Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksperimen spektrum garis pada beberapa atom didasarkan pada teori
yang dikemukakan oleh fisikawan Denmark, Niels Bohr, pada tahun 1913.
Teori ini, yang dikenal sebagai model atom Bohr, memberikan dasar untuk
pemahaman kita tentang struktur atom dan fenomena spektrum garis.
Menurut model Bohr, elektron-elektron dalam atom mengorbit di sekitar inti
atom dalam jalur yang ditentukan oleh tingkat energi yang diskrit. Elektron
dapat melompat dari satu tingkat energi ke tingkat energi lainnya dengan
menyerap atau memancarkan energi dalam bentuk foton cahaya.
Spektrum garis atom memainkan peran penting dalam mempelajari
sifat-sifat atomik. Setiap unsur memiliki spektrum garis yang unik karena
sifat konfigurasi elektroniknya. Konfigurasi elektronik adalah pengaturan
elektron dalam kulit-kulit elektron atom yang menentukan tingkat energi
yang tersedia untuk elektron dan kemungkinan transisi elektronik yang
dapat terjadi. Melalui analisis spektrum garis, kita dapat mengidentifikasi
unsur dalam sampel dan memperoleh wawasan tentang sifat atomik seperti
tingkat energi, keadaan tereksitasi elektron, dan struktur elektronik.
Spektrum garis atom terdiri dari garis-garis terang atau gelap pada
panjang gelombang tertentu. Garis-garis terang muncul ketika elektron
dalam atom berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi
yang lebih rendah dan memancarkan energi dalam bentuk foton cahaya.
Sebaliknya, garis-garis gelap muncul ketika atom menyerap cahaya pada
panjang gelombang tertentu, dan elektron berpindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Melalui spektrum garis ini, kita dapat mempelajari energi yang
tersimpan dalam atom, sifat-sifat fisik dan kimia, serta interaksi elektron
dalam sistem atomik.
Eksperimen spektrum garis telah digunakan secara luas dalam berbagai
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam fisika, spektrum garis
digunakan untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar mekanika kuantum,
interaksi elektromagnetik, dan struktur atomik. Dalam kimia, spektrum
garis digunakan untuk mengidentifikasi unsur dalam senyawa kimia dan
mempelajari ikatan kimia. Di bidang astronomi, spektrum garis digunakan
untuk menganalisis komposisi kimia bintang dan objek astronomi lainnya,
serta mendapatkan informasi tentang evolusi alam semesta.
Tujuan eksperimen spektrum garis pada beberapa atom adalah untuk
menunujukkan adanya spektrum diskrit atau garis beberapa atom, kemudian
menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta Reyberg, dan
untuk menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara spektrum diskrit/ garis beberapa atom dapat terlihat?
2. Berapa nilai konstanta Rydberg dengan menggunakan rumus Balmer?
3. Tentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui berdasarkan
spektrum garis yang terbentuk!
C. Tujuan Eksperimen
1. Untuk menunjukkan adanya spektrum diskrit/garis beberapa atom.
2. Untuk menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg.
3. Untuk menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Mahasiswa dapat mengetahui adanya spektrun disktrit/ garis
beberapa atom.
b. Mahasiswa dapat menentukan konstanta Rydberg dengan
menggunakan rumus Balmer.
c. Mahasiswa dapt menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
2. Manfaat Praktis
Praktik eksperimen spektrum garis pada beberapa atom memiliki
manfaat yang signifikan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melalui eksperimen ini, kita dapat mempelajari sifat atomik, struktur
elektronik, dan tingkat energi atom dengan lebih mendalam. Manfaat
praktik eksperimen ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi
unsur dalam sampel, menganalisis komposisi kimia senyawa,
memahami interaksi elektromagnetik, dan mendapatkan wawasan
tentang prinsip dasar mekanika kuantum. Praktik eksperimen spektrum
garis juga memiliki aplikasi luas dalam bidang-bidang seperti kimia
analitik, fisika atom, astronomi, dan teknologi optik. Selain itu,
eksperimen ini berperan dalam pengembangan alat pengukuran presisi
dan kontribusi terhadap pengembangan teori fisika yang lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Atom Bohr


Pada tahun 1913, Niels Bohr mengembangkan suatu teori fisika yang
berkaitan dengan atom hidrogen, yang memungkinkan turunan formula
Rydberg. Model atom hidrogen menurut Bohr didasarkan pada gambaran
susunan planet, di mana terdapat sebuah inti berat bermuatan positif yang
dikelilingi oleh sebuah elektron ringan bermuatan negatif. Gaya coulomb
bertanggung jawab dalam menjaga agar elektron tetap berada dalam
orbitnya. Atom hidrogen terlihat memiliki spektrum yang relatif sederhana,
sehingga beberapa ahli kimia berspekulasi bahwa atom hidrogen mungkin
merupakan komponen dasar dari atom yang lebih kompleks. Pola pancaran
dari atom hidrogen terbagi menjadi serangkaian rangkaian spektral, dengan
panjang gelombang dihitung menggunakan formula Rydberg. Garis-garis
spektral yang teramati ini terbentuk ketika elektron bertransisi antara dua
tingkat energi yang berbeda di dalam atom. Klasifikasi rangkaian ini dengan
menggunakan formula Rydberg memiliki peran penting dalam
perkembangan mekanika kuantum (Gautreau, 2006: 85).
Untuk mengatasi masalah yang timbul dalam model atom Rutherford,
Niels Bohr memperkenalkan model kuantum atom. Bohr sebenarnya sejalan
dengan model atom Rutherford, namun ia menyadari bahwa prinsip-prinsip
elektrodinamika klasik memiliki batasan ketika diterapkan pada skala
atomik. Konsep dasar atom dengan inti yang dikelilingi oleh elektron,
seperti yang diusulkan oleh Rutherford, ternyata benar adanya. Namun,
Bohr memperkenalkan gagasan bahwa elektron hanya dapat menghuni
sejumlah lintasan tertentu yang disebut lintasan stasioner atau orbit. Dalam
lintasan-lintasan ini, elektron tidak akan memancarkan gelombang,
sehingga energi elektron tetap konstan dan lintasan elektron tidak berubah.
Dalam hal ini, teori elektrodinamika klasik tidak berlaku, jika elektron
berada dalam lintasan-lintasan, tidak ada radiasi yang dipancarkan oleh
elektron tersebut. Pendekatan ini memberikan penjelasan yang lebih akurat
tentang sifat dan perilaku elektron dalam atom, serta memberikan dasar
perkembangan mekanika kuantum (Abdullah, 2017: 863).

Gambar 2.1 Jari-jari orbit elektron untuk beberapa nilai bilangan


kuantum utama
(Sumber : Fisika Dasar II, 2017 :866)
Atom hidrogen merupakan atom paling sederhana yang terdiri dari satu
proton sebagai nukleus dan satu elektron yang mengelilinginya. Dalam
konteks sistem dua partikel ini, terdapat suatu pusat massa yang menjadi
titik pusat rotasi. Pendekatan yang digunakan adalah dengan
mempertimbangkan bahwa kedua partikel, yaitu proton dan elektron,
berputar mengelilingi pusat massa bersama ini. Massa proton (mp) jauh
lebih besar daripada massa elektron (me), sehingga pusat massa hampir
bersamaan dengan posisi proton. Pendekatan ini memungkinkan kita untuk
memahami pergerakan relatif antara proton dan elektron dalam atom
hidrogen (Purwanto, 2016: 135).
B. Spektrum
Salah satu teori fisika yang digunakan untuk menganalisis spektrum
cahaya adalah teori atom Bohr. Teori ini memberikan pemahaman yang
signifikan mengenai asal-usul garis spektrum, dan itulah mengapa teori
atom Bohr menjadi fokus dalam eksplorasi spektrum atomik. Ketika suatu
zat padat atau cair dipanaskan, atom-atomnya akan memancarkan radiasi
dalam bentuk cahaya dengan berbagai panjang gelombang yang mungkin
ada. Meskipun setiap panjang gelombang ada dalam radiasi yang
dipancarkan, intensitas cahaya pada setiap panjang gelombang dapat
bervariasi. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori atom Bohr yang
memperhitungkan transisi elektronik antara tingkat energi yang berbeda di
dalam atom. Dengan demikian, teori atom Bohr memberikan pemahaman
penting tentang asal-usul garis spektrum dalam spektrum atomik dan
memberikan dasar untuk analisis spektrum cahaya dari berbagai zat padat
dan cair pada berbagai suhu (Setyawarno, 2013: 190-191).
Spektrum garis diperoleh saat cahaya melewati atom sebagai bahan
pengemisinya. Oleh karena itu, sering disebut sebagai spektrum atomik.
Pada molekul, terdapat tingkat energi rotasi dan vibrasi yang terhubung
dengan tingkat energi elektronik. Spektrum garis ini bergantung pada jenis
atom yang ada. Asal usul spektrum garis dapat dijelaskan menggunakan
dasar teori atom Bohr. Ketika atom berada dalam keadaan dasar, elektron-
elektronnya berada pada tingkat energi terendah yang tersedia. Namun, saat
atom mengalami eksitasi, elektron-elektron tersebut berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Ketika elektron yang telah tereksitasi kembali ke
tingkat energi yang lebih rendah, mereka memancarkan foton. Radiasi emisi
dari atom yang tereksitasi membentuk garis spektral yang terpisah secara
diskrit (Prasetyo, 2007).

Gambar 2.2 Gerak energi foton dalam proses absorpsi dan emisi
(Sumber : Fisika Dasar II, 2017 : 869)
C. Deret Spektrum Atom Hidrogen
Hasil eksperimen yang menantang untuk dijelaskan adalah adanya deret
spektrum garis yang dimiliki oleh atom hidrogen. Salah satu deret tersebut
terletak dalam rentang cahaya tampak. Pada tahun 1885, Balmer
menemukan bahwa panjang gelombang dari garis-garis spektrum cahaya
tampak yang dipancarkan oleh atom hidrogen dapat diungkapkan melalui
rumus sederhana:
1 1 1
= 𝑅𝐻 (22 − 𝑛2 )....................................(2.1)
𝜆 1

Dengan kata lain, deret Balmer adalah spektrum yang dipancarkan oleh
atom hidrogen ketika elektron melompat dari orbit dengan bilangan
kuantum utama lebih besar dari dua ke orbit dengan bilangan kuantum
utama dua (Abdullah, 2017:870).

Gambar 2.3 Transisielektron yang memancarkan spektrum deret Lymann,


Paschen, Bracket, dan Pfund.
(Sumber : Fisika Dasar II,2017 : 871)
BAB III
METODE EKSPERIMEN

A. Alat dan Bahan


1. Spektrun Tube Power Supply (0-3 kV) 1 buah
2. Spektrometer Optik 2 buah
3. Universal Choke, 230 V, 50 Hz 1 buah
4. Perangkat lampu spektrum 3 buah
5. Kisi Rowland 1 buah
6. Spektroskop Tangan 1 buah
7. Penyangga kecil 1 buah
8. Lup 1 buah
B. Prosedur Kerja
Pengaturan peralatan dan prosedur kerja

Gambar 3.1 Perangkat Percobaan Spektrometer yang Siap Digunakan


(Sumber: Tim Penyusun, 2022)
1. Pengaturan spektrometer
1. Lampu dipasang pada tabung, kemudian Universal Choke ditekan
tombol on.
2. Telescope dan kalimator diluruskan. Teleskop dilihat tanpa
menggunakan kisi difraksi dan dipastikan garis cahaya vertikal
terlihat.
3. Kisi di meja optik diposisikan antara teleskop dan kalimator dan
diselaraskan dengan telescope sehingga cahaya melalui celah
melewati kisi dan spektrum dapat diamati dalam teleskop
2. Pengamatan
Kegiatan 1: Menggunakan rumus Balmer untuk menentukam
konstanta Rydberg.
a. Proses kalimator dan teleskop spekrometer optik diluruskan.
b. Garis cahaya yang terlihat di dalam teleskop dihimpitkan dengan
benang vertical pada teleskop. Meja optik diatur sehingga pada
posisi ini skala putar dan skala nonius meja optic yang berimpit
menunjukkan angka 0 (nol).
c. Teleskop diputar ke satu arah (kanan) dan spektrum garis
dipastikan teramati. Begitujuga dengan arah yang berlawanan
(kiri).
d. Teleskop dikembalikan ke posisi normal. Teleskop diputar
kembali ke arah kanan secara perlahan sehingga teramati garis
warna pertama pada orde 1 (n=1). Tanda benang vertical pada
diimpitkan dengan garis warna pertama dan penunjukan skala
pada spekrometer dibaca sebagai θkanan
e. Teleskop diputar kearah kiri sehingga teramati garis warna
pertama dan penunjukkanskala pada micrometer dibaca sebagai θ
kiri

f. Kegiatan (b) dan (c) diulangi untuk garis-garis warna berikutnya


pada orde yang sama
g. Semua hasil pengamatann di catat pada tabel yang disediakan
Kegiatan 2: Menentukan jenis unsur sumber cahya yang tidak
diketahui berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
a. Pengambilan data yang dilakukan pada dasarnya sama dengan
kegiatan 1, yang membedakan hanyalah jenis lampu tidak hanya
satu. Tiap sudut yang terbentuk diamati untuk masing-masing
jenis spektrum yang terbentuk pada orde pertama
b. Spektrum garis yang terbentuk diamati dengan menggunakan
spektroskop tangan, gambar spektrum yang terlihat diambil
dengan menggunakan kamera ( dapat menggunakan kamera hp ).
c. Langkah tersebut diulangi untuk setidaknya 2 jenis lampu yang
berbeda
C. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari eksperimen ini yaitu sebelum melakukan pengamatan
terlebih dahulu melakukan pengaturan pada spektrometer optik dengan cara
memasang spektrum lampu pada tabung, kemudian on-kan pada universal
choke, lalu melihat teleskop dan memastikan garis cahaya vertikal dalam
teleskop terlihat. Setelah itu, meletakkan kisi di atas meja prisma dan
menyelaraskan dengan teleskop sehingga cahaya melalui celah melewati
kisi dan spektrum dapat diamati dalam teleskop yang dapat diketahui
sudutnya dari penunjukan skala sebagai θ_kiri dan θ_kanan.
D. Identifikasi Variabel
Variabel Terukur : Sudut garis spektrum kiri 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 (°),
Sudut garis spektrum kanan, 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (°),
Variabel Terhitung : Panjang gelombang, λ (mm)
Konstanta Rydberg, R (m-1)
Konstanta Planck, h (J. s)
E. Definisi Operasional Variabel
1. Sudut garis spektrum kiri 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 (°)
Sudut garis spektrum kiri adalah nilai yang tertera pada skala
spektrometer baik pada skala utama maupun skala nonius. Ketika
memutar bagian teleskop ke kiri secara perlahan hingga terlihat garis
spektrum pertama pada orde 1 yang dimana garis vertikal yang terdapat
didalam teleskop tepat berada ditengah tengah atau berimpit dengan
garis spektrum yang dinyatakan dalam satuan derajat (°).
2. Sudut garis spektrum kiri 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 (°)
Sudut garis spektrum kanan adalah nilai yang tertera pada skala
spektrometer baik pada skala utama maupun skala nonius. Ketika
memutar bagian teleskop ke kanan secara perlahan hingga terlihat garis
spektrum pertama pada orde 1 yang dimana garis vertikal yang terdapat
didalam teleskop tepat berada ditengah tengah atau berimpit dengan
garis spektrum yang dinyatakan dalam satuan derajat (°).
3. Panjang gelombang 𝜆 (𝑚𝑚)
Panjang gelombang merupakan jarak selang satuan berulang dari
sebuah pola gelombang dengan satuan (𝑚𝑚).
4. Konstanta Rydberg R (m-1)
Konstanta Rydberg merupakan suatu konstanta fisika yang
menghubungkan spektrum atom dalam bidang spektroskop yang
didapatkan dari panjang gelombang yang diperoleh, dilambangkan
dengan R dengan satuan m-1.
5. Konstanta Planck h (J. s)
Konstanta Planck merupakan suatu konstanta fisika yang dalam
eksperimen ini dicari nilai konstanta planck nya untuk setiap panjang
gelombang yang nanti nilainya akan dibandingkan dengan nilai secara
teori, dilambangkan dengan h dengan satuan J.s.
F. Teknik Analisis Data
Kegiatan 1: Menggunakan rumus Balmer untuk menentukam konstanta
Rydberg.
1. Menghitung panjang gelombang spektrum garis atom Hidrogen dari setiap
warna yang diamati dengan menggunakan persamaan:
∆α
d sin 2
λ=
n
2. Menghitung ketidakpastian panjang gelombang spektrum garis atom
Hidrogen dari setiap warna yang diamati dengan menggunakan persamaan:

1 ∆∆𝛂
Δλ = | |λ
2 tan ∆𝛂
2
3. Dengan menggunakan panjang gelombang pada poin 1. Selanjutnya
ditentukan besar konstanta Rydberg dengan menggunakan persamaan:
1 1 1
= R ( 2 − 2)
λ 𝑛𝑓 𝑛𝑖
Untuk mengetahui besar perbedaan hasil eksperimen dengan nilai teori
konstanta Rydberg, digunakan:
R teori − R eksperimen
% diff = | | × 100%
R teori + R eksperimen
2
Untuk mencari nilai konstanta Planck, digunakan persamaan:

3 2𝜋 2 𝑘 2 𝑚𝑒 4
ℎ=√
𝑐𝑅

Untuk mengetahui besar perbedaan hasil eksperimen dengan nilai teori


konstanta Planck, digunakan:

ℎteori − ℎeksperimen
% diff = | | × 100%
ℎteori + ℎeksperimen
2
4. Menganalisis kesalahan dari hasil pengukuran, digunakan persamaan:
∆λ
KR = × 100%
λ
Kegiatan 2: Menentukan jenis unsur sumber cahya yang tidak
diketahuiberdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
1. Menghitung panjang gelombang spektrum garis dari setiap masing-
masing warna yang diamati pada setiap lampu yang digunakan, dengan
menggunakan persamaan:
∆α
d sin 2
λ=
n
2. Menghitung ketidakpastian panjang gelombang spektrum garis atom
Hidrogen dari setiap warna yang diamati dengan menggunakan
persamaan:

1 ∆∆𝛂
Δλ = | |λ
2 tan ∆𝛂
2
3. Menganalisis kesalahan hasil pengukuran, digunakan persamaan:
∆λ
KR = × 100%
λ
4. Menggambarkan sebuah spektrum garis cahaya tampak berdasarkan
panjang gelombang hasil perhitungan yang didapatkan.
5. Menyandingkan gambar yang dibuat dengan hasil foto yang diambil
melalui spektroskop tangan saat eksperimen dilakukan.
6. Menentukan jenis unsur lampu yang digunakan berdasarkan hasil
perbandingan gambar yang telah dilakukan sebelumnya dengan
menggunakan database spektrum garis berbagai jenis atom.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg.
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Spektrum Garis Atom Hidrogen
Orde Warna
𝜽𝒌𝒊𝒓𝒊 (°) 𝜽𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 (°)
Spektrum Spektrum

Biru |16,34 ± 0,02| |17,54 ± 0,02|


1
Merah |23,20 ± 0,02| |23,93 ± 0,02|

Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui


berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Spektrum Garis beberapa Jenis Atom untuk Orde
Pertama.
Lampu ke- Warna Spektrum 𝜽𝒌𝒊𝒓𝒊 (°) 𝜽𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 (°)

Hijau |17,41 ± 0,02| |18,28 ± 0,02|

1 Jingga |19,02 ± 0,02| |20,73 ± 0,02|

Merah |22,52 ± 0,02| |23, 03 ± 0,02|

Biru |16,93 ± 0,02| |16,93 ± 0,02|

2 Hijau |18,51 ± 0,02| |18,35 ± 0,02|

Jingga |20,70 ± 0,02| |20,75 ± 0,02|

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta
Rydberg
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Spektrum Garis Atom Hidrogen
Orde Warna
Spek Spek
𝜽kiri 𝜽kanan Δ𝜶 Δ𝜶/2 (°)
trum trum
Biru |16,34±0,02| |17,54±0,02| |33,88±0,04| |16,94±0,02|
1
Merah |23,20±0,02| |23,93±0,02| |47,13±0,04| |23,57±0,02|

1. Panjang Gelombang
1
𝑑=
𝑁
1
𝑑=
600
a. Untuk Warna 1 (Biru)
𝑑 sin 𝜃
• 𝜆 = 𝑛

Δ𝜃
𝜆 = 𝑑 sin
2
1
𝜆 = sin 16,94
600
𝜆 = 0,00048561684 mm
𝜆 = 485,61684 nm
• Rambat Ralat
𝜕𝜆 𝜕𝜆
∆𝜆 = | | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + | | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝜕𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 𝜕𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝛼 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛


𝜕𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1 𝜕𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 (𝑛. 𝑁)−1
∆𝜆=| 2 | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + | 2 | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝜕𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 𝜕𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛

1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 1 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛


∆ 𝜆 = | 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1 | ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + | 𝑠𝑖𝑛 (𝑛. 𝑁)−1 | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2 2 2 2

1 𝛼 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 1 𝛼 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∆𝜆 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑖𝑟𝑖 (𝑛. 𝑁)−1 𝑐𝑜𝑠 𝑘𝑖𝑟𝑖 (𝑛. 𝑁)−1
𝜆 = |2 𝛼 2
+ 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 | ∆𝛼 𝑘𝑖𝑟𝑖 + | 2
𝛼
2
+ 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 | ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
𝜆 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 (𝑛. 𝑁)−1 𝑠𝑖𝑛 𝑘𝑖𝑟𝑖 (𝑛. 𝑁)−1
2 2

𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∆𝜆 1 𝑐𝑜𝑠 2
=| | (∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + ∆𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 )
𝜆 2 𝑠𝑖𝑛 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2

1 ∆𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
∆𝜆=| |𝜆
2 𝑡𝑎𝑛 𝛼𝑘𝑖𝑟𝑖 + 𝛼𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
2
1 ∆∆𝛼
∆𝜆=| |𝜆
2 𝑡𝑎𝑛 ∆𝛼
2

ΔΔ𝜆
• Δ𝜆 = | Δ𝜃 |𝜆
2 tan
2

0,04
Δ𝜆 = |2 tan 16,94| 485,61684 nm
0,04
Δ𝜆 = |0,60917193424| 485,61684 nm

Δ𝜆 = 31,8870134164 nm
Δ𝜆
• 𝐾𝑅 = × 100%
𝜆
31,8870134164 nm
𝐾𝑅 = × 100%
485,61684 nm
𝐾𝑅 = 6,56629068933 %
• PF = | 485,6 ± 31,9| nm
b. Untuk Warna 2 (Merah)
𝑑 sin 𝜃
• 𝜆 =
𝑛
Δ𝜃
𝜆 = 𝑑 sin
2
1
𝜆 = sin 23,57
600
𝜆 = 0,00066644862 mm
𝜆 = 666,44862 nm
ΔΔ𝜆
• Δ𝜆 = | Δ𝜃 |𝜆
2 tan
2

0,04
Δ𝜆 = |2 tan 23,57| 666,44862 nm
0,04
Δ𝜆 = |0,8725317217| 666,44862 nm

Δ𝜆 = 30,5524076015 nm
Δ𝜆
• 𝐾𝑅 = × 100%
𝜆

30,5524076015 nm
𝐾𝑅 = × 100%
666,44862 nm
𝐾𝑅 = 4, 58436054489 %
• PF = | 666,4 ± 30,6 | nm
2. Konstanta Rydberg
1 1 1
= R [(𝑛 − ]
λ 𝑓 )2 (𝑛𝑖 )2

1
R= 1 1
𝜆[ − ]
(𝑛𝑓 )2 (𝑛𝑖 )2

a. Untuk Warna 1 (Biru)


𝑛𝑓 = 2
𝑛𝑖 = 4
1
R= 1 1
𝜆[ − ]
(𝑛𝑓 )2 (𝑛𝑖 )2

1
R= 1 1
485,61684 𝑛𝑚[ − ]
(2)2 (4)2

R = 0,01098259552 nm-1

R = 1,098259552 × 107 m-1

b. Untuk Warna 2 (Merah)


𝑛𝑓 = 2
𝑛𝑖 = 3
1
R= 1 1
𝜆[ − ]
(𝑛𝑓 )2 (𝑛𝑖 )2

1
R= 1 1
666,44862 𝑛𝑚[ − ]
(2)2 (3)2

R = 0,01080353351 nm-1
R = 1,080353351 × 107 m-1

𝑅1 +𝑅2
• 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
2

(1,098259552 + 1,080353351)107 𝑚−1


𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
2
2,178612903 × 107 𝑚−1
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
2
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,0893064515 × 107 𝑚−1
𝑅𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑅𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
• %diff = | 𝑅 +𝑅 | × 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
2

1.097 × 107 𝑚−1 − 1,0893064515 × 107 𝑚−1


%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | 100%
1.097 × 107 𝑚−1 + 1,0893064515 × 107 𝑚−1
2
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 0,70379415427 %
3. Konstanta Planck
2𝜋 2 𝑘 2 𝑚𝑒 4
R=
𝑐ℎ3
2𝜋 2 𝑘 2 𝑚𝑒 4
h3 =
𝑐𝑅
3 2𝜋 2 𝑘 2 𝑚𝑒 4
h= √
𝑐𝑅

3 2(3.14)2 (9 × 109 )2 (9.1 × 10−31 ) (1.6 ×10−19 )4


h= √ (3 × 108 ) (1,0893064515 × 107 𝑚−1 )

3 2 (9,8596)(81 × 1018 )(9,1 × 10−31 )(6,5536 ×10−76 )


h =√ (3 × 108 ) (1,0893064515 × 107 𝑚−1 )

3 (1.597,2552 × 1018 )(9,1 × 10−31 )(6,5536 × 10−76 )


ℎ=√
(3 × 108 ) (1,0893064515 × 107 𝑚−1 )

3 95.256,722276 × 10−89
ℎ=√
(3 × 108 ) (1,0893064515 × 107 𝑚−1 )

3 95.256,722276 × 10−89
ℎ=√
3,26791935545 × 1015
ℎ = 5,487 × 10−34 𝐽. 𝑠
ℎ −ℎ
• %𝑑𝑖𝑓𝑓 = | ℎ𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 +ℎ𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
| 100%
2

6,626 𝑥 10−34 − 5,487 × 10−34


%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | 100%
6,626 𝑥 10−34 + 5,487 × 10−34
2

1,139 × 10−34
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = | | 100%
12.113 × 10−34
2
%𝑑𝑖𝑓𝑓 = 18,8062412284 %
Tabel 4.4 Panjang Gelombang Spektrum Garis Atom Hidrogen
Orde Warna
𝜆
Spektru Spektru Δ𝜆 (nm) 𝐾𝑅 (%) 𝑃𝐹 (nm)
(nm)
m m
Biru 485,6 31,9 6,57 | 485,6 ± 31,9|
1
Merah 666,4 30,6 4,58 | 666,4 ± 30,6 |
Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
Tabel 4.5 Hasil Spektrum Garis beberapa jenis atom untuk orde pertama
Lampu Warna
𝜽kiri 𝜽kanan Δ𝜶 Δ𝜶/2 (°)
ke- Spektrum
Hijau |17,41±0,02| |18,28±0,02| |35,69±0,04| |17,85± 0,02|
1 Jingga |19,02±0,02| |20,73±0,02| |39,75±0,04| |19,88±0,02|
Merah |22,52±0,02| |23,03±0,02| |45,55±0,04| |22,78±0,02|
Biru |16,93±0,02| |16,93±0,02| |33,86±0,04| |16,93±0,02|
2
Hijau |18,51±0,02| |18,35±0,02| |36,86±0,04| |18,43± 0,02|
Jingga |20,70±0,02| |20,75±0,02| |41,45±0,04| |20,73±0,02|
1. Panjang Gelombang
1
d=N
1
d = 600 𝑚𝑚

Lampu 1
a. Untuk warna 1 (Hijau)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ= 600
sin 17,85
λ = 0,00051087679 mm
λ = 510,87679 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|𝜆
2tan
2

0,04
∆λ = | | 510,87679 mm
2tan 17,85
0,04
∆λ = | |510,87679 nm
0,64405553352

∆λ = 31, 7287416013 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
31,7287416013 nm
KR = × 100%
510,87679 nm

KR = 6,21064456682 %
• PF = |510,9 ± 31,8| nm
b. Untuk warna 2 (Jingga)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ = 600 sin 19,88

λ = 0,00056675217 mm
λ = 566,75217 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|λ
2tan
2

0,04
∆λ = | | 566,75217 nm
2tan 19,88
0,04
∆λ = | |566,75217 nm
0,7232003775

∆λ = 31,3468956948 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
31,3468956948 nm
KR = × 100%
566,75217 nm

KR = 5,53097056422 %
• PF = |566,8 ± 31,3| nm
c. Untuk warna 3 (Merah)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ = 600 sin 22,78

λ = 0,00064532295 mm
λ = 645,32295 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|λ
2tan
2

0,04
∆λ = | | 645,32295 nm
2tan 22,78
0,04
∆λ = | |645,32295 nm
0,8399012125

∆λ = 30,7332786473 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
30,7332786473 nm
KR = × 100%
645,32295 nm

KR = 4,76246484760 %
• PF = |645,3 ± 30,8| nm
Lampu 2
a. Untuk warna 1 (Biru)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ = 600 sin 16,93

λ = 0,00048533856 mm
λ = 485,33856 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|λ
2tan
2

0,04
∆λ = | | 485,33856 nm
2tan 16,93
0,04
∆λ = | |485,33856 nm
0,6087905049

∆λ = 31,8887075993 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
31,8887075993 nm
KR = × 100%
485,33856 nm

KR = 6,57040470868 %
• PF = |485,3 ± 31,9| nm
b. Untuk warna 2 (Hijau)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ = 600 sin 18,43

λ = 0,00052690970 mm
λ = 526,90970 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|λ
2tan
2

0,04
∆λ = | | 526,90970 nm
2tan 18,43
0,04
∆λ = | |526,90970 nm
0,6664747316

∆λ = 31,6236865415 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
31,6236865415 nm
KR = × 100%
526,90970 nm

KR = 6,00172791305 %
• PF = |527,0 ± 31,7| nm
c. Untuk warna 3 (Jingga)
𝑑 sin 𝜃
• λ=
𝑛
𝛥𝜃
λ = d sin 2
1
λ = 600 sin 20,73

λ = 0,00058994098 mm
λ = 589,94098 nm

∆∆𝜆
• ∆λ = | ∆𝜃|λ
2tan
2

0,04
∆λ = | | 589,94098 nm
2tan 20,73
0,04
∆λ = | |589,94098 nm
0,7569339817

∆λ = 31,1752937118 nm
∆λ
• KR = × 100%
λ
31,1752937118 nm
KR = × 100%
589,94098 nm

KR = 5,28447671355 %
• PF = |590,0 ± 31,1| nm
Tabel 4.6. Panjang gelombang Spektrum Garis beberapa jenis atom untuk
Orde pertama
Lampu Warna
Spektrum
𝛌 (𝐧𝐦) 𝚫 𝝀 (nm) KR (%) PF(nm)
Ke-
Hijau 510,9 31,8 6,21 |510,9±31,8|
1 Jingga 566,8 31,3 5,53 |566,8±31,8|
Merah 645,3 30,8 4,76 |645,3±30,8|
Biru 485,3 31,9 6,57 |485,3±31,9|
2
Hijau 527,0 31,7 6,00 |527,0±31,7|
Jingga 590,0 31,1 5,28 |590,0±31,1|
2. Analisis Gambar Spektrum Garis
Gambar Spektrum Garis Cahaya Tampak
1. Lampu 1

(a) (b) (c)


Gambar 4.1 Spektrum garis yang diamati pada spektrometer optik
(a) warna hijau (b) warna jingga (c) warna merah

Gambar 4.2 Spektrum garis yang diamati pada spektroskop


Gambar 4.3 Spektrum garis unsur Cadmium berdasarkan teori
(Sumber: Gambar dari Google)
Berdasarkan dari gambar yang diperoleh baik gambar berdasarkan
perhitungan panjang gelombang maupun gambar yang diperoleh dari hasil
praktikum, maka kami menarik kesimpulan bahwa unsur yang paling
mendekati, yaitu unsur Cadmium (Cd).

2. Lampu 2

(a) (b) (c)


Gambar 4.4 Spektrum garis yang diamati pada spectrometer optik
(a) Warna biru (b) warna hijau (c) warna jingga

Gambar 4.5 Spektrum garis yang diamati pada spektroskop


Gambar 4.6 Spektrum garis unsur Helium berdasarkan teori
(Sumber: Gambar dari Google)
Berdasarkan dari gambar yang diperoleh baik gambar berdasarkan
perhitungan panjang gelombang maupun gambar yang diperoleh dari hasil
praktikum, maka kami menarik kesimpulan bahwa unsur yang paling
mendekati, yaitu unsur Helium (He).
C. Pembahasan
Eksperimen unit v yang berjudul Spektrum Garis Berbagai Jenis Atom
ini dilakukan untuk menunjukkan adanya spektrum diskrit/garis beberapa
atom, menggunakan rumus balmer untuk menentukan konstanta Rydberg
dan menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui
berdasarkan spektrum garis yang terbentuk. Pada eksperimen ini digunakan
atom hidrogen dan beberapa sumber cahaya dari atom yang tidak diketahui.
Spektrum diskrit/spektrum garis yang terbentuk menjadi identitas untuk
membedakan tiap-tiap unsur.
Spektroskop umumnya digunakan untuk mengidentifikasi suatu atom
melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Pada kegiatan
pertama ketika terdapat tegangan dari spektrum tube power supply maka
cahaya dari lampu tabung akan menyala dan bertambah terang sesuai
dengan tegangan yang diberikan. Kemudian cahaya putih (polikromatik)
dari jenis unsur sumber cahaya diteruskan menuju kolimator. Cahaya yang
sejajar akibat lensa kolimator ini akan diteruskan melalui kisi rowland
sehingga terurai menjadi beberapa garis warna (monokromatik). Dengan
memutar teleskop kearah kiri maupun kanan maka bagian teleskop dan
lensa kolimator berada di sumbu yang berbeda sehingga dapat diketahui
sudutnya dari penunjukan skala sebagai 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 .
Pada kegiatan kedua menggunakan pemanasan, yang dimana universal
choke berfungsi untuk memanaskan lampu tabung sehingga terjadi proses
eksitasi dan deeksitasi pada atom dari lampu tabung, hasil dari proses
tersebut akan membuat lampu tabung memancarkan cahaya. Kemudian
cahaya putih (polikromatik) dari jenis unsur sumber cahaya diteruskan
menuju kolimator. Cahaya yang sejajar akibat lensa kolimator ini akan
diteruskan melalui kisi rowland sehingga terurai menjadi beberapa garis
warna (monokromatik). Dengan memutar teleskop kearah kiri maupun
kanan maka bagian teleskop dan lensa kolimator berada di sumbu yang
berbeda sehingga dapat diketahui sudut dispersinya dari penunjukan skala
sebagai 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 .
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pada kegiatan 1 diperoleh
panjang gelombang tiap warna spektrum yaitu biru dan merah secara
berurutan sebesar | 485,6 ± 31,9| nm dan | 666,4 ± 30,6 | nm. Data tersebut
digunakan untuk menentukan konstanta Rydberg. Rata-rata konstanta
Rydberg yang diperoleh yaitu sebesar 1,098259552 × 107 m-1 dengan
presentase perbedaan sebesar 0,703%. Adapun perbedaan yang diperoleh
antara nilai konstanta Rydberg secara teori dengan secara eksperimen
didasarkan pada panjang gelombang yang diperoleh dari sudut yang
didapatkan untuk setiap spektrum warna. Walaupun persentase perbedaan
yang didapatkan kecil tetapi ini memperlihatkan adanya kekurangtelitian
dalam pengambilan data untuk setiap sudut tiap spektrum warna. Mengapa
demikian? Karena sudut ini yang mempengaruhi dalam penentuan panjang
gelombang dan panjang gelombang ini yang menentukan besar konstanta
Rydberg yang didapatkan.
Selain konstanta Rydberg, ditentukan pula Konstanta Planck sebesar
5,487 × 10−34 J. s, dengan presentase perbedaan sebesar 18,806 %.
Kegiatan pertama diperoleh persentase perbedaan yang kecil, walaupun
demikian hal tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara nilai
konstanta planck secara teori dan praktikum. Dimana perbedaan ini
bergantung dari berapa nilai konstanta Rydberg yang digunakan dalam
mencari nilai konstanta Planck. Hal ini berarti besarnya nilai konstanta yang
didapat didasarkan atas data awal yang digunakan (yaitu sudut tiap
spektrum warna). Maka dari itu pada saat melakukan eksperimen
diperlukannya ketelitian yang tinggi agar data yang didapatkan juga baik.
Walaupun, pasti ada saja hal lain yang bisa mempengaruhi data yang
didapatkan contohnya kondisi (bagus/tidaknya) dari alat yang digunakan.
Kegiatan 2, dilakukan pengamatan terhadap jenis unsur sumber cahaya yang
tidak diketahui berdasarkan garis spektrum yang terbentuk. Pada kegiatan
ini, terdapat 2 lampu spektrum atom yang diamati. Pada lampu 1 terdapat 3
warna yang terlihat yaitu hijau, jingga, dan merah dengan dimana panjang
gelombang warna spektrum yang diperoleh secara berturut-turut yaitu
|510,9 ± 31,8| nm, 566,75217 nm, dan|645,3 ± 30,8| nm. Berdasarkan
hasil pembandingan gambar dengan spektrum garis beberapa atom,
diperoleh bahwa jenis unsur lampu 1 adalah Cd (Kadmium). Kemudian
untuk analisis lampu 2 terdapat 3 warna spektrum yang diamati pada
teleskop, yang mana diperoleh panjang gelombang warna spektrum biru,
hijau,dan jingga secara berurutan yaitu |485,3 ± 31,9| nm, |527,0 ±
31,7| nm, dan |590,0 ± 31,1| nm. Berdasarkan perbandingan antara
spektrum garis yang terbentuk dengan spektrum garis beberapa atom,
diperoleh bahwa jenis unsur lampu 2 adalah He (Helium).
Pada kegiatan 2 ini warna yang teramati pada teleskop yaitu 2 warna
namun setelah diamati melalui spektroskop tangan hanya terdapat 1 warna
yang terlihat hal ini karena warna kuning pada atom yang diamati lebih
mendominasi atau intensitas cahayanya besar sehingga warna yang lain
sukar terlihat. Dan adapun perbedaan besar antara nilai 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛
yang didapat dikarenakan sebelum melakukan pengambilan data alat
spectrometer optic yang digunakan tidak dikalibrasi terlebih dahulu
sehingga terdapat perbedaan yang besar antara nilai 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 yang
diperoleh, yang dimana seharusnya data antara 𝜃𝑘𝑖𝑟𝑖 dan 𝜃𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 memiliki
nilai yang tidak jauh berbeda. Adapun kesalahan lain yang diperoleh
dikarenakan kurang telitinya kami saat melakukan eksperimen.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil eksperimen dengan mengamati beberapa jenis
atom, dapat dilihat terdapat spektrum garis yang terbentuk, spektrum
yang dimiliki setiap atom itu berbeda hal ini disebabkan perbedaan
energi setiap atom dalam mengemisikan cahya ketika terjadi
peristiwa deeksitasi.
2. Dengan menggunakan persamaan Balmer, maka dapat diperoleh
konstanta Rydberg sebesar 1,0893064515 × 107 𝑚−1
3. Sumber cahaya yang digunakan berdasarkan spektrum garis yang
terbentuk pada lampu 1 yaitu Cd (Kadmium), lampu 2 yaitu He
(Helium).
B. Saran
1. Untuk Asisten
Diharapkan mempertahankan cara dalam membimbing praktikan,
agar praktikan benar benar memahami proses materi praktikum.

2. Untuk Praktikan
Disarankan memahami teori dengan baik dan lebih teliti lagi pada
saat menggeser teleskop maupun pembacaan skala pada
spektrometer optik agar mengurangi kesalahan kesalahan sehingga
perbedaan presentase yang diperoleh tidak besar.
3. Untuk Laboran
Diharapkan untuk mengecek keadaan alat praktikum agar nantinya
proses praktikum dapat berjalan dengan lancer.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2017). FISIKA DASAR II. Bandung: Institut Teknologi


Bandung.
Dr. Agus Purwanto, D., 2016. Fisika Kuantum. Yogyakarta: Penerbit Gaya
Media.
Eko Prasetyo, M. A. J. E. S., 2007. Identifikasi Unsur-Unsur Berdasarkan
Spektrum Emisi Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Jurnal
Sains Dan Matematika, 15(1), Pp. 9-14.
Johan, A., 2008. Analisa Tingkat Energi Spektrum Atom Merkuri (Hg)
Dengan Spektrometer Optik. Jurnal Penelitian Sains, 11(1), Pp.
390-401.
Ronald Gautreau Ph.D, W. S. P., 2006. Fisika Modern. Edisi 2 Penyunt.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setyawarno, D., 2013. Pengaruh Medan Magnetik Eksternal Pada Tabung
Gas Hidrogen Terhadap Spektrum Emisi Pada Efek Zeeman.
Anterior Jurnal, 13(2), Pp. 190-197.
LAPORAN SEMENTARA
UNIT V “SPEKTRUM GARIS BERBAGAI JENIS ATOM”

Nama : Muh. Ariswandi Arti


NIM : 210103500002
Kelas : Pendidikan Fisika B
Kelompok : VI (Enam)
Asisten Pembimbing : Fachira Azzahra Nur

Hasil Pengamatan
Kegiatan 1. Menggunakan rumus Balmer untuk menentukan konstanta Rydberg.
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Spektrum Garis Atom Hidrogen

Warna
Orde Spektrum 𝜽𝒌𝒊𝒓𝒊 (°) 𝜽𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 (°)
Spektrum

Biru |16,34 ± 0,02| |17,54 ± 0,02|


1
Merah |23,20 ± 0,02| |23,93 ± 0,02|

Kegiatan 2. Menentukan jenis unsur sumber cahaya yang tidak diketahui


berdasarkan spektrum garis yang terbentuk.
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Spektrum Garis beberapa Jenis Atom untuk Orde
Pertama.
Lampu ke- Warna Spektrum 𝜽𝒌𝒊𝒓𝒊 (°) 𝜽𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 (°)

Hijau |17,41 ± 0,02| |18,28 ± 0,02|

1 Jingga |19,02 ± 0,02| |20,73 ± 0,02|

Merah |22,52 ± 0,02| |23, 03 ± 0,02|

Biru |16,93 ± 0,02| |16,93 ± 0,02|


2 Hijau |18,51 ± 0,02| |18,35 ± 0,02|

Jingga |20,70 ± 0,02| |20,75 ± 0,02|

Makassar, 02 Juni 2023


Mengetahui
Asisten Pembimbing Praktikan

Fachira Azzahra Nur Muh. Ariswandi Arti


NIM.1912041020 NIM. 210103500002

Anda mungkin juga menyukai