Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

"Nilai-Nilai Pancasila Dalam Staat Fundamental Norm”


Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Matakuliah : PANCASILA
Dosen Pengampuh : Sutiyono S.pd, M.pd

Disusun Oleh : Kelompok 9


Ketua : Zaki Ammar Muharom 231112004
Anggota : MOH. DINUL KHOLIS 231113022
Muhammad Wisnu P 231111006
Rafi Raihan Ayyasy 231113012
Syahrani D.Y Arifudin 231111008

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA YOGYAKARTA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................iii
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
2.1 Kajiian Teori..............................................................................................................................5
2.2 Pancasila sebagai staats fundamental norms..............................................................................6
2.2.1 Pancasila sebagai sistem filsafat................................................................................................6
2.2.2 Pancasila sebagai sistem politik.................................................................................................7
2.3 Fungsi Pancasila sebagai staats fundamental norms..................................................................8
2.4 Tantangan dan Harapan untuk Menjaga Pancasila sebagai Sumber Hukum Nasional..............9
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................11
3.2 KRITIK..............................................................................................................................................11
3.3 SARAN.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Indonesia
menjadi satu-satunya negara di dunia yang memiliki konsep negara yang
berlandaskan pada Pancasila sebagai ideologi negara dalam menjalankan sistem
ketatanegaraan dan pemerintahan. Berdasarkan hal tersebut Pancasila merupakan
dasar negara yang merupakan sumber dari segala hukum yang ada di Indonesia.
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum memberi makna bahwa
sistem hukum nasional wajib berlandaskan Pancasila. Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia yang pada
hakikatnya adalah merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak dari
bangsa Indonesia. Kemudian mengenai Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum ini dijelaskan kembali dalam Ketetapan MPR Nomo III/MPR/2000
tentang sumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undangan pada Pasal 1
ayat (3) yang menyatakan bahwa ”sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila.
Dengan terbentuknya UU No.10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan, sebagaimana yang termuat dalam Pasal 2 UU No.10 tahun
2004 yang menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum negara”, dengan tegas menyebutkan Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum.
Namun, sebelum membicarakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum, adalah penting untuk mengetahui terlebih dahulu konsep tentang staats
fundamental norm yang merupakan landasan penting bagi lahirnya konsep Pancasila
sehingga melatarbelakangi makalah ini.

iii
1.2 Rumusan Masalah
Poin yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana Pancasila sebagai konsep staats fundamentals norms?

b. Apa dampak dari pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam staat fundamental


norm terhadap stabilitas politik dan social Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:

a. Mengetahui peran Pancasila sebagai landasan norms (staats fundamentals


norms)

b. Mengetahui sejauh mana norma nilai Pancasila konsisten terhadap prinsip-


prinsipnya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajiian Teori


Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, sebagai Dasar Negara dan sebagai
Pandangan Hidup Bangsa akan tetap berhadapan langsung dengan
perkembangan dan kemajuan yang semakin tinggi, bervariasi dan kompetitif
bahkan termasuk intervensi atau desakan berbagai bentuk ideologi negara lain
yang dapat saja digunakan sebagai pemicu untuk melemahkan persatuan dan
kesatuan bangsa. Artinya dengan memahami tantangan-tantangan yang
demikian, bangsa harus segera mengambil sikap untuk menginternalisasikan
nilai-nilai luhur Pancasila ke dalam berbagai peraturan perundang-undang yang
ada. Kata ideologi, menurut Ujang Candra (2020: 159) berarti ilmu pengertian-
pengertian dasar atau dalam perngertian sehari-hari idea disamakan artinya
dengan citat-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah citat-cita yang bersifat tetap
yang harus dicapai, sehingga citacita yang bersifat tetap itu sekaligus
merkupakan dasar, pandangan atau paham.
Kata “Dasar Negara” secara bebas dapat diartikan sebagai dasar negara
merupakan filsafat negara (political philosophy) yang berkedudukan sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau sumber tata tertip hukum dalam negara
dan Pandangan Hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, yang dipilih
oleh setiap pribadi dan golongan dalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri dari
cita-cita, kebihakan dan sikap hidup. Dalam menghadapi segala macam masalah,
manusia itu memiliki prinsip sebagai suatu pegangan hidup agar hidupnya tidak
terombang-ambing. (Ujang Candra, 2020: 169). Terhadap pandangan dimaksud
dapat dibandingkan dengan pendapat Kaelan (2018: 43) yang mengatakan bahwa:
“Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tersebut terkandung di dalamnya
konsepsi dasar mengengai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang baik. Oleh karena
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut

5
dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada
budaya dan pandangan hidup masyarakat.

2.2 Pancasila sebagai staats fundamental norms


Pancasila sebagai pandangan hidup, dalam pokok-pokok pikiran penjelasan
UUD 1945, menegaskan bahwa: “Pancasila adalah merupakan norma dasar negara
atau norma fundamental negara (staats fundamental norms) dan sekaligus merupakan
cita hukum (recht idee) adalah sangat berdasar pada hukum apabila Pancasila disebut
sebagai standar seluruh norma hukum yang ada dan akan ada di Indonesia (UUD
1945 dan Konstitusi Indonesia ...., 2020: 15). Jika tidak demikian, adalah menjadi
sebuah pengingkaran akan hakikat Pancasila sebagai way of live yang lahir sebagai
gentlemen agreement dari orang-orang terhormat di negeri tercinta ini, yaitu
Indonesia.
Dalam kaitan dengan itu, sesungguhnya bangsa Indonesia telah memiliki arah
dan tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana diamanat dalam Pembukaan
Undang-Undang dasar 1945, yaitu:
(1) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
(2) untuk memajukan kesejahteraan umum,
(3) mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
(4) ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan dan sasaran dimaksud merupakan energi positif yang senantiasa dibangun dan
dikembangkan secara konsisten dari waktu ke waktu, sehingga hasilnya dinikmati oleh
seluruh lapisan Masyarakat.
Bahwa perbedaan pendapat para ahli hukum mengenai penempatan Pancasila
sebagai roh dan/atau jiwa pada setiap perundang-undangan, paling tidak ada 2 (dua) hal
yang patut menjadi titik perhatian:
2.2.1 Pancasila sebagai sistem filsafat.
Menurut Ujang Charda (2020: 89), Pancasila sudah memenuhi syarat sebagai
pemikiran filsafat. Pancasila memuat ajaran yang mendasar, menyeluruh dan
sistematis tentang manusia dengan segala aspek kehidupannya”. Lebih lanjut

6
dijelaskan bahwa: “.....Pancasila bukan hasil pemikiran spontan .....telah
dipikirkan secara mendalam bertahun-tahun lamanya, dan oleh karenanya telah
memenuhi syarat berpikir kefilsafatan dengan melakukan deskripsi, berpikir
kritis, evaluasi, dan abstraksi”. Atas pandangan tersebut sesungguhnya telah
menjadi jaminan kebenaran bahwa Pancasila adalah sebuah bangunan kokoh
atau bintang pemandu yang menginspirasi seluruh gerak dan langkah
membangun kehidupan bersama yang berkualitas dan sejahtera. Yang tidak
kalah pentingnya adalah membangun kesadaran bersama bahwa Pancasila adalah
rumah bersama, dimana setiap anggota yang ada dalam rumah itu, memiliki
tanggung jawab yang sama, saling bahu-membahu menjaga, memelihara,
membersihkan dan merawat rumah bersama dimaksud, sehingga secara bersama
juga menikmati kenyamanan dan kesejahteraan. Menikmati kenyamanan dan
kesejateraan, semestinya adalah merupakan milik bersama (bukan hanya milik
orang tertentu), sebab jika tidak akan sangat terasa apakah Pancasila masih tetap
layak sebagai rumah bersama. Dalam kenyataannya, hal ini menjadi pergumulan
yang secara terus-menerus perlu ketulusan, kerelaan dan saling mengasihi.
Suasana inilah yang ingin diwujudkan oleh Pancasila sebagai rumah bersama.
2.2.2 Pancasila sebagai sistem politik
Pancasila sebagai sistem politik diharapkan mampu mengakomodasi berbagai
kepentingan secara seimbang. Tidak perlu lagi ada konsep dan/atau terminologi
mayoritas dan minoritas di negara ini. Sebab, kata mayoritas dan minoritas
adalah sebuah kata yang berpotensi melahirkan dikotomi yang menjurus pada
perpecahan dan mendegradasi nilai-nilai Pancasila. Keadaan seperti ini tentu saja
tidak bisa dibiarkan berlangsung secara terus-menerus. Negara harus mampu
menggunakan kedaulatan yang dimilikinya secara bijak bila perlu menggunakan
daya paksa untuk menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, sebagai Dasar
Negara dan sebagai Pandangan Hidup Bangsa melalui keputusan-keputusan
politik yang mengedepankan penghargaan terhadap hak asasi manusia yang
berkeadilan. Bahwa dengan demikian, maka kekhuatiran tentang perbedaan
pendapat yang menempatkan Pancasila sebagai roh dan/atau jiwa setiap
peraturan perundang-undagan dapat dieliminir sedemikian rupa. Sebagaimana

7
ditegaskan dalam Ketetapan MPR Nomor: III/MPR/2000 tentang sumber hukum
dan tata urutan peraturan perundang-undangan pada Pasal 1 ayat (3) yang
menyatakan bahwa ”sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila. Bahkan
dalam ketentuan Pasal 1 UU Nomor: 10 tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, menyatakan bahwa ”Pancasila merupakan
sumber dari segala sumber hukum negara”. Ini adalah merupakan sikap tegas
yang harus menjadi pedoman dan pegangan Negara.

2.3 Fungsi Pancasila sebagai staats fundamental norms


fungsi Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum mangandung arti bahwa
Pancasila berkedudukan sebagai:
1) Ideologi hukum Indonesia,
karena Pancasila menjadi rujukan dalam bersosial di masyarakat,
berpolitik, beragama, maupun berhukum. Dengan kata lain, Pancasila
menjadi landasan di hampir semua aspek dalam kehidupan berbangsa dan
negara di Indonesia.
2) Kumpulan nilai-nilai yang harus berada di belakang keseluruhan
hukum Indonesia,
Pancasila sebagai sistem nilai mengandung serangkaian nilai, yaitu
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima nilai
ini merupakan satu kesatuan utuh. Atheisme dilarang di Indonesia
Menjamin kehidupan beragama dan toleransi. hakikatnya sebagai makhluk
Tuhan.
3) Asas-asas yang harus diikuti sebagai petunjuk dalam mengadakan
pilihan hukum di Indonesia,
Dalam Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945, disebutkan bahwa Pancasila
merupakan asas tunggal negara dan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia
4) Sebagai sumber hukum yang dinamis dan fleksibel
Pancasila juga memiliki kedudukan sebagai sumber hukum yang bersifat
dinamis dan fleksibel. Artinya, Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan

8
perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Pancasila tidak bersifat
kaku dan statis, melainkan dapat diinterpretasikan dan diimplementasikan
sesuai dengan konteks dan situasi yang ada. Pancasila juga dapat
memberikan ruang bagi keberagaman hukum yang ada di Indonesia, seperti
hukum adat, hukum agama, dan hukum internasional, asalkan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila

2.4 Tantangan dan Harapan untuk Menjaga Pancasila sebagai Sumber Hukum
Nasional
Pancasila sebagai sumber hukum nasional menghadapi berbagai tantangan
yang harus diatasi agar dapat terus berfungsi secara optimal. Beberapa tantangan
tersebut antara lain:

