Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Prodi Matematika
Tahun Ajaran
2023/2024
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadiratnya yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah tentang Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan.
Makalah ini telah kami susun dengan bantuan dari sumber referensi yang terpercaya
dari buku maupun internet. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan kami untuk
berterimakasih kepada ibu Sulistyowati, S.Pd., M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila yang telah memberikan bimbingan serta arahan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata
sempurna, masih ada kekurangan baik dari segi kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
2
Daftar Isi
Halaman Judul.....................................................................................................................
Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan..............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2
A. Kesimpulan..............................................................................................................9
Daftar Pustaka......................................................................................................................10
3
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang bersifat khas dan orisinil. Sebagai dasar
negara Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang populer disebut filsafat negara.
Dalam kedudukan ini Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam setiap
aspek kenegaraan. Termasuk sumber hukum di Indonesia, sehingga Pancasila sebagai
sumber nilai, norma, dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh karena
itu, Pancasila merupakan sumber hukum yang terbaik baik tertulis maupun tidak
tertulis.
Hal ini terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan
Naskah Proklamasi Indonesia. Pancasila juga merupakan ideology terbuka, yaitu
bersifat khas dan orisinil. Kelima sila dalam pancasila ini memang bersifat universal
sehingga dapat ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat lain. Letak kekhasan
dan orisinilitasnya yaitu sebagai falsafah dan ideology Negara.
Untuk itu sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab seharusnya
masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila, karena seperti pemaparan di atas telah
disebutkan bahwa pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atau dasar negara
yang harus dipatuhi. Karena dalam sila-sila pancasila tidak memihak kepada satu orang
saja melainkan keseluruh warga negara Indonesia.
Pancasila juga berperan dalam sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia yaitu yang
berpusat pada Undang-Undang Dasar 1945 yang benar-benar harus dijiwai oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Negara yang berpaham kedaulatan rakyat, yaitu negara tidak
bisa memaksakan kehendaknya kepada rakyat karena rakyat adalah sumber dari
kekuasaan negara. Sedangkan arah perumusan norma-norma hukum harus memberikan
1
jaminan kemudahan dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi rakyat untuk
menunjukkan bahwa rakyatlah yang berdaulat.
Maka dari itu, makalah ini kami susun untuk mengetahui betapa pentingnya
menjadikan Pancasila sebagai sumber dari segala aspek ketatanegaraan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
Bab II
Pembahasan
Menurut Scholten, definisi dari Hukum Tata Negara adalah suatu aturan yang
mengatur organisasi dalam negara. Ruang lingkupnya berupa seluruh organ negara,
hak serta kewajiban hubungan, serta tugas masing-masingn dalam melaksanakan
tugas kenegaraan. Sedangkan menurut J.H.A Logeman Hukum Tata Negara
merupakan hukum yang mengatur sorganisasi negara. Negara ialah organisasi jabatan-
jabatan, dan yang termasuk pengertian inti Hukum Tata Negara adalah jabatan.
Jabatan muncul sebagai pribadi yang khas bagi Hukum Tata Negara dan harus
dinyatakan dengan jelas.
Dari beberapa pengertian menurut para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa hukum tata negara yaitu sebuah hukum yang mengartur organisasi-organisasi
yang berada didalam suatu negara.
Di Indonesia ini sebagai sumber dari segala sumber hukum maka setiap produk
hukum tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila juga tercantum dalam
ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945 yang terpaut pada berita Republik
Indonesia tahun II no 7. Maka dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945
merupakan sumber hukum positif Indonesia dan harus didasarkan pada pembukaan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila memiliki peranan penting dalam berjalannya
sistem ketatanegaraan.
1. Tidak adanya balance antar Lembaga dan kekuasaan hanya terpusat pada
presiden.
2. Infrastruktur yang dibentuk antara lain partai politik dan organisasi
masyarakat.
3
3. Pemilihan umum diselenggarakan hanya untuk memenuhi persyaratan
demokrasi formal karena seluruh proses pelaksanaannya dikuasai oleh
pemerintah.
4. Kesejahteraan sosial berdasarkan UUD 1945 pasal 33 tidak tercapai justru
yang berkembang adalah sistem monopoli dan oligopoli.
Masa yang di kenal dengan sebutan ERA REFORMASI. Era reformasi yang
dimulai pada tahun 1999, membawa perubahan-perubahan yang mendasar dalam
sistem pemerintahan dan ketatanegaraan kita sebagaimana nampak pada perubahan
yang hampir menyeluruh atas Undang Undang Dasar 1945. Perubahan undang-
undang dasar ini, sebenarnya terjadi demikian cepat tanpa dimulai oleh sebuah
perencanaan panjang. Hal ini terjadi karena didorong oleh tuntutan perubahan-
perubahan yang sangat kuat pada awal reformasi antara lain tuntutan atas kehidupan
negara dan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih demokratis, penegakan hukum
yang lebih baik, penghormatan atas hakhak asasi manusia dan berbagai tuntutan
perubahan lainnya.
