MAKALAH
Disusun Oleh:
Haikal Muhammad
2201030075
PENDAHULUAN
I.3 MANFAAT
1. Mahasiswa dapat mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara .
2. Mahasiswa dapat mengetahui Hakikat Pancasila Sebagai Pandangan Hidup
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Indonesia
3. Mahasiswa dapat mengetahui Upaya Menjaga Nilai-Nilai Luhur Pancasila.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Bidang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
5. Mahasiswa dapat mengetahui Contoh Penerapan Nilai Pengembangan Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa.
Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah
kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan
yang diangkat dalam makalah ini yaitu dengan tema wawasan kebangsaan. Sebagai
referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai Pancasila
sebagai nilai daar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
BAB II
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia,
memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang telah dijelaskan dalam
Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik hukum nasional
Indonesia. Berbagai kebijakan hukum di era reformasi pasca amandemen UUD 1945
belum mampu mengimplementasikan nilai-nilai fundamental dari Pancasila dan UUD
1945 yang menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap hukum sebagai
pencerminan adanya kesetaraan dan pelindungan hukum terhadap berbagai perbedaan
pandangan, suku, agama, keyakinan, ras dan budaya yang disertai kualitas kejujuran
yang tinggi, saling menghargai, saling menghormati, non diskriminatif dan persamaan
di hadapan hukum.
Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke
arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup.
Dengan pandangan hidup inilah suatu bangsa akan memandang persoalan yang
dihadapinya sehingga dapat memecahkannya secara tepat. Tanpa memiliki pandangan
hidup, suatu bangsa akan merasa terombang-ambing dalam menghadapi persoalan
yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan dunia. Menurut
Padmo Wahjono : “Pandangan hidup adalah sebagai suatu prinsip atau asas yang
mendasari segala jawaban terhadap pertanyaan dasar, untuk apa seseorang itu hidup”.
Jadi berdasarkan pengertian tersebut, dalam pandangan hidup bangsa terkandung
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, terkandung pula dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan
hidup, pedoman hidup, pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak
istilah mengenai pengertian pandangan hidup tetapi pada dasarnya memiliki makna
yang sama. Lebih lanjut Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dipergunakan
sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia baik dari segi
sikap maupun prilaku haruslah selalu dijiwai oleh nilai-nilai luhur pancasila. Hal ini
sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila dalam kehidupan
sehari-hari maka tata kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat
terwujud. Untuk dapat mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa
hidup sendiri, mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain.
Dengan begitu masing-masing pandangan hidup dapat beradaptasi artinya pandangan
hidup perorangan / individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup kelompok
karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya kehidupan individu maupun
kehidupan kelompok.
Nilai - nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai
generasi penerus bangsa harus mampu menjaga nilai-nilai tersebut. Untuk dapat
menjaga hal tersebut maka perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh
masyarakat Indonesia. Upaya-upaya tersebut antara lain :
Ideologi secara praktis diartikan sebagai system dasar seseorang tentang nilai-
nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan
oleh Negara maka ideology diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang
disusun secara sistematis dan dianggap menyeluruh tentang manusia dan
kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam kehidupan bernegara.
Secara etimologis, ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu idea dan logia. Idea
berasal dari idein yang berarti melihat. Idea juga diartikan sesuatu yang ada di dalam
pikiran sebagai hasil perumusan sesuatu pemikiran atau rencana. Kata logia
mengandung makna ilmu pengetahuan atau teori, sedang kata logis berasal dari kata
logos dari kata legein yaitu berbicara. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan
oleh Antoine Destutt de Tracy (1754 - 1836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis
untuk mendefinisikan sains tentang ide. Jadi dapat disimpulkan secara bahasa,
ideologi adalah pengucapan atau pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam
pikiran.
a. Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan
sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia.
Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat
yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa
maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang
dilakukannya. Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang
Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya
untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-
masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat warga Indonesia
menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama.
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk
menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju
peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin
untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan
masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan
damai.
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia
dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir
untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai
Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan
sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif
dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah
perjuangan panjang dan terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun
perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan
Indonesia.
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan
aliran tertentu yang sempit.
e. Keadilan Sosial
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus muncul dan menjadi nyata dalam bidang
integrasi NKRI, kehidupan ekonomi, dalam bidang hukum, dalam bidang pendidikan
(TK, SD, SMP, SMA, sampai dengan Perguruan Tinggi), dalam bidang politik dan
pemerintahan, dalam bidang sosial-budaya, dalam bidang kehidupan beragama, dalam
bidang kesehatan dan kesejahteraan, dalam bidang lingkungan dan SDA, dalam
bidang tenaga kerja dan SDM, dalam bidang gender dan perempuan, dalam bidang
politik luar negeri, dalam bidang pembangunan pertanian, buruh dan nelayan, dalam
bidang informasi dan komunikasi, dalam bidang pembangunan industri pariwisata,
dalam bidang olahraga dan sport, dalam bidang pembangunan seni dan estetik, dalam
bidang pembangunan kelautan dan perikanan, dalam bidang pembangunan keluarga
dan Keluarga Berencana (KB), dalam bidang pembangunan industri dan penanaman
modal (investasi), dalam bidang bisnis dan perdagangan, dalam bidang ketertiban dan
keamanan, dan begitu seterusnya.
Tidak lebih dari 30% nilai-nilai Pancasila yang telah teraktualisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila masih sebatas wacana dan tema-tema
simbolik, dan tidak muncul dalam sikap dan perilaku yang nyata dari warga Negara
RI. Nilai-nilai Pancasila belum muncul sepenuhnya secara nyata sebagaiway of life
dari warga masyarakat dan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila belum menjadi
Roh Bangsa dan belum menjadi Kepribadian Bangsa Indonesia.
