Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat-Nya lah kami diberikan kemudahan sehingga
kami dapat menyelsaikan tugas makalah ini dalam mata kuliah Pancasila yang berjudul “Pancasila
Sebagai Dasar Negara”.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan makalah ini karena memberikan banyak wawasan dan membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap nantinya kami dapat memperbaiki struktur maupun isi
makalah ini sehingga dapat menjadi makalah yang lebih baik dan lebih bermanfaat lagi.
Kami menyadari adanya keterbatasan ilmu maupun pengalaman yang kami miliki, kami juga
menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Khusunya bagi para
mahasiswa-mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
dan pengembangan keterampilan kependidikan demi terciptanya pendidik profesional.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Pancasila merupakan dasar Negara bagi Negara kita. Sebagai dasar Negara,
Pancasila lahir berdasarkan nilai-nilai budaya yang terkandung sejak zaman nenek
moyang kita dahulu. Nilai-nilai tersebut lahir dan melekat secara tidak sengaja pada
nenek moyang kita.
Pancasila itu terdiri dari Panca dan Sila. Nama Panca diusulkan oleh Ir. Soekarno
sedangkan nama Sila diusulkan oleh salah seorang ahli bahasa. Pancasila dirasakan
sudah sempurna dan mencakup segala aspek pada Bangsa Indonesia.
Setelah puluhan tahun lahirnya Pancasila dari tahun 1945 hingga saat ini, Negara
di dunia mengalami pengembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan.
Masuknya era globalisasi menjadikan bangsa dunia hampir tidak memiliki batas.
Dambak baik dan buruknya globalisasi tentunya mari kita kaji bersama dengan
melandaskan Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat Idonesia dalam
menghadapi segala permasalahan seiring perkembangan zaman. Kondisi bangsa saat
ini mencerminkan adanya penyimpangan dari Pancasila tidak sesuai dengan nilai
seharusnya. Namun masih ada upaya pelurusan kembali terhadap nilai-nilai Pancasila.
1
I.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila sebagai dasar negara?
2. Bagaimana proses perumusan dan pengesahan Pancasila dasar negara Republik
Indonesia dan UUD 1945 dari aspek kenegaraan?
3. Apa yang dimaksud dengan dinamika Pancasila sebagai dasar negara dan
akultualisasi produk perundang-undangan dalam sejarah kenegaraan indonesia?
4. Bagaimana Persoalan aktualisasi produk per-UU-an dalam kehidupan
bernegara dan solusinya?
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila sebagai dasar negara.
2. Untuk mengetahui proses perumusan dan pengesahan Pancasila dasar negara
Republik Indonesia dan UUD 1945 dari aspek kenegaraan.
3. Untuk mengetahui dinamika pancasila sebagai dasar negara dan akultualisasi
produkk per undang undangan dalam sejarah indonesia
4. Untuk mengetahui persoalan aktuaalisasi produk per-UU-an dala kehidupan
bernegara dan solusinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil-hasil sidang selanjutnya dibahas oleh Panitia Kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni
1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta
Charter, atau PiagamJakarta, yang di dalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV,
Piagam Jakarta, selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan
3
harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-
undangan. Mengenai hal itu “Negara Pancasila adalah suatu Negara yang didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan
mengembangkan martabat dan hak-hak asasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai
manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa
(keadilan sosial).”
II.2. Perumusan dan Pengesahan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia dan UUD
1945 dari aspek kenegaraan
Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidak dapat dipisahkan
dengan proses perumusan dan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
sebab disamping diciptakan untuk menyongsong lahirnya Negara Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang fundamental. Oleh karena itu kedua-
duanya mempunyai hubungan asasi.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang dipilih menjadi falsafah hidup
bangsa. Dasar negara tersebut dirumuskan oleh leluhur bangsa melalui proses yang
panjang. Dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia, ada sejumlah sidang serta diskusi yang dilakukan. Proses tersebut diawali
melalui sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPKI). BPUPKI
mengadakan sidang pertama persiapan kemerdekaan Indonesia pada 29 Mei hingga 1
Juni 1945. Dalam sidang tersebut, sejumlah tokoh kemerdekaan mengemukakan
pendapatnya mengenai dasar negara Indonesia. Ada tiga tokoh yang mengemukakan
pendapat yaitu, Supomo, Moh.Yamin, dan Soekarno.
Pada tanggal 22 Juni 1945, kepanitiaan kecil tersebut berhasil merumuskan dasar
negara yang sudah melalui persetujuan berbagai pihak terkait. Hasil rumusan tersebut
dinamakan Piagam Jakarta atau Djakarta Charter.
Hasil rumusan tersebut kemudian diumumkan dalam sidang kedua BPUPKI pada
tanggal 10 Juli 1945. Kemudian rumusan Piagam Jakarta disetujui untuk dijadikan
5
rancangan dasar hukum atau Undang-undang Dasar negara yang setelah itu diambil alih
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Untuk keperluan membentuk PPKI tersebut, pada tanggal 8 Agustus 1945 tiga
orang tokoh pendiri negara, yaitu Ir. Soekarno, Mohammad Hatta dan Dr. K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Besar Terauchi, Saiko Sikikan
di Saigon. Dalam pertemuan tersebut, Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua PPKI dan
Mohammad Hatta sebagai wakilnya.PPKI beranggotakan 21 orang termasuk Ketua dan
Wakil Ketua.
Setelah kembali ke tanah air, pada tanggal 14 Agustus 1945 Ir. Soekarno
mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan merupakan
pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.Sebagai
buktinya, atas kehendak bangsa Indonesia sendiri, anggota PPKI ditambah menjadi
enam orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 orang.Semua anggota PPKI
berasal dari bangsa Indonesia.
Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melaksanakan sidang dan
menghasilkan keputusan sebagai berikut:
6
Pancasila sebagai dasar negara.Rangkaian kalimat dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan hal itu adalah sebagai berikut:
II.3. Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dan aktualisasi produk perundang-
undangan dalam sejarah kenegaraan Indonesia
Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana
diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali
dan memberi nama untuk dasar negara. Pancasila sebagai ideologi dalam masa
pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui
TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula,
ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas).
Bahkan pada masa reformasi masih mengalami pasang surut yakni, enggannya
para penyelenggara negara mewacanakan tentang pancasila, bahkan berujung pada
hilangnya pancasila dikurikulum nasional. Meskipun pada akhirnya timbul kesadaran
penyelenggara negara tentang pendidikan pancasila di perguruan tinggi.
7
Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
8
kekuasaan dalam lembaga-lembaga negara. Agar kedaulatan rakyat berjalan dalam
mekanisme sistem yang teratur sehingga tidak kontradiktif dengan tujuan bernegara dan
agar terpeliharanya ketertiban dan keteraturan maka konstitusi memberi rambu-rambu
pembatasan kekuasaan negara.
Makna yang terkandung dalam naskah pertama adalah kedaulatan rakyat yang
direpresentasikan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Sungguhpun MPR semasa
orde baru tidak benar-benar mencerminkan representasi rakyat namun pemaknaan
terhadap hakekat kedaulatan rakyat terrepresentasi oleh MPR masih dapat diterima,
namun berbeda denganamandemen terhadap pasal tersebut kedaulatan rakyat telah
9
terreduksi menjadi hanya sekadarkedaulatan hukum. Sebab MPR telah digantikan oleh
hukum (UUD). Rakyat sebagai sesuatu yang tidak terbatas terminologinya,
terrepresentasi dalam MPR tidak boleh digeser menjadirakyat yang adalah fakta sosio
politis menjadi terrepresentasi oleh hukum yang adalah instrument diam bukan organ
yang hidup.
Sesungguhnya yang wajib ada dalam Tata Urutan Peraturan cukup terbatas
terhadap jenis Peraturan Hukum yang diperintahkan langsung oleh UUD 1945 saja.
Sebab sejalan dengan tradisi hukum Indonesia yang menjadi sumber referensi utama
banyak negara diTata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
telah mengalami perubahan sebanyak 4 (empat) kali sejak tahun 1966 hingga tahun
2011.
Penerapan Asas Hukum dan Politik Kodifikasi Hukum solusi mengatasi Konflik
Norma Hukum Dalam kondisi sebagaimana diutarakan dalam 2 (dua) masalah pokok di
atas pada level selanjutnya tidak bisa dihindari terjadinya konflik atau benturan antara
norma hukum di bawah UUD atau konstitusi kita. Sesungguhnya hal ini tidak perlu
terjadi apabila politik perundang-undangan ataupun politik hukum kita dijalankan
secara tertib. Adapun jalan keluar dari permasalahan adanya benturan norma hukum
atau tumpang tindihnya peraturan dapat ditempuh setidak-tidaknya dengan 2 (dua) cara,
yaitu sebagai berikut :
10
1. Menerapkan asas hukum secara tegas dan konsisten.
Asas Kepastian Hukum wajib dipergunakan bila mana ada aturan hukum yang
berbenturan yaitu hanya satu aturan hukum yang dapat dipakai, sehingga tidak perlu
ada keraguan untuk mengeyampingkan salah satu aturan yang berbenturan dimaksud.
Berangkat dari asas ini menjadi jelas bahwa sebenarnya tidak perlu ada hambatan
bila ditemukan adanya 2 (dua) aturan yang saling berbenturan yang mengatur hal yang
sama. Permasalahannya adalah aturan mana yang dipakai dan mana yang
dikesampingkan dalam implementasinya acap sulit ditentukan. Peristiwa ini terjadi
karena adanya “ego sektoral” masing-masing instrument terkait. Sikap saling
mempertahankan kepentingan sektoral inilah yang membuat benturan norma hukum ini
tidak lagi hanya sekadar persoalan hukum tetapi telah menjadi persoalan politik.
1. Asas norma hukum yang sifatnya khusus mengenyampingkan norma hukum yang
bersifat umum (lex specialis derogat lex generalis).
2. Asas norma hukum yang lebih tinggi kedudukannya mengenyampingkan norma
hukum yang lebih randah (lex superior derogat lex inferiory).
3. Asas norma hukum yang baru mengenyampingkan norma hukum yang lama (lex
posterior derogat lex anteriory).
4. Asas norma hukum yang menyangkut kepentingan umum mengeyampingkan asas
norma hukum yang mengatur kepentingan privat.
5. Asas norma hukum yang mengatur bila mana norman hukum baru belum ada
maka norma hukum lama masih langsung berlaku.
6. Asas norma hukum yang terdapat dalam hukum dasar atau konstitusi wajib dicari
dan ditemukan dalam rangka menemukan hukum yang paling adil.
7. Asas norma hukum yang diterima oleh masyarakat sebagai norma yang hidup
wajib dipakai untuk menentukan norma hukum yang paling sesuai diterapkan.
11
sampai ratusan tahun terakhir adalah KUHP, KUHD, KUH Perdata dengan segala
perubahan-perubahannya.
12
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Proses perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara tidak dapat dipisahkan
dengan proses perumusan dan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
sebab disamping diciptakan untuk menyongsong lahirnya Negara Indonesia yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 dan Pancasila merupakan satu kesatuan yang fundamental. Oleh karena itu kedua-
duanya mempunyai hubungan asasi.
III.2. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
13
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A.t.dkk. (2019, September 12). Makalah Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia.
https://osf.io/preprints/inarxiv/a78ns/
14