1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan naungan-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan tak lupa
pula saya ucapkan terima kasih kepada ibu Ni Nyoman Widiyaningsih
Spd,Mpd.
saya sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah saya dilaij
waktu.
Maria salestina
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................HAL. 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................HAL. 4
1.1. LATAR BELAKANG...................................................HAL. 4
1.2. TUJUAN PEMBAHASAN...........................................HAL. 5
1.3. MANFAAT................................................................HAL. 5
1.4. METODE PENGUMPULAN DATA..............................HAL. 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Untuk itu kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan
kewajiban bersama untuk senantiasa menjaga kelestarian nilai-nilai
pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa lalu tidak akan
teredam di masa yang akan datang.
I.3 MANFAAT
5
I.4 METODE PENGUMPULAN DATA
6
BAB II
RUMUSAN MASALAH
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang
dijadikan landasan dalam menyelenggarakan pemerintah negara.
Seperti Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai dasar negara atau
ideologi negara untuk mengatur penyelenggaraan negara. Hal
tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD 1945 alenia ke-4
yang berbunyi :
“Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam
suatu UUD negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan negara”
Dengan demikian kedudukan pancasila sebagai dasar negara
termaktub secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD
1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang
menguasai hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal-
pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan perundangan. Selain
bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata
negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara. Pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Artinya segala peraturan perundangan secara material harus
berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan
(termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan
nilai-nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan
tersebut dicabut.
Berdasarkan uaraian tersebut pancasila sebagai dasar negara
mempunyai sifat imperatif atau memaksa, artinya mengikat dan
memaksa setiap warga negara untuk tunduk kepada pancasila dan
bagi siapa saja yang melakukan pelanggaran harus ditindak sesuai
hukum yang berlaku di Indonesia serta bagi pelanggar dikenakan
sanksi-sanksi hukum. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
pancasila memiliki sifat obyektif-subyektif. Sifat subyektif
maksudnya pancasila merupakan hasil perenungan dan pemikiran
bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif artinya nilai
pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang
diterima oleh bangsa-bangsa beradab.
Oleh karena memiliki nilai obyektif-universal dan diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka pancasila selalu
dipertahankan sebagai dasar negara. Jadi berdasarkan uraian
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pancasila sebagai
9
dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam
mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita
para pendiri bangsa Indonesi dapat terwujud.
10
perorangan/individu dapat beradaptasi dengan pandangan hidup
kelompok karena pada dasarnya pancasila mengakui adanya
kehidupan individu maupun kehidupan kelompok. Selain sebagai
dasar Negara, Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila
berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh
bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dalam
menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan
dan pikiran tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar
bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari
nilai-nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini
kebaikan dan kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa
sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad
lamanya. Oleh karna itu, Pancasila adalah khas milik bangsa
Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila
merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia.
Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan hidup
mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai
pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai
pedoman dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia menjadi sebuah
ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua
pihak secara sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-
gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara sistematis yang
diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di
dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam
pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam seluruh
aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan didalam upaya mewujudkan
cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi pandangan
hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa.
Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat
membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang
jelas, suatu bangsa akan memiliki pegangan dan
11
pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah
politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak
masyarakat yang makin maju. Dengan berpedoman pada
pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan
membangun diri dan negerinya. Pandangan hidup yang dijadikan
ideologi bangsa mengandung konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan oleh sebuah bangsa dan pikiran-pikiran
terdalam serta gagasan-gagasan sebuah bangsa mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik. Pandangan hidup sebuah bangsa
adalah perwujudan nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu yang
diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad bagi bangsa itu.
12
dapat disimpulkan secara bahasa, ideologi adalah pengucapan atau
pengutaraan terhadap sesuatu yang terumus di dalam pikiran.
Dalam tinjauan terminologis, ideology is Manner or content of
thinking characteristic of an individual or class (cara hidup/ tingkah
laku atau hasil pemikiran yang menunjukan sifat-sifat tertentu dari
seorang individu atau suatu kelas). Ideologi adalah ideas
characteristic of a school of thinkers a class of society, a plotitical
party or the like (watak/ ciri-ciri hasil pemikiran dari pemikiran
suatu kelas di dalam masyarakat atau partai politik atau pun
lainnya). Ideologi ternyata memiliki beberapa sifat, yaitu dia harus
merupakan pemikiran mendasar dan rasional. Kedua,
dari pemikiran mendasar ini dia harus bisa memancarkan sistem
untuk mengatur kehidupan. Ketiga, selain kedua hal tadi, dia juga
harus memiliki metode praktis bagaimana ideologi tersebut bisa
diterapkan, dijaga eksistensinya dan disebarkan. Pancasila
sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah
dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahwa Pancasila merupakan
sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa
Indonesia bersatu. Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan,
Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional.
Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur
kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud
dari konsensus nasional karena bangsa Indonesia ini adalah sebuah
desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara
Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila
dilestarikan dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali
dikumandangkan oleh Soekarno pada saat berlangsungnya sidang
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Republik
Indonesia (BPUPKI). Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan
pentingnya sebuah dasar negara. Istilah dasar negara ini kemudian
disamakan dengan fundamen, filsafat, pemikiran yang mendalam,
serta jiwa dan hasrat yang mendalam, serta perjuangan suatu
bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang berasal dari
kepribadian bangsa. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV
pembukaan UUD 1945. Di samping pengertian formal menurut
13
hukum atau formal yudiris maka Pancasila juga mempunyai bentuk
dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-unsur yang menyusun
Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila, sepatutnya
sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan
nilai-nilai luhur tersebut.
14
c. Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian,
kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan
untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari
Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah
sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus
menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif
dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik Indonesia
terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan
terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun
perbedaan tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru
dijadikan persatuan Indonesia.
d. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup
berdampingan dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya
terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain
atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip
kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi
mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu
mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada
dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan
perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah
kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap
yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari
belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu
yang sempit.
e. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma
berdasarkan ketidak berpihakan, keseimbangan, serta
pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara
dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan
masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap
anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk
tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
15
kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi
rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas
rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
16
dari warga masyarakat dan bangsa Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila belum menjadi Roh Bangsa dan belum menjadi
Kepribadian Bangsa Indonesia.
Jangan terjadi lagi demonstrasi tarian liar “Tarian Cakalele”
yang (26 orang
penari pria) membawa bendera RMS ketika diselenggarakan
Hari Keluarga Nasional di lapangan Merdeka Ambon tanggal 29
Juni 2007 lalu di depan kedatangan Presiden RI SBY dan
beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Fenomena
tersebut mengindikasikan bahwa integritas NKRI masih rapuh.
Eksistensi NKRI bukan sesuatu yang jatuh dari langit,
melainkan sesuatu yang harus dibentuk, dikembangkan, dan
dipelihara dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Ancaman
terhadap eksistensi NKRI tidak datang dari Ambon saja,
melainkan terjadi potensial dari daerah lain juga.
Pengaktualisasian nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara hendaknya tidak menggunakan
metode-metode klasik yang indoktrinatif dan pemaksaan yang
tergolong sebagai “hard learning method”, namun harus
menggunakan metode-metode sukarela, keterbukaan, bebas, dan
emansipatoris yang tergolong sebagai “soft-learning method”
yang sangat menekankan kesadaran dan rasionalitas yang kritis.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila hendaknya berjalan seiring atau
sejalan dengan sosialisasi, internalisasi, kulturalisasi, dan
pembudayaan serta pelestarian Pancasila. Aktualisasi hendaknya
dapat berjalan simultan, dari lapisan masyarakata atas hingga
lapisan masyarakat bawah, dari kelompok peminpin dan elit
bangsa hingga kelompok sosial di bawah. Presiden RI harus
menjadi penanggungjawab bagi aktualisasi nilai-nilai Pancasila
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
sebenarnya telah gagal karena tidak mencerdaskan rakyat.
Sebagian besar rakyat Indonesia tidak mandiri, tidak berdaya,
dan masih bodoh (tidak cerdas). Pendidikan menghasilkan
manusia-manusia neo-kapitalis di bumi Indonesia, dengan
rumah-rumah beton yang berpagar tinggi. Faham individualisme
dan pragmatisme berkembang sangat kuat akibat perkembangan
pasar yang tidak
17
terkendali. Individualisme dan pragmatisme dapat diibaratkan
telah menjadi perahu- perahu atau kapal-kapal transfort yang
membawa faham sekularisme Barat, yang pada akhirnya
menyingkirkan agama-agama formal di Indonesia. Kita
bersama-sama semestinya mampu membangun “masyarakat dan
bangsa Indonesia yang modern” dengan ciri-ciri kualitas antara
lain sebagai berikut:
1. Terbuka, terutama dengan nilai-nilai baru
2. Berorientasi ke masa depan dan menghargai perubahan dan
kemajuan (the change and progress)
3. Demokratis dan mewujudkan “civil society”
4. Mampu menjauhkan segala bentuk tindakan kekerasan dan
pemaksaan
5. Memiliki kemandirian, kedaulatan, dan independensi
6. Menghargai dan menguasai Ipteks
7. Menghargai kualitas, dan menjauhkan tindakan rasial dan
diskriminasi
8. Menghargai karya, kreativitas dan produktivitas
9. Memiliki daya disiplin dan kepatuhan tinggi kepada aturan
dan hukum formal,Memiliki faham nasionalisme dan
patriotisme yang kokoh
10. Memiliki moralitas kemasyarakatan dan kebudayaan
11. Tetap menghargai karya seni dan estetika. Aktualisasi
nilai-nilai Pancasila bukan suatu dorongan untuk
membangun masyarakat dan bangsa Indonesia yang kembali
menjadi masyarakat dan bangsa yang tradisional dan tertutup,
atau menjadi masyarakat dan bangsa yang konservatif dan
mejauhkan diri dari pergaulan dengan dunia internasional.
Aktualisasi nilai-nilai Pancasila memiliki makna dinamik di
mana aktualisasi tersebut dapat mendorong masyarakat dan
bangsa Indonesia untuk berubah, beradaptasi, dan menuju
kemajuan. Demikian juga aktualisasi nilai-nilai Pancasila
bukan untuk menyebarluaskan faham dan nilai-nilai
sekulatisme dan materialisme dalam masyarakat dan bangsa
Indonesia, melainkan sebaliknya aktualisasi nilai-nilai
Pancasila harus bermakna untuk menolak faham sekularisme
dan materialisme sebab masyarakat dan bangsa Indonesia
18
adalah masyarakat dan bangsa yang religius dan konsisten
untuk percaya kepada eksistensi Tuhan YME.
19
c. Mengambil keputusan yang harus sesuai dengan nilai
kebenaran dan keadilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia :
a. Adanya hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa atau dalam kehidupan sehari-
hari dan kehidupan bernegara.
b. Menjunjung tinggi sifat dan suasana gotong royong
dengan rasa kekeluargaan dan penuh kegotong
royongan.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. SIMPULAN
4.2. SARAN
22
DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/pancasila-sebagai-ideologi-pandangan.html
Listyarti, Retno. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan SMA
untuk kelas XI kurikulum 2004. Jakarta: Esis.
Budiyanto. Abdul Karim, Aim. 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan SMA untuk kelas XII kurikulum 2006 .
Jakarta: Grafindo.
Mohammad Adib.15 September 2008.Urgensi Undang-Undang
Republik Indonesia Tentang Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.Adib’s Jatidiri
Blog.
23