DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK V
KELAS HES 1B
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA
SEBAGAI DASAR NEGARA”. Makalah ini berisi tentang Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara, Argumen tentang Tantangan terhadap
Pancasila, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara, Hubungan
Pancasila dengan Proklamasi, Implementasi Pancasila dalam Perumusan
Kebijakan.
Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
2. Orang tua kami, yang selalu memberikan dukungan dan doa restunya
yang tak pernah berhenti,
3. Teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan masukan serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya
kami dapat membuat suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang..................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
Argumen Tentang Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara........................3
Argumen Tentang Tantangan terhadap Pancasila............................................8
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara.......................................10
Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dan UUD 1945................................15
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Negara...........................................17
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................................21
Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
dari kata “Norma”, yang berarti hukum atau “kaidah” dan kata “Dasar”, yang
berarti “pokok” atau “Fondamen”, jadi norma dasar berarti hukum pokok atau
kaidah pokok. Karena itu yang dimaksud dengan pancasila sebagai Norma Dasar
Negara Republik Indonesia ialah pancasila yang menjadi hukum pokok dalam
negara bangsa Indonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang berlaku
dalam negara bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika
tidak bertentangan dengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila
merupakan “sumber dari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap
warganegara yang menjalankan dan mematuhi semua peraturan yang ada secara
terortis telah mengamalkan pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar
Negara, pengalaman pancasila pada hakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai
pancasila di dalam berbagai kesatuan negara guna mengatur pelaksanaan berbagai
macam pola dan bidang kehidupan, agar benar-benar sesuai dan dijiwai oleh nilai-
nilai pancasila.
1.3. Tujuan
1) Mengetahui dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara
2) Membuat argumen tentang tantangan terhadap pancasila
3) Mengetahui esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara
4) Memahami hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD
1945, dan pasl-pasal UUD 1945.
5) Mengetahui implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yang
sangat panjang. Pada awalnya pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang ada dalam adat istiadat, agama, serta dalam
pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu nilai pancsila telah diyakini
kebenarannya, kemudian diangkat menjadi dasar negara sekaligus sebagai
ideologi bangsa.
Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal
1 juni 1945 pada sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut
baik oleh para anggota rapat. Dengan demikian dicapailah kesepakatan bahwa
Indonesia akan dibangun atas dasar lima sila yang disebut Pancasila.
3
Belanda) di lain pihak Jepang melakukan pomboman terhadap kekuatan armada
Amerika Serikat di Pearl Harbour.
4
B. Perkembangan Pancasila pada Masa Berlakunya UUD 1945 yang pertama
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat
itulah bangsa Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945
BPUPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan
demikian, maka pancasila yang dalam artian lima dasar negara resmi menjadi
dasar negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
5
tertahan di dalam periode ini. Bahkan perkembangan atau pemikiran mengenai
pancasila menunjukkan suatu kemajuan di kalangan masyarkat akademis.
a. Membubarkan Konstituante
b. Menyatakan berlakunya kemnbali UUD 1945 dan tidak berlakunya
lagi UUDS 1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)\
6
sila keempat pancasila mengenai pengambilan keputusan berdasarkan
pemusyawaratan perwakilan. Soekarno juga menyampaikan sebuah konsep politik
integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu nasionalis, agama, dan komunis
(NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering dibandingkan dengan dasar
negara Indonesia sendiri.
7
dilihat dari perilaku atau sifat yang muncul di masyarakat atau bahkan dalam
pemerintahan sendiri. Masih banyak penyelewangan-penyelewangan yang terjadi
di dunia politik, atau bahkan masih ada orang yang dengan sengaja memaksakan
kehendak demi kepentingannya sendiri.
Pada era globalisasi ini banyak hal yang akan merusak mental dan nilai
moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia. Dengan
demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan mental-ideologi
bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa menjadi benteng
moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan
bernegara yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.
8
Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-
paham yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat dilihat
dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam kehidupan
bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia yang memiliki
sifat religius, santun, dan gotong-royong.
9
secara masif serta sistematis dalam membudayakan nilai-nilai
Pancasila bagi para aparatur negara.
10
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
hukum) sekaligus.
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
bukanlah penganut liberalisme, melainkan secara ideologis menganut
prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan titik berat
pada
kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
4. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip
toleransi beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama
sehingga tidak boleh melahirkan kebijakan atau politik hukum yang
berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu atas nama apapun,
tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang hampa agama
sehingga
setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai oleh ajaran
berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
11
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Perumusan Pancasila yang menyimpang dari
pembukaan secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah atas
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(Kaelan, 2000: 91 -92).
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib
hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas
kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan
negara, para pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena
semangat tersebut adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara karena masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat (Kaelan, 2000:
198--199)
12
konteks negara kekeluargaan yang egaliter, yang mengatasi paham perseorangan
dan golongan, selaras dengan visi kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja
Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 88).
13
aspek, yaitu orang-orang yang memegang jabatan dalam pemerintahan (aparatur
negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di
dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga formulasi kebijakan
negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan rakyat.
Demikian pula halnya pada tahap implementasi yang harus selalu memperhatikan
prinsip-prinsip good governance, antara lain transparan, akuntabel, dan fairness
sehingga akan terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme); dan warga
negara yang berkiprah dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai
sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free
fight liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni; serta warga negara yang
bergerak dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik
(infrastruktur politik). Dalam kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang
sosial maupun bidang politik seyogyanya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan
kaidah penuntun. Dengan demikian, Pancasila akan menjadi etika politik yang
mengarahkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam suasana
kehidupan yang harmonis.
14
kelola pemerintahan yang baik. Pada gilirannya, cita-cita dan tujuan negara dapat
diwujudkan secara bertahap dan berkesinambungan.
15
A. Hubungan formal
Pancasila sebagai norma dasar hukum positif yang dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian cara kehidupan, tata negara tidak hanya
bertopang kepada asas-asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam
perpaduanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan
asas-asas kultural, religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak
pada pancasila. Berdasarkan tempat terdapatnya pancasila dalam UUD 1945
secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2) Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental
3) Bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai
sesuatu yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum nya
berbeda dengan pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD 1945 yang
intinya adalah pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945,
bahkan sebagai sumber.
4) Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah yang
terlekat pada kelangsunagn hidup negara republik indonesia.
B. Hubungan material
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana yang dijelaskan di atas juga hubungan secara
material sebagai berikut:
1) Ditinjau dari proses perumusan Pancasila secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila
baru kemudian pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urut-urutan tertib
16
hukum Indonesia pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum
yang tertinggi, dan tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila.
Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber nilai,
sumber materi sumber bentuk dan sifat. Dalam pancasila terdapat
penjabaran tertib hukum Indonesia yang mana hal ini menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum Indonesia berhubungan
secara material dengan pancasial.
2) Selain UUD 1945 masih ada hukum dasar tidak tertulis yang juga
merupakan sumber hukum. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa hukum
tidak tertulis ini merumerupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, inilah
yang dimaksuk denagn konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan,
oleh karena itu tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
17
demokrasi. Nilai-nilai pancasila menentang sistem otoriter atau
kediktatoran.
2. Membudayakan Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Ekonomi
Di bidang ekonomi, ekonomi neoliberal yang bertumpu pada kapalitisme
global menjadi arus utama. Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang telah mulai berkenalan dengan kapitalisme global seiring
dengan perekonomian global tersebut. Hal demikian berlangsung sejak
pemerintahan Orde Baru.
Namun demikian, krisis devaluasi rupiah yang lantas menjelma menjadi
krisis moneter sepanjang 1997-1998 telah membutakan mata bahwa
pondasi perekonomian Indonesia yang dibangun atas dasar hutang luar
negeri tidaklah kokoh. Sistem ekonomi kita bertumpu pada eknomi liberal.
Padahal sistem ekonomi di Indonesia secara normatif telah memiliki
pijakannya, yakni sistem ekonomi yang berdasar pancsaila. Sistem
ekonomi yang bersandar pada kerakyatan dan keadilan.
Upaya-upaya dalam rangka membudayakan Pancasila di dalam aspek
kehidupan ekonomi, yaitu dengan mengadakan pengkajian, diskusi, dan
dialog tentang ekonomi pancasila dan penerapannya di Indonesia baik di
tingkat nasional maupun di daerah-daerah . Sistem ekonomi yang
bermoral, manusiawi, nasionalitis, demokratis, dan berkeadilan jika
diterapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu
terwujudnya keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat.
3. Membudayakan Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Sosial-Budaya
Sosial dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah berubah,
yang disebabakan oleh adanya perkembangan zaman, seperti globalisasi
yang memudahkan budaya bangsa luar masuk ke negara kita, yang
membuat hilangnya rasa bangga terhadap negara sendiri.
Berikut ini beberapa contoh singkat dalam membudayakan Pancasila di
dalam aspek kehidupan sosial-budaya.
18
- Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup
bermsyarakat dan bernegara dapat dilakukan khususnya pada
masyarakat dan wilayah yang sering mengalami konflik antar warga.
- Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya
kasus perselisihan yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat
beragama. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa menghargai antara
umat beragama dalam kehidupan sosial mereka. Diharapkan dengan
adanya aktualisasi dapat menghilangkan perselisihan yang ada.
- Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya
mempersatukan umat manusia di seluruh dunia. Namun demikian,
jangan sampai meniggalkan budaya yang sudah mendarah daging
dalam tubuh kita dan mneggantinya dengan budaya bangsa lain.
19
dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan
pertahanan.
Komponen dalam pertahanan negara ada tiga sebagai berikut.
- Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia yang siap
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan.
- Komponen cadangan, adalah sumber daya nasional yang telah
disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan
memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama.
- Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
23