KELOMPOK 10 :
STIE TRIDHARMA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia" ini tepat pada
waktunya. Kami sangat berterima kasih kepada:
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian pembuatan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik dalam bentuk dukungan
dan doa maupun buku referensi. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembaca.
Hormat kami,
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................12
B. Saran ............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Sistem ketatanegaraan di indonesia tentunya tidak boleh keluar dari
ketentuan ataupun nilai yang terkandung di dalam pancasila, karena karakter
bangsa dapat dilihat dari sistem ketatanegaraannya yang harus mencerminkan
nilai-nilai ideologi bangsa indonesia yakni pancasila. Dengan demikian hal
tersebut maka makalah ini berjudul "Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia".
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan?
2. Arti dan fungsi UUD / Konstitusi bagi negara?
3. Bagaimana sistem pemerintahan negara menurut UUD 19945?
4. Bagaimana kelembagaan negara menurut UUD 1945?
C. Manfaat Pembuatan
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun manfaat tersebut yaitu Secara teoritis, makalah ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran, terutama pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila di kampus STIE TRIDHARMA.
1. Manfaat bagi mahasiswa
Membantu mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh selama
belajar, Memeberikan rujukan dan refrensi tambahan untuk melakukan
pemberdayaan dalam bidang yang sama sehingga hasil makalah yang diperoleh
bisa lebih baik dan dapat memberikan sumbangan bagi penulis selanjutnya.
2. Manfaat bagi dosen
Mampu memahami perkembangan dan kemajuan setiap mahasiswa
dengan kekreatifitasan pembuatan makalah ini. Meningkatkan
profesionalitas dosen dalam mengembangkan kemampuan didalam segala
bidang khususnya pendidikan pancasila.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara RI
Dalam pengertian ini Pancasila sering disebut sebagai dasar
falsafah negara (dasar filsafat negara), philoshofische groundslag dari
negara, ideologi negara, staatsidee (Dardji Darmodihardjo,1978: 19).
Yang berarti pancasila dipergunakan sebagai dasar dalam mengatur
pemerintahan negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara.
Tentunya pancasila sebagai dasar negara dipergunakan untuk
mengatur segala hal tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ada di Indonesia, dengan kata lain segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia harus
berlandaskan pancasila.
3. Kedudukan pancasila sebagai sumber tertib hukum
Menurut notonagoro (1959:26) yang dimaksud dengan tertib
hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan hukum yang memenuhi
empat syarat yaitu adanya kesatuan subjek yang mengadakan
peraturan-peraturan hukum, adanya asas kerohanian yang meliputi
keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu, adanya kesatuan waktu
yang di dalamnya peraturan-peraturan hukum itu berlaku, dan adanya
kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku.
Peratuarn- peratuaran hukum dalam pengertian tertib hukum itu
merupakan kesatuan keseluruhan serta mempunyai susunan bertingkat
atau berjenjang.
Menurut suyadi (1999 : 183) ditinjau dari aspek filosofis makna
pancasila sebagai sumber tertib hukum RI adalah nilai-nilai luhur yang
terlekat pada keberadaan bangsa Indonesia yang diyakini
kebenarannya. Secara filsafati pancasila merupakan seperangkat nilai-
nilai kemanusiaan dan nilai-nilai moral yang menjadi dasar moral bagi
tertib hukum Indonesia. Ini berarti pancasila senantiasa memberikan
inspirasi bagi pembentukan hukum dan penegakan hukum.
6
Oleh karena itu merupakan kebutuhan bangsa indonesia untuk
mengkrontruksikan hukum nasionalnya itu atas dasar nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam pancasila.
Selanjutnya dikatakan Suyadi bahwa pancasila memiliki tiga
dimensi yaitu dimensi moral/etis, ideologis/politis dan yudiris.
Dimensi moral/etis berarti bahwa hukum nasional indonesia
merupakan sistem norma yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan
sebagai makhluk Tuhan yang bermartabat. Dimensi ideologis berarti
bahwa hukum nasional Indonesia di dasari oleh cita-cita serta tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
sedangkan dimensi yudiris artinya pancasila sebagai pokok kaidah
fundamental negara RI merupakan norma dasar bagi norma-norma
hukum nasional Indonesia.
7
Belanda 2 pada tahun 1948, yang menyebabkan adanya KMB hingga
adanya negara Republik Indonesia Serikat dengan konstitusi RIS.
Konstitusi RIS tidak berlangsung lama, karena Indonesia adalah
negara kesatuan, maka terjadilah penggabungan dengan Republik
Indonesia sehingga butuh konstitusi baru yaitu UUDS. Tetapi sejak
tahun 1959 UUD 1945 kembali berlaku, mengikuti dekrit presiden
sampai sekarang.
Selama ini UUD 1945 telah mengalami empat perubahan
(amandemen) yang dimulai pada tanggal 19 oktober 1999
mengamandemen 2 pasal, amandemen kedua pada tanggal 18 agustus
2000 sejumlah 10 pasal, sedangkan amandemen ketiga pada tanggal 10
november 2021 sejumlah 10 pasal, dan amandemen keempat pada
tanggal 10 agustus 2002 sejumlah 10 pasal serta 3 pasal aturan
peralihan dan aturan tambahan dua pasal, apabila dilihat dari jumlah
pasal pada UUD 1945 adalah berjumlah 37 pasal, akan tetapi setelah di
amandemen jumlah pasalnya melebihi 37 pasal, yaitu menjadi 39 pasal
hal ini terjadi karena adanya pasal-pasal yang di amandemen ulang
seperti pasal 6 A ayat 4, pasal 23 C.
2. Fungsi Undang-undang / Konstitusi Bagi Negara
Adapun fungsi undang-undang/Konstitusi yaitu membatasi
kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang, untuk
melindungi hak manusia serta sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan agar pemerintahan berjalan dengan
tertib.
8
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtstaat).
Negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtstaat), yang berarti
bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintahan dan lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.
b. Sistem konstitusional.
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusional (hukum
dasar), tidak bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).
c. Presiden ialah penyelenggara Pemerintahan negara yang tertinggi
disamping MPR dan DPR.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden
penyelenggara pemerintahan tertinggi di samping MPR dan DPR,
karena presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945 pasal 6
A .ayat 1.
d. Menteri negara ialah pembantu presiden.
Menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Presiden dalam menjalankan tugas dibantu oleh menteri-menteri
negara, pasal 17 ayat 1 (hasil amandemen).
e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR, ia bukan "diktakor" artinya kekuasaan tidak terbatas, disini
presiden sudah tidak lagi mandataris MPR, namun demikian ia
tidak dapat membubarkan DPR/ MPR.
f. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Sekalipun presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
namun mereka harus berkerjasama, sehingga dalam pelaksanaan
berbagai tugasnya, presiden harus mendapatkan persetujuan dari
9
DPR. Namun bukanlah berarti bahwa presiden berada dibawah
DPR apalagi bertanggung jawab kepada DPR.
10
3. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR)
Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak.
DPR memiliki fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu
DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta
imunitas ( pasal 20).
4. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)
Anggota DPD juga dipilih melalui pemilihan umum dengan suara
terbanyak dari setiap provinsi. DPD bersidang paling sedikitnya satu
kali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan
ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.
5. Badan Pengawas Keuangan ( BPK)
BPK bertugas dalam memeriksa pengolahan dan tanggung jawab
tentang keuangan yang bebas dan mandiri. Hasilnya akan diserahkan
pada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindaklanjuti (pasal 23 E).
6. Mahkamah Agung (MA)
Merupakan lembaga negara yang memiliki atau memegang
kekuasaan kehakiman disamping sebuah mahkamah konstitusi di
Indonesia ( pasal 24 ayat (2) UUD NRI tahun 1945). MA memiliki
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan
badan peradialn yang dibawahnya.
7. Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang memiliki wewenang untuk
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang
lain dalam rangka menjaga serta menegakan kehormatan, keluruhan
martabat serta prilaku hakim.
8. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat final untuk mengkaji UU
terhadap UUD dan yang lainnya, memutus pembubaran partai politik
11
serta memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD NRI tahun 1945.
BAB Vl
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi bangsa indonesia yang merupakan dasar
dan landasan dalam mengatur struktur ketatanegaraan Republik
Indonesia. Sebagai dasar suatu negara pancasila tentu menjadi sumber
nilai maupun norma dalam segala hal kehidupan bernegara, salah
satunya sumber hukum yang ada di indonesia. Oleh karenanya, segala
hal tentang penyelenggaraan ataupun pelaksanaan yang ada di negara
indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Sistem ketatanegaraan di indonesia tentunya tidak boleh keluar dari
ketentuan ataupun nilai yang terkandung di dalam pancasila, karena
karakter bangsa dapat dilihat dari sistem ketatanegaraannya yang harus
mencerminkan nilai-nilai ideologi bangsa indonesia yakni pancasila.
Beberapa orang/pejabat masih ada saja yang tidak mengamalkan nilai-
nilai Pancasila, bahkan melanggarnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
berita di media masa salah satunya koran, masih banyak Orang yang
tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila salah satunya dengan
melakukan tindakan korupsi.
B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber bacaan, baik itu buku,
internet maupun media cetak. Kami sebagai pembuat makalah
menyadari masih banyaknya kekurangan dari makalah yang kami buat.
Bila mana ada kekeliruan atau kesalahan baik itu berupa kaidah
penulisan ataupun materi yang tertera, kami mohon maaf dan sekitarnya
pembaca mohon berkenan untuk meluruskan, memberi kritik dan saran
12
yang membangun. Agar kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang kami perbuat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Referensi dari Buku
Muchji, Achmad. Gatot Subiyakto. Herru Mugimin. Mei
Raharja. Sangsang Sangabakti. 2007
Pendidikan Pancasila. Jakarta. Gunadarma.
Syamsudin, M. Munthoha. Kartini Parmano. Muzhoffar
Akhwan. Budi Rohiatudin. 2009. Pendidikan
Pancasila. Yogyakarta. Total Media.
Kaderi, Alwi, H.M. 2015. Pendidikan Pancasila untuk
Perguruan Tinggi. Banjarmasin. Antasari Press.
2. Referensi dari Internet
Setiawan, Iwan. 2019. "MODUL PEMBELARARAN PPKn",
https://www.academia.edu/40990352/
KOMPETENSI_DASAR_MATERI_KEWENANGAN_LEM
BAGA-
LEMBAGA_NEGARA_MENURUT_UUD_NEGARA_REP
UBLIK_INDONESIA_TAHUN_1945 diakses pada 25
september 2021 pukul 21:50
Haris, Dwi Risayuningsih, dkk. 2014. "PANCASILA
DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK
INDONRSIA".
https://sg.docworkspace.com/d/sIAKPmL2HAaD9vIoG ,
diakses pada tanggal 25 September 2021 pukul 08:00
3. Referensi dari Koran
13
Redaksi. 2021. "KPK Tangkap Ketua DPR Azis
Syamsuddin" dalam koran Sinar Indonesia Baru,
halaman. 11. Jakarta. Sinar Indonesia Baru
14