Anda di halaman 1dari 17

QUANTUM DOT

MAKALAH

Oleh:

Khairunnisa Putri 1805110844

Rahmat Zul Haidi 1805112246

Juni 17

Kelas : 8A Fisika Material


Kelompok : IV (Empat)
Dosen Pembimbing : Muhammad Sahal, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat-Nya terkhusus nikmat ilmu pengetahuan dan kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Fisika Material yang berjudul “Quantum
Dot”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang terlibat


dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu, penulis
mohon maaf atas kekurangan tersebut dan mengharapkan masukkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Sungai Pakning, 17 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................
1.4. Manfaat .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Quantum Dot...............................................................
2.2. Sifat Optik dari Quantum Dots.....................................................
2.3. Teori Hubungan Ukuran dan Energi .............................................
2.4. Model Kuantum Dot Semikonduktor ...........................................
2.5. Aplikasi Quantum Dot...................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mereduksi dimensi konduktor sampai mendekati ukuran beberapa atom saja
memicu lahirnya teknologi berbasis skala nanometer. Komponen elektronik yang
berukuran lebih kecil akan bekerja dengan arus dan tegangan yang lebih kecil
pula, sehingga akan lebih efisien dan hanya membutuhkan konsumsi daya yang
rendah. Saat ini, perkembangan industri mikroelektronika telah berhasil membuat
isolasi sistem terkontrol yang hanya terdiri dari beberapa partikel. Dalam hal ini
piranti elektronik memasuki alam mesoskopik yang mengikuti hukum-hukum
fisika kuantum. Pengurungan partikel dalam dua dimensi telah dikenal sebagai
sumur kuantum (quantum well), pembatasan partikel sampai satu dimensi disebut
dawai kuantum (quantum wire), dan pengungkungan elektron ke segala arah
dalam ruang sampai nol dimensi disebut titik kuantum (quantum dot).

Gambar 1. Bulk, Quantum Well, Quantum Wire, Quantum Dot

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah
1) Apa yang di maksud quantum dot?,
2) Bagaimana sifat optik pada kuantum dot?
3) Apa yang di maksud dengan model kuantum dot semikonduktor?
4) Apa saja penerapan atau aplikasinya dalam segala bidang baik industri,
medis dan lingkungan hidup?
1.3 Tujuan
Tujuan Penulisan makalah ini adalah
1) Untuk mengetahui pengertian kuantum dot
2) Untuk mengetahui sifat optik pada kuantum dot
3) Untuk mengetahui model kuantum dot semikonduktor
4) Untuk mengetahui penerapan atau aplikasi kuantum dot dalam bidang
baik industri, medis dan lingkungan hidup
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kuantum Dot

