Oleh:
(2245201006)
PRODI FISIKA
FAKULTAS ILMU EKSAKTA
UNIVERSITAS NAHDHATUL ULAMA BLITAR
TAHUN AJARAN 2022/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Dinamika,
Tantangan, Argument, Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara”.
Makalah ini berisi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Negara, Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila, Esensi dan Urgensi
Pancasila sebagai Dasar Negara, Hubungan Pancasila dengan Proklamasi,
Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan.
Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
2. Orang tua saya, yang selalu memberikan dukungan dan doa restunya
yang tak pernah berhenti,
3. Pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan masukan serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat
membuat suatu makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
Argumen Tentang Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara ....................... 3
Argumen Tentang Tantangan terhadap Pancasila ............................................ 8
Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara ...................................... 10
Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dan UUD 1945 ............................... 15
Implementasi Pancasila Dalam Kebijakan Negara .......................................... 17
BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................... 21
Saran ................................................................................................................. 21
ii
BAB II
PENDAHULUAN
1
Indonesia ialah pancasila yang menjadi hukum pokok dalam negara bangsa
Indonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang berlaku dalam negara
bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika tidak bertentangan
dengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila merupakan “sumber
dari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap warganegara yang menjalankan
dan mematuhi semua peraturan yang ada secara terortis telah mengamalkan
pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar Negara, pengalaman pancasila pada
hakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila di dalam berbagai kesatuan
negara guna mengatur pelaksanaan berbagai macam pola dan bidang kehidupan,
agar benar-benar sesuai dan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
1.3.Tujuan
1) Mengetahui Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara
2) Membuat Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila
3) Mengetahui Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara
4) Memahami hubungan Pancasila dengan Proklamasi, pembukaan UUD
1945, dan Pasal-pasal UUD 1945.
5) Mengetahui Implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yang
sangat panjang. Pada awalnya pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia yang ada dalam adat istiadat, agama, serta dalam pandangan
hidup bangsa. Oleh karena itu nilai pancsila telah diyakini kebenarannya, kemudian
diangkat menjadi dasar negara sekaligus sebagai ideologi bangsa.
Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal
1 juni 1945 pada sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut
baik oleh para anggota rapat. Dengan demikian dicapailah kesepakatan bahwa
Indonesia akan dibangun atas dasar lima sila yang disebut Pancasila.
3
mulai timbul perlawanan-perlawanan rakyat terhadap Jepang baik secara legal
maupun ilegal, misalnya pemberontakan PETA di Blitar.
Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat
itulah bangsa Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945
BPUPKI mengesahkan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan
demikian, maka pancasila yang dalam artian lima dasar negara resmi menjadi dasar
negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:
4
“kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanankan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan dan kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewjudkan suatu keadilan bagi
seluruh rakyat Indonesia.”
5
demikian status Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional tetap
berkelanjutan.
a. Membubarkan Konstituante
b. Menyatakan berlakunya kemnbali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi
UUDS 1950
c. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS)\
6
- Pemberontakan partai komunis Indonesia (PKI) 30-9-1965 dipimpin
oleh D.N. Aidit, tujuan utama: mendirikan negara soviet Indonesia yang
berideologi komunis sebagai pengganti Pancasila.
F. Perkembangan Pancasila selama Orde Baru
Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan refomasi di Indonesia ini
masih belum lama, atau bahlam masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain itu
gerakan reformasi ini juga tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui gerakan
ini banyak muncul tokoh-tokoh yang unggul, berkompeten dan memihak pada
rakyat.
7
dijunjung tinggi, sehingga merek bebeas mengeluarkan ide atau gagasan-gagan
yang menurut mereka bisa membantu mengatasi masalah dengan bidang politik.
Pada era globalisasi ini banyak hal yang akan merusak mental dan nilai
moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia. Dengan
demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan mental-ideologi
bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa menjadi benteng moral
dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-unsur kehidupan bernegara
yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.
Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-
paham yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat dilihat
dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam kehidupan
bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia yang memiliki sifat
religius, santun, dan gotong-royong.
8
masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma dalam
kehidupan bernegara. Akibatnya, sering ditemukan perilaku
anarkisme yang dilakukan oleh elemen masyarakat terhadap
fasilitas publik dan aset milik masyarakat lainnya yang dipandang
tidak cocok dengan paham yang dianutnya. Masyarakat menjadi
beringas karena code of conduct yang bersumber pada nilai-nilai
Pancasila mengalami degradasi. Selain itu, kondisi euforia politik
tersebut dapat memperlemah integrasi nasional.
b. Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik
aparatur pemerintahan, baik sipil maupun militer yang kurang
mencerminkan jiwa kenegarawanan. Terdapat fenomena perilaku
aparatur yang aji mumpung atau mementingkan kepentingan
kelompoknya saja. Hal tersebut perlu segera dicegah dengan cara
meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan melakukan upaya
secara masif serta sistematis dalam membudayakan nilai-nilai
Pancasila bagi para aparatur negara.
9
1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara merupakan milik bersama
akan memudahkan semua stakeholder bangsa dalam membangun negara
berdasar prinsip-prinsip konstitusional.
1. Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi atau
keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori.
2. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara
hukum) sekaligus.
3. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada upaya
membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Indonesia
bukanlah penganut liberalisme, melainkan secara ideologis menganut
prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan titik berat
pada
kesejahteraan umum dan keadilan sosial.
4. Kebijakan umum dan politik hukum haruslah didasarkan pada prinsip
toleransi beragama yang berkeadaban. Indonesia bukan negara agama
sehingga tidak boleh melahirkan kebijakan atau politik hukum yang
berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu atas nama apapun,
tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang hampa agama sehingga
setiap kebijakan atau politik hukumnya haruslah dijiwai oleh ajaran
berbagai agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
10
Di sisi lain, pada penjelasan pasal 2 tersebut dinyatakan bahwa Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis negara
sehingga setiap materi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
1. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala sumber tertib
hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila merupakan asas kerohanian
hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-Undang Negara
Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok pikiran.
2. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggaraan
negara, para pelaksana pemerintahan. Hal tersebut dapat dipahami karena
semangat tersebut adalah penting bagi pelaksanaan dan penyelenggaraan
negara karena masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang seiring
dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat (Kaelan, 2000:
198--199)
11
Rumusan Pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat Indonesia
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila Pancasila merupakan satu
kesatuan yang integral, yang saling mengandaikan dan saling mengunci. Ketuhanan
dijunjung tinggi dalam kehidupan bernegara, tetapi diletakkan dalam konteks
negara kekeluargaan yang egaliter, yang mengatasi paham perseorangan dan
golongan, selaras dengan visi kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang menekankan consensus, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pimpinan MPR dan Tim Kerja
Sosialisasi MPR periode 2009-2014, 2013: 88).
12
makmur. Sementara, human resourses terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang
yang memegang jabatan dalam pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan
nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan
tanggung jawabnya sehingga formulasi kebijakan negara akan menghasilkan
kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan rakyat. Demikian pula halnya pada
tahap implementasi yang harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip good
governance, antara lain transparan, akuntabel, dan fairness sehingga akan terhindar
dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme); dan warga negara yang berkiprah
dalam bidang bisnis, harus menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai-nilai etika
bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free fight liberalism, tidak
terjadi monopoli dan monopsoni; serta warga negara yang bergerak dalam bidang
organisasi kemasyarakatan dan bidang politik (infrastruktur politik). Dalam
kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang sosial maupun bidang politik
seyogyanya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan kaidah penuntun. Dengan
demikian, Pancasila akan menjadi etika politik yang mengarahkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam suasana kehidupan yang harmonis.
13
2.4.Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi dam Pembukaan UUD 1945
a. Hubungan Pancasila Dengan Proklamasi
Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia sebagai asas kerohanian dan
dasar filsafat negara merupakan unsur penentu daripada ada dan berlakunya tertib
hukum bangsa Indonesia dan pokok kaidah negara yang fundamental. Sedangkan
proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang bertekat
untuk merdeka yang disemangati oleh jiwa Pancasila. Perjuangan bangsa Indonesia
ini kemudian di jiwai, disemangati, didasari oleh nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila. Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai-nilai dalam pancasila yang
mendasari perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan yang
puncaknya ditandai dengan proklamasi. Pada peristiwa proklamasi juga dilakukan
penegakan, penyelamatan, dan pengangkatan derajat nilai-nilai pancasila yang
mana pada saat penjajahan nilai-nilai tersebut telah direndahkan, dilecehkan, serta
diinjak-injak.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17
Agustus 1945 adalah pencerminan Falsafah hidup / pandangan hidup, rahasia hidup
dan tujuan hidup kita sebagai bangsa. Lepasnya nilai-nilai pancasila dari belenggu
penjajahan juga tidak lepas dari besarnya keinginan rakyat Indonesia pada saat itu
untuk merdeka, persatuan dan kesatuan juga berperan penting dalam proses
pemerdekaan Indonesia. Dimana persatuan dan kesatuan juga merupakan salah satu
nilai yang terkandung dalam pancasila.
b. Hubungan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
Suasana kebatinan UUD 1945 bersumber pada dasar filsafat negara yaitu
pancasila. Pengertian inilah yang menunjukkan kedudukan dan fungsi pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia. Keduanya juga membentuk suatu
hubungan yang dapat dibedakan menjadi hubungan formal dan material, seperti
berikut:
A. Hubungan formal
Pancasila sebagai norma dasar hukum positif yang dicantumkan dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian cara kehidupan, tata negara tidak hanya
bertopang kepada asas-asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduanya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
14
religius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya berdampak pada pancasila.
Berdasarkan tempat terdapatnya pancasila dalam UUD 1945 secara formal dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Bahwa rumusan pancasila sebagi dasar negara republik indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.
2) Bahwa pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental
3) Bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai sesuatu
yang bereksistensi sendiri, yang hakekat kedudukan hukum nya berbeda
dengan pasal-pasal nya. Karena pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah
pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai
sumber.
4) Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat diubah yang terlekat pada
kelangsunagn hidup negara republik indonesia.
B. Hubungan Material
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang
bersifat formal, sebagaimana yang dijelaskan di atas juga hubungan secara material
sebagai berikut:
1) Ditinjau dari proses perumusan Pancasila secara kronologis, materi yang
dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila
baru kemudian pembukaan UUD 1945. Jadi berdasarkan urut-urutan tertib
hukum Indonesia pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang
tertinggi, dan tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila.
Pancasila sebagai tertib sumber hukum Indonesia meliputi sumber nilai,
sumber materi sumber bentuk dan sifat. Dalam pancasila terdapat
penjabaran tertib hukum Indonesia yang mana hal ini menunjukkan bahwa
pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum Indonesia berhubungan secara
material dengan pancasial.
2) Selain UUD 1945 masih ada hukum dasar tidak tertulis yang juga
merupakan sumber hukum. Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa hukum
tidak tertulis ini merumerupakan aturan dasar yang timbul dan terpelihara
15
dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis, inilah yang
dimaksuk denagn konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari praktek kenegraan,
oleh karena itu tersebut tidak terdapat dalam Undang-Undang dasar.
16
pijakannya, yakni sistem ekonomi yang berdasar pancsaila. Sistem ekonomi
yang bersandar pada kerakyatan dan keadilan.
Upaya-upaya dalam rangka membudayakan Pancasila di dalam
aspek kehidupan ekonomi, yaitu dengan mengadakan pengkajian, diskusi,
dan dialog tentang ekonomi pancasila dan penerapannya di Indonesia baik
di tingkat nasional maupun di daerah-daerah . Sistem ekonomi yang
bermoral, manusiawi, nasionalitis, demokratis, dan berkeadilan jika
diterapkan secara tepat pada setiap kebijakan dan program akan membantu
terwujudnya keselarasan dan keharmonisan kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat.
3. Membudayakan Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Sosial-Budaya Sosial
dan budaya adalah satu kesatuan hal yang sangat mudah berubah, yang
disebabakan oleh adanya perkembangan zaman, seperti globalisasi yang
memudahkan budaya bangsa luar masuk ke negara kita, yang membuat
hilangnya rasa bangga terhadap negara sendiri.
Berikut ini beberapa contoh singkat dalam membudayakan Pancasila di
dalam aspek kehidupan sosial-budaya.
- Penyuluhan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan dalam hidup
bermsyarakat dan bernegara dapat dilakukan khususnya pada
masyarakat dan wilayah yang sering mengalami konflik antar warga.
- Aktualisasi sosial budaya pada aspek agama, karena masih banyaknya
kasus perselisihan yang diawali oleh perbedaan keyakinan umat
beragama. Hal ini terjadi karena kurangnya rasa menghargai antara umat
beragama dalam kehidupan sosial mereka. Diharapkan dengan adanya
aktualisasi dapat menghilangkan perselisihan yang ada.
- Terbuka menerima kehadiran budaya lain sebagai upaya
mempersatukan umat manusia di seluruh dunia. Namun demikian,
jangan sampai meniggalkan budaya yang sudah mendarah daging dalam
tubuh kita dan mneggantinya dengan budaya bangsa lain.
17
pembangunan sosial budaya Indonesia hendaknya mendasarkan pada hal-
hal sebagai berikut.
18
- Mengembangkan prinsip hidup berdampingan secara damai dengan
bangsa lain.
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta:
Pustaka LP3ES Indoneisa.
21