Begitu luasnya perdebatan awal ketika memulai perubahan ini, untuk menghindari
disorientasi dalam perubahan-perubahan yang akan dilakukan, seluruh fraksi di
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada saat itu menyepakati bahwa empat kali
perubahan merupakan satu rangkaian perubahan yang dilakukan secara sistematis
dalam rangka menjawab tantangan baru kehidupan politik Indonesia yang lebih
demokratis sesuai dengan perkembangan dan perubahan masyarakat. Tuntutan
perubahan sistem politik dan ketatanegaraan dalam bentuk perubahan Undang
Undang Dasar 1945, adalah pesan yang sangat jelas disampaikan oleh gerakan
reformasi yang dimulai sejak tahun 1998.
4
Dalam ayat (2) aturan
tambahan UUD 1945
disebutkan bahwa dalam 6
bulan
sesudah MPR dibentuk,
majelis itu bersidang untuk
menetapkan, UUD. Aturan
tambahan ini
menunjukkan bahwa status
UUD 1945 adalah sementara.
Sesungguhnya rencana
pembuat
UUD 1945 adalah bahwa
sebelum tanggal 17
Agustus 1946 undang-
undang dasar tetap
diharapkan dapat disusun oleh
badan yang berwenang, yaitu
5
MPR hasil Pemilu
sebagaimana
ditetapkan dalam UUD 1945
itu sendiri, tetapi suasana
politik waktu itu tidak
memungkinkan
realisasi rencana tersebut. Kini
UUD 45 tidak bersifat
sementara lagi, karena telah
ditetapkan
oleh MPR menjadi konstitusi
tertulis. Namun UUD 45 tetap
bersifat fleksi
Dalam beberapa tahun ini
Indonesia mengalami
perubahan yang sangat
mendasar
mengenai sistem
ketatanegaraan. Dalam hal
6
perubahan tersebut Secara
umum dapat kita
katakan bahwa perubahan
mendasar setelah empat
kali amandemen UUD
1945 ialah
komposisi dari UUD
tersebut, yang semula
terdiri atas Pembukaan,
Batang Tubuh dan
Penjelasannya, berubah
menjadi hanya terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal.
UUD 1945 merupakan
hukum dasar yang menjadi
sumber hukum. Setiap
produk
hukum seperti undang-
undang, peraturan, atau
7
keputusan pemerintah.
Bahkan setiap
kebijaksanaan pemerintah
harus berlandaskan dan
bersumber pada peraturan
yang lebih
Dalam beberapa tahun ini
Indonesia mengalami
perubahan yang sangat
mendasar
mengenai sistem
ketatanegaraan. Dalam hal
perubahan tersebut Secara
umum dapat kita
katakan bahwa perubahan
mendasar setelah empat
kali amandemen UUD
1945 ialah
8
komposisi dari UUD
tersebut, yang semula
terdiri atas Pembukaan,
Batang Tubuh dan
Penjelasannya, berubah
menjadi hanya terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal.
UUD 1945 merupakan
hukum dasar yang menjadi
sumber hukum. Setiap
produk
hukum seperti undang-
undang, peraturan, atau
keputusan pemerintah.
Bahkan setiap
kebijaksanaan pemerintah
harus berlandaskan dan
bersumber pada peraturan
yang leb
9
B. Ketatanegaraan Menurut Al-Qur’an
ٱلَّناِس ِإَّن ٱَهَّلل َيْأُم ُر ُك ْم َأن ُتَؤ ُّد و۟ا ٱَأْلَٰم َٰن ِت ِإَلٰٓى َأْهِلَها َو ِإَذ ا َح َك ْم ُتم َبْيَن
َسِم يًۢع ا َأن َتْح ُك ُم و۟ا ِبٱْلَع ْد ِل ۚ ِإَّن ٱَهَّلل ِنِع َّم ا َيِع ُظُك م ِبِهٓۦۗ ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن
َبِص يًرا
yang artinya (sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak emenrimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar lagi melihat). Ayat
diatas menerangkan bahwa manusia diwajibkan untuk menyampaikan
Amanah kepada yang berhak menerimanya dan diwajibkan untuk
menetapkan hukum dengan adil.
Perkataan amanah jika dimakanai sebagai kata sifat ia bermakna segala
sesuatu yang dipercayakan seseorang kepada orang lain dengan rasa aman.
Dengan demikian jika perkataan amanh dibawa dalam konteks negara,
maka perkataan tersebut dapat dipahami sebagai suatu pelimpahan
kewenangan dan karena itu kekuasaan dapat disebut sebagai mendate
yang bersuber dari Allah SWT.
2) Prinsip keadilan
10
Apabila prinsip keadilan dibawa ke fungsi kekuasaan negara, maka ada
tiga kewajiban pokok bagi penyelenggara negara atau suatu pemerintahan
sebagai pemegang kekuasaan, yaitu :
1. Kewajiban menerapkan kekuasaan negara yang adil, jujur, dan
bijaksana.
2. Kewajiban menerapkan kekuasaan kehakiman seadil-adilnya.
3. Kewajiban penyelenggara negara untuk mewujudkan suatu tujuan
masyarakat yang adil, Makmur, dan sejahtera dibawah keridhaan
Allah.
3) Prinsip persamaan
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ِاَّنا َخ َلْقٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّو ُاْنٰث ى َو َج َع ْلٰن ُك ْم ُش ُعْو ًبا َّو َقَبۤا ِٕىَل
ِلَتَع اَر ُفْو اۚ ِاَّن َاْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهّٰللا َاْتٰق ىُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َع ِلْيٌم َخ ِبْيٌر
yang artinya (hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa bersuku-suku supaya kamu salingkenal- mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah maha
mengetahui lagi maha mengenal).
ٰا
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن َم ُنْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّر ُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر
ِم ْنُك ْۚم َفِاْن َتَناَز ْع ُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّر ُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم
ࣖ ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل
yang artinya, (hai orang yang beriman, taatilah Allah dan rasulnya, dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan kemudian
hari yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.).
11
Dari ayat diatas sebagai rakyat harus menaati ketetapan petugas-
petugas kekuasaan masing-masing dalam lingkungan tugas kekuasaanya,
selama ketetapan-ketetapan itu tidak bertentangan dengan ketetapam
Allah dan rasul-rasulnya.
Undang-undang diartikan sebagai pokok yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Undang-undang dasar adalah kumpulan aturan yang
dalam suatu kodifikasi mengenai hal-hal yang mendasar atau pokok ketetanegaraan
suatu negara yang diberi sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk merubahnya
diperlukan cara yang istimewa dan lebih berat dibandingkan dengan pembuatan atau
perubahan peraturan perundang-undangan.
Dilihat dari tata urutan perraturan perundang-undanga menurut TAP MPR No.
III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-
undangan, tata peraturan perundang-undanga republik Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. UUD 1945
2. TAP MPR RI
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sila-sila pancasila itu tidak statis,
akan tetapi dinamis, dengan gerakan-gerakannya yang positif dan serasi, karena
12
ketatanegaraan akan selalu berkaitan dengan tata negara, dan tata begara merupakan
pengatur kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan
pemerintahannya. Karena banyak peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu
seperti krisis-krisis yang menimpa bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap
gejolak kehidupan bangsa tampak menonjol satu atau beberapa sila saja.
Hal ini silih berganti bisa terjadi pada setiap sila dalam peristiwa-peristiwa lain,
menurut sifat tantangan bahaya yang dihadapi bangsa dan negara. Tetapi bila
masyarakatnya pulih kembali menjadi stabil, kembalilah sila-sila pancasila atau
kembali ke dalam gerak lingkarannya yang serasi dan seimbang. Dari kalimat diatas
telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan
kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.
Undang-undang diartikan
sebagai pokok yang
mengatur suatu negara,
baik yang
tertulis ataupun tidak tertulis.
Undang-Undang Dasar adalah
kumpulan aturan yang
ketentuan
dalam suatu kodifikasi
mengenai hal-hal mendasar
atau pokok ketatanegaraan
suatu negara
13
diberikan sifat kekal dan luhur,
sedangkan untuk merubahnya
diperlukan cara yang istimewa
serta lebih berat kalau
dibandingkan dengan
pembuatan atau perubahan
peraturan perundang-
udangan.
Dilihat dari tata urutan
peraturan perundang-
undangan menurut TAP
MPR No.
III/MPR/2000, tentang Sumber
Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-
undangan, tata
urutan peraturan perundang-
undangan bangsa Indonesia
adalah sebagai berikut:
14
1. UUD 1945
2. TAP MPR RI
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang
(Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
15
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
16
Daftar Pustaka
A. Mustari Pide. 1999. Pengantar Hukum Tata Negara. Jakarta :Gaya Media Pratama.
Muin salim, Abd. 1995. Konsepsi Kekuasaan politik Dalam Al-Qur’an. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
17