Secara definisi, QDs adalah material semikonduktor berukuran nano


meter (nm). Biasanya ukuran QDs berkisar antara 3 hingga 25 nm. Bisa
dibandingkan dengan jarak antar atom dalam sebuah susunan Kristal adalah 1 – 2
Amstrong (atau 0,1 – 0,2 nm). Ini artinya bahwa sebuah quantum dot (QD) hanya
terdiri dari kurang lebih 1000 atom. Karena jumlahnya yang sudah bisa terbilang
(countable) maka QDs kini dinobatkan sebagai material terkecil buatan manusia
yang setara dengan satu atom (artificial atom).
Material yang digunakan untuk membuat QDs adalah material
semikonduktor, seperti GaN (Gallium Nitride), CdSe (Cadmium Selenide), CdTe,
GaAs (Gallium Arsenide) dan lain-lainya. Cara pembuatannya pun beragam. Bisa
dikatakan bahwa pembuatan QDs terbagi menjadi 2, yaitu: Self-ensemble QDs
(Growth QDs) dan Colloidal QDs. Pembuatan self esemble QDs biasanya dengan
menggunakan peralatan penumbuhan secara fisika, seperti Molecular Beam
Epitaxy (MBE), MOCVD, LPE dll. Proses ini membutuhkan peralatan yang rumit
dan mahal. Material yang bisa ditumbukan dengan metode ini antara lain: GaN,
GaAs, AlN, InGaN, ZnO, dll. Dengan proses ini diperoleh QDs dengan ukuran
rata-rata 20 hingga 25 nm (diameter). Jenis QDs yang kedua adalah colloidal
QDs. Pembuatan QDs dengan proses ini menggunakan proses kimia. Bahan dan
peralatannya pun lebih mudah dan murah. Jenis QDs yang bisa dibuat dengan
proses ini antara lain CdSe, CdTe, PbS, InP, dll. Ukuran QDs yang bisa diperoleh
antara 2 hingga 5 nm (diameter).
Pada material semikondiktor berukuran besar (bulk semiconductor),
level-level energi yang bisa ditempati oleh electron banyak sekali, bahkan tak
berhingga, sehingga bisa disebut level energy tak berhingga. Electron bisa berada
dimana saja sebatas dibawah level energy electron bebas. Seiring dengan kecilnya
ukuran material, maka semakin terbatas pula level-level energy yang
dimungkinkan untuk electron berada. Bagi yang pernah belajar fisika modern di
bangku kuliah, maka bisa dilihat contoh partikel dalam kotak. Dengan
memecahkan persamaan Schrodinger, maka akan mudah bagi kita mengetahui
level-level energy mana saja yang bisa ditempati oleh electron. QDs itu bisa
diibaratkan partikel dalam kotak (infinite square well). Hal lain yang membuat
QDs menjadi istimewa adalah ukuranya itu. Dalam hitungan fisika, ada yang
namanya Bohr radius. Bohr radius adalah radius dimana electron dapat bergerak
secara bebas pada level energy tertentu. Untuk material semikonduktor, Bohr
radius terletak pada kisaran 25 nm (kurang lebih). Ukuran QDs itu hanya 3 – 5
nm, maka bisa diperkirakan apa jadinya dengan pergerakan electron. Elektron
akan terbatasi (terkukung) pergerakannya.
Saat electron tereksitasi ke level atas dan kemudian turun kembali ke
level bawah (ground state), maka aka nada radiasi yang pancarkannya. Energy
radiasi ini bergantung pada yang namanya Energy Band Gap. Untuk bahan bulk
material, energy band gapnya sudah tertentu dan sangat susah untuk diubah.
Namun, energy band gap ini dapat mudah diubah-ubah jika materialnya kita buat
menjadi nanomaterial, salah satunya salah QDs. Ini artinya, kita dengan mudah
membuat material memancarkan radiasi (cahaya) tertentu hanya dengan
mengubah ukuran QDs. Semakin kecil ukuran QDs, maka semakin besar energy
band gap, alhasil, semakin besar radiasinya. Contohnya saja, dengan mengubah
ukuran CdSe mulai dari 2 hingga 5 nm, maka kita akan mendapatkan cahaya
mulai dari hijau hingga merah. Untuk CdS, kita bisa mendapatkan cahaya Deep
UV hingga biru. Untuk GaN, kita bisa mendapatkan cahaya mulai dari biru hingga
hijau, dan lain-lain.
Banyak sekali aplikasi yang bisa didapat dari QDs. Pertama, karena
bahan dasarnya adalah semikonduktor, maka QDs bisa diapplikasi untuk alat-alat
optic yang berbasis semikonduktor seperti LED (light emitting diode), Laser
diode, Solar Cell, dll. Kedua, karena ukurannya yang mendekati Amstrog, maka
mudah untuk dilekatkan pada element-element biologi, seperti protein, DNA, atau
sel. Dalam hal ini QDs digunakan sebagai label yang bisa memancarkan cahaya
sebagai deteksi keberadaan element bio. Ketiga, karena ukurannya yang kecil dan
mendekati sebuah atom, maka akan sangat berpotensi untuk bidang komunikasi
dan transfer informasi. Cahaya saat ini sudah bisa menggantikan peran electron
sebagai penghantar informasi. Bayangkan saja, jika computer PC anda tidak lagi
menggunakan electron tapi cahaya untuk pengolahan informasi. Hasilnya proses
perhitungan akan jauh lebih cepat. QDs bisa digunakan sebagai sumber pengolah
informasi. Untuk itu QDs harus bisa dibuat menjadi single photon source (sumber
satu photon). Yang ini saya juga sedikit bingung menjelaskannya.Kayaknya itu
aja dulu yang bisa saya bagi tentang Quantum Dots. Untuk penelitian tentang QDs
akan saya posting pada kesempatan berikutnya. Saat ini saya berkecimpung dalam
bidang nano-photonics khususnya Quantum Dots.
Tim peneliti dari Kelompok Keahlian Material Elektronik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, melakukan penelitian
tentang pengembangan aplikasi material maju koloidal Quantum Dots (QDs). Dari
penelitian tentang QDs ini, diharapkan dapat menghasilkan manfaat dan
diaplikasikan ke dalam berbagai bidang.
QDs merupakan salah satu material maju semikonduktor yang berukuran
kisaran nanometer. Material QDs menarik perhatian karena sifat elektronik dan
optik yang sangat bergantung pada ukurannya sehingga dapat diatur. Hal ini
berkaitan dengan efek kurungan kuantum yang terjadi ketika ukuran QDs berada
pada orde nanometer (umumnya kurang dari 10 nm). Oleh karena itu, material
QDs ini sangat berpotensi untuk diaplikasikan di berbagai bidang seperti
perangkat optoelektronik, sensor, fotokatalis, dan juga bidang biomedis.
Dr. Ferry Iskandar sebagai peneliti utama dalam penelitian tersebut
menjelaskan, pada material QDs ini muncul fenomena fisika yang disebut efek
kurangan kuantum. Biasanya ukurannya sangat kecil yakni skala nanometer. Oleh
karena ukurannya yang kecil itulah maka material ini disebut quantum dots.
Kemudian disebabkan ukurannya kecil juga maka sifat kuantumnya pun bisa
keluar.
Adapun sifat dari material QDs itu sendiri yakni bisa muncul pendaran
atau emisi cahaya apabila disinari oleh sinar Ultra Violet (UV). Salah satu contoh
dalam peristiwa ini ialah pada alat pengecekan uang palsu melalui sinar UV.
Pendaran dari material QDs ini bisa berbeda-beda tergantung pada ukuran.
Pendarannya bisa berwarna hijau, merah, biru bergantung ukurannya. "Quantum
dots ketika efek kurungan kuantumnya muncul, materialnya sama, tapi ukurannya
kalau kita bisa atur dia akan mengeluarkan pendaran yang berbeda-beda," kata
Ferry di Kampus ITB, Jalan Ganesa belum lama ini.

Cara pembuatannya Quantum Dot terbagi menjadi 2, yaitu:


1. Self-ensemble Quantum Dot (Growth Quantum Dot) . Pembuatan self esemble
Quantum Dot biasanya dengan menggunakan peralatan penumbuhan secara
fisika, seperti Molecular Beam Epitaxy (MBE), MOCVD, LPE dll. Proses ini
membutuhkan peralatan yang rumit dan mahal. Material yang bisa
ditumbukan dengan metode ini antara lain: GaN, GaAs, AlN, InGaN, ZnO,
dll. Dengan proses ini diperoleh Quantum Dot dengan ukuran rata-rata 20
hingga 25 nm (diameter).
2. Colloidal Quantum Dot. Pembuatan Quantum Dot dengan proses ini
menggunakan proses kimia. Bahan dan peralatannya pun lebih mudah dan
murah. Jenis Quantum Dot yang bisa dibuat dengan proses ini antara lain
CdSe, CdTe, PbS, InP, dll. Ukuran Quantum Dot yang bisa diperoleh antara 2
hingga 5 nm (diameter).
"Jadi intinya kita bukan bikin alat ya, tapi kita mengembangkan material
ukuran nano, material ini nantinya akan dikarakterisasi dan dipelajari sifatnya,
lalu akan diaplikasikan lebih jauh lagi untuk membuat devais elektronik atau
aplikasi bidang lainnya," katanya.
Pengembangan penelitian tersebut juga bekerjasama dengan Universitas
Hirosima, Jepang dalam hal karbon dots (CDs) atau graphene quantum dot
(GQDs). Graphene merupakan satu lapisan karbon yang terdapat dalam grafit.
Kedepannya, GQDs ini bisa digunakan sebagai bioimaging atau biolabeling yang
salah satunya  dapat berguna untuk melihat sel-sel yang bermasalah dalam tubuh
yang ingin diketahui.
"Salah satu fungsinya itu bisa mendeteksi adanya kanker. Kenapa kita
pake karbon dots, karena karbon itu tidak punya efek yang buruk bagi tubuh
manusia. Misalnya seseorang punya sel kanker, kita punya material karbon dots
lalu kita kasih protein tertentu yang hanya bisa menempel di tempat kankernya.
Jadi ketika kita teteskan, akan ketahuan di mana letak kankernya itu setelah
disinari UV, akan terlihat karena berpendar keluar warna," ungkap Dr. Ferry
Iskandar yang belum lama ini menerima Penghargaan Bakrie Award. 
Penelitian mengenai qunatum dots ini sudah dirintis sejak 2012, lalu pada
2014 mulai publikasi ilmiah, dan terus dikembangkan hingga sekarang. Penelitian
tentang ini sudah memiliki hak paten dan publikasinya sudah ada di scientific
reports. Selain dengan Hirosima, kerjasama juga dilakukan dengan lembaga
penelitian di Jepang, Riken, dalam mengerjakan quantum dot yang aplikasinya
untuk transistor, optoelektronik dan elektronik device.
Quantum Dots atau yang biasa disebut QDs adalah kristal berukuran
nanometer yang terbuat dari logam atau kebanyakan dari bahan semikonduktor .
QDs nano pada umumnya berukuran antara 2-10 nm. Bisa dibandingkan dengan
jarak antar atom dalam sebuah susunan Kristal adalah 1 – 2 Amstrong (atau 0,1 –
0,2 nm). Ini artinya bahwa sebuah quantum dot (QDs) hanya terdiri dari kurang
lebih 1000 atom. Karena jumlahnya yang sudah bisa terbilang (countable) maka
QDs kini dinobatkan sebagai material terkecil buatan manusia yang setara dengan
satu atom (artificial atom). QDs dapat dibuat dari hampir setiap logam
semikonduktor (Misalnya, CdS, CdSe, CdTe, ZnS, PbS), namun campuran dan
logam lainnya (mis. Au) juga dapat digunakan.
Pada material semikondiktor berukuran besar (bulk semiconductor),
level-level energi yang bisa ditempati oleh electron banyak sekali, bahkan tak
berhingga, sehingga bisa disebut level energy tak berhingga. Electron bisa berada
dimana saja sebatas dibawah level energy electron bebas. Seiring dengan kecilnya
ukuran material, maka semakin terbatas pula level-level energy yang
dimungkinkan untuk electron berada. QDs bisa diibaratkan partikel dalam kotak
(infinite square well), karena ukurannya yang sangat kecil sehingga elektron akan
terbatasi (terkukung) pergerakannya. Pengurungan partikel dalam dua dimensi
telah dikenal sebagai sumur kuantum (quantum well), pembatasan partikel sampai
satu dimensi disebut dawai kuantum (quantum wire), dan pengungkungan
elektron ke segala arah dalam ruang sampai nol dimensi disebut titik kuantum
(quantum dot).

2.2 Sifat Optik dari Quantum Dots

Efek kurungan Quantum menimbulkan optik unik dan sifat elektronik di


QDs, memberikan banyak keunggulan dibandingkan fluorophores saat ini, seperti
pewarna organik, protein fluorescent dan chelates lantanida. sifat yang terutama
mempengaruhi perilaku fluorophore, dan karena itu diterapkan untuk situasi yang
berbeda, termasuk lebar spektrum eksitasi, lebar spektrum emisi, photostability,
dan waktu hidup peluruhan . Pewarna konvensional mempunyai spektrum
eksitasi yang sempit, membutuhkan eksitasi oleh cahaya dengan panjang
gelombang tertentu, yang bervariasi antara pewarna tertentu. Fluoresensi kuantum
dots semikonduktor menawarkan keuntungan dalam kemampuannya memiliki
penyerapan spektrum, yang sangat luas, eksitasi yang memungkinkan oleh
berbagai macam gelombang, sebuah sifat yang dapat dimanfaatkan untuk
merangsang secara bersamaan beberapa QDs warna yang berbeda menggunakan
panjang gelombang tunggal.
QDs juga memiliki spektrum emisi sempit, yang dapat dikontrol dengan
cara yang relatif sederhana dengan variasi ukuran inti dan komposisi, dan melalui
variasi lapisan.permukaan. Mereka dapat direkayasa untuk memancarkan cahaya
pada berbagai panjang gelombang yang tepat ndari ultraviolet (UV) sampai
inframerah (IR). Emisi Sempit dan Spektrum penyerapan yang luas dari QDs
membuatnya cocok untuk pencitraan multiplexing, di mana beberapa warna dan
intensitas digabungkan untuk mengkodekan gen, protein dan molekul kecil. Qds
juga telah terbukti lebih photostable dari sejumlah pewarna organik.

2.3 Teori Hubungan Ukuran dan Energi yang berbeda pada Band Gap

Quantum dots atau nanocrystals semikonduktor seperti yang disarankan


oleh nama mereka terbuat dari bahan semikonduktor seperti CdSe, dan CdS.
Nanocrystals semikonduktor ini biasanya dalam ukuran antara 1,5 - 6 nm.
nanocrystals semikonduktor ini membentuk "cluster" ketika mereka dalam
ukuran 30 sampai 40 angstrom. Sifat optik nanocrystals semikonduktor bulkier di
ukuran 100 Angstrom dan lebih besar tidak menunjukkan eksitasi diskrit dan
dengan demikian tidak berguna untuk studi fluoresensi. Orbital molekul bahan
semikonduktor dalam ukuran 30 sampai 40 angstrom bergabung untuk
membentuk dua band elektronik diskrit. Dalam keadaan bahan semikonduktor
solid, HOMO dan LUMO disebut kedudukan elektron tertinggi pita valensi, dan
elektron terendah kosong pita konduksi. Gap antara pita valensi dan pita konduksi
di bahan semikonduktor, yang akan kita sebut band gap, hasil pasangan elektron
dan lubang di nanokristal tersebut.
Interaksi antara pasangan elektron-lubang di nanocrystals semikonduktor
didefinisikan oleh operator Hamiltonian.
Untuk material semikonduktor, Bohr radius terletak pada kisaran 25 nm
(kurang lebih). Ukuran QDs sendiri hanya 2 – 10 nm, maka bisa diperkirakan
dengan pergerakan electronnya. Elektron akan terbatasi (terkukung)
pergerakannya. Ukuran kuantum dots lebih kecil dari radius exciton Bohr,
sehingga tingkat energi dari kuantum dot terkuantisasi, dan energi gap di tingkat
beberapa elektronvolt terbentuk. beberapa elektronvolt energi band gap antara pita
valensi dan konduksi memberikan kontribusi untuk quantum dot tunability di
daerah visible. Untuk contoh-contoh dari 1,7 eV dari band gap akan menghasilkan
emisi di merah, dan 2,4 eV di hijau, dengan memanipulasi ukuran "kotak" dari
partikel dalam kotak deskripsi kuantum mekanik, seseorang dapat menciptakan
electronic band gap yang diinginkan. Emisi dari quantum dot menampilkan fitur
sempit yang sama tanpa memandang ukuran dan panjang gelombang emisi.

2.4 Model Kuantum Dot Semikonduktor


Untuk mempelajari aras-aras elektron dalam quantum dot, perlu diberikan
spesifikasi sistem yang akan ditinjau. Analisis dalam paper ini mengikuti asumsi-
asumsi sebagai berikut:
1) Elektron-elektron konduksi dalam 2DEG terdegenerasi dan hanya
menempati subpita pertama. Elektron-elektron valensi diasumsikan
terisi penuh.
2) Gas elektron dipastikan dua dimensi dan terkungkung penuh dalam
bidang sambungan heterogen pada substrat GaAs. Asumsi ini cukup
beralasan karena untuk kerapatan 2DEG, energi Fermi pada GaAs
berkaitan dengan panjang gelombang de Broglie. Akibatnya,
perhitungan akan tereduksi menjadi masalah 2DEG murni yang sudah
banyak dikenal
3) Rapat muatan donor konstan dan tidak bergantung pada tegangan
gerbang. Hal ini menyatakan bahwa elektron donor terionisasi penuh.
4) Struktur quantum dot semikon-duktor diasumsikan dalam kesetim-
bangan termal, sehingga potensial kimia konstan secara keseluruhan.
5) Pengungkungan elektron pada arah-z diasumsikan jauh lebih kuat
daripada bidang-xy.
Dinamika elektron yang berosilasi secara isotropik pada bidang-xy tersebut
mengikuti simetri lingkaran. Model yang paling cocok untuk menggambarkan
sistem semacam ini adalah sistem osilator harmonis

dengan * m adalah massa efektif elektron, w0 adalah frekuensi osilator


harmonis, dan r menyatakan jarak dari pusat quantum dot. Selanjutnya,
energi-energi elektron cukup kecil dibandingkan dengan band-gap
semikonduktor, sehingga efek-efek nonparabolisitas seperti massa efektif,
pita konduksi dan lain-lain dapat diabaikan (Johnson, 1995). Hamiltonian
sistem yang cocok untuk menggambarkan quantum dot semikonduktor
elektron tunggal dalam potensial pengungkung harmonik tanpa menyertakan
medan magnet luar adalah
Pada sistem koordinat polar, Hamiltonian pada Pers. (2) akan memasuki
persamaan swa-nilai yang berbentuk

2.5 Aplikasi Quantum Dot

Aplikasi QDs dalam eksperiment mengungkapkan bahwa QDs sensitiv,


stabil, tidak beracun, serbaguna, dan fluorescent. Dalam penggunaaan dibidang
biologi dapat dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu biosensors dan labels in
biological imaging. Dalam bidang industri elektronik sistem quantum dot
digunakan untuk memungkinkan efisiensi piranti elektronik, yaitu pengaturan
jumlah elektron transport dalam sistem transistor yang dapat diupayakan
memberikan konsumsi daya sekecil mungkin. Dalam hal ini quantum dot
dikatakan sebagai prototype dari single elektron transistor . Dalam bidang
teknologi informasi sistem quantum dot merealisasikan gagasan quantum
computing, yaitu dengan konsep spin quantum bit yang menjadikan daya
komputasi 2n, sehingga dengan algoritma kuantum memungkinkan komputer
berkecepatan tinggi. Prinsip koherensi dalam quantum dot berperan dalam koreksi
kesalahan secara kuantum dengan keakuratan tinggi.

Beberapa aplikasi Quantum dot dalam berbagai bidang telah


dikembangkan, diantaranya :
a. Dalam bidang industri elektronik sistem quantum dot memungkinkan
efisiensi piranti elektronik, yaitu pengaturan jumlah elektron transport
dalam sistem transistor yang dapat diupayakan memberikan konsumsi
daya sekecil mungkin. Dalam hal ini quantum dot dikatakan sebagai
prototype dari single elektron transistor (SETs).Dalam bidang teknologi
informasi sistem quantum dot merealisasikan gagasan quantum
computing, yaitu dengan konsep spin quantum bit (spin qubit) yang
menjadikan daya komputasi 2n, sehingga dengan algoritma kuantum
memungkinkan komputer berkecepatan tinggi. Prinsip koherensi dalam
quantum dot berperan dalam koreksi kesalahan secara kuantum (quantum
error correction) dengan keakuratan tinggi.
b. Dalam bidang industri otomotif perkembangan nanoteknologi sangat
berperan dalam pembaharuan subsistem dan komponen-komponennya.
Sistem nanopartikel digunakan sebagai filter pada ban mobil, lapisan
antireflektif untuk display dan cermin, katalitis nanopartikel sebagai bahan
bakar aditif, campuran karbon nanotube untuk keperluan ultra-lightweight
pada mobil, dan lain-lain.
c. Dalam bidang lingkungan hidup nanoteknologi dapat berperan sebagai
pembersih pada prosess dan hasil produksi, yaitu menurunkan volume
polutan. Nanoteknologi juga berperan pada penanggulangan kerusakan
lingkungan dengan cara mereduksi beberapa gas polutan.
d. Dalam bidang medis sistem quantum dot digunakan untuk riset dan
diagnostik medis, serta dapat mendeteksi sel tumor.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Quantum Dots atau yang biasa disebut QDs adalah kristal berukuran
nanometer yang terbuat dari logam atau kebanyakan dari bahan
semikonduktor. Quantum Dots mempunyai sifat optik dalam kemampuannya
memiliki penyerapan spektrum yang sangat luas, eksitasi yang
memungkinkan oleh berbagai macam gelombang dan bersifat stabil. Quantum
Dots dapat diaplikasikan dalam aplikasi biologi atau medis sebagai bio
sensing dan biological imaging. Quantum Dots juga dapat diaplikasikan pada
bidang industri elektronik sistem quantum dot memungkinkan efisiensi piranti
elektronik, yaitu pengaturan jumlah elektron transport dalam sistem transistor
yang dapat diupayakan memberikan konsumsi daya sekecil mungkin. Dalam
bidang teknologi informasi sistem quantum dot merealisasikan gagasan
quantum computing Dalam bidang industri otomotif perkembangan
nanoteknologi sangat berperan dalam pembaharuan subsistem dan komponen-
komponennya. Dalam bidang lingkungan hidup nanoteknologi dapat berperan
sebagai pembersih pada prosess dan hasil produksi, yaitu menurunkan volume
polutan. Nanoteknologi juga berperan pada penanggulangan kerusakan
lingkungan dengan cara mereduksi beberapa gas polutan dan dalam bidang
medis sistem quantum dot digunakan untuk riset dan diagnostik medis.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ati Sawitri. 2011. Quantum Dot dan Aplikasinya.


https://www.scribd.com/document/75523027/Quantum-Dot-Dan-
Aplikasinya

Kevin Teng. Optical Properties of Quantum Dot and Its Application in Biological
Imaging. PHYS552-Optical Spectroscopy Final Report. Dec, 06, 2008
Timothy Jamieson, dkk. Biological applications of quantum dots. Biomaterials 28
(2007) 4717–4732. www.Science direct.com
Younes Ghasemi,dkk. Quantum dot: magic nanoparticle for imaging, detection and
targeting. ACTA BIOMED 2009; 80: 156-165
Jana Chomoucká, dkk. Synthesis And Modification Of Quantum Dots For
Medical Applications. 20. - 22. 10. 2009, Rožnov pod Radhoštěm, Česká
Republika
http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?
isiblog&1136661670&&&1036006479&&1259568692&isna001
Wahyu Tri Cahyanto , Kamsul Abraha , Dan Pekik Nurwantoro. 2006. Telaah
Teoritis Bak-Atom Quantum Dot Semikonduktor Dalam Medan Magnet
Luar (Theoretical Study Of Atomic-Like Semiconductor Quantum Dot In
The Presence Of An External Magnetic Field). Jurnal Berkala Mipa
(16)3:39.

Anda mungkin juga menyukai