Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Atom adalah partikel penyusun semua benda yang berukuran sangat kecil. Di
dalam atom juga terdapat subatom, yaitu partikel penyusun atom yang ukurannya
lebih kecil. Sulit bagi kita untuk membayangkan seberapa kecil atom ini, satu
titik yang ada di akhir kalimat ini saja memiliki panjang sekitar 20 juta atom.
Setiap atom memiliki inti, yang terdiri dari proton dan neutron, serta electron
yang bergerak cepat disekitar inti. Electron-elektron ini terdapat pada tingkatan
energi yang berbeda-beda, yang disebut kulit, tiap kulit memiliki jumlah batas
untuk electron, apabila electron di kulit pertama sudah memenuhi batas, maka
electron akan memenuh kult kedua dan seterusnya.
Istilah atom berasal dari bahasa Yunani (tomos), yang berarti tidak dapat
dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai
komponen yang tak dapat diabgi-bagi lagi pertama kal diajukan oleh para filsuf
India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-
dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur
dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa “atom”
tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang
digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Istilah atom pertama kali digunakan oleh kimiawan asal Inggris bernama
John Dalton (1766-1844), ketika ia mengajukan teori atomnya pada tahun 1807.
Dalton menyatakan bahwa semua unsur kimia tersusun atas pertikel-partikel
yang sangat kecil, yang disebut atom, yang tidak bisa pecah saat zat-zat kimianya
direaksikan. Satu lag pendapatnya yaitu semua reaksi kimia merupakan akibat
saling bergabungnya atau terpisahnya atom-atom. Teori atom Dalton menjadi
dasar untuk ilmu pengetahuan modern.

1
Berdasarkan penjelasan diatas, electron, neutron dan proton merupakan
bagian terkecil dari atom, namun para ilmuan modern berpendapat bahwa proton
dan neutron tersusun atas partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang disebut
kuark.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Partikel Dasar Atom ?
2. Apa yang dimaksud Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr?
3. Bagaimana Model Atom Mekanik Kuantum ?
4. Bagaimana Struktur Elektron Atom Poliatomik ?
5. Bagaimana Sistem Periodik Unsur ?

C. Tujuan
1. Agar dapat memahami Struktur Atom dan Sistem Periodik.
2. Untuk mengetahui perkembangan model atom
3. Agar Mahasiswa mampu menerapkan materi ini dalam sebuah pembelajaran.
4. Agar bisa membedakan struktur atom dan sistem periodic.
5. Untuk mengetahui sistem periodik unsur.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Struktur Atom
Perkembangan Model Atom :
a. Model Atom Dalton
1) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
2) Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.
3) Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur
berbeda,berlainan masa dan sifatnya.
4) Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.
5) Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom
yangberubah akibat reaksi kimia.

Gambar Model Atom Dalton

Teori atom Dalton ditunjang oleh 2 hukum alam yaitu :


a) Hukum Kekekalan Massa (hukum Lavoisier) : massa zat sebelum dan
sesudahreaksi adalah sama.
b) Hukum Perbandingan Tetap (hukum Proust) : perbandingan massa unsur-unsur
yang menyusun suatu zat adalah tetap.

3
Kelemahan Model Atom Dalton :
Menurut teori atom Dalton nomor 5, tidak ada atom yang berubah akibat
reaksi kimia. Kini ternyata dengan reaksi kimia nuklir, suatu atom dapat
berubah menjadi atom lain.

b. Model Atom Thomson


1) Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom
Thomson yang merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton.
2) Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis.

Gambar Model Atom Thomson

c. Model Atom Rutherford


1) Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang
bermuatan positif, berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa
atom hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.

4
2) Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat
atom serta elektron bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).

Kelemahan Model Atom Rutherford :


1) Ketidakmampuan untuk menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom
akibat gaya tarik elektrostatis inti terhadap elektron.
2) Menurut teori Maxwell, jika elektron sebagai partikel bermuatan mengitari inti
yang memiliki muatan yang berlawanan maka lintasannya akan berbentuk spiral
dan akan kehilangan tenaga/energi dalam bentuk radiasi sehingga akhirnya jatuh
ke inti.

Gambar Model Atom Rutherford

a. Model Atom Niels Bohr


1) Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas
hidrogen.
2) Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati
tingkat-tingkat energi tertentu dalam atom.
Menurutnya :
1) Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-
elektron yang bermuatan negatif.
2) Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai
keadaan gerakan yang stasioner (tetap) yang selanjutnya disebut dengan tingkat

5
energi utama (kulit elektron) yang dinyatakan dengan bilangan kuantum utama
(n).
3) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi akan tetap sehingga tidak
ada cahaya yang dipancarkan.
4) Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke
lintasan stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika
elektron berpindah dari lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi
pelepasan energi.
5) Pada keadaan normal (tanpa pengaruh luar), elektron menempati tingkat energi
terendah (disebut tingkat dasar = ground state).

Kelemahan Model Atom Niels Bohr :


1) Hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion yang mengandung satu
elektron dan tidak sesuai dengan spektrum atom atau ion yang berelektron
banyak.
2) Tidak mampu menerangkan bahwa atom dapat membentuk molekul melalui
ikatan kimia.

