Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

KONSEP DAN URGENSI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. Rofidah (06031282227055)
2. Desi Kurniati (06031282227035)
3. Miftahul Jannah (06031382227082)
4. Amrina Rosyada (06031182227011)
5. Ulfa Jayanti (06031182227001)

DOSEN PENGAMPUH :
RANDI S.Sos., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nyasehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 20 Januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

1.3 Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

2.2 Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara .......................................................................... 2

2.2 Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Negara ....................................................................... 2

2.3 Sumber Historis, Sosiologi, Politis Tentang Pancasila .................................................... 3

2.4 Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Negara ............................................. 4

2.5 Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara ...................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 8

3.2 Saran ................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan
populerdisebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce gronslag). Dalam kedudukan ini
Pancasilamerupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara,termasuk dalam sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga
Pancasila merupakan sumbernilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia.
Oleh karenanya, Pancasilamerupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun yang
tak tertulis.
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itudalam
segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system
peraturanperundang – undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila
dalam konteksketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan ketatanegaraan, segala
aturan yangdibuat harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang tertulis dalam Pancasila.
Mengingat Pancasilaadalah sumber dari segala sumber hukum.Hal ini tidak lepas pula dari
eksistensi pembukaan UUD 1945, yang dalam konteksketatanegaraan Indonesia memiliki
kedudukan yang sangat penting karena memiliki statussebagai staasfundamentalnorm dan
berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


2. Mengapa Pancasila dijadikan konteks ketatanegaraan.
3. Bagaimana konsep Pancasila sebagai ketatanegaraan.
4. Apa saja dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara.
5. Bagaimana esensi dan urgensi Pancasila sebagai dasar negara

1.3 Tujuan dan Manfaat


Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dan manfaat dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Pancasila sebagai konteks
ketatanegaraan.
2. Untuk mengetahui dan memahaami konsep Pancasila sebagai dasar ketatanegaraan.
3. Untuk mengetahui dan memahami dinamika dan tantangan Pancasila dalam dasar
negara.
4. Untuk mengetahui dan memahami esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pengertian pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD
1945, sebagaimana tertuang dalam Momerandum DPR-GR 9 juni 1966 yang menandaskan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah di murnikan dan di padatkan oleh PPKI atas
nama rakyat indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Memorandum DPR-GR disahkan pula oleh MPRS dengan ketetapan No.XX/MPRS/1966.
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan
kedudukan pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertip hukum di
Indonesia.
Pancasila memiliki sifat dasar yang pertama dan utama yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag)Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945
oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka. Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kekuatan serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik. Pancasila merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang telah diuji kebenaran dan kesaktiannya, sehingga
tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia pada zaman
reformasi telah menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi selama lebih dari puluhan tahun.

2.2 Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang
wajib diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.Kandungan dari sila – sila Pancasila secara garis
besar terbagi atas beberapa tingkatan yang pertama adalah nilai dasar , instrumental dan praktis .
Pancasila juga mengandung nilai moral dan norma yang harus diterima oleh seluruh warga negara
karena hal tersebut menjadi landasan bagi kehidupan bersama di Indonesia.Meskipun Pancasila
terdiri dari lima sila berbeda tetapi semua saling melengkapi dan menjadikan Pancasila sebagai
satu kesatuan yang utuh untuk jadi pedoman kehidupan Bersama di Indonesia.
Setiap negara pasti ingin tetap kokoh dan tidak mudah terjadi perselisihan diantara
warganya , hal tersebut membuat pentingnya kita memiliki dasar negara dan ideologi yang kuat
dan disusun dengan seksama. Pancasila tidak mengadopsi ideologi dari manapun sehingga nilai –
nilai Pancasila kita lebih unggul dan juga lebih cocok karena berdasarkan kebiasaan dan sifat
warga negara Indonesia sendiri. Alasan Pancasila sangat dibutuhkan karena kita memiliki banyak
sekali suku , budaya , agama dan juga secara demografis kondisi wilayah Indonesia sangat besar
dan terdiri dari pulau – pulau yang dipisahkan oleh laut yang sangat luas , ini bisa membuat
Indonesia sangat cepat berkembang tetapi juga dapat membuat kehidupan di Indonesia menjadi

2
banyak pandangan sehingga dapat menimbulkan perpecahan.Oleh karena itu norma – norma yang
terkandung dalam Pancasila dapat kita gunakan dalam dasar kehidupan bangsa agar tidak mudah
timbuil perpecahan . DIantara lain norma – norma yang terkandung didalam Pancasila yakni :
• Norma Agama
Norma agama disebut juga norma kepercayaan ini ditunjukkan kepada semua rakyat
Indonesia untuk dapat beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa . Dengan adanya norma ini
diharapkan setiap rakyat Indonesia dapat berpegang teguh kepada agama nya masing – masing dan
saling menghargai.
• Norma Moral atau Norma Kesusilaan
Norma Moral adalah norma yang paling dasar dalam mengatur budi pekerti kita atau etika
kita.Norma moral ini menentukan bagaimana cara kita dapat menilai lingkungan masyarakat
maupun di dalam rumah . Norma ini berasal dari diri sendiri bagaimana kita menyikapi lingkungan
agar kita dapat diterima dan mudah untuk bersosialisasi.
• Norma kesopanan
Norma ini juga disebut norma sopan santun , tata krama maupun kadang juga disebut
norma adat . Norma ini didasarkan kebiasaan rakyat Indonesia dalam berlaku dimasyarakat , pada
suatu daerah dengan daerah lain berbeda dasar – dasar norma kesopanannya . Sanksi dari norma
ini biasanya berasal dari masyarakat setempat.
• Norma Hukum
Norma hokum berasal dari luar rakyat, biasanya norma hukum dibuat oleh negara atau
pihak setempat yang mendapatkan kekuasaan penuh dalam mengatur dan juga memaksa setiap
rakyat . Contohnya adalah negara membuat sebuah peraturan perundang – undangan tentang lalu
lintas untuk mengatur rakyatnya agar lalu lintas jadi lebih teratur. Sanksi yang didapat dari norma
ini biasanya didapatkan pada persidangan resmi yang dipimpin hakim.

2.3 Sumber Historis, Sosiologi, Politis Tentang Pancasila


• Historis
Dilihat dari aspek historis, eksistensiPancasila sebagai dasar negara diawali dari sidang
umum Badan Penyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) terutama
melalui pidato Ir. Soekarno. Akan tetapi, yang kiniditetapkan dan disepakati sebagai dasarnegara
adalah sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Pancasila sebagai dasar
negara tersebut, juga berfungsi sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, ideologi
nasional, karakteristik bangsa, kultur kehidupan bangsa yang harus terwujud dan diwujudkan
dalam setiap sikap, tekad, semangat, disiplin, dan tanggung jawab yang bermuara pada kejujuran
dari setiap warga bangsa dalam hidupdan kehidupannya di bumi NKRI. Intinya, Pancasila harus

3
dihayati dan diamalkan dalam melestarikan dan mengembangkan dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Sosiologis
EksistensiPancasila dilihat dari aspek sosiologis adalahperwujudan dan kristalisasi dari
keyakinan serta perilaku kehidupan masyarakat sejak dulu, kini dan yang akan datang. Pancasila
lahir dari perilaku kehidupan masyarakat yang tercermin dari sikap dan perilakunya sehari – hari
seperti seperti dalam kehidupan rohaniah (keyakinan) terhadap sesuatu yang gaib (Ketuhanan
Yang Maha Esa – Theologis). Hidup rukun, antar sesama warga bangsa, memelihara dan
mengutamakan kebersamaan / persatuan, budaya musrawarah untuk mencapai mufakat dalam
menghadapi setiap persoalan dan saling melindungi dan mensejahterakan diantara sesama warga
bangsa. Dengan demikian, secara sosiologis, Pancasila sudah Tertanam dalam jiwa dan raganya
kehidupan warga bangsa.
• Politis
Perlu ditegaskankembali bahwa secaraPolitis, Pancasila merupakankebijakan pemerintah
NKRI dalam menatakultur (budaya) dan struktur politik Bangsa Indonesia guna mengisi dan
menjadi jiwa tatananlingkup kehidupan infrastruktur politik dan suprastruktur politik
termasukdalam hubungan timbal balik sesama struktur politik termaksud. Oleh karena itu,
Pancasila sebagai sumber politik harus dipegang teguh oleh kalangan supra struktur pilitik maupun
infrastrukturpolitik dan seluruh wargabangsa, termasuk kalangan generasi muda/mahasiswa dalam
menata dan mengembangkan kehidupannya.

2.4 Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara
dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk
salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada
masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik
(Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas). Bahkan pada masa reformasi masih mengalami
pasang surut yakni,enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang pancasila, bahkan
berujung pada hilangnya pancasila dikurikulum nasional. Meskipun pada akhirnya timbul
kesadaran penyelenggara negara tentang pendidikan pancasila di perguruan tinggi.
Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara. Unsur-unsur yang mempengaruhi
tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal.
Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut :

4
1. Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga
Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
2. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
3. Asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
4. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara matif. Dampak
konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.

2.5 Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara


1. Esensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila secara sah telah diterima dan ditetapkan menjadi dasar dan ideologi negara
Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara merupakan milik
bersama akan memudahkan semua stakeholder bangsa dalam membangun negara berdasarkan
prinsip-prinsip konstitusional.
Pancasila adalah substansi esensial yang mendapatkan kedudukan formal yuridis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu,
rumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perumusan Pancasila yang menyimpang
dari pembukaan secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah atas Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Kaelan, 2000 : 91-92).
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
1) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian hukum Indonesia yang dalam
Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia dijelaskan lebih lanjut ke dalam
empat pokok pikiran.
2) Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar (UUD)
1945.
3) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis maupun tidak
tertulis).
4) Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk penyelenggara partai dan
golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
5) Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan negara, para
pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena semangat tersebut adalah
penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan negara karena masyarakat senantiasa
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat.
(Kaelan, 2000 : 198-199).

5
Rumusan Pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang integral,
yang saling mengandaikan dan saling mengunci. Ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan
bernegara, tetapi diletakkan dalam konteks negara kekeluargaan yang sama, yang mengatasi
paham perseorangan dan golongan, selaras dengan visi kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode
2009-2014, 2013 : 88).
2. Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Untuk memahami urgensi Pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan 2 (dua)
pendekatan, yaitu :
a) Institusional (Kelembagaan).
Pendekatan Institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara yang
bersumber pada nilai- nilai Pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi unsur-unsur
sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya
kepentingan nasional (national interest), yang berakhir pada terwujudnya masyarakat adil
dan makmur.
b) Human Resourses (Personal/Sumber Daya Manusia).
Human Resourses terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang
jabatan dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila
secara murni dan konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga
formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mewujudkan kepentingan
rakyat.
Demikian pula, pada tahap implementasi yang harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip
good governance, antara lain transparansi, akuntabilitas, dan fairness (kesetaraan dan kewajaran)
sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), dan warga negara yang
bergerak dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika bisnis
yang menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan
monopsoni, serta warga negara yang bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan
bidang politik (infrastruktur politik). Dalam kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang sosial
maupun bidang politik semestinya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan kaidah penuntun.
Sehingga, Pancasila akan menjadi etika politik yang mengarahkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam suasana kehidupan yang harmonis.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini berarti
perilaku para penyelenggara pelaksanaan pemerintah negara, harus sesuai dengan perundang-
undangan yang mencerminkan nilai- nilai Pancasila. Apabila nilai-nilai Pancasila diamalkan
secara konsisten, baik oleh penyelenggara negara maupun seluruh warga negara, maka akan

6
terwujud tata kelola pemerintahan yang baik. Kemudian, cita-cita dan tujuan negara dapat
diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila memiliki sifat dasar yang pertama dan utama yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag)Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 agustus 1945
oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberikan kekuatan serta
membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang baik. Pancasila merupakan kepribadian
dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yang telah diuji kebenaran dan kesaktiannya, sehingga
tidak ada satu kekuatanpun yang mampu memisahkan pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia pada zaman reformasi telah
menyelamatkan bangsa dari ancaman disintegrasi selama lebih dari puluhan tahun.
Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara
dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk
salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara.
Pancasila secara sah telah diterima dan ditetapkan menjadi dasar dan ideologi negara
Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara merupakan milik
bersama akan memudahkan semua stakeholder bangsa dalam membangun negara berdasarkan
prinsip-prinsip konstitusional.

3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar warga negara Indonesia mampu menerapkan konsep Pancasila
dalam sistem keamanan. Penulis juga menyarankan setelah mengetahui penjelasan mengenai
konsep dan urgensi Pancasila dalam konteks ketatanegaraaan, maka disarankan untuk menerapkan
dan melaksanakan konsep tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyarankan kepada pembaca khususnya mahasiswa setelah membaca makalah ini
diharapkan mahasiswa dapat menerapkan konsep Pancasila ini ke dalam kehidupan sehaari-hari,
karena mengingat betapa pentingnya Pancasila ini dalam system ketatanegaraan. Selain itu,
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan makalah ini agar penulis dapat
memperbaiki kekurangan dari tugas makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Pendidikan Pancasila.


Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Jakarta : Kementrian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Riccky Fattah Raharjo. 2020. PENTINGNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR


KEHIDUPAN BERSAMA DI INDONESIA. https://binus.ac.id/character-
building/pancasila/pentingnya-pancasila-sebagai-dasar-kehidupan-bersama-di-indonesia-
3/.
Sakban, Abdul. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Dosen
Pendidikan dan Kewarganegaraan FKIP UMM.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/10769/1%20Abdul%20Sakban.
pdf?sequence=1&isAllowed=y#:~:text=Konsep%20nilai%20Pancasila%20dalam%20sist
em,tidak%20hanya%20menekankan%20hak%20atau.

Anda mungkin juga menyukai