Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA DAN NEGARA DALAM BHINNEKA


TUNGGAL IKA

DOSEN PEMBIMBING : Dra. SUSTINAH LIMARJANI M.M..AK.

KELOMPOK : 5

NAMA ANGGOTA :
· ADELIA HAZRATI SUBIAGTO (1810313320018)
· ADINDA HUSNUL KHATIMAH (1810313320023)
· KARIMAH (1810313120006)
· NURHALIZA (1810313320051)
· TRI OKTAVIA (1810313120042)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
2. FOKUS PERMASALAHAN.......................................................................................2
3. TUJUAN......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. FUNGSI PANCASILA................................................................................................3
2. PANCSSILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA DAN NEGARA DALAM
BHINNEKA TUNGGAL IKA.....................................................................................6
3. PENGARUH PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA...............11
4. TINDAKAN YANG TERDAPAT DALAM SILA-SILA PANCASILA DALAM
MEWUJUDKAN PERSATUAN...............................................................................11
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN..........................................................................................................14
2. SARAN......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sebagai alat pemersatu Pancasila sudah semestinya mengandung
p e r s a t u a n , kesatuan didalam diri pribadinya sendiri serta mempunyai dasar yang
mengandung persatuan, kesatuan yang kokoh dan kekal. “Pancasila sebenarnya bukan lahir
secaramendadak pada tahun 1945 namun melalui proses yang panjang, dimatangkan
olehsejarah perjungan Bangsa kita sendiri, melihat pengalaman – pengalaman
bangsa – bangsa lain, diilhami oleh ide – ide besar dunia, dengan tetap berakar pada
kepribadian b a n g s a k i t a s e n d i r i . Pancasila yang berasal dari kebudayaan kita telah
ada sejak dulu dan menjadi dasar pandangan hidup bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang
mengaku senasib, s e t a n a h a i r d a n s e p e n a n g g u n g a n i n i l a h y a n g m e n d a s a r i
t e k a d b e r s a m a d a l a m m e w u j u d k a n pesatuan dan kesatuan bangsa. Dalam
makalah ini akan dijelaskanmengenai asal mula pancasila yang menjadi pandangan
hidup dalam meningkatkan persatuan bangsa Indonesia. Dewasa ini pancasila masih
menjadi landasan dan pondasi yang di sebut – sebut s e b a g a i a l a t p e m e r s a t u
b a n g s a , d i s i s i l a i n m a s i h b a n y a k o r a n g m e n g a b a i k a n  perananannya.
Namun akhir – akhir ini muncul kesadaran baru tentang pancasila digelorakan lagi yang
sudah beberapa lama seperti di lupakan. Pancasila merupakansimbol dan dasar
negara republik indonesia yang tidak di miliki oleh negara lain, s u d a h s e j a k
beberapa abad lamanya nenek moyang kita berpancasila tanpa nama
y a i t u  bhineka tunggal ika yang artinya walau berbeda – beda namun tetap satu jua. Hal ini
pula yang menjadikan bangsa kita mempunyai tujuan yang sama walau  berbeda
suku,adat,agama. Tetap menjujung tinggi kedaulatan bangsa sebagai warganegara yaitu
Indonesia.
1.2 Fokus Permasalahan
· Apa saja Fungsi Pancasila?
· Mengapa Pancasila dijadikan alat pemersatu bangsa dan negara dalam Bhinneka Tunggal
Ika?
· Bagaimana pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa?
· Bagaimanakah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dasar
persatuan bangsa Indonesia?
· Ba g a i m a n a k a h t i n d a k a n y a n g t e r d a p a t d a l a m s i l a - s i l a
p a n c a s i l a d a l a m mewujudkan persatuan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
· Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
· Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila.
· Untuk mengetahui pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu Bangsa.
· Menjelaskan Bhinneka Tunggal Ika
· Untuk mengetahui sejauh mana nilai – nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupansehari
– hari.
· Untuk menjelaskan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar yang
menjadi pemersatu bangsa.
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar Negara, sebab


dasar Negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, maka cita-cita
kemerdekaan Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, Pancasila bukan saja sebagai dasar negara, tetapi
sekaligus juga telah menjadi tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila adlah sarana pemersatu bangsa dan merupakan dasar filsafat serta ideology bangsa
Indonesia sejak merdeka tahun 1945. Nilai – nilai yang terkandung di dalam pancasila menjadi
cita – cita normatif di dalam penyenlenggaraan negara. Saat ini muncul polemik yang
menghilangkan nilai – nilai dasar dari pancasila sendiri, terutama pada sila pertama, ketuhanan
yang maha esa.

A. Fungsi Pancasila
Adanya realita semacam ini, menunjukkan bahwa arti dan fungsiPancasila bukan saja
menjadi dasar negara, tetapi juga mempunyai arti dan fungsi yang banyak luas. Kedudukan
dan fungsi Pancasila sebagai pemersatu bangsa akan memperankan Pancasila berikut ini:  
1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa berarti bahwa Pancasila melekat erat pada
kehidupan bangsa Indonesia, dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia. Segala
aktivitas kehidupan bangsa Indonesia harus  disemangati oleh Pancasila.
2. Pancasila sebagai Keperibadian Bangsa Indonesia:
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa berarti bahwa sikap mental, tingkah laku
dan amal perbuatan bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri khas yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud
dengan kepribadian, dan kepribadian bangsa Indonesia adalah Pancasila.
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia:
Hal ini berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk, penuntun, dan pegangan dalam mengatur sikap
dan tingkah laku manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
4. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia:
Falsafah berasal dari kata Yunani “philosophia”. Philos atau philein berarti
to love (mencintai atau mencari). Sophia berarti wisdom, kebijaksanaan atau
kebenaran. Jadi secara harafiah, falsafah berarti mencintai kebenaran. Dengan
demikian, Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia mempunyai arti
bahwa, Pancasila oleh
bangsa Indonesia diyakini benar-benar memiliki kebenaran. Falsafah berarti pula
pandangan hidup, sikap hidup, pegangan hidup, atau tuntunan hidup.
5. Pancasila sebagai weltanshauung Bangsa Indonesia atau sebagai Philosophische
Grondslag bangsa Indonesia:
Kata-kata ini diucapkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1
Juni 1945 di muka sidang BPUPKI. Welt berarti dunia, anshauung berarti
pandangan. Dalam kamus Jerman-Inggris weltanschauung bearti conception of
the world, philosophy of life. Jadi weltanschauung berarti pandangan dunia atau
pandangan hidup, atau falsafah hidup atau philoshopischegrondslag
(dasar ilsafat).
6. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Rakyat Indonesia:
Hal ini berarti bahwa Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat
Indonesia melalui perdebatan dan tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI
maupun PPKI oleh para pendiri negara. Perjanjian luhur tersebut dipertahankan
terus oleh negara dan bangsa Indonesia. Kita semua mempunyai janji untuk
melaksanakan, mempertahankan serta tunduk pada azas Pancasila.
7. Pancasila sebagai Dasar Negara Repbuplik Indonesia:
Hal ini berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar dan pedoman
dalam mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Isi dan tujuan dari
semua perundang-undangan di Indonesia harus berdasarkan, Pancasila dan tidak
boleh bertentangan dengan jiwa Pancasila. Pancasila dalam pengertian ini
disebut dalam  Pembukaan UUD 1945.

8. Pancasila sebagai Iandasan Idiil:


Kalimat ini terdapat dalam ketetapan MPR mengenai Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN). Hal ini berarti, bahwa landasan idiil GBHN adalah
Pancasila. Arti dan fungsi Pancasila sebenarnya masih banyak lagi, salah satunya
adalah Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.
9. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa:
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa terdapat dalam sila ketiga Pancasila,
yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya,bahwa Pancasila sangat menekankan dan
menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga
menjadi alat pemersatu  bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus
juga menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan.
Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan
kepentingan, politik, bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa,
terutama mereka yang terlibat dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti
dan sekaligus juga sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat
Indonesia. Bangsa Indonesia juga menyadari bahwa perbedaan sangat potensial
menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh sebab itu mereka juga sangat
menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa Indonesia.

Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari


pentingnya persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjuk kan
adanya pemahaman bahwa perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin
dihilangkan oleh manusia. Perbedaan sesungguhnya adalah suatu hikmah yang
harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus diingkari. Apalagi harus
dihilangkan dari muka bumi ini.
Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun
juga dan di bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya
tidak dapat tidak adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan
yang justru harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa di atas kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dalam wacana
nasional maka barometer yang harus dijunjung tinggi adalah kepentingan
nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil, lebih rendah, ataupun yang
lebih sempit.
Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas bahwa persatuan
bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi  oleh semua
umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan
menghancurkan umat manusia itu sendiri. Seloka Bhineka Tunggal Ika memang
sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi dan kebenaran yang terkandung di
dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua manusia memerlukan
persatuan dan kerjasama di antara umat manusia. Kerjsama membutuhkan
persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan sebagai
lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Penjelasan dan uraian di atas sangat menyadarkan kita bahwa Sila
Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat
kebenaran dan kebutuhan yang dihadapi oleh  seluruh umat manusia memerlukan
persatuan.

B. Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa dan Negara dalam Bhinneka Tunggal Ika
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya telah dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber
dari keseluruhan politik hukum nasional Indonesia. Pancasila mengandung nilai dasar
yang bersifat tetap, tetapi juga mampu berkembang secara dinamis. Dengan perkataan
lain, Pancasila menjadi dasar yang statis, tetapi juga menjadi bintang tuntunan dinamis.
Dalam kapasitasnya Pancasila merupakan cita-cita bangsa yang merupakan ikrar segenap
bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
materiil maupun spirituil. Tetapi untuk membentuk peraturan perundang-undangan yang
baik, diperlukan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan sistem, asas, tata cara
penyiapan dan pembahasan, teknik, penyusunan maupun pemberlakuannya. Indonesia
sebagai negara yang mendasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus senantiasa berdasarkan atas
hukum yang berlaku di Indonesia.
Ada faktor kesinambungan yang sangat mendasar yang kita anggap luhur dan
menyatukan kita sebagai bangsa. Faktor kesinambungan yang mendasar itu ialah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Intisari dari faktor kesinambungan yang
sangat mendasar inilah yang tidak boleh berubah. Yang kita lakukan adalah
melaksanakan dan mengamalkannya secara kreatif dalam menjawab tantangan-tantangan
baru yang terus menerus muncul dalam perkembangan masyarakat kita dan masyarakat
dunia yang sangat dinamis. Dalam peralihan dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat
nasional, Pancasila telah menjalankan fungsinya yang sangat penting. Tanpa Pancasila,
masyarakat nasional kita tidak akan pernah mencapai kekukuhan seperti yang kita miliki
sekarang ini. Hal ini akan lebih kita sadari jika kita mengadakan perbandingan dengan
keadaan masyarakat nasional di banyak negara, yang mencapai kemerdekaannya hampir
bersamaan waktu dengan kita. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu, karena berisi
cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan oleh bangsa ini.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk, terdiri atas berbagai agama, suku bangsa, adat
istiadat, bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang sedemikian luas, maka
tidak mungkin berhasil disatukan tanpa alat pengikat. Tali pengikat itu adalah cita-cita,
pandangan hidup yang dianggap ideal yang dipahami, dipercaya dan bahkan diyakini
sebagai sesuatu yang mulia dan luhur.
Pancasila juga sebagai dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum
yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana
kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara. Pancasila bukanlah
tulisan kuno yang harus ditinggalkan. Implementasi pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara haruslah dijalankan setiap waktu. Implementasi pancasila ini
haruslah diterapkan sebagaimana mestinya, karena pancasila berbicara dalam konteks
universal. Pluralisme (berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dimasyarakat) yang ada
di Indonesia harusnya dijadikan sebagai ujung tombak dalam menyatukan semua
golongan. Prinsip BHINEKA TUNGGAL IKA merupakan alat pemersatu bangsa
Indonesia.Untuk dibahas lebih lanjut Bhinneka Tunggal Ika mempunyai faktor yang
mendukung kelahiran suatu bangsa indonesia meliputi:
1) Faktor objektif , yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis
2) Faktor subjektif , yaitu faktor historis , sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa indonesia(suryo,2002)

Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan
masyarakat, bangsa, dan negara, beserta identitas bangsa indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.

Robert de Ventos, sebagaimana dikutif manuel castells dalam bukunya, The Power of
Identity (suryo,2002), mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu
bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting yaitu:

1.faktor pertama

Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama, dan yang sejenisnya. Unsur-


unsur yang beranekaragam yang masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri-
sendiri menyatukan diri dalam suatu persekutuan hidup bersama yaitu bangsa
Indonesia. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal
inilah yang dikenal dengan Bhinneka Tunggal Ika.

2.faktor kedua

Suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta


pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional
yang bersifat dinamis. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia prosea pembentukan
identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan
prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya.

3.faktor ketiga

Bagi bangsa indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan


dan kesatuan nasional, sehinggah bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi
negara dan bangsa indonesia

4.faktor keempat
Penderitaan dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam
memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan ,
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Indonesia

Adapun Dasar Hukum Lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika Dalam hubungan dengan
lambang Negara Garuda Pancasila yang di dalamnya terdapat seloka Bhinneka Tunggal Ika telah
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pasar 36A
disebutkan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Pasal tersebut merupakan dasar yuridis konstitusional sekaligus merupakan pengakuan dan
penegasan secara yuridis formal dan resmi oleh Negara tentang Penggunaan simbol-simbol
tersebut sebagai jati diri bangsa dan dari identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bhinneka Tunggal Ika juga Sebagai Local Wisdom Bangsa Indonesia

Seloka Bhinneka Tunggal Ika yang melambangkan realitas bangsa dan negara indonesia yang
tersusun dari berbagai unsur rakyat(bangsa) yang terdiri atas berbagai macam,suku, adat istiadat,
golongan, kebudayaan dan agama, wilayah yang terdiri atas beribu-ribu pulau menyatu menjadi
bangsa dan negara Indonesia.

Oleh karena itu jikalau diterjemahkan secara bebas maka, makna Bhinneka Tunggal Ika , tan
hana dharma mangrwa, adalah: meskipun berbeda- Beda akan tetapi satu jua. Tidak ada hukum
yang mendua (dualisme).

Makna Filosofis Bhinneka Tunggal Ika Esensi Negara kesatuan adalah terletak pada
pandangan ontologis tentang hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara. Menurut paham
negara kesatuan negara bukan terbentuk secara organis dari individu-individu sebagaimana
diajarkan oleh Hobbes, Locke dan pemikiran individu lainnya, melainkan negara terbentuk atas
dasar kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial(Notonagoro, 1975). Hakikat negata
persatuan bahwa negara adalah masayarakat itu sendiri. Negara kesatuan bukan dimaksudkan
merupakan suatu kesatuan dari negara bagian (federasi), melainkan kesatuan dalam arti
keseluruhan unsur-unsur negara yang bersifat fundamental. Demikian juga negara kesatuan
bukanlah suatu kesatuan individu-individu sebagaimana diajarkan paham individualisme-
liberalisme, sebab menurut paham negara kesatuan bahwa manusia adalah individu sekaligus
juga mahkluk sosial.

Nilai filosofis persatuan,dalam kehidupan kenegaraan dan kebangsaan menjadi kunci


kemajuan suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia yang kausa materialisnya berbagai etnis,
golongan, ras , agama serta primordial lainnya dinusantara secara moral menentukan
kesepakatan untuk membentuk suatu bangsa , yaitu bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ini harus mendasarkan pada kesadaran telah memiliki
kesamaan pandangan untuk mempersatukan diri dalam sebagai suatu bangsa yaitu bangsa
Indonesia.