Model Atom Niels Bohr

6
b. Model Atom Modern
Dikembangkan berdasarkan teori mekanika kuantum yang disebut mekanika
gelombang; diprakarsai oleh 3 ahli :
1) Louis Victor de Broglie
Menyatakan bahwa materi mempunyai dualisme sifat yaitu sebagai materi dan
sebagai gelombang.
2) Werner Heisenberg
Mengemukakan prinsip ketidakpastian untuk materi yang bersifat sebagai
partikel dan gelombang. Jarak atau letak elektron-elektron yang mengelilingi inti
hanya dapat ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan saja.
3) Erwin Schrodinger (menyempurnakan model Atom Bohr)
Berhasil menyusun persamaan gelombang untuk elektron dengan menggunakan
prinsip mekanika gelombang. Elektron-elektron yang mengelilingi inti terdapat
di dalam suatu orbital yaitu daerah 3 dimensi di sekitar inti dimana elektron
dengan energi tertentu dapat ditemukan dengan kemungkinan terbesar.

2. Sistem Periodik Unsur


Perkembangan Tabel Periodik Unsur
a. Berdasarkan Sifat Logam dan Non Logam
Unsur-unsur yang ada di alam dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu logam
dan non logam. Pengelompokan ini merupakan metode paling sederhana ,
dilakukan dengan caramengamati ciri-ciri fisiknya.
b. Berdasarkan Hukum Triade Dobereiner
Tahun 1817 Dobereiner menemukan adanya beberapa kelompok tiga unsur yang
memiliki kemiripan sifat, yang ada hubungannya dengan massa atom. Kelompok
ini dinamakan triade. Berdasarkan eksperimennya disimpulkan bahwa berat atom
unsur kedua hampir sama atau mendekati berat rata-rata dari unsur sebelum dan
sesudahnya.

7
Pengelompokkan unsur dari Dobereiner dapat digambarkan sebagai
berikut:
a. Hukum Oktaf dari Newland
Unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya (Ar).
Unsur ke-8 memiliki sifat kimia mirip dengan unsur pertama; unsur ke-9
memiliki sifat yang mirip dengan unsur ke-2 dst. Sifat-sifat unsur yang
ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur disebut Hukum Oktaf.Unsur H
sifatnya sama dengan unsur F,unsur Li sifatnya sama dengan unsur Na dan
seterusnya
b. Berdasarkan Periodik Mendeleev
Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev
lebih mengutamakan kenaikan massa atom. Menurut Mendeleev : sifat-sifat
unsur adalah fungsi periodik dari massa atom
relatifnya. Artinya : jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom
relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik.
c. Sistem Periodik Modern (Sistem Periodik Panjang) Dikemukakan oleh Henry G
Moseley, yang berpendapat bahwa sifat-sifat fisis dan kimia unsur merupakan
fungsi periodik dari nomor atomnya .Artinya : sifat dasar suatu unsur ditentukan
oleh nomor atomnya bukan oleh massa atom relatifnya (Ar). Pengelompokkan
ini dikenal dengan sistem periodik panjang yang diketahui dengan nama Sistem
Periodik Modern. Sistem ini terdiri dari 2 hal yaitu golongan (lajur vertikal) dan
periode(lajur horisontal).
Golongan dan Periode Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik
a. Golongan
Golongan adalah lajur tegak pada Tabel Peiodik Unsur. Unsur-unsur yang ada
dalam satu lajur tegak adalah unsur-unsur segolongan, terdapat 8 golongan utama
dan 8 golongan transisi. Golongan utama tersebut adalah:
1) Golongan I A (alkali) terdiri dari unsur-unsur H, Li, Na, K, Rb,Cs,Fr
2) Golongan II A (alkali tanah) terdiri dari unsur-unsur Be, Mg, K,Sr,Ba,Ra

8
3) Golongan III A ( aluminum) terdiri dari unsur-unsur B,Al,Ga,In,Tl
4) Golongan IV A (karbon) terdiri dariunsur-unsur C,Si,Ge,Sn,Pb
5) Golongan V A (nitrogen) terdiri dari unsur-unsur N,P,As,Sb,Bi
6) Golongan VI A (oksigen) terdiri dari unsur-unsur O,S,Se,Te,Po
7) Golongan VII A (halogen) terdiri dari unsur-unsur F,Cl,Br,I,At
8) Golongan VIII A (gas mulia) terdiri dari unsur-unsur He,Ne,Ar,Kr,Xe,Rn
b. Periode
Perioda adalah lajur horisontal dalam sistem periodik modern terdiri dari 7
periode, yaitu:
a) Periode 1 (periode sangat pendek) berisi 2 unsur
b) Periode 2 (periode pendek) berisi 8 unsur
c) Periode 3 (periode pendek) berisi 8 unsur
d) Periode 4(periode panjang) berisi 18 unsur
e) Periode 5 (periode panjang) berisi 18 unsur
f) Periode 6 (periode sangat panjang ) berisi 32 unsur
g) Periode 7 (periode sangat panjang) berisi 28 unsur,belum lengkap karena
maksimum 32 unsur.
Sistem periodik modern (SPU) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom
(lajur horizontal atau periode) dan kemiripan sifat (lajur vertikal atau golongan).
Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Berdasarkan
golongannya, unsur-unsur SPU dibedakan menjadi:
a) Golongan utama (Golongan A)
b) Golongan transisi (Golongan B)

B. Partikel Dasar Atom


Atom terbagi menjadi 2, yakni :
1. Inti Atom
Setelah penemuan proton dan electron, Ernest Rutherford melalukan
penelitian penembakan lempeng tipis emas. Jika atom teridir dari partikel yang

9
bermuatan positif dan negative maka sinar alfa yang ditembakkan sehaursnya
tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng sehingga mincullah istilah inti
atom. Ernest Rutherford dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911)
menemukan konsep inti atom didukung oleh penemuan sinar X oleh WC.
Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif (1896). Percobaan Rutherford dapat
digambarkan sebagai berikut :

Hasil percobaan ini membuat Rutherford menyatakan hipotesisnya bahwa


atom tersusun dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi electron
yang bermuatan negative, sehingga atom bersifat netral. Massa inti atom tidak
seimbang dengan massa proton yang ada dalam inti atom, sehingga dapat
diprediksi bahwa ada partikel lain dalam inti atom.
a. Proton
Penemu Proton untuk pertama kalinya adalah seorang Fisikawan asal
Jerman. Nama penemu proton ini adalah Eugen Goldstein, dan ia lahir pada
tanggal 5 September tahun 1850 di kota Gleiwitz (Gliwice, Polandia). Ia adalah
penemu dari sinar anode dan juga disebut sebagai penemu proton. Ia belajar di

10
Bresiau dan nantinya di Helmholtz, di Berlin. Goldstein bekerja di
Observatorium Berlin dari tahun 1878-1890, tetapi kebanyakan menghabiskan
kariernya di Observatorium Potsdam, dimana ia menjadi ketua di bagan
astrofisika pada tahun 1927. Ia meninggal pada tahun 1930 dan dikubur di
Pemakaman Weibensee, Berlin.

Sejarah Penemuan Proton


Pada tahun 1886, Eugen Goldstein memodifikasi tabung sinar katode
dengan melubangi lempeng katodanya dan gas yang berada dibelakang katode
menjadi berpijar. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya radiasi yang berasal
dari anode yang menerobos lubang pada lempeng katode. Sinar ini disebut sinar
anode atau sinar positif.

Sifat-sifat dari Sinar Anode


1) Merupakan radiasi partikel sehingga dapat memutar balng-baling
2) Dalam medan listrik/magnet, dibelokkan ke kutub negative, jadi merupakan
radiasi bermuatan positif.
3) Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas dalam tabung. Partikel terkecil
diperoleh dari gas hidrogen. Partikel ini kemudian disebut dengan proton.
Massa dan Muatan dari Proton
1) Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 x 10−24 gram
2) Muatan 1 proton = 1,6 x 10−19 C

11
Pada tahun 1910, Ernest Rytherford Bersama dua orang asistennya, yaitu
Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk
mengetahui kedudukan partikel-partikel didalam atom. Percobaan mereka
dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas.

Dari pengamatan mereka, didapatkan fakta bahwa:


1) Partikel yang ditembakkan pada lempeng logam emas yang tipis sebagaian besar
diteruskan dan ada sebagian kecil yang dibelokkan dan bahkan ada juga beberapa
diantaranya yang dipantulkan.
2) Penemuan ini menyebabkan gugurnya teori atom Thomson. Partikel yang
terpantul tersebut diperkirakan telah menabrak sesuatu yang padat di dalam
atom. Dengan demikian atom tersebut tidak bersifat homogen seperti
digambarkan oleh Thomson.
3) Menurut pengamatan Marsden, diperoleh fakta bahwa satu diantara 20.000
partikel akan memebelok dengan sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1) Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua pertikel diteruskan.
Berarti sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong.
2) Partikel yang mengalami pembelokkan ialah partikel yang mendekati inti atom.
Hal tersebut disebabkan keduanya bermuatan positif.

12
3) Partikel yang dipantulkan ialah partikel yang tepat menabrak inti atom.
4) Jumlah proton dalam int = jumlah electron yang mengelilingi inti → atom
bersifat netral.
5) Jari – jari atom kira- kira 10−8 cm
6) Jari – jari inti kira – kira 10−13 cm
7) Rutherford juga menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang
berfungsi untuk mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling menolak.
Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford
mengusulkan model atomnya yang menyatakan bahwa atom terdiri atas inti
atom yang sangat kecil dan bermuatan positif yang dikelilingi oleh electron
yang bermuatan negative.
b. Neutron
James Chadwick seorang fisikawan Inggris dianugerahi Penghargaan Nobel
dalam fisika tahun 1935 untuk ‘penemuan neutron”.
Dia adalah kepala dari tim Inggris yang bekerja di Proyek Manhattan selama
Perang Dunia II. Dia mendapat gelar kebangsawanan di Inggris pada tahun 1945
untuk prestasi dalam fisika.
Setelah Perang Dunia I, bergabung dengan Ernest Rutherford di Cambridge.
Ia memakai hamburan partikel sinar alfa untuk membuktikan bahwa nomor
atom suatu unsur kimia sama dengan muatan nuklir. Ia dan Rutherford
mengajukan usul yang menyatakan bahwa dalam inti terdapat partikel tak
bermuatan, namun mereka belum bisa mendeteksi pertikel itu secara
eksperimental samapi 1932. Pada tahun tersebut, Chadwick berhasil
memperlihatkan keberadaan neutron.
Sejarah Penemuan Neutron
Neutron merupakan partikel atom yang tidak bermuatan atau netral
ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Percobaan Rutherford yang
berhasil menemukan proton dan inti atom masih menyimpan misteri.

13
Jika atom tersusun atas proton dan electron, jumlah massa proton dan electron
seharusnya sama dengan massa atom. Namun, faktanya saat ini justru
memberikan informasi bahwa jumlah massa proton dan electron lebih kecil dari
massa atom.
Para ilmuan menduga dalam inti atom masih terdapat partikel dengan
muatan lainnya yaitu netral dan beratnya merupakan selisih antara massa atom
dan jumlah massa proton dan electron. Dan 20 tahun kemudian, misteri itu
akhrnya terpecahkan oleh seorang ilmuan Inggris yang berhasil menemukan
partikel neutron pada tahun 1932.
Percobaan tersebut dilakukan dengan cara menembakkan sinar alfa
bermuatan negative ke logam Berilium. Percobaan ini mendeteksi adanya
partkel tidak bermuatan yang disebut neutron. Massa dari neutron itu sendri
adalah 1,67 x 10−24 gram.

c. Electron
Joseph John (JJ) Thomson lahir di Inggris dan belajar di Cambridge
University, dimana ia kemudian menjadi professor. Pada tahun 1906, ia

14
memenangkan Hadiah Nobel dalam fisika untuk penelitiannya tentang
bagaimana gas listrik. Penelitian ini juga menyebabkan penemuan electron.
Sejarah Penemuan Elektron
Dalam penelitiannya, Thomson melewatkan arus melalui tabung sinar
katoda, sebuah tabung sinar katoda adalah tabung gelas yang hampir semua
udara telah dihilangkan. Ini berisi sepotong logam disebut elektroda pada
setiap ujung. Satu elektroda bermuatan negative dan dikenal sebagai katoda.
Elektroda lainnya bermuatan positif dan dikenal sebagai anoda. Ketika
tegangan tinggi arus listrik diterapkan pada ujung play, sinar katoda
perjalanan dari kaotda ke anoda.

Tabung sinar katoda dengan medan listrik tegak lurus dengan arah
sinar katode dan medan magnetik luar. Lambing U dan S menandakan
kutub utara dan selatan magnet. Sinar katoda yang menumbuk ujung
tabung di A dengan adanya medan listrik, di C adanya medan listrik dan di
B dimana tidak ada medan luar atau ketika pengaruh medan listrik dan
medan magnetik saling menghilangkan.
Pada tahun 1897, Thomson mengamati pelat katoda dan pelat anoda
dalam tabung hampa udara yang dialiri listrik tegangan tinggi.

15
Thomson menemukan bahwa pelat katoda (elektroda negative)
memancarkan sinar yang bergerak menurut garis lurus menuju pelat anoda
(elektroda positif). Selain bergerak lurus, sinar katoda juga memiliki sifat yang
unik, yaitu dapat dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub positif. Percobaan
ini menunjukkan bahwa sinar dari pelat katoda merupakan partikel penyusun
atom bermuatan negative yang disebut electron.

Thomson juga mengukur massa partikel yang telah didentifikasi. Dia


melakukan ini dengan menentukan berapa banyak sinar katoda yang membelok
ketika ia memberi variasi tegangan. Ia menemukan bahwa massa partikel adalah
2000 kali lebih kecil dari massa atom terkecil, yakni atom hidrogen. Singkatnya,

16
Thomson telah menemukan keberadaan partikel yang lebih kecil dari atom. Ini
membantah klaim Dalton bahwa atom adalah partikel terkecil dari materi. Dari
penemuan tersebut, Thomson juga menyimpulkan bahwa electron adalah
partikel dasar dalam atom.
Massa electron = 9,11 x 10−28 g.
2. Teori Roti Kismis

Menurut Thomson, atom berbentuk bukat dimana muatan listrik positif


yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh electron-elektron yang berada
diantara muatan positif. Elektro-elektron dalam atom diumpamakan seperti
butiran kismis dalam roti, maka teori Atom Thomson juga sering dikenal
dengan Teori Roti Kismis.

C. Dasar Kuantum dan Model Atom Bohr


1. Dasar-dasar Teori Kuantum
a. Pengertian Dasar Teori Kuantum
Secara linguistic, kuantum [jamak: quanta], berasal dari bahasa Latin,
“quantus: yang berarti berapa banyak, atau ukuran banyak sesuatu, yang juga
menjadi asal kata kuantitas (quantity), memiliki arti lebih-kurang sama dengan
“qadarun” dalam bahasa Arab, yang berarti kadar atau ukuran tertentu.
Secara terminology, kuantum [jamak: quanta] dalam fisika, mengandung
arti kantong, kadut, paket, atau bungkusan. Berdasarkan pada Teori Kuantum

17
(Quantum Theory, QT, QUT) dalam fisika, tenaga atau energi hadir dalam
satuan terpisah atau unit diskrit, sebagai paket energi yang disebut kuantum.
Sebagai missal, kuantum dari tenaga cahaya atau energi radiasi elektromagnetik,
dinamakan foton (photon), sedangkan dalam konteks tertentu, kuantum dari
energi nuklir, dinamakan meson.
b. Sejarah Dasar Teori Kuantum
Teori Kuantum bermula di 1900 ketika fisikawan Jerman, Max Karl Erns
Ludwig Planck (1858-1947), menjelaskan fenomena pancaran badan hitam
(black body radiation, BBE, BABOR), bahwa energi tak dipancarkan secara
rata dan sinambung, tapi terputus-putus dalam paket-paket dengan jeda
tertentu, yang disebutkan kuantum, sehingga disebut Teori Kuantu Planck
(Planck Quantum Theory, PQT, PLAQUT), dimana kuantitas energi sebanding
dengan suatu konstanta dan sebanding dengan frekuensi radiasi atau
berbanding terbalik dengan periode waktu radiasi, yang dapat dinyatakan
secara matematika dalam formula fisika.
E=h.f=h/T
Keterangan:
E : kuantitas energi radiasi, dalam unit Joule (J), 5 dimensi
H : konstanta Planck = 6,625.196 x 10−34 Joule/second (J/s) 6 dimensi
F : frekuensi radiasi, dalam unit Hertz (Hz) atau siklus per sekon (cps), 1
dimensi
T : perioda waktu radiasi, dalam unit second (s), 1 dimensi
c. Teori Kuantum Memiliki 3 Dasar
1) Sifat gelombang materi yang dikembangkan oleh De Broglie (1924)
2) Perasamaan gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger (1927)
3) Prinsip ketidakpastian yang dikembangkan oleh Heisenberg (1927)

2. Model Atom Bohr

18
a. Model Atom Bohr I
Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford yang telah ada sebelumnya.
Kelemahan teori atom Rutherford yaitu: tidak mampu untuk menerangkan
mengapa electron tidak jatuh ke inti atom sebagai akibat gaya elektrostatik inti
terhadap partikel. Berdasarkan asas fisika klasik, electron sebagai partikel
bermuatan bila mengitari inti yang muatannya berlawanan, lintasannya akan
berbentuk spiral sehingga akhirnya jatuh ke inti.
b. Model Atom Bohr II
Pada tahun 1913, Niels Henrik David Bohr melalui percobaannya tentang
spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini berhasil memberikan gambaran
keadaan electron dalam menempati daerah disekitar inti atom. Penjelasan Bohr
tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik dari Rutherford
dan teori kuantum dari Planck.
c. Model Atom Bohr III
Model atom bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom
berukuran sangat kecil dan bermuatan positif di kelilingi oleh electron, yang
mempunyai orbit (kulit atom)

Huruf K, L, M dst menyatakan lintasan atau orbit electron pada setiap tingkat.
Tingkat 1 (n=1) disebut orbit K, n=2 disebut orbit L, dst

19
Tiap tingkatan energi akan diisi oleh sejumlah electron tertentu
Jumlah electron maksimal setiap tingkat energi adalah 2 n2
Misalnya: pada tingkat energi 1, jumlah electron maksimalnya adalah 2 x 12 =
2, dst
a. Electron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan tertentu yang diperbolehkan
(lintasan yang ada), dan tidak boleh berada diantara dua lintasan. Pada keadaan
normal (tanpa pengaruh luar), electron menempati tingkat energi terendah.
Keadaan seperti itu disebut tingkat dasar.
b. Electron bisa berpindah dari suatu orbit lainnya. Apabila electron berpindah
dari kulit luar ke kulit yang lebih dalam, akan dibebaskan energi dan
sebaliknya akan menyerap energi.

Jika suatu atom dipanaskan atau disinari, electron akan menyerap energi dalam
bentuk foton cahaya yang sesuai sehingga berpindah ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Keadaan itu disebut keadaan tereksitasi.
Kelemahan Teori Atom Bohr
a. Melanggar asas-asas ketidakpastian Heisenberg karena electron mempunyai jari-
jari dan lintasan yang telah diketahui

20
b. Model atom Niels Bohr hanya dapat menerangkan spektrum dari atom atau ion
yang mengandung satu electron
c. Tidak dapat menjelaskan efek zeeman (tambahan garis-garis spektrum jika atom-
atom tereksitasi diletakan dalam bidang magnet).

D. Model Atom Mekanika Kuantum


1. Dualisme Partikel
Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel menyatakan
bahwa cahaya dan benda memperlihatkan sifatgelombang dan partikel. Konsep
utama dalam mekanika kuantum, dualitas menyatakan kekurangan konsep
konvensional seperti "partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan perilaku
objek kuantum.
Ide awal dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya dan benda
sejak 1600-an, ketika teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan oleh
Christiaan Huygens dan Isaac Newton.
Melalui hasil kerja Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya,
sekarang ini diterima bahwa seluruh objek memiliki sifat gelombang dan
partikel (meskipun fenomena ini hanya dapat terdeteksi dalam skala kecil,
seperti atom).
2. Prinsip Ketidakpastian
Adalah werner Heisenberg,fisikawan asal jerman (1901-1976) yang
mengajukan ide ini.selain dari teori ketidakpastian ini, Heisenberg juga berjasa
banyak bagi perkembangan teori kuantum. Misalnya,disertai doctornya
mengenai mekanika gelombang,yang diselesaikannya dalam usia 25 tahun.
Heisenberg berhasil merumuskan persamaan lain mekanika gelombang,sebuah
persamaan baru menggunakan matriks.Pada kemudian hari teorinya ini disebut
mekanika matriks.Berkat jasanya dalam perkembangan Teori Kuantum dan
Teori Fisika lainnya,werner Heisenberg dianugrahkan hadiah Nobel Fisika
tahun 1932.

21
Pada 1927, Heisenberg mengumumkan Teori Ketidakpatian. Isinya
adalah sebagai berikut;Ketika melakukan pengamatan terhadap posisi atau
kecepatan suatu objek, mustahil untuk mengukurnya secara akurat.
Ketidakpastian selalu akan muncul dalam pengamatan dan pengukuran dan
hasilnya tidak pernah melebihi seperempat konstanta Planck. Heisenberg’s
Uncertainty Principle [1927]
3. Model Atom Mekanika Kuantum
Sebelumnya kita sudah membalas tentang dualisme gelombang-partikel yang
menyatakan bahwa sebuah objek dapat berperilaku baik sebagai gelombang
maupun partikel. Dalam skala atomik, electron dapat kita tinjau sebagai gejala
gelombang yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah
electron diwakili oleh kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya
electron di dalam ruang.
Demi mendapatkan penjelasan yang dilengkap dan umum dari struktur atom,
prinsip dualism gelombang partikel digunakan. Disini gerak electron digambar
sebagai gejala gelombang. Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunkan
untuk menjelaskan gerak electron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang
menyatakan fungsi gelombang untuk electron. Model atom yang didasarkan pada
prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
Persamaan Schrodinger untuk electron di dalam atom dapat memberikan
solusi yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter
yang berbeda yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan
kuantum ini adalah bilangan kuantum utama,orbital,dan magnetik. Jadi,
gambaran electron di dalam atom diwakili oleh seperangkat bilangan kuantum
ini.

22
E. Struktur Elektron Atom Poliatomik
1. Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron-elektron pada
sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti partikel
elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal,
keadaan kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu
sebuah fungsi ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi
mekanika kuantum Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan
kecuali setelah adanya aksi pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa
dideteksi. Probabilitas aksi pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada
titik tertentu pada ruang adalah proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi
gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang
lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh
karena asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat
menempati sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu
orbital ke orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
Pengetahuan atas konfigurasi elektron atom-atom sangat berguna dalam
membantu pemahaman struktur tabel periodikunsur-unsur. Konsep ini juga
berguna dalam menjelaskan ikatan kimia yang menjaga atom-atom tetap
bersama.

23
2. Kelopak dan Subkelopak
Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan
pada model atom model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun
subkelopak walaupun sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-
sifat mekanika kuantum elektron. Berdasarkan asas larangan Pauli, sebuah
orbital hanya dapat menampung maksimal dua elektron. Namun pada kasus-
kasus tertentu, terdapat beberapa orbital yang memiliki aras energi yang sama
(dikatakan berdegenerasi), dan orbital-orbital ini dihitung bersama dalam
konfigurasi elektron.
Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang
memiliki bilangan kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-
orbital 3p, dan orbital-orbital 3d semuanya merupakan bagian dari kelopak
ketiga. Sebuah kelopak elektron dapat menampung 2n2 elektron; kelopak
pertama dapat menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan kelopak
ketiga 18 elektron, demikian seterusnya.
Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital yang
mempunyai label orbital yang sama, yakni yang memiliki nilai n dan l yang
sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu subkelopak, yang dapat
menampung enam elektron. Jumlah elektron yang dapat ditampung pada
sebuah subkelopak berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" dapat
menampung 2 elektron, subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10
elektron, dan subkelopak "f" 14 elektron.
Jumlah elektron yang dapat menduduki setiap kelopak dan
subkelopak berasal dari persamaan mekanika kuantum, [n 1]
terutama asas
larangan Pauli yang menyatakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu
atom yang bisa mempunyai nilai yang sama pada keempat bilangan
kuantumnya.
3. Asas Aufbau

24
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti
"membangun, konstruksi") adalah bagian penting dalam konsep konfigurasi
elektron awal Bohr. Terdapat maksimal dua elektron yang dapat diisi ke
dalam orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi
terendah diisi terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital
berenergi lebih tinggi.

Urutan pengisian orbital-orbital atom mengikuti arah panah.

Asas ini bekerja dengan baik (untuk keadaan dasar atom-atom) untuk 18
unsur pertama; ia akan menjadi semakin kurang tepat untuk 100 unsur sisanya.
Bentuk modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan
kaidah Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun
1936.[6][n 2]

a. Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l;


b. Apabila terdapat dua orbital dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang
pertama diisi adalah orbital dengan nilai n yang paling rendah.

Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital adalah sebagai


berikut:

1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p

25
Asas Aufbau dapat diterapkan, dalam bentuk yang dimodifikasi,
ke proton dan neutron dalam inti atom.
Tabel periodic

26
a. Kelemahan asas Aufbau

Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital
adalah tetap, baik untuk suatu unsur atau di antara unsur-unsur yang berbeda. Ia
menganggap orbital-orbital atom sebagai "kotak-kotak" energi tetap yang mana
dapat diletakkan dua elektron. Namun, energi elektron dalam orbital atom
bergantung pada energi keseluruhan elektron dalam atom (atau ion, molekul,
dsb). Tidak ada "penyelesaian satu elektron" untuk sebuah sistem dengan
elektron lebih dari satu, sebaliknya yang ada hanya sekelompok penyelesaian
banyak elektron, yang tidak dapat dihitung secara eksak [n 4] (walaupun terdapat
pendekatan matematika yang dapat dilakukan, seperti metode Hartree-Fock).

Ionisasi logam transisi

Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan


menghasilkan paradoks dalam kimia logam transisi.

Kalium dan kalsium muncul dalam tabel periodik sebelum logam


transisi, dan memiliki konfigurasi elektron [Ar] 4s1 dan [Ar] 4s2 (orbital 4s diisi
terlebih dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan kaidah Madelung,
karena orbital 4s memiliki nilai n+l = 4 (n = 4, l = 0), sedangkan orbital 3d n+l
= 5 (n = 3, l = 2).

Namun kromium dan tembaga memiliki konfigurasi elektron


[Ar] 3d5 4s1 dan [Ar] 3d10 4s1 (satu elektron melewati pengisian orbital 4s ke
orbital 3d untuk menghasilkan subkelopak yang terisi setengah). Dalam kasus
ini, penjelasan yang diberikan adalah "subkelopak yang terisi setengah ataupun
terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".

27
Paradoks akan muncul ketika elektron dilepaskan dari atom logam
transisi, membentuk ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan
berasal dari orbital 3d, melainkan dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika
senyawa kimia terbentuk. Kromium heksakarbonil dapat dijelaskan sebagai
atom kromium (bukan ion karena keadaan oksidasinya 0) yang dikelilingi enam
ligan karbon monoksida; ia bersifat diamagnetik dan konfigurasi atom pusat
kromium adalah 3d6, yang berarti bahwa orbital 4s pada atom bebas telah
bepindah ke orbital 3d ketika bersenyawa. Pergantian elektron antara 4s dan 3d
ini dapat ditemukan secara universal pada deret pertama logam-logam transisi. [n
5]

Fenomena ini akan menjadi paradoks hanya ketika diasumsikan bahwa


energi orbital atom adalah tetap dan tidak dipengaruhi oleh keberadaan elektron
pada orbital-orbital lainnya. Jika begitu, maka orbital 3d akan memiliki energi
yang sama dengan orbital 3p, seperti pada hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas
tidak demikian. Pengecualian kaidah Madelung lainnya

Terdapat beberapa pengecualian kaidah Madelung lainnya untuk unsur-


unsur yang lebih berat, dan akan semakin sulit untuk menggunakan penjelasan
yang sederhana mengenai pengecualian ini. Adalah mungkin untuk
memprediksikan kebanyakan pengecualian ini menggunakan perhitungan
Hartree-Fock, yang merupakan metode pendekatan dengan melibatkan efek
elektron lainnya pada energi orbital. Untuk unsur-unsur yang lebih berat,
diperlukan juga keterlibatan efek relativitas khusus terhadap energi orbital atom,
karena elektron-elektron pada kelopak dalam bergerak dengan kecepatan
mendekati kecepatan cahaya. Secara umun, efek-efek relativistik ini cenderung
menurunkan energi orbital s terhadap orbital atom lainnya.

Periode 5 Periode 6 Periode 7

28
Konfig
Konfigu
urasi Konfigurasi
Unsur Z Unsur Z Unsur Z rasi
elektro elektron
elektron
n

3 [Kr] 5 8 [Rn]
Itrium Lantanum [Xe] 6s2 5d1 Aktinium
9 5s2 4d1 7 9 7s2 6d1

5 [Xe] 9 [Rn]
Serium Torium
8 6s2 4f1 5d1 0 7s2 6d2

[Rn]
5 9
Praseodimium [Xe] 6s2 4f3 Protaktinium 7s2 5f2 6d
9 1 1

[Rn]
6 9
Neodimium [Xe] 6s2 4f4 Uranium 7s2 5f3 6d
0 2 1

[Rn]
6 9
Prometium [Xe] 6s2 4f5 Neptunium 7s2 5f4 6d
1 3 1

Samarium 6 [Xe] 6s2 4f6 Plutonium 9 [Rn]

29
2 4 7s2 5f6

6 9 [Rn]
Europium [Xe] 6s2 4f7 Amerisium
3 5 7s2 5f7

[Rn]
6 [Xe] 9
Gadolinium
2 7 1
Kurium 7s2 5f7 6d
4 6s 4f 5d 6 1

6 9 [Rn]
Terbium [Xe] 6s2 4f9 Berkelium
5 7 7s2 5f9

4 [Kr] 7 [Xe]
Zirkonium Hafnium
0 5s2 4d2 2 6s2 4f14 5d2

4 [Kr] 5s1 7 [Xe]


Niobium Tantalum
1 4d4 3 6s2 4f14 5d3

4 [Kr] 5s1 7 [Xe]


Molibdenum Tungsten
2 4d5 4 6s2 4f14 5d4

Teknesium 4 [Kr] Renium 7 [Xe]

30
3 5s2 4d5 5 6s2 4f14 5d5

4 [Kr] 5s1 7 [Xe]


Rutenium Osmium
4 4d7 6 6s2 4f14 5d6

4 [Kr] 5s1 7 [Xe]


Rodium Iridium
5 4d8 7 6s2 4f14 5d7

4 [Kr] 4d1 7 [Xe] 6s1 4f14


Paladium 0
Platinum
6 8 5d9

4 [Kr] 5s1 7 [Xe] 6s1 4f14


Perak Emas
7 4d10 9 5d10

4 [Kr] 8 [Xe]
Kadmium Raksa
8 5s2 4d10 0 6s2 4f14 5d10

[Kr] [Xe]
4 8
Indium 5s2 4d10 Talium 6s2 4f14 5d10
9 1
5p1 6p1

31
F. Sistem Periodik Unsur
1. Konfigurasi Electron dan Tabel Periodik
Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan system periodik
unsur. Seperti telah kalian ketahui bahwa sifat-sifat unsure sangat tergantung
pada jumlah elektron valensinya. Jika jumlah elektron luar yang mengisi orbital
dalam subkulit sama dengan bilangan kuantum utama (n), maka atom unsur
tersebut pasti terletak pada golongan yang sama (selain yang berbentuk ion).
Sedangkan nilai n (bilangan kuantum utama) yang terbesar menunjuk nomor
periode unsur tersebut dalam sistem periodic unsur. Misal konfigurasi elektron
unsur K sebagai berikut:

19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1.

Nilai n terbesar adalah 4, maka K menempati periode 4.

Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan


konfigurasi elektron, perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang
menempati kulit yang sama.

a. Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati
subkulit s atau subkulit s dan p.
b. Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati
subkulit s dan d.
c. Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak
mempunyai golongan.

Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka akan diketahui
adanya hubungan antara konfigurasi electron atom unsur-unsur dengan sistem
periodik, baik mengenai golongan maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan

32
bahwa sistem periodik dapat digunakan untuk meramalkankonfigurasi elektron
atom unsur-unsur.

Pembagian unsur-unsur menurut blok s , p, d, dan f


Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Sistem

Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat


dikelompokan unsur-unsur tersebut dalam blok berikut.

a. Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s


terletak pada golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He. Unsur-unsur ini

33
merupakan logam yang reaktif. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx,
maka unsure tersebut terletak pada golongan xA.
b. Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p,
terdapat dalam golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-
unsur ini meliputi logam, metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron
terluar adalah npy, maka unsure tersebut terletak pada golongan (2 + y)A.
c. Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur transisi, yaitu
golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi
elektron terluar adalah nsx (n􀀐d)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan
(x + z)B. Jika:
a. x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB;
b. x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;
c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.
d. Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini
disebut juga golongan transisi dalam.

2. Sifat-Sifat Periodik Unsur

34
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan
letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara
periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.

a. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan
menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran
jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang
berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung
semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin
kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin
kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron
semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama
sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.
b. Energi ionisasi
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang
mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi
seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan
energi. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di
namakan energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan
proton gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari
kecil) Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron
semakin besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar.
Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya tarik menarik elektron dengan inti
lebih kecil (jari-jarinya semakain besar). Akibatnya, energi untuk melepaskan
elektron terluar relatif lebih kecil berarti energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah),

35
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.Unsur-unsur yan
seperiode : energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena
makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat. Kecuali,unsur-unsur golongan II A
memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A dan energi
ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
c. Keelektronegatifan
Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron
dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik
dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom.
Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin ke bawah
makin kecil, karena gaya taik-menarik inti makin lemah. Unsur-unsur bagian
bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.Unsur-unsur yang
seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin besar.keelektronegatifan
terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsur-unsur halogen).
Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F) yakni 4,0, dan harga
terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi
( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati
unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan
oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung
melepaskan elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom
yang diikat bergantung pada elektron valensinya.

d. Sifat Logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta
dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut
diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam,

36
dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang.
Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-
unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan
dengan tangga diagonal bergaris tebal.
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam
menunjukkan sifat ganda.
e. Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system
periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan
elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin
kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.
Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau
menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan
menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak
rekatif. Kecenderungan berbagai sifat periodik unsur-unsur periode ketiga
diberikan pada gambar di bawah ini
f. Afinitas Elektron
Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila
suatu atom menerima elektron.
Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan
elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan
tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka
proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya
dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron
daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai
afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.

37
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil
dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah
menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit
menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

38
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom
beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang
bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Model atom Dalton memiliki kelebihan yaitu mulai membangkitkan
minat terhadap penelitian mengenai model atom. Namun terdapat pula
kelemahan yaitu teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat
menghantarkan arus listrik.
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam
interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan
suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.

B. Saran
Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami
berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan
semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika
ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih
telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.

39
DAFTAR PUSTAKA

http://www.danielnugroho.com/science/prinsip-ketidakpastian-heisenberg/...
( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

https://id.wikipedia.org/wiki/Dualitas_gelombang-partikel... ( diakses tanggal 16


Februari 2020 )

http://ardyansyah10.co.id/2014/03/struktur-atom-sistem-periodik-dan.html...
( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

www.googleimage.com... ( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

https://id.wikipedia.orf/wiki/partikel_dasar... ( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

https://marisahintya.wordpress.com... ( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

www.academia.edu... ( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

https://ekaaidha.wordpress.com... ( diakses tanggal 16 Februari 2020 )

40

Anda mungkin juga menyukai