Anda di halaman 1dari 9

HUKUM PIDANA DALAM ISLAM

Anida Tri Nastiti, Fitriah, Laila Rosyda, Maisely Qirani, Muhammad Arie Dharma, Nor
Hidayah, Norma Wati, Ratna Kumala Sari, Rosanti Nur Assyifa, Sabrina, Syarifah
Rahmaniah, Wanda Karliyanti, Wisnu Rizki Subiantoro
Universitas Lambung Mangkurat

Abstrak
Hukum diciptakan untuk mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat. Dalam
perkembangannya, klasifikasi hukum dikenal beragam sesuai dengan bidang yang
diatur, salah satu contohnya adalah hukum pidana. Hukum Pidana di Indonesia dengan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) nya sebagai salah satu sub sistem
hukum nasional pada dasarnya merupakan aturan hukum yang diciptakan oleh
manusia yang sudah tentu memiliki banyak kelemahan-kelemahan di dalam
penerapannya atau proses penegakan hukum itu sendiri. Namun, hal ini berbeda
dengan Hukum Pidana dalam perspektif Islam yang aturan-aturan hukumnya berasal
dari ketentuan agama yang pada hakikatnya mengandung kemaslahatan bagi
kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat.

Abstract
The law was created to regulate human life in society . In the process, the legal
classification known to vary according to the field is set , one example is the criminal
law . Criminal Law in Indonesia with the Code of Penal ( Penal Code ) as one of its
sub- national legal system is basically the rule of law created by man who certainly has
a lot of weaknesses in the application or enforcement of the law itself . However , this is
different from the perspective of Islamic Criminal Law in the rules of law derived from
religious provisions which essentially contains a benefit for human life in this world and
in the hereafter .

Kata Kunci: Hukum Pidana, Islam, Indonesia.


PENDAHULUAN perbedaan dalam menjatuhkan pidana
Kehidupan manusia dalam untuk berbagai macam kejahatan.
pergaulan masyarakat membutuhkan Di Indonesia masyarakat
suatu keadaan yang tertib agar dapat mayoritas memeluk agama islam,
menjalani hidup dengan tenteram, namun pengaruh hukum Islam
damai, dan sejahtera. Kebutuhan akan tidaklah menonjol di dalam sistem
ketertiban ini merupakan syarat yang hukum yang ada di Indonesia baik
paling fundamental bagi terciptanya dari segi substansi, struktur, maupun
suatu masyarakat yang teratur. budaya hukum itu sendiri.
Ketertiban merupakan tujuan paling Hukum pidana Islam (fiqh
pokok dan pertama dari segala jinayah) merupakan syariat Allah
hukum. Hal ini merupakan implikasi SWT yang mengatur ketentuan
dari sebuah kenyataan hidup bahwa hukum mengenai tindak pidana atau
manusia diciptakan oleh Allah SWT perbuatan kriminal yang dilakukan
hidup berdampingan dengan manusia oleh orang-orang Mukallaf (orang
lainnya. yang dibebani kewajiban), sebagai
Hukum, sebagai aturan bagi hasil dari pemahaman atas dalil-dalil
manusia untuk bertingkah laku yang hukum yang terperinci dari Al-Qur’an
pada saat ini masih berlaku dan dan Hadist. Hukum Pidana Islam pada
digunakan di Indonesia sebagai hakikatnya mengandung
hukum positif yang merupakan kemaslahatan bagi kehidupan
produk buatan manusia dan bahkan manusia baik di dunia maupun di
ada yang merupakan produk warisan akhirat.
kolonial contohnya Kitab Undang- Syariat Islam secara materi
Undang Hukum Pidana (KUHP) yang mengandung kewajiban asasi bagi
dijadikan hukum nasional yang setiap manusia untuk
sampai saat ini masih berlaku. Proses melaksanakannya. Konsep kewajiban
penegakan hukum khususnya asasi syariat menempatkan Allah
seringkali dipandang bersifat SWT sebagai pemegang segala hak.
diskriminatif, inkonsisten, tidak Setiap orang hanya pelaksana
memakai parameter yang objektif, dan yang berkewajiban memenuhi
mengedepankan kepentingan perintah Allah SWT tersebut. Perintah
kelompok tertentu.. Tolak ukur yang Allah SWT harus ditunaikan baik
digunakan seringkali terjadi untuk kemaslahatan manusia pribadi
maupun orang lain.
URAIAN MATERI
dengan hukuman hudud, qishash, diyat,
A. Pengertian Hukum Pidana Islam
atau ta’zir. Syara’ adalah suatu perbuatan
Hukum pidana Islam
yang dianggap tindak pidana apabila
merupakan perbuatan yang dilarang
dilarang oleh Syara’.
oleh Syara’ dan diancam oleh Allah
Dalam hukum pidana Islam, 3. Asas Material
hukum kepidanaan atau disebut juga Asas ini berarti segala sesuatu
dengan jarimah (perbuatan tindak yang dilarang oleh hukum, baik itu
pidana). tindakan yang dilarang atau tidak
Jarimah adalah larangan- melakukan tindakan yang
larangan Syara’ (yang apabila diperintahkan, yang diancam dengan
dikerjakan) diancam Allah dengan hukum berupa had atau ta’zir.
hukuman had atau ta’zir. 4. Asas Moralitas
Jinayah adalah semua Asas Moralitas adalah asas yang
perbuatan yang diharamkan. berkaitan dengan moral seseorang.
Perbuatan yang diharamkan adalah
tindakan yang diharamkan atau C. Unsur Hukum Pidana Islam
dicegah oleh syara’ (hukum Islam). 1. Adanya nash yang melarang
perbuatan-perbuatan tertentu yang
B. Asas Hukum Pidana Islam disertai ancaman hukuman atas
1. Asas Legalitas perbuatan-perbuatannya.
Dalam hukum pidana Islam asas 2. Adanya unsur perbuatan yang
ini tidaklah berdasarkan kepada akal membentuk jarimah baik berupa
manusia, melainkan dari ketentuan melakukan perbuatan yang dilarang
Allah SWT. Asas legalitas ini pun atau meninggalkan perbuatan yang
juga ditunjukkan dalam Al-Quran. diharuskan.
Dalam filsafat hukum Islam,
terdapat istilah "amar ma’ruf" yang D. Ciri-ciri Hukum Pidana Islam
berfungsi sebagai social engineering, Ciri-ciri Hukum Pidana Islam
sedangkan "nahi munkar" berfungsi adalah sebagai berikut:
sebagai social control dalam 1. Hukum Islam adalah bagian dan
menegakkan hukum. bersumber dari ajaran Agama Islam.
2. Asas Teritorial 2. Hukum Islam mempunyai
Asas ini adalah hukum pidana hubungan yang erat dan tidak dapat
Islam yang pemberlakukannya berada dipisahkan dengan iman dan
di wilayah di mana hukum Islam kesusilaan atau akhlak Islam.
tersebut diberlakukan.
3. Hukum Islam mempunyai istilah dengan kata lain hukum wadh’i adalah
kunci, yaitu syariat dan fikih. hukum yang menjadikan sesuatu
4. Hukum Islam terdiri dari dua sebagai sebab bagi adanya sesuatu
bagian utama, yaitu hukum ibadah yang lain atau sebagai syarat bagi
dan hukum muamalah dalam arti yang sesuatu yang lain. Bisa juga diartikan
luas. hukum wadh’i adalah hukum yang
5. Hukum Islam mempunyai struktur menjelaskan hukum taklifi atau yang
yang berlapis-lapis seperti dalam menjadi akibat dari pelaksanaan
bentuk bagan bertingkat. hukum taklifi. Sebagai contoh,
6. Hukum Islam mendahulukan melihat anak bulan Ramadan
kewajiban dari hak, amal, dan pahala. menyebabkan wajibnya berpuasa.
7. Hukum Islam dapat dibagi menjadi
hukum Taklifi dan hukum Wadh’i. E. Tujuan Hukum Pidana Islam
Hukum Taklifi menurut Tujuan hukum pada umumnya
pengertian kebahasaan adalah hukum adalah menegakkan keadilan
pemberian beban, sedangkan menurut berdasarkan kemauan pencipta
istilah adalah perintah Allah SWT manusia sehingga terwujud ketertiban
yang berbentuk pilihan dan tuntutan. dan ketentraman masyarakat oleh
Dinamakan hukum taklifi karena karena itu putusan hakim harus
perintah ini langsung mengenai mengandung rasa keadilan agar
perbuatan seorang mukallaf (baligh dipatuhi oleh masyarakat. Masyarakat
dan berakal sehat). Disebut tuntutan yang patuh terhadap hukum berarti
karena hukum taklifi menuntut mencintai keadilan Hal ini
seorang mukallaf untuk melakukan berdasarkan dalil hukum yang
dan meninggalkan suatu perbuatan bersumber dari Alquran surah Annisa
secara pasti. ayat 65 yang artinya:
Hukum Wadh’i merupakan "Maka demi tuhanmu, mereka
perintah Allah SWT yang berbentuk pada hakekatnya tidak beriman hingga
ketentuan yang ditetapkan Allah mereka menjadikan kamu Hakim
SWT, tidak langsung mengatur dalam perkara yang mereka
perbuatan mukallaf, tetapi berkaitan perselisihkan, kemudian mereka tidak
dengan perbuatan mukallaf itu, merasa keberatan dalam hati mereka
terhadap putusan yang kamu berikan syariat Islam. (Ibn Qayyim Al-
dan mereka menerima dengan Jauziyah, Opcit, Hal 156).
sepenuhnya".
Dalil hukum dari ayat diatas, F. Jenis-Jenis Hukum Pidana Islam
dapat diketahui dan dipahami bahwa 1. Tindak Pidana Hudud (Jarimah
Allah SWT menjelaskan walaupun Hudud)
ada orang-orang yang mengaku Jarimah atau tindak pidana hudud
beriman tetapi pada hakekatnya tidak merupakan tindak pidana yang paling
mau beriman selama mereka tidak serius dan berat dalam hukum pidana
mau mematuhi keputusan hakim yang Islam. Tindak pidana ini pada
adil, seperti putusan Nabi Muhammad dasarnya merupakan tindak pidana
SAW sebagai rasul yang pernah yang menyerang kepentingan publik,
menetapkan penyelesaian perselisihan namun bukan berarti tidak
di antara umat nya. mempengaruhi kepentingan pribadi
Hukum pidana Islam manusia sama sekali. Yang terpenting
merupakan bagian dari hukum Islam, dari tindak pidana hudud ini adalah
dan tujuan yang terkandung dalam berkaitan dengan apa yang disebut
hukum pidana Islam tidak terlepas hak Allah.
dari tujuan hukum Islam. Para ahli Adapun ciri khas daripada
hukum islam mengatakan bahwa tindak pidana hudud ini adalah
hukum Islam bertujuan untuk sebagai berikut:
menciptakan kemaslahatan bagi a. Hukumannya tertentu dan terbatas,
kehidupan umat manusia, baik dunia dalam arti bahwa hukuman tersebut
maupun akhirat. Demikian pula, telah ditentukan oleh syara' dan tidak
tujuan hukum pidana Islam Ibn ada batas minimal maupun
Qayyim Al-jauziyah mengatakan maksimalnya.
bahwa segala sesuatu yang b. Hukuman tersebut merupakan hak
bertentangan dengan keadilan, Allah semata-mata, atau kalau ada hak
bertentangan dengan rahmat, manusia disamping hak Allah maka
tantangan dengan hikmah dan hak Allah yang lebih dominan.
kemaslahatan serta menciptakan Hukuman had ini tidak bisa
kehancuran, bukan merupakan citra digugurkan oleh perseorangan (orang
yang menjadi korban atau kepada korban, seperti membunuh.
keluarganya) atau oleh masyarakat Oleh karena perbuatan yang dilakukan
yang diwakili oleh Negara karena hal oleh pelaku adalah menghilangkan
tersebut merupakan konsekuensi nyawa orang lain (membunuh), maka
bahwa hukuman had itu adalah hak hukuman yang setimpal adalah
Allah. dibunuh atau hukuman mati. Qishash
Sedangkan jenis dari tindak pidana adalah hukuman yang paling tepat
hudud ini, ada tujuh macam yaitu: atas tindakan pembunuhan dengan
a. Tindak pidana zina; sengaja kepada orang yang tidak
b. Tindak pidana qadzaf; berdosa atau orang yang tidak
c. Tindak pidana meminum minuman bersalah.
keras (syurb al-khamr); Sedangkan Diyat merupakan
d. Tindak pidana pencurian; uqubah maliyah (hukuman yang
e. Tindak pidana perampokan; bersifat harta), yang diserahkan
f. Murtad; kepada korban apabila ia masih hidup,
g. Tindak pidana pemberontakan (al- atau kepada wali (keluarganya)
bagyu). apabila ia sudah meninggal.
Tindak pidana qishas atau diyat
2. Tindak Pidana Qishas/Diyat secara garis besar ada dua macam
Tindak pidana qishas atau diyat yaitu pembunuhan dan penganiayaan.
merupakan tindak pidana yang Namun apabila diperluas maka
diancam dengan hukuman qishas atau cakupannya ada lima macam, yaitu:
diyat yang mana ketentuan mengenai a. Pembunuhan sengaja;
hal ini sudah ditentukan oleh syara'. b. Pembunuhan menyerupai sengaja;
Kisah ataupun diyat merupakan hak c. Pembunuhan karena kesalahan;
manusia (hak individu) yang d. Penganiayaan sengaja;
hukumannya bisa dimaafkan atau e. Penganiayaan tidak sengaja.
digugurkan oleh korban atau
keluarganya. 3. Tindak Pidana Ta'zir
Adapun definisi Qishash Takzir adalah jarimah atau hukum
merupakan jarimah yang hukumannya pidana yang hukumannya dijatuhkan
sama dengan apa yang ia lakukan atau ditentukan oleh pemerintah atau
hakim. Takzir meliputi seluruh hukum diuraikan dalam bidang studi
pidana yang tidak termasuk dalam Ushul Fiqh. Misalnya pelanggaran
kategori tindak pidana jenis hudud atas peraturan lalu lintas.
dan qishash. Takzir merupakan
hukum pidana yang bentuk dan G. Uqubah (Hukuman)
jumlah hukumannya belum ditentukan Maksud pokok hukuman
oleh syara’. adalah untuk memelihara dan
Di dalam buku Fiqh Jinayah H.A. menciptakan kemaslahatan manusia
Djazuli mengemukakan bahwa tindak dan menjaga mereka dari hal-hal yang
pidana ta'zir terbagi menjadi 3 bagian, mafsadah, karena Islam itu sebagai
yaitu : Rahmatan lil’alamin, untuk memberi
a. Tindak hudud atau qishas/diyat petunjuk dan pelajaran kepada
yang subhat atau tidak memenuhi manusia. Hukuman adalah balasan
syarat, namun sudah merupakan yang ditetapkan demi kemaslahatan
maksiat. Misalnya percobaan masyarakat karena melanggar perintah
pencurian, percobaan syariat.
pembunuhan, pencurian di Sayyid Sabiq dalam kitabnya
kalangan keluarga, dan pencurian menjelaskan hukuman atas
aliran listrik. kemaksiatan disebut hudud karena
b. Tindak pidana yang ditentukan secara umum hukuman itu mencegah
oleh Al Qur'an dan Hadist namun seseorang yang pernah bermaksiat
tidak ditentukan sanksinya. untuk tidak melakukan itu kembali,
Misalnya, penghinaan, saksi palsu, yang dengan kemaksiatan itu
tidak melaksanakan amanah, dan pelakunya dihukum.
menghina agama. Hukuman dalam pidana Islam
c. Tindak pidana yang ditentukan dapat dikelompokkan dalam beberapa
oleh Ulul Amri untuk bagian, dengan meninjaunya dari
kemaslahatan umum. Dalam hal beberapa segi seperti:
ini, nilai ajaran Islam dijadikan Ditinjau dari segi pertalian
pertimbangan penentuan antara satu hukuman dengan hukuman
kemaslahatan umum. Persyaratan yang lainnya, hukuman dibagi dalam
kemaslahatan ini secara terinci empat bagian yaitu:
1. Hukuman Pokok atau Uqubah Hukuman adalah balasan yang
Ashliyah ditetapkan demi kemaslahatan
Yaitu hukuman yang ditetapkan untuk masyarakat karena melanggar perintah
jarimah yang bersangkutan sebagai syariat.
hukuman yang asli, seperti hukuman Demikianlah beberapa hal yang
qishash untuk jarimah pembunuhan, perlu diperhatikan dalam mengkaji
hukuman dera seratus kali untuk dan memahami hukum islam. Hal ini
jarimah zina atau hukuman potong berarti bahwa hukum islam itu harus
tangan untuk jarimah pencurian. dipelajari dalam kerangka dasar ajaran
2. Hukuman Pengganti islam yang menempatkan hukum
Yaitu hukuman yang mengikuti islamnya sebagai salah satu bagian
hukuman pokok, apabila hukuman agama islam harus dihubungkan
pokok tidak dapat dilaksanakan dengan iman (akidah) dan kesusilaan
karena alasan yang sah, seperti diyat (akhlak, etika atau moral) karena
(denda) sebagai pengganti hukuman dalam sistem hukum islam iman,
qishash. hukum dan kesusilaan tidak dapat
dipisahkan. Karena itu tidak dapat
PENUTUP dikaji dan dipahami dengan
Hukum pidana Islam, hukum mempergunakan ilmu hukum barat
kepidanaan atau disebut juga dengan (baik continental maupun
jarimah (perbuatan tindak pidana). anglosakson) yang sifatnya sekuler.
Jarimah adalah larangan-larangan
Syara’ (yang apabila dikerjakan) DAFTAR PUSTAKA
diancam Allah dengan hukuman had Ali Abu Bakar, Zulkarnain, 2019.
atau ta’zir. Hukum Jinayat Aceh. Jakarta:
Hukum pidana Islam Kencana.
merupakan bagian dari hukum Islam, Angrayni, Lisa. 2015.
hukum Islam bertujuan untuk Hukum Pidana Dalam Perspektif
menciptakan kemaslahatan bagi Islam Dan Perbandingannya
kehidupan umat manusia, baik dunia Dengan Hukum Pidana Di
maupun akhirat. Indonesia. Hukum Islam. 15 (1):
53.
Marpaung, Z. A, 2016.
Diktat Pemahaman Hukum
Pidana Islam. Medan: Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara.
Rosidin, 2020.
Pendidikan Agama Islam.
Malang: CV Media Sutra Atiga.
Zulkarnain Lubis dan Bakti Ritonga.
2016. Dasar-Dasar Hukum Acara
Jinayah. Jakarta: Kencana
Premedia Group.
Mochtar Kusumaatmadja, 2006.
Konsep-Konsep Hukum dalam
Pembangunan, Cet. ke-2, Alumni,
Bandung.
Zainuddin Ali, 2007.
Hukum Pidana Islam, Cet. 1.,
Sinar Grafika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai