Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

"PANCASILA DALAM KONTEKS


KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA"

KELOMPOK 10 :

Azis Zakaria ( 2150183)

Jayanti Mandasari ( 2150195)

Nurul Yasmin ( 2150205)

STIE TRIDHARMA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia" ini tepat pada
waktunya. Kami sangat berterima kasih kepada:

1. Ketua yayasan kampus STIE TRIDHARMA, Bapak Dr. Asep A.


Rustandi, SE., M.M. yang telah memberikan kesempatan untuk kami
menimba ilmu di kampus STIE TRIDHARMA.

2. Bapak Muhamad Luthfi Hakim, S.Hum.,M.M selaku dosen mata kuliah


pendidikam pancasila di kampus STIE TRIDHARMA yang telah
membrikan arahan ilmunya.

3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian pembuatan makalah ini.

Semoga Allah SWT membalas amal baik kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik dalam bentuk dukungan
dan doa maupun buku referensi. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami sendiri dan bagi para pembaca.

Bandung, 25 September 2021

Hormat kami,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................1


DAPTAR ISI ............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................3
B. Rumusan Masalah ........................................................................4
C. Manfaat Pembuatan ......................................................................4
BAB III PEMBAHASAN
A. Kedudukan Pancasila Dalam Ketatanegaraan ...............................5
B. Arti dan Fungsi UUD / Konstitusi ................................................7
C. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 .......................8
D. Kelembagaan Negara Menurut UUD 1945 .................................10
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................12
B. Saran ............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi bangsa indonesia yang merupakan dasar dan


landasan dalam mengatur struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Sebagai
dasar suatu negara pancasila tentu menjadi sumber nilai maupun norma dalam
segala hal kehidupan bernegara, salah satunya sumber hukum yang ada di
indonesia. Oleh karena itu, pancasila menjadi sumber hukum negara baik itu
secara tertulis ataupun secara tidak tertulis.

Indonesia adalah negara demokrasi yang memiliki landasan konstitusional


yakni UUD 1945. Oleh karenanya, segala hal tentang penyelenggaraan ataupun
pelaksanaan yang ada di negara indonesia diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Jika suatu bangsa tidak memahami keadaan bernegara yang bagaimana
yang sebenarnya di inginkannya, sekalipun sudah dirumuskan didalam hukum
dasarnya, dengan perkataan lain apa yang di gambarkan didalam hukum dasar
menjadi lamunan belaka. Hal ini dapat dilihat dari beberapa berita di media masa
salah satunya koran, masih banyak pejabat yang tidak mengamalkan nilai-nilai
Pancasila salah satunya dengan melakukan tindakan korupsi. Tindakan korupsi
telah melanggar sila ke -5, yang seharusnya menegakkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia, tetapi pelaku korupsi justru mementingkan
kepentingan/keegoisan diri sendiri dengan memakan kekayaan negara yang bukan
hak nya, hal itu jelas tidak adil karena akan merugikan negara dan memiskinkan
rakyat.

3
Sistem ketatanegaraan di indonesia tentunya tidak boleh keluar dari
ketentuan ataupun nilai yang terkandung di dalam pancasila, karena karakter
bangsa dapat dilihat dari sistem ketatanegaraannya yang harus mencerminkan
nilai-nilai ideologi bangsa indonesia yakni pancasila. Dengan demikian hal
tersebut maka makalah ini berjudul "Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia".

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan?
2. Arti dan fungsi UUD / Konstitusi bagi negara?
3. Bagaimana sistem pemerintahan negara menurut UUD 19945?
4. Bagaimana kelembagaan negara menurut UUD 1945?

C. Manfaat Pembuatan
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Adapun manfaat tersebut yaitu Secara teoritis, makalah ini
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran, terutama pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila di kampus STIE TRIDHARMA.
1. Manfaat bagi mahasiswa
Membantu mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh selama
belajar, Memeberikan rujukan dan refrensi tambahan untuk melakukan
pemberdayaan dalam bidang yang sama sehingga hasil makalah yang diperoleh
bisa lebih baik dan dapat memberikan sumbangan bagi penulis selanjutnya.
2. Manfaat bagi dosen
Mampu memahami perkembangan dan kemajuan setiap mahasiswa
dengan kekreatifitasan pembuatan makalah ini. Meningkatkan
profesionalitas dosen dalam mengembangkan kemampuan didalam segala
bidang khususnya pendidikan pancasila.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan.


Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki kekuatan mengikat secara
hukum. Sehingga seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan atau
tidak sesuai dengan Pancasila sebagai kaedah hukum konstitusional, pada
dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut. Demikian pula Pancasila sebagai
dasar negara dia meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara, baik berupa hukum dasar tertulis yang
berwujud undang-undang dasar maupun hukum dasar yang tidak tertulis,
yang tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara. Hal ini lah yang
mengartikan Pancasila dalam konteks ketatanegaraan republik Indonesia.
1. Kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup
Untuk maksud tersebut pancasila sering disebut dengan berbagai
pengertian, misalnya : way of life, weltaneschauung, wereld en
levensbeschouwing, pandangan dunia, pandangan hidup, pegangan
hidup, pedoman hidup, dan petunjuk hidup. Dalam pengertian tersebut
pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Atau
dengan kata lain pancasila digunakan sebagai petunjuk arah semua
kegiatan atau aktifitas hudup atau kehidupan didalam segala bidang.
Ini berarti, bahwa segala tingkah laku dan tindak perbuatan setiap
manusia Indonesia, harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua
sila pancasila (Dardji Darmodihardjo, 1978: 17).
Para pendiri bangsa indonesia telah mewariskan nilai-nilai
pancasila yang merupakan inti sari dan puncak dari sosial budaya yang
selalu melandasi tata kehidupan sehari-hari. Karena tata nilai budaya
yang terkandung di dalam pancasial dianggap baik juga diyakini
kebenarannya sehingga dijadikan sebagai pandangan hidup dalam
berbangsa dan bernegara.

5
2. Kedudukan pancasila sebagai dasar negara RI
Dalam pengertian ini Pancasila sering disebut sebagai dasar
falsafah negara (dasar filsafat negara), philoshofische groundslag dari
negara, ideologi negara, staatsidee (Dardji Darmodihardjo,1978: 19).
Yang berarti pancasila dipergunakan sebagai dasar dalam mengatur
pemerintahan negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan negara.
Tentunya pancasila sebagai dasar negara dipergunakan untuk
mengatur segala hal tentang kehidupan berbangsa dan bernegara yang
ada di Indonesia, dengan kata lain segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia harus
berlandaskan pancasila.
3. Kedudukan pancasila sebagai sumber tertib hukum
Menurut notonagoro (1959:26) yang dimaksud dengan tertib
hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan hukum yang memenuhi
empat syarat yaitu adanya kesatuan subjek yang mengadakan
peraturan-peraturan hukum, adanya asas kerohanian yang meliputi
keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu, adanya kesatuan waktu
yang di dalamnya peraturan-peraturan hukum itu berlaku, dan adanya
kesatuan daerah dimana peraturan-peraturan hukum itu berlaku.
Peratuarn- peratuaran hukum dalam pengertian tertib hukum itu
merupakan kesatuan keseluruhan serta mempunyai susunan bertingkat
atau berjenjang.
Menurut suyadi (1999 : 183) ditinjau dari aspek filosofis makna
pancasila sebagai sumber tertib hukum RI adalah nilai-nilai luhur yang
terlekat pada keberadaan bangsa Indonesia yang diyakini
kebenarannya. Secara filsafati pancasila merupakan seperangkat nilai-
nilai kemanusiaan dan nilai-nilai moral yang menjadi dasar moral bagi
tertib hukum Indonesia. Ini berarti pancasila senantiasa memberikan
inspirasi bagi pembentukan hukum dan penegakan hukum.

6
Oleh karena itu merupakan kebutuhan bangsa indonesia untuk
mengkrontruksikan hukum nasionalnya itu atas dasar nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam pancasila.
Selanjutnya dikatakan Suyadi bahwa pancasila memiliki tiga
dimensi yaitu dimensi moral/etis, ideologis/politis dan yudiris.
Dimensi moral/etis berarti bahwa hukum nasional indonesia
merupakan sistem norma yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan
sebagai makhluk Tuhan yang bermartabat. Dimensi ideologis berarti
bahwa hukum nasional Indonesia di dasari oleh cita-cita serta tujuan
nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
sedangkan dimensi yudiris artinya pancasila sebagai pokok kaidah
fundamental negara RI merupakan norma dasar bagi norma-norma
hukum nasional Indonesia.

B. Arti dan fungsi dari UUD/Konstitusi Bagi Negara


1. Arti UUD/Konstitusi
Istilah undang- undang sering digunakan pula dengan istilah
konstitusi, namun keduanya memiliki arti yang berbeda. Secara
harifah, istilah konstitusi dari bahasa Prancis "konstituer" yang berarti
membentuk dan di artikan sebagai "membentuk suatu negara".
Sedangkan di Indonesia sendiri menggunakan istilah undang-
undang dasar yang memiliki arti suatu undang-undang yang menjadi
dasar (grond) dari segala hukum dalam suatu negara.
Di Indonesia konstitusi memiliki arti yang luas lebih dari UUD.
Konstitusi memiliki arti hukum dasar, baik yang secara tertulis (UUD)
ataupun secara tidak tertulis (convensi). Dengan demikian konstitusi
memuat peraturan pokok yang fundamental terkait sendi-sendi yang
pertama dan utama dalam menegakan bangun yang disebut negara.
Konstitusi UUD 1945 resmi dijadikan konstitusi pada tanggal 18
Agustus 1945. Namun pada saat itu Belanda ingin kembali berkuasa di
Indonesia dan melakukan agresi Belanda 1 tahun 1947 dan agresi

7
Belanda 2 pada tahun 1948, yang menyebabkan adanya KMB hingga
adanya negara Republik Indonesia Serikat dengan konstitusi RIS.
Konstitusi RIS tidak berlangsung lama, karena Indonesia adalah
negara kesatuan, maka terjadilah penggabungan dengan Republik
Indonesia sehingga butuh konstitusi baru yaitu UUDS. Tetapi sejak
tahun 1959 UUD 1945 kembali berlaku, mengikuti dekrit presiden
sampai sekarang.
Selama ini UUD 1945 telah mengalami empat perubahan
(amandemen) yang dimulai pada tanggal 19 oktober 1999
mengamandemen 2 pasal, amandemen kedua pada tanggal 18 agustus
2000 sejumlah 10 pasal, sedangkan amandemen ketiga pada tanggal 10
november 2021 sejumlah 10 pasal, dan amandemen keempat pada
tanggal 10 agustus 2002 sejumlah 10 pasal serta 3 pasal aturan
peralihan dan aturan tambahan dua pasal, apabila dilihat dari jumlah
pasal pada UUD 1945 adalah berjumlah 37 pasal, akan tetapi setelah di
amandemen jumlah pasalnya melebihi 37 pasal, yaitu menjadi 39 pasal
hal ini terjadi karena adanya pasal-pasal yang di amandemen ulang
seperti pasal 6 A ayat 4, pasal 23 C.
2. Fungsi Undang-undang / Konstitusi Bagi Negara
Adapun fungsi undang-undang/Konstitusi yaitu membatasi
kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang, untuk
melindungi hak manusia serta sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan agar pemerintahan berjalan dengan
tertib.

C. Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Setelah


Amandemen
Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan
tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara, namun setelah amandemen
sistem pemerintahan mengalami beberapa perubahan. Berikut sistem
pemerintahan negara setelah amandemen:

8
a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum
(rechtstaat).
Negara indonesia berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtstaat), yang berarti
bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintahan dan lembaga-
lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.
b. Sistem konstitusional.
Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusional (hukum
dasar), tidak bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas).
c. Presiden ialah penyelenggara Pemerintahan negara yang tertinggi
disamping MPR dan DPR.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden
penyelenggara pemerintahan tertinggi di samping MPR dan DPR,
karena presiden dipilih langsung oleh rakyat. UUD 1945 pasal 6
A .ayat 1.
d. Menteri negara ialah pembantu presiden.
Menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Presiden dalam menjalankan tugas dibantu oleh menteri-menteri
negara, pasal 17 ayat 1 (hasil amandemen).
e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Meskipun kepala negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR, ia bukan "diktakor" artinya kekuasaan tidak terbatas, disini
presiden sudah tidak lagi mandataris MPR, namun demikian ia
tidak dapat membubarkan DPR/ MPR.
f. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Sekalipun presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
namun mereka harus berkerjasama, sehingga dalam pelaksanaan
berbagai tugasnya, presiden harus mendapatkan persetujuan dari

9
DPR. Namun bukanlah berarti bahwa presiden berada dibawah
DPR apalagi bertanggung jawab kepada DPR.

g. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut


Undang-Undang.
Setelah diadakannya amandemen pasl 1 ayat (2) UUD kini
telah berubah, tidak lagi menempatkan MPR sebagai pemegang
kekuasaan negara tertinggi dan pelaksana dari kedaulatan rakyat.
h. Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Pasal
1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1.
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintah daerah.

D. Kelembagaan Negara Menurut UUD 1945


Kelembagaan negara menurut undang-undang dasar 1945 setelah
adanya amandemen adalah :
1. Majlis Permusyawaratan Rakyat ( MPR)
Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui
pemilihan umum, dengan suara terbanyak dan sedikitnya MPR
bersidang satu kali dalam lima tahun di ibukota negara. Kewenangan
MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD ( pasal 3) serta melantik
presiden dan wakil presiden.
2. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD dan
dalam melakukan kewajibannya di bantu oleh seorang wakil presiden.
Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Serta membentuk dewan
pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan dan nasihat
kepada presiden (pasal 16).
Dalam masa jabatannya presiden memegang jabatan lima tahun.

10
3. Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR)
Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak.
DPR memiliki fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu
DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan pendapat,
mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta
imunitas ( pasal 20).
4. Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)
Anggota DPD juga dipilih melalui pemilihan umum dengan suara
terbanyak dari setiap provinsi. DPD bersidang paling sedikitnya satu
kali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan
ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.
5. Badan Pengawas Keuangan ( BPK)
BPK bertugas dalam memeriksa pengolahan dan tanggung jawab
tentang keuangan yang bebas dan mandiri. Hasilnya akan diserahkan
pada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindaklanjuti (pasal 23 E).
6. Mahkamah Agung (MA)
Merupakan lembaga negara yang memiliki atau memegang
kekuasaan kehakiman disamping sebuah mahkamah konstitusi di
Indonesia ( pasal 24 ayat (2) UUD NRI tahun 1945). MA memiliki
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan
badan peradialn yang dibawahnya.
7. Komisi Yudisial
Komisi yudisial bersifat mandiri yang memiliki wewenang untuk
mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang
lain dalam rangka menjaga serta menegakan kehormatan, keluruhan
martabat serta prilaku hakim.
8. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama
dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat final untuk mengkaji UU
terhadap UUD dan yang lainnya, memutus pembubaran partai politik

11
serta memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh UUD NRI tahun 1945.

BAB Vl

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi bangsa indonesia yang merupakan dasar
dan landasan dalam mengatur struktur ketatanegaraan Republik
Indonesia. Sebagai dasar suatu negara pancasila tentu menjadi sumber
nilai maupun norma dalam segala hal kehidupan bernegara, salah
satunya sumber hukum yang ada di indonesia. Oleh karenanya, segala
hal tentang penyelenggaraan ataupun pelaksanaan yang ada di negara
indonesia diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Sistem ketatanegaraan di indonesia tentunya tidak boleh keluar dari
ketentuan ataupun nilai yang terkandung di dalam pancasila, karena
karakter bangsa dapat dilihat dari sistem ketatanegaraannya yang harus
mencerminkan nilai-nilai ideologi bangsa indonesia yakni pancasila.
Beberapa orang/pejabat masih ada saja yang tidak mengamalkan nilai-
nilai Pancasila, bahkan melanggarnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
berita di media masa salah satunya koran, masih banyak Orang yang
tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila salah satunya dengan
melakukan tindakan korupsi.
B. Saran
Makalah ini dibuat dari beberapa sumber bacaan, baik itu buku,
internet maupun media cetak. Kami sebagai pembuat makalah
menyadari masih banyaknya kekurangan dari makalah yang kami buat.
Bila mana ada kekeliruan atau kesalahan baik itu berupa kaidah
penulisan ataupun materi yang tertera, kami mohon maaf dan sekitarnya
pembaca mohon berkenan untuk meluruskan, memberi kritik dan saran

12
yang membangun. Agar kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang kami perbuat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Referensi dari Buku
Muchji, Achmad. Gatot Subiyakto. Herru Mugimin. Mei
Raharja. Sangsang Sangabakti. 2007
Pendidikan Pancasila. Jakarta. Gunadarma.
Syamsudin, M. Munthoha. Kartini Parmano. Muzhoffar
Akhwan. Budi Rohiatudin. 2009. Pendidikan
Pancasila. Yogyakarta. Total Media.
Kaderi, Alwi, H.M. 2015. Pendidikan Pancasila untuk
Perguruan Tinggi. Banjarmasin. Antasari Press.
2. Referensi dari Internet
Setiawan, Iwan. 2019. "MODUL PEMBELARARAN PPKn",
https://www.academia.edu/40990352/
KOMPETENSI_DASAR_MATERI_KEWENANGAN_LEM
BAGA-
LEMBAGA_NEGARA_MENURUT_UUD_NEGARA_REP
UBLIK_INDONESIA_TAHUN_1945 diakses pada 25
september 2021 pukul 21:50
Haris, Dwi Risayuningsih, dkk. 2014. "PANCASILA
DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK
INDONRSIA".
https://sg.docworkspace.com/d/sIAKPmL2HAaD9vIoG ,
diakses pada tanggal 25 September 2021 pukul 08:00
3. Referensi dari Koran

13
Redaksi. 2021. "KPK Tangkap Ketua DPR Azis
Syamsuddin" dalam koran Sinar Indonesia Baru,
halaman. 11. Jakarta. Sinar Indonesia Baru

14

Anda mungkin juga menyukai