Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DALAM

KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK


INDONESIA

OLEH KELOMPOK I:

Dewa Ayu Intan Sri Widyawati (2102622010381)


Ni Nyoman Sri Widiantari (2102622010366)
I Gede Indra Yamadi Putra (2102622010365)
Ida Bagus Wedha Atmaja (2102622010374)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


DENPASAR
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 2
A. Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia..................................... 2
B. Kedudukan Pancasila ....................................................................................................... 2
C. Makna Isi Pembukaan UUD 1945 ................................................................................ 4
D. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia ......................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya, dengan judul “Makalah Tentang Implementasi Nilai Pancasila Dalam
Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia” disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta memberikan
pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi nasional.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman dan
para anggota kelompok yang telah membantu pada pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi kami dan orang lain yang telah
membaca makalah kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini kami susun masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
dengan tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik.

Gianyar, 15 Mei 2022

Penulis

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara, serta sebagai landasan yang mengatur struktur
ketatanegaraandan sebagai sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia.
Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarannya
senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Dalam
membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia mengharuskan kita meninjau dan
memahami penafsiran, kedudukan dan peranan pancasila, pembukaan UUD 1945,
dan para pendiri dan pembentuk negara Republik Indonesia.
Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas
hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Pembagian kekuasaan,
lembaga-lembaga tinggi negara, hak dan kewajibanwarga negara, keadilan sosial dan
lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia Namun jika dalam suatu
pemerintahan terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa
Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia berantakan dan
begitupun dengan bangsanya sendiri.
Untuk itulah dalam makalah ini, kami membahas hubungan pancasila
dan Undang-Undang dengan judul “Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan
Republik Indonesia”
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI ?
2. Jelaskan kedudukan Pancasila ?
3. Apa makna isi pembukaan UUD 1945 ?
4. Apa implementasi nilai Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI.
2. Mengetahui kedudukan pancasila.
3. Mengetahui makna isi pembukaan UUD 1945?
4. Mengetahui implementasi nilai Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam
ilmu kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas
hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara
diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek
ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga
tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang
undang dasar negara. Pembukaan undang- undang dasar 1945 dalam kontek
ketatanegaraan, memiliki kedudukan yang sangat penting merupakan
staasfundamentalnom dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara
Indonesia.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia adalah
pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan
sosial, dan lainnya diatur didalam undang-undang dasar negara.dalam hal ini yaitu
legislative, ekskutif dan yudikatif.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum
Indonesia maka setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan
UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok – pokok
pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun
semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Kedudukan Pancasila

Kedudukan Pancasila sebagai berikut:


1. Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa Indonesia
3

Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta
dapat memberi kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga
berdasarkan pada suatu alas atau landasan yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya
sebagai dasar negara, adalah sumber kaidah hukum yang mengatur Bangsa Indonesia,
termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan wilayah.
Pancasila pada posisi seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan
negara serta seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa
Indonesia yang telah membentuk watak, sikap, prilaku, etika dan tata nilai norma
yang telah melahirkan pandangan hidup. Pandangan hidup sendiri adalah suatu
wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian dari
nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk
mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan
hubungan manusia dengan lingkungan.
3. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia
Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian
dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu
pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa
dimana pada hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau pemikiran Bangsa
Indonesia. Pancasila di angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan
bahan yang di angkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia.
4. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia,
hal tersebut melalui penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan
cita-cita yang ingin digapai serta sesuai dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila
lahir bersamaan dengan lahirnya Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap
bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat
atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya
Bangsa Indonesia yaitu pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan nasional.
5. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum
Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan /
hukum yang berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau
tidak bertentangan (kontra) dengan Pancasila. Karena segala kehidupan negara
Indonesia berdasarkan pancasila.
6. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
4

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan


lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap
mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain.
dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya kepribadian
Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan,
tingkah laku dan sikap mental bangsa Indonesia.
7. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia
Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang
menjadikan pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana
tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang merata baik
materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.
8. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
Karena saat berdirinya bangsa Indonesia, Pancasila merupakan perjanjian
luhur yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan
dan di pelihara. Artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang
mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.
9. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia
Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa
Indonesia. Karena Pancasila merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa
Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna
mempersatukan Rakyat Indonesia.
10. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki konsekuensi
bahwa di dalam segala aspek pembangunan nasional wajib berlandasakan pada
hakikat nilai-nilai dari sila-sila yang ada pada pancasila.

C. Makna Isi Pembukaan UUD 1945

1. Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia


Apabila UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi
dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari
cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional,
maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di Dunia.
5

Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok-pokok kaidah yang menjadi


landasan dan peraturan hukum yang tertinggi bagi hukum-hukum lainnya, termasuk
hukum dasar yang tertulis maupun hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi).
Pokok-pokok kaidah Negara fundamental itu terdapat dalam pembukaan UUD 1945
yaitu sbb:
a. Dasar-dasar pembentukan Negara
1) Tujuan Negara, yang menyatakan Negara Indonesia mempunyai fungsi dan
tujuan.
2) Asas politik Negara, yaitu pernyataan yang menyatakan bahwa Negara
Indonesia yang berbentuk Republic dan berkedaulatan Rakyat
3) Asas Kerohanian Negara, yaitu dasar falsafah Negara pancasila yang meliputi
hidup kenegaraan dan tertib hokum Indonesia.
b. Ketentuan diadakannya UUD Negara
Ketentuan ini dapat terlihat kalam kalimat, “maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia

2. Makna Alenia-Alenia Pembukaan UUD 1945


“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan” merupakan bunyi alenia pertama pembukaan
UUD 1945 yang menunjukan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia
menghadapi masalah “kemerdekaan lawan penjajahan”. Alenia ini mengungkapkan
suatu dalil obyektif, karena dalam alinea pertama terdapat letak moral luhur dari
pernyataan Indonesia. Alenia ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu
aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari perjuangan. Alasan bangsa
Indonesia menentang penjajahan, karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Hal ini berarti setiap hal atau sifat yang bertentangan atau bertentangan
dengan pernyataan diatas juga harus secara sadar ditentang oleh Bangsa Indonesia.
“Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur” merupakan bunyi alenia ke dua yang menunjukan kebangsaan dan
penghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Alenia ini juga
menunjukan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian :
a. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
b. Momentum yng telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan
kemerdekaan.
6

c. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi
dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan
makmur.
“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan bunyi dari alenia ke tiga yang
menjadi motivasi riil dan materiil Bangsa Indonesia untuk menyatakan
kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan/kepercayaannya, menjadi motivasi
spiritualnya, karena menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah SWT, serta
menunjukan ketaqwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa serta merupakam suatu
pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan.
“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-UUndang dasar Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang maha dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” merupakan bunyi dari alenia ke
empat yang merumuskan dengan padat sekali tujuan dari prinsip-prinsip dasar untuk
mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.
Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat Pembukaan Undang-
Undang dasar sekaligus menegaskan :
a. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu
seperti yang tertuang dalam alenia ke empat tersebut.
b. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan Rakyat.
c. Negara Indonesia mempunyai dasar filsafah Pancasila.

3. Makna Pembukaan UUD 1945 Per alinea


a. Alinea Pertama:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu ,maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Makna Alinea Pertama:
1) Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah
dalam segala bentuk.
7

2) Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus


penjajahan diatas dunia.
3) Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
4) Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia
untuk berdiri sendiri.
b. Alinea Kedua:
“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaanIndonesia telah sampailah pada
saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia”.
Makna Alinea Kedua:
1. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan
pergerakan melawan penjajah.
2. Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
3. Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetap iharus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,bersatu, berdaulat,adil dan makmur.
c. Alinea Ketiga:
“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Makna Alinea ketiga:
1) Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kitaadalah berkat rahmat Alllah
Yang Maha Kuasa.
2) Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu
kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan
kehidupan dunia maupun akhirat Pengukuhan pernyataan Proklamasi
Kemerdekan
d. Alinea Keempat:
”Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsan
Indonesia itu dalam suayu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang
berbentuk Undang-Dasar, dalam suatu susunan Negara RepublikIndonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
8

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta


dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Makna Alinea Keempat:
1) Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,yaitu: Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan
umum Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
2) Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatuUndang-Undang Dasar
1945.
3) Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia. Sistem pemerintahan Negara, yaitu
berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi).
4) Dasar Negara Pancasila.

D. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Implementasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai pelaksanaan atau


penerapan ataupun juga keadaan gerak, tentunya pelaksanaan atau keadaan gerak dari
nilai pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Secara teoritis nilai dasar
Pancasila pada umumnya dikemukakan Dayanto (2013) menyatakan konsepsi
paradigmatik Negara hukum Indonesia yang hendak dibangun dan dikembangkan
tidak bisa dipisahkan dari Pancasila sebagai ideologi atau jalan hidup (modus
vivendi) berbangsa dan bernegara yang secara yuridis-konstitusional sudah diterima
dan ditetapkan pada 18 Agustus 1945 sebagai filsafat dan ideologi negara
sebagaimana terdapat dalam alenia keempat Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa: “…dengan berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan Yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Nilai-
nilai pancasila tersebut harus sesuai sistem ketatanegaraan Indonesia terutama dalam
penyelenggaraan sistem pemerinatahan yang demokratis.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan kata “system” diartikan
sebagai: (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehngga
membentuk suatu totalitas; (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan
sebagainya; (3) metode (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Sastra, 1990:78). Selanjutnya system dalam bahasa inggris diartikan sebagai
kombinasi atau rangkaian yang teratur, baik dari bagian-bagian khsusus atau bagian-
bagian lain ataupun unsurunsur ke dalam suatu keseluruhan; khususnya kombinasi
9

