Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM DAN


PERBANDINGAN DENGAN IDEOLOGI DARI NEGARA LAIN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Umum Pancasila

Dosen Pengampu:
Ande Aditya Iman Ferrary, S.H., M.H

Disusun Oleh:
Muhammad Falsha Alrizqi Kapugu 231102030805

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada Allah yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayahnya kepada kita semua. sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Landasan Pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ande Aditya Iman Ferrary, S.H., M.H pada Program Teknologi
Pendidikan Mata Kuliah Umum Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Pancasila bagi para pembaca dan juga bagi
para penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ande Aditya Iman Ferrary,
S.H., M.H selaku Dosen Mata Kuliah Umum Pancasila yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami harap, makalah yang kami tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi wawasan
yang lebih baik pada makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................2

PENDAHULUAN...............................................................................................2

A. Latar Belakang..............................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................2

C. TUJUAN.........................................................................................................3

D. MANFAAT.....................................................................................................3

BAB II................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................3

A. Sejarah Singkat Pancasila............................................................................3

B. Pancasila Sebagai Sumber Hukum..............................................................4

C. Perbandingan Pancasila dengan Ideologi Negara Lain.............................6

1. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme Politik.......6

2. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Sosialisme....................7

3. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Fasisme........................7

PENUTUP..........................................................................................................8

A. Simpulan.........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar dan falsafah negara Indonesia dengan lima
sila sebagai panduan hidup. Sebagai sumber hukum, Pancasila tercermin
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, menitikpoinkan ketertiban
yang adil dan makmur, serta kesejahteraan rakyat. Sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia menegaskan pentingnya Pancasila sebagai landasan
ideologis dan sumber nilai-nilai moral dalam pembentukan hukum. Nilai-nilai
seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial
mencerminkan komitmen untuk menciptakan sistem hukum yang adil dan
berkeadilan. Pancasila bukan hanya ideologi, tetapi juga diakui sebagai
sumber hukum yang menjadi arah perumusan kebijakan negara, tercermin
dalam undang-undang dan peraturan. Sebagai hasilnya, Pancasila
mencerminkan semangat kebangsaan untuk membangun masyarakat yang
adil, demokratis, dan berkeadilan sosial.
Dalam konteksnya Pancasila sebagai sumber hukum dan menjadi
pedoman hidup bangsa Indonesia sudah ada sejak lama, yang artinya nilai
tersebut sudah sangat pekat ada dalam diri bangsa Indonesia. Dan juga
Ideologi ini mempunyai perbedaan dengan negara lain terutama pada sifat-
sifat masyarakatnya,
Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan konteks sejarah, budaya,
dan sosial masing-masing negara. Pancasila, sebagai ideologi Indonesia,
mencoba mengakomodasi keberagaman etnis dan agama di dalam negara dan
menempatkan keadilan sosial sebagai nilai yang penting dalam pembangunan
nasional. Meskipun perbedaan, setiap ideologi mencerminkan aspirasi dan
nilai-nilai yang dianggap penting oleh masyarakatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Pancasila sebagai ideologi negara
2. Apa yang membuat Pancasila bisa menjadi sumber hukum di Indonesia?

2
3. Bagaimana perbandingan Pancasila dengan ideologi negara lain?

C. TUJUAN
1. Mengetahui sejarah singkat Pancasila
2. Mengetahui tentang Pancasila sebagai sumber hukum
3. Mengetahui perbandingan Pancasila dengan ideologi negara lain
4. Mengetahui dan dapat mengimpelentasi kan aturan Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari

D. MANFAAT
Memberikan pandangan dan pengetahuan baru bagi kita tentang
Pancasila sebagai sumber hukum dan perbandingan Pancasila dengan ideologi
negara lain.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Pancasila


Pada Sidang Pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan (BPUPKI) 1 Juni 1945 , untuk pertama kalinya Soekarno
memperkenalkan dasar negara Indonesia yang kelak merdeka yang disebut
Pancasila. Soekarno menyebutnya sebagai filosofishe gronslag atau
pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua
kepentingan yaitu: pertama, Pancasila diharapkan senantiasa menjadi
pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian hidup manusia Indonesia
baik dalam berkeluarga, bermasyarakat. maupun berbangsa. Kedua, Pancasila
diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa dalam
segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun
sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila. Apabila
dicermati, Pancasila sebenarnya bukanlah hasil konstruksi baru pemikiran
Soekarno melainkan kenyataan hidup masyarakat dan bangsa Indonesia yang
telah lama bertuhan, beradad, berkekeluargaan, bermusyawarah untuk
mufakat dan berkeadilan. Untuk itu, tidak mengherankan jika Soekarno
menegaskan Ia bukanlah penemu Pancasila tetapi hanyalah sebagai salah satu
penggali Pancasila.
Dasar negara yang dinamakan Pancasila oleh Soekarno tersebut secara
aklamasi diterima oleh para anggota BPUPK waktu itu yang kemudian
disempurnakan secara bersama-sama agar lebih sistematis. Untuk itu,
sebelum sidang pertama berakhir dibentuklah panitia kecil untuk
merumuskan dasar negara berdasarkan pidato yang diucapkan Bung Karno
pada 1 Juni 1945 serta berdasarkan pandangan- pandangan yang disampaikan
oleh para anggota BPUPK dalam rangkaian Sidang Pertama. Panitia kecil
tersebut beranggotakan delapan orang yang diketuai Soekarno. Di tengah
rangkaian proses merumuskan dasar negara itu, rupanya Soekarno berinisiatif

4
untuk membentuk panitia kecil lagi untuk mempercepat dirumuskannya dasar
negara. Panitia kecil bentukan Soekarno beranggotakan sembilan orang yang
kemudian dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan
menghasilkan rancangan Pembukaan yang kemudian dikenal dengan sebutan
Piagam Jakarta.

B. Pancasila Sebagai Sumber Hukum


Sumber hukum pada hakikatnya adalah tempat kita dapat menemukan dan
menggali hukumnya. Sumber hukum menurut Zevenbergen dapat dibagi menjadi
sumber hukum materiil dan sumber hukum formil. Sumber hukum materiil
merupakan tempat dari mana materi hukum itu diambil. Sumber hukum materiil
ini merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum misalnya: hubungan
sosial, hubungan kekuatan politik, situasi sosial ekonomis, tradisi (pandangan
keagamaan, kesusilaan), perkembangan internasional, keadaan geografis. Sumber
hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang
menyebabkan peraturan itu formal berlaku. Apabila dikaitkan dengan dua jenis
sumber hukum di atas, maka Pancasila termasuk sumber hukum yang bersifat
materiil sedangkan yang bersifat formil seperti peraturan perundang-undangan,
perjanjian antarnegara, yurisprudensi dan kebiasaan. Pancasila sebagai sumber
hukum materiil ditentukan oleh muatan atau bobot materi yang terkandung dalam
Pancasila. Setidaknya terdapat tiga kualitas materi Pancasila yaitu: pertama,
muatan Pancasila merupakan muatan filosofis bangsa Indonesia. Kedua, muatan
Pancasila sebagai identitas hukum nasional. Ketiga, Pancasila tidak menentukan
perintah, larangan dan sanksi melainkan hanya menentukan asas-asas fundamental
bagi pembentukan hukum (meta-juris). Ketiga kualitas materi inilah yang
menentukan Pancasila sebagai sumber hukum materiil sebagaimana telah
dijelaskan Sudikno Mertokusumo di atas.
Adanya sumber hukum sebagai tempat untuk menggali dan menemukan
hukum dalam suatu masyarakat dan negara, mengakibatkan hukum memiliki
tatanan tersendiri. Terkait hal ini, khasanah hukum di era modern maupun

