DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Rofidah (06031282227055)
2. Desi Kurniati (06031282227035)
3. Miftahul Jannah (06031382227082)
4. Amrina Rosyada (06031182227011)
5. Ulfa Jayanti (06031182227001)
DOSEN PENGAMPUH :
RANDI S.Sos., M.Si
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nyasehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan
populerdisebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce gronslag). Dalam kedudukan ini
Pancasilamerupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara,termasuk dalam sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga
Pancasila merupakan sumbernilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia.
Oleh karenanya, Pancasilamerupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun yang
tak tertulis.
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itudalam
segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system
peraturanperundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila
dalam konteksketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan ketatanegaraan, segala
aturan yangdibuat harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang tertulis dalam Pancasila.
Mengingat Pancasilaadalah sumber dari segala sumber hukum.Hal ini tidak lepas pula dari
eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam konteksketatanegaraan Indonesia memiliki
kedudukan yang sangat penting karena memiliki statussebagai staasfundamentalnorm dan
berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD
1945, sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR 9 juni 1966 yang menandaskan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah di murnikan dan di padatkan oleh PPKI atas
nama rakyat indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS dengan ketetapan No.XX/MPRS/1966.
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan
kedudukan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertip hukum di
Indonesia.
Pancasila memiliki sifat dasar yang pertama dan utama yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag)Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945
oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka. Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kekuatan serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik. Pancasila merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang telah diuji kebenaran dan kesaktiannya, sehingga
tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia pada zaman
reformasi telah menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi selama lebih dari puluhan tahun.
2
banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.Oleh karena itu norma – norma yang
terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah
timbuil perpecahan . DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :
• Norma Agama
Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua rakyat
Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini
diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing – masing dan
saling menghargai.
• Norma Moral atau Norma Kesusilaan
Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti kita atau etika
kita.Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan masyarakat
maupun di dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita menyikapi lingkungan
agar kita dapat diterima dan mudah untuk bersosialisasi.
• Norma kesopanan
Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga disebut
norma adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku dimasyarakat , pada
suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma kesopanannya . Sanksi dari norma
ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.
• Norma Hukum
Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh negara atau
pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan juga memaksa setiap
rakyat . Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan perundang – undangan tentang lalu
lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat dari norma
ini biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.
3
dihayati dan diamalkan dalam melestarikan dan mengembangkan dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Sosiologis
EksistensiPancasila dilihat dari aspek sosiologis adalahperwujudan dan kristalisasi dari
keyakinan serta perilaku kehidupan masyarakat sejak dulu, kini dan yang akan datang. Pancasila
lahir dari perilaku kehidupan masyarakat yang tercermin dari sikap dan perilakunya sehari – hari
seperti seperti dalam kehidupan rohaniah (keyakinan) terhadap sesuatu yang gaib (Ketuhanan
Yang Maha Esa – Theologis). Hidup rukun, antar sesama warga bangsa, memelihara dan
mengutamakan kebersamaan / persatuan, budaya musrawarah untuk mencapai mufakat dalam
menghadapi setiap persoalan dan saling melindungi dan mensejahterakan diantara sesama warga
bangsa. Dengan demikian, secara sosiologis, Pancasila sudah Tertanam dalam jiwa dan raganya
kehidupan warga bangsa.
• Politis
Perlu ditegaskankembali bahwa secaraPolitis, Pancasila merupakankebijakan pemerintah
NKRI dalam menatakultur (budaya) dan struktur politik Bangsa Indonesia guna mengisi dan
menjadi jiwa tatananlingkup kehidupan infrastruktur politik dan suprastruktur politik
termasukdalam hubungan timbal balik sesama struktur politik termaksud. Oleh karena itu,
Pancasila sebagai sumber politik harus dipegang teguh oleh kalangan supra struktur pilitik maupun
infrastrukturpolitik dan seluruh wargabangsa, termasuk kalangan generasi muda/mahasiswa dalam
menata dan mengembangkan kehidupannya.
4
1. Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga
Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
2. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
3. Asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
4. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara matif. Dampak
konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.
5
Rumusan Pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang integral,
yang saling mengandaikan dan saling mengunci. Ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan
bernegara, tetapi diletakkan dalam konteks negara kekeluargaan yang sama, yang mengatasi
paham perseorangan dan golongan, selaras dengan visi kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009-2014, 2013 : 88).
2. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Untuk memahami urgensi Pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu :
a) Institusional (Kelembagaan).
Pendekatan Institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang
bersumber pada nilai- nilai Pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi unsur-unsur
sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya
kepentingan nasional (national interest), yang berakhir pada terwujudnya masyarakat adil
dan makmur.
b) Human Resourses (Personal/Sumber Daya Manusia).
Human Resourses terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang
jabatan dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila
secara murni dan konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga
formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mewujudkan kepentingan
rakyat.
Demikian pula, pada tahap implementasi yang harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip
good governance, antara lain transparansi, akuntabilitas, dan fairness (kesetaraan dan kewajaran)
sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan warga negara yang
bergerak dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis
yang menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan
monopsoni, serta warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan
bidang politik (infrastruktur politik). Dalam kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang sosial
maupun bidang politik semestinya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan kaidah penuntun.
Sehingga, Pancasila akan menjadi etika politik yang mengarahkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam suasana kehidupan yang harmonis.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti
perilaku para penyelenggara pelaksanaan pemerintah negara, harus sesuai dengan perundang-
undangan yang mencerminkan nilai- nilai Pancasila. Apabila nilai-nilai Pancasila diamalkan
secara konsisten, baik oleh penyelenggara negara maupun seluruh warga negara, maka akan
6
terwujud tata kelola pemerintahan yang baik. Kemudian, cita-cita dan tujuan negara dapat
diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila memiliki sifat dasar yang pertama dan utama yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag)Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945
oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kekuatan serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik. Pancasila merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang telah diuji kebenaran dan kesaktiannya, sehingga
tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia pada zaman reformasi telah
menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi selama lebih dari puluhan tahun.
Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara
dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk
salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara.
Pancasila secara sah telah diterima dan ditetapkan menjadi dasar dan ideologi negara
Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara merupakan milik
bersama akan memudahkan semua stakeholder bangsa dalam membangun negara berdasarkan
prinsip-prinsip konstitusional.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar warga negara Indonesia mampu menerapkan konsep Pancasila
dalam sistem keamanan. Penulis juga menyarankan setelah mengetahui penjelasan mengenai
konsep dan urgensi Pancasila dalam konteks ketatanegaraaan, maka disarankan untuk menerapkan
dan melaksanakan konsep tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyarankan kepada pembaca khususnya mahasiswa setelah membaca makalah ini
diharapkan mahasiswa dapat menerapkan konsep Pancasila ini ke dalam kehidupan sehaari-hari,
karena mengingat betapa pentingnya Pancasila ini dalam system ketatanegaraan. Selain itu,
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini agar penulis dapat
memperbaiki kekurangan dari tugas makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA