Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Mekanika Kuantum


Mekanika kuantum adalah cabang dasar fisika yang digunakan untuk
menjelaskan sistem atom dan sub atom. Konsep mekanika kuantum digunakan
untuk menggantikan mekanika klasik. Mekanika kuantum berada dalam
superposisi kuantum sehingga tidak bersesuaian dengan fisika klasik. Isi dari
teori atom mekanika kuantum adalah lintasan elektron tidak dapat lagi
digambarkan sebagai suatu garis melingkar seperti yang digambarkan niels
Bohr, tetapi pola lintasan elektron mengikuti pola gelombang diam, dimana
keliling orbit elektron yang digambarkan niels bohr merupakan hasil perkalian
bilangan bulat dengan panjang gelombang.

Mekanika kuantum digunakan untuk menyusun kerangka acuan


matematika untuk fisika atom, fisika molekuler, kimia komputasi, kimia
kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir. Konsep utama yang dikemukakan
dalam mekanika kuantum adalah teori medan kuantum dan fisika kuantum dan
relativitas umum. Pernyataan umum dari mekanika kuantum adalah bahwa
energi itu tidak berkesinambungan, tetapi tersusun dalam paket atau kuanta
yang diskrit.

Dikembangakan melalui pendekatan-pendekatan oleh Erwin


Schrodinger, Warner Heisenberg dan lain-lain pada tahun 1952-1926 ditempat
yang terpisah. Mekanika kuantum timbul saat mekanika klasik dianggap tidak
mampu menjelaskan banyaknya fakta eksperimen yang menyangkut perilaku
sistem yang berukuran atom, bahkan teori mekanika klasik memberi distribusi
spektral yang salah radiasi dari suatu rongga yang dipanasi. Mekanika
kuantum menghasilkan hubungan antara kuantitas yang teramati, tatapi prinsip
ketidaktentuan menyebutkan bahwa kuantitas teramati bersifat berbeda dalam
kawasan atomik. Dalam mekanika kuantum kedudukan dan momentum awal
partikel tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.
B. Model Atom
1. Model Atom Thomson
J.J Thomson adalah fisikawan bangsa Amerika, beliau
mengemukakan teorinya bahwa atom memiliki muatan positif yang
terbagi merata keseluruhan isi atom. Muatan ini dinetralkan oleh
elektron-elektron yang tersebar diantara muatan tersebut. Keadaannya
mirip roti kismis, dimana elektron diumpamakan sebagai kismis yang
tersebar dalam seluruh bagian dari roti. (Sabarni, 2014), berikut
gambarnya:
Atom seperti bola

2. Model Atom Rutherford


Rutherford adalah seorang ilmuan fisika yang berkecimpung
dalam masalah atom, ia telah berhasil menemukan bukti bahwa dalam
atom terdapat inti atom yang bermuatan positif yang berukuran jauh
lebih kecil dari ukuran atom, tetapi massa atom hampir seluruhnya
berasal dari massa intinya. Berdasarkan temuannya tersebut,
Rutherford menyusun model atom dan memperbaiki model atom
Thomson. Model atom Rutherford menggambarkan atom terdiri atas
inti yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom, serta elektron
bergerak melintasi inti seperti halnya planet-planet mengitari matahari.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Meskipun demikian model atom Rutherford mempunyai
kelemahan, diantara-Nya tidak mampu untuk menerangkan mengapa
elektron tidak jauh ke inti atom akibat gaya tarik elektrostatis inti
terhadap elektron. Berdasarkan satu azas fisika klasik, elektron sebagai
partikel bermuatan bila mengitari inti yang muatannya berlawanan,
lintasannya akan berbentuk spiral sehingga akhirnya jauh ke inti.
Berdasarkan uraian di atas maka jelas terlihat beberapa kelemahan dari
teori Rutherford tersebut, diantaranya :
a. Tidak dapat menerangkan struktur atom yang stabil,
b. Tidak dapat menerangkan spectrum atom, dan
c. Karena memancar energi, jari-jari elektron akan mengecil dan
akhirnya akan Bersatu dengan inti, sedangkan kenyataannya
tidak.
3. Model Atom Bohr
Pada tahun 1913 Niels Bohr menyusun teori berdasarkan atom
Rutherford dan teori kuantum, yaitu:
a) Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya
beredar elektron-elektron yang bermuatan negatif.
b) Dalam atom, elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit
tertentu yang dikenal sebagai keadaan gerakan yang stasioner
yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama atau
bilangan kuantum atau kulit (n).
c) Sepanjang elektron berada dalam lintasan stasioner energi akan
konstan, sehingga tidak ada cahaya yang dipancarkan. Elektron
hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah
ke yang lebih tinggi jika menyerap energi. Dan sebaliknya, jika
elektron berpindah dari lintasan stasioner yang tinggi ke yang
rendah terjadi pembebasan energi. Elektron-elektron tersebut
bergerak mengelilingi inti yang terbagi atas beberapa kulit,
seperti terlihat pada tabel di bawah ini:
No. Kulit Nama kulit Sub kulit
1 K 1s
2 L 2s dan 2p
3 M 3s 3p dan 3d
4 N 4s 4p 4d dan 4 f
5 O 5s 5p 5d dan 5f
6 P 6s 6p dan 6d
7 Q 7s

Tabel 2. Nomor Kulit dan Nama Kulit Lintasan Elektron

Nomor kulit dan nama kulit dari suatu atom sering disebut dengan
bilangan kuantum, tiap-tiap kulit dibagi dalam sub kulit seperti yang
terlihat pada tabel di atas. Masing-masing kulit dapat mempunyai elektron
maksimum sebesar 2n2, dimana n adalah bilangan kuantum, tetapi harus
didasari pada azas Pauli. Azas Pauli mengatakan bahwa tidak mungkin ada
dua elektron yang memiliki lintasan-lintasan dengan bilangan-bilangan
kuantum yang tetap sama. Banyaknya elektron yang diperkenankan dari
masing-masing sub adalah: untuk s = 2 elektron, p=6 elektron, untuk d=10
elektron dan f=14 elektron.

C. Perbedaan Mekanika Newton dengan Mekanika Kuantum.


1. Mekanika Newton :
 Kedudukan awal dapat ditentukan.
 Momentum awal.
 Gaya - gaya yang bereaksi padanya.
 Kuantitas teramati dengan teliti.
 Keadaan awal dan akhir dapat ditentukan dengan teliti Mekanika.
2. Mekanika Kuantum :
 kuantitas dapat teramati.
 Kuantitas teramati bersifat berbeda dengan atomik.
 Kedudukan dan momentum awal tidak dapat diperoleh dengan
ketelitian yang cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, K., & ., R. (2013). PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK MATERI


TEORI MEKANIKA KUANTUM DAN IKATAN KIMIA (THE
DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST CHAPTER QUANTUM
MECHANICS THEORY AND CHEMICAL BONDING). UNESA
Journal of Chemical Education, 2(2).
Sabarni. (2014). ATOM dan MOLEKUL BERDASARKAN ILMU KIMIA DAN
PERSPEKTIF AL-QURAN. Lantanida Journal. (2)2, 123-136.
Sudiarta, W., I. (2019). Buku Mekanika Kuantum. Penerbit : CV. Garuda Ilmu,
Mataram. 11-93.
Zulkarnain, A., Kadaritna, N., Tania, L. (2015). Pengembangan e-modul teori
atom mekanika kuantum berbasis web dengan pendekatan saintifik. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Kimia. 4 (1), 222-235.

Anda mungkin juga menyukai