yang sesuai dengan prinsip rasional tertentu (Henry Campbell Black, 1968:136). Jadi
system diartikan sebagai seperangkat unsur yang saling berkaitan antara unsur-unsur
lembaga Negara yang berlandaskan nilai pancasila.
Philipus M. Hadjon (1987:85) yang dikutip oleh Ekatjahjana (2015) bahwa
konsep Pancasila dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yaitu: (1) terjalinnya
hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan negara; (2)
penyelesaian sengketa secara musyawarah, sedangkan peradilan merupakan sarana
terakhir; dan (3) hak-hak asasi manusia yang tidak hanya menekankan hak atau
kewajiban, tetapi terjalinnya suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Demikian juga Sumardjoko (2013) menyatakan bahwa sari dan puncak sosio-budaya
masyarakat Indonesia adalah nilai-nilai yang melandasi tata kehidupan masyarakat
yang disebut sebagai pandangan hidup. Karena itu, nilai-nilai Pancasila tampak dari
dalam kehidupan sosio-budaya bangsa Indonesia, seperti adanya (a) Keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta dan Pengayom alam semesta;
(b) Asas kekeluargaan, cinta kebersamaan sebagai satu keluarga, ayah, ibu, dan anak-
anak. Cinta dan kekeluargaan ini menjadi dasar terbentuknya masyarakat; (c) Asas
musyawarah mufakat. Kebersamaan merupakan kumpulan banyak pribadi, warga,
dan keluarga. Agar mereka tetap rukun dan bersatu, maka keputusan ditetapkan atas
dasar musyawarah mufakat; (d) Asas gotong royong. Keputusan yang ditetapkan atas
asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab bersama. Jadi
dilaksanakan bersama secara gotong royong oleh dan untuk kebersamaan; (e) Asas
tenggang rasa; saling menghayati keadaan dan perasaan antar warga, antar pribadi;
saling menghargai dan menghormati dalam keragaman dan perbedaan. Saling
menghormati hak, pendapat, keyakinan, dan agama masing-masing demi
terpeliharanya kesatuan dan keharmonisan hidup bersama.
Uraian di atas menunjukkan bahwa nilai pancasila dalam system
ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan adanya pembatasan kekuasaan
diantara lembaga-lembaga Negara demi terjalinnya hubungan dalam mendapatkan
kekuasaan yang setara namun memiliki kewenangan masing-masing lembaga Negara.
Kemudian dalam menyelesaikan sengketa apapun harus lebih diuatamakan
bermusyawarah demi mencapai mufakat yang menunjukkan adanya kepastian hukum,
kemanfaatan hukum dan keadilan hukum yang sesuai cita-cita reformasi hukum yaitu
menciptakan kehidupan yang aman dan damai. Adanya penegakan asas hukum
tersebut akanmenghasilkan keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi masyarakat,
bangsa dan Negara sehingga nilai kemanusiaan harus dijunjung tinggi dalam
mewujudkan kehidupan yang aman dan damai. Selain itu, pancasila juga memiliki
nilai sosio-budaya yang dimana hal itu mengatur kehidupan masyarakat yaitu
10

hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan alam, serta alam dengan
tuhan, nilai kekeluargaan, nilai bermusyawarah dan nilai kegotong royongan yang
masih perlu dipertahankan.
Sistem ketatanegaraan Indonesia dalam penjelasan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pada pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, itu
artinya Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi aturan hukum
karena hukum sebagai pengontrol social. Dalam pandangan Sakban (2016:55)
menjelaskan bahwa karena kesepakatan Pancasila sebagai dasar negara, maka
Pancasila pun menjadi sumber hukum yang ditetapkan dalam Ketetapan MPR Nomor
III/MPR/2000 Pasal 1 Ayat (3) yang menyebutkan, “Sumber hukum dasar nasional
adalah Pancasila sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh Rakyat Indonesia, dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945”. Jadi
Negara Indonesia memiliki unsur-unsur Negara hukum yang mementingkan nilai hak
asasi manusia, musywarah, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan Negara hukum tentunya harus sesuai dengan ideology,
budaya dan karakter bangsa Indonesia. Menurut Ekatjahjana (2015) unsur-unsur
negara hukum yang bertumpu pada ideologi Pancasila, adalah sebagai berikut:
1) Pemerintahan negara berdasarkan hukum;
2) Sistem pembagian kekuasaan negara yang bertumpu pada asas kerukunan dan
gotongroyong;
3) Negara memiliki kewajiban untuk menegakkan prinsip Negara ketuhanan
(religious state);
4) Negara memiliki kewajiban untuk menegakkan harkat dan martabat
kemanusiaan yang adil dan beradab;
5) Negara memiliki tanggungjawab untuk menegakan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
6) Negara memiliki kewajiban untuk menegakkan prinsip demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, termasuk dalam rangka pembentukan hukum
negara (regeling, beschikking dan putusan peradilan);
7) Prinsip partisipasi publik dalam penyelenggaraan pemerintahan;
8) Prinsip musyawarah dan kepentingan umum dikedepankan dalam
penyelenggaraan pemerintahan;
9) Negara memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan keadilan sosial;
11

10) Sistem pengawasan dan pertanggungjawaban publik atas penyelenggaraan


pemerintahan;
11) Sistem peradilan yang bebas dan independen; dan
12) Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia atau hak-hak konstitusional
warga negara berdasarkan prinsip keseimbangan antara hak dan kewajiban
asasi.
Berbagai pandangan di atas tentang Negara pancasila, maka sepaham dengan
Edward S. Greenberg (2009) menyatakan Negara Pancasila adalah suatu negara yang
didirikan, dipertahankan, dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin
selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin
bagi seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).
Jeremy Waldron (2006) yang dikutip Sukmaringsih (2014) menyatakan
hakekat dari Negara hukum adalah “true, the of law is not the only value that lawyers
serve. Lawyers must serve justice too, for justice is part of law`s promise”. Hal
tersebut memberikan pemahaman bahwa segala sesuatu bidang kehidupan akan diatur
dengan hukum untuk itu hukum akan dibuat setiap saat. Namun dalam pembuatan
hukum banyak yang sia-sia bahkan overlapping, untuk itu diperlukan pengawasan
dalam pembagian kekuasaan sehingga adanya pembatasan kekuasaan agar fungsi dan
tanggung jawab masing-masing badan Negara dapat dilaksanakan dan dapat
diciptakan suatu kondisi check and balances atas kekuasaan-kekuasaan pada lembaga
Negara. Dalam menerapkan check and balances dalam system ketatanegaraan
Indonesia, menurut pemikiran Friedrich A. von Hayek yang kutip lagi oleh
Sukmariningsih (2014) membedakan dua cara yang mana kekuasaan kehakiman
dapat membatasi kekuasaan dari cabang-cabang lain. Pertama, penciptaan hukum-
hukum dan administrasi pengadilan dapat dipisahkan. Pembuat Undang-Undang
(legislatures) membuat peraturan perundang-undangan, akan tetapi kebebasan hakim
yang menegakkan peraturan perundang-undangan itu, tanpa adanya intervensi dari
pihak legislative maupun eksekutif. Kedua, pembuatan hukum dan kebijakan dapat
dengan sendirinya di-review oleh pengadilan-pengadilan agar tidak bertentangan
dengan konstitusi (inconstitutional). Adanya prinsip checks and balances memberikan
ada pembatasan kekuasaan, control atau pengawasan secara maksimal, sehingga
dapat diminimalisisr penyalahgunaan wewenang baik oleh aparat pemerintah maupun
secara individual yang kebetulan sedang menduduki jabatan pada lembagalembaga
Negara.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam
ilmu kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia adalah
pembagian kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan
sosial, dan lainnya diatur didalam undang-undang dasar negara.dalam hal ini yaitu
legislative, ekskutif dan yudikatif.
13

DAFTAR PUSTAKA
di Bumi Nusantara, W. K. NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA (* DALAM
PRAKTIK KETATANEGARAAN KERATON NUSANTARA.
Handayani, P. A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila Sebagai Dasar
Negara. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 6-12.
Pasaribu, R. B. F. PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN.
Safitri, A. O., & Dewi, D. A. (2021). Pancasila Sebagai Dasar Negara dan
Implementasinya dalam Berbagai Bidang. EduPsyCouns: Journal of
Education, Psychology and Counseling, 3(1), 88-94.
Sakban, A. (2017). Implementasi Nilai Pancasila dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kewarganegaraan 2017.
Triwahyuni, D. (2011). Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan.

Anda mungkin juga menyukai