DISUSUN OLEH:
DEVI TRIA OKAVIYANI (M0318023)
LAYLA NADDA ZABRINA (M0318035)
NUR HALIMAH SA’DIYAH (M0318049)
PRISCILLA INEZ GERARD (M0318051)
RANA SAVITRI (M0318053)
TARA AMELIA PRATIWI (M0318063)
Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur kepada
Nya atas segala limpahan karuniaNya kami diberi kekuatan untuk menyusun makalah
tentang spektrum atom hidrogen. Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
pemenuhan tugas Kimia Dasar I yang diampu oleh ibu Tri Martini. Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
proses penyusunan karya ilmiah ini sehingga bisa selesai tepat pada waktunya.
Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas wawasan
dan juga pengetahuan pembaca.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna
karena berbagai keterbatasan yang kami miliki. Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan
dan juga saran yang membantun akan sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
I
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……….…………………………………………………..
Kata Pengantar ………………………………………………………………
Daftar Isi …………………………………………….........................
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………
A. Model Atom………………
B. Spektrum Emisi Atom Hidrogen…………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1900, J.J Thomson mengajukan model atom yang menyerupai roti kismis.
Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Ernest Rutherford telah dapat menunjukkan
bahwa atom terdiri dari sebentuk awan difus elektron bermuatan negatif mengelilingi inti
yang kecil, padat, dan bermuatan positif dengan elektron-elektron mengorbit inti seperti
layaknya planet mengorbit matahari. Namun demikian, model sistem keplanetan untuk
atom menemui beberapa kesulitan. Pada tahun 1913, Niels Bohr, fisikawan berkebangsaan
Swedia, mengikuti jejak Einstein menerapkan teori kuantum untuk menerangkan hasil
studinya mengenai spektrum atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai
struktur dan sifat-sifat atom. Teori atom Bohr ini pada prinsipnya menggabungkan teori
kuantum Planck dan teori atom dari Ernest Rutherford yang dikemukakan pada tahun
1911.
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam
tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-
beda dan merupakan karakterisktik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk
spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu. Kenyataan bahwa gas memancarkan
cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Dengan
demikian, spektrum garis atomic dapat digunakan untuk menguji kebenaran dari sebuah
model atom. Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Untuk gas hydrogen yang merupakan atom yang paling sederhana,
deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka, rumusan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana spektrum diskrit pada atom hidrogen
2. Menentukan panjang gelombang pada spektrum atom hidrogen
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Model Atom
Percobaan tabung sinar katoda pertama kali dilakukan William Crookes (1875).
Hasil eksperimennya adalah ditemukannya seberkas sinar yang muncul dari arah katoda
menuju ke anoda yang disebut sinar katoda.
Joseph John Thomson (1897) melanjutkan eksperimen William Crookes yaitu
pengaruh medan listrik dan medan magnet dalam tabung sinar katoda
Model ini adalah pengembangan dari model puding prem (1904), model Saturnian
(1904), dan model Rutherford (1911). Karena model Bohr adalah pengembangan dari
model Rutherford, banyak sumber mengkombinasikan kedua nama dalam penyebutannya
menjadi model Rutherford-Bohr.
Kunci sukses model ini adalah dalam menjelaskan formula Rydberg mengenai
garis-garis emisi spektral atom hidrogen, walaupun formula Rydberg sudah dikenal secara
eksperimental, tetapi tidak pernah mendapatkan landasan teoritis sebelum model Bohr
diperkenalkan. Tidak hanya karena model Bohr menjelaskan alasan untuk struktur formula
Rydberg, ia juga memberikan justifikasi hasil empirisnya dalam hal suku-suku konstanta
fisika fundamental.
Model Bohr adalah sebuah model primitif mengenai atom hidrogen. Sebagai
sebuah teori, model Bohr dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan orde pertama dari
atom hidrogen menggunakan mekanika kuantum yang lebih umum dan akurat, dengan
demikian dapat dianggap sebagai model yang telah usang. Namun demikian, karena
kesederhanaannya, dan hasil yang tepat untuk sebuah sistem tertentu, model Bohr tetap
diajarkan sebagai pengenalan pada mekanika kuantum.
Jika elektron tertarik ke inti dan dimiliki oleh orbit n, energi dipancarkan dan energi elektron
menjadi lebih rendah sebesar
A. Kesimpulan
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke
dalam tabung, gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas
berbeda-beda dan merupakan karakterisktik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam
bentuk spektrum garis dan bukan spektrum yang kontinu. Kenyataan bahwa gas
memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis diyakini berkaitan erat dengan struktur
atom. Dengan demikian, spektrum garis atomik dapat digunakan untuk menguji kebenaran
dari sebuah model atom.
Sejak ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami
perubahan. Hal ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom tidak
dapat dibagi-bagi. Atom dalam suatu unsur dapat menghasilkan spektrum emisi (spektrum
diskrit) dengan menggunakan alat spektrometer, sebagai contoh spektrum hydrogen. Atom
hydrogen memiliki struktur yang paling sederhana. Spektrum garis atom hydrogen berhasil
dijelaskan oleh Niels Bohr, pada tahun 1913.
Spektrum garis membentuk suatu deretan warna cahaya dengan panjang
gelombang berbeda. Untuk gas hydrogen yang merupakan atom yang paling sederhana,
deret panjang gelombang ini ternyata mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis. Seorang guru matematika Swiss bernama Balmer
menyatakan deret untuk gas hidrogen sebagai persamaan dibawah ini.
Kusminarto. 1994. Pokok – Pokok Fisika Modern. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
http://id.wikipedia.org/wiki/Model_Bohr