Jangan terjadi lagi demonstrasi tarian liar “Tarian Cakalele” yang (26 orang
penari pria) membawa bendera RMS ketika diselenggarakan Hari Keluarga Nasional
di lapangan Merdeka Ambon tanggal 29 Juni 2007 lalu di depan kedatangan Presiden
RI SBY dan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Fenomena tersebut
mengindikasikan bahwa integritas NKRI masih rapuh. Eksistensi NKRI bukan
sesuatu yang jatuh dari langit, melainkan sesuatu yang harus dibentuk, dikembangkan,
dan dipelihara dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Ancaman terhadap
eksistensi NKRI tidak datang dari Ambon saja, melainkan terjadi potensial dari
daerah lain juga.
Pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
hendaknya tidak menggunakan metode-metode klasik yang indoktrinatif dan
pemaksaan yang tergolong sebagai “hard learning method”, namun harus
menggunakan metode-metode sukarela, keterbukaan, bebas, dan emansipatoris yang
tergolong sebagai “soft - learning method” yang sangat menekankan kesadaran dan
rasionalitas yang kritis.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila hendaknya berjalan seiring atau sejalan dengan
sosialisasi, internalisasi, kulturalisasi, dan pembudayaan serta pelestarian Pancasila.
Aktualisasi hendaknya dapat berjalan simultan, dari lapisan masyarakata atas hingga
lapisan masyarakat bawah, dari kelompok peminpin dan elit bangsa hingga kelompok
sosial di bawah. Presiden RI harus menjadi penanggungjawab bagi aktualisasi nilai-
nilai Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan sebenarnya telah gagal karena tidak mencerdaskan rakyat. Sebagian besar
rakyat Indonesia tidak mandiri, tidak berdaya, dan masih bodoh (tidak cerdas).
Pendidikan menghasilkan manusia-manusia neo-kapitalis di bumi Indonesia, dengan
rumah-rumah beton yang berpagar tinggi. Faham individualisme dan pragmatisme
berkembang sangat kuat akibat perkembangan pasar yang tidak terkendali.
Individualisme dan pragmatisme dapat diibaratkan telah menjadi perahu- perahu atau
kapal-kapal transfort yang membawa faham sekularisme Barat, yang pada akhirnya
menyingkirkan agama-agama formal di Indonesia.
Kita bersama-sama semestinya mampu membangun “masyarakat dan bangsa
Indonesia yang modern” dengan ciri-ciri kualitas antara lain sebagai berikut:
3) Persatuan Indonesia :
A. Menempatkan persatuan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
B. Menetapkan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan
C. Bangga berkebangsaan Indonesia
D. Memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan :
A. Mengakui bahwa manusia Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama,
B. Melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab dan itikad baik
C. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai kebenaran dan keadilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia :
A. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-hari dan
kehidupan bernegara.
B. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong dengan rasa kekeluargaan
dan penuh kegotong royongan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
mempunyai arti sangat penting bagi kehidupan masyarakat bangsa indonesia,
pancasila mempunyai nilai-nilai positif bagi kehidupan kita. Disamping itu banyak
langkah - langkah yang harus kita ambil untuk menjalankan atau menerapkan
pancasila dalam kehidupan kita. Salah satu peranan Pancasila adalah sebagai sumber
dari segala sumber hukum di Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah
dijabarkan dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber dari keseluruhan politik
hukum nasional Indonesia. Pancasila mengandung nilai dasar yang bersifat tetap,
tetapi juga mampu berkembang secara dinamis. Dengan kata lain, Pancasila menjadi
dasar yang statis, tetapi juga menjadi bintang tuntunan (lightstar) dinamis. Pancasila
juga sebagai dasar dan ideologi negara, yaitu sumber kaidah hukum yang mengatur
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan meliputi suasana kebatinan atau
cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar negara. Selain itu Pancasila merupakan
sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
dan meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar
negara.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
niscaya dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia sekarang juga. Jika tidak maka
Pancasila akan dijauhkan oleh warganya sendiri. Aktualisasi Pancasila adalah
keniscayaan pembelajaran dari generasi ke generasi. Konsep aktualisasi nilai-nilai
Pancasila mencakup pengertian hakikat Pancasila secara mendalam, menyadari nilai-
nilai Pancasila (kesadaran rasional, kesadaran emosional, dan kesadaran spiritual),
serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang nyata.
Menerima Pancasila jangan hanya sebatas wacana dan dijadikan sebagai alat
(tool) saja. Proses aktualisasi nilai-nilai Pancasila hendaknya berjalan seiring dengan
sosialisasi, internalisasi, dan kulturalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dengan melalui proses pembelajaran yang non-indoktrinatif
dan pemaksaan. Aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebenarnya sebuah “strategi budaya”
dari masyarakat dan bangsa Indonesia untuk membangun budaya dan peradaban
bangsa di masa depan. Pancasila adalah sumber untuk mengembangkan budaya dan
peradaban bangsa yang bermartabat. Jika aktualisasi nilai-nilai Pancasila gagal, maka
masyarakat dan bangsa Indonesia akan memiliki budaya baru, yang bukan berakar
pada budaya masyarakat dan bangsa sendiri.
4.2 SARAN
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus dilakukan
peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat. Yang lebih penting lagi,
para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila. Pancasila akan
menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai, tentram, adil,
makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam penegakan
hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/pancasila-sebagai-ideologi-pandangan.html
Listyarti, Retno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk kelas XI
kurikulum 2004. Jakarta: Esis.
Budiyanto. Abdul Karim, Aim. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk
kelas XII kurikulum 2006 . Jakarta: Grafindo.
Mohammad Adib. 15 September 2008. Urgensi Undang-Undang Republik
Indonesia Tentang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara .Adib’s Jatidiri Blog.