5
kontemporer sangat dipengaruhi oleh teori hukum Hans Kelsen mengenai
grundnorm (norma dasar) dan stufenbautheorie (tata urutan norma). Menurut
Kelsen, norma yang validitasnya tidak dapat diperoleh dari norma lain yang lebih
tinggi disebut sebagai norma dasar. Semua norma yang validitasnya dapat
ditelusuri ke satu norma dasar yang sama membentuk suatu sistem norma, atau
sebuah tatanan norma. Norma dasar yang menjadi sumber utama ini merupakan
pengikat diantara semua norma yang berbeda-beda yang membentuk suatu tatanan
norma. Bahwa suatu norma termasuk ke dalam sistem suatu norma, ke dalam
tatanan normatif tertentu, dapat diuji hanya dengan mengonfirmasikan bahwa
norma tersebut memperoleh validitasnya dari norma dasar yang membentuk
tatanan norma tersebut.
Bedasarkan gagasan Kelsen dan Nawiasky di atas tentang stufenbautheory
atau teori tata urutan norma, dapat dipahami bahwa norma dasar atau norma
fundamental negara berada pada puncak piramida. Oleh karena itu, Pancasila
sebagai norma dasar berada pada puncak piramida norma. Dengan demikian,
Pancasila kemudian menjadi sumber tertib hukum atau yang lebih dikenal sebagai
sumber dari segala sumber hukum. Hal demikian, telah dikukuhkan oleh
memorandum DPR-GR yang kemudian diberi landasan yuridis melalui Ketetapan
MPR No. XX/MPRS/1966 jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 jo Ketetapan
MPR No. IX/MPR/1978.15 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
dimaksudkan sebagai sumber dari tertib hukum negara Indonesia. Menurut
Roeslan Saleh, fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum
mangandung arti bahwa Pancasila berkedudukan sebagai:
1) Ideologi hukum Indonesia,
2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan
hukum Indonesia,
3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan
pilihan hukum di Indonesia,
4) Sebagai suatu pernyataan dari nilai kejiwaan dan keinginan bangsa
Indonesia, juga dalam hukumnya.16 Keberadaan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum kemudian

6
kembali dipertegas dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang
Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP
MPR itu memuat tiga ayat:
1) Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan
peraturan perundang-undangan
2) Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis
3) Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan batang tubuh Undang-Undang Dasar
1945.
Pengaturan TAP MPR di atas lebih memperjelas maksud dari istilah
sumber hukum dalam sistem hukum di Indonesia bahwa yang menjadi sumber
hukum (tempat untuk menemukan dan menggali hukum) adalah sumber yang
tertulis dan tidak tertulis. Selain itu, menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama
dari pembuatan segala macam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, tidak
lagi ditemukan istilah Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Hal
ini memang tidak mengganggu keberadaan Pancasila sebagai norma dasar yang
menginduki segala norma tetapi tentu mengurangi supremasi dan daya ikat
Pancasila dalam tatanan hukum. Dikatakan demikian, karena nilai-nilai Pancasila
seperti sebagai pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum dan cita-cita moral
tidak lagi mendapatkan legitimasi yuridis.

C. Perbandingan Pancasila dengan Ideologi Negara Lain


1. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme Politik
Politik liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham
demokrasi dan nasionalisme atas bangsa-bangsa didunia. Bagi bangsa yang
terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan paham nasionalisme yang
sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang berpemerintahan sendiri
kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki hak untuk

7
menentukan nasibnya sendiri. Di bidang agama, penerapan paham liberalisme
berarti setiap individu bebas memilih dan menentukan agama nya sendiri, serta
menghendaki adanya kebebasan berfikir individu. Di bidang pers, politik
liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apapun yang
ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan
mengutarakan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri
tulisan para sastrawan dan wartawan. Mengenai konsep liberalisme, pada
pokok pemikirn yang terkandung didalamnya yaitu :
1. Inti pemikiran , yakni kebebasan individu
2. Berkembang sebagai respon terhadap pola kekuasaan negara yang
absolut
3. Landasan pemikirannya adalah bahwa manusia pada hakikatnya
adalah baik dan berbudi pekerti, tanpa harus diadakannya pola peraturan yang
ketat dan bersifat memaksa
4. Sistem pemerintahannya harus demokrasi.

2. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Sosialisme


Memasuki tahun 1990-an, ideologi komunis mengalami kemerosotan
atau mungkin bisa disebut juga sebagai kehancuran. Hal ini disebabkan oleh
sifat tertutupnya ideologi yang tidak mungkin bertahan di era globalisasi.
Sementara itu, ideologi liberalisme yang memiliki ciri kebebasan dan
kesetaraan masih dapat bertahan dan tersebar didunia. Masuknya liberalisme di
beberapa negara berkembang menimbulkan terjadinya kebebasan yang tidak
terkendali. Oleh karena itu, Pancasila yang merupakan ideologi terbuka
memberikan suatu solusi terhadap permasalahan tersebut. Hal-hal pokok yang
terkandung dalam sosialisme : 1. Inti pemikiran adalah kolektifitas
(kebersamaan atau gotong royong)
2. Falsafahnya ialah pemerataan dan kesetaraan
3. Landasan pemikirannya ialah masyarakat dan juga negara adalah
suau pola kehidupan bersama
4. Sistem pemerintahan (boleh ) berupa demokrasi atau otoriter.
Sosialisme.

8
3. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Fasisme
Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi nasionalis yang radikal dan
otoritan. Fasisme menjadi konotasi negatif untuk berbagai rezim otoriter, kaum
fasis meyakini bahwa suatu kebangsaan adalah komunitas organik yang
membutuh kan kepemimpinan kuat, perasaan memiliki identitas yang tunggal,
di samping itu juga percaya bahwa kekerasan dan perang melawan musuh
diperlukan untuk menjaga vitalitas bangsa tetap kuat. Mereka memperjuangkan
dibentuknya negara (dengan) satu partai serta menolak oposisi dalam bentuk
apapun
Kaum fasis merupakan penantang paling kuat dari prinsip-prinsip
utama pencerahan eropa berikut berbagai ideologi yang mengikutinya, baik
liberalisme dan sistem pasar bebasnya maupun sosialisme. Fasisme menolak
pembagian sosial berdasarkan kelas ekonomi ataupun suatu perjuangan
berbasis kelas, meraka yakin bahwa fasisme adalah suatu gerakan yang
mengakhiri onflik kelas demi menyatukan dunia. Asal mula ideologi fasis
berdasar dari gerakan nasionalis-sindikalis pada masa PD I
(sindikalisme adalah salah satu gerakan buruh dieropa). Aspek
mendasar fasisme adalah :
1. Nasionalisme fasisme melihat perjuangan bangsa dan ras adalah
mendasar bagi masyarakat, dan menolak konsep perjuangan kelas kaum
marxis.
2. Expansi imperialis sebagai dasar politik luar negri, karena dipercaya
bahwa perang dan expansi adalah bukti ketangguhan bangsa
3. Otoritariannisme, kaum fasis mengidealkan negara totariter
4. Darwinisme sosial, kaum fasis umumnya mengadopsi pandangan
darwinisme sosial tentang “seleksi alamiah” dari Ras dan bangsa
5. Intervensi sosial dalam bentuk indoktrinasi secara masif untuk
menanamkan ideologi negara, pengendaian populasi dan program penyehatan
ras melalui eugenika, pelegalan aborsi dalam kasus kelahiran yang cacat, dan
pembasmian orang-orang cacat, dan berpenyakit melalui euthanasia.

9
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Bahwa Pancasila sebagai sumber hukum ialah suatu yang sudah
direncanakan oleh pemerintahan, dimana hal tersebut menjadi aturan yang harus
di lakukan oleh masyarakat. Tidak hanya menjadi pedoman hidup Masyarakat
Indonesia, lalu perbandingan Pancasila dengan ideologi negara lain yang cukup
berbeda dimana yang sudah di tentukan. Hal itu menjadi tolak ukur bahwa
Pancasila adalah nilai luhur yang diturunkan dan menjadi relevan dan seharusnya
di lestarikan oleh generasi muda.

10
DAFTAR PUSTAKA
Fais Yonas Bo’a. (2018). Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam
Sistem Hukum Nasional (Pancasila as the Source of Law in the
National Legal System). Jurnal Konstitusi, Vol. 15, N(1), 28–
49.
Ideologi, P. (1991). BAB V.
Ridhuan, S., & Ningsi, R. (2019). Perbandingan Ideologi Pancasila
Dengan Ideologi Lain. Pamu-Esa Unggul, 13.
https://www.bing.com/ck/a?!
&&p=e92bc8c0fec1fe11JmltdHM9MTY4OTIwNjQwMCZpZ3V
pZD0xY2M3NjBhOS04NWY5LTY1ZDYtMzNkYS03MTQwO
DQ3YzY0YTQmaW5zaWQ9NTE2Ng&ptn=3&hsh=3&fclid=1c
c760a9-85f9-65d6-33da-
7140847c64a4&psq=ideologi+pancasila+dan+ideologi+negara+la
in&u=a1aHR0cH

11

Anda mungkin juga menyukai