Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Pen
ulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................4
BAB IV PENUTUP...................................................................................21
4.1 Kesimpulan...................................................................................21
4.2 Saran.............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Secara terminologi, Pancasila digunakan oleh Bung Karno sejak sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945 untuk memberi nama pada lima prinsip dasar
negara.1 Eksistensi Pancasila tidak dapat dipisahkan dari situasi menjelang
lahirnya negara Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Setelah
mengalami pergulatan pemikiran, para pendiri bangsa ini akhirnya sepakat
dengan lima pasal yang kemudian dijadikan sebagai landasan hidup dalam
berbangsa dan bernegara.
Menurut Mr. Mohammad. Yamin sebagaimana yang disampaikan dalam
sidang BPUPKI pada 29 Mei 1945, isinya sebagai berikut: (1) Prikebangsaan
(2)Prikemanusiaan (3) Priketuhanan (4) Prikerakyatan (5) Kesejahteraan
rakyat.
Sedangkan menurut Soekarno yang disampaikan pada 1 Juni 1945 di
depan sidang BPUPKI, Pancasila memuat hal sebagai berikut: (1)
Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia (2) Internasionalisme atau
prikemanusiaan (3) Mufakat atau demokrasi (4) Kesejahteraan sosial dan (5)
Ketuhanan yang berkebudayaan. Pancasila dalam piagam Jakarta yang
disahkan pada 22 Juni 1945 adalah sebagai berikut: (1) Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk pemeluknya, (2)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5
memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena sila-sila dari Pancasila itu
terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, selain itu, ideologi kediktatoran juga
ditolak, karena bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
berprikemanusiaan dan berusaha untuk berbudi luhur.
2. Apakah fungsi dari filsafat Pancasila tersebut bagi bangsa dan Negara
Indonesia?
3. Apakah yang menjadi bukti bahwa ideologi Pancasila menjadi dasar dari
filsafat Negara Indonesia?
1.3 Tujuan
6
3. Sebagai sarana untuk memahami ideologi pancasila sebagai ideologi
Negara Indonesia.
1.4 Manfaat
7
BAB II
LANDASAN TEORI
8
Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari
pencerminan nilai nilai luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung
5 isi di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan yang maha esa, dua, kemanusiaan
yang adil dan beradab, tiga, persatuan indonesia, keempat, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan, perwakilan,
kelima, keadilan bagi seluruh rakyat indonesia.
Secara historis pancasila muncul pada tanggal 01 Juni 1945 yang pada saat
itu presiden Ir. Soekarno berpidato tanpa teks mengenai rumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara. Kemudian, Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
memproklamirkan kemerdekaan, keesokan harinya 18 Agustus 1945
disahkanlah UUD 1945 termasuk Pembukaannya dimana didalamnya
terdapat rumusan lima Prinsip sebagai Dasar Negara yang kemudian dikenal
dengan nama Pancasila. Sejak saat itulah Pancasila menjadi Bahasa
Indonesia yang umum. Jadi walaupun pada Alinea 4 Pembukaan UUD 45
tidak termuat istilah Pancasila namun yang dimaksud dasar Negara RI adalah
disebut istilah Pancasila hal ini didasarkan pada interprestasi (penjabaran)
historis terutama dalam rangka pembentukan Rumusan Dasar Negara.
9
1. Plato (427SM – 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur
murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah
pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli).
2. Aristoteles (384 SM – 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala
benda).
3. IBNUSINA Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak
berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan
filsafat amalan. Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah:
(1)Ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang
membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu
itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu
yang dapat dilihat dan didengar;
(2) Ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita
bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya
yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
Selain itu, terdapat pengertian lain yaitu filsafat sebagai ilmu dan
filsafat sebagai pandangan hidup, serta filsafat dalam arti teoritis dan filsafat
dalam arti praktis.
10
menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain,
mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti
proses dan filsafat dalam arti produk.
11
Filsafat sebagai pemikiran pemikir (filsuf) merupakan suatu ajaran atau
system nilai, baik sebagai ideologi yang dianut suatu masyarakat atau bangsa
dan Negara maupun berwujud pandangan hidup atau filsafat hidup.
Yang demikian itu sudah menjadi tata nilai yang melembaga sebagai
suatu paham (isme) dalam mempengaruhi kehidupan modern. Misalnya
komunisme, fasisme, dll.
12
2.3 Aliran-aliran Filsafat
1. Materialisme
2. Dualisme
Dualisme adalah ajaran atau faham yang memandang alam ini terdiri atas
dua macam hakikat yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani. Kedua macam
hakikat itu masing-masing bebas berdiri sendiri, sama asasi dan abadi.
Perhubungan antara keduanya itu menciptakan kehidupan dalam alam.
Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini
adalah terdapat dalan diri manusia.
3. Empirisme
13
Empirisme berasal dari kata Yunani “empiris” yang berarti pengalaman
indriawi. Karena itu, empirisme dinisbatkan kepada faham yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan, baik pengalaman batiniah
yang menyangkut pribadi manusia. Pada dasarnya aliran ini sangat
bertentangan dengan rasionalisme.
4. Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham atau aliran yang berdasar rasio, ide-ide yang
masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman
rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke-XVII sampai akhir abad
ke-XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah
penggunaan yang eksklusif daya akal budi (ratio) untuk menemukan
kebenaran. Ternyata, penggunaan akal budi yang demikian tidak sia-sia,
melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali akibat perkembangan
yang pesat dari ilmu-ilmu alam.
1. Hierarkhis Piramidal,
artinya saling menjiwai antar sila (sila yang satu menjiwai sila yang
lainnya, demikian pula sebaliknya).
Contoh : Sila ke 1 menjiwai sila 2-5
2. Monotheis Religius,
14
artinya Negara berdasarkan atas keTuhanan YME. Kehidupan
beragama di Indonesia merupakan bagian dari “urusan” pemerintah, yang
harus diwujudkan serta dijaga harmonisasinya dalam masyarakat
Indonesia yang bersifat majemuk (beraneka ragam) ini.
3. Monodualis dan Monopluralis
Monodualis, erat kaitannya dengan hakekat manusia sebagai makhluk
dwi tunggal artinya manusia sebagai makhluk individu sekaligus
sebagai makhluk sosial.
15
keseluruhannya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan
sistem), dan terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks. Pancasila
menjadi landasan dan falsafah dasar negara telah membuktikan dirinya
sebagai wadah yang dapat menyatukan bangsa. Dengan Pancasila bangsa
Indonesia diikat oleh kesadaran sebagai satu bangsa dan satu negara.
Pancasila memberikan ciri khas dalam kehidupan bangsa dan negara
Indonesia.
16
Rumusan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramidal :
o Sila pertama : Meliputi dan menjiwai sila-sila kedua,
ketiga, keempat dan kelima.
o Sila kedua : Diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi
dan menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima.
o Sila ketiga : Diliputi dan dijiwai sila pertama dan
kedua, meliputi dan menjiwai sila keempat dan kelima.
o Sila keempat : Diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua
dan ketiga, meliputi dan menjiwai sila kelima.
o Sila kelima : Diliputi dan dijiwai sila pertama, kedua,
ketiga, dan keempat.
17
permusyawaratan/perwakilan dan berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berperisatuan Indonesia dan
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-
Ketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berperisatuan Indonesia dan berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Ini merupakan bukti bahwa sila-sila Pancasila merupakan kesatuan atau
sebagai Sistem Filsafat.
18
BAB III
PEMBAHASAN
Sumber : https://regional.kompas.com/read/2018/11/30/19373921/seorang-petani-bunuh-
istrinya-yang-menuntut-hidup-mewah
DR (38) pria asal Dukuh Tugusari, Desa Bonorowo, Kebumen, Jawa
Tengah bersujud di kaki ayahnya karena menyesal telah membunuh istrinya
sendiri, Kamis (29/11/2018).
Kronologi bermula saat tersangka memasuki rumah sepulang dari kegiatan
ronda malam. Selanjutnya, tersangka berbaring di samping istrinya di depan
televisi, namun posisinya saling membelakangi karena sedang tidak harmonis.
“Saat berbaring tersangka merasa tersinggung karena istrinya (korban)
berkali-kali meludah ke tembok. Tersangka menegur korban karena dianggap
tidak sopan,” ujar Aji. Selanjutnya tersangka keluar untuk buang air besar.