1. Adanya peraturan perundang-undangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai


Pancasila, seperti yang mengandung diskriminasi, pelanggaran hak asasi
manusia, atau korupsi.
2. Adanya praktik penegakan hukum yang tidak berkeadilan, seperti yang tidak
independen, tidak profesional, atau tidak transparan.
3. Adanya sikap apatis, skeptis, atau sinis terhadap Pancasila dan hukum di
kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
4. Adanya pengaruh globalisasi, liberalisasi, dan radikalisasi yang dapat
mengancam eksistensi Pancasila dan hukum nasional.
5. Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan beberapa upaya yang harus
dilakukan oleh semua pihak yang terkait dengan Pancasila dan hukum
nasional. Beberapa upaya tersebut antara lain:
 Melakukan harmonisasi, sinkronisasi, dan evaluasi terhadap peraturan
perundang-undangan yang ada agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
 Melakukan reformasi sistem hukum dan penegakan hukum agar lebih
demokratis, akuntabel, dan berkeadilan.
 Melakukan pendidikan, sosialisasi, dan internalisasi Pancasila dan
hukum kepada masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih

9
menghargai, memahami, dan menjalankan Pancasila dan hukum.
 Melakukan kerjasama antara pemerintah, lembaga negara, organisasi
kemasyarakatan, akademisi, media massa, dan masyarakat sipil dalam
menjaga Pancasila dan hukum nasional dari ancaman globalisasi,
liberalisasi, dan radikalisasi.
--Harapan dari upaya-upaya tersebut adalah agar Pancasila dapat terus menjadi
sumber hukum nasional yang mampu menciptakan ketertiban, keadilan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila dapat terus menjadi jati diri bangsa Indonesia yang berdaulat dalam
politik, ekonomi, sosial budaya, serta berperan aktif dalam perdamaian dunia

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pancasila adalah dasar ideologi negara Indonesia yang memiliki nilai dalam
menjaga stabilitas politik dan sosial. Pancasila juga berperan sebagai panduan dalam
membuat hukum dan keputusan pemerintah. Namun, Pancasila dihadapkan pada
berbagai tantangan seperti hukum yang tidak sesuai, penegakan hukum yang tidak adil,
dan pengaruh globalisasi.

3.2 KRITIK
Membicarakan Pancasila sebagai nilai dari staats fundamental norms artinya kita
seharusnya dapat memahami pentingnya nilai Pancasila pada NKRI dari masalah-
masalah yang terjadi di Indonesia dan bahkan meleceng dari Pancasila sila ke 2 dan 5.

3.3 SARAN
Kita sebagai Mahasiswa atau Masyarakat Indonesia untuk menjaga Pancasila, perlu
adanya pengetahuan agar menjamin kesadaran pada harmonisasi hukum, reformasi sistem
hukum, edukasi masyarakat, dan kerjasama antar berbagai pihak. Tujuannya adalah agar
Pancasila tetap menjadi landasan yang kuat dalam menciptakan ketertiban, keadilan, dan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bo’a F. Y (Maret 2018) Pancasila sebagai Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Nasional
Volume 15, Nomor 1,
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351

Detikedu, "Ini Arti Pancasila sebagai Norma Dasar Negara yang Fundamental"
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5825939/ini-arti-pancasila-sebagai-norma-dasar-
negara-yang-fundamental

Möhö .H, Harefa A, Zai.E.P ( November 2022) PANCASILA SEBAGAI STAAT


FUNDAMENTAL NORM DALAM RANGKA PENGEMBANGAN SISTEM HUKUM
NASIONAL, , Vol. 5 . No.3
file:///C:/Users/mukhl/Downloads/4862-Article%20Text-11272-1-10-20230203.pdf

Sidi R, Basri .H. , Akbar .R. , Irhamuddin, Nirmayana Sinaga. , Hasan Basri , Ahmad Akbar ,
Irhamuddin4 , Nirmayana Sinaga. Staatsfundamentalnorm (Pancasila) Sebagai Bahan
Pembaruan Sistem Hukum Di Indonesia Program Studi MagisterHukum Kesehatan,
Universitas Pembangunan Pancabudi
file:///C:/Users/mukhl/Downloads/167-663-1-PB.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai