PENDIDIKAN PANCASILA
GUNAWAN (2105196496)
UNIVERSITAS RIAU
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Esensi dan Urgensi Pancasila menjadi
Dasar Negara” . Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
dari Dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada bapak pengajar mata
kuliah Pendidikan Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam mata kuliah ini,
dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dan memberikan
masukan serta pandangan, sehingga dapat terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan untuk kita semua mengenai Esensi dan Urgensi Pancasila
menjadi Dasar Negara
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB 2 PEMBAHASAN........………………………………….……3
BAB 3 PENUTUP………………………………………………...…14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana esensi dan urgensi pancasila menjadi dasar negara ?
2. Apa hubungan pancasila dengan proklamasi kemerdekaan RI ?
3. Apa hubungan pancasila dengan pembukaan UUD 1945 ?
4. Bagaimana penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD NKRI 1945 ?
5. Bagaimana implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Esensi berasal dari kata essence yang menurut kamus Longman berarti the
most basic and important quality of something, sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) esensi adalah kata benda yang artinya hakikat; inti; hal
yang pokok. Jadi segala sesuatu yang merupakan Hakikat, dasar, inti, sari, hal
yang pokok, penting, ekstrak dan konsentrat dari segala sesuatu disebut esensi
tergantung dalam konteks dan penggunaannya.
1) Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
3
4) Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip toleransi
beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama sehingga tidak boleh
melahirkan kebijakan atau politik hukum yang berdasar atau didominasi oleh satu
agama tertentu atas nama apapun, tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang
hampa agama sehingga setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai
oleh ajaran berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
1) Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib hukum
Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian hukum
Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia
dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
3) Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis). 4) Mengandung norma yang mengharuskan UUD
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara
(termasuk penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur.
4
Setiap sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang integral, yang saling
mengandaikan dan saling mengunci. Ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan
bernegara, tetapi diletakkan dalam konteks negara kekeluargaan yang egaliter,
yang mengatasi paham perseorangan dan golongan, selaras dengan visi
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan kebangsaan, demokrasi
permusyawaratan yang menekankan consensus, serta keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR periode 2009-
2014, 2013: 88).
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik
dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, dan 2) agar partisipasi
aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang
kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.
a. pendekatan institusional
5
Pendekatan institusional yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara
yang bersumber pada nilainilai Pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi
unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara
atau terpenuhinya kepentingan nasional (national interest), yang bermuara pada
terwujudnya masyarakat adil dan makmur
Human resources terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang
jabatan dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai
Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan tanggung
jawabnya sehingga formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang
mengejawantahkan kepentingan rakyat.
Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia sebagai asas kerohanian dan dasar
filsafat negara merupakan unsur penentu daripada ada dan berlakunya tertib
hukum bangsa Indonesia dan pokok kaidah negara yang fundamental. Sedangkan
proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang bertekat
untuk merdeka yang disemangati oleh jiwa Pancasila. Perjuangan bangsa
6
indonesia ini kemudian di jiwai, disemangati, didasari oleh nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai-nilai dalam pancasila yang mendasari
perjuangan bangsa indonesia untuk merebut kemerdekaan yang puncaknya
ditandai dengan proklamasi. Pada peristiwa proklamasi juga dilakukan
penegakan, penyelamatan, dan pengangkatan derajat nilai-nilai pancasila yang
mana pada saat penjajahan nilai-nilai tersebut telah direndahkan, dilecehkan, serta
diinjak-injak.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah pencerminan Falsafah hidup / pandangan hidup, rahasia
hidup dan tujuan hidup kita sebagai bangsa. Lepasnya nilai-nilai pancasila dari
belenggu penjajahan juga tidak lepas dari besarnya keinginan rakyat Indonesia
pada saat itu untuk merdeka, persatuan dan kesatuan juga berperan penting dalam
proses pemerdekaan Indonesia. Dimana persatuan dan kesatuan juga merupakan
salah satu nilai yang terkandung dalam pancasila.
Suasana kebatinan UUD 1945 bersumber pada dasar filsafat negara yaitu
pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia. Notonagoro (1982:24-26) menegaskan
bahwa Undang-Undang Dasar tidak merupakan peraturan hukum yang tertinggi.
Di atasnya, masih ada dasardasar pokok bagi Undang-Undang Dasar, yang
dinamakan pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm).
7
2) Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD1945 sebagai
staatsfundamentalnorm. Secara ilmiah-akademis, Pembukaan UUD 1945 sebagai
staatsfundamentalnormmempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak
berubah bagi negara yang dibentuk, dengan perkataan lain, jalan hukum tidak lagi
dapat diubah (Notonagoro, 1982: 25).
8
Pasal 1 “kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang”.
Pasal 32(2) “negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional”.
Pasal 35 “bendera negara Indonesia ialah sang merah putih”.
Pasal 36(A) “lambang negara ialah garuda pancasila dan semboyannya adalah
bhineka tunggal ika”.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Pasal 37(3) “untuk mengubah pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR”.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Pasal 34(1) “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan”.
Pasal 34(2) “negara mengembangkan sistem jaminan”
a. Bidang Politik
9
tidak boleh dilakukan oleh beberapa kelompok saja, melainkan seluruh rakyat
Indonesia juga yang memiliki peran yang sangat penting dalam membangun
bangsa ini.
Implementasi asas kedaulatan rakyat dalam sistem politik Indonesia, baik pada
sektor suprastruktur (lembaga politik negara) maupun infrastruktur politik
(lembaga kemasyarakatan negara), dibatasi oleh konstitusi. Hal inilah yang
menjadi hakikat dari konstitusionalisme, yang menempatkan wewenang semua
komponen dalam sistem politik diatur dan dibatasi oleh UUD, dengan maksud
agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan oleh siapapun. Dengan demikian,
pejabat publik akan terhindar dari perilaku sewenang-wenang dalam merumuskan
dan mengimplementasikan kebijakan publik, dan sektor masyarakat pun akan
terhindar dari perbuatan anarkis dalam memperjuangkan haknya.
b. Bidang Ekonomi
2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ada kehendak kuat dari seluruh
masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian), sesuai asas-asas
kemanusiaan;
5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adanya imbangan yang jelas
dan tegas antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi dalam
10
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi untuk mencapai keadilan ekonomi dan
keadilan sosial.
11
royong merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh Negara
lain pada zaman ini maupun zaman dahulu.
d. Bidang HanKam
12
melainkan merupakan tugas seluruh warga Negara. Karena kita yang memiliki
Negara ini, maka kita yang memiliki kewajiban untuk menjaganya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/pajeglempung/buku-ajar-mata-kuliah-wajib-umum-
pendidikan-pancasila-perguruan-tinggi-mahasiswa
15