Namun setelah kembali dari kamar kecil, tersangka justru memasuki gudang
19
dan mengambil sebilah sabit yang biasa digunakan untuk merumput. “Setelah
menemukan sabit, tersangka menghampiri istrinya yang masih tiduran dan
menyabetkannya ke tubuh sang istri,” jelasnya. Pada posisi ini, sang istri tak
berdaya. Sementara sang suami yang kalap semakin menjadi. Dia menganiaya
Eni hingga tewas di tempat. Mengetahui korban sudah tak bergerak, tersangka
lalu kembali pergi ke gudang dan menemukan obat pembasmi serangga Lenit.
Tersangka pun berusaha mengakhiri hidupnya dengan menenggak obat
serangga itu. Namun upayanya untuk bunuh diri gagal setelah tim dokter dari
RSUD Prembun berhasil mengatasi keracunannya tersebut. Untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya, polisi menjerat tersangka dengan
Pasal 338 KUHP subs Pasal 44 ayat (3) UU RI No. 23 Th 2004 tentang KDRT
ancaman 15 tahun penjara.
1. Wapiq R. Z. (6)
Pertanyaan:
Hubungan filsafat dengan studi kasus itu apa?
Jawaban:
Menyimpang dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dimana
dijelaskan bahwa Negara Indonesia adalah rakyak yang beragama.
membunuh sama dengan megambil nyawa seserorang dengan sengaja maupu
tidak, dalam kasus ini seorang pembunuh telah melanggara nilai-nilai agama.
Agama manapun tidak memperbolehkan umatnya melakukan pembunuhan.
Manusia diciptakan Tuhan saling menjaga, mengasihi daan saling
menyayangi satu sama lain. Setiap agama tentunya mengajarkan nilai-nilai
kebaikan. Juga melanggar sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab dimana dalam sila kedua ini menjelaskan bahwa sebagai rakyat
Indonesia sebaiknya memperlakukan setiap manusia secara adil dan beradab
dengan cara saling mengasihi sesama manusia, mengembangkan sikap rasa
toleransi, tidak semena-mena terhadap orang lain dan menjujung tinggi nilai
kemanusiaan. Dari sila kedua ini juga menjelaskan kita sebagai manusia
20
seharusnya saling mengasihi sesama manusia dan memperlakukan manusia
sewajarnya.
Jawaban:
Sila pertama: wajib memeluk agama sesuai dengan kepercayaan masing-
masing
Sila kedua: wajib menghargai dan menjaga Hak Asasi Manusia
Sila ketiga: menjunjung tinggi bela Negara
Sila keempat: hubungan masyarakat dengan pemerintah harus seimbang dan
transparan serta memecahkan suatu masalah dengan musyawarah mufakat
Sila kelima: hak dan kewajiban tiap masyarakat harus seimbang
Jawaban:
Pancasila tidak termasuk dalam jenis filsafat, namun Pancasila itu sendiri
yang dijadikan filsafat dalam pola piker membuat aturan dan kehidupan
berbangsa.
Jawaban:
Pikiran para pendahulu (pendiri bangsa Indonesia) yang menjadikan
Pancasila sebagai dasar dalam berpikir logis.
21
5. Ghani Rahmat K. (1)
Pertanyaan:
Apa beda filsafat dengan sumber hukum?
Jawaban:
Filsafat itu mengedepankan logika dalam membuat aturan dan bertindak
sedangkan sumber hokum itu dijadikan landasan untuk membuat hukum
yang lain.
Jawaban:
Segala hukum harus dilandasi Pancasila. Dia dapat melingkup segala aspek
kehidupan dan landasan berpikir logis sebelum membuat suatu aturan.
Jawaban:
Pancasila sebagai produk filsafat yaitu Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia 1945 karena Pancasila melandasi pembuatan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Pancasila sebagai proses
yaitu untuk mencapai sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara yang
harmonis maka rakyat Indonesia harus berpedoman pada Pancasila dalam
segala aspek kehidupan.
22
Jawaban:
Pancasila saja sudah cukup untuk menjadi pedoman untuk berpikir logis
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam segala aspek kehidupan.
Jadi menurut kelompok kami, aturan lain tidak dibutuhkan sebagai system
filsafat untuk menyandingkannya dengan Pancasila.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai filsafat harus bisa dijadikan sebagai pandangan hidup dan
pola pikir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semua
peraturan yang ada di Indonesia haruslah sejalan dengan pola pikir yang
Pancasilais.
4.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25