NPM: D1B022002
ii
Daftar isi
Bab I PENDAHULUAN.............................................................................................................i
1.3 Tujuan....................................................................................................................................
1.4 Manfaat..................................................................................................................................
Bab II PEMBAHASAN..............................................................................................................ii
2.7 Manusia, Individu dan Sosial Dalam Sila Kedua dan Kelima..........................................
KESIMPULAN............................................................................................................................iv
SARAN.........................................................................................................................................V
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang :
Pada umumnya di dunia ini terdapat berbagai macam dasar negara yang menyokong
negara itu sendiri agar tetap berdiri kokoh, teguh, serta agar tidak terombang ambing oleh
persoalan yang muncul pada masa kini. Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi
manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat sesuatu yang bersifat dialektis antara ideologi dengan masyarakat negara. Di suatu pihak
membuat ideologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berpikir masyarakat, bangsa maupun negara,
juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. Indonesia pun tak terlepas dari hal itu, dimana
Indonesia memiliki dasar negara yang sering kita sebut Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara dan
karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara. Sejarah indonesia menunjukan bahwa Pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia
serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan yang layak dan lebih baik, untuk mencapai
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing
sila tidak bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan
ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu
memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwijudkan
dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat
dan berbudaya tinggi. Melalui makalah ini diharapkan dapat membantu kita dalam berpikir lebih
kritis mengenai arti Pancasila.
iv
Rumusan masalah :
1. Apa Hakikat dari Pancasila?
2. Bagaimana Sejarah Pancasila?
3. Apa Pengertian dari Filsafat?
4. Mengapa Pancasila Dianggap sebagai Filsafat Negara?
5. Apa Definisi Kemanusiaan?
6. Bagaimana Peran Manusia Dalam Konteks Sosial?
7. Bagaimana Penerapan Sila Kedua dan Kelima Pancasila Dalam Kehidupan?
Tujuan :
1. Untuk Mengetahui Hakikat dari Pancasila
2. Untuk Memahami Bagaimana Sejarah Pancasila
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Fisafat
4. Untuk Memahami Pengertian dari Pancasila sebagai Filsafat Negara
5. Untuk Mengetahui Hakikat dari Kemanusiaan
6. Untuk Memahami Peran Manusia Dalam Konteks Sosial
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Isi Dari Sila Kedua dan Kelima Pancasila
Manfaat :
1. Seluruh kaum muda Bangsa Indonesia khususnya Mahasiswa mampu memahami
bagaimana arti penting dari Pancasila.
2. Para pembaca diharapkan dapat mempelajari dan mengamalkan seluruh ajaran dari
Pancasila.
3. Dapat memotivasi seluruh generasi muda agar lebih mencintai dasar negara.
4. Dapat mendidik bagaimana seharusnya perilaku masyarakat dalam mengartikan,
memaknai, serta mengimplementasikan arti Pancasila
v
Bab II
PEMBAHASAN
Hakikat Pancasila:
Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dijadikan
landasan dalam penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara berarti
bahwa, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintah harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan. Pancasila
memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri sering diartikan sebagai kesesuaian
atau peraturan tingkah laku yang baik. Hakikat adalah sesuatu hal yang ada pada
diri seseorang atau sesuatu hal yang harus ada dalam diri sendiri.
Pancasila bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi warga Indonesia, diterapkan
dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan dijadikan sebagai dasar negara
Republik Indonesia yang terdiri dari 5 sila. Maskipun dalam UUD 1945 tidak secara
langsung dijelaskan mengenai Pancasila, namun Pancasila sudah tertanam sediri
dalam jiwa masyarakat Indonesia bahwa Pancasila merupakan pedoman yang
harus ditanamkan dalam diri. Pancasila juga mencerminkan kepribadian
masyarakat Indonesia karena didalamnya terdapat butir-butir yang apabila
diimplementasikan akan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia.
Pada bagian ini, akan di pahami hakikat Pancasila sebagai ideologi negara
memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
vi
Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai
dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga
menimbulkan harapan dan optimisme serta mampu
menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita. 136
Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan
yang merangsang masyarakat untuk mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai
ideologi bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan
mengandung dinamika internal yang mengundang dan
merangsang warga negara yang meyakininya untuk
mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan
hakikat dirinya (Alfian, 1991: 192 – 195). Anda dipersilakan
untuk mendi
vii
SEJARAH PANCASILA:
Pada 1 Maret 1945, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden
Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya,
dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota sidang,
“Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?“
Perikebangsaan.
Perikemanusiaan.
Periketuhanan.
Perikerakyatan.
Kesejahteraan rakyat.
Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar kepada
sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang
di Indonesia. Namun, Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato
Yamin tersebut. Soekarno kemudian mengusulkan Panca Sila yang dikemukakan
pada 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul
“Lahirnya Pancasila”. Soekarno mengemukakan dasar-dasarnya, yaitu:
viii
Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada 1 Juni itu,
katanya:
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk
merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang
diucapkan Soekarno pada 1 Juni 1945 dan menjadikan dokumen itu sebagai teks
untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih sembilan orang yang dikenal dengan Panitia
Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada
tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:
Presiden Joko Widodo pada 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, sekaligus
menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.SWAQ
ix
PENGERTIAN FILSAFAT:
Nah, berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab
secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat
menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai kehidupan yang
dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan melihat secara menyeluruh dengan segala hubungan.
x
Berdasarkan keempat pernyataan di atas, maka Anda tentu dapat
membedakan bunyi pernyataan (1), (2), (4), dan pernyataan (3). Untuk dapat
memahami perbedaan keempat pernyataan tersebut, maka perlu menyimak
beberapa pengertian filsafat berdasarkan watak dan fungsinya sebagaimana yang
dikemukakan Titus, Smith & Nolan sebagai berikut:
xi
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA:
dalam sidang BPUPKI, 1 Juni 1945, Soekarno memberi judul pidatonya
dengan nama Philosofische Grondslag daripada Indonesia Merdeka. Adapun
pidatonya sebagai berikut:
Paduka Tuan Ketua yang mulia, saya mengerti apa yang Ketua kehendaki! Paduka
Tuan Ketua minta dasar, minta Philosofische Grondslag, atau jika kita boleh
memakai perkataan yang muluk-muluk, Paduka Tuan Ketua yang mulia minta
suatu Weltanschauung, di atas mana kita mendirikan negara Indonesia itu”.
(Soekarno, 1985: 7).
1) sistem filsafat harus bersifat koheren, artinya berhubungan satu sama lain
secara runtut, tidak mengandung pernyataan yang saling bertentangan di
dalamnya. Pancasila sebagai sistem filsafat, bagian-bagiannya tidak saling
bertentangan, meskipun berbeda, bahkan saling melengkapi, dan tiap bagian
mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri;
2) sistem filsafat harus bersifat menyeluruh, artinya mencakup segala hal dan
gejala yang terdapat dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai filsafat
hidup bangsa merupakan suatu pola yang dapat mewadahi semua kehidupan
dan dinamika masyarakat di Indonesia;
3) sistem filsafat harus bersifat mendasar, artinya suatu bentuk perenungan
mendalam yang sampai ke inti mutlak permasalahan sehingga menemukan
aspek yang sangat fundamental. Pancasila sebagai sistem filsafat
dirumuskan berdasarkan inti mutlak tata kehidupan manusia menghadapi
diri sendiri, sesama manusia, dan Tuhan dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara;
xii
4) sistem filsafat bersifat spekulatif, artinya buah pikir hasil perenungan
sebagai praanggapan yang menjadi titik awal yang menjadi pola dasar
berdasarkan penalaran logis, serta pangkal tolak pemikiran tentang sesuatu.
Pancasila sebagai dasar negara pada permulaannya merupakan buah pikir
dari tokoh-tokoh kenegaraan sebagai suatu pola dasar yang kemudian
dibuktikan kebenarannya melalui suatu diskusi dan dialog panjang dalam
sidang BPUPKI hingga pengesahan PPKI (Bakry, 1994: 13--15).
xiii
DEFINISI KEMANUSIAAN:
Seringkali masih banyak manusia tidak menerapkan sila kedua ini, yang
berarti manusia bertentangan dan tidak melakukan sesuai makna yang terkandung
didalmnya. Jika manusia tidak melaksanakan sila kedua, maka akan berakibat
semua masyarakat melakukan perbuatan yang sewenang-wenang. Melanggar Hak
Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu perilaku yang menyimpang atau
bertentangan karena seharusnya setiap manusia harus berlaku adil dan menghargai
hak masing-masing dari setiap manusia. Menghina orang miskin juga merupakan
hal yang bertentangan karena kita tidak boleh merendahkan martabat orang lain
walaupun manusia berada pada kedudukan yang paling rendah. Selain itu, sikap
yang bertentangan adalah tidak mau membela hal yang benar. Ada juga sikap yang
melakukan penindasan tehadap orang lain, seperti melakukan pelecehan seksual
dan melakukan pembunuhan.
xiv
Hal terakhir adalah akan membahas tentang contoh penerapan atau
implementasi dari sila kedua dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, mengakui
persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia. Hal ini karena setiap manusia memiliki martabat masing-masing
sehingga kita tidak boleh melakukan pelecehan terhadap manusia lain. Kedua,
mengembangkan sikap tenggang rasa. Contohnya adalah selalu memberikan kritik
yang membangun dengan cara yang santun dan berfokus pada
permasalahan.. Ketiga, saling mencintai sesama manusia. Oleh karena itu,
terhadap sesama manusia yang berbeda baik agama, suku, pendidikan, ekonomi,
politik, sebaran geografi seperti kota dan desa, dan lain-lain, sebagai manusia
Indonesia, kita harus tetap memiliki keinginan untuk mencintai sesama manusia
yaitu rasa memiliki dan kemauan berkorban untuk sesama manusia sehingga
tercipta hidup rukun damai dan sejahtera. Keempat, tidak boleh semena-mena
terhadap orang lain. Hal ini agar perilaku setiap manusia terhadap orang lain tidak
boleh sesuka hati, harus menjunjung hak dan kewajiban.
xv
PERAN MANUSIA DALAM SOSIAL:
Manusia sebagai makhluk individu memiliki berbagai peran untuk mewujudkan
segala hal yang diinginkannya. Manusia sebagai makhluk individu berperan
menjaga dan mempertahankan harkat martabat yang dimilikinya. Kemudian
sebagai makhluk individu, manusia terus berupaya memenuhi hak-hak dasarnya.
Merealisasikan segenap potensi diri, baik dari segi jasmani dan rohani menjadi
salah satu peran manusia sebagai makhluk individu. Selain itu, manusia sebagai
makhluk individu juga berperan memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi
kesejahteraan hidup yang dijalaninya.
Bila kita mengingat kembali maka akan kita temukan fakta tidak ada
satupun hal didunia ini yang kita peroleh atau berhasil dilakukan tanpa ILMU
SOSIAL DAN BUDAYA DASAR 47 bantuan orang lain. Sejak manusia
dilahirkan bahkan sampai seseorang mengembuskan nafas terakhirnya tetap akan
membutuhkan bantuan manusia lainnya. Seperti halnya kegiatan yang kita lakukan
sehari hari seperti makan, bekerja, bergaul, dan lain sebagainya.
xvi
Penerapan Sila Kedua dan Kelima Pancasila Dalam Kehidupan.
Sila ke-2 tersebut merupakan perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan
beragama.
xvii
5. Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Sila Ke-5 Nilai Keadilan
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.” Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat
Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan..
xviii
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
Pancasila memiliki arti lima dasar, sedangkan sila sendiri sering diartikan
sebagai kesesuaian atau peraturan tingkah laku yang baik. Hakikat adalah sesuatu
hal yang ada pada diri seseorang atau sesuatu hal yang harus ada dalam diri sendiri.
Lahirnya pancasila pada tanggal 1 Juni 1945
filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam
berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat menjadi
pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai kehidupan yang dicita-
citakan.
Sila ke-2 tersebut merupakan perwujudan nilai kemanusiaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bermoral, dan
beragama.
Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, “Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.” Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat
Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesejahteraan..
xix
SARAN:
xx
DAFTAR PUSTAKA:
BUKU PENDIDIKAN PANCAILA(Direktorat jendral
pembelajaran dan kemahasiswaan kementrian riset teknologi,
dan pendidikan tinggi republik indonesia
https://www.gramedia.com/literasi/manusia-sebagai-makhluk-
individu/
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-penerapan-
pancasila-sila-kedua/
xxi