
dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang
disampaikan kepada BPUPKI.
Rumusan Pidato
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin
mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri ke-Tuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai
rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh
Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang
dipresentasikan secara lisan, yaitu:
10
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain Muh Yamin, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul dasar
negara, diantaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang
kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.
Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar
negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula- lah yang
mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar)
pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muh Yamin) yang duduk di sebelah
Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan
Ekasila.
Rumusan Pancasila
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
3. Mufakat,-atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. ke-Tuhanan yang berkebudayaan
Rumusan Trisila
1. Socio-nationalisme
2. Socio-demokratie
3. ke-Tuhanan
Rumusan Ekasila
1. Gotong-Royong
11
c. Rumusan III : Piagam Jakarta
Pada 22 Juni 1945 panitia kecil tersebut mengadakan pertemuan dengan 38 anggota
BPUPKI dalam rapat informal. Rapat tersebut memutuskan membentuk suatu panitia
kecil berbeda (kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Sembilan”) yang bertugas
untuk menyelaraskan mengenai hubungan Negara dan Agama.
Dalam menentukan hubungan negara dan agama anggota BPUPKI terbelah antara
golongan Islam yang menghendaki bentuk teokrasi Islam dengan golongan Kebangsaan
yang menghendaki bentuk negara sekuler dimana negara sama sekali tidak diperbolehkan
bergerak di bidang agama. Persetujuan di antara dua golongan yang dilakukan oleh
Panitia Sembilan tercantum dalam sebuah dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum
Dasar”.
Dokumen ini pula yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter) oleh Mr. Muh Yamin.
Adapun rumusan rancangan dasar negara terdapat di akhir paragraf keempat dari
dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (paragraf 1-3 berisi rancangan
pernyataan kemerdekaan/proklamasi/ declaration of independence).
Rumusan ini merupakan rumusan pertama sebagai hasil kesepakatan para “Pendiri
Bangsa”. Rumusan kalimat
12
Alternatif pembacaan
[B] dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Rumusan popular
Versi populer rumusan rancangan Pancasila menurut Piagam Jakarta yang beredar
di masyarakat adalah:
13
perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
d. Rumusan IV: BPUPKI
Pada sesi kedua persidangan BPUPKI yang berlangsung pada 10-17 Juli 1945,
dokumen “Rancangan Pembukaan Hukum Dasar” (baca Piagam Jakarta) dibahas kembali
secara resmi dalam rapat pleno tanggal 10 dan 14 Juli 1945.
Rumusan yang diterima oleh rapat pleno BPUPKI tanggal 14 Juli 1945 hanya sedikit
berbeda dengan rumusan Piagam Jakarta yaitu dengan menghilangkan kata “serta” dalam
sub anak kalimat terakhir. Rumusan rancangan dasar negara hasil sidang BPUPKI, yang
merupakan rumusan resmi pertama, jarang dikenal oleh masyarakat luas.
Rumusan kalimat
14
e. Rumusan V : PPKI
Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan dipakai oleh
bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945.
Rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
15
dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Walaupun UUD yang disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 tetap berlaku bagi
RI Yogyakarta, namun RIS sendiri mempunyai sebuah Konstitusi Federal (Konstitusi
RIS) sebagai hasil permufakatan seluruh negara bagian dari RIS. Dalam Konstitusi RIS
rumusan dasar negara terdapat dalam Mukaddimah (pembukaan) paragraf ketiga.
Konstitusi RIS disetujui pada 14 Desember 1949 oleh enam belas negara bagian dan
satuan kenegaraan yang tergabung dalam RIS.
Rumusan kalimat
16
3. kebangsaan,
4. kerakyatan
5. dan keadilan sosial
Segera setelah RIS berdiri, negara itu mulai menempuh jalan kehancuran. Hanya
dalam hitungan bulan negara bagian RIS membubarkan diri dan bergabung dengan
negara bagian RI Yogyakarta.
Pada Mei 1950 hanya ada tiga negara bagian yang tetap eksis yaitu RI Yogyakarta,
NIT, dan NST. Setelah melalui beberapa pertemuan yang intensif RI Yogyakarta dan
RIS, sebagai kuasa dari NIT dan NST, menyetujui pembentukan negara kesatuan dan
mengadakan perubahan Konstitusi RIS menjadi UUD Sementara.
Rumusan kalimat
17
h. Rumusan VIII : UUD 1945
Dengan pemberlakuan kembali UUD 1945 maka rumusan Pancasila yang terdapat
dalam Pembukaan UUD kembali menjadi rumusan resmi yang digunakan. Rumusan ini
pula yang diterima oleh MPR, yang pernah menjadi lembaga tertinggi negara sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat antara tahun 1960-2004, dalam berbagai produk
ketetapannya, diantaranya:
2.Tap MPR No III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan
Perundang-undangan. Rumusan kalimat
“… dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, Persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”
18
permusyawaratan/perwakilan
5.Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain mengutip secara utuh rumusan dalam UUD 1945, MPR pernah membuat
rumusan yang agak sedikit berbeda. Rumusan ini terdapat dalam lampiran Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib
Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia.
Rumusan :
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
Dengan demikian, perbedaan pemikiran, pendapat, atau kepentingan diatasi melalui
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah
seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya. Proses
Perumusan dasar negara berlangsung dalam sidang-sidang Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan, selanjutnya disebut BPUPKI) yang
dilanjutkan dalam sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Organisasi yang beranggotakan 74 orang (67 orang Indonesia, 7 orang Jepang) ini
mengadakan sidang pertamanya pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945 untuk
merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama tiga hari itu tiga orang,
yaitu, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno, menyumbangkan pemikiran mereka
bagi dasar negara Indonesia. Dari beberapa sumber, setidaknya ada beberapa rumusan
Pancasila yang telah atau pernah muncul. Rumusan Pancasila yang satu dengan rumusan
yang lain ada yang berbeda namun ada pula yang sama. Secara berturut turut akan
dikemukakan rumusan dari Muh Yamin, Sukarno, Piagam Jakarta, Hasil BPUPKI, Hasil
PPKI, Konstitusi RIS, UUD Sementara, UUD 1945 (Dekrit Presiden 5 Juli 1959), Versi
Berbeda, dan Versi populer yang berkembang di masyarakat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Irnantohombing.2014.https://belajarkampus.wordpress.com/2014/10/01/landasan-dan-
tujuan-pendidikan-pancasila/
Parta Setiawan.2019.https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-pancasila/
22