Jadi,bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang hidup secara berdampingan.
Memang setiap agama pasti memiliki ajaran tentang gambaran kehidupan ideal, yang masing-
masing berbeda-beda. Perbedaan itu tidak akan mungkin dapat dipersamakan. Apalagi,
perbedaan itu sudah melewati dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, masing-masing
pemeluk agama lewat para tokoh atau pemukanya, sudah berjanji dan berekrar akan membangun
negara kesatuan berdasarkan Pancasila itu. Memang ada sementara pendapat, bahwa agama akan
bisa mempersatukan bangsa. Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan
tentang persatuan, kebersamaan dan tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama. Akan tetapi
pada kenyataannya, tidak sedikit konflik yang terjadi antara penganut agama yang berbeda.
Tidak sedikit orang merasakan bahwa perbedaan selalu menjadi halangan untuk bersatu. Maka
Pancasila, dengan sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus
menyatukan pemeluk agama yang berbeda itu.
Mereka yang berbeda-beda dari berbagai aspeknya itu dipersatukan oleh cita-cita dan
kesamaan idiologi bangsa ialah Pancasila. Maka, Pancasila adalah sebagai tali pengikat bangsa
yang harus selalu diperkukuh dan digelorakan pada setiap saat. Bagi bangsa Indonesia
melupakan Pancasila, maka sama artinya dengan melupakan kesepakatan dan bahkan janji
bersama itu. Oleh sebab itu, Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkenalkan dan
diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, bai k lewat pendidikan formal maupun non formal.
Pancasila memang hanya dikenal di Indonesia, dan tidak dikenal di negara lain. Namun hal itu
tidak berarti, bahwa bangsa ini tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain. Bangsa Indonesia
memiliki sejarah, kultur, dan sejarah politik yang berbeda dengan bangsa lainnya. Keaneka-
ragaman bangsa Indonesia memerlukan alat pemersatu, ialah Pancasila.
C. Pengaruh Pancasila Sebagai Alat Pemersatu Bangsa
Dengan melihat perkembangan kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara
kita yang sering terjadi konflik maka menjadi suatu tantangan buat kita untuk bisa
menjawab bagaimana penanganan atau pemecahan masalah konflik tersebut dan dalam
penanganan konflik tersebut berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 serta langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa negara indonesia  terdiri dari berbagai macam
suku,bahasa,agama,adat,istiadat,dan banyak lagi , hal itu akan bisa berdampak pada
konflik apabila kita tidak memiliki jiwa kesatuan dan persatuan . untuk itu di dalam
menumbuhkan nilai persatuan dan kesatuan maka salah satu langkah pemecahan adalah
perlu dihidupkan  kembali penataran pedoman penghayatan pengamalan pancasila (P4)
kepada setiap lapisan masyarakat. Karena dengan penataran tersebut secara tidak
langsung masyarakat akan memahami tentang dasar falsafah kita dan bagaimana
pengaplikasiannya sehingga akan mengurangi konflik-konflik yang terjadi di Negara kita.

D. T i n d a k a n Y a n g T e r d a p a t D a l a m S i l a – S i l a P a n c a s i l a D a l a m
M ewujudkan Persatuan.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa secara keseluruhan merupakan intisari
dari nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk. Pancasila memiliki ciri yang khas
dalam kebudayaan masyarakat, oleh karena itu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat Indonesia dan merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
· Sila pertama Pancasila (Ketaqwaan terhadap Tuhan YME) :
Mengandung nilai saling menghormati antar sesama penganut agama dan tidak
mempermasalahkan perbedaan tentang cara beribadah kepada Tuhan. Konflik Agama
banyak yang terjadi karena sentimen agama tidak akan terjadi apabila kita memahami
secara mendalam tentang Pancasila terutama pada Sila pertama karena akan tercipta rasa
sling menghormati dan menghargai Ketuhanan masing-masing.
· Sila kedua Pancasila (Kemanusiaan yang adil dan beradab)
Mengandung nilai-nilai kemanusiaan antara lain.
a. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia;
b. Perlakuan yang adil terhadap martabat manusia;
c. Pengertian manusia yang beradab memiliki daya cipta, rasa, karsa dan
keyakinan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.
Sehingga tumbuh nilai saling menyayangi dan mengasihi antar sesama
serta menghormati nilai- nilai hidup setiap orang.
Nilai-nilai pada pasal ini untuk mencegah terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak dasar
manusia.
· Pada Sila ketiga (Persatuan Indonesia)
Mengandung nilai-nilai sebagai berikut.
a. Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia.
b. Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia dan memiliki satu tekad yang sama dalam pencapaian
cita-cita.
c. Pengakuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku Bangsa (etis) dan
kebudayaan Bangsa (berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan
arah dalam pembinaan kesatuan Bangsa.
Pasal ini bertujuan menciptakan nilai-nilai persatuan dan persatuan sehingga
mencegah terjadinya konflik perpecahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tidak
akan terjadi.
· Pancasila Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan).
Nilai-Nilai yang terkandung:
a. Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.
b. Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang ditempuh melalui jalan
musyawarah dengan dilandasi akal sehat.
c. Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
d. Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.  
Pasal ini bertujuan mengembangkan nilai permusyawarahan. Apabilasetiap
permasalahan atau konflik diselesaikan dengan musyawarah maka akan semakin
mengeratkan bangsa dan tidak akan terjadi konflik di dalan Negara yang berkepanjangan.
· Pancasila Sila Ke Lima (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Mengandung nilai-nilai.:
a. Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi
seluruh rakyat Indonesia dengan tidak memandang Suku, Agama, Ras dan
golongan.
b. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang Ideologi,
Politik, Ekonomi, Sosial, Kebudayaan dan Pertahanan/ keamanan nasional
(Ipoleksosbudhankamnas).
c. Cita-cita masyarakat adil dan makmur material dan spritual yang merata bagi
seluruh rakyat Indonesia.
d. Keseimbangan antara hak dan kewajiban dan menghormati hak orang lain.
Pengaplikasian nilai-nilai Pancasila sebagai dasar falsafah negara adalah untuk
menanamkan nilai-nilai Pancasilais dalam setiap diri bangsa untuk mencegah terjadinya
konflik antar suku, agama, dan daerah serta menghindari adanya tindakan separatis untuk
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemahaman nilai-nilai
Pancasila akan menciptakan dan menumbuhkan jiwa persatuan dan kesatuan. Oleh
karena itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia mencantumkan semboyan Bhineka
Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan Kesatuan tidak boleh mematikan
keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan tidak boleh menjadi
faktor pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk memajukan
kesatuandan persatuan itu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah suatu ideologi yang telah tersebar ke seluruh dunia dan Bangsa
Indonesia adalah pusat dari ideologi ini ,karena Pancasila adalah suatu jiwa yang bersifat abstrak
namun dapat di impresentasikan ke hidup mereka sehari – hari sebagai pedoman hidup menuju
masyarakat yang lebih baik tanpa harus menutup diri dari dunia ataupun bersifat apatis dan
separatis. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah dua hal yang kental didalam
Pancasila itu sendiri ,prioritas utama yang tidak dapat dikesampingkan karena merupakan
keunggulan utama milik Pancasila dan yang membuat bangsa Indonesia bangga terhadap
dirinya sendiri serta berterimakasih terhadap para leluhur – leluhur mereka yang telah
mengirimkan ide – ide abstrak sampai terbentuknya pancasila ini. Pluralisme (berbagai
kebudayaan yang berbeda-beda dimasyarakat) yang ada di Indonesia harusnya dijadikan sebagai
ujung tombak dalam menyatukan semua golongan. Prinsip BHINEKA TUNGGAL IKA
merupakan alat pemersatu bangsa Indonesia yang menyatukan perbedaan-perbedaan dari
agama,kebudayaan,Bahasa,suku sampai ras yang ada di Indonesia.

B. Saran
Penulis memberi saran kepada para pemerintah yang sedang menduduki kursi jabatannya
sekarang ataupun pemerintah yang akan menggantikannya agar lebih mengimplementasikan
serta mengamalkan budaya – budaya Pancasila kedalam kehidupan bernegara nya sehari –
hari ,terutama dalam memberi pengetahuan bersifat mendasar kepada rakyat nya mengenai
Pancasila itu sendiri ,dan pada akhirnya memberi mereka sistem yang berdasarkan Pancasila
tanpa adanya intervensi dari pihak – pihak lain sehingga Pancasila dapat bekerja dengan
penuh dalam memberikan pedoman masyaraklat yang madani bagi bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://kesbangpol.banyumaskab.go.id/page/18056/pancasila-sebagai-alat

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2016/04/pancasila-sebagai-pemersatu-bangsa.html?m=1

http://www.academia.edu/16608599/PANCASILA_SEBAGAI_ALAT_PEMERSATU_BANGS
A

https://www.slideshare.net/mobile/RadenAbdulHafizhZain/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-
bangsa

https://um140.ilearning.me/2016/12/07/fungsi-pancasila-sebagai-pandangan-hidup/

http://kesbangpol.banyumaskab.go.id/page/18056/pancasila-sebagai-alat

https://um140.ilearning.me/2016/12/07/fungsi-pancasila-sebagai-pandangan-hidup/

https://www.google.co.uk/amp/s/jemifaisal.wordpress.com/2012/04/30/ideologi-pancasila-
sebagai-alat-pemersatu-bangsa/amp/

http://nasakti2.blogspot.com/2015/04/pancasila-sebagai-pemersatu-bangsa.html?m=1

Kaelan, 2016, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.

Cahyono Ma’ruf, 2016, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dan
Ketetapan MPR RI, Sekretariat Jenderal MPR RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai