O
L
E
H
MASRAN SYAMSURI
Kelas:10 mipa 1
Mapel: kimia
Asal sekolah: SMA 1 DAMPAL SELATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
1|Pag e
makalah ini dengan baik dan benar.serta tepat pada waktunya.dalam
Makalah ini kami akan membahas tentang ‘’ STRUKTUR ATOM DAN
SISTIM PERIODIK ‘’
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa
bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,kami
mengucapkan Terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak
yang telah membantuh dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam
makalah ini.oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran dan kritik yang dapat membantu kami.kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.Akhir kata semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….iii
2|Pag e
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………4
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3|Pag e
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4|Pag e
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR ATOM
1. Orbital
2. Orbital p
Rapatan muatan elektron orbital 2p adalah nol pada inti, meningkat
hingga mencapai maksimum di kedua sisi, kemudian menurun mendekati
nol seiring dengan bertambahnya jarak dari inti. Setiap subkulit ( = 1)
terdiri dari tiga orbital yang setara sesuai dengan tiga harga m untuk = 1,
yaitu -1, 0, dan +1. Masing-masing diberi nama , , dan sesuai
dengan orientasinya dalam ruang. Kontur yang disederhanakan dari
ketiga orbital 2 diberikan pada gambar (c). Distribusi rapatan muatan
elektron pada orbital 3 ditunjukkan pada gambar (b). Sedangkan kontur
orbital 3 dapat juga digambarkan seperti gambar (a) (seperti balon
terpilin), tetapi ukurannya relatif lebih besar.
Orbital px, py, pz Sumber: Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of
Matter and Change, Martin S. Silberberg. 2000
3. Orbital d dan f
9|Pag e
Orbital f lebih rumit dan lebih sukar untuk dipaparkan, tetapi hal itu
tidaklah merupakan masalah penting. Setiap subkulit f terdiri atas 7
orbital, sesuai dengan 7 harga m untuk l = 3.
Seluruh orbital d
Salah satu dari tujuh orbital 4 f, yaitu orbital f xyz
Konfigurasi Elektron
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua. Elektron litium
memenuhi orbital 2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah
daripada orbital 2p. Litium memiliki konfigurasi elektron 1s22s1. Berilium
memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini seluruhnya memiliki
energi yang sama, sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu
persatu.
B 1s22s22px1
C 1s22s22px12py 1
N 1s22s22px12py 12pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan elektron
tunggal yang sebelumnya menempati orbital.
O 1s22s22px22p y12pz1
F 1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara
bertumpuk. Sebagai contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan
neon sebagai 1s22s22p6.
10 | P a g e
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam kulit dalam. Jika
elektron berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar
atom), terkadang ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan cara
penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi elektron dari
klor, kita dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah dipenuhi elekton,
selanjutnya kita harus memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara
pengisiannya sama dengan periode-periode sebelumnya, kecuali adalah
sekarang semuanya berlangsung pada periode ketiga.
Sebagai contoh :
cara singkat
Mg 1s22s22p63s2 [Ne]3s2
S 1s22s22p63s23px 23py13pz1 [Ne]3s23px23py13p z1
Ar 1s22s22p63s23px 23py23pz2 [Ne]3s23px23py23p z2
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai penuh –
tingkat 3d belum kita gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat
11 | P a g e
energi orbital-orbital, kita dapat melihat bahwa setelah 3p energi orbital
terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron mengisinya terlebih dahulu.
K 1s22s22p63s23p6 4s1
Ca 1s22s22p63s23p6 4s2
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti natrium (
1s22s22p63s1 ) dan kalium ( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia
yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat keduanya tidak
akan mirip bila konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama seperti 2p atau 3p.
Kita sekarang kembali ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai
contoh, Brom, memilki konfigurasi elektron
1s22s22p63s23p63d104s 24px24py24pz1.
Rangkuman
Menuliskan konfigurasi elektron dari hidrogen sampai kripton
13 | P a g e
Contoh yang kedua, , berada pada golongan 2 dan memiliki 2
elektron terluar. Barium berada pada periode keenam. Oleh karenanya,
Barium memilki konfigurasi elektron terluar 6s2.
Konfigurasi keseluruhannya adalah :
1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25p66s2.
Kita mungkin akan terjebak untuk mengisi orbital 5d10 tetapi ingatlah
bahwa orbital d selalu diisi setelah orbital s pada level selanjutnya terisi.
Sehingga orbital 5d diisi setelah 6s dan 3d diisi setelah 4s.
15 | P a g e
menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis atom hidrogen yang
tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford.
Ada empat postulat yang digunakan untuk menutupi kelemahan model
atom Rutherford, antara lain :
1. Atom Hidrogen terdiri dari sebuah elektron yang bergerak dalam suatu
lintas edar berbentuk lingkaran mengelilingi inti atom, gerak elektron
tersebut dipengaruhi oleh gaya coulomb sesuai dengan kaidah mekanika
klasik.
2. Lintas edar elektron dalam hydrogen yang mantap hanyalah memiliki
harga momentum angular L yang merupakan kelipatan dari tetapan
Planck dibagi dengan 2π.
3. Dalam lintas edar yang mantap elektron yang mengelilingi inti atom
tidak memancarkan energi elektromagnetik, dalam hal ini energi totalnya
E tidak berubah.
4. Jika suatu atom melakukan transisi dari keadaan energi tinggi EU ke
keadaan energi lebih rendah EI, sebuah foton dengan energi hυ=EU-EI
diemisikan. Jika sebuah foton diserap, atom tersebut akan bertransisi ke
keadaan energi rendah ke keadaan energi tinggi.
Tetapi Model atom bohr tidak dapat menjelakan
pengamatan-pengamatan yang dilakukan pada atom yang lebih kompleks,
sehingga dikembangkanlah satu model struktur atom yang lebih rumit
dengan penalaran matematika tinggi yaitu model mekanika kuantum.
Model ini berdasarkan pada teori kuantum yang mengatakan bahwa
materi juga memiliki sifat-sifat yang sama seperti gelombang. Menurut
teori kuantum, letak dan momentum (kecepatan dan arah) suatu electron
pada satu waktu tidak mungkin diketahui secara pasti dan hal ini dikenal
dengan prinsip ketidakpastian. Jadi, para ilmuwan harus mengganti
lingkaran Bohr dengan orbital(kadang-kadangdisebut sebagai awan
electron) yaitu volume ruang yang kemungkinan besar terdapat satu
electron. Dengan kata lain, dalam hal ini istilah kepastian diganti dengan
kebolehjadian (proba
16 | P a g e
Pertanyaan: siapakah pememu atom?
Jawaban:
Secara ilmiah konsep atom dikembangkan John
Dalton pada awal abad ke – 19 sebagai sebutan
generik untuk zat yang paling dasar dari suatu
materi. Atom inilah penyusun dasar dari suatu
molekul, senyawa dan sejumlah materi kompleks.
kata-kata
Sekuat-kuat zat baru terbentuk lebih kuat bila
hubungan asmara menyatu
SALAM PENUTUP
Dari kalimat yang telah tertulis dan kita baca
bersama-sama, semoga apa yang telah saya
sampaikan menjadi bermanfaat bagi kita sekalian.
Sebagai penutup kata dari makalah saya ini, saya
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
17 | P a g e